Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK


INDONESIA

PENdidikan kewarganegaraan
NAMA KELOMPOK
viona
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Ujian Praktek Pendidikan
Kewarganegaraan ini dengan baik serta tepat waktu. Judul dari makalah ini adalah tentang
“Sistem Pemerintahan Republik Indonesia”.

Tugas ini kami buat untuk melengkapi ujian praktek dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan
pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Guru Kelas Enam A
yaitu ibu Natalyna Lumban Toruan,S.Pd. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan
dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak
terima kasih.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sistem pemerintahan presidensial.


Pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia mengalami dinamika yang unik, pada awal
kemerdekaan Indonesia sempat menerapkan sistem Demokrasi Parlementer namun
perseteruan politik telah mengakibatkan kegagalan kabinet untuk dapat bekerja dengan baik.
Setelah Presiden Soekarno mengeluarkan dekret yang antara lain menyatakan kembali ke
UUD 1945. Sistem pemerintahan Indonesia kembali ke presidensial dalam praktiknya, baik
pada masa Soekarno maupun Soeharto presiden menguasai panggung politik Indonesia.
Amandemen UUD 1945 yang dilakukan diera reformasi diharapkan mampu menerapkan
kedudukan legislatif dan eksekutif secara profesional. Berikut ini dapat dilihat perbandingan
sistem pemerintahan negara Republik Indonesia sebelum dan sesudah dilaksanakan
amandemen UUD 1945 dan lahirnya UU RI No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan
Kedudukan Tertinggi MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
Pada era reformasi sekarang ini, kekuasaan tertinggi tidaklah tertumpu di
tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat. Hal ini berakibat tidak
terjadinya saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances).
Jabatan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan oleh rakyat melalui pemilihan
umum. Masa jabatannya pun dibatasi hanya untuk dua periode saja. Adanya pemilihan
langsung dalam memilih pimpinan negara, maka kedaulatan rakyat menjadi sangat penting
dan menentukan masa depan bangsa negara Indonesia. Presiden tidak akan bertindak
sewenang-wenang, karena ada lembaga perwakilan rakyat yang ikut memantau jalannya
sistem pemerintahan, yaitu DPR.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia

Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen
keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945
dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang
baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya
Pemilu 2004. Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut:
 Bentuk negara kesatuan dengan prinsip Otonomi Daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi;
 Bentuk pemerintahan adalah Republik, sedangkan Sistem Pemerintahan Presidensial;
 Presiden adalah Kepala Negara dan sekaligus Kepala Pemerintahan. Presiden dan
wakil presiden dipilih dan diangkat oleh MPR untuk masa jabatan lima tahun. Untuk
masa jabatan 2004-2009, presiden dan wakil presiden akan dipilih secara langsung
oleh rakyat dalam satu pasangan;
 Kabinet atau Menteri diangkat oleh Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden;
 Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR.
DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan;
 Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di
bawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem Demokrasi
Parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang
ada dalam Sistem Presidensial. Beberapa variasi dari Sistem Pemerintahan Presidensial di
Indonesia adalah sebagai berikut:
 Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR
tetap memiliki kekuasaan mengawasi Presiden meskipun secara tidak langsung;
 Presiden dalam mengangkat Pejabat Negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR;
 Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR;
 Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang
dan hak budget (anggaran).
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem Pemerintahan
Indonesia. Hal itu diperuntukkan dalam memperbaiki Sistem Presidensial yang lama.
Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral,
mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen
untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.
Apabila merunut dari UUD 1945 lembaga-lembaga dalam sistem pemerintah Indonesia
adalah:

