Anda di halaman 1dari 21

Nama.

Caroline br nainggolan
Squad 2

SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA


SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

Sistem pemerintahan merujuk pada struktur dan mekanisme yang digunakan dalam
mengatur dan menjalankan pemerintahan suatu negara. Ini mencakup pembagian
kekuasaan, hubungan antara lembaga-lembaga pemerintah, dan aturan-aturan yang
mengatur interaksi antara pemerintah dan masyarakat.

Ada beberapa jenis sistem pemerintahan yang digunakan di seluruh dunia,


termasuk demokrasi, monarki, republik, parlementer, presidensial, otoriter, dan sebagainya.
Setiap sistem pemerintahan memiliki karakteristik dan mekanisme unik yang memengaruhi
cara kekuasaan dijalankan dan keputusan-keputusan politik dibuat.

Dalam sistem demokrasi, kekuasaan berada pada rakyat dan dijalankan melalui
pemilihan umum. Pemerintah dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada mereka.
Pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif merupakan prinsip penting
dalam sistem demokrasi untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

Di bawah sistem monarki, kekuasaan dipegang oleh seorang monarki atau


raja/raja. Monarki dapat menjadi konstitusional, di mana peran monarki terbatas dan
kekuasaan politik sebagian besar dipegang oleh lembaga-lembaga pemerintahan lainnya,
atau monarki absolut, di mana monarki memiliki kekuasaan mutlak.

Dalam sistem parlementer, eksekutif dan legislatif saling terkait. Pemerintah


dikepalai oleh seorang perdana menteri yang dipilih oleh parlemen atau majelis legislatif.
Kabinet juga berasal dari parlemen dan bertanggung jawab kepada parlemen. Parlemen
memiliki peran penting dalam membuat undang-undang dan mengawasi pemerintah.

Sistem presidensial melibatkan pemisahan kekuasaan yang jelas antara eksekutif


dan legislatif. Presiden adalah kepala negara dan pemerintahan, dipilih langsung oleh
rakyat atau melalui pemilihan oleh badan elektoral. Presiden bertanggung jawab atas
eksekutif, sementara legislatif (biasanya parlemen) memiliki peran dalam pembuatan
undang-undang dan pengawasan pemerintah.
Sistem otoriter mencakup berbagai bentuk pemerintahan otoriter, seperti diktator
atau kediktatoran, di mana kekuasaan dipegang oleh satu individu atau kelompok kecil
tanpa adanya kontrol yang efektif atau partisipasi publik.

Penting untuk dicatat bahwa sistem pemerintahan dapat bervariasi di berbagai


negara, dan sering kali terdapat kombinasi atau variasi dari sistem-sistem ini. Sistem
pemerintahan yang efektif adalah yang mampu menyediakan stabilitas politik,
perlindungan hak asasi manusia, partisipasi publik, akuntabilitas, dan pembangunan yang
berkelanjutan bagi negara dan masyarakat yang diatur.

Sistem pemerintahan memainkan peran krusial dalam menentukan arah dan


jalannya suatu negara. Di tengah dinamika global, Indonesia sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia memiliki sistem pemerintahan yang unik dan menarik untuk diselidiki.
Untuk memahami sistem pemerintahan Indonesia saat ini, penting untuk melihat ke
belakang sejarahnya. Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945 setelah berabad-
abad dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa, terutama Belanda. Setelah periode awal
kemerdekaan yang penuh tantangan, Indonesia mengadopsi sistem pemerintahan
demokrasi parlementer yang didasarkan pada konstitusi UUD 1945. Namun, dalam
beberapa dekade berikutnya, sistem pemerintahan berubah dan berkembang untuk
mengatasi tantangan dan kondisi unik Indonesia.

Sejarah politik Indonesia telah menyaksikan perjalanan panjang dalam sistem


pemerintahan yang dianut. Dari masa awal kemerdekaan, Indonesia telah mencoba dan
mengadopsi berbagai model sistem pemerintahan, termasuk parlementer, parlementer
semu, dan akhirnya mencapai sistem presidensial yang dianut saat ini.

1. Sistem Parlementer

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, pemerintahan Indonesia


mengadopsi sistem parlementer yang didasarkan pada model Eropa. Sistem parlementer
membagi kekuasaan antara kepala negara (presiden) dan kepala pemerintahan (perdana
menteri). Kekuasaan eksekutif dipegang oleh kabinet yang dipilih oleh mayoritas di
parlemen.

Pada periode awal kemerdekaan, Indonesia mengadopsi sistem parlementer yang


murni, di mana perdana menteri dipilih oleh anggota parlemen dan bertanggung jawab
kepada parlemen. Model ini mirip dengan sistem pemerintahan di Inggris dan negara-
negara Eropa lainnya. Namun, sistem parlementer murni ini tidak berlangsung lama di
Indonesia.
Sistem pemerintahan parlementer di Indonesia memiliki sejarah yang cukup
singkat dan terjadi pada periode awal kemerdekaan negara ini. Setelah proklamasi
kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengadopsi sistem pemerintahan
parlementer yang didasarkan pada model Eropa.

Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia membentuk Pemerintahan Darurat


Republik Indonesia (PDRI) dengan Presiden sebagai kepala negara dan kabinet sebagai
kepala pemerintahan. Kabinet yang dipimpin oleh Sutan Sjahrir bertugas sebagai badan
eksekutif, sedangkan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) dan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) bertanggung jawab
menyusun naskah konstitusi.

Pada tahun 1949, setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) yang mengakhiri agresi
militer Belanda, Indonesia menyatakan kedaulatannya sebagai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dengan sistem pemerintahan parlementer. Sistem ini tercantum dalam
UUD Sementara 1949. Menurut UUD tersebut, presiden dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) yang terdiri dari perwakilan daerah dan
golongan.

Dalam sistem parlementer ini, presiden bertindak sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan, sedangkan MPRS berfungsi sebagai badan legislatif. Presiden membentuk
kabinet yang bertanggung jawab kepada MPRS. Kabinet yang terpilih harus mendapatkan
kepercayaan dari MPRS melalui pemungutan suara.

Namun, sistem parlementer ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1950,
Indonesia menerapkan sistem parlementer semu atau demokrasi terpimpin melalui UUD
Sementara 1950. Sistem ini mempertahankan presiden sebagai kepala negara, tetapi
mengurangi kekuasaannya dan memberikan lebih banyak wewenang kepada MPRS dan
DPR.

Dalam sistem parlementer semu, presiden tetap dipilih oleh MPRS, tetapi tidak
bertanggung jawab kepada parlemen. Kabinet diangkat oleh presiden dan tidak lagi
memerlukan kepercayaan MPRS. Presiden memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam
pengambilan keputusan politik dan menentukan kebijakan nasional.

Sistem parlementer semu ini bertujuan untuk mengatasi ketidakstabilan politik


yang terjadi pada periode sebelumnya dan meningkatkan efektivitas pemerintahan. Namun,
sistem ini juga menimbulkan kontroversi dan kritik karena memberikan kekuasaan yang
besar kepada presiden dan mengurangi kontrol parlemen terhadap pemerintahan.
Pada tahun 1959, sistem parlementer semu dihapuskan dan Indonesia kembali ke
sistem pemerintahan presidensial. Perubahan signifikan dalam sistem pemerintahan terjadi
pada tahun 1950 dengan diterapkannya sistem parlementer semu atau yang dikenal sebagai
demokrasi terpimpin. Sistem ini diperkenalkan melalui konstitusi yang disahkan oleh
Konstituante Indonesia pada tahun 1950. Dalam sistem parlementer semu, presiden tetap
menjadi kepala negara, tetapi kekuasaannya diatur dan dibatasi oleh MPRS (Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara) dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

Dalam sistem parlementer semu, presiden dipilih oleh MPRS dan tidak
bertanggung jawab kepada parlemen. Kabinet juga tidak lagi dipilih oleh parlemen, tetapi
diangkat oleh presiden. Presiden memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam mengambil
keputusan politik dan menentukan kebijakan nasional. Model ini memberikan kekuasaan
yang besar kepada presiden dan mengurangi peran parlemen dalam pemerintahan.

Sistem parlementer semu ini dianggap sebagai langkah menuju negara yang lebih
stabil dan efektif setelah periode awal kemerdekaan yang penuh dengan tantangan dan
ketidakstabilan politik. Namun, sistem ini juga menimbulkan kritik dan kontroversi, karena
memberikan kekuasaan yang terlalu besar kepada presiden dan mengurangi kontrol
parlemen terhadap pemerintahan.

2. Sistem Presidensial

Perubahan berikutnya dalam sistem pemerintahan Indonesia terjadi setelah


jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998 dan dimulainya era reformasi. Dalam periode
pasca-reformasi, Indonesia beralih ke sistem pemerintahan presidensial yang dianut hingga
saat ini. Sistem presidensial memisahkan kekuasaan eksekutif dan legislatif, di mana
presiden adalah kepala negara dan kepala pemerintahan.

Dalam sistem presidensial, presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam
pemilihan umum. Presiden memiliki kekuasaan eksekutif yang luas, termasuk dalam
pengambilan keputusan politik, penunjukan menteri, dan pelaksanaan kebijakan
pemerintah. Di sisi lain, legislatif diwakili oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan DPD
(Dewan Perwakilan Daerah), yang memiliki peran penting dalam pembuatan undang-
undang dan pengawasan terhadap pemerintah.

Sistem presidensial ini memberikan kontrol yang lebih seimbang antara kekuasaan
eksekutif dan legislatif. Presiden bertanggung jawab kepada rakyat melalui pemilihan
umum, sementara legislatif memiliki peran penting dalam menyusun undang-undang dan
mengawasi pemerintah. Sistem ini juga mencerminkan semangat demokrasi di Indonesia,
dengan partisipasi langsung rakyat dalam pemilihan presiden.

Saat ini, Indonesia menganut sistem pemerintahan republik presidensial. Secara


resmi dikenal sebagai Republik Indonesia, negara ini memiliki tiga cabang pemerintahan
yang independen: eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Struktur pemerintahan ini didasarkan
pada prinsip-prinsip demokrasi, dengan tujuan untuk mencapai pemerintahan yang adil,
transparan, dan efektif.

