Caroline br nainggolan
Squad 2
Sistem pemerintahan merujuk pada struktur dan mekanisme yang digunakan dalam
mengatur dan menjalankan pemerintahan suatu negara. Ini mencakup pembagian
kekuasaan, hubungan antara lembaga-lembaga pemerintah, dan aturan-aturan yang
mengatur interaksi antara pemerintah dan masyarakat.
Dalam sistem demokrasi, kekuasaan berada pada rakyat dan dijalankan melalui
pemilihan umum. Pemerintah dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada mereka.
Pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif merupakan prinsip penting
dalam sistem demokrasi untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
1. Sistem Parlementer
Pada tahun 1949, setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) yang mengakhiri agresi
militer Belanda, Indonesia menyatakan kedaulatannya sebagai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dengan sistem pemerintahan parlementer. Sistem ini tercantum dalam
UUD Sementara 1949. Menurut UUD tersebut, presiden dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) yang terdiri dari perwakilan daerah dan
golongan.
Dalam sistem parlementer ini, presiden bertindak sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan, sedangkan MPRS berfungsi sebagai badan legislatif. Presiden membentuk
kabinet yang bertanggung jawab kepada MPRS. Kabinet yang terpilih harus mendapatkan
kepercayaan dari MPRS melalui pemungutan suara.
Namun, sistem parlementer ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1950,
Indonesia menerapkan sistem parlementer semu atau demokrasi terpimpin melalui UUD
Sementara 1950. Sistem ini mempertahankan presiden sebagai kepala negara, tetapi
mengurangi kekuasaannya dan memberikan lebih banyak wewenang kepada MPRS dan
DPR.
Dalam sistem parlementer semu, presiden tetap dipilih oleh MPRS, tetapi tidak
bertanggung jawab kepada parlemen. Kabinet diangkat oleh presiden dan tidak lagi
memerlukan kepercayaan MPRS. Presiden memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam
pengambilan keputusan politik dan menentukan kebijakan nasional.
Dalam sistem parlementer semu, presiden dipilih oleh MPRS dan tidak
bertanggung jawab kepada parlemen. Kabinet juga tidak lagi dipilih oleh parlemen, tetapi
diangkat oleh presiden. Presiden memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam mengambil
keputusan politik dan menentukan kebijakan nasional. Model ini memberikan kekuasaan
yang besar kepada presiden dan mengurangi peran parlemen dalam pemerintahan.
Sistem parlementer semu ini dianggap sebagai langkah menuju negara yang lebih
stabil dan efektif setelah periode awal kemerdekaan yang penuh dengan tantangan dan
ketidakstabilan politik. Namun, sistem ini juga menimbulkan kritik dan kontroversi, karena
memberikan kekuasaan yang terlalu besar kepada presiden dan mengurangi kontrol
parlemen terhadap pemerintahan.
2. Sistem Presidensial
Dalam sistem presidensial, presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam
pemilihan umum. Presiden memiliki kekuasaan eksekutif yang luas, termasuk dalam
pengambilan keputusan politik, penunjukan menteri, dan pelaksanaan kebijakan
pemerintah. Di sisi lain, legislatif diwakili oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan DPD
(Dewan Perwakilan Daerah), yang memiliki peran penting dalam pembuatan undang-
undang dan pengawasan terhadap pemerintah.
Sistem presidensial ini memberikan kontrol yang lebih seimbang antara kekuasaan
eksekutif dan legislatif. Presiden bertanggung jawab kepada rakyat melalui pemilihan
umum, sementara legislatif memiliki peran penting dalam menyusun undang-undang dan
mengawasi pemerintah. Sistem ini juga mencerminkan semangat demokrasi di Indonesia,
dengan partisipasi langsung rakyat dalam pemilihan presiden.
1. EKSEKUTIF
Cabang eksekutif dipimpin oleh presiden, yang dipilih melalui pemilihan umum
setiap lima tahun. Presiden bertindak sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Presiden memiliki kekuasaan dalam pembuatan kebijakan publik, pengangkatan pejabat
tinggi, dan menjalankan administrasi negara. Presiden juga bertanggung jawab atas
keamanan nasional dan hubungan internasional. Wakil Presiden, yang juga dipilih secara
langsung, membantu dan menggantikan presiden jika diperlukan.
