Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Istilah narkotika tidak lagi asing ditelinga kita. Narkotika adalah jenis obat
yang biasa digunakan dalam terapi untuk menghilangkan rasa nyeri seperti pada
penderita kanker dan mampu menimbulkan efek kecanduan. Narkotika singkatan
dari narkoba, psikotropika dan zat adiktif. Akan tetapi dalam wacana ini kita tidak
membahas keseluruhannya, akan tetapi mengenai pendekatan holistil bagi si pecandu
untuk kembali pulih dan meninggalkan perilaku menyimpang tersebut. Kini,
peredaran ilegal narkotika semakin marak. Penyalahgunaan narkotika di kalangan
remaja semakin sulit dibendung. Akibatnya, selama satu dekade terakhir di negeri ini
telah ditemukan ratusan ribu pecandu narkotika dan zat adiktif lainnya. Sekitar 70%
pengguna narkotika dan obat terlarang dilakukan melalui suntikan (injection drug
user). Ini sangat memerlukan penanganan medis secara tepat guna.
Berita-berita di televisi marak mengenai pengguna narkoba yang sebagian
besarnya adalah remaja yang mengkonsumsinya. Golongan obat narkotika yang
disalahgunakan bisa memberikan efek samping yang membahayakan kesehatan
mental dan fisik. Masalah penyalahgunaan obat-obat terlarang, terutama narkotika,
menjadi fokus pembicaraan yang serius. Ini sangat beralasan karena sebagian besar
korban penyalahgunaan narkotika adalah remaja dan pemuda. Umumnya, para remaja
tanggung hingga kalangan dewasa muda mengkonsumsi heroin (putaw).

Disaat seseorang sudah terjerat dalam narkoba bukan berarti dia tidak bisa
terlepas dari jeratannya, malahan dari segi pelayanan medis mampu untuk membantu
sang pecandu teresbut untuk kembali sembuh meskipun dalam waktu yang tidak
sebentar. Jika seseorang terjerat dalam narkoba bukan hanya tubuhnya yang rusak
dalam hal ini ada perubahan fisik, psikologi, melainkan keluarga, lingkungan tempat

1
sosialnya pun menjadi tergoncang dikarenakan adanya suatu perilaku menyimpang
yang ia lakukan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. FAKTOR PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA


Terlibatnya seseorang dalam penyalahgunaan narkotika, diakibatkan oleh
beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut:
a. Faktor individu
1. Adanya kepercayaan bahwa obat dapat mengatasi semua permasalahan yang
sedang dihadapi;
2. Harapan untuk memperoleh kenikmatan dari dampak obat yang dikonsumsi
3. Untuk menghilangkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang sedang
dirasakan;
4. Kurang memiliki rasa percaya diri;
5. Adanya tekanan dari kelompok sebaya sesama generasi muda untuk dapat
diterima dalam kelompoknya;
6. Pernyataan tidak puas terhadap system atau nilai social yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat;
7. Sebagai pernyataan dirinya sudah dewasa;
8. Coba-coba atau ingin tahu;
9. Kurangnya perhatian dan pengawasan dari orangtua;
10. Beberapa alasan lain, misalnya: Putus hubungan dengan pacar, kemauan tidak
dituruti orang tua, keluarga tidak harmonis, dan lain-lain.
Hal diatas lebih kurang terjadi perubahan atas tingkah laku / psikologinya.
b. Faktor Lingkungan Sosial Budaya
1. Tempat tinggal berada dilingkungan para pengguna dan pengedar narkotika.
2. Lingkungan sekolah yang rawan terhadap peredaran narkotika.
3. Berteman dan bergaul dengan para pengedar dan pemakai narkotika.

3
c. Faktor Lain
1. Jumlah atau dosis obat yang disalahgunakan serta tingkat penggunaannya
yang bebas;
2. Cara menggunakan mudah, misalnya: dihisap, ditelan, disuntik, dihirup, dan
lain-lain;
3. Penggunaan dapat dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok;
4. Karena sering menggunakan dan berpengalaman dalam menggunkan
narkotika
5. Kondisi badan yang memang membutuhkan akibat ketagihan;
6. Suasana lingkungan yang memungkinkan obat-obat terlarang tersebut beredar.
(Karsono, 63-66: 2004).

B. PENDEKATAN HOLISTIK BAGI PECANDU NARKOTIKA

Apapun alasannya pemakaian narkoba tetap menimbulkan efek pada segi


biologinya yakni terjadi kerusakan organ tubuh terutama bagian otak, jantung, paru
dan lambung. Gangguan klinis yang dialami oleh pecandu narkoba sendiri sulit
disembuhkan dengan cara medis atau terapi. Sebab organ tubuh yang diserang atau
dilalui benda maut itu merupakan bagian vital badan. Korban narkoba bisa
disembuhkan, tetapi kecil untuk bisa kembali normal seperti sebelum
mengkonsumsinya..Parahnya, pecandu narkoba yang bisa berasal dari berbagai
kelompok ekonomi itu umumnya sulit diajak berkomunikasi demi kesembuhan
mereka sendiri. Mereka dikenal sebagai sosok pemarah, penakut, pembohong, dan
kadang hiperseks. Pecandu narkotika dapat mengalami berbagai dampak klinis yang
merugikan diri sendiri seperti intoksikasi akut dan mendatangi instalasi gawat
darurat. Penanganan pertama ditujukan terhadap keadaan gawat darurat, antara lain
pada intoksikasi, overdosis, dan sindroma putus obat, yaitu dengan memperhatikan
tanda-tanda vital.

4
Naloxone merupakan salah satu obat untuk melawan keracunan narkotika atau
disebut opiat antagonis. Obat lain untuk melawan pengaruh morfin atau heroin adalah
nalorphine, levallophan, cyclazocine, tetapi risikonya cukup berbahaya. Naloxone
dapat membantu dengan cepat kalau diberikan dalam bentuk suntikan.

Pemberian dalam bentuk suntikan naloxone HCl (Narcan, Nokoba) yang


dimulai dengan dosis 0,4 mg/dl, dapat memperbaiki keadaan gangguan pernapasan.
Pemberian sebaiknya langsung masuk pembuluh darah balik atau intravena. Setelah
disuntik, diperhatikan keadaan pernapasannya. Jika belum membaik, setelah
diobservasi dalam 3--5 menit dapat diulangi lagi ditambah satu ampul lagi sampai
efeknya tercapai dengan respons perbaikan kesadaran, hilangnya depresi pernapasan,
dan dilatasi pupil.

Program terapi penyalahgunaan narkotika terdiri atas 2 fase, yaitu:


Terapi detoksifikasi dan terapi rumatan (pemeliharaan) Kedua terapi di atas harus
berkesinambungan, sebab terapi detoksifikasi saja bukan merupakan penyembuhan.
Setelah penderita melewati fase kritisnya maka dia harus menghentikan
ketergantungannya melalui program terapi di atas. Para pecandu narkotika jumlahnya
semakin tahun semakin meningkat. Penyembuhan secara medis untuk para pecandu
narkotika sering menimbulkan kondisi relaps, kambuh lagi. Pasien ketergantungan
narkotika dimungkinkan menjalani detoksifiksi di rumahnya selama 5 hari berturut-
turut. Selain itu, untuk penyembuhan membutuhkan terapi rumatan (pemeliharaan).

Khusus untuk ketergantungan opioida, diperlukan suatu program terapi


khusus. Selain diberikan terapi obat, perlu dilakukan terapi sosial, terapi okupasional,
atau terapi religius. Pendekatan holistik melibatkan tim profesional seperti
dokter/psikiater, perawat, psikolog, tokoh agama, dan pekerja sosial akan
memberikan hasil yang memuaskan.

5
Namun, untuk beberapa kondisi pengobatan medis telah terbukti lebih
berbahaya daripada penyakit. Selain itu, banyak kondisi kronis tidak merespon
perawatan medis ilmiah. Dalam mencari pilihan lain, orang-orang berpaling kembali
ke pendekatan holistik untuk kesehatan dan penyembuhan. Kesehatan Holistik gaya
hidup yang adalah mendapatkan kembali popularitasnya, sebagai prinsip-prinsip
holistik menawarkan pilihan praktis untuk memenuhi keinginan untuk menikmati
pertumbuhan tingkat tinggi vitalitas dan kesejahteraan.

Holistik atau holisme adalah sebuah pendekatan yang menekankan seluruh


keberadaan, seluruh struktur, tetapi melihat bagaimana masing-masing bagian
mempengaruhi keseluruhan.. Ini berhubungan dengan situasi kehidupan dengan
seluruh keberadaan dalam pikiran, sementara memperlakukan individu bagian yang
terkena dan tidak hanya mengobati gejala. Obat holistik upaya untuk memperlakukan
semua sistem makhluk: pikiran, tubuh, emosi, dan roh.. Pendekatan holistik
membawa keseimbangan dan harmoni kepada seluruh struktur dengan
memperhatikan bagian-bagian tertentu dan sistem tubuh.. Gejala tersebut dianalisis
untuk mengidentifikasi masalah yang ada yang mempengaruhi bagian-bagian dan
kemudian diperlakukan dengan seluruh-berada di dalam pikiran, bukan hanya
merawat bagian-bagian yang menunjukkan gejala. Pendekatan yang Holistik
berhubungan dengan semua kekuatan kehidupan energi yang tersedia, yang
mencakup fisik dan aspek energik.

Tubuh manusia secara keseluruhan terdiri dari banyak bagian, yang masing-
masing tergantung pada yang lain untuk fungsi yang seimbang dari sistem secara
keseluruhan.. Setiap sistem yang saling bergantung kepada yang lain.. Itu namanya
melihat gambaran yang lebih besar. Sesuatu yang kita lakukan yang mempengaruhi
keseluruhan adalah bahwa kita menyerap, mencerna, dan menghirup racun setiap
hari. Seperti ketika ada racun seperti narkoba dan sejenisnya Racun ini
mengembangkan suatu efek di tubuh kita, tubuh kita terus-menerus berubah;

6
menghapus satu molekul kritis, atau membiarkan salah satu sel kanker menjadi
bajingan, dan seluruh perubahan struktur. Pendekatan holistik adalah sebuah konsep
dalam menegakkan praktek medis bahwa semua aspek kebutuhan masyarakat,
psikologis, fisik dan sosial, harus diperhitungkan dan dilihat sebagai keseluruhan.

Dalam tahun terakhir, pusat-pusat perawatan kecanduan telah berfokus


terutama pada aspek psikologis mengobati penyakit kecanduan, penghubung antar
keseimbangan dari tubuh, pikiran dan jiwa. Kebanyakan individu-individu yang
masuk ke dalam 28-hari program perawatan menerima pendidikan tentang kecanduan
mereka, mereka menggores permukaan isu-isu yang mendasari perilaku kecanduan
mereka, Setelah pengobatan, klien didorong untuk hidup dalam lingkungan yang
mendukung seperti cara ¾ rumah.. Namun, sebagian besar kembali ke rumah dan
hidup mereka tidak siap untuk hidup dalam kehidupan tanpa narkoba. Dalam
beberapa kasus, pendekatan ini untuk pengobatan mungkin efektif. Biasanya, tingkat
keberhasilan pengobatan kecanduan sangat rendah.. Kebijaksanaan Kedokteran Barat
adalah bahwa jika Anda memiliki gejala, mengobatinya.. Jika seseorang menderita
sakit kepala mereka mengambil Ibuprofen / Acetaminophen untuk mengurangi gejala
tetapi tidak pernah menentukan akar penyebab sakit kepala. Pendekatan yang Holistik
obat dan perawatan berpendapat bahwa manusia memiliki tubuh, pikiran dan
semangat.. Unsur ini manusia saling terkait dan berada dalam keseimbangan yang
menentukan positif atau negatif fisik / kesehatan mental.. Metode holistik
menghormati keseimbangan dan pendekatan ini pengobatan dengan pengertian bahwa
untuk mencapai hasil yang positif keseimbangan ini harus dipulihkan.. Sebuah
perawatan detoksifikasi baru yang menarik terutama yang berhubungan dengan rasa
sakit detoksifikasi dari narkoba dan alkohol yang dikenal sebagai tertentu Ibogaine
telah mengalami kesuksesan dalam pendekatan holistik untuk perawatan. .

Perawatan ini digunakan untuk detoksifikasi of Crack kokain, heroin dan


metadon. Biasanya, dibutuhkan sekitar tujuh hari sampai tiga bulan untuk

7
detoksifikasi seorang individu yang kecanduan heroin dan / atau Methadone; detoks
perawatan dengan Ibogaine berlangsung antara 24-36 jam dengan sedikit atau tidak
ada efek samping. Penyembuhan secara medis untuk para pecandu narkotika sering
menimbulkan kondisi relaps, kambuh lagi. Ini dia mengapa terapi pemeliharaan
sebagai tindak lanjut langkah detoksifikasi sangat diperlukan.

Khusus untuk ketergantungan narkoba yang sudah parah, bukan hanya terapi
detoksifikasi dan terapi pemeliharaan saja yang diperlukan. Perlu suatu program
terapi khusus sebagai lanjutannya. Selain diberikan terapi obat, perlu dilakukan terapi
sosial, terapi okupasional, atau terapi religius. Pendekatan holistik melibatkan tim
profesional seperti dokter atau psikiater, perawat, psikolog, tokoh agama, dan pekerja
sosial tentunya akan memberikan hasil yang memuaskan.

Agar kelompok remaja dapat aktif dalam pencegahan peredaran dan


penyalahgunaan narkotika di lingkungannya maka perlu langkah-langkah yang
terarah: Pastikan ada tokoh “kharismatik” di antara lingkungan remaja atau pemuda
yang biasanya dijadikan panutan, ajaklah bicara tentang cara pemecahan masalah
penyalahgunaan narkotika.
1. Pendekatan antar pribadi. Pendekatan ini dapat langsung dilakukan kepada
teman sebaya secara individu. Teman sebaya dapat kita ajak diskusi tentang
upaya-upaya agar dapat mencegah perdagangan dan penyalahgunaan
narkotika.narkotika. Bahkan dalam diskusi seperti itu remaja dapat
membentuk tim pencegahan berbasis remaja.
2. Pendidikan untuk sebaya, Dapat mengambil bentuk kegiatan-kegiatan
rekreasional misalnya melalui forum olah raga, musik, kegiatan pecinta atau
kegiatan yang lain yang lebih serius, seperti mengadakan loka karya diantara
sesama remaja di masjid, gereja, karang taruna, dan lain-lain.
3. Penyuluhan, kegiatan ini dapat dilakukan secara terbatas atau dalam cakupan
yang luas, dapat dilaksanakan dalam pertemuan rutin antar remaja, atau

8
sekaligus menghadirkan remaja dan orang tua. Penyuluhan dapat juga
dilakukan dengan menulis artikel di majalah dinding, stiker dan poster tentang
narkotika dan permasalahannya.
Pada kasus-kasus tertentu mungkin ada teman sebaya yang tertutup, keluarga
kurang harmonis, remaja dari keluargayang kurang mampu, atau remaja yang kurang
mempunyai penyimpangan perilaku. Untuk itu kunjungan perlu diadakan secara
terus-menerus kepada mereka. Tujuannya disamping dapat memberi waktu untuk
saling berkomunikasi juga untuk membiasakan memupuk rasa peduli diantara sesama
Untuk mencegah penggunaan narkotika di lingkungan remaja, diperlukan
adanya peran orang tua sebagai sosok teladan, peran pendidik untuk selalu mengenal
figur anak didiknya secara mendalam, peran masyarakat yang selalu memiliki rasa
tanggung jawab untuk berperan dan berupaya membantu pencegahan penyalahgunaan
narkotika di lingkungan masyarakat. Langkah yang paling tepat untuk mencegah
peredaran dan penyalahgunaan narkotika lebih luas adalah melihat kepedulian para
orang tua, pendidik, dan segenap anggota masyarakat secara terpadu. Hal ini tidak
lain agar keterlibatan semua elemen masyarakat akan membantu pihak pemerintah
dalam membasmi penggunaan narkotika sebagai penyakit masyarakat yang setiap
tahun jumlah pengguna terus meningkat.Selain itu mungkin orang tua juga mampu
membantu memperbaiki kehidupan anaknya tersebut dari psikologinya, agar jiwanya
tak terjebak lagi ke dalam hal tersebut.
Selain bagi pecandu narkoba yang ingin pulih juga dapat melalui rehabilitasi
sosial. Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik
fisik, mental, sosial agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi
sosial dalam kehidupan masyarakat.
1. Kegiatan rehabilitasi sosial terhadap bekas korban narkotika, merupakan
kelanjutan dari upaya pengobatan medis (terapi medis) maupun penyembuhan
non medis terhadap korban narkotika yang dilaksanakan melalui pendekatan
keagamaan, pengobatan tradisional maupun akupuntur.

9
2. Kegiatan rehabilitasi sosial bekas korban narkotika tugas dan tanggung jawab
Departemen Sosial dan dilaksanakan melalui panti rehabilitasi sosial maupun
sistem luar panti (community based).
3. Tujuan rehabilitasi sosial korban narkotika adalah untuk memulihkan kondisi
fisik, psikis, mental, dan sosial bekas korban narkotika serta mengembangkan
ketrampilan kerja sehingga bekas korban narkotika dapat kembali
menjalankan fungsi sosialnya secara wajar dan hidup mandiri di dalam
masyarakat.
 Pemulihan secara fisik
Pemulihan secara fisik maksudnya, para pecandu atau mantan pecandu akan
diputuskan sama sekali dari obat-obatan yang dipakai tanpa menurunkan dosis atau
takaran dari narkotika yang dipakai. Setelah melewati masa detoksifikasi yang cukup
menyakitkan diharapkan dapat menjadi rambu-rambu dalam kehidupan mendatang
para pecandu (tidak menggunakan narkotika) setelah itu fisik mereka akan dilatih
melalui olahraga atau fasilitas olahraga yang ada seperti: Tenis meja, Fitness atau
berenang, tentu saja disertai dengan pemberian gizi yang seimbang dan cukup.
Diharapkan dengan pemulihan fisik yang biasanya mencapai 3 bulan tubuh mereka
akan terbebas dari zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh.
 Pemulihan karakter
Maksudnya sambil melakukan pemulihan fisik, secara perlahan pendekatan-
pendekatan untuk mengetahui permasalahan pecandu secara mental seperti:
kepahitan, dendam dan cara pandang mereka akan kehidupan Memperbaruhi pola
pikir melalui pengajaran yang diberikan sehari- hari dan didorong untuk menerapkan
apa yang dipelajari. Menyandarkan diri pada Tuhan dengan pemikiran bahwa tanpa
Tuhan mereka bukan dan tidak dapat melakukan apa-apa.
Pendekatan holistik mampu merangkul seluruh aspek dalam proses
penyembuhan sang pecandu hanya saja dari segi biologi khusunya keadaan organ
tubuh sudah tidak kembali secara normal, dari perilaku mungkin aka ada sedikit

10
perubahan dengan adanya rehabilitasi dan proses pemulihan yang dilakukan mampu
memberikan kesadara bagi sang pemakai tadi untuk tidak kembali ke dalam jeratan
tersebut. Aspek sosial budaya khususnya lingkungan sosial si pemakai, mungkin ada
beberapa cemohan dari orang-orang tentang perilakunya tersebut dan ia akan agak
sulit untuk bersosialisasi kembali seperti sebelum diketahui bahwa dirinya adalah
seorang pemakai namun hal ini tergantung dari individu dan keadaan sosialnya yang
memungkinkan dirinya untuk tetap dapat berkomunikasi dengan yang lain, dan
berusaha untuk tidak kembali hal yang merusak dirinya serta lingkungan
sosialisasinya.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Narkotika adalah jenis obat yang biasa digunakan dalam terapi untuk
menghilangkan rasa nyeri seperti pada penderita kanker dan mampu menimbulkan
efek kecanduan. Narkotika singkatan dari narkoba, psikotropika dan zat adiktif.
Orang-orang yang menggunakan narkoba umunya memiliki faktor penyebab
sehingga ia menggunakan barang tersebut yakni terdapat faktor individu, sosial
budaya,dan terdapat pula faktor yang lain.

Pendekatan holistik mampu merangkul seluruh aspek dalam proses


penyembuhan sang pecandu hanya saja dari segi biologi khusunya keadaan organ
tubuh sudah tidak kembali secara normal, dari perilaku mungkin aka ada sedikit
perubahan dengan adanya rehabilitasi dan proses pemulihan yang dilakukan mampu
memberikan kesadara bagi sang pemakai tadi untuk tidak kembali ke dalam jeratan
tersebut. Aspek sosial budaya khususnya lingkungan sosial si pemakai, mungkin ada
beberapa cemohan dari orang-orang tentang perilakunya tersebut dan ia akan agak
sulit untuk bersosialisasi kembali seperti sebelum diketahui bahwa dirinya adalah
seorang pemakai namun hal ini tergantung dari individu dan keadaan sosialnya yang
memungkinkan dirinya untuk tetap dapat berkomunikasi dengan yang lain, dan
berusaha untuk tidak kembali hal yang merusak dirinya serta lingkungan
sosialisasinya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2009.PendekatanHolistikBagiPecanduNarkoba.http://docs.google.com/view
er?a=v&q=cache:Ri07to_gN0J:www.bpkpenabur.or.id/files/6_1.pdf+pendekatan+hol
istik+bagi+pecandu+narkoba.html/ diakses 1 Maret 2010

Michael.2005.PendekatanHolistikKesehatan.http://translate.google.co.id/translate?hl=
id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Holistic_health.diakses 1 Maret
2010

Giordano,John.2009.PendekatanHolistikNarkoba.http://translate.google.co.id/translat
e?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.treatmentsolutionsnetwork.com/blog/index.p
hp/2009/07/27/holistic-treatment-for-substance-abuse/diakses 1 Maret 2010

Wawan.2009.TerapiPenderitaKetergantunganNarkotikaOpiat.http://old.nabble.com/T
erapi-Penderita-Ketergantungan-Narkotika-Opiat-td24179680.html diakses 1 Maret
2010

13

Anda mungkin juga menyukai