Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

MAKALAH

AHMAD SAPUTRA

NIM:03180007

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SISTEM
PEMERINTAHAN INDONESIA tepat waktu.

Makalah SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA disusun guna memenuhi


tugas dosen pada mata kuliah Sistem Pemerintahan di Universitas Jakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak M.


NOERZAMAN, S.H., M.Sc.P.H. selaku dosen. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 15 Januari 2021

Ahmad Saputra

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………..1

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………...2


1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………..2
1.3. Manfaat dan Tujuan …………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………...3

2.1. Pengertian Pemerintahan ……………………………………………………..3


2.2. Organisasi Sistem Pemerintahan Negara…………………..……………..…..4
2.3. Macam-macam Sistem Pemerintahan Negara ……………………………….5
2.4. Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementerdan Presidensial ………………5
2.5. Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementerdan Presidensial ………….…6
2.6. Sistem Pemerintahan Indonesia ………………………………………….…..7
2.7. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan Indonesia ………………..8

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….…….9

3.1. Kesimpulan …………………………………………………………….……...9


3.2. Saran …………………………………………………………………….….....9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan
negara. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem
pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem
pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis.
Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu
akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk
memprotes hal tersebut..

Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga
tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan
yang kontiniu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam
pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang
bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh..

Secara sempit sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk


menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif
lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis memberi judul“
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA‘’..

1
1.2. RUMUSAN MASALAH

Agar perumusan masalah ini tidak meluas maka penulis perlu membatasi ruang
lingkup masalah Sistem Pemerintahan ini adalah sebagai berikut :

1. Pengertian Sistem Pemerintahan


2. Organisasi Sistem Pemerintahan Negara
3. Macam-macam Sistem Pemerintahan Negara
4. Kelebihan dan kekurangan Sistem Parlementer
5. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Presidensial
6. Kelebihan dan kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia

1.3. MANFAAT DAN TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa manfaat dan tujuan
penulisan penting sebagai berikut:

1. Menjelaskan pengertian Sistem Pemerintahan


2. Menjelaskan Organisasi Sistem Pemerintahan Negara
3. Menjelaskan Macam-macam Sistem Pemerintahan Negara
4. Menjelaskan Kelebihan dan kekurangan Sistem Parlementer
5. Menjelaskan Kelebihan dan Kekurangan Sistem Presidensial
6. Menjelaskan Kelebihan dan kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN PEMERINTAHAN

Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai
hubungan fungsional terhadap keseluruhan. Dengan demikian dalam usaha ilmiah sistem
adalah suatu tatanan atau susunan yang berupa suatu struktur yang terdiri dari bagian-
bagian atau komponenyang berkaitan antara satu dengan lainnya secara teratur dan
terencana untuk mencapai suatu tujun. Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah
segala bentuk kegiatan atau aktifitas penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh organ-
organ negara yang mempunyai otoritas atau kewenangan untuk menjalankan kekuasaan.
Pengertian pemerintahan seperti ini mencakup kegiatan atau aktifitas penyelenggaraan
negara yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Dalam arti yang
sempit, pemerintahan adalah aktivitas atau kegiatan yang diselenggarakan oleh fungsi
eksekutif, presiden ataupun perdana menteri, sampai dengan level birokrasi yang paling
rendah tingkatannya. Dari dua pengertian tersebut, maka dalam melakukan pembahasan
mengenai pemerintahan negara titik tolak yang dipergunakan adalah dalam konteks
pemerintahan dalam arti luas. Yaitu meliputi pembagian kekuasaan dalam negara,
hubungan antar alat-alat perlengkapan negara yang menjalankan kekuasaan tersebut.

Dengan demikian, jika pengertian pemerintahan tersebut dikaitkan dengan pengertian


sistem, maka yang dimaksud dengan sistem pemerintahan adalah suatu tatanan atau
susunan pemerintahan yang berupa suatu struktur yang terdiri dari organ-organ pemegang
kekuasaan di dalam negara dan saling melakukan hubungan fungsional di antara organ-
organ tersebut baik secara vertikal maupun horisontal untuk mencapai suatu tujuan yang
dikehendaki. Jadi, sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-
lembaga negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negaradalam
mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan. Tujuan pemerintahan negara
pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara. Misalnya, tujuan
pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk

3
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

2.2. ORGANISASI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

Organisasi Sistem Pemerintahan Negara dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Organisasi Pemerintahan Dalam Garis Horizontal


Menurut konsep trias politica kekuasaan didalam negara dapat dibagi menjadi
tiga cabang kekuasaan utama, yaitu:
a. kekuasaan legislatif : kekuasaan untuk membentuk undang-undang;
b. kekuasaan eksekutif : kekuasaan untuk menjalankan undang-undang;
c. kekuasaan yudikatif : kekuasaan untuk melaksanakan peradilan

Kekuasaan ini dilakukan oleh badan-badan peradilan dengan susunan bertingkat-


tingkat sesuai dengan kewenangan masing-masing tingkat dan berpuncak pada
Mahkamah Agung.

