Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM PEMERINTAHAN

DOSEN PENGAMPU
Lubis, S.Sos., M.A

DI SUSUN OLEH

Andi Lisda (02022003)


Chelsea Sundari Syamsul (022022005)

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA PALOPO

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan
makalah yang berjudul “Sistem Pemerintahan” dapat selesai seperti waktu yang
telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan  penyusun, makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas. Makalah ini membahas tentang “ Sistem
Pemerintahan”.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.

Palopo, Desember 2022

     Penyusun   

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemerintahan......................................................................3
B. Organisasi Sistem Pemerintahan Negara..............................................4
C. Macam – Macam Sistem Pemerintahan Negara...................................5
D. Sistem Pemerintahan Indonesia............................................................8
E. Lembaga –Lembaga Negara.................................................................9
F. Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia...............................................12
G. Sistem Pemelihanh Umum Indonesia...................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................14
B. Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu
kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan
separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat
ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang
kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan
mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan
berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk
memprotes hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan
masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas,
menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan,
ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontiniu dan
demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam
pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit
negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu
relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari
rakyatnya itu sendiri. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka
penulis memberi judul “Sistem  Pemerintahan  Indonesia”
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Sistem Pemerintahan.
2. Organisasi Sistem Pemerintahan Negara.
3. Macam-macam Sistem Pemerintahan Negara.
4. Sistem Pemerintahan Indonesia.
5. Lembaga-lembaga Negara
6. Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia
7. Sistem Pemilihan Umum Indonesia

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem Pemerintahan.
2. Pengelompokkan Sistem Pemerintahan.
3. Mengetahui Pelaksanaan Sistem pemerintahan Negara Indonesia.
4. Mengetahui Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia.
5. Mengetahui Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia.
6. Mengetahui Lembaga-lembaga Negara.
7. Mengetahui Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia.
8. Mengetahui Sistem Pemilihan Umum Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemerintahan
Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang
mempunyai hubungan fungsional terhadap keseluruhan. Dengan demikian
dalam usaha ilmiah sistem adalah suatu tatanan atau susunan yang berupa
suatu struktur yang terdiri dari bagian-bagian atau komponenyang berkaitan
antara satu dengan lainnya secara teratur dan terencana untuk mencapai suatu
tujun. Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah segala bentuk kegiatan
atau aktifitas penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh organ-organ negara
yang mempunyai otoritas atau kewenangan untuk menjalankan kekuasaan.
Pengertian pemerintahan seperti ini mencakup kegiatan atau aktifitas
penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif maupun
yudikatif. Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah aktivitas atau kegiatan
yang diselenggarakan oleh fungsi eksekutif, presiden ataupun perdana
menteri, sampai dengan level birokrasi yang paling rendah tingkatannya. Dari
dua pengertian tersebut, maka dalam melakukan pembahasan mengenai
pemerintahan negara titik tolak yang dipergunakan adalah dalam konteks
pemerintahan dalam arti luas. Yaitu meliputi pembagian kekuasaan dalam
negara, hubungan antar alat-alat perlengkapan negara yang menjalankan
kekuasaan tersebut.
Dengan demikian, jika pengertian pemerintahan tersebut dikaitkan dengan
pengertian sistem, maka yang dimaksud dengan sistem pemerintahan adalah
suatu tatanan atau susunan pemerintahan yang berupa suatu struktur yang
terdiri dari organ-organ pemegang kekuasaan di dalam negara dan saling
melakukan hubungan fungsional di antara organ-organ tersebut baik secara
vertikal maupun horisontal untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
Jadi, sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga
negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negaradalam
mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan. Tujuan
pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan

3
negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
B. Organisasi Sistem Pemerintahan Negara
1) Organisasi Pemerintahan Dalam Garis Horizontal
Menurut konsep trias politica kekuasaan didalam negara dapat di bagi
menjadi tiga cabang kekuasaan utama, yaitu:
a) kekuasaan legislatif : kekuasaan untuk membentuk undang-undang.
b) kekuasaan eksekutif : kekuasaan untuk menjalankan undang-undang.
c) kekuasaan yudikatif : kekuasaan untuk melaksanakan peradilan.
Kekuasaan ini dilakukan oleh badan-badan peradilan dengan susunan
bertingkat-tingkat sesuai dengan kewenangan masing-masing tingkat dan
berpuncak pada Mahkamah Agung.
2) Organisasi Sistem Pemerintahan Dalam Garis Vertikal
Menurut Kranenburg kedua satuan pemerintahan yang lebih rendah
dibawah pemerintah pusat, baik yang terdapat di negara kesatuan maupun
serikat, masing-masing mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lain bedasarkan hukum positif, yaitu :
a) negara bagian yang terdapat di dalam Negara Serikat memiliki
wewenang untuk membentuk UUD sendiri serta mempunyai wewenang
untuk membentuk organisasi sendiri dalam rangka dan batas-batas
konstitusi federal. Sedangkan dalam negara Kesatuan organisasi bagian-
bagian negara (pemerintah daerah) secara garis besar telah ditetapkan
oleh pembentuk undang-undang pusat.
b) dalam negara federal (serikat), wewenang membentuk Undang-undang
Pusat untuk bidang tertentu telah diperinci satu persatu dalam konstitusi
federal.               

