Anda di halaman 1dari 15

GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik
yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan cirri yang digunakan
pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau
dapat pula dikataan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi
yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pimpinan.
Gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang
pimpinan, bai yang atmpak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya
kepemimpinan menggambarkan kombnasi yang konsisten dari falsafah,
keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya
kepemimpinan yang menujukan secara langsung maupun tidak langsung, tentang
keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya. Artinya, gaya
kepemmpinan adalah prilaku dan strategi, sebagai hasil dari kombinasi dari
falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pimpnan
ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.
Sehingga gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang
dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah
menyesuaikan dengan segala situasi.
Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasi tipe
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan mempunyai tiga pola dasar yaitu
mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerja sama, dan
yang mementingkan hasil yang dapat dicapai.
Menurut firman Allah Swt. Dalam surat Al-Maidah ayat 48
kepemmimpinan tipe ini tidak sesuai dan bahkan sangat dikutuk. Artinya: “Maka
hendaklah engkau menghukum menurut perintah (hukum) Allah. Janganlah
engkau ikuti hawa nafsu mereka, dengan memungkiri kebenarang yang engkau
terima dari Allah”. (Al-Maidah (5):48)
Dan firman Allah Swt. Dalam surat Shad (38):ayat 28 senantiasa
memerintahkan untuk mengambil keputusan dan bertindak secara benar, tidak
ceroboh, tidak menurutkan hawa nafsu. Artinya: “Maka hendaklah engkau
menghukum manusia itu dengan adil, dan jangan menuyrutkan hawa nafsu
karena menyestkan engkau dari jalan Allah”. (Shad (38): 26)
Selanjutnya tentang kepemimpinan demokratis, Allah Swt. Juga berfirman
dalam surat Al-Syu’ara’ Ayat 38 yang artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang
menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedangkan
urusan mereka (diputuskan) dengan bermusyawarah antarmereka, dan
menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”. (Al-
Syu’ara’ (26): 38)
Pad atahun 1930-an ada yang berpendapat bahwa gaya kepemimpinan
sebagai suatu kesatuan yang didasarkan pada derajat pembagian kekuasaan dan
pengaruh antara pimpinan dengan bawahan. Dalam rangkaian tersebut dapat
diidentifikasi empat gaya kepemimpinan dasar, yaitu mengatakan, menjual,
konsultasi, dan bergabung. Mengatakan adalah gaya kepemimpinan otokratis,
sedangkan bergabung adalah gaya kepemimpinan demokratis. Menurut pendapat
ini gaya kepemimpinan demokratis bukanlah pendekatan kepemimpinanyang
terbaik dalam segala siuasi, mereka lebih menyarankan penggunaan semua gaya,
mulai dari mengatakan sampai bergabung.
Untuk menentukan gaya yang paling efektif dalam menghadapi keadaan
tertentu maka perlu mempertimbangkan kekuatan yang ada dalam tiga unsure,
yaitu diri pimpinan, bawahan, dan situasi secara menyeluruh.
Pada tahun 1960-an berkembang teori kepemimpinan yang dinamakan
“pola manajerial”. Kepemimpinan dipengfaruhi oleh dua perhatian manajerial
yang mendasar, yaitu perhatian terhadap produksi atau tugas dan perhatian
terhadap manusia. Menurut teori ini ada empat gaya dasar kepemimpinan: (1)
gaya manajemen tugas, pemimpin menunjukan perhatian tinggi terhadap produksi
tetapi perhatian rendah terhadap manusia, (2) gaya manajemen country club,
pemimpin memperhatikan perhatian yang tinggi terhadap manusia tetapi perhatian
rendah terhadap produksi, (3) gaya manajemen miskin, pemimpin tidak terlalu
menunjukan perhatian, baik terhadap produksi maupun terhadap manusia, (4)
gaya manajemen tim, pemimpin menunjukan perhatian tinggi baik terhadap
produksi maupun terhadap manusia. Menurut teori ini gaya manajemen tim, yang
pada dasarnya sama dengan gaya demokrasi merupakan gaya kepemimpinan yang
terbaik untuk semua orang dalam segala situasi. Dapat dilihat dalam taberl berikut
ini:
Gaya Dasar Kepemimpinan
Gaya Dasar Perhatian Manajerial
Kepemimpinan Produksi Manusia
Manajemen Tugas Tinggi Rendah
Manajemen Country Club Rendah Tinggi
Manajemen Miskin Rendah Rendah
Manajemen Tim Tinggi Tinggi

Sementara itu menurut Contingency Theory Leadership mengatakan bahw


ada kaitan antara gaya kepemimpinan dengan situasi tertentu yang dipersyaratkan.
Menurut teori ini seorang pemimpin akan efektif jika gaya kepemimpinannya
sesuai dengan situasi yang terjadi. Pendekatan ini menyarankan bahwa diperlukan
dua perangkat perilaku untuk kepemimpinan yang efektif yaitu perilaku tugas dan
perilaku hubungan. Dengan dua perangkat ini maka kemungkinan akan
melahirkan empat gaya kepemimpinan, yaitu: (1) mengarahkan¸ gaya
kepemimpinan ini perilaku tugas tinggi, perilaku hubungan rendah, (2) menjual,
perilaku tugas maupun perilaku hubungan sangat tinggi, (3) ikut serta, perilaku
tugas rendah sedangkan perilaku hubungan tinggi, (4) mendelegasikan, baik
perilaku tugas maupun perilaku hubungan sama rendah, yang dapat dilihat pada
table berikut ini:
Gaya Perhatian Manajerial
Kepemimpinan Tugas Hubungan
Menyatakan Tinggi Rendah
Menjual Tinggi Tinggi
Ikut Serta Rendah Tinggi
Mendelegasikan Rendah Rendah
Sedangkan pakar manajemen modern berpendapat bahwa gaya
kepemimpinan yang tepat adalah suatu gaya yang dapat menyatukan tiga variabel
situasional, yaitu hubungan pimpinan dan anggota, struktur tugas, serta posisi
kekuasaan, sehingga dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan yang terbaik
adalah jika posisi kekuasaan itu moderat.
Part-Goal Model sepaham dengan pendapat diatas, bahwqa suksesnya
seorang pimpinan tergantung pada kemampuannya dalam menyesuaikan gaya
kepemimpinannya dengan lingkungan dan karakteristik individual bawahannya.
Sedangkan pengembangan baru dari teori ini yang dapat dikatakan sebagai
kalangan moderat, menggambarkan bahwa ada empat tipe atau gaya
kepemimpinan: (1) mengarahkan, gaya ini sama dengan gaya otokratis, jadi
bawahan mengetahui secara persis apa yang diharapkan dari mereka, (2)
mendukung, pemimpin bersikap ramah terhadap bawahan, (3) berpartisipasi,
pemimpin bertanya dan menggunakan saran bawahan, (4) berorientasi pada
tugas, pemimpin menyusun serangkaian tujuan yang menantang untuk
bawahannya.
Meskipun demikian diakui bahwa dalam manajemen modern, gaya
kepemimpinan yang paling tepat untuk dikembangkan adalah gaya kepemimpinan
yang partisipatif atau fasilitatif, serta involvement-oriented style yang terpusat
pada komitmen keterlibatan pegawai.
Akhirnya, gaya kepemimpinan dibagi dalam dua dimensi yaitu dimensi
tugas dan dimensi manusia. Dimensi tugas disebut mengarahkan, berorientasi
pada produk dan berujung pada gaya kepemimpinan otokratis, sedangkan dimensi
manusia, berhubungan dengan istilah mendukung berorientasi pada bawahan dan
berujung pada tipe kepemimpinan bebas kendali, sebagaimana terlihat pada table
berikut ini:
Dimensi Gaya Kepemimpinan
Dimensi Sebutan Orientasi Ujung
Kepemimpinan      
Tugas Mengarahkan Produk Otokratis
Manusia Mendukung Bawahan Bebas Kendali

Seorang pemimpin yang efektif harus menggunakan gaya kepemimpinan


yang berbeda dalam situasi yang berbeda, jadi tidak tergantung pada suatu
pendekatan untuk semua situasi. Pandangan ini menyaratkan agar seorang
pemimpin mampu membedakan gaya-gaya kepemimpinan, membedakan situasi,
menentukan gaya yang sesuai untuk situasi tertentu serta mampu menggunakan
gaya tersebut secara benar.
Dengan demikian berdasarkan uraian diatas, secara konseptual gaya
kepemimpinan didefinisikan sebagai perilaku dan strategi, yang merupakan hasil
kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang
pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain, dalam mengambil keputusan,
dan dalam melaksanakan kegiatan pengendalian.

GAYA ATAU TIPE KEPEMIMPINAN

Gaya atau tipe kepemimpinan adalah ciri seorang pemimpin melakukan


kegiatannya dalam membimbing, mengarahkan, mempengaruhi, menggerakan
perilaku para pengikutnya atau bawahannya kepada suatu tujuan tertentu.
Meskipun antara ahli yang satu dengan ahli yang lainnya berbeda dalam
menggunakan istilah untuk gaya kepemimpinan itu, namun maksudnya pada
hakekatnya sama saja. Berikut ini kutipan dari pendapat para ahli:

1. Reksohadiprodjo dan Handoko, (op-cit;p.102) yang mengemukakan


bahwa secara relatif ada tiga macam gaya kepemimpinan yang berbeda, yaitu
otokratis (autocratic/aouthoritarian), demokrasi (democratic), atau partisipatif
(partisipative) dan bebas (laissez faire), yang semuanya pasti mempunyai
kelemahan dan keuntungannya. Ketiga gaya kepemimpinan tersebut dijelaskan
secara singkat dalam tabel dibawah ini:

Tiga Gaya atau Tipe Kepemimpinan


(Reksohadiprodjo dan Handoko, 1983:103)
Otokratis Demokratis Laissez Faire
1. Semua penentuan 1. Semua kebijaksanaan 1. Kebebasan penuh
kebijakan terjadi bagi keputu-
pada kelompok diskusi san kelompok atau
dilakukan oleh pimpinan dan keputu- individu,
san dengan dorongan dan dengan partisipasi
  bantuan minimal dari
  dari pimpinan pemimpin.
2. Teknik-teknik dan 2. Kegiatan-kegiatan 2. Bahan-bahan yang
langkah-lang- didiskusikan, lang- bermacam-
kah kegiatan didikte oleh kah-langkah umum untuk macam disediakan oleh
atasan tujuan ke- pemimpin
setiap waktu, sehingga lompok dibuat, dan bila yang menbuat selalu
langkah- dibutuhkan siap bila dia
langkah yang akan petunjuk-petunjuk teknis, akan memberikan
datang selalu pimpinan informasi pada
tidak pasti untuk tingkat menyarankan dua atau saat ditanya. Dia tidak
yang lebih alternatif mengam-
prosedur yang dapat bil bagian dalam
luas. dipilih. diskusi kerja.
3. Pemimpin biasanya 3. Para anggota bebas 3. Sama sekali tidak ada
mendikte bekerja dengan partisipasi
tugas kerja bagian dan siapa saja yang mereka dari pemimpin dalam
kerja bersa- pilih, dan pem- penentuan
bagian tugas ditentukan
ma setiap anggota. oleh kelompok. tugas.
4. Pemimpin cenderung 4. Pemimpin adalah 4. Kadang-kadang
menjadi "pri- obyektif atau "fact- memberi komentar
badi" dalam pujian dan minded" dalam pujian dan spontan terhadap
kesamaannya kecamannya, kegiatan anggota
terhadap kerja setiap dan mencoba menjadi atau pertanyaan dan
anggota; me- seorang anggota tidak bermak-
ngambil jarak dari kelompok biasa dalam sud menilai atau
partisipasi kelom- jiwa dan sema- mengatur suatu ke-
pok aktif kecuali bila ngat tanpa melakukan
menunjukan ke- banyak pekerja- jadia-kejadian.
ahliannya. an.  

Perbedaan gaya kepemimpinan dalam organisasi akan mempunyai


pengaruh yang berbeda pula pada partisipasi indivivu dan perilaku kelompok.
Sebagai contoh, partisipasi pada pembuatan putusan pada gaya kepemimpinan
demokratis akan mempunyai dampak pada peningkatan hubungan manajer
dengan bawahan, menaikan moral dan kepuasan kerja, dan menurunkan
ketergantungan terhadap pemimpin. Tetapi hal ini kadang-kadang menimbulkan
kerugian dengan menurunkan semua pihak. Ini akan lebih dapat dihindari pada
gaya kepemimpinan otokratis.
Kepemimpinan otokratis lebih banyak menghadapi masalah pemberian
perintah kepada bawahan. Kepemimpinan demokratis cenderung mengikuti
pertukaran pendapat antara orang-orang yang terlibat. Dalam kepemimpinan
laissez-faire, pemimpin memberikan kepemimpinan tersebut secara visualisasi.

2. W. J. Reddin. Sehubunagn dengan ketiga dasar teori kepemimpinan yang


diuraikan terdahulu, Reddin juga mengemukakan ada delapan gaya atau tipe-tipe
kepemimpinan dengan cirri-cirinya sebagai berikut:

a. Tipe Deserter
Pemimpin yang bertipe deserter, adalah tipe pemimpin yang tidak
mempunyai apa-apa, atau hanya sedikit sekal memiliki orientasi tugas,
hubungan kerja dan efektivitas. Pemimpin yang bertipe deserter mempunyai
cirri-ciri:
1) Tidak atau kurang menunjukan minatnya pada tugas.
a) Menghindari diri dsari tugas yang dibebankan kepadanya.
b) Hanya melibatkan diri pada tugas yang memerlukan energi secara
minim.
c) Hanya suka pada jabatannya, namun kurang menyukai tugas yang
harus diselesaikan.

2) Tidak atau kurang menunjukan minatnya pada hubungan dengan orang


lain. Hal ini tampak pada sifat-sifatnya antara lain:
a) Secara aktif menyendiri dan kurang suka bergaul dengan orang
lain.
b) Mengabaikan orang-orang lain dalam organisasi.
c) Menyabot pekerjaan orang lain dengan jalan mengganggu atau
memahami informasi yang diperlukan oleh orang lain.
d) Kerap kali mengecewakan orang lain dan organisasinya dengan
cara tidak terpuji.
3) Tidak atau kurang efektif. Hal ini tampak pada sifat-sifatnya antara
lain:
a) Bermaksud mencapai hasil minimum saja agar supaya tidak ada
orang lain yang mengusahakannya.
b) Mudah menyerah apabila mendapatkan kesulitan pada tingkat
permulaan dalam pelaksanaan tugas, khususnya apabila dia tidak
brehasil dalam mencapai target yang diharuskan untuk dicapai.

b. Tipe Bureaucrat
Pemimpin yang bertipe bureaucrat adalah tipe poemimpin yang hanya
berorientasi pada keefektifan saja. Pemimpin tipe ini memiliki sifat-sofat
sebagai berikut:
1) Selalu berorientasi pada keefektifan. Hal ini tampak pada sifat-sifatnya
sebagai berikut:
a) Bekerja sesuai dengan prosedur yang benar dan peraturan yang
berlaku.
b) Taat pada peraturan organisasi serta taat pada perintah secara tepat.
c) Memelihara kepentingan lingkungan dengan selalu mengikuti
aturan-aturan manajerial.
2) Tidak atau kurang berorientasi pada tugas. Hal ini tampak pada sifat-
sifatnya antara lain:
a) Tidak menyukai tugas yang diserahkan kepadanya.
b) Ide-idenya tidak atau kurang mendorong untuk meningkatkan
produksi.
3) Tidak atau kurang berorientasi pada hubungan dengan orang lain. Hal
ini tampak pada sifat-sifatnya antara lain:
a) Tidak atau kurang menyukai masyarakat.
b) Tidak atau kurang mengembangkan hubungan dengan
bawahannya.
c) Sangat percaya bahwa hubungan baik dengan orang lain sulit
dicapai.

c. Tipe Missionary
Pemimpin yang bertipe missionary, adalah tipe pemimpin yang hanya
mempunyai sifat yang berorientasi pada hubungan kerja saja. Pemimpin ini
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Berorientasi kepada hubungan baik. Hal ini tampak pada sifat-sifatnya
yang antara lain:
a) Peramah dan murah senyum kepada semua orang.
b) Menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.
c) Persahabatan melebihi segala-galanya.
d) Mecegah terjadinya pertentangan walaupun kecil.
e) Tidak pernah berdebat atau mengadakan konflik dengan orang lain.
2) Tidak atau kurang berorientasi pada tugas. Hal ini tampak pada sifat-
sifatnya antara lain:
a) Melaksanakan tugas dengan santai. Yang penting situasi kerja
menyenangkan bawahannya.
b) Membahagiakan bawahan agar mewreka suka melaksanakan tugas
dengan baik.
3) Tidak berorientasi pada keefektifan. Hal ini tampak pada sifat-sifatnya
antara lain:
a) Mencapai hasil kurang penting. Yang penting adalah hubunagn
baik dengan orang lain, khususnya dengan anak buahnya.
b) Hasil yang dicapai minimum sekali.
c) Kurang atau tidak pernah memecahkan persoalan.
d. Tipe Developer
Pemimpin yang bertipe developer, adalah tipe pemimpin yang
memiliki orientasi atas keefektifan dan hubungan baik dengan orang lain.
Pemimpin yang bertipe ini memiliki sifat-sifat antara lain adalah sebagai
berikut:
1) Karena berorientasi pada keefektifan, maka seorang developer
memiliki sifat-sifat antara lain:
a) Mahir dalam menciptakan kondisi untuk bekerjasama dalam
menciptakan kondisi untuk bertanggungjawab.
b) Efektif dalam hal bekerjasamadan menggerakan orang lain.
2) Berorientasi pada hubungan baik dengan orang lain, sehingga memiliki
sifat-sifat antara lian:
a) Percaya penuh kepada orang l;ain.
b) Mengadakan hubungan baik dengan orang lain untuk
mengembangkan bakat-bakat mereka.
c) Percaya bahwa orang lain dapat melakukan pengarahan dan
pengendalian diri sendiri.
d) Percaya bahwa orang lain dapat bertanggung jawab penuh.
e) Percaya bahwa kecerdasan, kreativitas dan daya khayal tidak hanya
dimiliki oleh para bawahan.
3) Kurang atau tidak berorientasi kepada tugas. Hal ini tampak pada sifat-
sifatnya antara lain:
a) Memiliki vasibilitas yang rendah terhadap tugas.
b) Berpendapat bahwa kerja adalah biasa saja, sama halnya dengan
beristirahat atau bermain.

e. Tipe Autocrat
Pemimpin yang bertipe autocrat adalah tipe pemimpin yang
mempunyai orientasi pada tugas saja. Pemimpin tipe ini memiliki cirri-ciri
sebagai berikut:
1) Tipe yang hanya berorientasi terhadap tugas saja, oleh sebab itu dia
memiliki sifat-sifat antara lain:
a) Melaksanakan tugas adalah diatas segala-galanya, artinya
melaksanaka tugas adalah hal yang paling penting.
b) Berpendapat bahwa orang pada dasarnya tidak suka bekerja atau
suka menghindarkan diri dari tugas yang dibebankan. Oleh sebab
itu tipe kepemimpinan yang demikian memandang bahwa bawahan
tidak memiliki inisiatif sendiri.
2) Tipe ini kurang memiliki hubungan yang baik dengan orang lain,
khususnya dengan bawahan. Hal ini tampak pada sifat-sifatnya antara
lain:
a) Kurang mengacuhkan pergaulan sesamanya dan sesame
bawahannya.
b) Kurang mempercayai orang lain.
c) Orang pada umumnya takut kepadanya dan kurang menyukainya.
d) Berpendapat bahwa bawahan tidak lebih dari tambahan mesin.
e) Tugas bawahan tidak lain dan tidak lebih dari menuruti perintah
pimpinan.
f) Tidak mudah memberikan maaf kepada orang lain.
g) Kepemimpinannya akan memperoleh ketaatan buta dan mungkin
sekali akan diasingkan dari kelompoknya.
3) Tipe Autocrat kurang memiliki keefektifan. Hal ini antara lain tampak
pada sifat-sifatnya:
a) Pandangan pada pekerjaan amat sederhana, yaitu hanya korelasi
antara pemimpin yang mengeluarkan perintah dan bawahan yang
mengerjakan perintah.
b) Tidak memahami arti menggerakan bawahan, kecuali hanya
dengan main perintah saja.
c) Tanggung jawab hanya pada tangan pemimpin.
d) Membangkitkan rasa takut kepada bawahan agar bawahan mau
bekerja.
e) Menangani konflik yang timbul dengan jalan menekannya.
f) Apabila ada bawahannya yang berbeda pendapat dengan dia berarti
menentang kewenangannya.
g) Akibat dari sifat-sifatnya akan menghasilkan kelompok yang
terpecah-pecah, pembuat masalah, dan orang-orang yang bertipe
deserter.

f. Tipe Benevolent Autocrat


Pemimpin yang bertipe benevolent autocrat adalah tipe pemimpin
yang berorientasi pada tugas dan keefektifan. Memiliki cirri-ciri antara lain
sebagai berikut:
1) Berorientasi pada tugas, sehingga sifat-sifatnya antara lain sebagai
berikut:
a) Mahir membuat orang lain mengerjakan apa yang diinginkan
namun tanpa menciptakan rasa dendam terhadapnya.
b) Sifat-sifat lain hamper mirip dengan tipe autocrat, namun lebih
lancer dan lebih baik sebab dia juga berorientasi pada keefektifan.
2) Berorientasi kepada eefektifan, sehingga sifat-sifatnya antara lain:
a) Mementingkan keefektifan dalam memperoleh hasil yang
diinginkan.
b) Memperbaiki keterampilan dengan belajar dari pengalaman dan
kesalahan.
c) Mengetahui peraturan-peraturan serta metode-metode dengan
sangat baik.

3) Kurang berorientasi kepada hubungan dengan orang lain, sehingga dia


bersifat:
a) Kurang yakin sepenuhnya pada dirinya sendiri dalam cara
menangani bawahannya.
b) Akibatnya bawahannya banyak yang tidak bertanggung jawab
kepadanya, meskipun dia sangat bertanggung jawab terhadap
bawahannya.

g. Tipe Compromiser
Tipe pemimpin compromiser adalah tipr pemimpin yang memiliki
orientasi pada tugas dan hubungan baik dengan orang lain. Cirri-cirinya antara
lain:
1) Berorientasi pada hubungan baik dengan orang lain, sehingga sifat-
sifatnya antara lain:
a) Membiarkan semua orang mengatakan pendapatnya agar mereka
merasa ikut serta dalam proses pembuatan keputusan.
b) Merasa beruntung bila semuanya dapat berjalan baik.
c) Membuat atasan atau orang-orng yang mempengaruhi kariernya
menjadi senang, serta suka mengambil muka atau berpura-pura
berbuatbaik.
2) Berorientasi pada tugas sehingga tampak sifat-sifatnya antara lain
sebagai berikut:
a) Selain menilai setiap tugas yang akan dikerjakan
b) Setiap tugas harus merupakan suatu rangkaian kompromi.
3) Kurang berorientasi kepada keefektifan, sehingga tanpak sifat-sifatnya
antara lain:
a) Selalu mendua hati dan selalu mementingkan kompromi dalam
menangani segala sesuatu.
b) Tidak pernah mengerjakan sesuatu dengan baik.
c) Dia mendorong bawahan namun tidak sepenuh hati dan tidak
bersungguh-sungguh.
d) Memahami manfaat orang-orang yang berorientasi pada tugas dan
hubungan baik, namun tidak mampu dan tidak mau menerapkan
secara efektif.

h. Tipe Executive
Tipe pemimpin executive adalah tipe pemimpin yang berorientasi pada
tugas, hubungan kerja yang baik dan pada keefektifan. Oleh sebb itu, pemimpin
tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
1) Karena berorientasi pada tugas, maka sifat-sifatnya adlah:
a) Memandang bahwa pekerjaan orang lain sama baiknya dengan
pekerjaan sendiri.
b) Menetapkan standar yang tinggi untuk produksi.
c) Membangkitkan partisipasi terhadap bawahan.
d) Kepatuhannya terhadap tugaaas sangat meyakinkan kepada
bawahan.
e) Memadukan antara kepentingan individu dengan kepentingan
organisasi.
f) Memberikan semangat yang tinggi disertai contoh moral yang
tinggi pula.
g) Tidak memeras bawahan, tetapi bawahan tetap bekerja keras
dengan penuh kesadaran dan kesukarelaan.
2) Karena berorientasi pada hubungan baik, maka sifat-sifatnya antara
lain adalah:
a) Memeperlakukan orang lain sesuai dengan sifat masing-masing
orang, dan memandang orang lain sebagia teman kerja yang
penting.
b) Pergaulannya dengan ornag lain sangat baik sehingga menjadi
teladan bagi semuanya.
c) Menciptakan keinginan maju kearah yang lebih baik kepada
bawahannya.
d) Memandang semua bawahannya sebagai orang yang telah dewasa
dan matang, sehingga mereka perlu memperoleh kebebasan dan
disamping itu juga keterikatan akan tugas dan tanggung jawab.
3) Karena berorientasi kepada keefektifan, maka sifat-sifatnya antara lain
adalah:
a) Bekerja sangat efektif.
b) Melatih bawahannya untuk menjadi kelompok yang efisien dan
bekerja secara lancar.
c) Menyambut baik ketidak-cocokan dan konflik sebagai sesuatu
yang wajar dan pasti terjadi dalam suatu organisasi.
d) Tidak menekan, tidak memalingkan muka terhadap konflik, dan
tidak menghindarkan diri dari persengketaan yang timbul.
e) Menyelesaikan semua perbedaan pendapat dengan sebaik-baiknya.
f) Tidak menutupi kesalahan timnya.
g) Tahu saat yang tepat untuk membuat putusan.
h) Tahu saat yang tepat kapan tim harus bermusyawarah untuk
menyelesaikan hal-hal yang penting.

Berdasarkan dari pendapat W. J. Reddin ini, lebih dikenal dengan kubus


kepemimpinan menurut Raddin dengan Teori Tiga Dimensi (3D Theory). Gambar
kubus Reddin tersebut seperti pada gambar dibawah ini:

Developer Executive
Relationship Orientation (RO)

Benevolent
Bureaucrat
Autocrat

Missionary Compromiser

Deserter Autocrat

Task Orientation (TO)

Anda mungkin juga menyukai