Indonesia sebagai suatu negara yang independen memiliki suatu sistem yang digunakan
untuk mengelola negaranya, sistem ini dikenal dengan sistem pemerintahan Indonesia.
Sedangkan pengertian sistem pemerintahan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Menurut Sri Soemantri pengertian sistem pemerintahan adalah sistem hubungan antara
organ eksekutif dan organ legislatif (organ kekuasaan legislatif). Dua puluh delapan tahun
kemudian, beliau mengatakan lagi bahwa sistem pemerintahan adalah
suatu sistem hubungan kekuasaan antar lembaga negara. Sistem pemerintahan dalam arti
sempit ialah sistem hubungan kekuasaan antara eksekutif (pemerintah) dan legislatif. Dalam
pada itu, sistem pemerintahan dalam arti luas adalah sistem hubungan kekuasaan antara
lembaga-lembaga negara yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Sistem pemerintahan dalam arti luas inilah yang dimaksud dengan
sistem ketatanegaraan Indonesia.
Bagir Manan mengungkapkan pula bahwa sistem pemerintahan adalah suatu pengertian
(begrip) yang berkaitan dengan tata cara pertanggungjawaban penyelenggara pemerintahan
(eksekutif) dalam suatu tatanan negara demokrasi. Dalam negara demokrasi terdapat prinsip
geen macht zonder veraantwoordelijkheid (tidak ada kekuasaan tanpa suatu
pertanggungjawaban).
Sistem pemerintahan awal yang digunakan oleh Indonesia adalah sistem pemerintahan
presidensial. Namun, seiring datangnya sekutu dan dicetuskannya Maklumat Wakil Presiden
No.X tanggal 16 November 1945, terjadi pembagian kekuasaan dalam dua badan, yaitu
kekuasaan legislatif dijalankan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan-
kekuasaan lainnya masih tetap dipegang oleh presiden sampai tanggal 14 November 1945.
Berdasarkan Maklumat Pemerintah 14 November 1945 ini, kekuasaan eksekutif yang semula
dijalankan oleh presiden beralih ke tangan menteri sebagai konsekuensi dari dibentuknya sistem
pemerintahan parlementer.
2
3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959
Lama periode : 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Parlementer
Konstitusi : UUDS 1950
UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950
hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih
Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru hingga
berlarut-larut. Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang
diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.Isi dekrit presiden 5 Juli 1959 antara lain :
1. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
2. Pembubaran Konstituante
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
Dikeluarkannya dekrit presiden ini diiringi dengan perubahan sistem pemerintahan dari
parlementer ke presidensial.
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem ini mulai
berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Kemudian diperkuat dalam UUD 1949
(Konstitusi RIS) dan UUDS 1950. Sistem ini kurang cocok diterapkan di Indonesia. Terlihat dari
melemahnya persatuan bangsa.Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri dari Presiden sebagai
kepala negara konstitusional dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Demokrasi terpimpin sebenarnya ingin menempatkan Soekarno sebagai "Ayah" dalam famili
besar bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat ditangannya. Dengan demikian, kekeliruan
yang besar dalam Demokrasi Terpimpin Sokarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-
nilai demokrasi yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain
itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan check and balance dari legislatif terhadap eksekutif.
3
5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru)
Lama periode : 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat mendominasi
pemerintahan, terbatasnya peran partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan
meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde
Baru ditandai oleh; dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan
keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam
persoalan partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan
inkorporasi lembaga non pemerintah.
Reformasi (1998-Sekarang)
Presiden: BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid (Gusdur), Megawati Soekarnoputri, Susilo
Bambang Yudhoyono, Joko Widodo
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatan
presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden
Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan
Orde Baru. . Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan
tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang
kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun.
Sistem pemerintahan RI menurut UUD 1945 tidak menganut suatu sistem dari negara manapun,
melainkan suatu sistem yang khas bagi bangsa Indonesia. Hal ini tercermin dari proses
pembentukan bangsa NKRI yang digali dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia sendiri.
Menurut UUD 1945, kedudukan Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Sistem ketatanegaraan yang kepala pemerintahannya adalah Presiden dinamakan sistem
presidensial . Presiden memegang kekuasaan tertinggi negara di bawah pengawasan Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, terdapat beberapa
perubahan pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia, sebelum dan sesudah Amandemen
UUD 1945.
Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru. Ciri dari sistem
pemerintahan masa orde baru ini adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga
kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut
dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Oleh
sebab itu tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kewenangan presiden
sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Sehingga muncul suatu reformasi untuk
menjaga adanya penyalahgunaan wewenang dengan melakukan amandemen terhadap UUD
1945. Amandemen tersebut dilakukan pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus 2000, 9 November
2001, 11 Agustus 2002.
5
b. Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Republik Indonesia setelah Amandemen
UUD 1945 adalah sebagai berikut.
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi
dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah negara republik, sedangkan untuk sistem pemerintahan yaitu
presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan yaitu anggota MPR. DPR memiliki
kewenangan legislatif dan kewenangan mengawasi jalannya pemerintahan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer dan
melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem
presidensial.
1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap
memiliki kewenangan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari
6
DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak
budget (anggaran).
Adanya perubahan sistem pemerintahan Indonesia dari waktu ke waktu ini diharapkan
mampu memberikan dampak positif dalam penyelenggaraan negara.
(Sumber: http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2014/06/sistem-
pemerintahan-indonesia-dari-masa.html, http://aulialuthfi23.blogspot.co.id/2015/04/kronologi-singkat-
sistem-pemerintahan.html )