Anda di halaman 1dari 8

PENGERTIAN ANTROPOLOGI SOSIAL

Secara harfiah antropologi adalah ilmu (logos) tentang manusia (antropos). Definisi
demikian tentu kurang jelas, karena dengan definisi seperti itu antropologi mencakup
banyak disiplin ilmu seperti sosiologi, psikologi, ilmu polotik, ilmu ekonomi, ilmu
sejarah, biologi manusia dan bahkan humaniora, filsafat dan sastra yang semuanya
mempelajari atau berkenaan dengan manusia.

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul
berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat,
budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.

William A. Haviland Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha


menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

David Hunter Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak
terbatas tentang umat manusia.

Koentjaraningrat Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada


umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat
serta kebudayaan yang dihasilkan.

SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI SOSIAL

Fase I

Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk


menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam
penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak

1
menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan
penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan.
Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut.
Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku
tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian
dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.

Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada


permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku
luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-
usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

Fase Kedua (tahun 1800-an)

Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-
karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan
kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama.
Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif
yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya

Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan
kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-
tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia

Fase Ketiga (awal abad ke-20)

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua


lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-
koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli,
pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta

2
hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara
Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya.
Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku
bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan
pemerintah kolonial.

Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)

Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku


bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan
bangsa Eropa.

Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini
membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian
besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan
kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.

Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah
Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut
berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam
terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.

Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi


ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di
daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

3
RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI

Ruang Lingkup Antropologi

Antropologi
1. Antropolgi Fisik
a. Paleoantropologi
b. Somatologi
2. Antropologi Budaya
a. Arkeologi
b. Etnolinguistik
c. Etnologi
1) Deskriptif integration (Antropologi
Diakronik/Etnologi)
2) Generalizing Approach (Antropologi Sinkronik/Sosial)
d. Etnopsikologi
e. Antropologi Spesialisasi
1) Antropologi Perkotaan
2) Antropologi Ekonomi
3) Antropologi Politik
4) Antropologi Pendidikan
5) Antropologi Kesehatan
6) Antropologi Kesehatan Jiwa
7) Antropologi Kependudukan
f. Antropologi Terapan
g. Antropologi Sosial Budaya

Sumber : Koentjaraningrat; 1981 hal. 25

4
Paleoantropologi : Bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang asal usul
atau terjadinya dan perkembangan mahkluk manusia. Obyek penelitiannya adalah
fosil manusia (sisa-sisa tubuh manusia yang telah membatu) yang terdapat dalam
lapisan-lapisan bumi.
Somatologi : Adalah bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang
variasi atau keanekaragaman ras manusia melalui cirri-ciri tubuh
manusia secara keseluruhan ( ciri-ciri genotipe dan fenotipe )
Arkeologi : Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari tentang
sejarah manusia dan penyebarannya melalui obyek penelitian
artefak (benda-benda peninggalan).
Etnolinguistik : Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari Timbulnya
bahasa, bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa serta
penyebaran bahasa umat manusia di dunia.
Etnologi : Bagian dari antropologi budaya yang mencoba menelusuri
asas-asas manusia dengan meneliti seperangkat pola kebudayaan
suatu suku bangsa yang menyebar di seluruh dunia. Obyek
penelitiannya adalah pola kelakuan masyarakat ( adat istiadat,
kekerabatan, kesenian, dsb) serta dinamika kebudayaan (
perubahan, pelembagaan dan interaksi).
Antropologi sosial : mengkaji tentang masyarakat manusia. Antropologi social sering
kali disebut antropologi social budaya karena masyarakat dan
budaya merupakan satu kesatuan system yang tidak terpisahkan.

Dalam perkembangan selanjutnya, antropologi sosial budaya bergerak pula di


bidang kependudukan, pendidikan, Kesehatan, hukum, politik, dsb. Sehingga
berkembanglah antropologi Spesialisasi yang pada aplikasinya memunculkan
antropologi terapan. Antropologi Terapan adalah antropologi yang langsung
diaplikasikan karena dibutuhkan untuk keperluan tertentu.

5
PENDEKATAN DALAM BIDANG ANTROPOLOGI SOSIAL

a. Pendekatan holistic

Kebudayaan dipandang secara utuh (holistik). Pendekatan ini digunakan oleh


para pakar antropologi apabila mereka sedang mempelajari kebudayaan suatu
masyarakat. Kebudayaan di pandang sebagai suatu keutuhan, setiap unsur di
dalamnya mungkin dipahami dalam keadaan terpisahdari keutuhan tersebut.
Para pakar antropologi mengumpulkan semua aspek, termasuk sejarah,
geografi, ekonomi , teknologi, dan bahasa. Untuk memperoleh generalisasi
(simpulan) tentang suatu kompleks kebudayaan seperti perkawinan dalam
suatu masyarakat, para pakar antropologi merasa bahwa mereka harus
memahami dengan baik semua lembaga (institusi)lain dalam masyarakat yang
bersangkutan.

b. Pendekatan komparatif

Kebudayaan masyarakat pra-aksara. Pendekatan komparatif juga merupakan


pendekatan yang unik dalam antropologi untuk mempelajari kebudayaan
masyarakat yang belum mengenal baca-tulis (pra-aksara). Para ilmuwan
antropologi paling sering mempelajari masyarakat pra-aksara karena 2 alasan
utama. Pertama, mereka yakin bahwa setiap generalisasi dan teori harus diuji
pada populasi-populasi di sebanyak mungkin daerah kebudayaan sebelum
dapat diverifikasi. Kedua, mereka lebih mudah mempelajari keseluruhan
kebudayaan masyarakat-masyarakat kecilyang relatif homogen dari pada
masyarakat-masyarakat modern yang kompleks. Masyarakat-masyarakat pra-
aksara yang hidup di daerah-daerah terpencil merupakan laboratorium bagi
para ilmuwan antropologi.

6
c. Pendekatan historic

Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. Pendekatan dan unsur-unsur


historik mempunyai arti yang sangat penting dalam antropologi, lebih penting
dari pada ilmu lain dalam kelompok ilmu tingkah laku manusia. Para ilmuwan
antropologi tertarik pertama-tama pada asal-usul historik dari unsur-unsur
kebudayaan, dan setelah itu tertarik pada unsur-unsur kebudayaan yang unik
dan khusus.

7
LAMPIRAN

Adaf.2008.Antropologi.http://adaf.wordpress.com/2008/04/24/antropologi/ diakses
tanggal 23 Februari 2010

Anonym.2009.Antropologi.http://antropolog.wordpress.com/about/diakses tanggal 23
Februari 2010

Anonym.2009.Antropologi.http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi diakses tanggal


23 Februari 2010

Anonym.2009.Pengertian Antropologi.http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-
makalah/antropologi/pengertian-antropologi diakses tanggal 23 Februari 2010

Zainal.2007.Azaz dan ruang lingkup ilmu


antropologi.http://zaini94.blogspot.com/2007/11/azaz-dan-ruang-lingkup-ilmu-
antropologi.html diakses tanggal 23 Februari 2010

Anda mungkin juga menyukai