     

4
C. Macam-Macam Sistem Pemerintahan Negara
Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:
1) Sistem pemerintahan parlementer.
Pada prinsipnya sistem pemerintahan parlementer menitik beratkan
pada hubungan antara organ negara pemegang kekuasaan eksekutif dan
legeslatif. Sistem ini merupakan sisa-sisa peninggalan sistem
pemerintahan dalam arti paling luas yakni morankhi. Dikatakan demikian
karena kepala negara apapun sebutanya mempunyai kedudukan yang tidak
dapat di ganggu gugat. Sedangkan penyelenggara pemerintah sehari-hari
diserahkan kepada menteri.
a) Ciri-Ciri Sistem pemerintahan parlementer.
 Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang
anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.
Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan
lembaga legislatif.
 Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang
memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam
pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan
memiliki kekuasaan besar di parlemen.
 Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana
menteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh
parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini,
kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.
 Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan
sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini
berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen dapat menjatuhkan kabinet
jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak percaya
kepada kabinet.
 Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala
pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara

5
adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara
monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia
hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara.
 Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka
presiden atau raja atas saran dari perdana menteri dapat
membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum
lagi untuk membentukan parlemen baru.
b) Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer
 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah
terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini
karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai
atau koalisi partai.
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan
publik jelas.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet
sehingga kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan
pemerintahan.
c) Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer
 Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada
mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet
dapat dijatuhkan oleh parlemen.
 Kelangsungan kedudukan kabinet tidak bisa ditentukan berakhir
sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat
bubar.
 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para
anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai
meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan
partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan

6
manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif
lainnya.
2) Sistem pemerintahan Presidensial
Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif
memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak
berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan
parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah.
a) Ciri-Ciri Sistem pemerintahan Presidensial.
 Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih
oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan
majelis.
 Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet
bertangungjawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab
kepada parlemen atau legislatif.
 Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu
dikarenakan presiden tidak dipilih oleh parlemen.
 Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem
parlementer.
 Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga
perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
 Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.
b) Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial.
 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung
pada parlemen.
 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu
tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah
empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima tahun.
 Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka
waktu masa jabatannya.

7
 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif
karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen
sendiri.
c) Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial.
 Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga
dapat menciptakan kekuasaan mutlak.
 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
 Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-
menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi
keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.
D. Sistem Pemerintahan Indonesia
1) Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS
Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem
Pemerintah Parlementer yang tidak murni. Pasal 118 konstitusi RIS antara
lain :
a) Presiden tidak dapat di ganggu gugat.
b) Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintah.
Ketentuan pasal tersebut menunjukkan bahwa RIS mempergunakan
sistem pertanggung jawaban menteri.
2) Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUDS 1950
UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan
seperti yang diatur dalam konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950
dinyatakan :
a) Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat
b) Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-
masing untuk bagiannya sendiri-sendiri.

8
3) Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum diamandemen
a) Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.
b) DPR sebagai pembuat UU.
c) Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.
d) DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.
e) MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.
f) BPK pengaudit keuangan.
4) Sistem Pemerintahan setelah amandemen
a) MPR bukan lembaga tertinggi lagi.
b) Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang
dipilih oleh rakyat.
c) Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
d) Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
e) Kekuasaan Legislatif Lebih Dominan.
Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan
republik adalah suatu pemerintahan dimana seluruh atau sebagian rakyat
memegang kekuasaan yang tertinggi di dalam negara. Oleh karena itu,
kadaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-
undang dasar.
E. Lembaga – Lembaga Negara
1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
MPR tugas wewenangnya adalah mengubah dan menetapkan UUD
1945, disamping itu wewenang dan tugas lainnya adalah melantik Presiden
dan Wakil presiden berdasar hasil pemilu. 
2) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. DPR
terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih
melalui pemilihan umum. DPR dianggap sebagai salah satu lembaga yang
paling korup di Indonesia.