1. EKSEKUTIF

Cabang eksekutif dipimpin oleh presiden, yang dipilih melalui pemilihan umum
setiap lima tahun. Presiden bertindak sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Presiden memiliki kekuasaan dalam pembuatan kebijakan publik, pengangkatan pejabat
tinggi, dan menjalankan administrasi negara. Presiden juga bertanggung jawab atas
keamanan nasional dan hubungan internasional. Wakil Presiden, yang juga dipilih secara
langsung, membantu dan menggantikan presiden jika diperlukan.

Lembaga eksekutif di Indonesia bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan


negara, administrasi publik, dan menjalankan fungsi-fungsi eksekutif. Lembaga-lembaga
eksekutif utama di Indonesia meliputi:

1. Presiden

Presiden adalah kepala negara dan kepala pemerintahan Indonesia. Presiden dipilih
oleh rakyat dalam pemilihan umum dan memegang kekuasaan eksekutif yang luas.
Presiden memiliki tanggung jawab untuk menjalankan pemerintahan, membuat kebijakan
nasional, serta mewakili negara dalam hubungan internasional. Presiden juga memiliki
wewenang untuk mengangkat menteri dan membentuk kabinet.

Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, presiden Indonesia memiliki


tugas dan wewenang yang luas. Berikut adalah beberapa tugas dan wewenang presiden:

1. Kepala Negara

Presiden adalah simbol persatuan, stabilitas, dan kedaulatan negara. Sebagai


kepala negara, presiden mewakili Indonesia dalam hubungan internasional,
menjalin hubungan dengan negara-negara lain, dan menjalankan fungsi-fungsi
kenegaraan dalam hubungan bilateral maupun multilateral.
2. Kepala Pemerintahan

Presiden adalah kepala pemerintahan Indonesia. Presiden memiliki wewenang


dalam pembentukan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah. Presiden bertanggung
jawab atas pelaksanaan undang-undang, keputusan, dan peraturan perundang-
undangan. Presiden memiliki kekuasaan eksekutif yang meliputi kebijakan dalam
berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosial, pertahanan, dan lainnya.

3. Pimpinan Kabinet

Presiden memiliki kewenangan untuk membentuk kabinet atau dewan menteri


yang bertugas dalam menjalankan administrasi negara. Presiden menunjuk dan
memberhentikan menteri-menteri yang membentuk kabinet, serta memimpin
rapat-rapat kabinet untuk membahas kebijakan-kebijakan pemerintah.

4. Perumus Kebijakan

Presiden memiliki peran utama dalam merumuskan kebijakan nasional. Presiden


menyusun program-program pemerintah yang mencakup rencana pembangunan,
kebijakan ekonomi, kebijakan sosial, kebijakan luar negeri, dan kebijakan lainnya
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Presiden juga memiliki wewenang
untuk menetapkan arah kebijakan strategis dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
dan keamanan.

5. Komandan Tertinggi TNI

Presiden adalah komandan tertinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Presiden


memiliki kewenangan dalam hal pertahanan dan keamanan nasional, serta
bertanggung jawab atas kebijakan-kebijakan militer dan pertahanan negara.
Presiden juga memiliki wewenang untuk menetapkan kebijakan dalam menjaga
kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keamanan negara.

6. Pengambil Keputusan Penting

Presiden memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan penting dalam


kebijakan nasional, seperti pengesahan undang-undang, pengangkatan pejabat
tinggi negara, pengangkatan duta besar, pengumuman keadaan darurat, peninjauan
kembali hukuman, grasi, amnesti, dan lainnya. Presiden juga memiliki wewenang
untuk memberikan instruksi dan petunjuk kepada lembaga-lembaga eksekutif,
legislatif, dan yudikatif dalam rangka pelaksanaan kebijakan pemerintah.
Tugas dan wewenang presiden diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peran
presiden sangat penting dalam menjalankan pemerintahan dan mengarahkan pembangunan
nasional untuk mencapai tujuan kepentingan negara dan rakyat.

2. Wakil Presiden

Wakil Presiden merupakan pendamping presiden yang dipilih bersamaan dengan


presiden dalam pemilihan umum. Wakil Presiden membantu presiden dalam menjalankan
tugas-tugasnya serta menggantikan presiden dalam hal presiden berhalangan.

Sebagai pendamping presiden, wakil presiden memiliki tugas dan wewenang yang
berperan penting dalam menjalankan pemerintahan. Berikut adalah beberapa tugas dan
wewenang wakil presiden di Indonesia:

1. Mendampingi Presiden

Wakil presiden bertugas mendampingi presiden dalam menjalankan tugas-tugas


kepemimpinan negara. Wakil presiden hadir dalam berbagai acara kenegaraan dan
peristiwa penting yang melibatkan presiden. Wakil presiden juga dapat
menggantikan presiden dalam hal presiden berhalangan.

2. Menjadi Penasehat Presiden

Wakil presiden memiliki peran sebagai penasehat presiden. Wakil presiden dapat
memberikan masukan, saran, dan pendapat kepada presiden terkait kebijakan-
kebijakan pemerintah. Wakil presiden juga dapat membantu presiden dalam
pengambilan keputusan strategis.

