Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SISTEM PEMERINTAH NEGARA INDONESIA YANG MODERN

Disusun oleh :
Nama : Faith Nathanael
Nim : 213030601289

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS HUKUM
MATA KULIAH ILMU NEGARA
ABSTRAK
Negara adalah organisasi yang sangat besar, ketika sebuah negara telah memenuhi unsur-unsur negara, maka

negara tersebut membutuhkan sistem pemerintahan untuk menjalankan negara agar dia dapat disebut sebagai

sebuah negara modern. Sistem Pemerintahan yang dipilih tergantung kepada keadaan sosial, politik, budaya,

sejarah dan kehendak rakyat yang ada di negara itu. Di dunia terdapat tiga sistem pemerintahan yaitu Sistem

Pemerintahan Parlementer, Sistem Pemerintahan Presidensil dan Sistem Pemerintahan Campuran. Ketiga Sistem

Pemerintahan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, walaupun Sistem Pemerintahan

Parlementer paling banyak di pakai oleh berbagai negara di dunia.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat TUHAN YME, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sistem pemeintahan negara Indonesia yang modern ini tepat pada

waktunya. Dalam penyelesaian makalah ini, banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya

ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari pihak lain, akhirnya

makalah Sistem pemerintah negara Indonesia yang modern ini dapat terselesaikan. Karena itu, sudah

sepantasnya Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan bimbingan

. Dengan segala keterbatasan Saya yakni bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik

dan saran yang bersifat membangun akan Saya terima dengan senang hati. Pada Akhirnya Saya berharap mudah-

mudahan makalah sistem pemerintahan negara Indonesia yang modern  ini bisa diterima dan bermanfaat bagi

para pembaca.

Palangka raya, 27 Oktober 2021


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..1

A. Latar Belakang ……………………………………………….……………... 1

B. Tujuan penelitian……………………………………………………………..4

C. Manfaat Kegiatan………………………………...… ……………………..5

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………..6

A. Rumusan Masalah ………………………………………………………7

BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………….7

BAB IV PENUTUP………………………………………………………..8

A. Simpulan………………………………………………………………8

B. saran……………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia mengalami dinamika yang unik, pada awal kemerdekaan

Indonesia sempat menerapkan sistem Demokrasi Parlementer namun perseteruan politik telah mengakibatkan

kegagalan kabinet untuk dapat bekerja dengan baik. Setelah Presiden Soekarno mengeluarkan dekret yang antara

lain menyatakan kembali ke UUD 1945. Sistem pemerintahan Indonesia kembali ke presidensial dalam

praktiknya, baik pada masa Soekarno maupun Soeharto presiden menguasai panggung politik Indonesia.

Amandemen UUD 1945 yang dilakukan diera reformasi diharapkan mampu menerapkan kedudukan legislatif

dan eksekutif secara profesional. Berikut ini dapat dilihat perbandingan sistem pemerintahan negara Republik

Indonesia sebelum dan sesudah dilaksanakan amandemen UUD 1945 dan lahirnya UU RI No. 22 Tahun 2003

tentang Susunan dan Kedudukan Tertinggi MPR, DPR, DPD, dan DPRD.Pada era reformasi sekarang ini,

kekuasaan tertinggi tidaklah tertumpu di Presiden saja.Dengan adanya perubahan ini aturan dasar

penyelenggaraan negara secara demokratis dan modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih

tegas, sistem saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances) yang lebih ketat dan transparan,

dan pembentukan lembaga-lembaga negara yang baru untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan bangsa

dan tantangan zaman.

B. TUJUAN

Tujuan dari penelitian sistem pemerintahan Indonesia ini untuk memahami dan mengerti sistem pemerintahan

yang diterapkan di Indonesia beserta problematika yang di hadapi negara Indonesia.

