Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dewasa ini pembangunan nasional tergantung banyak kepada kualitas,
kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia termasuk praktisi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dari segi dunia usaha diperlukan
produktivitas dan daya saing yang baik agar dapat berkiprah dalam bisnis
internasional maupun domestik. Salah satu faktor yang harus dibina sebaik-
baiknya adalah implementasi K3 dalam berbagai aktivitas masyarakat khususnya
dalam dunia kerja.
Setiap tahun di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta pekerja
menderita penyakit akibat kerja, kematian 2,2 juta serta kerugian finansial sebesar
1,25 triliun USD. Di Indonesia menurut data PT. Jamsostek (Persero) dalam
periode 2002 – 2005 terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaan kerja, 5.000 kematian,
500 cacat tetap dan kompensasi lebih dari Rp. 550 milyar. Kompensasi ini adalah
sebagian dari kerugian langsung dari 7,5 juta pekerja sektor formal yang aktif
sebagai peserta Jamsostek. Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh
sektor formal adalah lebih dari Rp. 2 triliun di mana sebagian besar merupakan
kerugian dunia usaha. Dengan kata lain inilah hilangnya produktivitas dunia usaha
karena faktor K3. Begitu pula survei ILO menyatakan bahwa dari tingkat
“competitiveness” karena faktor K3 Indonesia adalah negara ke 2 dari bawah dari
lebih 100 negara yang disurvei. Untuk menuju dunia usaha dan dunia kerja yang
berbudaya K3 serta terlaksananya implementasi peraturan perundangan K3 di
Indonesia, maka disusun Visi, Misi, Kebijakan, Strategi, dan Program Kerja K3
Nasional

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah adalah langkah awal dalam memperjelas pembahasan
berikutnya, maka adapun rumusan masalah yang akan dibahas mengenai :

1
 Apa definisi dan tujuan program K3
 Apa kebijakan dan strategi pemerintah mengenai program K3
 Bagaimana manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 Apa program kerja kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 Apa strategi meningkatkan kualitas kerja

1.3 TUJUAN
Tujuan dibuat berdasarkan apa yang akan dicapai pada pembahasan rumusan
masalah yaitu
 Mengetahui dan mengerti definisi dan tujuan program K3
 Mengetahui dan mengerti kebijakan dan strategi pemerintah mengenai
program K3
 Mengetahui dan mengerti manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja (K3)
 Mengetahui dan mengerti program kerja kesehatan dan keselamatan
kerja (K3)
 Mengetahui dan mengerti strategi meningkatkan kualitas kerja

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DAN TUJUAN PROGRAM K3


Program K3 adalah program yang ditujukan kepada masyarakat luas untuk
meningkatkan kepedulian terhadap K3 berbentuk kegiatan yang bersifat massal
dan mempunyai dampak yang luas khususnya kepada perusahaan, asosiasi K3,
perguruan tinggi dan media massa. Yang berupa upaya mengendalikan dan
memperkecil bahaya yang ada di tempat kerja agar tingkat resiko yang mungkin
terjadi masih dalam batas toleransi dan upaya untuk meningkatkan keselamatan
dan kesehatan kerja.
Tujuan program K3 adalah membudayakan kesehatan dan keselamatan
kerja guna mencapai kecelakaan nihil.

2.2 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMERINTAH MENGENAI


PROGRAM K3
Dalam UU No. 23 tahun 19992 disebutkan bahwa kesehtan kerja
diselenggrakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya agar produktifitas kerja
tetap optimal.
Selain itu disusun beberapa peraturan-peraturan yang mengatur mengenai K3
yaitu
- UU no.1/1970: Keselamatan kerja
- Kepmenaker 02/1980 tentang pemeriksaan kesehatan
- Kepmenaker 03/1982 tentang kesehatan kerja
- Kepmenaker 051/1999 tentang nilai ambang batas faktor fisik
- Keppres no.22 1993 tentang penyakit akibat kerja
Kebijakan
1. Peningkatan koordinasi berdasarkan kemitraan yang saling mendukung.