 Eksekutif: Presiden dan Wakil Presiden


 Legislatif: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
 Yudikatif: Mahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA), Komisi Yudisial
(KY)

a. lembaga negara

Lembaga negara adalah kumpulan institusi negara yang diatur dan diberikan
kewenangan oleh UUD 1945. Organ ini dibuat oleh negara, dari negara, dan untuk negara,
sehingga dapat membentuk suatu pemerintahan. Secara sederhana, lembaga negara adalah
institusi yang melengkapi sebuah pemerintahan agar menjadi satu kesatuan utuh yang
terorganisir dan saling membantu serta saling memengaruhi. Susunan lembaga pemerintahan
di Indonesia sendiri sering mengalami perubahan karena aspirasi rakyat. Perubahan terjadi
agar pemerintahan Indonesia dapat tercegah dari penyimpangan kekuasaan dan dapat
menjalankan fungsi pengawasan dan keseimbangan dengan baik.

macam-macam lembaga tinggi negara beserta tugas dan wewenangnya sebagai


pelaksana kedaulatan rakyat berdasarkan UUD Negara RI Tahun 1945 adalah sebagai
berikut:

1. Presiden dan wakil presiden


Presiden beserta wakil presiden merupakan satu lembaga penyelenggara kekuasaan
eksekutif tertinggi di bawah UUD. Secara politik, presiden tidak bertanggung jawab kepada
MPR atau pun DPR melainkan bertanggung jawab langsung kepada rakyat yang memilih.
Tugas presiden sebagai eksekutif kepala pemerintah ialah memegang kekuasaan tertinggi atas
Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Selain itu juga membuat perjanjian
internasional dengan persetujuan DPR, serta mengangkat duta dan menerima duta negara lain
dengan persetujuan DPR. Kemudian tugas legislatif presiden antara lain membentuk Undang-
Undang, menetapkan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang, dan juga menetapkan
Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan Undang-Undang. Sedangkan untuk tugas yudisial
sering disebut sebagai hak prerogratif atau privilege presiden, yaitu merupakan hak istimewa
yang melekat pada presiden selaku kepala negara.

2. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Tugas dan wewenang MPR antara lain untuk mengubah dan menetapkan UUD,
memberhentikan presiden dan wakil presiden berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi,
memilih presiden dan wakil presiden untuk mengisi jabatan bila terjadi kekosongan, sera
menyaksikan pengucapan sumpah presiden dan wakil presiden. Meski begitu, sejumlah
kegiatan ini bukan merupakan kegiatan yang rutin untuk dilakukan.

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Sebagaimana yang diatur dalam UUD Negara RI Tahun 1945 pasal 20, DPR memiliki
3 fungsi antara lain fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Fungsi legislasi
merupakan kekuasaan untuk membentuk Undang-Undang, sedangkan fungsi anggaran yaitu
kewenangan membahas dan memberi persetujuan atas rancangan anggaran negara yang
diajukan presiden dalam bentuk rancangan Undang-Undang terkait Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Selain ketiga fungsi tersebut, DPR juga memiliki fungsi lain seperti
mengusulkan pemberhentian presiden sebagai tindak lanjut hasil pengawasan, memberikan
pertimbangan kepada presiden atas pemberian Amnesti dan Abolisi, dan sebagainya.

4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, kewenangan DPD hanya bersifat tambahan


dan terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan daerah. Dalam UUD RI Tahun
1945 pasal 22D hasil amandemen, menegaskan bahwa wewenang DPD antara lain dapat
mengajukan rancangan Undang-Undang kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah;
hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran serta penggabungan daerah;
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya; serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Lebih lanjut, DPD juga ikut membahas
rancangan tersebut serta turut melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang
yang telah dirancang. DPD juga memiliki kewenangan penuh untuk melaksanakan fungsi
pengawasan terhadap kinerja pemerintahan yang berkaitan dengan kepentingan daerah.
Namun, beberapa ahli hukum menyebutkan bahwa sebenarnya DPD tidak memiliki
kewenangan yang sifatnya otonom di bidang legislasi. Dalam artian, DPD tidak mempunyai
kekuasaan untuk memutuskan dalam proses pengambilan keputusan sama sekali (Jimly
Asshiddiqie, 2006: 188).

