Anda di halaman 1dari 9

KETERKAITAN ILMU ANTROPOLOGI DAN KESEHATAN MASYARAKAT

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari


tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu, ilmu yang berusaha mencapai
pengertian atau pemahaman tentang mahluk manusia dengan mempelajari aneka
warna bentuk fisiknya, masyarakat, dan kebudayaannya. Antropologi itu sendiri
mempelajari mengenai sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang
cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia dan
sesuatu yang mempengaruhi manusia.

Keterkaitan ilmu antropologi dengan kesehatan masyarakat yaitu

1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan


termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk
memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu
masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang
membangun, pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih
baik.
2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan
proses sosial budaya bidang kesehatan.
3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam
merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan
interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.

Sehingga dalam ilmu antropologi itu sendiri dikenal antropologi kesehatan yang
secara khusus ikut membahas masalah kesehatan pada suatu daerah atau etnis
tertentu.

Selain itu keterkaitan ilmu antropologi sosial dan kesehatan masyarakat


ialah antropologi merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana interaksi
manusia dengan yang lainnya, di dalam dunia kesehatan masyarakat faktor
terpenting di dalamnya mengenai “masyarakat”, sudah sepatutnya seorang

1
kesehatan masyarakat mempelajari mengenai antropologi agar ketika sudah terjun
di dalam dunia masyarakat nanti mereka sudah mampu menempatkan dirinya
sesuai dengan ilmunya juga mampu berinteraksi dengan masyarakat dalam
pengaplikasian ilmunya.

Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah


yang satu dengan daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada
dan berkembang dalam masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang
berlainan dengan ilmu kesehatan sampai saat ini masih ada di masyarakat, dapat
turun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan bahkan dapat berkembang
luas. Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria yang saat
ini masih ada di beberapa daerah pedesaan di Papua (Irian Jaya). Makanan pokok
penduduk Papua adalah sagu yang tumbuh di daerah rawa-rawa. Selain rawa-
rawa, Tidak jauh dari mereka tinggal terdapat hutan lebat. Penduduk desa tersebut
beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa gaib yang dapat menghukum setiap
orang yang melanggar ketentuannya. Pelanggaran dapat berupa menebang,
membabat hutan untuk tanah pertanian, dan lain-lain akan diganjar hukuman
berupa penyakit dengan gejala demam tinggi, menggigil, dan muntah. Penyakit
tersebut dapat sembuh dengan cara minta ampun kepada penguasa hutan,
kemudian memetik daun dari pohon tertentu, dibuat ramuan untuk di minum dan
dioleskan ke seluruh tubuh penderita.

Dalam beberapa hari penderita akan sembuh.Persepsi masyarakat


mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana dan mudah
secara turun temurun. Misalnya penyakit akibat kutukan Allah, makhluk gaib,
roh-roh jahat, udara busuk, tanaman berbisa, binatang, dan sebagainya.
Berdasarkan persepsi masyarakat diatas seorang kesehatan masyarakat dapat
menyesuaikan interaksinya dan ilmunya terhadap masyarakat tersebut. Cara dan
gaya hidup manusia, adat istiadat, kebudayaan, kepercayaan bahkan seluruh
peradaban manusia dan lingkungannya berpengaruh terhadap penyakit. Secara
fisiologis dan biologis tubuh manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
Manusia mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah,

2
yang sering membawa serta penyakit baru yang belum dikenal atau
perkembangan/perubahan penyakit yang sudah ada.

Kajian mengenai konsekuensi kesehatan perlu memperhatikan konteks


budaya dan sosial masyarakat . Ilmu antropologi memberi sumbangan bagi ilmu
kesehatan. Anderson (2006 : 247) menyatakan bahwa kegunaan antropologi bagi
ilmu-ilmu kesehatan terletak dalam 3 kategori utama :
a. Ilmu antropologi memberikan suatu cara yang jelas dalam memandang
masyarakat secara keseluruhan maupun para anggota individual mereka.
Ilmu antropologimenggunakan pendekatan yang menyeluruh atau bersifat
sistem, dimana peneliti secara tetap menanyakan, bagaimana seluruh
bagian dari sistem itu saling menyesuaikan dan bagaimana sistem itu
bekerja.
b. Ilmu antropologi memberikan suatu model yang secara operasional
berguna untuk menguraikan proses-proses perubahan sosial dan buaya dan
juga untuk membantu memahami keadaan dimana para warga dari
“kelompok sasaran” melakukan respon terhadap kondisi yang berubah dan
adanya kesempatan baru.
c. Ahli antropologi menawarkan kepada ilmu-ilmu kesehatan suatu
metodologi penelitian yang longgar dan efektif untuk menggali
serangkaian masalah teoritis dan praktis yang sangat luas, yang dihadapi
dalam berbagai program kesehatan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi merupakan disiplin ilmu
yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkah
laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang
sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada
manusia dalam hal ini untuk menjadi seorang SKM sangat diperlukan untuk lebih
dulu mempelajari mengenai hal itu sebelum terjun ke dunia masyarakat.

3
PENTINGNYA ANTROPOLOGI SOSIAL BAGI SEORANG PUBLIC
HEALTH

Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu


yang berkaitan dengan manusia dan budayanya, dan di dalam antropologi juga
diterangkan tentang antropologi kesehatan yang menerangkan tentang hubungan
manusia, budaya, dan kesehatan. Di dalam antropologi kesehatan ini diterangkan
dengan lebih jelas tentang tingkah laku manusia yang mempengaruhi
kesehatannya dikarenakan budayanya, oleh karena itu seorang kesehatan
masyarkat sangat memiliki keterkaitan dengan ilmu antropologi untuk mengetahui
bagaimana interaksi dengan orang yang berbeda etnis dan kebiasaan hidup.

Selain itu juga antropologi bermaksud mempelajari umat manusia secara


obyektif, paling tidak mendekati obyektif dan sistematis (Kaplan dan Manners,
1999: 33). Dan pastinya seorang public health sangat perlu mempelajari itu
disamping dari ilmu kesehatan yang lainnya. Demikian juga dengan antropologi
dapat dicapai suatu pengertian tentang ciri-ciri dasar dari tiap bahas di dunia
secara cepat dan mudah dipahami (Koentjaraningrat, 1983:33).
Salah satu pentingnya mempelajari ilmu antropologi bagi seorang
kesehatan masyarakat ialah mampu menjelaskan bagaimana individu di
masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi terhadap penyakit dan bagaimana
tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya
dan keadaan sosial di lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai penyuluh kesehatan
penting sekali bagi kita untuk mempelajari antropologi atau kebudayaan penduduk
setempat yang akan diberi penyuluhan. Dengan mempelajari antropologi akan
memudahkan kita untuk meningkatkan derajat kesehatan, karena sebelum
memberikan penyuluhan kita mempelajari kepercayaan-kepercayaan atau
kebudayaan penduduk setempat akan memudahkan kita untuk memberikan
penyuluhan karena kita sudah mengetahui seluk beluk masyarakat tersebut.
Dengan ilmu antropologi kita akan mengetahui bagaimana menangani masalah
kesehatan atau kekurangan gizi suatu masyarakat.

4
Dengan ilmu ini kita dapat meyakinkan masyarakat tentang pentingnya
kesehatan ini dan betapa pentingnya makanan yang mengandung gizi untuk tubuh
kita, ataupun kita bisa memberikan alternatif lain yaitu dengan cara kita
memberikan penyuluhan dengan cara menyarankan kepada masyarakat untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gizi yang tidak bertentangan
dengan kebudayaan mereka. Agar apa yang kita usahakan tidak sia-sia karena
tidak mungkin atau kecil sekali kemungkinan kita dapat memperbaiki gizi syatu
daerah kalau apa yang kita sarankan itu bertentangan dengan kebudayaan mereka.
Akan sulit sekali kita merubah perilaku seseorang yang diakibatkan oleh budaya,
hal itu akan memakan atau membutuhkan proses yang lama dan panjang.

Contoh lain adalah penyuluhan dan kampanye tentang posyandu di


Indonesia telah meluas. Berbagai media dan cara telah dilakukan baik oleh
instansi kesehatan maupun diluar kesehatan, baik oleh petugas maupun
masyarakat sendiri. Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan posyandu menjadi
milik masyarakat dan dimanfaatkan, dikembangkan dan dipelihara oleh
masyarakat.

Esensi “Public Health” mempunyai perpesktif berbasis masyarakat,


masalah kesehatan dan response yang dilakukan untuk mengatasi penyakit yang
terjadi di masyarakat,tantangan yang dihadapi bukannya berskala lokal, namun
juga berskala nasional, regional dan global. Program kesehatan masyarakat
(public health) didefinisikan sebagai upaya untuk mengurangi penyakit dan
mempertahankan status kesehatan masyarakat yang ideal. Dengan menekankan
pada upaya hulu berupa upaya promotive dan preventive memberdayakan
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri, mengurangi/menghilangkan faktor
risiko dalam koridor pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Sebagai seorang public health yang memiliki peran sebagai preventive and
promotive harus mampu berinteraksi dengan masyarakat. Dengan berhubungan
dengan orang banyak maka ilmu antropologi sangat berperan dalam hal ini. Dari

5
segi pencegahan. Terdapat 5 level of preventive dalam dunia public health yang
mestinya diterapkan oleh seorang ahli kesehatan masyarakat yaitu :

1. Health Promotion (upaya promosi kesehatan)


Disini seorang public health harus mampu melakukan penyuluhan
penduduk yakni meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan
lingkungan. Melakukan pengendalian faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
2. Specific Protection (upaya proteksi kesehatan)
Merupakan upaya proteksi kesehatan yang bertujuan
mengurangi/menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin. Salah
satu upaya yang dilakukan bagi seorang public health yaitu melakukan
vaksinasi dan sanitasi lingkungan serta isolasi terhadap penderita
penyakit menular, misal yang terkena flu burung.
3. Early Diagnosis and Promt Treetmant (upaya diagnosis dini dan
tindakan segera)

Seorang public health mencari kasus sedini mungkin. Mencari


penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan. Misalnya
pemeriksaan darah, rontgent paru. Mencari semua orang yang telah
berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person)
untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan
pengobatan. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.

4. Disability limitation ( upaya pemberantasan akibat buruk)


Mencegah meluasnya penyakit / timbulnya wabah dan proses penyakit
lebih lanjut. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita
sembuh dan tak terjadi komplikasi. Pencegahan terhadap komplikasi
dan kecacatan. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk
dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.

6
5. Rehabilitation (upaya pemulihan kesehatan)
Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan
mengikutsertakan masyarakat. Menyadarkan masyarakat untuk
menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral
setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. Mengusahakan
perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah
cacat mampu mempertahankan diri. Penyuluhan dan usaha-usaha
kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari
suatu penyakit.

Selain itu juga antropologi bermaksud mempelajari umat manusia secara


obyektif, paling tidak mendekati obyektif dan sistematis (Kaplan dan Manners,
1999: 33). Dan pastinya seorang public health sangat perlu mempelajari itu
disamping dari ilmu kesehatan yang lainnya.
Kesehatan harus dilihat sebagai suatu investasi, dimana setiap rupiah yang
diinvestasikan untuk mebuat rakyat sehat akan memberi return yang berlipat
ganda kepada investor nya.Oleh karena itu dengan ilmu antropologi sosial
ditambah dengan disiplin ilmu lainnya yang kita dapatkan dalam proses belajar
dapat membantu seorang public health untuk mengaplikasikan ilmunya di
masyarakat seperti :

1. Pendidikan/penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang masalah


kesehatan, cara pencegahan dan cara penanggulangannya(yang dapat
dilakukan oleh masyarakat sendiri)
2. Promosi tersedianya makanan yang cukup dan bergizi
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar bagi masyarakat
4. Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
5. Program imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat
6. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit endemik lokal
7. Penyediaan pengobatan bagi penyakit penyakit umum dan cedera
8. Penyediaan obat esensial

7
Hal tersebut diatas memberikan pemahaman tentang sikap penduduk yang
ditelitinya tentang kesehatan, tentang sakit,pengobatan tradisional, terhadap
pantangan-pantangan kebisaaan dan makanan dan sebagainya. Kemudian peranan
antropologi merupakan suatu pengulasan dari hubungan antara psikologi yang
terdapat fungsi praktis setelah memahami tingkah laku manusia dengan segala
latar-belakang dan proses-proses mentalnya.

8
LAMPIRAN

Anonym.2009.http://docs.google.com/viewergunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_an
tropologi/bab1-pendahuluan/ diakses tanggal 13 Februari 2010

Haryono.2009.http://haryono10182.wordpress.com/2009/01/28/pengantar-
antropologi/ diakses tanggal 13 Februari 2010
Setyabudi,Ragil. 2007. http://ajago.blogspot.com/2007/11/dasar-e-p-i-d-e-m-i-o-l-o-g-
i.html diakses tanggal 17 februari 2010

Anda mungkin juga menyukai