Anda di halaman 1dari 19

PERBANDINGAN SISTEM POLITIK

INDONESIA DENGAN SINGAPURA

Dr. HERMAN KADIR


• Sistem Politik Pemerintahan Indonesia

Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan


kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan
bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya adalah republik.

Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden


Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan
sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1
yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem
pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial.
Apa yang dimaksud dengan sistem pemerintahan presidensial? Untuk
mengetahuinya, terlebih dahulu dibahas mengenai sistem pemerintahan.
• Berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensiil. Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari
sistem pemerintahan parlementer yang masuk ke dalam sistem
pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara singkat bisa
dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan di Indonesia
adalah sistem pemerintahan yang merupakan gabungan atau
perpaduan antara sistem pemerintahan presidensiil dengan sistem
pemerintahan parlementer. Apalagi bila dirunut dari sejarahnya,
Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem
pemerintahan. Indonesia pernah menganut sistem kabinet
parlementer pada tahun 1945 - 1949. kemudian pada rentang
waktu tahun 1949 - 1950, Indonesia menganut sistem
pemerintahan parlementer yang semu. Pada tahun 1950 - 1959,
Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer
dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Sedangkan
pada tahun 1959 - 1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan
secara demokrasi terpimpin. Perubahan dalam sistem
pemerintahan tidak hanya berhenti sampai disitu saja.
• Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen
tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut
sebagai berikut:

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat)


2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

• Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945
menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan
Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah adanya
kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur
menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil
rakyat. Karena itu tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat
besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada
presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan
pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan
lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari.
Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam
diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkanya.
• Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk
menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu,
perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau
pemerintahan yang berdasarkan pada
konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi
negara itu berisi adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan
atau eksekutif,jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga
negara.

• Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah


melakukan perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan
mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang bersifat
konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan
yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD
1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada
tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang
telah diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem
pemerintaha Indonesia sekarang ini.
• Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen
Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen
keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD
1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem
pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun
2004 setelah dilakukannya Pemilu 2004.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan
wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR.
DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
• Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem
pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan
kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi
dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut;
1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR.
Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara
tidak langsung.
2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-
undang dan hak budget (anggaran)

• Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan


Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang
lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung,
sistem bikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan
yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi
anggaran.
• Sistem Pemerintahan Indonesia

• Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen. Pokok-
pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen
tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara
tersebut sebagai berikut.

• Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum


Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.Presiden adalah
penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Berdasarkan tujuh kunci pokok
sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem
pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru
di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah adanya
kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden
yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau
persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu tidak adanya pengawasan tanpa persetujuan
DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun
adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu
presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu
menciptakan pemerintahan yang kompak sound. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah
jatuh atau berganti. Konflik pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam
praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri
presiden lebih banyak merugikan bangsa negara daripada keuntungan yang didapatkanya.
• Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan yang
demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan
pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi adanya pembatasan
kekuasaan pemerintahan atau eksekutif, jaminan atas hak asasi manusia hak-hak warga negara. Berdasarkan
hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau amandemen atas UUD 1945.
dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat
terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah
dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001,2002. berdasarkan UUD 1945
yang telah diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini. w. Sistem
pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen Sekarang ini sistem
pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru
berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih
mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem
pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah
dilakukannya Pemilu 2004.
• Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip
otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi. Bentuk pemerintahan adalah
republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket. Kabinet atau
menteri diangkat oleh presiden bertanggung jawab kepada presiden. Parlemen terdiri atas dua bagian
(bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan
merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung badan peradilan dibawahnya.
• Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer melakukan
pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa
variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut; Presiden sewaktu-waktu
dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden
meskipun secara tidak langsung. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan
• Sistem Politik Singapura
Sistem pemerintahan Singapura adalah sistem demokrasi
parlementer dengan model westminder. Bentuk negara
Singapura adalah parlementer demokratis perwakilan
republik. Kepala negara Singapura adalah Presiden.
Pemerintahan dijalankan kabinet yang dipimpin oleh
Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan.
Singapura menjalankan sistem multi partai. Kekuasaan
eksekutif dilaksanakan oleh kabinet. Kabinet memiliki
kewenangan mengendalikan pemerintahan dan
bertanggung jawab secara kolektif kepada Parlemen.
Seperti kebanyakan negara di dunia saat ini, terdapat tiga
cabang terpisah dari kekuasaan pemerintahan yaitu
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Namun, hal tersebut
tidak berarti bahwa ada pemisahan kekuasaan di
Singapura.
• Sejarah Sistem Pemerintahan Singapura
Politik di Singapura telah didominasi oleh People’s Action Party (PAP) sejak pemilihan umum
1959 ketika Lee Kuan Yew menjadi perdana menteri pertama Singapura (ketika Singapura
memiliki pemerintahan sendiri dalam Kerajaan Inggris). PAP telah menguasai pemerintahan dan
memenangkan setiap pemilu sejak itu. Singapura meninggalkan Persemakmuran Inggris pada
tahun 1963 untuk bergabung dengan Federasi malaysia, namun diusir dari Federasi pada tahun
1965 setelah Lee Kuan Yew tidak setuju dengan pemerintah federal di Kuala Lumpur. Analisa dari
politik luar negeri dan beberapa partai oposisi termasuk Workers’ Party of Singapore dan
Singapore Democratic Party (SDP) berpendapat bahwa Singapura secara de facto merupakan
negara dengan satu partai.
Economist Intelligence Unit mengklasifikasikan Singapura sebagai negara “hybrid”, dengan
elemen otoriter dan demokratis. Freedon House tidak menganggap Singapura sebagai negara
“demokrasi elektoral” dan mengkategorikan Singapura sebagai “tidak sepenuhnya bebas”.
Reporters Without Borders menempatkan Singapura di peringkat 140 dari 167 negara dalam
Indeks Kebebasan Pers 2005.
Hal tersebut membuat PAP dituduh telah memperkerjakan penyensor, persengkongkolan,
dan mengajukan gugatan perdata terhadap oposisi atas pencemaran nama baik atau fitnah untuk
menghambat keberhasilan mereka. Beberapa mantan dan anggota oposisi, seperti Francis Seow,
JB Jeyaretnam, dan Chee Soon Juan menganggap pengadilan Singapura menguntungkan
pemerintah dan PAP karena kurangnya pemisahan kekuasaan. Namun ada tiga kasus dimana
pemimpin oposisi Chiam See Tong menggugat menteri PAP atas pencemaran nama baik.
Sistem pemerintahan di Singapura mirip dengan Inggris. Presiden ibaratkan ratu Inggris
yang hanya sebagai jabatan seremonial (formalitas). Namun, presiden diberi kehormatan sebagai
pemegang keputusan kunci di Singapura. Dalam sistem politik Singapura, perdana menteri
adalah pemegang kekuasaan pemerintahan.Sama persis dengan apa yang terjadi pada sistem
pemerintahan Inggris.
• Iklim Politik Singapura
Meski dominan dalam kegiatannya, pemerintahannya bersih dan bebas
korupsi. Singapura secara konsisten telah dinilai sebagai negara yang paling bersih
dari korupsi di Asia dan masuk ke daftar sepuluh negara terbersih dari korupsi di