3
2. Pemberdayaan pengusaha, tenaga kerja dan pemerintah agar mampu
menerapkan dan meningkatkan budaya keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan regulator.
4. Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen perusahaan.
5. Pemahaman dan penerapan norma keselamatan dan kesehatan kerja yang
6. berkelanjutan.
Strategi
1. Meningkatkan komitmen pengusaha dan tenaga kerja di bidang keselamatan
dan kesehatan kerja.
2. Meningkatkan peran dan fungsi semua sektor dalam pelaksanaan keselamatan
dan kesehatan kerja.
3. Meningkatkan kemampuan, pemahaman, sikap dan perilaku budaya
keselamatan dan kesehatan kerja dari pengusaha dan tenaga kerja.
4. Melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja melalui manajemen risiko dan
manajemen perilaku yang berisiko.
5. Mengembangkan sistem penilaian keselamatan dan kesehatan kerja (Audit
SMK3) di dunia usaha.
6. Mendampingi dan menguatkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
dalam menerapkan dan meningkatkan budaya keselamatan dan kesehatan
kerja.
7. Meningkatkan penerapan sistem informasi keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi.
8. Memberikan pemahaman mengenai keselamatan dan kesehatan kerja sejak usia
dini hingga pendidikan tinggi.
9. Meningkatkan peran organisasi profesi, perguruan tinggi, praktisi dan
komponen masyarakat lainnya dalam peningkatan pemahaman, kemampuan,
10.Sikap, perilaku budaya keselamatan dan kesehatan kerja.
11.Meningkatkan integrasi keselamatan dan kesehatan kerja dalam semua bidang
disiplin ilmu.

4
2.3 MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA
Tidak ada tempat kerja yang aman secara absolut dari resiko kerja oleh
karena itu harus dilindungi oleh UU yang berlaku. Apapun resiko (kecelakaan,
gangguan akibat kerja, penyakit akibat kerja) tidak terlepas dari tanggung jawab
oleh unsur manajemen.
Manajemen secara umum merupakan ilmu perilaku yang mencakup aspek
sosial dan eksak tidak terlepas dari tanggung jawab kesehatan dan keselamatan
kerja baik dari segi perencanaan, maupun pengambilan keputusan dan organisasi.
Manajemen seharusnya menyadari :
a. Adanya biaya pembiayaan
b. Kerugian akibat kecelakaan pada karyawan dan peralatan
c. Antara biaya pencegahan dan kerugian akibat kecelakaan terdapat selisih
yang sukar ditetapkan
d. Kecelakaam kerja selalu menyangkut manusia, perlatan, proses dan
ekonomi
e. Manusia sebagai faktor dominan dalam setiap kecelakaan
Asas manajemen kesehatan dan keselamatan kerja, berdasar bahwa ada interaksi
antara manusia, alat kerja dan lingkungan di mana faktor dan potensi manusia
yang berperan sangat penting dalam suatu proses kerja mempunyai batas eksak
yang dapat berubah (berfluktuasi). Faktor yang berpengaruh tergadap penyebab
fluktuasi itu adalah
- Rasa tanggung jawab
- Pengalaman dan pendidikan
- Pelatihan yang diperoleh
- Kebiasaan dan pandangan hidup
- Masalah ekonomi
Dalam teori manajemen resiko kerja yang di dapat para pekerja selalu
dikaitkan dengan tanggung jawab manajemen. Manajer harus mengetahui resiko
atau hazard bahaya di tempat kerja sebagai inti pokok dari terjadinya kecelakaan.
Hazard merupakan sebagai suatu elemen yang berpotensi untuk menyebabkan