5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Tugas dan kewenangan BPK diatur dalam bab VIIIA UUD Negara RI Tahun 1945
terdiri dari tiga 3 pasal dan 7 ayat. Seperti yang tertulis di dalamnya, BPK bertugas
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara yang hasilnya akan
diserahkan pada DPR, DPD, serta DPRD sesuai kewenangannya. Kekuasaan ini dikenal
dengan sebutan kekuasaan eksaminatif. Jika ditemukan adanya penyimpangan pada proses
ini, maka DPR, DPD, maupun DPRD berhak menindaklanjuti dengan menggunakan hak-hak
dewan atau disampaikan pada aparat penegak hukum.

6. Mahkamah Agung (MA)

Sebagai lembaga negara yang memiliki kekuasaan kehakiman, Mahkamah Agung


bertugas menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan sesuai dalam
pasal 24 ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945. Kewenangan yang dimiliki antara lain
mengadili perkara pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU,
dan juga memberikan pertimbangan kepada presiden jika hendak memberikan grasi dan
rehabilitasi.

7. Mahkamah Konstitusi (MK)

Selain Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK) juga memiliki


kekuasaan kehakiman. Pembentukan MK bertujuan untuk menjaga kemurnian konstitusi atau
the guardian of the constitution. Mahkamah Konstitusi berfungsi untuk menguji dan
meluruskan setiap tindakan lembaga-lembaga negara yang bertentangan dengan konstitusi
melalui proses peradilan. Dalam proses ini, Mahkamah Konstitusi berwenang untuk
mengadili pada tingkat pertama dan terakhir ketika putusannya telah final.

8. Komisi Yudisial (KY)

Komisi Yudisial merupakan suatu badan kehakiman yang berada pada kekuasaan
kehakiman tetapi tidak menyelenggarakan peradilan. Lembaga negara dibentuk dengan
tujuan untuk menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat, serta perilaku
hakim agar kekuasaan kehakiman tetap terkontrol. Maka dari itu, dibutuhkan seseorang yang
memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta mempunyai integritas dan
pengabdian yang tinggi untuk bisa menjadi anggota dalam komisi ini.

B. Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah

Di setiap kelas biasanya ada pengurus kelas seperti ketua kelas, sekretaris, dan
bendahara. Masing-masing pengurus tersebut mempunyai tugas yang berbeda-beda. Tugas
ketua kelas adalah bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi di kelas.
Sekretaris bertugas membuat daftar piket dan absensi siswa. Sedangkan bendahara bertugas
mengumpulkan iuran bulanan siswa dan membelanjakannya sesuai dengan kebutuhan kelas.
Lalu, apakah tujuan dibentuknya pengurus kelas? Tujuannya adalah untuk memperlancar
kegiatan dalam kelas. Demikian halnya negara kita, tujuan dibentuknya pemerintahan adalah
untuk mencapai tujuan negara. Seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea
ke-4. Pemerintahan diselenggarakan oleh pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
dengan dibantu oleh perangkat-perangkat pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Unsur-unsur pemerintahan pusat terdiri dari presiden dan wakil presiden serta menteri-
menteri dan pejabat setingkat menteri. Bertugas membantu presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan. Sedangkan unsur-unsur pemerintahan daerah terdiri dari
kepala daerah (gubernur, bupati/wali kota), DPR. Serta sekretariat DPRD, sekretaris daerah,
dinas daerah, dan lembaga teknis daerah. Fungsinya membantu kepala daerah dalam
melaksanakan tugasnya.

1. Pemerintahan Pusat

Presiden, wakil presiden, dan para menteri serta pejabat tinggi negara setingkat
menteri merupakan penyelenggara pemerintahan pusat. Berkedudukan di ibu kota negara.
Para penyelenggara pemerintahan di tingkat pusat disebut kabinet. Setiap presiden memberi
nama terhadap kabinet yang dibentuknya, seperti:

1) Presiden B. J. Habibie membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan.

2) Presiden K. H. Abdulrahman Wahid membentuk Kabinet Persatuan Nasional.

3) Presiden Megawati Soekarnoputri membentuk Kabinet Gotong Royong.

4) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk Kabinet Indonesia Bersatu.

a. Presiden

Presiden memiliki Wewenang dan kekuasaan presiden dibagi menjadi dua, yaitu
sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

1. Sebagai Kepala Negara

 Mengadakan perjanjian dengan negara lain.


 Mengadakan perdamaian dengan negara lain.
 Menyatakan negara dalam keadaan bahaya.
 Menyatakan perang dengan negara lain.
 Mengangkat, melantik, dan memberhentikan duta dan konsul untuk negara lain.
 Menerima surat kepercayaan negara lain melalui duta dan konsul negara lain.
 Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan tingkat nasional.
 Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara.
 Memberikan grasi, rehabilitasi, amnesti, dan abolisi.
 Grasi : hak presiden untuk memberikan ampunan kepada orang yang telah dijatuhi
hukuman
 Rehabilitasi : hak presiden untuk memberikan pernyataan pengembalian nama
baik bagi seseorang yang pernah dihukum.
 Amnesti : hak presiden untuk membatalkan tuntutan pidana setelah diadili.
 Abolisi : hak presiden untuk membatalkan tuntutan pidana sebelum diadili.

2. Sebagai Kepala Pemerintahan

 Memimpin kabinet.
 Mengangkat dan melantik menteri-menteri.
 Memberhentikan menteri-menteri.
 Mengawasi jalannya pembangunan.
 Menerima mandat dari MPR.

Presiden juga mempunyai kekuasaan di bidang legislatif, yaitu:

 Mengajukan RUU dan RAPBN.


 Menetapkan peraturan pemerintah pengganti UU.
 Menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan UU.

b. Wakil presiden

Wakil presiden adalah jabatan pemerintah yang berada satu tingkat di bawah presiden.
Dalam pemilu 2004, wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat. Dan merupakan satu paket
dengan presiden. Wakil presiden bertugas membantu presiden dalam menjalankan tugas-
tugasnya. Berdasarkan pasal 8 (1) UUD 1945, wakil presiden akan mengambil alih jabatan
presiden jika presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya.

c. Kementerian negara

Presiden dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri-


menteri tersebut diangkat dan diberhentikan oleh presiden. Setiap menteri membidangi
urusan tertentu dalam pemerintahan. Kementerian negara terdiri dari menteri koordinator,
menteri departemen, menteri negara, dan pejabat setingkat menteri.

1. Menteri koordinator

Menteri koordinator mempunyai tugas mengoordinasikan penyiapan dan penyusunan


kebijakan serta pelaksanaannya di bidang tertentu dalam kegiatan pemerintahan negara.
Menteri koordinator adalah sebagai berikut:
- Menko politik hukum dan keamanan

- Menko perekonomian

- Menko kesejahteraan rakyat

2. Menteri departemen

Menteri departemen mempunyai tugas membantu presiden dalam menyelenggarakan


sebagian tugas pemerintahan di bidang masing-masing. Menteri departemen adalah sebagai
berikut:

- Menteri Dalam Negeri

- Menteri Luar Negeri

- Menteri Pertahanan

- Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

- Menteri Keuangan

- Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia

- Menteri Perindustrian

- Menteri Perdagangan

- Menteri Pertanian

- Menteri Kehutanan

- Menteri Perhubungan

- Menteri Kelautan dan Perikanan

- Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

- Menteri Pekerjaan Umum

- Menteri Kesehatan

- Menteri Pendidikan Nasional

- Menteri Sosial

- Menteri Agama
3. Menteri negara

Menteri negara menangani bidang tugas tertentu dalam kegiatan pemerintahan negara
yang tidak ditangani oleh suatu departemen. Menteri negara adalah sebagai berikut:

- Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata

- Menteri Negara Riset dan Teknologi

- Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

- Menteri Negara Lingkungan Hidup

- Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan

- Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

- Menteri Negara Pemberdayaan Daerah Tertinggal

- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.