C. MANFAAT

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pelajar dan masyarakat bagaimana berjalannya sistem

pemerintah Indonesia, selain menambah wawasan dan juga sejarah sistem pemerintahan negara Indonesia.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

Bagaimana sistem pemerintahan negara Indonesia?

Bagaimana penyelenggaraan kekuasaan negara Indonesia?

Bagaimana praktik lembaga-lembaga pemerintahan Indonesia?

BAB III

PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia

Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum diberlakukannya

sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat tahun 2002, sistem pemerintahan

Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi

menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah

dilakukannya Pemilu 2004. Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip Otonomi Daerah yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa

provinsi.

2. Bentuk pemerintahan adalah Republik, sedangkan Sistem Pemerintahan Presidensial.

3. Presiden adalah Kepala Negara dan sekaligus Kepala Pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih dan

diangkat oleh MPR untuk masa jabatan lima tahun. Untuk masa jabatan 2004-2009, presiden dan wakil presiden

akan dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu pasangan.

4. Kabinet atau Menteri diangkat oleh Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden

5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan DewanParlemen terdiri

atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah(DPD). Para
anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasijalannya

pemerintahan. Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya.

B. Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Negara Indonesia

1. Prinsip Negara Hukum

Perubahan UUD 1945 mempertegas prinsip negara hukum dan mencantumkannya pada Pasal 1 ayat 3 UUD

1945, yang berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Negara hukum yang dimaksud adalah negara

yang menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka, menghormati hak asasi manusia

dan prinsip due process of law. Pelaksanaan kekuasaan kehakiman yang merdeka diatur dalam bab IX yang

berjumlah 5 pasal dan 16 ayat. (Bandingkan dengan UUD 1945 sebelum perubahan yang hanya 2 pasal dengan 2

ayat). Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna

menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 ayat 1 UUD 1945). Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Mahkamah Agung dan perangkat lembaga peradilan yang ada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,

peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

Sedangkan badan-badan lainnya yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-

Undang. Jaminan atas kekuasaan kehakiman yang merdeka ini tercermin dalam pemberian wewenang yang tegas

dalam pasal-pasal UUD 1945 dan mekanisme pengangkatan hakim agung yang dilakukan melalui mekanisme

saling kontrol antara Komisi Yudisial, DPR, Presiden serta Mahkamah Agung, serta pengangkatan Hakim

Konstitusi yang berjumlah 9 orang masing-masing 3 orang yang ditunjuk DPR, Presiden, dan Mahkamah

Agung. Hak asasi manusia diatur sangat lengkap dalam Undang-Undang Dasar ini dalam Bab tersendiri, yaitu

Bab XA yang terdiri atas 10 pasal dan 24 ayat (bandingkan dengan UUD 1945 sebelum perubahan yang hanya

terdiri 2 pasal dan 1 ayat). Pengaturan ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan perlindungan hak-hak asasi

manusia baik bagi setiap warga negara maupun setiap orang yang berada dalam Wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Implikasi yang diharapkan dari pengaturan mengenai kekuasaan kehakiman dan hak asasi

manusia dalam UUD 1945 ini adalah berjalannya pemerintahan yang berdasar atas prinsip due process of law,

yaitu setiap tindakan dan kebijakan pemerintah harus berdasarkan atas ketentuan hukum. Tidak ada kebijakan

yang boleh keluar dari hukum yang berlaku. Setiap kebijakan negara dan pemerintah dapat digugat oleh setiap

orang atau warga negara manakala terjadi penyimpangan atau pelanggaran hukum terhadap hak-hak warga

negara yang dijamin konstitusi.

