Anda di halaman 1dari 14

Risalah Manajemen Dakwah

Lain ladang lain belalang dalam buku ini sangat ideal masukan-masukannya dalam dakwah
kampus namun ibarat apabila kubus ada 6 sisi, penulis mengorek semua sisi tersebut. Namun
terkadang ada faktor yang mempengaruhi misalanya kurangnya SDM, ada kemauan tapi belum
cukup ilmu, menduakan LDK, dan tanggapan masyarakat yang kurang “wear”. Untuk itu saya
hanya meresume beberapa hal yang sekiranya dapat di aplikasikan dalam dakwah yang lingkungan
seperti itu, misalnya lembaga dakwah departemen

Ibarat itik yang ditinggal induknya, pasti itik tersebut akan tersesat. Inilah perumpamaan dari
seorang yang baru memasuki lingkungan yang tentunya 1800beda dari habitatnya, untuk itu dalam
hal ini lembaga dakwah adalah suatu komunitas yang sangat bermanfaat di dunia maupun di
akhirat, insyaAllah.
Dakwah pada hakikatnya adalah mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang
baik, sehingga mereka meninggalkan thagut dan beriman kepada Allah agar mereka keluar dari
kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam. Dakwah adalah suatu tugas yang sangat mulia dan berat
namun hal itu sudah menjadi kewajiban bagi umat muslim seperti pada surat QS. Ali-Imran : 104.
Sehingga untuk menggolkan dakwah yaitu dengan hikmah, pengajaran yang baik (mau’izhah
hasanah) serta dengan kekuatan argument, tidak dengan paksaan dan kekerasan(Surat An-Nahl
ayat 125). Namun dalam dakwah tidak hanya berucap saja, namun ada standart oprasionalnya,
yaitu
Rabbaniyyah, artinya segala sesuatunya bersumber dari Allah (berorientasi ketuhanan).
Islam sebelum jamaah, artinya Islam dijadikan esensi utama dalam berdakwah, sedangkan jamaah
merupakan wasilah (cara) untuk merapikan gerak dakwah.
Syumuliyah, dakwah harus bersifat sempurna (menyeluruh dan utuh), ia tidak boleh dilakukan
sebagian.
Modern, dakwah bersifat modern (kekinian). Dakwah memang harus dilakukan berdasarkan
keasliannya yaitu Al-Qur’an dan Sunnah, namun cara, sarana, dan strategi yang digunakan harus
seiring dengan perkembangan zaman (kontemporer) agar mampu mengantisipasi dan
mengimbangi perkembangan situasi dan kondisi di masyarakat dengan tetap berpegang pada nilai-
nilai Islam.
‘Alamiyah, bersifat mendunia (universal). Dakwah yang mengglobal dan mendunia adalah ciri
dakwah Islam.
‘Ilmiyah, berdasarkan pada ilmu dan pendekatan ilmiah.
Bashiirah islaamiyah, memberikan pandangan yang islami dan keterangan yang nyata dengan
bukti yang jelas.
Menciptakan mana’ah, daya tahan (imunitas) dari segala bentukkemaksiatan, serta mampu
berorientasi kepada pencapaian penguasaanteori, penguasaan moral, dan penguasaan amal.

Layaknya kendaraan bermontor, agar berjalan kita harus memeriksa bensin, memeriksa
perlengkapan surat,menyalakan mesin, dan memakai helm. Begitu juga dengan dakwah agar lebih
optimal maka lebih baik menggunakan prosedur yang efektif, yaitu
 Tahap perkenalan dan penyampaian

Merupakan sebuah tahapan awal dari dakwah, dimana pada tahapan ini, dakwah bertujuan untuk
memberikan ilmu tentang Islam itu sendiri dan mengubah sebuah pandangan yang jahiliyah
menjadi pandangan yang islami (transformasi objek dakwah dari antipati terhadap dakwah menjadi
simpati terhadap dakwah).
 Tahap pembinaan

Pada fase ini, dakwah mulai memberikan perhatian lebih kepada objeknya dengan tujuan
penanaman sebuah pola pikir (fikroh) yang islami dan mulai memberikan kesempatan kepada
objek dakwah untuk latihan beramal (transformasi objek dakwah dari simpati menjadi barisan
pendukung dakwah).
 Tahap Pengorganisasian

Yakni tahapan penataan barisan pendukung dakwah itu sendiri agar individu-individu yang
beramal tersebut bisa terkoordinasi dengan baik sehingga dakwah ini bersinergi dan mempunyai
aktivitas yang memiliki sebuah tujuan bersama (transformasi barisan pendukung dakwah menjadi
kader yang terorganisir).
 Tahap pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan ini memberikan titik tekan pada sebuah hasil yang diridhoi Allah sehingga
memberikan sebuah dorongan untuk bekerja dan merupakan sebuah tahapan dimana objek dakwah
terdahulu bertransformasi menjadi subjek dakwah.

Dakwah kampus adalah implementasi dakwah ilallah dalam lingkup perguruan tinggi.
Dimaksudkan untuk menyeru civitas akademika ke jalan Islam dengan memanfaatkan berbagai
sarana formal/informal yang ada di dalam kampus. Dakwah kampus bergerak di lingkungan
masyarakat ilmiah yang mengedepankan intelektualitas dan profesionalitas. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa aktivitas dakwah kampus merupakan salah satu tiang dari dakwah secara
keseluruhan, puncak aktivitasnya serta medan yang paling banyak hasil dan pengaruhnya terhadap
masyarakat.

Latar Belakang Adanya Dakwah Kampus adalah Rasulullah SAW selalu memberikan perhatian
yang cukup besar terhadap para pemuda. Pentingnya dukungan para pemuda sebagai prasyarat
tegaknya suatu pemikiran atau pergerakan. Adanya kekhasan mahasiswa Indonesia. Pelajaran dari
sejarah. Masalah regenerasi, pewarisan nilai dan pengalaman merupakan suatu hal yang wajib
diperhatikan demi keberlangsungan dakwah. Kampus merupakan medan kompetisi antar
pergerakan yang lebih terbuka. Melalui dakwah kampus diharapkan lahir intelektual-intelektual
muda yang profesional dalam bidang yang digelutinya dan tetap memiliki ikatan dan keberpihakan
yang tinggi terhadap Islam hingga akhirnya terwujudlah cita-cita kebangkitan Islam sehingga kita
mengembalikan kejayaan islam melalui keilmuannya, yang otomatis akan berpengaruh dengan
kemajuan negara kita tercinta. Sasaran dakwah kampus tersebut adalah sebagai berikut.
 Membangun kesadaran dan pemahaman Islam.
 Melatih menjadi calon pemimpin.
 Membangun iklim kehidupan keilmuan dan kebebasan dakwah.
 Membangun hubungan dan kerja sama dengan berbagai unsur.
 Terbentuk bi’ah (lingkungan) kondusif.
 Terbentuknya opini ketinggian Islam.
 Terbentuknya kesinambungan barisan dakwah.
 Terbentuknya hubungan timbal balik antara rekrutmen dan pengkaderan.

Strategi yang menjadi fungsi utama dakwah kampus adalah sebagai berikut.
1. Melayani dan melindungi kebutuhan dan kepentingan umat (mahasiswa dan
masyarakat), khidmatul ummah.
2. Menyebarkan fikroh dan informasi (nasyrudda’wah).
3. Membangun opini yang terkait dengan kepentingan dakwah (binna ru’yah Islamiyah).
4. Mengembangkan kemampuan SDM dakwah (tanmiyatul kafaah)
5. Mencetak figur-figur massa untuk kepentingan sosialisasi pesan dan nilai-nilai Islam ke
masyarakat luas (binaa syakhsiyah barizah).
6. Menghimpun tokoh dan pakar yang siap memberikan kontribusi pemikiran dan
pengaruhnya bagi kepentingan dakwah (tajmi’ syakhsiyaat).
7. Menjadi rujukan dalam bidang kompetensi institusionalnya (maroji’ulummah).
8. Membangun jaringan kerjasama (networking) dengan lembaga lain.
9. Menjadi komponen penekan yang efektif bagi para pengambil kebijakan pemerintahan.

Syi’ar dalam bahasa sederhana dapat diartikan mengajak, menyeru, atau mempengaruhi pada
sesuatu. Dari pengertian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa syi’ar Islam kampus
bermakna mengajak, menyeru, atau mempengaruhi orang lain kepada jalan Islam dalam ruang
lingkup kampus khususnya.

Tujuan umum syi’ar:


 Tegaknya kalimat Allah di lingkungan kampus sehingga tidak ada lagi fitnah
dan dien seluruhnya hanyalah bagi Allah.
 Terbentuk masyarakat kampus bercirikan intelektualitas dan profesionalitas menuju
kebangkitan Islam.

Tujuan khusus syi’ar:


 Menjadikan LDK sebagai leader opinion (berpengaruh) di kampus.
 Meningkatkan aktivitas pelayanan dan penyadaran bagi masyarakat kampus.
 Terciptanya citra positif LDK yang mengakar di kalangan kampus.
 Menjadikan kampus sebagai pendukung/basis dakwah Islam.
 Terjalinnya ukhuwah islamiyah di lingkungan kampus menuju kesatuan umat.

