Disusun oleh:
1. Firdianti Romadani Octaviani (05040423075)
2. Ignatius Richard P.L (05040423079)
3. M. Ilyas Abdul Rosyid (05040423084)
4. Muhammad Khafi Azmi Azudin (05040423090)
5. Aliyah Rahma Shafira (05040423108)
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makala ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makala ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
Penyusun
PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........
PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB 1
PENDAHULUAN
kekuasaan pertama yang mencerminkan kedaulatan rakyat. Dalam negara-negara modern (modern states),
interaksi mendasar antar lembaga negara termasuk fungsi legislasi diatur oleh konstitusi. Pola pengaturan
fungsi legislasi ditentukan oleh pola hubungan antara eksekutif dan legislatif dan hubungan itu sangat
ditentukan oleh corak sistem pemerintahan. Sebagai sebuah negara modern, Indonesia merupakan salah satu
negara yang pernah menganut dua model sistem pemerintahan, yaitu sistem pemerintahan parlementer dan
sistem presidensial.
Sistem Pemerintahan dapat diartikan sebagai suatu struktur yang terdiri dari fungsi fungsi
legislatif, eksekutif dan yudikatif yang saling berhubungan, bekerja sama dan mempengaruhi satu sama lain.
Secara demikian sistem pemerintahan adalah cara kerja lembaga-lembaga negara satu sama lainnya. Menurut
Jimly Asshidiqie, sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu sistem hubungan antara lembaga lembaga
negara. Sedangkan menurut Sri Soemantri sistem Pemerintahan adalah hubungan antara lembaga legislatif
dan eksekutif. Ismail Suny mempunyai pendapat bahwa sistem pemerintahan adalah suatu sistem tertentu
yang menjelaskan bagaimana hubungan antara alat-alat perlengkapan negara yang tertinggi di suatu negara.
Berkaitan dengan sistem pemerintahan, pada umumnya dibedakan kedalam dua sistem utama, yaitu sistem
presidensiil dan parlementer, diluar kedua sistem tersebut merupakan sistem campuran atau kuasa parlemnter
presidensiil itu mempunyai ciri-ciri yang khas sebagaimana dianut di Amerika Serikat. Pertama, sistem itu
didasarkan atas asas pemisahan kekuasaan. Kedua, tidak ada pertanggungjawaban bersama antara Presiden
sebagai pemimpin eksekutif dengan anggota anggotanya. Anggota-anggota yang bernama menteri itu
PAGE \* MERGEFORMAT 2
sepenuhnya bertanggung jawab kepada Presiden. Ketiga, Presiden tidak dapat membubarkan DPR dan
keempat, Presiden itu dipilih oleh Dewan Pemilih. Jadi ini sistem pemerintahan presidensiil sebagaimana
berlaku di Amerika Serikat lalu bagaimana dengan sistem pemerintahan presidensiil di Indonesia.
1.3 Tujuan
1. Diharapkan mahasiswa mengerti tentang kekuasaan legislatif
2. Mengetahui fungsi dan kekuasaan legislatif
3. Mengetahui tugas dan macam-macam kekuasaan legislatif
PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB 2
PEMBAHASAN
PAGE \* MERGEFORMAT 2
UUD 1945 kekuasaan membentuk undang-undang berada di tangan DPR, sedangkan Presiden
hanya mengesahkan rancangan undang-undang yang telah dibahas bersama dengan Dewan
Perwakilan Rakyat.
2. Dengan diberikannya kekuasaan membentuk undang-undang kepada Dewan Perwakilan
Rakyat, maka kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat baik dari aspek politik maupun yuridis
menjadi semakin kuat untuk menjaga sistem check and balances dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
Analisis aktualisasi fungsi fungsi lembaga legislatif (DPR) menurut Priyatmoko dalam
Budiardjo dan Ibrahim (1995), dimulai dengan mengklarifikasi fungsi-fungsi legislatif dalam tiga
bentuk yaitu representasi, pembuatan kebijakan dan pembentukan legitimasi. Fungsi representasi
menunjukkan seberapa besar keanekaragaman itu terefleksi dalam DPR; apakah tidak ada kelompok
yang sengaja atau tidak sengaja terbatasi atau tercegah aksesnya untuk masuk dan memanfaatkan
lembaga ini; atau bagaimana komunikasi para wakil rakyat dengan masyarakat merupakan contoh-
contoh pertanyaan yang harus dijawab untuk menggambarkan dan menakar pelaksanaan fungsi
representasi ini. Pembuatan keputusan merupakan fungsi badan perwakilan rakyat saat dihadapkan
pada berbagai masalah (khususnya masalah-masalah pembangunan dan konflik kepentingan di dalam
masyarakat) demi terwujudnya kesejahteraan bersama atau tujuan bersama yang disepakati. Ukuran
pelaksanaan fungsi ini dapat dilihat dari kemampuan lembaga ini mengantisipasi perkembangan
masa depan, mengindentifikasi problem-problem utama, dan merumuskan persepsi untuk
mengatasinya serta kemampuannya menjadi mediasi penyelesaian berbagai konflik secara damai.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
1. Pembuatan Undang-Undang: Legislatif bertanggung jawab untuk mengusulkan,
membahas,
dan mengesahkan undang-undang yang mengatur berbagai aspek kehidupan dalam negara.
2. Pengawasan Pemerintah: Legislatif memonitor kinerja pemerintah dan dapat melakukan
penyelidikan terhadap tindakan atau kebijakan pemerintah yang dianggap tidak sesuai
dengan hukum atau kepentingan publik.
3. Anggaran Negara: Legislatif berperan dalam menetapkan anggaran negara, termasuk alokasi
dana untuk berbagai program dan proyek pemerintah.
4. Persetujuan dan Konfirmasi: Legislatif sering kali harus memberikan persetujuan atau
konfirmasi untuk pengangkatan pejabat penting, perjanjian internasional, atau keputusan-
keputusan penting lainnya.
5. Representasi Rakyat: Legislatif mewakili suara dan kepentingan rakyat dengan
mendengarkan keluhan, saran, dan aspirasi mereka.
6. Pemberian Imunitas: Legislatif dapat memberikan imunitas kepada anggota legislatif dalam
beberapa kasus, sehingga mereka tidak dapat dihukum atas tindakan atau pernyataan yang
mereka lakukan dalam kapasitas resmi.
Tugas-tugas ini berbeda-beda di setiap negara, tergantung pada sistem politik dan
konstitusi yang berlaku.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
b. Fungsi Anggaran adalah fungsi di mana berperan sebagai pemegang kekuasaan untuk
menetapkan APBN yang diajukan oleh Presiden.
c. Fungsi Pengawasan merupakan fungsi dari DPR yang memiliki peran untuk mengawasi
jalannya pemerintahan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
PAGE \* MERGEFORMAT 2
memastikan bahwa undang-undang yang dihasilkan berkualitas, adil, dan sesuai
dengan kebutuhan dan aspirasi rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, Yuni. LEMBAGA LEGISLATIF REPUBLIK INDONESIA DALAM PERSPEKTIF SIYASAH DUSTURIYYAH
(Analisis terhadap Fungsi Legislasi, Pengawasan, dan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia). (Bengkulu: e-Respository Perpustakaan, 2021)
Andi Gau Kadir, Jurnal Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Indonesia 1 (1), 35-40, 2016
PAGE \* MERGEFORMAT 2