2. Sistem Konstitusional Berdasarkan Check and Balances

Perubahan UUD 1945 mengenai penyelenggaraan kekuasaan negara dilakukan untuk mempertegas

kekuasaan dan wewenang masing-masing lembaga-lembaga negara, mempertegas batas-batas kekuasaan setiap
lembaga negara dan menempatkannya berdasarkan fungsi-fungsi penyelenggaraan negara bagi setiap lembaga

negara. Sistem yang hendak dibangun adalah sistem “check and balances”, yaitu pembatasan kekuasaan setiap

lembaga negara oleh Undang-Undang Dasar, tidak ada yang tertinggi dan tidak ada yang rendah, semuanya sama

diatur berdasarkan fungsi-fungsi masing-masing. Atas dasar semangat itulah perubahan pasal 1 ayat 2, UUD

1945 dilakukan, yaitu perubahan dari “Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR”,

menjadi “Kedaulatan di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Ini berarti bahwa

kedaulatan rakyat yang dianut adalah kedaulatan berdasar Undang-Undang Dasar yang dilaksanakan

berdasarkan Undang-Undang Dasar oleh lembaga-lembaga negara yang diatur dan ditentukan kekuasaan dan

wewenangnya dalam Undang-Undang Dasar. Oleh karena itu kedaulatan rakyat, dilaksanakan oleh MPR, DPR,

DPD, Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, BPK, dan lain-lain sesuai tugas dan

wewenangnya yang diatur oleh UUD. Bahkan rakyat secara langsung dapat melaksanakan kedaulatannya untuk

menentukan Presiden dan Wakil Presidennya melalui pemilihan umum.

C. Praktik Lembaga-lembaga Pemerintahan Indonesia

1. Pemerintah Pusat dan Kewenangannya

Dalam UU No. 22 tahun 1999 jo. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan PP No. 25

Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom, disebutkan

bahwa pemerintah pusat ialah “perangkat negara kesatuan RI yang terdiri dari presiden beserta para menteri.”

Kedua peraturan perundang-undangan itu juga menyebutkan tentang wewenang pemerintah pusat mencakup

kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, kebijakan moneter dan

kebijakan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain. Kewenangan bidang lain pemerintah ialah kebijakan

tentang perencanaan nasional, pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan,

sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya

manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi dan standardisasi

nasional.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam sistem penyelenggaraan negara ada yang disebut dengan aparatur negara, aparatur negara adalah

lembaga-lembaga negara berdasarkan UUD 1945 dan perubahannya. Lembaga-lembaga kenegaraan di tingkat
pusat/nasional dipegang oleh Presiden dan Wakil Presiden selaku badan Eksekutif, (MPR, DPR, dan DPD)

selaku badan Legislatif, (Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi) selaku badan

Yudikatif, dan BPK selaku badan Auditif/Eksplanatif. Sedangkan di tingkat provinsi di pegang oleh

Gubernur/Wakil Gubernur selaku badan Eksekutif, (DPRD Provinsi) selaku badan Legislatif dan di tingkat

Kabupaten/Kota di pegang oleh Bupati dan Wakil Bupati atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota selaku badan

Eksekutif, (DPRD Kabupaten/Kota) selaku badan Legislatif. Dalam sistem pemerintahan ini, lembaga-lembaga

negara itu berjalan sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara

monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda. Setelah adanya

perubahan/amandemen UUD 1945 tidak ada kedudukan lembaga tertinggi, melainkan semuanya sama sebagai

lembaga-lembaga tinggi negara.

B. Saran

Indonesia merupakan Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Di mana Negara ini menganut sistem

Presidensial. Seharusnya presiden sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan bisa melaksanakan

kewajiban keduanya dengan baik. Presiden sebagai kepala pemerintahan harus mampu mengondisikan sistem

pertahanannya dengan baik, karena pada kenyataannya sistem yang berjalan belum bisa dikatakan berhasil

membuat rakyat makmur. Sesuai dengan tujuan pemerintahan Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2009. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hidayat, Komarudin dkk. 2010. Pendidikan Kewargaan. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.

Mahmud, Abdullah dkk. 2000. Tata Negara. Ponorogo: Darussalam Press.

Ranadireksa, Hendarmin. 2007. Arsitektur Konstitusi Demokratik. Bandung: Fokusmedia.

Contoh Makalah Sistem Pemerintahan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai