PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEBUDAYAAN
Asal muasal istilah budayaà Budi daya yang artinya mengolah, mengerjakan,
menyuburkan, dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari
sinilah istilah budaya (culture) berkembang menjadi ”segala daya dan aktivitas
manusia untuk mengolah dan mengubah alam”. Kebudayaan adalah hasi budi atau
akal manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Menurut E.B taylor adalah :
kompilasi atau jalinan keseluruhan kenyataan dan kebiasaan yang dilakukan manusia
sebagai anggota masyarakat. Dalam pandangan sosiologi , kebudayaan meliputi :
kebudayaan material (berwujud barang), kebudayaan nonmaterial(berwujud
kebiasaan).
Kebudayaan itu adalah sikap hidup yang khas dari sekelompok individu, yang
dipalajari secara turun temurun. Tetapi sikap hidup ini ada kalanya malah
mengundang risiko bagi timbulnya suatu penyakit. Kebudayaan tidak dibatasi oleh
suatu batasan yang sempit, tetapi mempunyai struktur-struktur yang luas, sesuai
dengan perkembangan dari masyarakat itu sendiri. Budaya adalah signifikan dan
mempengaruhi pilihan individu.
Pola kesehatan masyarakat tidak lepas dari masalah sosial, budaya, maupun
lingkungan setempat. Orientasi budaya menggambarkan sikap, pandan, dan persepsi
mengenai masalah-masalah kehidupan termasuk kesehatan yang dapat memberikan
dampak positif maupun negatif terhadap status kesehatan masyarakat secara umum.
Sejarah menunjukan bahwa pada komunitas atau populsi tertentu khususnya di Jawa
2
Barat, pemahaman tentang budaya masyarakat berkaitan dengan masalah kesehatan
penting untuk keberhasilan program-program kesehatan yang bertujuan
meningkatakan kualitas hidup individu maupun kelompok. Pandangan-pandangan
yang kurang benar mengenai masalah kesehatan baik didasari oleh mitos-mitos turun
menurun atau faktor kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya terhadap masalah
kesehatan ibu dan anak sebagian masih dianut, dipercaya, dan berlaku di kalangan
masyarakat tertentu di Jawa Barat seperti misalnya mengenai penyakit campak, cacar,
ibu hamil dan menyusui, kejadian luar biasa, penyakit, dan lain-lain. Dengan
demikian sudah selayaknya para petugas kesehatan mengetahui mempelajari, dan
memahami apa yang berlaku di masyarakat agar program kesehatan yang dirancang
untuk mencegah dan mengobati penyakit tertentu dapat berjalan dengan baik dan
mencapai sasarannya.
Seperti kita ikuti bersama, akhir-akhir ini diskusi tentang global change
banyak diangkat. Berbagai perubahan sosial, ekonomi, budaya, teknologi dan politik
mengharuskan jalinan hubungan di antara masyarakat manusia di seluruh dunia.
Fenomena ini dirangkum dalam terminologi globalisation. Ditengah riuh rendah
globalisasi inilah muncul wacana dampak perubahan budaya. Dampak dari
perubahan budaya sendiri diartikan sebagai perubahan dalam skala besar pada sistem
bio-fisik dan ekologi yang disebabkan aktifitas manusia. Perubahan ini terkait erat
dengan sistem penunjang kehidupan planet bumi (life-support system). Ini terjadi
melalui proses historis panjang dan merupakan agregasi pengaruh kehidupan manusia
terhadap lingkungan yang dapat berpengaruh pada kesehatan, yang tergambar
misalnya pada angka populasi yang terus meningkat, aktifitas ekonomi, dan pilihan-
pilihan teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Saat ini pengaruh dan beban
terhadap lingkungan hidup sedemikian besar, sehingga mulai terasa gangguan-
gangguan terhadap Sistem Bumi kita. Perubahan sosial dan budaya yang terjadi
seiring tekanan besar yang dilakukan manusia terhadap sistem alam sekitar,
menghadirkan berbagai macam risiko kesehatan dan kesejahteraan bagi seluruh umat
3
manusia. Sebagai contoh, kita terus mempertinggi konsentrasi gas-gas tertentu yang
menyebabkan meningkatkan efek alami rumah kaca (greenhouse) yang mencegah
bumi dari pendinginan alami (freezing). Selama abad 20 ini, suhu rata-rata
permukaan bumi meningkat sekitar 0,6oC dan sekitar dua-per-tiga pemanasan ini
terjadi sejak tahun 1975.
4
sosial dan budaya terhadap kesehatan lingkungan yang memerlukan analisa historis
keterkaitan dampak perubahan sosial dan budaya dan kesehatan serta analisa
pengaruh perubahan sosial dan budaya di tingkat lokal, regional hingga global.
5
mereka sendiri tentang bagaimana penyakit itu timbul. Kalau mereka anggap penyakit
itu disebabkan oleh hal-hal yang supernatural atau magis, maka digunakan
pengobatan secara tradisional. Pengobatan modern dipilih bila mereka duga
penyebabnya faktor alamiah. Ini dapat merupakan sumber konflik bagi tenaga
kesehatan, bila ternyata pengobatan yang mereka pilih berlawanan dengan pemikiran
secara medis.
6
kan manfaat. Namun mereka lebih menyukai cara-cara pengobatan tradisional karena
berhubungan erat dengan dasar kehidupan mereka. Maka cara baru itu digunakan
secara sangat terbatas atau untuk kasus-kasus tertentu saja sebab itu, harus
disesuaikan dengan kebudayaan setempat. Akan sia-sia jika ingin memaksakan
sekaligus cara-cara modern dan menyapu semua cara-cara tradisional. Bila tenaga
kesehatan berasal dari lain suku atau bangsa, sering mereka merasa asing dengan
penduduk setempat. Ini tidak akan terjadi jika tenaga kesehatan itu berusaha
mempelajari kebudayaan-kebudayaan mereka, dan menjembatani jarak yang ada di
antara mereka. Dengan sikap yang tidak simpatik serta tangan besi, maka jarak
tersebut akan semakin lebar, oleh karena itu seorang tenaga kesehatan harus
mengetahui terlebih dahulu bagaimana karakter, budaya dan kebiasaan dari
masyarakat yang akan dia hadapi misalnya dalam melakukan penyuluhan atau
sosialisasi mengenai kesehatan.
Setiap masyarakat mempunyai cara-cara pengobatan tradisional. Sedikit usaha
untuk mempelajari kebudayaan mereka, akan mempermudah memberikan gagasan-
gagasan baru yang sebelumnya tidak mereka terima. Pemuka-pemuka di dalam
masyarakat itu harus diyakinkan, sehingga mereka dapat memberikan dukungan, dan
yakin bahwa cara-cara baru tersebut bukan untuk melunturkan kekuasaan mereka.
Seperti telah diuraikan di atas, pilihan pengobatan dapat menimbulkan kesulitan.
Misalnya bila pengobatan tradisional biasanya menggunakan cara-cara yang
menyakitkan seperti mengiris-iris bagian tubuh atau dengan memanasi, penderita
akan merasa tidak puas bila diberi pil untuk diminum. Ini adalah masalah yang sering
timbul, dan kegagalan cukup sering. Tetapi secara bertahap, berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun, suatu usaha yang sungguh-sungguh tentu akan mendatangkan hasil
Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan dipandang sebagai disiplin
biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari
tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang
sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit
sendiri ditentukan oleh budaya: hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial
7
bahwa seseorang tidak dapat menjalankan peran normalnya secara wajar. Cara hidup
dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan
munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai kebudayaan juga dapat
menimbulkan penyakit.
8
paling rentan tingkat sumber daya sosial dan ekonominya. Dan dari segi pangan yang
biasanya dikonsumsi tiap harinya yang kadang menghadirkan makanan siap saji yang
penuh dengan zat kimia yang dapat berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebudayaan itu adalah sikap hidup yang khas dari sekelompok individu, yang
dipalajari secara turun temurun budaya tiap masyarakat berbeda-beda, tingkat
intelektualitas dan pemahaman masyarakat tersebut juga berbeda dengan kata lain
pola pikir mengenai masalah kesehatan dalam sebuah lingkungan masyarakat juga
berbeda.
Dalam mempengaruhi kesehatan, budaya memiliki tingkatan perubahan
budaya. Pengaruh ini dari urutan atas ke bawah menunjukkan peningkatan
kompleksitas dan pengaruhnya bersifat semakin tidak langsung pada kesehatan. Pada
alur paling atas, terlihat bagaimana perubahan pada kondisi mendasar lingkungan
fisik. Alur pada dua tingkatan lain, di tengah dan bawah, mengilustrasikan proses-
proses dengan kompleksitas lebih tinggi, termasuk hubungan antara kondisi
lingkungan, fungsi-fungsi ekosistem, dan kondisi sosial-ekonomi. .
Seorang tenaga kesehatan harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana
karakter, budaya dan kebiasaan dari masyarakat yang akan dia hadapi misalnya dalam
melakukan penyuluhan atau sosialisasi mengenai kesehatan. Dengan demikian apa
yang disampaikannya dapat diterima oleh masyarakat tersebut. Dan jelas bahwa
budaya dan kesehatan memiliki hubungan yakni budaya atau kebiasaan mampu
mempengaruhi kesehatan sebagaimana yang dipaparkan pada bagian pembahasan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2009.PerubahanSosialBudayaTerhadapkesehatan.http://tasikyou.multiply.co
m/journal/item/29/Dampak_Perubahan_Sosial_Budaya_Terhadap_Kesehatan diakses
4 maret 2010
Anonym.2009.Pengaruhbudayaterhadapkesehatan.http://bascommetro.blogspot.com/
2009/04/pengaruh-budaya-terhadap-kesehatan.htmlv diakses 4 maret 2010
Suryadi,Taufik2009.PerubahanSosialBudayahttp://www.scribd.com/doc/17391760/P
erubahan-Sosial-Budaya-Kesehatan.html diakses 4 Maret 2010
Yuniawan.2008.KonsepSehat,SakitdanPenyakitdalamKonteksSosialBudaya.http://yu
niawan.blog.unair.ac.id/files/2008/03/sehatsakit.pdf diakses 4 Maret 2010
11