dunia oleh Transparency International. Indikator pemerintahan Bank Dunia juga
menilai baik Singapura dalam aturan hukum, pengendalian korupsi, dan efektivitas
pemerintahan. Namun banyak yang menganggap bahwa Singapura kurang baik
dalam hal proses politik, kebebasan sipil dan politik, serta hak asasi manusia yang
kurang.
Meskipun hukum di Singapura diwariskan dari hukum Inggris, PAP secara
konsisten menolak nilai-nilai demokrasi liberal yang identik dengan budaya Barat dan
menyatakan bahwa tidak boleh ada solusi “satu ukuran memuat semuanya” untuk
demokrasi. Hukum telah membatasi kebebasan berbicara yang dimaksudkan untuk
melarang berbicara yang mungkin untuk berniat buruk atau menyebabkan
ketidakharmonisan dalam masyarakat Singapura yang multi agama dan multi ras.
Sebagai contoh, pada bulan September 2005, tiga orang blogger dihukum karena
komentar hasutan pada artikel rasis yang menargetkan minoritas. Beberapa
pelanggaran dapat menyebabkan denda berat atau cambuk dan ada undang-undang
yang memungkinkan hukuman mati di Singapura dalam kasus pembunuhan tingkat
pertama dan perdagangan narkoba. Amnesty International mengkritik Singapura dan
dikatakan memiliki tingkat kemungkinan eksekusi per kapita tertinggi di dunia.
Pemerintah Singapura menanggapi dengan menegaskan itu merupakan hal sebagai
negara berdaulat untuk memberlakukan hukuman mati untuk pelanggaran serius.
• Eksekutif Kabinet Singapura
Kabinet membentuk kekuasaan eksekutif dan bertanggung jawab
kepada parlemen. Kabinet terdiri dari anggota parlemen dan dipimpin oleh
seorang perdana menteri. Perdana menteri merupakan kepala
pemerintahan. Perdana menteri dipilih oleh parlemen. Sedangkan anggota
kabinet yang juga dikenal sebagai menteri diangkat oleh presiden atas
saran dari perdana menteri. Kabinet di Singapura secara kolektif
memutuskan kebijakan pemerintah dan memiliki pengaruh atas pembuatan
hukum dengan mengajukan rancangan.
Menteri di Singapura adalah politisi dengan bayaran tertinggi di
dunia. Pada tahun 2007 telah menerima kenaikan gaji sebesar 60%. Gaji
Perdana Menteri Lee Hsien Loong melonjak menjadi S$ 3.100.000, lima kali
dari gaji yang diterima Presiden Barrack Obama yakni US$ 400.000.
Meskipun ada kemarahan publik mengenai gaji yang tinggi dibandingkan
dengan ukuran negara yang diatur, ini adalah sikap tegas pemerintah
bahwa kenaikan ini diperlukan untuk menjamin efisiensi lanjutan dan status
bebas korupsi dari pemerintahan “kelas dunia” Singapura. Pada tanggal 21
Mei 2011 setelah pemilihan umum 2011, Perdana Menteri mengumumkan
bahwa sebuah komite akan dibentuk untuk meninjau remunerasi politisi,
dan gaji yang telah direvisi akan berlaku sejak tanggal tersebut.
• Legislatif Parlemen Singapura
Parlemen Singapura adalah penguasa legislatif di
Singapura dengan presiden sebagai kepala. Sebelum
merdeka pada tahun 1965 disebut sebagai Majelis
Legislatif. Saat ini parlemen terdiri dari 87 anggota
parlemen dengan masa jabatan 5 tahun. Setelah itu
pemilihan umum harus diselenggarakan dalam waktu tiga
bulan sebelum pembubaran parlemen.
• Proses Legislatif
Sebelum undang-undang disahkan, pertama kali diperkenalkan di parlemen
sebagai draft (rancangan). Rancangan biasanya diperkenalkan oleh seorang menteri
atas nama kabinet, yang dikenal sebagai rancangan pemerintah. Namun, setiap
anggota parlemen dapat memperkenalkan rancangan. Semua rancangan harus melalui
tiga bacaan di parlemen dan menerima persetujuan presiden untuk menjadi Undang-
Undang Parlemen.
Setiap rancangan berjalan melalui beberapa tahap sebelum menjadi undang-
undang. Tahap pertama adalah sebagai formalitas yang dikenal bacaan pertama,
dimana ia diperkenalkan tanpa perdebatan. Hal ini diikuti oleh pembacaan kedua,
dimana anggota dari parlemen berdebat pada prinsip-prinsip umum rancangan. Jika
parlemen menentang rancangan ini, mungkin rancangan ini akan ditolak.
Jika rencana berjalan melalui pembacaan kedua, tagihan akan diperiksa setiap
klausul dalam rancangan. Anggota parlemen yang mendukung rancangan itu tetapi
tidak setuju dengan klausul tertentu dapat mengusulkan amandemen ketentuan
tersebut pada tahap ini. Setelah laporannya kembali ke parlemen, rancangan ini akan
melalui pembacaan ketiga dimana hanya terdapat perubahan kecil sebelum
dilewatkan.
Sebagian besar rancangan disahkan oleh parlemen yang diteliti oleh Dewan
Kepresidenan untuk Hak Minoritas yang membuat laporan kepada Ketua Parlemen
yang menyatakan apakah ada klausul dalam rancangan yang mempengaruhi setiap
masyarakat berbagai ras atau agama. Jika disetujui oleh dewan, racangan akan
disajikan untuk persetujuan presiden.Tahap terakhir melibatkan pemberian persetujuan
oleh presiden, sebelum rancangan resmi menjadi undang-undang.
• Konstitusi Singapura
Konstitusi Singapura adalah hukum tertinggi
Singapura. Konstitusi tidak dapat diubah tanpa dukungan
dari lebih dari 2/3 dari anggota parlemen pada
pembacaan kedua dan ketiga. Presiden dapat meminta
pendapat tentang isu-isu konstitusional dari pengadilan
yang terdiri tidak kurang dari tiga hakim Pengadilan
Agung.
• Presiden Singapura
Sebelum tahun 1991, presiden adalah kepala negara yang ditunjuk oleh parlemen. Sebagai hasil
dari perubahan konstitusi pada tahun 1991, presiden sekarang dipilih langsung oleh suara rakyat
dengan masa jabatan 6 tahun. Syarat-syarat untuk menjadi calon Presiden Singapura adalah:
1. Merupakan warga negara Singapura
2. Berusia 45 tahun ke atas pada hari nominasi
3. Terdaftar sebagai pemilih terdaftar saat pemilihan
4. Merupakan penduduk Singapura pada hari nominasi dan telah menjadi penduduk Singapura
selama tidak kurang dari 10 tahun
5. Tidak memenuhi salah satu diskualifikasi dalam pasal 45 Undang-Undang Dasar Republik
Singapura
6. Bukan anggota salah satu partai politik pada tanggal pencalonannya untuk pemilihan
7. Telah menjabat untuk jangka waktu tidak kurang dari 3 tahun di posisi senioritas dan tanggung
jawab di sektor publik atau swasta seperti: Hakim Agung, Pembicara, Jaksa Agung, Ketua
Komisi Pelayanan Publik, Auditor Umum, Akuntan Jenderal, atau Sekretaris Tetap;