3. Perwakilan Negara

Wakil presiden juga berperan sebagai perwakilan negara dalam hubungan bilateral
dan multilateral. Wakil presiden dapat mewakili presiden dalam pertemuan-
pertemuan internasional, kunjungan kenegaraan, forum-forum diplomatik, serta
menjalin hubungan dengan pemimpin negara lain.

4. Mengawasi Program Pemerintah

Wakil presiden dapat memiliki tugas khusus dalam mengawasi pelaksanaan


program-program pemerintah. Wakil presiden dapat dipercaya oleh presiden untuk
memantau dan mengevaluasi progres dan keberhasilan program-program yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.

5. Menghadiri Pertemuan-pertemuan Penting

Wakil presiden dapat diutus untuk menghadiri pertemuan-pertemuan penting baik


di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini bertujuan untuk memperluas
jejaring diplomasi, memperkuat kerja sama bilateral, serta mewakili kepentingan
negara dalam forum-forum internasional.

6. Mewakili Presiden dalam Bidang Tertentu

Wakil presiden juga dapat diberi mandat untuk mewakili presiden dalam bidang-
bidang tertentu, seperti bidang sosial, budaya, pendidikan, atau bidang lainnya
yang menjadi fokus perhatian pemerintah. Dalam hal ini, wakil presiden dapat
memimpin kebijakan dan program-program yang terkait dengan bidang tersebut.

Tugas dan wewenang wakil presiden di Indonesia diatur dalam Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Peran wakil presiden adalah mendukung dan melengkapi peran presiden dalam
menjalankan tugas-tugas kepemimpinan negara.

3. Kabinet

Kabinet adalah lembaga eksekutif yang terdiri dari menteri-menteri yang ditunjuk
oleh presiden. Kabinet bertanggung jawab dalam menyusun kebijakan, melaksanakan
program-program pemerintah, serta mengelola sektor-sektor tertentu dalam negara. Setiap
menteri memiliki tanggung jawab dalam bidang tugas masing-masing, seperti kesehatan,
pendidikan, keuangan, pertahanan, dan lainnya. Kabinet berperan sebagai penasehat
presiden dan bertanggung jawab kepada presiden dan parlemen.

Tugas kabinet adalah sebagai berikut:

1. Perumus Kebijakan

Kabinet berperan sebagai perumus kebijakan pemerintah. Menteri-menteri dalam


kabinet bertugas untuk menyusun dan merumuskan kebijakan nasional di bidang
tugas masing-masing. Mereka mengkaji isu-isu terkait dan mengembangkan
program-program pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
2. Pelaksana Kebijakan

Kabinet bertanggung jawab dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan pemerintah


yang telah ditetapkan. Menteri-menteri dalam kabinet memiliki tugas untuk
mengawasi dan memastikan implementasi kebijakan secara efektif dan efisien di
sektor-sektor yang mereka pimpin.

3. Koordinasi Antardepartemen

Kabinet berperan dalam mengkoordinasikan antardepartemen dan menjaga sinergi


dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah. Menteri-menteri dalam kabinet
berkomunikasi dan berkolaborasi untuk memastikan bahwa kebijakan dan program
pemerintah berjalan secara terkoordinasi dan terintegrasi.

4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

Kabinet memiliki tanggung jawab untuk memantau dan mengevaluasi kinerja


menteri-menteri dalam menjalankan tugasnya. Pemantauan dan evaluasi dilakukan
untuk menilai capaian program-program pemerintah, mengidentifikasi hambatan
atau tantangan, serta melakukan perbaikan atau perubahan kebijakan jika
diperlukan.

5. Penyampaian Informasi dan Laporan

Kabinet berfungsi sebagai forum untuk penyampaian informasi dan laporan kepada
presiden. Menteri-menteri dalam kabinet secara rutin memberikan laporan kepada
presiden mengenai perkembangan pelaksanaan kebijakan, capaian program, dan
isu-isu penting yang perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah.

6. Koordinasi dengan Lembaga Lain

Kabinet juga bertugas untuk berkoordinasi dengan lembaga-lembaga lain, seperti


lembaga legislatif dan yudikatif, dalam rangka mencapai kesepahaman dan sinergi
dalam proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan. Hal ini bertujuan untuk
memastikan kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kebijakan pemerintah.

Tugas kabinet diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang organisasi dan tata
kerja kabinet.
4. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

BNPB adalah lembaga eksekutif yang bertanggung jawab atas penanggulangan


bencana di Indonesia. BNPB memiliki tugas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
koordinasi upaya penanggulangan bencana, termasuk mitigasi risiko bencana,
penanggulangan darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca-bencana. Lembaga ini berada
di bawah koordinasi presiden dan berfungsi untuk melindungi masyarakat dari dampak
bencana alam maupun bencana non-alam.

Selain lembaga-lembaga tersebut, ada juga lembaga-lembaga eksekutif lainnya


yang berperan dalam pelaksanaan kebijakan dan pemerintahan, seperti Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Polri) yang bertanggung jawab dalam penegakan hukum dan
keamanan, Badan Intelijen Negara (BIN) yang bertugas dalam bidang intelijen keamanan
nasional, serta lembaga-lembaga pemerintah lainnya yang memiliki tanggung jawab
tertentu dalam sektor-sektor seperti keuangan, pertanian, kesehatan, dan lainnya.