1. Presiden
Presiden adalah kepala negara dan kepala pemerintahan Indonesia. Presiden dipilih
oleh rakyat dalam pemilihan umum dan memegang kekuasaan eksekutif yang luas.
Presiden memiliki tanggung jawab untuk menjalankan pemerintahan, membuat kebijakan
nasional, serta mewakili negara dalam hubungan internasional. Presiden juga memiliki
wewenang untuk mengangkat menteri dan membentuk kabinet.
1. Kepala Negara
3. Pimpinan Kabinet
4. Perumus Kebijakan
2. Wakil Presiden
Sebagai pendamping presiden, wakil presiden memiliki tugas dan wewenang yang
berperan penting dalam menjalankan pemerintahan. Berikut adalah beberapa tugas dan
wewenang wakil presiden di Indonesia:
1. Mendampingi Presiden
Wakil presiden memiliki peran sebagai penasehat presiden. Wakil presiden dapat
memberikan masukan, saran, dan pendapat kepada presiden terkait kebijakan-
kebijakan pemerintah. Wakil presiden juga dapat membantu presiden dalam
pengambilan keputusan strategis.
3. Perwakilan Negara
Wakil presiden juga berperan sebagai perwakilan negara dalam hubungan bilateral
dan multilateral. Wakil presiden dapat mewakili presiden dalam pertemuan-
pertemuan internasional, kunjungan kenegaraan, forum-forum diplomatik, serta
menjalin hubungan dengan pemimpin negara lain.
Wakil presiden juga dapat diberi mandat untuk mewakili presiden dalam bidang-
bidang tertentu, seperti bidang sosial, budaya, pendidikan, atau bidang lainnya
yang menjadi fokus perhatian pemerintah. Dalam hal ini, wakil presiden dapat
memimpin kebijakan dan program-program yang terkait dengan bidang tersebut.
3. Kabinet
Kabinet adalah lembaga eksekutif yang terdiri dari menteri-menteri yang ditunjuk
oleh presiden. Kabinet bertanggung jawab dalam menyusun kebijakan, melaksanakan
program-program pemerintah, serta mengelola sektor-sektor tertentu dalam negara. Setiap
menteri memiliki tanggung jawab dalam bidang tugas masing-masing, seperti kesehatan,
pendidikan, keuangan, pertahanan, dan lainnya. Kabinet berperan sebagai penasehat
presiden dan bertanggung jawab kepada presiden dan parlemen.
1. Perumus Kebijakan
3. Koordinasi Antardepartemen
Kabinet berfungsi sebagai forum untuk penyampaian informasi dan laporan kepada
presiden. Menteri-menteri dalam kabinet secara rutin memberikan laporan kepada
presiden mengenai perkembangan pelaksanaan kebijakan, capaian program, dan
isu-isu penting yang perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah.
2. LEGISLATIF
1. Perwakilan Rakyat
DPR merupakan lembaga yang mewakili suara rakyat Indonesia. Anggota DPR
dipilih melalui pemilihan umum dan bertugas untuk mewakili kepentingan dan
aspirasi rakyat di tingkat nasional. Mereka diharapkan dapat mendengarkan dan
mengartikulasikan kebutuhan serta harapan masyarakat yang mereka wakili.
2. Pembuatan Undang-Undang
Salah satu tugas utama DPR adalah membuat undang-undang. DPR memiliki
wewenang untuk mengajukan, membahas, dan menetapkan undang-undang yang
menjadi dasar hukum negara. Anggota DPR dapat mengusulkan inisiatif undang-
undang atau mempelajari usul undang-undang yang diajukan oleh pemerintah atau
anggota DPR lainnya. Proses legislasi melibatkan pembahasan, perubahan, dan
pengambilan keputusan kolektif oleh anggota DPR.
3. Pengawasan Pemerintah
DPR memiliki peran penting dalam mengawasi kebijakan dan kinerja pemerintah.
Anggota DPR dapat melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah,
pelaksanaan anggaran negara, serta kinerja lembaga eksekutif. Pengawasan
dilakukan melalui rapat-rapat, interpelasi, hak angket, dan alat pengawasan lainnya
guna memastikan akuntabilitas dan transparansi pemerintah. DPR juga dapat
memberikan pertanyaan, kritik, saran, dan rekomendasi kepada pemerintah untuk
memperbaiki kebijakan yang ada.
DPR memiliki peran dalam persetujuan terhadap calon pejabat negara, seperti
presiden, wakil presiden, dan anggota lembaga tinggi negara. Mereka melakukan
proses pemilihan dan persetujuan terhadap calon pejabat negara yang diajukan,
seperti dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.
6. Hubungan Internasional
DPR juga memiliki peran dalam hubungan internasional. Anggota DPR dapat
menjadi anggota delegasi negara dalam pertemuan dan forum internasional.
Mereka berpartisipasi dalam dialog dan perundingan internasional untuk
mengadvokasi kepentingan nasional dan berkontribusi dalam pembentukan
kebijakan global.
DPR juga berfungsi sebagai wadah untuk menerima aspirasi dan pengaduan
masyarakat. Anggota DPR dapat menerima dan menindaklanjuti pengaduan serta
keluhan rakyat terkait berbagai isu dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Melalui peran dan fungsi-fungsi ini, DPR berperan dalam menjaga keseimbangan
dan sistem pemerintahan yang demokratis, serta menjalankan tanggung jawab untuk
mewakili kepentingan rakyat dan memastikan pemerintahan yang efektif dan akuntabel.
DPD merupakan anggota MPR yang terdiri atas wakil-wakil daerah provinsi yang
dipilih melalui pemilu. Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan sebanyak 4 orang.
Seluruh anggota DPD ini tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR. Anggota DPD
diresmikan oleh Keputusan Presiden. Bagi anggota DPD, selama persidangan harus
berdomisili di ibukota negara RI.
Masa jabatan anggota DPD adalah 5 tahun dan berakhir bersamaan dengan saat
anggota DPD yang baru membacakan sumpah atau janji. Pembacaan sumpah/janji DPD
dilakukan dalam Sidang Paripurna DPD, dengan dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung.
Jika ada anggota DPD yang berhalangan hadir untuk membaca sumpah atau janji secara
bersamaan, maka pembacaan sumpah dan janji dilaksanakan dalam Sidang Paripurna DPD
dengan dipandu oleh pimpinan DPD.
Pimpinan DPD terdiri atas seorang ketua, dan sebanyak-banyaknya 2 orang wakil
ketua yang dipilih dari dan oleh anggota DPD. Sebelum terbentuk ketua DPD maka
pimpinan sidang dipimpin oleh Pimpinan Sementara DPD yang dipilih dari seorang
anggota tertua dan anggota termuda.
• Mengajukan RUU kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam, dan sumber ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan;
• Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan agama;
• Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK; dan
• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU yang berkaitan dengan otonomi
daerah.
Selain DPR dan DPD, ada pula Mahkamah Konstitusi (MK) yang, meskipun bukan
lembaga legislatif, memiliki peran penting dalam memastikan kepatuhan terhadap
konstitusi dan menjaga prinsip-prinsip demokrasi. MK bertanggung jawab dalam menguji
undang-undang yang diperdebatkan mengenai konstitusionalitasnya dan menyelesaikan
sengketa pemilihan umum.
1. Mahkamah Agung
• Fungsi Kehakiman
Fungsi utama Mahkamah Agung adalah sebagai lembaga peradilan tertinggi di
Indonesia. Mahkamah Agung bertugas memutus perkara-perkara yang diajukan
kepadanya dengan tujuan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat
dalam proses hukum. Dalam melaksanakan fungsi kehakiman, Mahkamah Agung
mengadili dan memutus perkara-perkara yang diajukan dalam berbagai bidang
hukum, seperti pidana, perdata, tata usaha negara, dan agama.
• Fungsi Kasasi
Mahkamah Agung memiliki wewenang untuk memeriksa dan memutus perkara-
perkara kasasi yang diajukan terhadap putusan-putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap. Dalam hal ini, Mahkamah Agung mengevaluasi
kesalahan hukum, penyalahgunaan wewenang, atau kekeliruan dalam putusan
pengadilan yang diajukan.
• Fungsi Pembentukan Hukum
Mahkamah Agung memiliki fungsi penting dalam pembentukan hukum di
Indonesia. Melalui putusan-putusannya, Mahkamah Agung memberikan
interpretasi, penjelasan, dan penafsiran terhadap hukum yang berlaku. Putusan
Mahkamah Agung yang bersifat prinsip dapat menjadi dasar bagi pengadilan di
tingkat yang lebih rendah dalam mengambil keputusan dalam kasus-kasus serupa.
• Fungsi Pengawasan
Mahkamah Agung memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap
pengadilan-pengadilan di tingkat yang lebih rendah. Pengawasan ini meliputi
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang hakim, pengawasan
terhadap administrasi peradilan, serta penyelesaian sengketa antara pengadilan
yang berada di bawahnya.
• Fungsi Administratif
Selain fungsi yudisialnya, Mahkamah Agung juga memiliki fungsi administratif.
Mahkamah Agung bertanggung jawab atas manajemen kepegawaian, pengaturan
anggaran, pengembangan sistem informasi, serta pemeliharaan infrastruktur dan
fasilitas pengadilan di seluruh Indonesia.
• Fungsi Penyusunan Putusan Prinsip
Mahkamah Agung memiliki wewenang untuk menyusun putusan-prinsip yang
bersifat mengikat dan memberikan pedoman hukum bagi pengadilan di seluruh
Indonesia. Putusan-prinsip ini memiliki kekuatan yuridis yang dapat
mempengaruhi penafsiran dan penerapan hukum oleh pengadilan di tingkat yang
lebih rendah.
2. Mahkamah Konstitusi
3. Pengadilan Tinggi
1. Gubernur
2. Bupati
Bupati atau kepala daerah memiliki tugas dan wewenang kepala daerah:
1. Camat
1. Demokrasi
• Kedaulatan Rakyat
Prinsip ini menempatkan rakyat sebagai sumber kekuasaan tertinggi dalam negara.
Artinya, kekuasaan politik berasal dari rakyat dan dilaksanakan atas nama mereka.
Hal ini dapat diwujudkan melalui pemilihan umum yang bebas dan adil, di mana
warga negara memiliki hak untuk memilih wakil-wakil mereka dalam lembaga-
lembaga pemerintahan.
• Partisipasi Politik
Prinsip ini mengacu pada keterlibatan aktif warga negara dalam proses pengambilan
keputusan politik. Partisipasi politik dapat melibatkan berbagai bentuk, seperti
memberikan suara dalam pemilihan umum, terlibat dalam organisasi politik atau
masyarakat sipil, serta menyampaikan pendapat dan aspirasi kepada pemerintah.
Prinsip demokrasi menghargai dan melindungi hak asasi manusia setiap individu. Hal
ini mencakup kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi, kebebasan beragama,
hak atas persamaan, serta hak partisipasi politik yang adil dan bebas dari diskriminasi.
Prinsip ini mengakui dan menghormati keragaman sosial, budaya, agama, dan
pandangan politik dalam masyarakat. Prinsip pluralisme memastikan bahwa semua
suara dan perspektif dihargai, dan bahwa kebebasan berpendapat dan beragama
dilindungi.
3. Akuntabilitas
Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman sosial dan ekonomi. Tantangan
terbesar adalah mengatasi kesenjangan yang ada antara daerah yang maju dan daerah yang
tertinggal, serta kesenjangan antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Pemerintah
harus bekerja keras untuk memastikan pembangunan yang merata dan keadilan sosial bagi
semua warga negara.
2. Korupsi
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk tambang, hutan, dan
sumber daya kelautan. Namun, tantangan besar dalam pengelolaan sumber daya alam
adalah menjaga keberlanjutan dan menghindari eksploitasi yang berlebihan. Pemerintah
harus mengembangkan kebijakan yang bertanggung jawab secara lingkungan dan
mengutamakan kesejahteraan jangka panjang bagi rakyat Indonesia.