sebagai ketua atau kepala eksekutif dari dewan resmi negara seperti yang tercantum pada pasal
22A Konstitusi Republik Singapura, sebagai ketua dewan direksi atau CEO sebuah perusahaan
yang didirikan atau didaftarkan berdasarkan Companies Act (Pasal 50) dengan modal disetor
minimal $100 juta atau setara dengan uang asing, atau dalam posisi senioritas lainnya yang sama
atau sebanding. Hal tersebut dianggap telah memberi pengalaman dan kemampuan dalam
mengatur dan mengelola urusan keuangan untuk memungkinkan dia untuk melaksanakan secara
efektif fungsi dan tugas dari Presiden.
• Yudikatif
Kekuasaan Yudikatif di Singapura dipegang oleh
Mahkamah Agung serta pengadilan bawahan Konstitusi
Singapura. Mahkamah agung terdiri dari Pengadilan
Banding dan Pengadilan Tinggi. Pengadilan Banding
mengurus banding pidana dan perdata, sedangkan
Pengadilan Tinggi mengurus pidana dan yurisdiksi sipil.
Ketua hakim, hakim banding, komisaris yudisial, dan
hakim pengadilan tinggi ditunjuk oleh presiden dari calon
yang direkomendasikan oleh perdana menteri. Perdana
menteri harus berkonsultasi dengan ketua mahkamah
agung sebelum merekomendasikan hakim.
• Pemilihan dan Partai Politik di Singapura
Pemilihan umum diwajibkan di Singapura sejak 1959.
Usia pemilih yang sah adalah 21 tahun. Departemen
Pemilihan Singapura bertanggung jawab atas
perencanaan, persiapan, dan pelaksanan pemilihan baik
pemilihan presiden, parlemen, dan setiap referendum
nasional di Singapura. Departemen ini berada di bawah
Perdana Menteri.

Anda mungkin juga menyukai