Lembaga-lembaga eksekutif di Indonesia berperan penting dalam menjalankan


pemerintahan, melaksanakan kebijakan publik, serta memastikan efisiensi dan efektivitas
administrasi negara.

2. LEGISLATIF

Lembaga legislatif di Indonesia adalah bagian penting dari sistem pemerintahan


demokratis. Lembaga legislatif memiliki peran dalam pembuatan undang-undang,
pengawasan terhadap kebijakan pemerintah, serta mewakili aspirasi dan kepentingan
rakyat. Di Indonesia, lembaga legislatif terdiri dari dua badan, yaitu:

1. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

DPR merupakan lembaga legislatif yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam


membuat undang-undang di Indonesia. Anggota DPR dipilih secara langsung oleh rakyat
dalam pemilihan umum yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Jumlah anggota DPR saat
ini adalah 575 orang yang mewakili berbagai partai politik. DPR memiliki tugas utama
dalam mengesahkan undang-undang, mengawasi jalannya pemerintahan, dan mewakili
aspirasi rakyat.
DPR memiliki sejumlah komisi yang fokus pada berbagai bidang kebijakan, seperti
komisi keuangan, komisi hukum, komisi pendidikan dan budaya, dan sebagainya. Setiap
komisi memiliki tanggung jawab dalam mempelajari dan membahas isu-isu yang relevan
dengan bidangnya, serta memberikan rekomendasi dan pengawasan terhadap kebijakan
pemerintah. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) memiliki peran dan fungsi penting dalam
sistem politik dan pemerintahan di Indonesia. Berikut adalah beberapa peran dan fungsi
DPR:

1. Perwakilan Rakyat

DPR merupakan lembaga yang mewakili suara rakyat Indonesia. Anggota DPR
dipilih melalui pemilihan umum dan bertugas untuk mewakili kepentingan dan
aspirasi rakyat di tingkat nasional. Mereka diharapkan dapat mendengarkan dan
mengartikulasikan kebutuhan serta harapan masyarakat yang mereka wakili.

2. Pembuatan Undang-Undang

Salah satu tugas utama DPR adalah membuat undang-undang. DPR memiliki
wewenang untuk mengajukan, membahas, dan menetapkan undang-undang yang
menjadi dasar hukum negara. Anggota DPR dapat mengusulkan inisiatif undang-
undang atau mempelajari usul undang-undang yang diajukan oleh pemerintah atau
anggota DPR lainnya. Proses legislasi melibatkan pembahasan, perubahan, dan
pengambilan keputusan kolektif oleh anggota DPR.

3. Pengawasan Pemerintah

DPR memiliki peran penting dalam mengawasi kebijakan dan kinerja pemerintah.
Anggota DPR dapat melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah,
pelaksanaan anggaran negara, serta kinerja lembaga eksekutif. Pengawasan
dilakukan melalui rapat-rapat, interpelasi, hak angket, dan alat pengawasan lainnya
guna memastikan akuntabilitas dan transparansi pemerintah. DPR juga dapat
memberikan pertanyaan, kritik, saran, dan rekomendasi kepada pemerintah untuk
memperbaiki kebijakan yang ada.

4. Persetujuan Anggaran Negara

DPR memiliki wewenang untuk mengesahkan anggaran negara. Mereka


melakukan pembahasan dan persetujuan atas Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (RAPBN) yang diajukan oleh pemerintah. DPR juga terlibat dalam
pengawasan pelaksanaan anggaran negara guna memastikan penggunaan dana
publik yang efektif dan efisien.

5. Persetujuan Calon Pejabat Negara

DPR memiliki peran dalam persetujuan terhadap calon pejabat negara, seperti
presiden, wakil presiden, dan anggota lembaga tinggi negara. Mereka melakukan
proses pemilihan dan persetujuan terhadap calon pejabat negara yang diajukan,
seperti dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

6. Hubungan Internasional

DPR juga memiliki peran dalam hubungan internasional. Anggota DPR dapat
menjadi anggota delegasi negara dalam pertemuan dan forum internasional.
Mereka berpartisipasi dalam dialog dan perundingan internasional untuk
mengadvokasi kepentingan nasional dan berkontribusi dalam pembentukan
kebijakan global.

7. Menerima Aspirasi Rakyat

DPR juga berfungsi sebagai wadah untuk menerima aspirasi dan pengaduan
masyarakat. Anggota DPR dapat menerima dan menindaklanjuti pengaduan serta
keluhan rakyat terkait berbagai isu dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Melalui peran dan fungsi-fungsi ini, DPR berperan dalam menjaga keseimbangan
dan sistem pemerintahan yang demokratis, serta menjalankan tanggung jawab untuk
mewakili kepentingan rakyat dan memastikan pemerintahan yang efektif dan akuntabel.

2. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

DPD merupakan anggota MPR yang terdiri atas wakil-wakil daerah provinsi yang
dipilih melalui pemilu. Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan sebanyak 4 orang.
Seluruh anggota DPD ini tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR. Anggota DPD
diresmikan oleh Keputusan Presiden. Bagi anggota DPD, selama persidangan harus
berdomisili di ibukota negara RI.