2. Fungsi agregasi Organisasi Sistem Pemerintahan Dalam Garis Vertikal


Menurut Kranenburg kedua satuan pemerintahan yang lebih rendah dibawah
pemerintah pusat, baik yang terdapat di negara kesatuan maupun serikat, masing-
masing mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain
bedasarkan hukum positif, yaitu :
a. Negara bagian yang terdapat di dalam Negara Serikat memiliki wewenang
untuk membentuk UUD sendiri serta mempunyai wewenang untuk
membentuk organisasi sendiri dalam rangka dan batas-batas konstitusi
federal. Sedangkan dalam negara Kesatuan organisasi bagian-bagian negara
(pemerintah daerah) secara garis besar telah ditetapkan oleh pembentuk
undang-undang pusat.
b. Dalam negara federal (serikat), wewenang membentuk Undang-undang Pusat
untuk bidang tertentu telah diperinci satu persatu dalam konstitusi
federal.

4
litik, sikap-sikap dan etika politik yang berlaku atau yang dianut oleh suatu
Negara;

2.3. MACAM-MACAM SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA


Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:
a. Sistem pemerintahan parlementer
Pada prinsipnya sistem pemerintahan parlementer menitik beratkan pada
hubungan antara organ negara pemegang kekuasaan eksekutif dan legeslatif.
Sistem ini merupakan sisa-sisa peninggalan sistem pemerintahan dalam arti
paling luas yakni morankhi. Dikatakan demikian karena kepala negara apapun
sebutanya mempunyai kedudukan yang tidak dapat di ganggu gugat. Sedangkan
penyelenggara pemerintah sehari-hari diserahkan kepada menteri.
b. Sistem pemerintahan Presidensial
Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif memiliki
kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara
langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh
rakyat secara terpisah.

2.4. KELEBIHAN SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER DAN


PRESIDENSIAL
Kelebihan siistem pemerintahan parlementer dan presidensial yaitu sebagai berikut:
a. Sistem pemerintahan parlementer
1. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena
kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai;
2. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik
jelas;
3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga
kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

5
b. Sistem pemerintahan presidensial
1. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada
parlemen;
2. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun,
Presiden Indonesia adalah lima tahun;
3. Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu
masa jabatannya;
4. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena
dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

2.5. KEKURANGAN SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER DAN


PRESIDENSIAL
Kelebihan siistem pemerintahan parlementer dan presidensial yaitu sebagai berikut:
a. Sistem pemerintahan parlementer
1. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
parlemen.
2. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
parlemen.
3. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
parlemen.
4. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
parlemen.
b. Sistem pemerintahan presidensial
1. Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak;
2. Sistem pertanggungjawaban kurang jelas;

6
3. Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar
antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas
dan memakan waktu yang lama.

2.6. SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA


Sistem pemerintahan Indonesia dari waktu ke waktu yaitu sebagai berikut:
1. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS
Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem Pemerintah
Parlementer yang tidak murni. Pasal 118 konstitusi RIS antara lain :
a. Presiden tidak dapat di ganggu gugat;
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintah;

Ketentuan pasal tersebut menunjukkan bahwa RIS mempergunakan sistem


pertanggung jawaban menteri.

2. Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUDS 1950


UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti
yang diatur dalam konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan :
a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat;
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-
masing untuk bagiannya sendiri-sendiri.
3. Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum diamandemen
Dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR;
b. DPR sebagai pembuat UU;
c. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan;
d. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan;
e. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan;
f. BPK pengaudit keuangan.
4. Sistem Pemerintahan setelah amandemen
Dengan ciri-ciri sebagai berikut:

7
a. MPR bukan lembaga tertinggi lagi;
b. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD
yang dipilih oleh rakyat;
c. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat;
d. Presiden tidak dapat membubarkan DPR;
e. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.

Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan


republik adalah suatu pemerintahan dimana seluruh atau sebagian rakyat
memegang kekuasaan yang tertinggi di dalam negara. Oleh karena itu,
kadaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-
undang dasar.

2.7. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM PEMERINTAHAN


INDONESIA
Kelebihan dan kekurangan sistem Sistem pemerintahan Indonesia yaitu sebagai
berikut:
a. Kelebihan
1. Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR;
2. Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak
dibayangi krisis kabinet;
3. Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR
b. Kekurangan
1. Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di
tangan Presiden;
2. Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif
presiden;
3. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh;
4. Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian

8
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja


dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan
penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi
empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu,
terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.

Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial
dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam sistem
parlementer, badan eksekutif mendapat pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya,
apabila badan eksekutif berada diluar pengawasan legislatif maka sistem
pemerintahannya adalah presidensial.

Dalam sistem pemerintahan negara republik, lebaga-lembaga negara itu berjalan


sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara
monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.

3.2. SARAN

Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak kekurangan dan


jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat lah penulis harapkan terutama dari bapak dosen pembimbing dan
rekan pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang, semoga
makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan menambah wawasan kita.

9
DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku :

Abdul Latif dan Hasbi Ali, Politik Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2010 Abdu

Peraturan perundang-undangan :

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan


Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan


Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerahl kadir Muhammad,
Ilmu dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004

iii

Anda mungkin juga menyukai