- Menteri Negara BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

- Menteri Negara Komunikasi dan Informasi

- Menteri Negara Perumahan Rakyat

- Menteri Negara Pemuda dan Olahraga

- Menteri Sekretaris Negara

4. Pejabat setingkat menteri

Merupakan pejabat tinggi negara yang kedudukannya setingkat menteri. Tugasnya


membantu kelancaran presiden dalam melaksanakan tugas dan Wewenangnya Pejabat
setingkat menteri adalah sebagai berikut:

- Jaksa Agung

- Sekretaris Kabinet

2. Pemerintahan Daerah

Penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam UU No.32 Tahun 2004. Indonesia


sebagai negara kesatuan dalam penyelenggaraan pemerintahannya menganut asa
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Asas desentralisasi adalah penyerahan
urusan pemerintahan dari pemerintah pusat kepada daerah atau dari pemerintah daerah di
atasnya kepada daerah di bawahnya, misalnya dari provinsi kepada kabupaten. Perwujudan
dari asas desentralisasi adalah otonomi daerah. Otonomi daerah adalah kewenangan daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Dasar hukum diberikannya hak otonomi kepada daerah yaitu pasal 18 (2) UUD 1945. Asas
dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah atau kepala instansi yang lebih
atas kepada pejabat di daerah, misalnya dari gubernur kepada bupati. Pelimpahan wewenang
tersebut hanya berupa urusan administratif saja. Wilayah kekuasaannya disebut wilayah
administratif. Asas pembantuan adalah adanya pemberian tugas dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah atau dari pemerintah daerah tingkat atas kepada daerah di bawahnya.
Penyelenggara pemerintahan daerah yaitu DPRD dan kepala daerah (terdiri dari gubernur,
bupati/wali kota). Beserta perangkat-perangkat daerah. Terdiri dari sekretariat daerah, dinas
daerah dan lembaga teknis daerah dan sekretariat DPRD.

a. DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)

Merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur


penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memiliki fungsi legislatif, anggaran, dan
pengawasan. DPRD mempunyai tugas dan fungsi antara lain:

1. Membentuk perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat persetujuan
bersama.

2. Membahas dan menyetujui rancangan perda tentang APBD.

3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan perda dan peraturan perundang-


undangan lainnya.

4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala/wakil daerah kepada presiden.


DPRD mempunyai hak, seperti:

 Hak interpelasi
 Hak angket
 Hak menyatakan pendapat Kedudukan DPRD sejajar dengan kepala daerah. Dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya DPRD dibantu oleh sekretaris DPRD.

b. Kepala daerah

Gubernur adalah kepala daerah di tingkat provinsi sedangkan bupati/wali kota


merupakan kepala daerah tingkat kabupaten/kota. Gubernur bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah. Gubernur bertanggung jawab kepada
presiden. Gubernur bukanlah atasan bupati/wali kota. Namun hanya sebatas membina,
mengawasi, dan mengoordinasi penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kepala daerah dibantu oleh seorang wakil
kepala daerah.

Sejak bulan Juni 2005 pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara
langsung oleh rakyat melalui pilkada. Pasangan tersebut dicalonkan oleh partai politik.
Kepala daerah mempunyai tugas dan wewenang:

1. Membina, mengawasi, dan mengoordinasi penyelenggaraan pemerintah daerah


kabupaten/kota.

2. Memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan


bersama DPRD.

3. Mengajukan rancangan perda.

4. Menetapkan perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD.

5. Menyusun dan mengajukan rancangan perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas
dan ditetapkan bersama. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah. Mengupayakan
terlaksananya kewajiban daerah.

Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Melaksanakan
tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

c. Perangkat daerah

Perangkat daerah provinsi terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah
Dipimpin oleh seorang sekretaris daerah. Sekretaris daerah mempunyai tugas dan
kewajiban membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas
daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretaris daerah bertanggung jawab kepada kepala
daerah. Jika sekretaris daerah berhalangan maka tugasnya dilaksanakan oleh pejabat yang
ditunjuk oleh kepala daerah. Sekretaris daerah provinsi diangkat dan diberhentikan oleh
presiden atas usul gubernur.