5
kecelakaan. Bahaya merupakan suatu keadaan terjadi di luar kemauan atau dugaan
yang disebabkan oleh perlakuan manusia terdiri dari unsafe act dan ansafe
condition yang dapat disebabkan oleh man (SDM)), material, proses dan
ekonomi.
Keberadaan tenaga kerja sebagai SDM sangat penting bagi suatu
perusahaan, potensi manusiawi sebagai penggerak perusahaan untuk mewujudkan
eksistensinya, atau aset dan modal non material dalam organisasi bisnis, dapat
diartikan sebagai faktor produksi yang dipacu untuk bekerja lebih produktif,
bekerja sesuai dengan spesialisasi yang telah ditentukan.
Manfaat pendekatan SDM (tenaga kerja) adalah
a. Dapat memiliki sumber informasi SDM tenaga kerja yang akurat
b. Perusahaan dapat melakukan pelatihan yang efektif dan efisien
c. Dapat melaksanakan pembinaan dan pengembangan karier sesuai kondisi
dan kebutuhan.
d. Pekerja merasa aman dan puas dalam bekerja
e. Pekerja memperoleh jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Pendekatan SDM memungkinkan pekerja memperoleh penilaian karya
yang objektif.
Tantangan terhadap pendekatan SDM (tenaga kerja)
1. Tantangan eksternal
- Perubahan lingkungan bisnis yang cepat
- Keragaman tenaga kerja
- Globalisasi
- Peraturan pemerintah
- Terbatas tenaga kerja yang terampil
2. Tantangan internal
- Pemgurangan tenaga kerja
- Teknologi
- Serikat kerja
- Budaya organisasi
- Tantangan reflukturisasi

6
Kebijakan Depnakertrans di bidang K3
Berdasarkan kondisi yang ada maka depnakertrans menetapkan visi misi
serta strategi K3
Visi K3 adalah K3 menjadi kebutuhan masyarakat, misi K3 adalah
menjadi pembina K3 yang andal dan profesional untuk mencapai visi diatas
Direktorat PNKK (pengawasan norma K3) menetapkan misi sebagai :
a. Menciptakan tenaga K3 yang andal dan profesional
b. Pembudayaan K3
c. Mensosialisasikan SMK3 (sistem manajemen K3)
d. Mendorong terciptanya nihil kecelakaan dan PAK di tempat kerja
Dengan tujuan terlaksananya K3 di tempat kerja secara mandiri dan
terwujudnya peningkatan produktivitas kerja untuk meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja, maka berdasarkan visi dan misi tersebut telah ditetapkan strategi
nasional K3 yaitu :
 Restrukturisasi organisasi efektif dan efisien
 Peningkatan SDM K3
 Penyempurnaan peraturan perundang-undangan K3, standard dan pedomen
K3
 Pemberdayaan masyarakat dalam pembinaan dan pengawasan K3
 Penegak hukum melalui penindakan pro justisi dan pemberian penghargaan
 Peningkatan pelayanan kepada masyarakat menuju pelayanan prima
 Pembentukan sistem informasi K3 melalui pemanfaatan teknologi informasi
 Pemanfaatan jaringan kerja di bidang K3
Langkah-langkah pengekangan bahaya di tempat kerja
1. Monitoring Hazard
- Mengenal hazard di tempat kerja di tempat kerja / lingkungan kerja / tugas
kerja
- Tujuannya mengetahui tahap keselamatan dan kesehatan kerja di tempat
kerja
- Dapat mengawal kecelakaan bila penyebab dapat dicegah atau
dikendalikan

7
Jenis hazard antara lain hazard fisik, kimia, biologi, psikologi, radiasi,
ergonomi, mekanik, elektrik.
Langkah yang diaplikasikan untuk monitoring ini:
a. Pengawasan oleh berpengalaman dalam sistem, proses atau prosedur kerja
b. Penggunaan alat khusus
c. Media pelaporan (yang disediakan perusahaan kepada pekerja)
d. Analisa keselamatan kerja
e. Kajian hazard dan operability
2. Penaksiran resiko
Membuat penilaian dan analisa / penaksiran resiko dimana kemungkinan
hazard mendatangkan resiko kecelakaan. Harus memenuhi kriteria :
a. Kemungkinan resiko kepada pekerja karena bahan kimia atau jenis
hazard
b. Teknis dan tata cara yang digunakan pada suatu benda mengandung
hazard di tempat kerja
c. Sifat bahaya dan dampak hazard kepada kesehatan dan keselamatan
d. Langkah dan tatacara yang diperlukan untuk mengawal hazard dan
dampak terhadap pekerja.
Proses penaksiran resiko boleh dilakukan pihak internal, pihak perusahaan,
pegawai K3, wakil institusi lain / kepakaran yang sama. Analisa resiko
perlu dilakukan secara berkala dan ditetapkan waktu tertentu dengan
laporan lengkap dan teratur yang dapat digunakan sebagai rujukan.
3. Tindakan mengawal dan mencegah bahaya
Bagian ini menuntut biaya dan nilai tinggi dan mengumpulkan tenaga dari
semua pihak bagi kelengkapan sistem resiko
Langkah dan tindakan antara lain :
a. Penghapusan risiko (sulit untuk menghapus risiko secara total karena
biaya dan ketiadaan alternative teknologi, misal penggunaan CFC
dalam industri
b. Penggantian suatu elemen dengan hazard yang tinggi kepada hazard
yang lebih lama dalam mengurangi resiko kecelakaan