Masa jabatan anggota DPD adalah 5 tahun dan berakhir bersamaan dengan saat
anggota DPD yang baru membacakan sumpah atau janji. Pembacaan sumpah/janji DPD
dilakukan dalam Sidang Paripurna DPD, dengan dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung.
Jika ada anggota DPD yang berhalangan hadir untuk membaca sumpah atau janji secara
bersamaan, maka pembacaan sumpah dan janji dilaksanakan dalam Sidang Paripurna DPD
dengan dipandu oleh pimpinan DPD.

Pimpinan DPD terdiri atas seorang ketua, dan sebanyak-banyaknya 2 orang wakil
ketua yang dipilih dari dan oleh anggota DPD. Sebelum terbentuk ketua DPD maka
pimpinan sidang dipimpin oleh Pimpinan Sementara DPD yang dipilih dari seorang
anggota tertua dan anggota termuda.

Menurut pasal 41 UU No 22 Tahun 2003, DPD mempunyai fungsi mengajukan


usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan yang berhubungan dengan
legislatif tertentu. DPD juga mempunyai fungsi pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu.

Tugas dan wewenang DPD adalah:

• Mengajukan RUU kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam, dan sumber ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan;
• Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan agama;
• Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK; dan
• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU yang berkaitan dengan otonomi
daerah.

Selain DPR dan DPD, ada pula Mahkamah Konstitusi (MK) yang, meskipun bukan
lembaga legislatif, memiliki peran penting dalam memastikan kepatuhan terhadap
konstitusi dan menjaga prinsip-prinsip demokrasi. MK bertanggung jawab dalam menguji
undang-undang yang diperdebatkan mengenai konstitusionalitasnya dan menyelesaikan
sengketa pemilihan umum.

Lembaga legislatif di Indonesia memiliki peran penting dalam mengawasi


pemerintahan, mewakili kepentingan rakyat, dan menetapkan undang-undang yang sesuai
dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Melalui proses legislasi, lembaga legislatif
berperan dalam menciptakan hukum yang adil, melindungi hak-hak rakyat, dan mengawasi
pelaksanaan kebijakan pemerintah.
3. YUDIKATIF

Lembaga yudikatif di Indonesia merupakan bagian penting dari sistem


ketatanegaraan yang bertanggung jawab atas penegakan hukum, pemutusan sengketa, serta
menjaga keadilan dan kepastian hukum. Lembaga yudikatif di Indonesia terdiri dari
beberapa lembaga, yaitu:

1. Mahkamah Agung

Mahkamah Agung (MA) adalah lembaga yudikatif tertinggi di Indonesia. MA


berfungsi sebagai pengawas dan pemimpin sistem peradilan di negara ini. MA memiliki
wewenang mengadili perkara-perkara yang diajukan dalam tingkat kasasi serta memiliki
tugas mengawasi dan memberikan petunjuk kepada badan peradilan di bawahnya. MA juga
memiliki peran dalam mengawasi pengadilan di seluruh wilayah Indonesia agar
melaksanakan tugasnya secara adil dan berkeadilan.

Mahkamah Agung memiliki beberapa fungsi penting dalam sistem peradilan di


Indonesia. Berikut adalah beberapa fungsi utama Mahkamah Agung:

• Fungsi Kehakiman
Fungsi utama Mahkamah Agung adalah sebagai lembaga peradilan tertinggi di
Indonesia. Mahkamah Agung bertugas memutus perkara-perkara yang diajukan
kepadanya dengan tujuan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat
dalam proses hukum. Dalam melaksanakan fungsi kehakiman, Mahkamah Agung
mengadili dan memutus perkara-perkara yang diajukan dalam berbagai bidang
hukum, seperti pidana, perdata, tata usaha negara, dan agama.
• Fungsi Kasasi
Mahkamah Agung memiliki wewenang untuk memeriksa dan memutus perkara-
perkara kasasi yang diajukan terhadap putusan-putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap. Dalam hal ini, Mahkamah Agung mengevaluasi
kesalahan hukum, penyalahgunaan wewenang, atau kekeliruan dalam putusan
pengadilan yang diajukan.
• Fungsi Pembentukan Hukum
Mahkamah Agung memiliki fungsi penting dalam pembentukan hukum di
Indonesia. Melalui putusan-putusannya, Mahkamah Agung memberikan
interpretasi, penjelasan, dan penafsiran terhadap hukum yang berlaku. Putusan
Mahkamah Agung yang bersifat prinsip dapat menjadi dasar bagi pengadilan di
tingkat yang lebih rendah dalam mengambil keputusan dalam kasus-kasus serupa.
• Fungsi Pengawasan
Mahkamah Agung memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap
pengadilan-pengadilan di tingkat yang lebih rendah. Pengawasan ini meliputi
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang hakim, pengawasan
terhadap administrasi peradilan, serta penyelesaian sengketa antara pengadilan
yang berada di bawahnya.
• Fungsi Administratif
Selain fungsi yudisialnya, Mahkamah Agung juga memiliki fungsi administratif.
Mahkamah Agung bertanggung jawab atas manajemen kepegawaian, pengaturan
anggaran, pengembangan sistem informasi, serta pemeliharaan infrastruktur dan
fasilitas pengadilan di seluruh Indonesia.
• Fungsi Penyusunan Putusan Prinsip
Mahkamah Agung memiliki wewenang untuk menyusun putusan-prinsip yang
bersifat mengikat dan memberikan pedoman hukum bagi pengadilan di seluruh
Indonesia. Putusan-prinsip ini memiliki kekuatan yuridis yang dapat
mempengaruhi penafsiran dan penerapan hukum oleh pengadilan di tingkat yang
lebih rendah.