Parameter Keberhasilan
 Meningkatnya jumlah partisipan pada kegiatan-kegiatan syi’ar yang diadakan oleh LDK
(baik objek syi’ar, subjek syi’ar, maupun jaringan pendukung).
 Tersampaikannya nilai-nilai islam dengan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan objek.
 Pendanaan kegiatan syi’ar yang sehat dan tidak defisit.
 Terbentuknya citra positif yang mengakar terhadap LDK di kampus.
 Terdokumentasikan .

Strategi
 Mengangkat tema-tema aktual, sesuai kebutuhan masyarakat kampus dan tetap terarah dalam
penyampaian syumuliyatul Islam. Misalnya di kampus sedang beredar tentang suatu isu atau
kasus maka kita mengangkatnya dalam bungkusan islami (dari sudut pandang Islam) atau kita
mengangkat permasalahan global umat, dll.
 Melakukan gerakan penyadaran keislaman secara kontinu, misalnya ada flow syi’ar untuk
meng-goal-kan suatu tema besar di kampus tersebut dan dalam pelaksanaannya dapat
dilakukan dengan berbagai rangkaian kegiatan syi’ar yang beragam.
 Bersinergi dan bekerjasama seoptimal mungkin dengan berbagai lembaga dan elemen luar
dan dalam kampus baik formal maupun non-formal, misalnya BEM, unit kegiatan lain, masjid
kampus, alumni dll.

Ada 6 hal minimal yang harus disinergikan dan bekerja sama.


1. Ide memastikan jangan sampai terdapat kegiatan/materi media dengan konsep yang
serupa misalnya.
2. Waktu waktu pelaksanaan kegiatan harus disinergikan jangan sampai ada yang
bertabrakan dengan agenda internal LDK maupun eksternal, terlebih dengan kegiatan
lain yang bisa membuat terjadinya “perebutan massa”.
3. Tempat: tempat pelaksanaan diikhtiarkan sekondusif mungkin dan tidak mengganggu
kegiatan di sekitar tempat tersebut.
4. Dana: sinergi dalam bentuk dana bisa berupa hibah atau kerjasama sponsorship.
5. Sumber daya manusia (SDM): pembagian SDM (dalam hal ini panitia kegiatan) harus
dilakukan dengan mempertimbangkan kegiatan lain yang membutuhkan partisipasi
SDM tersebut.
6. Media publikasi: pemasangan media publikasi juga harus mempertimbangkan media
publikasi kegiatan lainnya.
 Memperbanyak input dengan memperbanyak berinteraksi dengan objek dakwah,
memperbanyak referensi, dan berkonsultasi dengan banyak pihak (pembina, alumni, dll.).
 Memanfaatkan media dan sarana informasi seefektif mungkin.
 Melakukan aktivitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan problematika masyarakat
kampus dalam rangka menumbuhkan simpati terhadap Islam.
 Sinergiskan kegiatan sektor syi’ar untuk setiap departemen/divisi di LDK termasuk dengan
LD Fakultas/Program Studi baik konsep maupun teknisnya agar tidak terjadi over
lapping dan bentrok waktu antar satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.
 Mengembangkan inovasi dan kreatifitas dalam merancang produk-produk syi’ar, tidak
terpaku hanya pada format-format yang telah ada sehingga tidak menimbulkan rasa bosan
dan monoton.
 Mengaplikasikan konsep pemasaran terhadap produk-produk syi’ar melalui:
1. penentuan goal
2. identifikasi objek,
3. identifikasi produk,
4. penentuan bentuk kemasan produk,
5. penentuan strategi promosi.
Komitmen Muslim Sejati
BAB 1 . Apa Artinya Saya Menganut Islam
Mengislamkan Aqidah
Syarat pertama dalam berkomitmen sebagai Muslim adalah aqidah harus lurus, jelas, dan benar,
sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Faw karena aqidah yang tidak bersih akan
tercemari oleh hal-hal yang melemahkan iman, iman yang lemah akan mempengaruhi segala
aktivitas seorang muslim dalam hidupnya.