9
3) Dewan Perwakilan Daerah (DPD)    
Sebelum 2004 disebut Utusan Daerah, adalah lembaga tinggi negara
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan
perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum.
DPD memiliki fungsi:
a) Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan
yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu
b) Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu.
4) Presiden dan Wakil Presiden
Sebagai konsekuensi dari sistem pemerintahan Indonesia yang menganut
presidensiil , maka presiden memiliki dua kekuasaan sekaligus yaitu sebagai
kepala pemerintahan (eksekutif) dan sebagai kepala negara.
Wewenang, kewajiban, dan hak Presiden antara lain:
a) Sebagai kepala pemerintahan (UUD 1945 pasal 4 ayat 1).
b) Mengangkat menteri.
5) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
BPK adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga
yang bebas dan mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah,
dan diresmikan oleh Presiden. Hasil pemeriksaan keuangan negara
diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD.
6) Mahkamah Agung (MA)
Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman
bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh
cabang-cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan
peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha

10
negara. Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan wewenang
MA adalah:
a) Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh Undang-Undang
b) Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi
c) Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberikan grasi dan
rehabilitasi.
7) Komisis Yudisial (KY)
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU
no 22 tahun 2004 yang berfungsi mengawasi perilaku hakim dan
mengusulkan nama calon hakim agung. Komisi Yudisial berwenang
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim.
Tugas Komisi Yudisial = Mengusulkan Pengangkatan Hakim Agung,
dengan tugas utama:
a) Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung
b) Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung
c) Menetapkan calon Hakim Agung
d) Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR
e) Menjaga dan Menegakkan Kehormatan, Keluhuran Martabat Serta
Perilaku Hakim.
8) Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman
bersama-sama dengan Mahkamah Agung. Pasal 24 ayat (2) UUD 1945
menyatakan, Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah
Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah

11
Konstitusi. Dengan demikian, Mahkamah Konstitusi adalah suatu lembaga
peradilan, sebagai cabang kekuasaan yudikatif, yang mengadili perkara-
perkara tertentu yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan UUD
1945.
9) Bank Sentral
Bank Sentral Indonesia adalah Bank Indonesia (BI), yang merupakan
lembaga negara independent, bebas dari campur tangan pemerintah dan
pihak lain dalam menjalankan tugasnya.  Tujuan Bank Sentral adalah
mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. BI memiliki wewenang :
a) Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi
b) Melakukan pengendalian moneter
c) Melaksanakan kebijakan nilai tukar
d) Mengelola cadangan devisa
10) Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Lembaga ini berfungsi sebagai penyelenggara pemilihan umum, bersifat
nasional, tetap, dan mandiri. Terdiri dari KPU pusat, KPU provinsi, dan
KPU kota. Anggota KPU pusat sebanyak 7 orang, KPU provinsi 5 orang,
dan KPU kabupaten juga 5 orang. Masa jabatan KPU semua jenjang 5 tahun
terhitung sejak mengucapkan sumpah atau janji. 
F. Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah daerah-daerah
provinsi. Daerah provinsi dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota.
Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur dalam undang-undang.
Jadi Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah yang
dilakukan oleh pemerintah daerahdan DPRDmenurut asa otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
NKRI sebagai yang dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintahan Daerah
Provinsi terdiri atas Pemerintah Daerah Provinsi dan DPRD Provinsi, dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota terdiri atas Pemerintah Daerah

12
kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota. Pimpinan pemerintah daerah
provinsi adalah gubernur, kabupaten bupati, dan kota adalah wali kota.
G. Sistem Pemilihan Umum Indonesia
Pemilu di Indonesia sejak pertama kali diadakan pada tahun 1995 adalah
untuk memilih anggota legislatif untuk memilih anggota legislatif, yang
sekarang disebut pemilu legislatif untuk memilih anggota DPR,DPD, dan
DPRD, baik DPRD provinsi kabupaten maupun kota. Sejak tahun 2004
pemilu dilakukan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, dan beberapa
tahun kemudian pemilu juga untuk memilih Gubernur, Bupati, dan wakil
walikota. Pemilu inilah kemudian disebut dengan pemilu eksekutif.
Tahapan Penyelenggara pemilu legislatif sebagaimana diatur UU. No. 10
Tahun 2008 meliputi :
a) Pemuthakiran data dan penyusunan daftar pemilih
b) Pendaftaran peserta pemilu
c) Penetapan peserta pemilu
d) Penetapan jumlah kursi dan daerah pemilihan
e) Pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi atau daerah
f) Masa kampanye
g) Masa tenang
h) Pemungutan dan penghitungan suara
i) Penetapan hasil pemilu
j) Pengucapan janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi atau daerah

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga
yang bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju
tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam
suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif,
legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain
seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.
Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu
presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan
presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan
eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat
pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif
berada diluar pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya adalah
presidensial.
Dalam sistem pemerintahan negara republik, lebaga-lembaga negara itu
berjalan sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem
pemerintahan negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-
prinsip yang berbeda.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak
kekurangan dan jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan
saran  yang bersifat membangun sangat lah penulis harapkan terutama dari
bapak dosen pembimbing dan rekan pembaca sekalian demi kesempurnaan
makalah ini dimasa mendatang, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita
semua dan menambah wawasan kita.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muthali’in, Achmad 2012 Bahan Ajar PLPG Pendalaman Materi Bidang Studi
PKN SD Surakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pemerintahan

http://www.triwahyu.web.id/2012/sistem-pemerintahan-indonesia.html

http://41707011.blog.unikom.ac.id/sistem-pemerintahan.1ay

15

Anda mungkin juga menyukai