Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah ilmu
islam terapan
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu mata
kuliah yakni Ilmu Islam Terapan. Kami berharap dalam penyusunan makalah ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Tentunya kami sadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik kami perlukan dalam hal yang
bersifat membangun karena tidak dipungkiri bahwa makalah ini masih terdapat
kesalahan dalam penyusunanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C.TUJUAN PENULISAN........................................................................................................1
BAB II 3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Pengertian Anomali dan Keberagamaan.......................................................................3
B. Konsep Anomali Umum dan Anomali Terhadap Norma................................................3
C. Pengertian Anomali keberagamaan dalam islam..........................................................4
D. Islam Membangun Persatuan Dalam Keberagamaan....................................................6
BAB III.................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................8
A.KESIMPULAN...................................................................................................................8
B.SARAN.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSAKA................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. . LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1
4. Untuk mengetahui bagaimana islam membangun persatuan
dalam keberagamaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Anomali Umum
1
Lihat John M Echols dan Hasan Sadili, An English-Indonesia Dictionary(kampus inggris-
indonesia), PT Gramedia, Jakarta 1995, hal 33
3
Termologi anomali adalah penyimpangan terhadap sesuatu yang
biasa atau normal dan telah menjadi kondisi umum atau mayoritas
dalam suatu lingkunngan tertentu. Dari pengertian tersebut anomali
umum ini mengandung dua dimensi, yaitu dimensi fisik dan perilaku.
Dari dimensi fisik misalnya anomali digambarkan sebagai suatu
penyimpangan yang dapat mengenai seluruh tubuh atau hanya satu
bagian atau alat tubuh manusia. Anomali dari dimensi perilaku ini
lebih banyak diadaptasi khususnya dalam ilmu psikologi, sosiologi,
dan ekonomi. Dalam bidang ilmu psikologi dan sosiologi anomali
merupakan suatu perilaku yang menyimpang, aneh, ganjil, dari
perilaku yang biasa atau umum secara pribadi atau individu maupun
sosial.
2. Anomali Terhadap Norma
Para ilmuwan sosial mengartikannya sebagai perilaku yang
dilarang, dibatasi, disensor, diancam hukuman, atau yang dianggap
buruk, sehingga istilah ini sering di dipadankan dengan pelanggaran
aturan. Pengertian dasar tentang anomali yang dimaksud yaitu bahwa
anomali adalah suatu bentuk perilaku yang menyimpang dari norma
yang seharusnya, sesuai aturan ketentuan, hukum maupun toleransi
sosial dalam suatu lingkungan tertentu.
1. pelaksanaan shalat,
4
sholat merupakan kewajiban orang islam(muslim). Mereka
harus mengerjakan sebayak 17 reka’at dalam lima waktu, yaitu
shubuh, dhuhur, ashar, magrib, dan isya. Namun demikian, banyak
kaum muslimin yang tidak mengerjakan sholat atau
mengerjakannya hanya sebagian. Alasan mereka tidak
mengerjakan shalat adalah bermacam alasan dan pebuatan ini
terus-menerus di ulang-ulang ini lah yang dinamakan anomali
keagamaan dalam islam.
2. Pelaksanaan puasa
Puasa, khususnya pada bulan ramadhan, juga menjadi kewajiban
orang yang beragama islam untuk melaksanakan puasa, tetapi ada
juga dari mereka yang tidak berpuasa puasa dan ada juga dari
mereka yang melakukan sebagian saja. Dari contoh pelaksanaan
puasa ini juga dinamakan anomali keberagamaan dalam islam
dikarenakan penyimpang dari kewajiban puasa di bulan ramadhan
dengan alasan tertentu dan perilaku itu terus-menerus dilakukan.2
3. Takabur
Menurut pengertian istilah, takabur ialah menampakkan
kakaguman diri dengan cara meremehkan orang lain dan merasa
dirinya lebih besar dibandingkan dengan orang lain, serta tidak
mau mendapat kritik dari orang lain.
4. Sombong
Sombong disebut juga dengan takabur, congak, pongoh,
membusungkan dada dan membanggakan diri. Sombong ini
termasuk penyakit batin. Kita lihat dalam masyarakat, ada
kesombongan ilmiah,karena hanya dia yang paling tahu, ada
kesombongan kekuasaan,karena hanya dia yang paling kuasa, ada
kesombongan kekayaan,karena hanya dia yang paling kaya. Paling
parah lagi penyakit ini,apabila sudah berjangkit ke dalam hati,
hanya dia yang paling taat,yang paling dermawan, dan yang paling
2
Muhammad Muthar Arifin Sholeh, POLA PENYIMPANGAN MUSLIM TERHADAP AJARAN
AGAMANYA (perspektif pendidikan agama), vol 1 nomer 1 februari 2018
5
berjasa membela rakyat yang menderita, mengentaskan
kemiskinan.
5. Munafik
Munāfiq atau Munafik (kata benda, dari bahasa Arab: قفانم, plural
munāfiqūn) adalah terminologi dalam Islam untuk merujuk pada
mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama Islam, namun
sebenarnya hati mereka memungkirinya. Berdasarkan hadits, Nabi
Muhammad mengatakan: “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga,
yaitu; jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari dan jika
dipercaya berkhianat”
6
Tiap agama mempunyai logikanya sendiri dalam memahami tuhan
dan firmannya, kedua bahwa dialog bukanlah dimaksudkan untuk
saling menyerang tetapi adalah upaya untuk mencapai
kesepahaman, dan mempertahankan keyakinan kita.
4. Menjadikan keragaman agama tersebut sebagai kompetisi positif
dalam kebaikan
Ketika da pemeluk agama lain berbuat amal sosial dengan semisal
melakukan advokasi terhadap masyarakat tertindas seperti kaum
buruh, pelecehan seksual, dan sebagainya maka kita tidak boleh
begitu mencurigainya sebagai gerakan permutadan atau bahkan
berusaha menggagalkannya tetapi hal tersebut haruslah menjadi
pemacu bagi kita kaum muslimin untuk berusaha menjadi lebih
baik dari mereka dalam hal amal sosial.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
8
DAFTAR PUSAKA