Agar dapat mengislamkan aqidah, maka wajib :

1. Beriman bahwa pencipta alam semesta ini adalah Alloh yang Maha Bijaksana, Maha kuasa,
Maha mengetahui, dan Maha Berdiri Sendiri. (Q.S. Al-Anbiya’ : 22)
2. Beriman bahwa Al-Kholiq menciptakan alam semesta ini tidaklah sia-sia, karena Allah
adalah Dzat yang Maha sempurna. (Q.S. Al-Mu’minun : 115-116)
3. Beriman bahwa Allah swt telah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab untuk
memperkenalkan Dzat-Nya kepada manusia, tujuan penciptaan, asal dan tempat kembali
manusia. (Q.S. An-Nahl : 36)
4. Beriman bahwa tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mengenal dan mengabdi pada
Allah swt. (Q.S. Adz-Dzariyat : 56-58)
5. Beriman bahwa balasan bagi mu’min yang taat adalah jannah dan orang kafir adalah neraka.
(Q.S. Asy-Syura : 7)
6. Beriman bahwa manusia melakukan kebaikan maupun keburukan atas pilihan dan
kehendaknya sendiri. Tapi untuk kebaikan juga dipengaruhi oleh Taufiq/hidayah dari Allah
dan keburukan tidak ada paksaan dari Allah. (Q.S. Asy-Syams : 7-10, Al-Mudatsir : 38)
7. Beriman bahwa pembuat hukum hanyalah hak Allah yang tidak boleh dilangkahi, dan
seorang muslim boleh berijtihad yang disyari’atkan oleh Allah. (Q.S. Asy-Syura : 10)
8. Mengetahui nama-nama dan sifat-sifat Allah. Dari Abu Hurairah ra : telah bersabda
Rasulullah saw : “Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, tidak
seorang pun menghafalnya melainkan ia pasti masuk surga. Dan Dia (Allah) itu ganjil dan
mencintai yang ganjil.”(HR. Bukhari dan Muslim)
9. Merenungkan ciptaan Allah dan bukan Dzatnya. “Berfikirlah tentang ciptaan Allah dan
janganlah kalian berfikir tentang DzatNya, karena kalian tidak akan mampu
menjangkauNya.”(Abu Nu’am dalam Al-Hilyah, dan Al-Asbahany dalam At-Targhib wa
Tarhib)
1. Berhubung dengan sifat-sifat Allah s.w.t terdapat banyak ayat-ayat suci Al-Quran Al-Karim
yang membuktikan kesempurnaan ketuhanan (Uluhiyyah-Nya).
2. Saya harus meyakini bahwa pendapat para salaf lebih utama untuk diikuti, khususnya dalam
persoalan takwil dan ta’thil, serta menyerahkan pengetahuan mengenai makna – makna ini
kepada Allah Swt. Tanpa harus menyebabkan dijatuhkannya vonis kafir atau fasik bagi
takwil yang dikemukakan oleh orang – orang belakangan (khlaf).
3. Mengabdi kepada Allah dengan tidak menyekutukan-Nya. (Q.S. An-Nahl : 36)
1. Merasa takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada selain-Nya. Rasa takut kepada Nya
harus mendorong untuk menjauhi apa yang dimurkai serta diharamkan Nya. (Q.S. An-Nur :
52)
2. Berdzikir kepada Nya secara kontinyu. Dzikir pada Allah merupakan obat spiritual yang
ampuh dalam menghadapi tantangan zaman dan segala bencana yang menimpa kehidupan.
(Q.S. Ar-Ra’d : 28, Az-Zukhruf : 36-37)
3. Mencintai Allah sampai hati dikuasai oleh Nya dan terkait erat dengan Nya sehingga
mendorong saya untuk lebih baik dan rela berkorban di jalanNya. (Q.S. At-Taubah : 24)
4. Bertawakkal kepada Allah dalam segala urusan saya. (Q.S. At-Thalaq : 3)
5. Bersyukur kepada Allah atas nikmatNya yang tak terhitung. (Q.S. An-Nahl : 78, Yasin : 33-
35, Ibrahim : 7)
6. Beristighfar kepada Nya secara kontinyu karena dapat memperbaharui taubat, iman, dan
menghapus dosa. (Q.S. An-Nisa’ :110, Ali-Imran : 135)
7. Menyadari bahwa diri selalu diawasi oleh Nya kapan saja dan di mana saja berada. (Q.S. Al-
Mujadilah : 7)
Mengislamkan Ibadah
Ibadah dalam Islam merupakan Puncak kepatuhan dan kerendahan kepada Alloh. Merupakan
puncak merasakan betapa agungnya keagungan Nya. Ibadah merupakan anak tangga
penghubung Sang Khaliq dengan hamba Nya. Ibadah hanya lah untuk Alloh (menghadirkan diri
hanya untuk Alloh. Untuk mengislamkan ibadah, maka:

1. Menjadikan Ibadah hidup dan bersambung (berhubungan) dengan Alloh. Dalam hal ini ialah
ihsan.
2. Ibadah khusyuk sehingga merasakan manisnya, bahkan mampu memberi kekuatan untuk
terus mengerjakannya.
3. Dalam ibadah, hati harus hadir sepenuhnya kepada Alloh, idah dicampuri memikirkan segala
kesibukkan dan urusan duniawi.
4. Senantiasa ingin beribadah tanpa merasa cukup. Selalu menambah dengan amalan sunah.
5. Selalu berkeinginan besar dan melakukan sholat malam, karena ini merupakan kekuatan yang
memantapkan iman dan mengerjakan amalan sunah lainnya.
6. Harus meluangkan waktu untuk membaca dan memahami (mentadaburi) Al-Quran, terutama
waktu fajar, duha.
7. Harus menjadikan doa sebagai perantaraan kepada Alloh di setiap urusan hidup.
Mengislamkan Akhlaq

Tujuan pokok dari risalah Islam adalah Akhlaq mulia. Ia merupakan buah dari iman, wujud dari
ibadah. Lalu ditunjukkan dengan perbuatan. Untuk mengislamkan akhlaq, maka:

1. Bersikap wara’ (hati-hati) dari segala hal subhat


2. Menundukkan pandangan (Q.S An-Nur:30)
3. Menjaga ucapan/lidah
4. Memiliki rasa malu
5. Lemah lembut dan sabar (Q. S As-Syura: 43, Al-Hijr:85, As-Shad:10, An-Nur:22, Al-
Furqan:63)
6. Bersifat benar/Jujur
7. Tawadhu’
8. Menjauhi prasangka, hibah, dan mencari-cari aib orang lain.
9. Murah hati dan dermawan
10. Teladan yang baik
Mengislamkan Rumah Tangga dan Keluarga
Membawa Risalah Islam tidaklah cukup untuk diri sendiri, karena dakwah bukan hanya untuk
sendiri namun orang lain. Dalam hal ini dari lingkup kecil terlebih dahulu yaitu mengislamkan
rumah tangga dan keluarga. Untuk mengislamkan ranah ini, maka:

1. Tanggung jawab pernikahan


2. Pernikahan yang dilakukan harus karena Alloh (Q. S Ali Imran: 34)
3. Tujuan pernikahan hendaknya ialah untuk menjaga pandangan, memelihara kemaluan dan
bertakwa kepada Alloh.
4. Memilih calon Istri yang baik, karena ia yang akan menjadi teman seperjuangan dan tentunya
berkaitan dengan mendidik keturunan.
5. Memilih Istri yang berakhlak mulia dan karena agamanya, bukan hanya karena kekayaan dan
kecantikan.
6. Harus berhati-hati dalam urusan ini agar tidak terkena murka Alloh.
7. Tanggung jawab pascapernikahan
8. Harus bersikap baik dan menghargainya, agar tumbuh kepercayaan antara saya dan dia.
9. Jangan sampai hubungan dengan istri sebatas hubungan ranjang dan nafsu semata. Tetapi
yang lebih penting yaitu harus ada hubungan kesesuaian dalam pemikiran, spritual, dan
emosi. (Qs. Thaha : 132 dan Maryam :55)
10. Hubungan dengan istri harus mengikuti tuntunan syara’. Jadi, tidak dijalin dengan
mengorbankan Islam atau dalam hal – hal yang diharamkan Allah.
11. Tanggung jawab mendidik anak
Mengalahkan Nafsu Saya
1. golongan sifat
2. Golongan yang mengikuti hawa nafsu mereka, yaitu orang kafir dan orang yang mengikuti
jejak mereka.
(Q. S Al-Jasiyah;23)

2. Ada tipe – tipe orang yang bersungguh – sungguh memerangi nafsunya dan melawan
keinginannya. Mereka kadang berbuat kesalahan, tetapi kemudian bertobat. Mereka kadang
bermaksiyat kepada Allah, namun lantas menyesal dan beristighfar.
3. Sendi-sendi/perangkat-perangkat kekuatan dalam memerangi hawa nafsu
4. Hati, selama ia hidup, sadar, bersih, tegar, dan bersinar. ( Al-Anfal : 2 , Al – Haj : 46 dan
Muhammad : 24)
5. Akal, selama ia dapat memandang, memahami, membedakan, dan menyerap ilmu yang
dengannya dapat mendekatkan diri dengan Alloh (An-Nur:40 & Fathir:28)
6. Tanda-Tanda kematian hati/akhlak
Ketika hati mulai mengeras dan mati dan ketika akalnya padam atau menyimpang, sehingga akan
terjadi penyakit was-was.

1. Sarana – Sarana untuk Membentengi Diri dari Masuknya Setan


Sepuluh pintu yang dijadikan setan sebagai sarana untuk mendatangi manusia:

1. Ambisi dan Buruk Sangka


2. Kecintaan kepada hidup dan panjang angan – angan
3. Keinginan untuk santai dan bersenang – senang
4. Bangga diri
5. Sikap meremehkan dan kurang menghargai orang lain
6. Dengki
7. Riya’ dan keinginan dipuji manusia
8. Kikir
9. Sombong
10. Tamak
Sepuluh sarana menutup pintu masuk untuk setan :

1. Sikap Percaya dan menerima


2. Rasa takut terhadap datangnya kematian secara tiba –tiba
3. Menyadari akan hilangnya nikmat dan keburukan hisab
4. Mengingat karunia dan takut akan akibat yang akan menimpa
5. Mengenali hak dan kehormatan orang lain
6. Sikap menerima dan rela dengan pemberian dari Allah kepada makhluk-makhluknya
7. Keikhlasan
8. Sadar akan sirnanya semua yang ada di tangan makhluk dan kekalnya pahala di sisi Allah
Swt.
9. Rendah hati
10. Percaya dengan apa yang ada di sisi Allah dan Zuhud terhadap apa yang dimiliki manusia.
Harus Yakin Bahwa Masa Depan Adalah Milik Islam

Kepercayaan kepada Islam harus mencapai tingkat keyakinan bahwa masa depan adalah milik
agama ini. (Qs. Al-Mulk : 14)

Beberapa faktor yang mendorong keyakinan :

1. Rabaniyah Manhaj Islam


2. Universalitas Manhaj Islam
3. Elastisitas Manhaj Islam
4. Kelengkapan Manhaj Islam
5. Keterbatasan Sistem – Sistem “Wadh’iyah”
BAB 2 Apa Artinya Saya Berafiliasi terhadap Pergerakan Islam
Menjelaskan tentang afiliasi terhadap gerakan Islam. Dasar untuk mengaku sebagai aktivis
pergerakan Islam adalah hendaknya pada diri seseorang telah terwujud semua sifat dan
karakteristik pengakuannya sebagai Muslim. Inilah yang menjadikan pergerakan Islam
mengambil berat atas persiapan pribadi muslim agar muncul individu Muslim yang benar
keislamannya, sebelum menyiapkannya sebagai aktivis pergerakan.

Adapun karakteristik yang harus dimiliki muslim agar pengakuan keislamannya benar:

Hidup untuk Islam


Manusia terbagi menjadi tiga golongan:
1. Golongan yang hidup untuk dunia. Kaum materialis. Oleh Al-Qur’an, mereka disebut sebagai
golongan (Al-Anam:29, Jasiyah:24)
2. Golongan yang tercampakkan di antara dunia dan akhirat. Mereka menjalankan agama secara
ritual, formalitas belaka. Akan tetapi keyakinannya goyah. (Muhammad:12, Ali:Imran:14)
3. Golongan yang menganggap dunia sebagai lahan bagi kehidupan akhirat. (Al-Anam:32)
Bagaimana Saya Hidup Untuk Islam

1. Mengenai Tujuan hidup (Adz-Dzariyat:56)


2. Mengetahui nilai-nilai dunia dibandingkan dengan akhirat. (At-Taubah:38)
3. Menyadari bahwa kematian pasti dating. (Ar-Rahman:26=27, Ali-Imran:185)
4. Mengakui hakikat Islam. yaitu dengan mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu agama, dasar-
dasar, hukum-hakam, yang halal dan yang haram. (Taha:114)
5. Mengetahui hakikat Jahiliyah. Rasulullah berkata, ”Barangsiapa mempelajari bahasa suatu
kaum, maka ia akan aman dari tipu daya mereka.”
Saya Harus Meyakini Kewajiban Memperjuangkan Islam

Memperjuangkan Islam adalah wajib. Hal ini bisa dilihat dari beberapa sudut pandang:

1. Kewajibannya sebagai prinsip


2. Kewajibannya sebagai hukum
3. Kewajiban menegakkan Islam sebagai kebutuhan darurat
4. Kewajiban secara individu dan kolektif
5. Barangsiapa berjihad, sesungguhnya ia berjihad untuk dirinya sendiri
Pergerakan Islam, Misi, Karakteristik, Dan Perlengkapannya
1. Misi Pergerakan Islam. Tegaknya agama ALLAH di muka bumi.
2. Karakteristik dasar pergerakan Islam:
-Rabbaniyyah (Ketuhanan)

-Pergerakan independen

-Pergerakan progressif/pembawa kemajuan

-Pergerakan syumul/komprehensif

-Menjauhi Perselisihan fiqih

3. Ciri-ciri Gerakan Islam


-Jauh dari kekuasaan para penguasa dan politikus, walau di antara anggotanya ada yang menjadi
penguasa dan politikus

-Memiliki tahapan dalam dakwahnya. Imam Hasan Al-Banna, dalam Risalah Ta’alim,
menjelaskan bahwa dakwah ini memiliki tiga tahapan: ta’rif (pengenalan), takwin
(pembentukan), dan tanfidz (pelaksanaan).
-Mengutamakan aktivitas dan produktivitas ketimbang klaim dan propaganda

-Mengatur napas yang panjang

-Nyata dalam aktivitas, rahasia dalam organisasi

-Uzlah (pengasingan) kejiwaan dari noda dunia, bukan fisik

-Tujuan tidak menghalalkan segala cara

4. Perlengkapan (untuk mempersiapkan) Pergerakan Islam


-Memiliki keimanan yang kuat

-Meyakini jalan yang mereka tempuh, keistimewaan dan kebaikannya

-Meyakini persaudaraan serta hak-hak dan kesakralannya

-Meyakini agung dan besarnya pahala

-Meyakini akan diri sendiri

Saya Harus Mengetahui Jalan Perjuangan Islam

Imam Syahid Hasan Al-Banna, dalam Majmuatur Rasail , melukiskan potret pejuang Islam
sebagai berikut:
Wahai para ikhwan, kalian bukanlah organisasi sosial, bukan partai politik, bukan pula
organisasi domestik yang memiliki keterbatasan tujuan. Tetapi kalian adalah ruh baru yang
mengalir di dalam hati sanubari umat ini, kemudian dihidupkan oleh ALLAH dengan cahaya Al-
Quran. Kalian adalah cahaya baru yang bersinar terang, yang akan memorak-porandakan
kegelapan hidup hedonistis dengan makrifatullah. Ketahuilah, kalian adalah suara yang bergaung
keras dengan menggemakan seruan Rasulullah Saw.

Saya Harus Mengetahui Dimensi Afiliasi Saya Kepada Pergerakan Islam

1. Afiliasi pada Akidah


Menolak afiliasi yang berdasarkan kepada (kecenderungan atau thiqah terhadap) pribadi
(sahsiah) seperti yang berlaku pada organnisasi/badan/lembaga asing yang hanya mementingkan
soal-soal kepemimpinan saja dan hubungan seperti inilah yang menjadi kuman-kuman yang
menghancurkan organisasi tersebut.

Menolak penggabungan yang didorong oleh semangat dan perasaan yang “hanya meniru” kerana
Islam itu sendiri adalah sistem yang ditegakkan di atas dasar kefahaman, juga kerana matlamat
bekerja untuk Islam itu sendiri adalah untuk menegakkan manhaj hidup Islam di dalam
masyarakat di mana perlaksanaannya dilakukan dengan penuh kesedaran, penelitian dan secara
lebih objektif.

Menolak penggabungan yang mempunyai maslahat tujuan tertentu atau dalam arti kata yang lain
dijadikan sebagai batu loncatan untuk mencapai maksud dan kepentingan diri sendiri.

2. Afiliasi terhadap tujuan


Satu lagi perkara yang sepatutnya ada di dalam afiliasi seseorang di dalam Harakah Islamiah
ialah afiliasi masa depannya bersama masa depan jamaah dengan makna masa depannya (suka
duka) mestilah terikat dengan jamaah dalam bentuk dan apapun keadaannya sekalipun.

Afiliasi dengan jamaah juga mestilah tidak terbatas kepada zaman, kaum remaja dan pemuda,
lalu berhenti setelah meningkat dewasa dan berumah-tangga.

Afiliasi ini juga bukanlah terbatas di waktu keadaan aman damai, kemudian menghilang apabila
ditimpa ujian.

Afiliasi harus bersifat kekal abadi, tidak bercerai-berai, tidak berundur ke belakang dan tidak
cabut lari sehingga ia kembali menemui Tuhannya dalam keadaan ia menggabungkan diri
dengan Harakah Islamiah.

Dakwah yang benar ialah dakwah atau seruan supaya berpegang teguh kepada kebenaran, seruan
kepada iman dan amal, seruan kepada jihad, rasa keterikatan dan kesabaran serta seruan kepada
pengorbanan dan penebusan.

Saya Harus Mengetahui Poros-Poros Perjuangan Islam

Tiga Poros Perjuangan Islam :


1. Kejelasan tujuan
Ini merupakan daya tenaga uang besar bagi para pengemban dakwah, sehingga bisa
menyampingkan sesuatu yang menghambat tujuan ini. Tujuan ini pula berawal dan berlandaskan
dari Ibadah, mulai dari Ibadah kaitannya dengan diri sendiri sampai bergerak dalam perjuangan
Islam.

Menurut ajaran Islam yang sebenarnya pengabdian diri manusia kepada Allah bermakna
menolak seluruh sistem ciptaan manusia yang membawa manusia mengabdikan diri kepada
Tanghut.

2. Kejelasan jalan
Inti dari ini adalah adanya manhaj yang menjadi pijakan. Meski berbagai harakah Islam banyak
yang menyikapi atau mempunyai cara yang berbeda. Ada gerakan yang bersifat merubah
(taghyir), ada gerakan yang bersifat menyeluruh, ada gerakan yang bersifat alamiah
3. Komitmen terhadap jalan Rasul Saw.
-Diawali dengan komitmen ubudiyah kepada Alloh.

-Mewujudkan kelompok yang bergerak, dengan kesatuan akidah, di bawah pemimpin yang
berlandaskan petunjuk dan agama Alloh.

-Menentang Jahiliah.

Saya Harus Mengetahui Persyaratan Baiat Dan Keanggotaan


Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Kualitas bukan kuantitas


Memang pada saat awal kaderisasi targetannya adalah kuantitas, namun kuantitas ini jangan
sampai melupakan kualitas. Karena kerja-kerja ahli jangan sampai hanya menghimpun apa saja
manusia yang ditemui, namun harus ada kesamaan fikroh. Kualitas diperlukan karena dalam
dakwah ia harus benar-benar bersungguh-sungguh, sehingga dengan kadar kualitasnya ini ia
tidak menjadi orang-orang yang malah menghancurkan gerakan dari dalam.

1. Baiat dan hukumnya


Baiah ialah perjanjian untuk memberi ketaatan. Orang yang berbaiah ialah seolah-olah ia
membuat janji setia untuk menyerahkan dirinya dan urusan kaum Muslimin kepada amir atau
ketuanya. Ia tidak akan melanggar kepada janji setianya terhadap amir dalam urusan tersebut
malah ia mestilah mentaati apa yang dipertanggungjawabkan ke atasnya sama ada ia suka
ataupun ia benci.

Baiat sudah dilaksanakan semenjak masa Nabi Muhammad. Imam Al-Bukhari meriwayatkan
dari Junadah bin Abu Umayyah dari ‘Ubadah bin Al-Samit yang menyatakan: “Rasulullah s.a.w
telah memanggil kami, lalu kami pun memberi baiah kepada baginda… kemudian ‘Ubadah
berkata: “Di antara perkara yang diminta kami berjanji ialah; Kami berjanji mendengar dan
mentaati (Rasulullah s.a.w) dalam perkara yang kami sukai dan kami benci, dalam keadaan kami
susah dan senang, tidak mementingkan diri sendiri, tidak membantah terhadap ketua dalam
urusan-urusan kecuali kami melihat kekufuran terhadap Allah secara nyata dengan bukti yang
terang dan jelas.” (Dari Sahih Al-Bukhari-Bab Al-Fitan)

3. Ketaatan dan hukumnya


Taat ertinya menurut perintah. Apabila taat tidak berlaku maka maksiat dan fitnah akan
menggantikan tempatnya. Bagi sesorang Mukmin bibit-bibit fitnah itu pada mula mungkin tidak
begitu jelas sehingga ia tidak merasai kewujudan fitnah itu kecuali setelah ia benar-benar terjadi.
Oleh yang demikian ia wajib berhati-hati dalam segala tutur katanya, perbuatannya dan tindak-
tanduknya supaya semua perbuatan-perbuatan tersebut tidak mendatangkan fitnah kepada orang-
orang yang beriman. Memberi ketaatan (kepada yang berhak) adalah wajib selama ia tidak
termasuk dalam perkara maksiat atau perkara yang boleh membawa maksiat. (An-Nisa:59)
1. Rukun-Rukun baiat
Bergabung dengan Harakah Islamiah pada hakikatnya bermaksud bergabung secara langsung
atau amalan di dalam Islam. Ia merupakan permulaan perjanjian baru dengan Allah dan
memberikan baiah untuk beramal dan berjihad pada jalan-Nya.

Asy-Syahid Imam Hassan Al-Banna telah merumuskan tentang rukun-rukun baiah dengan
berkata: “Rukun baiah kita semuanya sepuluh, peliharalah ia dengan sebaik-baiknya”:

1. Paham (20 ushul isyrin)


2. Ikhlas
3. Amal (Maratibul amal)
4. Jihad
5. Tadhiyah (pengorbanan)
6. Taat (3 tahapan dakwah)
7. Tsabat/teguh
8. Tajarrud/murni. Murni dari berbagai prinsip lain yang tak bersesuaian dengan manhaj islam.
9. Ukhuwah
10. Tsiqoh (percaya)

Anda mungkin juga menyukai