Dengan melaksanakan fungsi-fungsinya tersebut, Mahkamah Agung berperan


penting dalam menjaga keadilan, menjamin perlindungan hak asasi manusia, serta
memastikan kepatuhan terhadap hukum di Indonesia.

2. Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi (MK) adalah lembaga yudikatif yang bertanggung jawab


atas penafsiran, pengujian, dan putusan terkait konstitusionalitas undang-undang dan
peraturan perundang-undangan di Indonesia. MK memiliki kekuasaan untuk memutuskan
sengketa pemilihan umum, melindungi hak-hak konstitusional warga negara, serta
memastikan kepatuhan terhadap konstitusi.

3. Pengadilan Tinggi

Pengadilan Tinggi (PT) merupakan lembaga yudikatif yang berada di bawah


Mahkamah Agung. PT memiliki yurisdiksi atas wilayah provinsi dan bertugas mengadili
perkara-perkara yang diajukan dalam tingkat banding. PT juga memiliki wewenang
mengawasi pengadilan di wilayahnya agar beroperasi dengan efektif dan menjalankan
tugasnya secara adil.
4. Pengadilan Negeri

Pengadilan Negeri (PN) adalah lembaga yudikatif yang berada di bawah


Pengadilan Tinggi. PN memiliki yurisdiksi atas wilayah kabupaten/kota dan merupakan
pengadilan tingkat pertama. PN berwenang mengadili perkara-perkara perdata, pidana, dan
administrasi negara.

5. Mahkamah Agung Militer

Mahkamah Agung Militer adalah lembaga yudikatif yang berwenang mengadili


perkara-perkara yang berkaitan dengan tindak pidana militer. Mahkamah ini memiliki
yurisdiksi khusus terkait dengan hukum militer dan merupakan pengadilan tertinggi di
ranah militer.

Lembaga yudikatif di Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam


menjaga keadilan, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan hukum kepada
warga negara. Lembaga-lembaga ini berfungsi untuk memastikan bahwa putusan-putusan
hukum dijalankan secara adil, independen, dan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum yang
berlaku.

Lembaga-Lembaga Negara dalam Susunan Pemerintahan Tingkat


Kota dan Provinsi

1. Gubernur

Pada peraturan pemerintahan tentang pelaksanaan tugas dan wewenangguberbur


sebagai wakil pemerintah pusat, pasal 1: “Dalam melaksanakanpembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan yang menjadi kewenangandaerah kabupaten/kota
dan tugas pembentuan oleh daerah kabupaten/kota,presiden dibantu oleh gubernur sebagai
wakil pemerintah pusat.” Dalammelaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) gebernur sebagai wakil pemerintah pusat mempunyai tugas:

a. Mengordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugaspembantuan


didaerah kabupaten/kota.
b. Melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi terhadap penyelenggaraandaerah
kabupaten/kota yang ada di wilayahnya.
c. Memberdayakan dan memfasilitasi daerah kabupaten/kota di wilayahnya.
d. Melakukan evaluasi terhadap rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang
rencana pembangunan jangka panjang daerah, rencanapembangunan jangka
menengah daerah, anggaran pendapatan dan belanjadaerah, perubahan anggaran
pendapatan dan belanja daerah,pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran
pendapatan belanja daerah, tatruang daerah, pajak daerah, dan retribusi daerah.
e. Melakukan pengawasan terhadap peraturan daerah kabupaten/kota.
f. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

2. Bupati

Bupati atau kepala daerah memiliki tugas dan wewenang kepala daerah:

a. Memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangandaerah


berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakanyang
ditetapkan bersama DPRD.
b. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat.
c. Menyusun dan mengajukan rancangan perda tentang APBD, rancangan perda
tentang perubahan APBD, dan rancangan perda pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama.
d. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunujuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Lembaga-Lembaga Negara dalam Susunan Pemerintahan Tingkat


Kecamatan

1. Camat

Camat merupakan kepala pemerintahan tingkat kecamatan. Tugas utama camat


adalah mengkoordinasikan dan memimpin pelaksanaan pemerintahan di kecamatan. Camat
juga bertanggung jawab atas penegakan peraturan perundang-undangan, pengawasan
administrasi, dan pelayanan publik di kecamatan. Camat bekerja sebagai perpanjangan
tangan pemerintah kabupaten/kota dalam menjalankan program dan kebijakan di tingkat
kecamatan.
Tugas dari camat yaitu:

a. Mengordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.


b. Mengordinasikan upaya penyelenggaraan ketentaraman dan ketertiban umum.
c. Mengordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan.
d. Mengordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
e. Mengordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.
f. Membina penyelenggaraan pemerintahan, desa/kelurahan.
g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya yang
belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa/kelurahan.

Prinsip-Prinsip Sistem Pemerintahan di Indonesia

Sistem pemerintahan di Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip yang mendasar,


yang bertujuan untuk mencapai pemerintahan yang demokratis, efektif, dan berkeadilan.

1. Demokrasi

Sistem pemerintahan Indonesia didirikan dengan prinsip demokrasi sebagai


pijakan utama. Prinsip demokrasi merupakan salah satu prinsip utama dalam sistem
pemerintahan di Indonesia. Prinsip demokrasi adalah suatu konsep atau pendekatan dalam
sistem pemerintahan yang menekankan pada partisipasi politik aktif dan adil dari warga
negara dalam pengambilan keputusan politik yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Prinsip ini didasarkan pada keyakinan bahwa kekuasaan politik seharusnya berasal dari
rakyat dan digunakan untuk kepentingan rakyat.

Prinsip demokrasi memiliki beberapa elemen kunci, antara lain:

• Kedaulatan Rakyat

Prinsip ini menempatkan rakyat sebagai sumber kekuasaan tertinggi dalam negara.
Artinya, kekuasaan politik berasal dari rakyat dan dilaksanakan atas nama mereka.
Hal ini dapat diwujudkan melalui pemilihan umum yang bebas dan adil, di mana
warga negara memiliki hak untuk memilih wakil-wakil mereka dalam lembaga-
lembaga pemerintahan.
• Partisipasi Politik

Prinsip ini mengacu pada keterlibatan aktif warga negara dalam proses pengambilan
keputusan politik. Partisipasi politik dapat melibatkan berbagai bentuk, seperti
memberikan suara dalam pemilihan umum, terlibat dalam organisasi politik atau
masyarakat sipil, serta menyampaikan pendapat dan aspirasi kepada pemerintah.

• Perlindungan Hak Asasi Manusia

Prinsip demokrasi menghargai dan melindungi hak asasi manusia setiap individu. Hal
ini mencakup kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi, kebebasan beragama,
hak atas persamaan, serta hak partisipasi politik yang adil dan bebas dari diskriminasi.

• Pluralisme dan Toleransi

Prinsip ini mengakui dan menghormati keragaman sosial, budaya, agama, dan
pandangan politik dalam masyarakat. Prinsip pluralisme memastikan bahwa semua
suara dan perspektif dihargai, dan bahwa kebebasan berpendapat dan beragama
dilindungi.

Prinsip demokrasi menjadi dasar untuk membangun sistem pemerintahan yang


demokratis, di mana kekuasaan politik didistribusikan secara merata kepada rakyat dan
partisipasi warga negara dihargai dan diperkuat. Prinsip ini menggarisbawahi pentingnya
pemerintahan yang berkeadilan, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi
rakyat.

2. Keadilan dan Keseimbangan

Sistem pemerintahan di Indonesia mementingkan prinsip keadilan dan


keseimbangan antara pusat dan daerah. Dalam konteks kebhinekaan, Indonesia mengakui
dan menghargai keanekaragaman budaya, agama, dan suku di dalamnya. Prinsip ini
tercermin dalam sistem pemerintahan yang memberikan ruang untuk pengambilan
keputusan yang memperhatikan kepentingan berbagai kelompok masyarakat.

3. Akuntabilitas

Sistem pemerintahan di Indonesia juga menganut prinsip akuntabilitas yang kuat.


Pejabat publik diwajibkan bertanggung jawab atas tindakan mereka dan harus
melaksanakan tugas mereka dengan transparansi dan kejujuran.
Tantangan dalam Konteks Kebhinekaan

Meskipun sistem pemerintahan di Indonesia telah menunjukkan keberhasilannya


dalam mempertahankan stabilitas dan memajukan negara ini, tetap ada tantangan yang
dihadapi dalam konteks kebhinekaan. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

1. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman sosial dan ekonomi. Tantangan
terbesar adalah mengatasi kesenjangan yang ada antara daerah yang maju dan daerah yang
tertinggal, serta kesenjangan antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Pemerintah
harus bekerja keras untuk memastikan pembangunan yang merata dan keadilan sosial bagi
semua warga negara.

2. Korupsi

Korupsi masih menjadi masalah serius di Indonesia. Tindakan korupsi merugikan


negara, menghambat pembangunan, dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Pemerintah harus melanjutkan upaya untuk memerangi korupsi dengan memperkuat
lembaga penegak hukum, mendorong transparansi, dan membangun budaya integritas di
semua tingkatan pemerintahan.

3. Pengelolaan Sumber Daya Alam

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk tambang, hutan, dan
sumber daya kelautan. Namun, tantangan besar dalam pengelolaan sumber daya alam
adalah menjaga keberlanjutan dan menghindari eksploitasi yang berlebihan. Pemerintah
harus mengembangkan kebijakan yang bertanggung jawab secara lingkungan dan
mengutamakan kesejahteraan jangka panjang bagi rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai