Anda di halaman 1dari 12

“SISTEM KETATA NEGARAAN DI INDONESIA

SEBELUM REFORMASI”

Prodi :

Semester :

Dosen Pengampu :

AHMAD HUSAIRI, S.H., M.H


Disusun Oleh : Kelompok I

ISMAIL
M. ANHAR
DERY ARIANTORO
RIDHO ARMANDO
ARIF GUNAWAN
YOGI RIZKI RAMADHAN
AFRIO HANDOKO
LILIA APRIANINGSIH
ADE RUPIKA
YOLANA MELIYA SAHMAT
SONIA
FITRI SOPIANTI
DHEMAS DAFFA PERMANA

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2023
KATA PENGANTAR

‫ِبْس ــــــــــــــــِم اِﷲالَّر ْح َم ِن الَّر ِحيم‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat


menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Sistem Ketata
Negaraan Di Indonesia Sebelum Reformasi”. makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok tahun akademik 2023

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, 05 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1


B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem ketata Negara...........................................................................


B. Lembaga-Lembaga Independen...........................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran..................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasca perubahan UUD 1945 yang terjadi di Indonesia, telah merubah
banyak hal pada sistem ketatanegaraan. Salah atu sistem ketatanegaraan
Indonesia yang berubah pasca amandemen UUD 1945 adalah mengenai
format lembaga Negara. Sebelum amandemen UUD 1945, format lembaga
negara Indonesia adalah dengan menggunakan sistem lembaga tertinggi
negara yang memegang kedaulatan tertinggi, yang kemudian lembaga
tertinggi Negara membagi kekuasaannya kepada lembaga-lembaga
dibawahnya. Akan tetapi, setelah perubahan UUD 1945 konsepsi lembaga
tertinggi Negara dikembalikan kepada rakyat, yang dilakukan berdasarkan
UUD 1945. 1 Format lembaga negara berdasarkan UUD 1945 kedudukan
lembaga Negara berada kedudukannya saling sejajar dan saling
mengimbangi. UUD 1945 (amandemen) telah mengamanatkan dibentuknya
beberapa lembaga Negara dengan fungsi dan keewenangannya masing-
masing yang berbeda satu sama lainnya, tetapi tetap dalam semangat
checks and balances. Prof. Sri Soemantri menafsirkan lembaga Negara hasil
amandemen adalah BPK, DPR, DPD, MPR, Presiden dan Wakil Presiden,
MK, KY (8 lembaga Negara) yang didasarkan pada pembagian menjadi 3
fungsi/bidang yaitu, pertama perundang-undangan 1 Pasal 1 ayat (1)
Undang-Undang Dasar 1945. 2, kedua berkaitan dengan pengawasan dan
ketiga bidang pengangkatan hakim agung.
Jadi tentunya tidak berlebihan dalam mempelajari hukum
Indonesia dan hukumannya denagn hukum sebagai ilmu sebagai
pengantar sistematika uraian sebagai berikut. Pendahuluan ini
menguraikan hukum pada umumnya selanjutnya akan diuraikan hukum
berupa arti hukum tata Negara yang berdiri dari pengrtian hukum tata
Negara sejarah hukum tata Negara dan politik hukum yang meliputi
tinjauan pada zaman Indonesia dijajah dan Indonesia merdeka dan
juga akan dijelaskan sumber hukum dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan amandemen UUD 1945 ?
2. Bagaimana sistem pemerintahan Indonesia setelah amandemen UUD
1945 ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami sistem Pemerintahan Indonesia
setelah amandemen UUD 1945
2. Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Pendidikan
Pancasila
BAB III

PEMBAHASAN

A. Sistem ketatanegaraan RI setelah amandemen


Pengertian tentang sistem pemerintahan adalah sama dengan
pengertian tentang bentuk pemerintahan. Pengertian tentang bentuk
pemerintahan adalah suatu sistem yang berlaku, yang menentukan
bagaimana hubungan antar alat perlengkapan negara yang diatur oleh
konstitusinya
Ada tiga macam sistem pemerintahan:
a) Sistem pemerintahan parlementer adalah suatu sistem pemerintahan di
mana hubungan antara pemegang kekuasaan eksekutif dan parlemen
sangat erat.
b) Sistem pemerintahan presidensil ialah sistem pemerintahan yang
memisahkan secara tegas badan legislatif, ba dan eksekutif, dan badan
yudikatif.
c) Sistem pemerintahan dengan pengawasan langsung oleh rakyat terhadap
badan legislatif. Maksudnya, dalam sistem pemerintahan seperti ini
parlemen tunduk kepada kontrol langsung dan rakyat. Kontrol tersebut
dilaksanakan dengan cara : Referendum, Ada tiga macam referendum,
yaitu: Referendum Obligator, Referendum Fakultatif, Referendum
Konsultatif
Sistem pemerintahan menurut UUD yang pernah berlaku di Republik
Indonesia: Menurut Konstitusi RIS, Menurut UUDS 1950, Menurul UUD
1945.
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 ialah dilakukannya amandemen
pada UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain
karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (namun
kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada
Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (yang dapat menimbulkan
mulitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat
penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu ialah menyempurnakan aturan
dasar seperti tatanan negara, HAM, kedaulatan rakyat pembagian
kekuasaan eksistensi negara hukum dan negara demokrasi serta hal-hal lain
yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.
Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah
Pembukaan UUD 1945 tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat
structur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan
presidensil.
Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945
dapat dijelaskan sebagai berikut: Undang-Undang Dasar merupakan hukum
tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan
sepenuhnya berdasarkan UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan
(separation of power) kepada 6 lembaga negara dengan kedudukan yang
sama dan sejajar yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Presiden,
Mahkamah Agung (MA), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Mahkamah
Konstitusi (MK) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). Adapun pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia setelah
di amandemen adalah sebagai berikut:
1) Bentuk pemerintahan adalah republic sedangkan sistem pemerintahan
presidensial.
2) Bentuk negara kesatuan yang memiliki prinsip otonomi daerah yang luas.
Wilayah negara terbagi menjadi beberapa provinsi.
3) Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan
peradilan dibawahnya.
4) Presiden merupakan kepala negara yang sekaligus sebagai kepala
pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh
rakyat dalam satu paket.
5) Parlemen terdiri dari dua bagian (bikameral) Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Para anggota DPR dan DPD
merupakan anggota MPR. DPR mempunyai kekuasaan legislatif serta
kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
6) Kabinet / menteri diangkat oleh presiden serta bertanggung jawab
langsung kepada presiden.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil elemen-elemen dari sistem
pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk
menghilangkan kelemahan yang ada pada sistem presidensial.
Beberapa variasi sistem pemerintahan presidensial di Indonesia ialah
sebagai berikut :
Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR
Parlemen mendapat kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk
undang-undang dan hak anggaran (budget)
Presiden sewaktu-waktu bisa diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR.
Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun tidak
secara langsung.
Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu persetujuan dan
pertimbangan DPR.
Dan sekarang negara kita menganut sistem pemerintahan Presidensial
yang dimulai dari tahun 1998 sampai sekarang. Sistem pemerintahan
merupakan salah satu strategi negara dalam mewujudkan cita-citanya.
Sistem pemerintahan dapat berubah sesuai dengan situasi, kondisi politik,
sosial, budaya dan perkembangan sejarah negara tersebut. Salah satunya
yaitu terjadi pada negara Indonesia yang memutuskan untuk memeluk
sistem parlementer sebagai syarat untuk mendapatkan pengakuan
kedaulatan dari Belanda.
Meskipun demikian sistem yang dicoba diberlakukan tersebut tidak
cocok dengan kultur budaya Indonesia sehingga menyebabkan instabilitas
politik kala itu dan akhirnya Indonesia kembali ke sistem pemerintahan awal
yaitu sistem pemerintahan presidensial. Tahun demi tahun berganti, tetapi
sistem pemerintahan selalu ditunggangi kepentingan penguasa yang
menginginkan kekuasaannya di negara ini . Mereka menjadikan sistem
pemerintahan sebagai alat untuk mencapai tujuannya dengan melakukan
penyelewengan terhadap wewenang yang dimilikinya sehingga membuat
pemerintahan cenderung otoriter dan kurang berpihak pada rakyat.
Demokrasi akhirnya terlukai lagi oleh tindakan mereka. Penyelewengan
yang mereka lakukan membuat masalah demokrasi mencuat ke publik dan
dapat menimbulkan rasa ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah serta
memudarnya semangat demokrasi atau bahkan apatisnya rakyat terhadap
pemerintah. Hal ini harus segera diatasi. Jika tidak diatasi dengan segera,
akan membahayakan keberlangsungan kehidupan berbangsa & bernegara
di Indonesia.
B. LEMBAGA-LEMBAGA INDEPENDEN
1) Lembaga-lembaga Independen yang dasar pembentukannya diatur dalam
UUD 1945
2) Komisi Pemilihan Umum
3) Komisi Nasional HAM ( Komnas HAM )
4) Tentara Nasional Indonesia
5) Bank Indonesia
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas maka kami dapat menyimpulkan
bahwa Setelah terjadi amandemen Sistem Pemerintahan Indonesia
mengalami perubahan pokok-pokok kunci pemerintahan, yaitu :
Bentuk Negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas. Wilayah
Negara terbagi menjadi beberapa porvinsi. Bentuk pemerintahan adalah
Republik. Sistem pemerintahan adalah presidensial. Presiden adalah kepala
Negara sekaligus kepala pemerintahan. Kabinet atau menteri diangkat oleh
presiden dan bertanggung jawab kepada presiden. Parlemen terdiri atas dua
(bikameral), yaitu DPR dan DPD. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh
mahkamah agung dan badan peradilan di bawahnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut makalah ini mempunyai banyak
kekurangan dan jauhnya dari kesempurnaan oleh karena itu segala kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat lah kami harapkan terutama dari
bapak dosen pembimbing dan rekan pembaca sekalian demi kesempurnaan
makalah ini dimasa mendatang semoga makalah ini bermanfaat untuk kita
semua dan menambah wawasan kita.
DAFTAR PUSTAKA

Djarot srijanio, Drs., Eing Waspodo, B. A., Mulyadi, Tata Negara SMA
kelas 3 ( Surakarta, 1996 )

Djamali Abdoel R., SH., Pengantar Hukum Indonesia, penerbit PT


RajaGrafino Persada, ( Jakarta, 2001 )

Ruther A. Matjan, SH,. Agus Mulyawan, SH.,MH., Karina M.


Sagalang,SH.,MH,. Diktat Ilmu Negara ( Palangka Raya, 2010 )

Prof. Drs. S. Pamuji, MPA., Perbandingan Pemerintahan, Bina Kasara,


Jakarta, 1985.

Prof.Dr. Sri Sumantri,S.H., Sistem-Sistem Negara-Negara, Tarsito,


Bandung, 1976.

Drs. Musanaf, Sistem Pemerintahan di Indonesia, CV. Haji Masagung,


Jakarta, 1989.

Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Lembaga Administrasi


Negara Republik Indonesia, Toko Gunung Agung, Jakarta, 1996.

Prof.Dr.Moh. Mahfud,M.D.,S.H.,S.U., Dasar dan Struktur Ketatanegaraan


Indonesia, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1993.

Hestu Cipto Handotyo, S.H.,M.Hum., Hukum Tata Negara


Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia, Universitas Atmajaya,
Yogyakarta, 2003.

Ni’matul Huda, S.H.,M.Hum., Hukum Tata Negara Indonesia, PT. Raja


Grafindo Persada, Jakarta, 2005.

Prof.Dr.Moh. Mahfud,M.D.,S.H.,S.U., Pokok-Pokok Administrasi Negara,


Liberty, Yogyakarta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai