Anda di halaman 1dari 11

METODE PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

Staregi Pengendalian Pencemaran


Berbagai upaya pengendalian pencemaran melalui berbagai Program/Kegiatan,
antara lain:
- Program pengembangan kinerja persampahan
- Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan;
Kegiatan:
- Koordinasi penilaian kota sehat/adipura
- Pemantauan kualitas lingkungan
- Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
- Pembangunan gedung laboratorium lingkungan
- Program peningkatan pengendalian polusi
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran,
yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara
non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan
cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak
terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya
meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan
perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada
perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah
proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi
pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri
kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara
mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu,
kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah
tersebut.
Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah
kita. Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan

1
ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak,
membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita harus
bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan
kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada
kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir.
Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan
emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada
siklus air alam.
Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang
bijaksana. Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air.
Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan
dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang
tercemar. Dari segi kebijakan atau peraturanpun mengenai pencemaran air ini
telah ada. Bila kita ingin benar-benar hal tersebut dapat dilaksanakan, maka
penegakan hukumnya harus dilaksanakan pula. Pada akhirnya, banyak pilihan
baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang harus ditetapkan, secara sadar
maupun tidak, yang akan mempengaruhi tingkat pencemaran dimanapun kita
berada. Walaupun demikian, langkah pencegahan lebih efektif dan bijaksana.
Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan
berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan
didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.

PENGENDALIAN PENCEMARAN TANAH


Penanggulangan dampak penggunaan lahan/tanah memerlukan perangkat :
1. parameter diagnostik mengukar tingkat usikan / dampak
2. nilai ambang kemantapan sistem dengan tumpuan teknologi sepadan
sebagai baku fungsi optimum sistem
3. gejala mengajak sumber usikan /dampak untuk :
 memilahkan dampak setempat dan dampak impor
 mengenali watak dan perilaku kegiatan penggunaan lahan yang menjadi
pembangkit utama dampak.

2
Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya
pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
Langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk
tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi
terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara
lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara
tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk
mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses
pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan
tanah.
2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar
sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara
individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman,
sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat
dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian
dikubur.
3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar
dilakukan proses pemurnian.
4) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur
atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru
dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak
berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
5) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun
sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang
dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

3
Langkah penanggulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan
terhadap pencemaran tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya
mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur
ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat
mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah
tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1) Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah
cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar
diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barangbarang lain yang bermanfaat,
misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat
dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur
ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih
banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.
2) Bekas bahan bangunan (seperti  keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata,
berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur
dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan
penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di
tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke
dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.
3) Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk
tanaman, maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR


Pengendalian pencemaran air dapat dilakukan melalui:
•        Perubahan perilaku masyarakat
•        Pembuatan kolam/bak pengolahan limbah cair
1.    Perubahan Perilaku Masyarakat
Secara alami, ekosistem air dapat melakukan “rehabilitasi” apabila terjadi
pencemaran terhadap badan air. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena itu

4
perlu diupayakan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran air. Untuk
mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak
membuang sampah dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah
ke sungai dan disembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan
peraturan-peraturan yang diterapkan di lingkungan masing-masing secara
konsekuen.
Sampah-sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah
ditentukan.Masyarakat di sekitar sungai perlu merubah perilaku tentang
pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat
pembuangan sampah dan tempat mandi-cuci-kakus (MCK). Peraturan
pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan
pelanggarnya dijatuhi hukuman. Limbah industri hendaknya diproses dahulu
dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air
buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau sungai. Dengan demikian
akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.
Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Masyarakat:
1.  Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
2.  Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan
sepeda motor
3.  Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan
sebagai tempat kakus
4.  Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu

2    Pembuatan Kolam Pengolah Limbah Cair


Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic
tank di daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap
sepuluh rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian sangat bersahabat
dengan lingkungan, murah dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air
sumur / air tanah. Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam
pengolahan air buangan (air cucian, air kamar mandi, dan lain-lain) secara
kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung dialirkan ke selokan atau sungai.

5
Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke
dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan),
kimiawi (diberi zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau
tumbuhan air lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji
kebersihan air dari polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan
pengaruh polutan diteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar
(selokan, sungai dll.) hanyalah air yang tidak tercemar.
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air
baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah
dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui
Program Kali Bersih (PROKASIH).
Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair
khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta
dilakukan secara bwertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-
sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran
sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).
Pengembangan pengelolaan air dimasa mendatang perlu dipikirkan
perangkat peraturannya, mengingat sekarang ini telah memasuki era otonomi
daerah. DPRD sebagai mitra pemerintah di era otonomi daerah saat ini
mempunyai beberapa fungsi diantaranya memberikan dorongan pemerintah untuk
mengadakan kerjasama antar daerah disekitarnya. Kerjasama antar daerah yang
merupakan kebijakan khususnya yang menyangkut tentang pengelolaan air, perlu
disosialisasikan secara terus menerus dan berkesinambungan dengan harapan agar
diketahui dan dipahami oleh setiap warga. Bebarpa tujuan diadakannya sosialisasi
dalam rangka menjalin kerjasama antar daerah, untuk pengembangan dan
pengelolaan air, termasuk di dalamnya program penyediaan sarana air bersih
melalui konservasi air adalah :
1. mencari solusi agar sungai tidak menjadi tempat pembuangan limbah cair
dan penampungan limbah rumah tangga.

6
2. untuk mendapatkan masukan dalam menyusun strategi, taktik dan action
plan guna mengemban visi mengolah air sungai menjadi air bersih.
Jika tujuan tersebut tercapai maka akan timbul kesadaran dan masyarakat untuk
berperan serta memberikan kontribusi dalam menentukan arah kebijakan
pengembangan pengelolaan air melalui konservasi air.
Dengan kondisi tersebut sudah saatnya dilakukan perubahan pola pengelolaan
sumber daya air dari semula berbasis pemerintah menjadi berbasiskan masyarakat.
Ada beberapa hal yang mendasari urgensi perubahan tersebut :
 Pertama, pengelolaan sumberdaya alam termasuk air sebagaimana
dinyatakan dalam konstitusi negara ini seharusnya ditujukan bagi
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
 Kedua, dalam Undang-Undang No. 23/1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup pada pasal 5 ayat 3 juga telah disebutkan bahwa setiap
orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
 Ketiga, peralihan pola pengelolaan sumberdaya air menjadi berbasiskan
masyarakat memiliki beberapa keuntungan praktis, diantaranya
memperbesar dukungan dan ketaatan publik atas keputusan-keputusan
tentang menajemen sumberdaya air.
Pola pengelolaan berbasis masyarakat ini mau menyelaraskan tiga aspek penting
dalam pengelolaan air :
 aspek sosial/ekuitas : orang berhak mendapatkan layanan air bersih
 aspek ekonomis : memaksimalkan penggunaan air
 aspek lingkungan : menjaga kelestarian lingkungan yang mendukung
kelestarian keberadaan air

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA


•Pentaatan baku mutu udara ambien, emisi dan tingkat gangguan oleh industri
(sumber tidak bergerak).
•Pemeriksaan emisi & tingkat kebisingan kendaraan bermotor.

7
•Penggunaan bahan bakar gas untuk angkutan umum dan kendaraan operasional
Pemda.
•Pengelolaan kualitas udara dalam ruangan.
Pengendalian Pencemaran Udara
•    Penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, serta mesin kendaraan
yang efisien
•    Pengolahan limbah udara di pabrik, misalnya dengan menggunakan alat dust
collector yang dapat menangkap debu.
•    Menggalakkan penghijauan untuk menyerap/mengkonversi zat pencemar.
Penanggulangan pencemaran udara dapat dilakukan dengan cara
mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan dan
mendispersikan polutan, Penang-gulangan pencemaran udara dapat berupa
Penanggulangan Polusi udara dari ruangan
Sumber dari pencemaran udara ruangan berasal dari asap rokok, pembakaran asap
dapur, bahan baku ruangan, kendaraan bermotor dan lain-lain yang dibatasi oleh
ruangan. Pencegahan pen-cemaran udara yang berasal dari ruangan bisa
dipergunakan :
Ventilasi yang sesuai, yaitu :
 Usahakan polutan yang masuk ruangan seminimum mungkin.
 Tempatkan alat pengeluaran udara dekat dengan sumber pencemaran.
 Usahakan menggantikan udara yang keluar dari ruangan sehingga udara
yang masuk ke-ruangan sesuai dengan kebutuhan.
Filtrasi. Memasang filter dipergunakan dalam ruangan dimaksudkan untuk
menangkap polutan dari sumbernya dan polutan dari udara luar ruangan.
Pembersihan udara secara elektronik. Udara yang mengan-dung polutan
dilewatkan melalui alat ini sehingga udara dalam ruangan sudah berkurang
polutan-nya atau disebut bebas polutan. Membersihkan(Scrubbing) Menggunakan
filter Mempergunakan Kolektor MekanisProgram langit biruMenggalakkan
penanaman Tumbuhan

8
Pencegahan pencemaran udara
•Penetapan baku mutu udara ambien, status mutu udara ambien, baku mutu emisi,
ambang batas emisi gas buang, baku tingkat gangguan, ambang batas kebisingan,
baku mutu udara dalam ruangan dan ISPU.
•Kawasandilarangmerokok.
•Laranganpembakaransampah.
Penanggulangan pencemaran udara
•Pentaatan baku mutu udara ambien , emisi dan tingkat gangguan oleh industri
(sumber tidak bergerak).
•Pemeriksaan emisi & tingkat kebisingan kendaraan bermotor.
•Penggunaan bahan bakar gas untuk angkutan umum dan kendaraan operasional
Pemda.
•Pengelolaan kualitas udara dalam ruangan.
Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan
pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari
sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan
yang terdekat, misalnya dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan,
menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). 
Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai,
mengurangi jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT
(Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya
dengan Green Chemistry. Green chemistry merupakan segala produk dan proses
kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya. 
Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat
rumah tangga, atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih
ramah lingkungan. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi,
penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan
pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap
bersih dan sehat. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu
lingkungan, monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi

9
masalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim,
penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak
antara satu negara dengan negara lain
Teknologi yang telah dikaji dan diterapkan, antara lain meliputi:
1. Teknologi Pengolahan Air dan Limbah Cair. Mencakup kegiatan :
 Perancangan teknis
 Pembangunan/penerapan
 Pelatihan dan pengoperasian
2. Teknologi Pengolahan Sampah dan Limbah Padat. Mencakup kegiatan :
 Teknologi dan Sistem Pewadahan, Pengumpulan Sampah
 Teknologi dan Sistem Pengangkutan Sampah
 Teknologi dan Sistem Pengolahan Sampah seperti komposting, daur ulang,
insinerasi
 Teknologi Daur Ulang kertas, plastik dan pembuatan silase untuk pakan
ternak dari sampah pertanian
 Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah dengan sistem Reusable
Sanitary Landfill

10
REFERENSI

Admin.2008.StrategiPengendalianPencemaranLingkungan.http://www.hukum.jogj
a.go.id/?pilih=lihat&id=71.diakses 11 oktober 2010

Anonim.2010.PencemaranLingkungan.http://www.PencemaranLingkunganOnlin
e.htm.diakses 11 oktober 2010

Anonim.2010.BidangTeknologiPengendalianPencemaranLingkungan.http://www.
Situs Bidang Teknologi Pengendalian Pencemaran Lingkungan, PTL, TPSA-
BPPT.htm.diakses 11 oktober 2010

Kastiyowati,indah.2009.dampakdanupayapenanggulanpencemaranudara.http://w
ww.buletinlitbang@dephan.go.id.diakses 11 oktober 2010

Lestari,Asri.2009.PengendalianPencemaranLingkunganAirDanTanah.http://ASRI
LESTARI .. PengendalianPencemaran Lingkungan Air Dan tanah.htm.diakses
11 oktober 2010

11

Anda mungkin juga menyukai