8
c. Pengasingan kerja
d. Mengubah suatu proses kerja (pengaman yang dilakukan secara
otomatis)
e. Pemakaian kelengkapan alat pelindung diri.

2.4 PROGRAM KERJA KESEHATAN DAN KESELAMATAN


KERJA (K3) NASIONAL 2007 – 2010
Program Utama
1. Koordinasi dan sinergi antar pengandil
Sub Program
1.1 Peningkatan koordinasi K3 nasional
1.2 Peningkatan koordinasi K3 antar Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota Advokasi
K3 kepada penentu kebijakan dari Pusat dan Daerah
Strategi Pelaksanaan
i. Revitalisasi Dewan keselamatan dan kesehatan kerja nasional (DK3N) yang
independen dengan Keppres.
ii. Bentuk Dewan K3 tingkat propinsi dan Kab/Kota yang independen dengan
SK Gub/ Bupati.
iii. Peningkatan kerjasama antar departemen.
iv. Susun tugas, kompetensi dan tanggung jawab anggota Dewan K3 Nasional,
Provinsi, Kabupaten/Kota.
Program Utama
2. Harmonisasi APBN peraturan, perundangan, standar dan pedoman bidang K3
Sub Program
2.1.Evaluasi semua peraturan dan perundangan K3 Mengkaji semua peraturan
perundangan K3 yang sudah tidak sesuai.
2.2. Penyusunan peraturan perundangan K3 yang harmonis dan terintegrasi
2.3. Penyusunan pedoman pelaksanaan K3 Menyusun pedoman pelaksanaan K3
dengan melibatkan departemen teknis terkait (terpadu) dengan prioritas di bidang
industri, pertanian, kehutanan, perikanan, perhubungan, pertambangan, jasa.

9
2.4 Penyusunan standar K3 Menyusun standar APBN K3 menjadi SNI, dengan
melibatkan departemen teknis terkait (terpadu).
Strategi Pelaksanaan
i. Amandemen UU No. 1 Tahun 1970, dan peraturan perundangan lainnya
ii. Perbaikan peraturan yang tidak sesuai dengan mekanisme tripartit Agar
memperhatikan konvensi ILO tentang K3, yaitu Konvensi No. 187, 155, 161,
dan 81
Program Utama
3. Peningkatan peran dan fungsi pengawasan Keselamatan dan kesehatan kerja
Subprogram
3.1 Menguatkan peran dan fungsi kelembagaan pengawasan K3
i. Meningkatkan koordinasi pengawas antar departemen.
ii. Laporan tahunan hasil pengawasan dianalisis dan dipublikasikan untuk
dijadikan indikator kepatuhan pelaksanaan K3.
3.2 Menguatkan peran dan fungsi sumber daya manusia (SDM) pengawasan K3
i. Menginventaris, meningkatkan kualitas dan kuantitas Pengawas K3 di tingkat
nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan perusahaan.
ii. Pengawas berfungsi Sebagai inspektor, mitra dan pembimbing K3 di
perusahaan
Program Utama
4. Pelaksanaan Keselamatan dan kesehatan kerja di dunia usaha
Subprogram
4.1.Peningkatan komitmen Pengusaha dan pekerja dalam pelaksanaan K3.
Perusahaan membuat kebijakan K3 dan membentuk P2K3.
4.2.Pemberdayaan lembaga dan SDM K3 di dunia usaha
i. Membentuk dan melatih P2K3.
ii. Membentuk P2K3 dikaitkan dengan izin usaha.
iii. Integrasi SMK3 di organisasi dan manajemen perusahaan dikaitkan dengan
perizinan.
iv. Mendampingi perusahaan yang memerlukan pendampingan dalam
pelaksanaan K3.

10
4.3.Penghargaan bagi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja Pelaksanaan K3
Pemberian penghargaan dan kemudahan kepada perusahaan yang berhasil
melaksanakan K3 dengan baik (mis. keringanan pajak, premi asuransi).
4.4 Pelaksanaan K3 di sektor berisiko tinggi dan/atau padat karya.
i. Menyusun pedoman K3.
ii. Memberikan pelatihan K3 kepada pengusaha dan pekerja.
iii. Menyusun rencana tanggap darurat kawasan/wilayah.
4.5 Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diusaha mikro, kecil dan
Menengah (UMKM).
i. Pelaksanaan K3 di UMKM dengan melibatkan fasilitaskesehatan
masyarakat
ii. (mis. Puskesma, Pos UKK) yang tersedia dan kelompok UMKM (mis.
kelompok tani, pengrajin, pedagang asongan dan kakilima).
iii. Melaksanakan sosialisasi, informasi K3 kepada pengusaha, pekerja.
iv. Menyusun pedoman K3 bagi masing-masing kelompok UMKM.
v. iv . Memberikan pelatihan K3 kepada pengusaha dan pekerja.
vi. Mengikutkan pekerja UMKM dalam sistem asuransi tenaga
4.6 Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sektor pemerintahan
kerja.
i. Menyusun pedoman K3 bagi instansi pemerintah.
ii. Memberikan pelatihan K3 kepada pegawai pemerintah.
iii. Mengikutkan pegawai pemerintah dalam sistem asuransi tenaga kerja.
Program utama
5. Pemeliharaan K3 dan peningkatan kompetensi K3
Subprogram
5.1 Sosialisasi, informasi K3 Penyelenggaraan Hari K3 setiap hari senin dengan
kegiatan sosialisasi, dan informasi K3. Semua media diupayakan membuat rubrik
tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
5.2 Penetapan standar kompetensi K3 dan institusi pelatihan K3
i. Membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) K3.
ii. Membentuk Lembaga Diklat Profesi (LDP) K3.

11
iii. Menyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang
K3.
5.3 Pengenalan K3 di semua sektor melalui penyediaan website, buku, dan media
lainnya.
i. Pengenalan APBN keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di pemerintahan.
ii. Pengenalan K3 di lingkungan pengusaha dan pekerja.
iii. Pengenalan K3 dari usia dini, sekolah dan perguruan tinggi.
iv. Meningkatkan peran organisasi profesi.
v. Meningkatkan kompetensi praktisi K3.
Program utama
6. Pelaksanaan APBN sistem informasi Keselamatan dan kesehatan kerja yang
terpadu
Subprogram
6.1 Pembentukan sistem informasi K3 nasional terpadu
i. Menetapkan alur pelaporan K3 dari perusahaan/tempat kerja ke
kabupaten/kota, provinsi dan pusat.
ii. Membuat formulir dan prosedur pelaporan baku yang simpel dan mudah
dilaksanakan dengan melibatkan semua sektor.
6.2 Pembentukan pusat informasi K3 nasional
i. Dibentuk pusat informasi K3 nasional sebagai institusi di bawah DK3N.

Secara garis besar program K3 dapat meliputi :


 Occupational Health Management System Development
 Health Risk Assessment
 Medical Emergency Respons Plan
 Health Surveilance
 Health Promotion program
 Food safety (Keamanan Pangan) program
 Ergonomics program
 Occupational Health Data and Information
 Program review

12
Salah satu program K3 yaitu Jamsostek yang merupakan program publik
yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial
ekonomi tertentu yang penyelenggarannya menggunakan mekanisme asuransi
sosial. Dengan tujuan melindungi tenaga kerja dengan senantiasa mengedapankan
kepentingan dan hak-hak tenaga kerja.
Sistem pelayanan kesehatan di industri adalah upaya yang diselenggarakan
oleh organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan perorangan, kelompok maupun
masyarakat. Jenis pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
- pemeriksaan kesehatan
- pemeriksaan berkala
- pemeriksaan jiwa
Tujuan dari pelayanan kesehatan dalam suatu industri adalah
1. Memberikan bantuan pada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik
maupun mental, terutama penyesuaian pekerjaan tenaga kerja.
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang
ditimbul dari atau lingkungan pekerjaan.
3. Meningkatkan kesehatan fisik, kondisi mental dan kemampuan fisik
tenaga kerja
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga
kerja yang menderita.

2.5 STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS KERJA


Bila penyebabnya sudak diidentifikasi, strategi – strategi dapat dikembangkan
untuk menghilangkan atu mengurangi bahaya – bahaya kerja. Untuk menentukan
apakah suatu strategi efektif atau tidak, perusahaan dapat membandingkan
insiden, kegawatan, dan frekuensi penyakit – penyakit dan kecelakaan sebelum
dan sesudah strategi tersebut diberlakukan
1. Memantau Tingkat Keselamtan Dan Kesehatan Kerja
Mewajibkan perusahaan – perusahaan untuk menyimpan catatan insiden – insiden
kecelakaan dan kasus penyakit yang terjadi dalam perusahaan. Perusahaan juga

13
mencatat tingkat kegawatan dan frekuensi setiap kecelakaan atu kasus penyakit
tersebut
a. Tingkat Insiden
Indeks keamanan industri yang paling ekspilist adalah tingkat insiden yang
menggambarkan jumlah kecelakaan dan penyakit dalam satu tahun
b. Tingkat Frekuensi
Tingkat frekuensi mencerminkan jumlah kecelakaan dan penyakit setiap
satu juta jam kerja bukan dalam tahunan seperti dalam tingkat insiden
c. Tingkat Kegawatan
Tingkat kegawatan menggambarkan jam kerja yang hilang karena
kecelakaan atau penyakit
d. Mengendalikan Kecelakaan
Cara terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan
kerja barang kali adalah dengan merancang lingkungan kerja sedemikian
rupa sehingga kecelakan tidak akan terjadi
e. Ergonomis
Cara lain untuk meningkatakan keselamatan kerja adalah dengan membuat
pekerjaan itu sendiri menjadi lebih nyaman dan tidak terlalu melelahkan
f. Divisi Keselamtaan Kerja
Strategi lain dalam rangka mencegah kecelakaan adalah pemanfaatan divisi
– divisi keselamatan kerja
g. Pengubahan Tingkah Laku
Mendorong dilaksanakan kebiasaan kerja yang dapat mengurangi
kemungkinan kecelakaan juga dapat menjadi strategi yang sangat berhasil
h. Mengurangi Timbulnya Penyakit
Penyakit – penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan jauh lebih
memakan biaya dan berbahaya bagi perusahaan dan para pekrja
dibandingkan dengan kecelakaan kerja
i. Penyimpanan Catatan

14
Mewajibkan perusahaan untuk setidak – tidaknya melakukan pemeriksaan
terhadap kadar bahan kimia yang terdapat dalam lingkunagan, dan
menyimpan catatan mengenai informasi yang terperinci tersebut
j. Memantau Kontak Langsung
Pendekatan yang pertama dalam mengendalikan penyakit – penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan adalah membebaskan tempat kerja dari
bahan – bahan kimia atau racun satu pendekatan alternatifnya adlah dengan
memantau dan membatasi kintak langsung terhadapt zat – zat yang
berbahaya
k. Penyaringan Genetik
Penyaringan genetic adalah pendekatan mengendalikan penyakit – penyakit
yang paling ekstrim, sehingga sangat controversial
2. Mengendalikan Stress Dan Kelelahan Kerja
Program pelatihan yang dirancang untuk membantu para pekerja mengatasi stress
yang diakibatkan oleh pekerja. Program ini disediakan untuk staf pngawasan, staf
professional, dan pegawai, dengan tujuan memperkenalkan bahan – bahan,
keahlian informasi, dan definisi peran pengawasan dan menajemen
a. Peningkatan Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan
Pentingnya kemampuan mengendalikan, atau setidaknya memprediksi apa
yang akan terjadi di masa akan datang sangat disadari
b. Strategi – strategi Manajemen Stres
Manajemen waktu dapat merupakan strategi yang efektif dalam mengatasi
stress pekerjaan
c. Mengembangakan Kebijakan – Kebijakan Kesehatan Kerja
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan meningkatnya
tanggung jawab, semakin banyak perusahaan mengembangkan pernyataan –
pernyataan ini berkembang dari suatu kepedulian bahwa perusahaan – perusahaan
harus proaktif menangani masalah – masalah kesehatan dan kesamatan kerja
d. Menciptakan Program – Program Kebugaran

15
Perusahaan – perusahaan semakin memusatkan perhatian kepada usaha –
usaha untuk menjaga agar para pekerja tetap sehat dari pada menolong mereka
sembuh dari penyakitnya.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Program K3 adalah program yang ditujukan kepada masyarakat luas untuk
meningkatkan kepedulian terhadap K3 berbentuk kegiatan yang bersifat massal
dan mempunyai dampak yang luas khususnya kepada perusahaan, asosiasi K3,
perguruan tinggi dan media massa. Tujuan program K3 adalah membudayakan
kesehatan dan keselamatan kerja guna mencapai kecelakaan nihil. Dalam UU No.
23 tahun 19992 disebutkan bahwa kesehtan kerja diselenggrakan agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan
masyarakat sekelilingnya agar produktifitas kerja tetap optimal.
Visi K3 adalah K3 menjadi kebutuhan masyarakat, misi K3 adalah menjadi
pembina K3 yang andal dan profesional tujuan terlaksananya K3 di tempat kerja
secara mandiri dan terwujudnya peningkatan produktivitas kerja untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, maka berdasarkan visi dan misi tersebut
telah ditetapkan strategi nasional K3 diantaranya restrukturisasi organisasi efektif
dan efisien, peningkatan SDM K3, penyempurnaan peraturan perundang-
undangan K3, standard dan pedomen K3, program kerja K3 yaitu koordinasi dan
sinergi antar pengandil, harmonisasi APBN peraturan, perundangan, standar dan
pedoman bidang K3, peningkatan peran dan fungsi pengawasan Keselamatan dan
kesehatan kerja, pelaksanaan Keselamatan dan kesehatan kerja di dunia usaha,
pemeliharaan K3 dan peningkatan kompetensi K3, pelaksanaan APBN sistem
informasi Keselamatan dan kesehatan kerja yang terpadu
Strategi meningkatkan kualitas kerja ialah memantau tingkat keselamatan dan
kesehatan kerja Mengendalikan Stress dan kelelahan kerja

17
3.2 SARAN
Perusahaan dalam hal ini manajer SDM harus merencanakan atau
membuat program yang berkesinambungan mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja karyawan. Perusahaan hendaknya tidak tinggal diam apabila ditemukan
terjadi kecelakaan pada saat karyawan bekerja
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian
dari pekerjaan, untuk perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan
proteksi atau perlindungan, baik langsung maupun tidak langsung, yang
diterapkan oleh perusahaan kepada pekerja. Proteksi atau perlindungan pekerja
merupakan keharusan bagi sebuah perushaan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.Makalahkeselamatankerja.http://www.infokedokteran.com/article/m
akalah-k3.html.diakses26November2010

DK3N.2007.VisiMisiKebijakankebijakanStrategiDanProgramKerjaNasional.http:
//www.scribd.com/doc/43819610/Visi-Misi-Kebijakan-Strategi-Dan-Program-
Kerja-Nasional-k3-2007-2010.diakses 26 November 2010

Noviyanto,ekasatrio.2008.SistemManajemenK3.http://okasatria.blogspot.com/20
08/01/sistem-manajemen-k3-di-indonesia.html.diakses 26 November 2010

Widiastono,hubert.2007.ManajemenK3.http://webcache.googleusercontent.com/s
earch?q=cache:amytQwB9_l0J:www.tiraaustenite.com/v3/media/manajemen-k3-
july2007.pdf+manajemen+k3&hl=id&gl=id.diakses 26 November 2010

19

Anda mungkin juga menyukai