7.1 Pengantar
7.2 Ideogenesis
7.3 Proses Abstraksi atau Proses Imaterialisasi
7.4 Abstraksi Total dan Abstraksi Parsial
7.5 Abstraksi dan Substansi Realitas
7.6 Struktur Historikal Pengalaman
7.1 Pengantar
• Konteks pembicaraan sebenarnya
dalam perkuliahan FILSAFAT MANUSIA
DAN EPISTEMOLOGI.
• Akan tetapi supaya kita memperoleh
gambaran tentang “proses
mengetahui” yang berperan untuk
membuat sebuah PUTUSAN –
KESIMPULAN, maka baik juga kita
membicarakan sekadarnya.
7.2 Ideogenesis
Manusia mempunyai dua macam
kemampuan kognitif (kemampuan
mengerti) yang kurang lebih teramati
(tidak gaib) dan dapat dirumuskan,
yakni:
1). INDRA
2). INTELEK.
1).INDRA merupakan kemampuan organis, artinya
indera secara intrinsik bergantung pada organ
badani tertentu yang di dalamnya dan dengannya
indera bekerja.
• Indera dibagi menjadi INDRA EKSTERN (panca
indera) dan INDRA INTERN (ingatan, imajinasi, dll).
• Kegiatan indra hanyalah menangkap (mengalami)
tanpa membuat keputusan. Walau demikian,
indera juga merupakan kesadaran aktif/bukanlah
tabula rasa, ia bekerja sesuai dengan linkaran
interpretasi yang kita kenal. Ia mengumpulkan
bahan mentah untuk intelek yang kemudian
dikerjakan oleh intelek menjadi keputusan.
• Supaya terdapat pengetahuan indrani, dibutuhkan adanya
benda material yang “mengaktivasi” indra, meresap hingga
menyentuh kemampuan mengerti. Hanya jika dan sejauh
suatu benda bersentuhan dengan indra maka benda tersebut
dapat dimengerti.
• Kemampuan mengerti indra tersebut mengalami suatu
“kesan” berkat kontaknya dengan benda material. Kesan
tersebut bukanlah “isi pengetahuan”, bukan juga gambaran
obyek pengetahuan, tetapi sekadar skematisasi kenyataan
individual hasil dialog. Berkat kesan tersebut kemampuan
mengerti kita dibuat aktif. Maka muncullah apa yang oleh Y.
Simon: operation precognitive, yaitu suatu aktivitas yang
mendahului pengetahuan.
• “Kesan” tersebut pada hakikatnya masih bersifat material,
jasmani, maka juga belum sanggup menggerakkan intelek
yang rohani sifatnya untuk beraktivitas.
2).INTELEKTUAL adalah kemampuan inorganis, yakni
kemampuan yang tidak tergantung pada sesuatu organ
badani. Intelek hanya satu! Tetapi kemampuannya
mempunyai berbagai fungsi, seperti menangkap,
membuat konsep, membuat keputusan, melakukan
refleksi, mengabstraksi, menyimpulkan, dll.
• Intelek mempunyai kemampuan untuk memutuskan.
• Pada manusia terdapat kemampuan yang mengolah
“kesan” supaya menjadi cakap, sanggup diketahui oleh
intelek. Kemampuan ini (Aristoteles) disebut intellectus
agens, yaitu kemampuan mengabstraksi. Sedangkan
kemampuan tahu manusia, yakni yang biasa kita sebut
akal budi (intelek), dinamakan intellectus possibilis.
• Kemampuan mengabstraksi menggarap,
menerangi “kesan” tadi, dan melepaskannya dari
semua seginya yang material, tetapi tetap
mempertahankan hal-hal yang hakiki, dan niscaya
yang kini “diangkat” dari unsur ruang dan waktu
(menurut istilah Maritain: extempore). Jadi di sini
berlangsung proses abstraksi atau proses
imaterialisasi.
Akal budi atau intelek (in mind) merupakan
tempat berlangsungnya kegiatan berpikir
manusia. Menurut Maritan (1937), kegiatan
akal budi manusia dapat dibagi dalam tiga
langkah yang saling berkaitan.
Tiga langkah tersebut adalah :
1. kegiatan akal budi tingkat pertama (the first
operation of the mind) yang dinamakan aprehensi
sederhana (simple apprehension) yang menghasilkan
terbentuknya konsep atau idea atau gagasan.
Aprehensi sederhana adalah tindakan akal budi yang
menangkap atau mengerti sesuatu tanpa mengiyakan
atau menyangkal. Objek material dari aprehensi
sederhana adalah sesuatu hal yang pertama-tama
secara langsung tertangkap dalam bentuk lambang
berupa perkataan atau gambar yang mempunyai
makna tertentu. Contoh: manusia, pohon, harimau,
kersi, mencubit, terbahak-bahak, tersungkur, ilmu dan
sebagainya.
2. kegiatan akal budi tingkat kedua (the second operation of the
mind) dinamakan keputusan (judgment) yang menghasilkan
proposisi. Pada tahap ini akal budi bertindak mempersatukan
dua konsep dengan jalan mengiyakan, atau memisahkan dua
konsep dengan jalan menyangkal. Dalam proses ini salah satu
konsep disebut subjek, dan yang lainnya dinamakan predikat.
Kedua konsep ini dihubungkan dengan jalan disusun
sedemikian rupa hingga membentuk sebuah penilaian. Hasil
dari penilaian ini berupa sebuah keputusan. Dalam keputusan
ini dinyatakan bahwa konsep yang satu (predikat) menguyakan
atau menyangkal konsep yang lain (subjek). Contoh: “harimau
adalah binatang buas”, terjadi pengiyaan, yakni konsep
“binatang buas” mengiyakan konsep “harimau”. Contoh lain:
“kuda bukan binatang buas”; pada contoh kedua ini terjadi
penyangkalan; yakni konsep “binatang buas” menyangkal
konsep “harimau”. Produk dari kegiatan akal budi tingkat kedua
ini dinamakan proposisi (putusan).
3. kegiatan akal budi tingkat ke tiga (the third operation of the
mind) yang dinamakan penalaran (reasoning, rendering) yang
menghasilkan argument atau argumentasi. Pada tingkat ini akal
budi melihat atau memahami sekelompok proposisi yang di sebut
sebagai proposisi antesenden atau sering disebut sebagai premis,
dan atas dasar pemahaman itu akal budi kemudian membentuk
sebuah proposisi baru yang disebut proposisi konsekuen atau
kesimpulan. Menyatukan proposisi antesenden dan proposisi
konsekuen merupakan kegiatan dari akal budi yang disebut
sebagai penalaran. Keseluruhan proposisi antsenden dan
proposisi konsekuen disebut sebagai argument atau argumentasi.
Istilah “penalaran” merupakan kegiatan akal budi, sedangkan
argument merupakan produk atau hasil dari kegiatan penalaran.
Contoh “mamalia adalah sekelompok binatang melahirkan dan
menyusui” dan “sapi adalah binatang melahirkan dan menyusui”
dapat dimunculkan proposisi “sapi adalah mamalia” sebagai
proposisi konsekuennya.
• Tetapi harus diperhatikan bahwa
pengetahuan abstraksi ini menurut
asal dan isinya tetap bergantung
kepada indra, dan berhubungan
dengan realitas.
• Kesan tersebut sesudah diangkat dari
materi menjadi cakap dan secara
aktual (in actu) dapat (sanggup)
diketahui, memasuki level of
intelligibility.
• Berkat aktivitas ini, yang dalam istilah
teknis disebut aprehensi (tangkapan)
sederhana psikologis muncullah species
intelligibilis impresa (hal yang dapat diketahui
dengan sungguh-sungguh/keyakinan).