2. Sekretariat DPRD

Dipimpin oleh seorang sekretaris DPRD. Sektretaris DPRD mempunyai tugas:

a. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD.

b. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD.

c. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.

d. Menyediakan dan mengoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh

DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.


Sekretaris DPR diangkat dan diberhentikan oleh gubernur/bupati/wali kota dengan
persetujuan DPRD.

3. Dinas Daerah

Dipimpin oleh seorang kepala dinas. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana
otonomi daerah. Kepala dinas diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah atas usul
sekretaris daerah. Kepala dinas bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris
daerah.

4. Lembaga Teknis Daerah

Merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah yang bersifat spesifik. Berbentuk badan, kantor, atau rumah sakit umum
daerah. Masing-masing dipimpin oleh kepala badan, kepala kantor, atau kepala rumah sakit
umum. Pimpinan lembaga-lembaga teknis diangkat oleh kepala daerah atas usul sekretaris
daerah. Lembaga teknis daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris
daerah.Sedangkan perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat
DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan kelurahan.
C. Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Dalam UUD 1945 pasal 18 dijelaskan bahwa pemerintahan daerah provinsi,


kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
pusat. Namun otonomi disini tidak berarti bahwa daerah terpisah dari pusat. Pelaksanaan
otonomi tetap harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan hanya untuk bidang-bidang
tertentu saja. Beberapa urusan yang tetap menjadi kewenangan pemerintah pusat antara lain
di bidang politik luar negeri, bidang pertahanan, bidang keamanan, bidang peradilan, bidang
moneter dan fiskal nasional, serta bidang agama. Sedangkan untuk beberapa urusan seperti
perencanaan nasional, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi strategis, serta
konservasi dan standarisasi nasional, pemerintah daerah tetap harus mengikuti ketetapan yang
dibuat pemerintah pusat. Hubungan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
meliputi bidang keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya seperti yang diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004.

1. Hubungan dalam bidang keuangan adalah sebagai berikut:

 Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan


yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah.
 Pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah.
 Pemberian pinjaman dan atau hibah kepada pemerintah daerah.

2. Hubungan dalam bidang pelayanan umum adalah sebagai berikut:

 Kewenangan, tanggung jawab, dan penentuan standar pelayanan minimal.


 Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah.
 Fasilitas pelaksanaan kerja sama antarpemerintahan daerah dalam penyelenggaraan
pelayanan umum.

3. Hubungan dalam bidang sumber daya alam dan sumber daya lainnya adalah sebagai
berikut:

 Kewenangan, tanggung jawab, pemanfaatan, pemeliharaan, pengendalian dampak,


budi daya, dan pelestarian.
 Bagi hasil atas pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya.
 Penyerasian lingkungan dan tata ruang serta rehabilitas lahan.
 Daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan untuk mengelola sumber
daya di wilayah laut.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
  Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja
dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan
negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok,
yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau
unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri. Pembagian sistem pemerintahan
negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian
sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara
kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat
pengawasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada diluar
pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya adalah presidensial.Dalam sistem
pemerintahan negara republik, lembaga-lembaga negara itu berjalan sesuai dengan
mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara monarki, lembaga itu
bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.  Sistem pemerintahan suatu negara
berbeda dengan sistem pemerintahan yang dijalankan di negara lain. Namun, terdapat juga
beberapa persamaan antar sistem pemerintahan negara itu. Misalnya, dua negara memiliki
sistem pemerintahan yang sama.Perubahan pemerintah di negara terjadi pada masa genting,
yaitu saat perpindahan kekuasaan atau kepemimpinan dalam negara. Perubahan pemerintahan
di Indonesia terjadi antara tahun 1997 sampai 1999. Hal itu bermula dari adanya krisis
moneter dan krisis ekonomi.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Karena
keterbatasannya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi kiranya
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini, dan dikesempatan-kesempatan berikutnya. semoga makalah ini berguna bagi penulis
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai