Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

SEMESTER GENAP

Dosen Pengampu: 1. Dr. Hj. Ria Yulia Gloria, M.Pd

2. Novianti Muspiroh, M.P

Asisten Praktikum: 1. Dinah Fauziyyah

2. Srie Dwi Rahayu

Disusun Oleh:

Nama : Muhamad Syahrulloh

NIM : 2108106043

Kelas : Tadris Biologi B

UNIT LABORATORIUM MIPA

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2022
ACARA PRAKTIKUM KE-4

JARINGAN VASKULAR PADA BERBAGAI ORGAN TANAMAN

A. Tujuan
Untuk mengamati struktur dan bentuk beberapa sel yang menyusun jaringan
xylem, dan floem pada berbagai organ tanaman

B. Dasar Teori
Jaringan didefinisikan sebagai sekemlompok sel yang memiliki fungsi, asal, dan
strukur yang sama. Dalam arti sempit, pengertian jaringan tumbuhan adalah apabila
sel-sel berkumpul pada tumbuhan. (Gide, 2011)
Pengertian jaringan kadang dikacaukan oleh pengertian koloni. Pengertian
jaringan sering dikatakan sebagai kumpulan sel-sel yang masih selnya aktif dalam
segala proses hidupnya, yaitu aktif berfotosintesis, aktif mengadakan metabolisme,
aktif berkembang biak, dan aktif mengadakan pengambilan zat-zat makanan, sehingga
hanya merupakan individu-individu yang mengumpul. Contoh nya yaitu pada koloni
ganggang. (Gide, 2011)
Jaringan pengangkut atau berkas vaskuler juga merupakan jaringan yang berperan
untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar sampai dan, serta mengangkut hasil
fotosintesis dari daun keseluruh bagian tubuh tumbuhan. (Rahmat et al., 2016)
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xilem yang merupakan jaringan
pengangkut air dan floem sebagai jaringan penangkut bahan organik (bahan
makanan). Xilem dan floem bersama-sama sering disebut sebagai berkas pengangkut
(berkas vaskular). Tumbuhan yang mempunyai jaringan pengangkur di sebut
tumbuhan vaskular, termasuk di dalam pteridophyta dan spermatophyta. Dari kedua
bagian berkas pengangkut itu, xilem mempunyai struktur yang lebih tegar sehingga
dapat utuh sewaktu berubah menjadi fosil dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi
bagi tumbuhan jenis vaskular. (Rahmat et al., 2016)
Xylem (pembuluh kayu) berfungsi untuk menyalurkan air dan unsur hara dari akar
ke daun. Xylem merupakan jaringan pengangkut yang rumit. Xylem tersusun dari
parenkim dan serabut, serta trakeid, dan komponen pembuluh (trakea). Sebagaimana
telah diulas di atas, trakeid adalah sel-sel tumbuhan yang dindingnya mengalami
lignifikasi (penebalan oleh senyawa lignin) dan sel-selnya akan mati setelah dewasa.
Trakea yang membentuk xylem merupakan sel-sel silinder yang mati setelah dewasa,
bagian ujungnya saling menyatu membentuk sebuah tabung pengangkut air bersel
banyak. Dinding ujung (kadang-kadang juga dinding samping) komponen pembuluh
ini berlubang-lubang yang merupakan tempat air lewat dengan bebas dari satu sel ke
sel lain. (Rahmat et al., 2016)
Pada dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa
tipe sel yang berbeda baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Penyusun utamanya
adalah trakeid dan trakes schuiga saluran transfor aid, dengan penchalan dinding yang
cukup tebal sekaligus berfungsi sebags pengat penyokong Xylem juga dapat
mempuyai serabut sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta sel sel parenkim yang
hidap dan berfingsi dalam berbagai kegiatan metabolisme. (Rahmat et al., 2016)
Pada awalnya xylem merupakan aktivitas meristem apikal lewat pembentukan
prokambium. Xylem yang sebenk dan prskambium di namakan silem premier Bila
tumbuhan selah pertumbuhan premiomya lengkap kemudian memben jaringer kunder
saga hasil aktivstas kambium, maka xilem yang tertemak dimakan xilem sekunder.
Meskipun xilem primer dan xilem sekunder mi agak berbeda hestakya tetapi kedaya
akan berhir pada pertamhitun selanjutnya. (Rahmat et al., 2016)
Bila xylem primer diamati secara seksama akan ditemukan perbedaan
perkembangan struktur xilem yang dibentuk pertama kali (protoxilem) dengan xilem
yang dibentuk kemudian (metaxilem). Protoxilem menduduki tempat yang khasdalam
struktur jaringan pengangkut primer. Pada tumbuhan tingkat tinggi, protoxilem batang
letaknya paling dekat dengan empulur (ditengan disebut xilem endarch) sedangkan
diakar letaknya disebelah metaxilem (disebut exarch). (Rahmat et al., 2016)
Floem (pembuluh tapis) merupakan jaringan yang berfungsi mengangkut lalu
menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Jaringan floem sangat rumit, terdiri atas berbagai macam bentuk sel dan diantaranya
ada yang masih hidup dan ada pula yang telah mati. (Rahmat et al., 2016)
Komponen floem antara lain adalah parenkim floem yang berfungsi menyimpan
cadangan makanan dan berperan sebagai sekat pemisah antara floem yang satu dengan
yang lain. Serabut floem merupakan jaringan sklerenkim yang berfungsi untuk
memperkuat jaringan pembuluh. Selain itu, komponen lain dari floem adalah
pembuluh tapis dan sel pengiring/penyerta. (Rahmat et al., 2016)
Komponen floem memiliki ciri-ciri dinding sel yang tipis dan inti sel-nya hilang.
Sel-sel unsur tapis memanjang dan ujungnya bersatu membentuk suatu pembuluh.
Pada komponen pembuluh tapis, dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding
ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang
yang disebut pembuluh tapis. Sel pengiring/pengantar berukuran lebih kecil
dibandingkan sel penyusun komponen pembuluh tapis dan memiliki sifat
meristematis. Sel pengiring berperan untuk memberi makan sel-sel penyusun
komponen pembuluh tapis yang masih hidup. Sel pengiring hanya dijumpai pada
Angiospermae. (Rahmat et al., 2016)
Xilem dan floem berkembang dengan diferensiasi dari prokambium. Prokambium
dibentuk oleh promeristem pucuk Xdem dan floem yang dihasilkan oleh prokambium
disebut xilem primer dan floem primer Xilem primer terdiri dari protoxilem dan
metaxilem Sedangkan floem primer terdiri dari prosofloem dan metafloem. (Rahmat
et al., 2016)
Dalam perkembangannya xilem dan floem dibentuk oleh kambium pembuluh
disebut xilem sekunder dan floem sekunder. Xilem tumbuh kearah dalam membentuk
kayu dan floem tumbuh ke arah luar membentuk kulit kayu. Lingkaran tumbuh adalah
lapisan yang menunjukkan pertumbuhan pembentukan kayu yang berurutan. (Rahmat
et al., 2016)

C. Metodologi
1. Alat
1) Gelas kimia 50 ml
2) Cover glass
3) Silet
4) Tusuk gigi
5) Cawan petri
6) Pipet tetes
7) Objek glass
8) Mikroskop
2. Bahan
1) Akar bayam
2) Akar skrikaya
3) Akar teki
4) Akar dan batang lobak
5) Batang euphorbia
6) Preparat akar jagung (Zea Mays)
3) Prosedur Kerja
Preparat jaringan vaskular pada organ batang
Batang lobak
1) Disayat secara melintang pada batang lobak dengan menggunakan silet
2) Diletakkan preparat batang lobak pada objek glass yang sudah ditetesi air
dengan menggunakan pipet tetes kemudian ditutup dengan cover glass
3) Diamati preparat batang lobak dengan mikroskop
4) Preparat sayatan melintang batang lobak dengn perbesaran 400x
Batang Euphorbia
1) Disayat secara melintang pada batang Euphorbia dengan menggunakan silet
2) Diletakkan preparat batang Euphorbia pada objek glass yang sudah ditetesi air
dengan menggunakan pipet tetes kemudian ditutup dengan cover glass
3) Diamati preparat batang Euphorbia dengan mikroskop
4) Preparat sayatan melintang batang Euphorbia dengn perbesaran 100x
Batang jagung
1) Disayat secara melintang pada batang jagung dengan menggunakan silet
2) Diletakkan preparat batang jagung pada objek glass yang sudah ditetesi air
dengan menggunakan pipet tetes kemudian ditutup dengan cover glass
3) Diamati preparat batang jagung dengan mikroskop
4) Preparat sayatan melintang batang jagung dengn perbesaran 10x
Preparat jaringan vaskular pada organ akar
Akar teki
1) Disayat secara melintang pada akar teki dengan menggunakan silet
2) Diletakkan preparat akar teki pada objek glass yang sudah ditetesi air dengan
menggunakan pipet tetes kemudian ditutup dengan cover glass dan preparat
diamati dengan menggunakan mikroskop
3) Preparat sayatan melintang akar teki dengan perbesaran 400x
Akar jagung
1) Disayat secara melintang pada akar jagung dengan menggunakan silet
2) Diletakkan preparat akar jagung pada objek glass yang sudah ditetesi air
dengan menggunakan pipet tetes kemudian ditutup dengan cover glass dan
preparat diamati dengan menggunakan mikroskop
3) Preparat sayatan melintang akar jagung dengan perbesaran 100x
Akar bayam
1) Disayat secara melintang pada akar bayam dengan menggunakan silet
2) Diletakkan preparat akar bayam pada objek glass yang sudah ditetesi air
dengan menggunakan pipet tetes kemudian ditutup dengan cover glass dan
preparat diamati dengan menggunakan mikroskop
3) Preparat sayatan melintang akar bayam dengan perbesaran 100x
Akar srikaya
1) Disayat secara melintang pada akar srikaya dengan menggunakan silet
2) Diletakkan preparat akar srikaya pada objek glass yang sudah ditetesi air
dengan menggunakan pipet tetes kemudian ditutup dengan cover glass dan
preparat diamati dengan menggunakan mikroskop
3) Preparat sayatan melintang akar srikaya dengan perbesaran 400x
Akar lobak
1) Disayat secara melintang pada akar lobak dengan menggunakan silet
2) Diletakkan preparat akar lobak pada objek glass yang sudah ditetesi air dengan
menggunakan pipet tetes kemudian ditutup dengan cover glass dan preparat
diamati dengan menggunakan mikroskop
3) Preparat sayatan melintang akar lobak dengan perbesaran 400x

D. Hasil Pengamatan
1. Jaringan Vaskular

No. Nama Gambar Macam Tipe Keterangan


Vaskular Vaskular

1. Xilem Kolateral Terdapat


dan Terbuka Xilem,
Floem Floem, dan
Kambium,pad
Akar Bayam
a sayatan
(Amaranthus spinosus)
melintang,
(Dikotil) dengan perbesaran
perbesaran 100x 100x

2. Xylem Kolateral Terdapat


dan Terbuka Xylem dan
floem floem pada
sayatan
Batang lobak melintang
perbesaran
(Raphanus sativus) 400x

(Dikotil) dengan
perbesaran 400x

3. Xylem Konsentris Terdapat


dan Xylem dan
floem floem pada
sayatan
Akar Srikaya melintang
perbesaran
(AnnonaSquamosa) 400x

(Dikotil) dengan
perbesaran 400x

4. Xylem, Kolateral Terdapat


floem Terbuka Xylem, floem
dan dan
kambium berkambium
Batang Euphornia pada sayatan
melintang
(Euphobia milli) perbesaran10
0x
(Dikotil) dengan
perbersaran 100x

5. Xylem Konsentris Terdapat


dan Xylem dan
floem floem pada
sayatan
melintang
Akar lobak
perbesaran
(Raphanus sativus) 400x

(Dikotil) dengan
perbesaran 400x

6. Xylem Radial Terdapat


dan Xylem dan
floem floem pada
sayatan
Akar jagung melintang
perbesaran
(Zea mays) 100x

(Monokotil) dengan
perbesaran 100x

7. Xylem Radial Terdapat


dan Xylem dan
floem floem pada
sayatan
Akar teki melintang
perbesaran
(Cyperus rotundus) 400x

(Monokotil) dengan
perbesaran 400x

8. Xylem Kolateral Terdapat


dan Tertutup Xylem dan
floem floem pada
sayatan
Batang jagung melintang
perbesaran
(Zea mays) 10x

(Monokotil) dengan
perbesaran 10x

E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan pada hari Selasa, 14 April 2022
mengenai Jaringan Vaskular Pada Berbagai Organ Tanaman dengan tujuan yaitu
Untuk mengamati struktur dan bentuk beberapa sel yang menyusun jaringan xylem,
dan floem pada berbagai organ tanaman. Dengan alat yang digunakan adalah Gelas
kimia 50 ml, Cover glass, Silet, Tusuk gigi, Cawan petri, Pipet tetes, Objek glass, dan
Mikroskop. Dengan bahan yang digunakan adalah Akar bayam, Akar srikaya, Akar
teki, Akar dan batang lobak, Batang euphorbia, dan Preparat akar jagung (Zea Mays).
Jaringan pengangkut atau berkas vaskuler merupakan jaringan yang berperan
untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar sampai dan, serta mengangkut hasil
fotosintesis dari daun keseluruh bagian tubuh tumbuhan. (Rahmat et al., 2016)
Jaringan ini berwujud saluran/pipa. Dapat dibayangkan jaringan pengangkut ini
sebagai pipa-pipa pembuluh darah yang mengantarkan oksigen dan zat makanan ke
seluruh bagian tubuh. (Arifin & Husein, 2016)
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xilem yang merupakan jaringan
pengangkut air dan floem sebagai jaringan penangkut bahan organik (bahan
makanan). Xilem dan floem bersama sama sering disebut sebagai berkas pengangkut
(berkas vaskular). Tumbuhan yang mempunyai jaringan pengangkur di sebut
tumbuhan vaskular, termasuk di dalam pteridophyta dan spermatophyta. Dari kedua
bagian berkas pengangkut itu, xilem mempunyai struktur yang lebih tegar sehingga
dapat utuh sewaktu berubah menjadi fosil dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi
bagi tumbuhan jenis vaskular. (Rahmat et al., 2016)
Pada batang terdapat jaringan pengangkut, didalamnya ada jaringan transpor
(xylem dan floem). Kedua jaringan tersebut diberi nama jaringan kompleks artinya
tersusun dari bermcam-macam jaringan dengan struktur dan fungsinya yang berbeda.
Kedua jaringan tersebut melakukan peran yang baik sehingga tumbuhan dapat tumbuh
dan berkembang. Fungsi terpenting dari xylem adalah membawa air dan zat-zat
terlarut didalamnya. Fungsi floem adalah mengantar hasil fotosintesis ke seluruh
bagian tumbuhan. Sistem jaringan pengangkut xylem dan floem dalam berkas tersusun
melingkar pada tanaman dikotil, sedangkan susunannya tersebar pada tanaman
monokotil. (Ramdhini., 2021)
Dalam perkembangan xylem dan floem dibentuk oleh kambium pembuluh yang
disebut xilm sekunder dan floem sekunder. Xilem tumbuh kearah dalam membentuk
kayu, dan floem tumbuh kearah luar membentuk kulit kayu. Lingkaran tumbuh adalah
lapisan yang menunjukkan pertumbuhan atau pembentukan kayu yang berurutan.
(Ramdhini., 2021)
Struktur dari akar monokotil yaitu pada akar tumbuhan monokotil tidak
mengalami pertumbuhan menebak sekunder. Strukturnya seperti akar primer. Pada
Allium, korteks tersusun oleh sel-sel parenkim yang besar dan rapat tanpa ruang udara.
Pada akar tumbuhan air, seperti pada (Oryza sativa) banyak ruang-ruang udara.
Parenkim tidak berkloroplas. Pada akar udara suku Orchidaceae tropik dan suku
Araceae yang hidup epifit, dan beberapa monokotil yang terestrial, apidermis
berkembang menjadi jaringan yang multiseriat berlapis-lapis, dan disebut velamen.
Velamen bersifat mati, dinding sekunder tebal, berfungsi sebagai pelindung sebagai
pelindung, menurangi hilangnya air dan korteks. Penebalan dinding velamen kadang-
kadang berserabut. Disebelah dalam velamen terdapat lapisan sel yang khusus,
merupakan derivat periblem, dan lapisan ini merupakan lapisan terluar korteks,
disebut eksodemis. (Ningsih, 2013)
Pada Zea mays, lapisan hipodermis berdinding tebal, berfungsi sebagai penguat.
Xylem terletak disebelah luar dan dibagian tengah terdapat empulur. (Ningsih, 2013)

https://images.app.goo.gl/uP6h6RGfCojqgxhu6

1Struktur Anatomi Akar Monokotil

https://images.app.goo.gl/D5Ly7paPZ8nvwyP77

https://images.app.goo.gl/yKW7DAh5Z6ut5RFu8

Struktur pada batang Tumbuhan Monokotil, batang adalah bagian sumbu


tumbuhan yang pada umumnya tegak, berada diatas tanah dan menjadi tempat
melekatnya daun dan struktur reproduktif. Menurut (Tjitrosomo, 2020), struktur
batang monokotil berbeda dengan struktur batang konifer dan batang dikotil dalam
dua hal: (1) Jaringan-jaringan pembuluh biasanya tersusun dalam berkas-berkas
terpisah dalam penampang melintang tampak tersebar diseluruh batang, tidak dalam
penyusunan silindris. Akibat penyebaran berkas-berkas pembuluh yang berserakan ini,
tidak dapat dibedakan antara empelur dan korteks. (2) Semua sel pada untaian
prokambium menjadi dewasa kedalam xylem dan floem, karena itu kambium tidak
ada.
Histologis batang tumbuhan monokotil secara umum tersusun dari jaringan
epidermis, jaringan parenkim, fiber, dan jaringan pembuluh. (Tjitrosomo, 2020)

2Penampang Anatomi Batang Monokotil

https://images.app.goo.gl/qDiHuaifsFL2RJ989

Anatomi batang monokotil tidak bercabang-cabang, pembuluh angkut (xylem-


floem) tersebar, tidak punya jari-jari empelur, tidak ada kambium vaskular sehingga
tidak dapat dibedakan didaerah korteks.

Pada batang monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel dan memiliki dinding
sel yang tebal. Dibawah epidermis terdapat jaringan tipis yang terdiri atas jaringan
sklerenkim yang merupakan kulit batang. Kulit batang berperan memperkuat dan
mengeraskan bagian luar batang. Sistem pembuluh pada monokotil biasanya dari
berkas yang tersebar seolah tak beraturan dan hal ini jelas terlihat pada penampang
melintang. Pada penampang melintang batang seperti yang dapat dilihat pada ikatan
yang tidak membentuk lingkaran speerti yang ditemukan pada penampang melintang
kebanyakan dikotil. (Tjitrosomo, 2020)

Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe
kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.
Pada umumnya, monokotil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari kambium
pembuluh, tapi batangnya dapat berkembang menjadi menebal. Namun ada juga
tumbuhan monokotil yang mempunyai kambium sehingga mengalami pertumbuhan
sekunder. yaitu pada Liliflorae berkayu. Kambium berasal dari parenkim yang
terdapat di luar berkas pengangkut primer. yang menghasilkan berkas pengangkut
sekunder dan parenkim ke arah dalam serta sejumlah kecil parenkim ke arah luar.
Perkembangan berkas pengangkut berasal dari sel turunan kambium yang membelah
memanjang, kemudian sel yang dihasilkan membelah memanjang lagi dua atau tiga
kali. Hasil pembelahan ini berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh dan bergabung
dengan sel sklerenkim. (Tjitrosomo, 2020)
Pada hasil pengamatan dengan preparat akar dan batang monokotil pada akar
jagung (Zea mays) terdapat macam vaskular yaitu Xilem dan Floem dengan tipe
vaskular nya yaitu Radial, dengan keterangan yaitu terdapat xilem dan floem pada
sayatan melintang perbesaran 100x. Selanjutnya yaitu pada pengamatan Akar teki
(Cyperus rotundus) terdapat macam vaskular yaitu xilem dan floem dengan tipe
vaskular nya radial, berdasarkan keterangan hasil pengamatan tersebut adalah terdapat
xilem dan floem pada sayatan melintang perbesaran 400x. Selanjutnya yang terakhir
yaitu pada batang jagung (Zea Mays) terdapat macam vaskular nya yaitu xilem dan
floem dengan tipe vaskular nya yaitu Kolateral tertutup, berdasarkan keterangan hasil
pengamatan tersebut adalah terdapat xilem dan floem pada sayatan melintang dengan
perbesaran 10x.

3 Struktur Anatomi Akar Dikotil

https://images.app.goo.gl/1kNN17omvauX726j8

Pertumbuhan sekunder pada akar disebabkan oleh aktivitas kambium pembuluh


(Vaskular). Kambium pembuluh berasal dari sel-sel parenkim yang berada disebelah dalam
berkas floem. Begitu kambium terbentuk, sel-sel perisikel juga mengalami pembelahan.
Kedua kelompok sel ini kemudian membentuk kambium yang lengkap. Kambium membelah
menghasilkan xilem sekunder membungkus xilem primer. Pada saat yang bersamaan floem
sekunder juga terbentuk. Setelah itu terbentuk kambium gabus dibagian dan perisikel.
Jaringan gabus terus tumbuh kearah luar, sehinga jaringan lama akan terkelupas. Perisikel
juga berperan dalam pembentukan jaringan gabus setelah kambium abus primer selesai
membentang. (Tjitrosomo, 2020)

Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan stele.
Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar batang Daerah di sebelah
dalam epidermis adalah korteks, dan pada bagian dalam korteks dibatasi oleh perisikel.
Korteks terbagi menjadi dua daerah yaiatu daerah kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim
menempati posisi di bawah epidermis, dan parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele terdiri
atas perisikel, berkas vaskuler dan empulur. Berkas vaskuler tersusun melingkar. Masing-
masing berkas terdiri atas xilem, kambium dan floem. Batang monokotil sama dengan batang
dikotil, memiliki epidermis, korteks dan stele. Korteks bisa berkembang baik atau tidak nyata.
Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan batang dikotil dan
monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada empulur sehingga tidak ada batas
yang jelas antara korteks dan empulur. Berkas vaskuler monokitil tidak memiliki kambium,
sehingga tidak mengalami penebalan sekunder. Masing-masing berkas vaskuler diselubungi
selubung berkas pengangkut yang tersusun dari jaringan sklerenkim. (Ningsih, 2013)

4Penampang Melintang Batang

https://images.app.goo.gl/ZdNGyMv5WX5YpydZ8

Pada akar (Radix), Struktur anatomi akar lebih sederhana daripada batang dan
biasanya lebih seragam, mungkin berkaitan dengan kurang bervariasinya lingkungan dalam
tanah daripada variasi lingkungan aerial. Akar cenderung tumbuh ke bawah atau ke samping
daripada ke atas. Tidak ada klorofil pada akar, tidak memiliki daun-daun dan tunas, memiliki
tudung akar pada ujungnya, posisi xilem dan floem berada pada radii yang berbeda dan
memiliki rambut akar pada daerah dekat apeks akar. (Ningsih, 2013)

Kemudian adalah hasil pengamatan pada tumbuhan dikotil, yang pertama pada akar
bayam (Amaranthus spinosus),dengan macam vaskular yaitu Xilem dan floem dengan tipe
vaskular yaitu Kolateral terbuka, berdasarkan keterangan nya adalah terdapat xilem, floem
dan kambium pada sayatan melintang perbesaran 100x. Pada hasil pengamatan yang kedua
adalah pada batag lobak (Raphanus sativus), dengan macam vaskular yatiu xilem dan floem,
dan dengan tipe vaskular nya yaitu Kolateral terbuka, berdasarkan keterangan nya adalah
terdapat xilem dan floem pada sayatan melintang dengan perbesaran 400x. Yang ketiga
adalah pada akar srikaya (Annona Squamosa), dengan macam vaskular yaitu xilem dan floem
dan dengan tipe vaskular nya adalah Konsentris, berdasarkan keterangan nya terdapat xilem
dan floem pada sayatan melintang dengan pebesaran 400x. Selanjutnya yang keempat adalah
pada batang Euphornia (Euphornia milli), dengan macam vaskular yaitu xilem, floem dan
kambium dengan tipe vaskular nya adalah Kolateral Terbuka, berdasarkan keterangan nya
adalah terdapat xilem, floem, dan berkambium pada sayatan melintang dengan perbesaran10x.
Selanjutnya yang terakhir adalah pada akar lobak, dengan macam vaskular nya adalah xilem
dan floem, dengan tipe vaskular yaitu Konsentris, berdasarkan keterangan nya adalah terdapat
xilem dan floem pada sayatan melintang dengan perbesaran 400x.

Xilem merupakan jaringan kompleks yang berfungsi sebagai jaringan pengangkut air
dan garam mineral dari akar ke daun. Berdasarkan sifat hubungan sel-selnya, dikenal dua
macam xilem, yaitu trakea dan trakeid . Dikatakan trakea, jika dinding batas di antara sel-sel
penyusunnya telah hilang dan yang lain. Terdapat lempeng perforasi. Dikatakan trakeid, jika
batas diantara sel – sel penyusunnya tampak berlubang – lubang yang disebut noktah (pit).
Pada umumnya, dinding – dinding samping juga bernoktah. Xilem adalah pengakut zat
makanan dengana menyalurkan air dan mineral dari akar menuju ke daun dan bagian tubuh
lainnya. Jaringan floem termasuk jaringan kompleks dan berfungsi sebagai jaringan
pengangkut. Berbeda dengan xilem, zat yang diangkut umumnya senyawa organik hasil
fotosintesis yang terjadi di daun. Floem terdiri dari pembuluh tapis, sel tapis, parenkim, serat
dan sel pengirim . Komponen pembuluh tersusun dari sel-sel panjang yang ujung-ujungnya
menyatu sehingga membentuk pembuluh. (Arifin & Husein, 2016)

Selanjutnya adalah manfaat pada tumbuhan bayam (Amaranthus Spinosus). Secara umum,
akar berbagai jenis bayam memiliki kesamaan sebagai berikut: Sistem akar di bawah dan
akar serabut di atas. Akar bayam biasanya menembus hingga kedalaman 20-40 cm atau
lebih.

Kingdom : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryopyllales

Famili : Amaranthaceae https://images.app.goo.gl/7MSaYnCxReJ16J8L7

Genus : Spinacia L
Spesies : Spinacia Oleracea L

Bayam merupakan salah satu tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi
daunnya untuk digunakan untuk sayuran hijau. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam 100
gram daun bayam adalah 2.3 gram protein, 3.2 gram karbohidrat, 3 gram besi dan 81 gram
kalsium. Bayam juga akan berbagai macam vitamin dan mineral, yakni vitamin A, vitamin C,
niasin, thiamin, fosfor, riboflavin, natrium, kalium, dan magnesium. (Rianto & Ahmad, 2017)
Menurut Lingga (2010) bayam mangandung vitamin yang lengkap. Bayam bermanfaat
mencegah berbagai penyakit karena melindungi dan memperkuat tubuh melalui berbagai cara.
Kandungan vitamin pada bayam sangatlah banyak diantara kandungan vitamin pada bayam
adalah vitamin A, B2, B6, B12, C, K, mangan, magnesium, zat besi, kalsium, kalium, dan
fosfor.

Kemudian adalah manfaat dari Tumbuhan Srikaya (Annona Squamosa). Surikaya


adalah sejenis herba yang tumbuh sebagai perdu dan tergolong pohon kecil. Namun bila
tumbuh di alam liar, tingginya bisa mencapai 6-8 meter. Batangnya bercabang banyak dan
berwarna hitam.

Kingdom : Plantae

Divis : Trancheophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Magnoliales https://images.app.goo.gl/cAU4uQqwBh8uBsdG8

Famili : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona Squamosa

Dalam dunia pengobatan, bagian daun biji, batang dan akar dari tanaman srikaya
(Annona Squamosa L.) telah dilaporkan memiliki kegunaan dalam bidang pengobatan.
Daging buah nya dapat digunakan sebagai astigen, bijinya dipercaya memiliki aktivitas
sebagai antifertilitas, akarnya memiliki aktivitas sebagai laksansia, daunnya digunakan
sebagai antelmentrik, pengobatan kanker dan juga untuk permasalah pada kulit seperti radang
dan untuk menghindari gigitan serangga, kulit kayunya dapat digunakan sebagai obat sakit
gigi. (Budi Hartanto, 2021)
Selanjutnya adalah pada akar teki (Cyperus rotundus). Rumput Teki ini memiliki sistem akar
berupa akar serabut. Jenis akar ini memiliki banyak cabang dengan rambut-rambut halus pada
setiap akarnya. Pertumbuhan akar serabut teki tumbuh dan menyebar merata di seluruh
tanah.

Kingdom : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Poales

Famili : Cyperaceae

Genus : Cyperus https://images.app.goo.gl/EAa1At6JfytC9pox8

Spesies : Cyperus rotundus

Manfaat dari tumbuhan teki, menurut Riemens, Weide dan Runia (2008) penggunaan
teki (Cyperus rotundus Linn) sebagai obat antara lain adalah: (1) Dapat mengobati kencing
batu, umbi dari rumput teki ini apabila direbus dan diolah dengan tepat dapat membantu
menyebuhakn kencing batu. (2) Dapat memperbaiki siklus menstruasi. (3) Memperlancar
buang air besar. (4) Mempercepat proses pembekuan darah, umbi dari rumput teki juga dapat
mempercepat proses pembekuan darah dan juga dapat membantu menyembuhkan luka yang
baru. (5) Merangsang produksi ASI. (6) Menyembuhkan berbagai penyakit kulit, penyakit
kulit ini seperti eksim, panu, kutu air, ruam, dan berbagai macam penyakit kulit lainnya dapat
disembuhkan dengan memanfaat rumput teki. Daun rumput teki dirajang dan dikompreskan
kebagian kulit yang mengalami penyakit kulit hingga terasa dingin dan lakukan berulang kali
hingga penyakit kulit tersebut sembuh. Dan yang terakhir adalah (7) Dapat mengobati
keputihan. (Kusumawardani, 2018)

Selanjutnya adalah pada lobak (Raphanus sativus). Lobak memiliki bunga majemuk tak
terbatas berbentuk tandan, bunga mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Panjang tangkai
bunga 0,75-2 cm sedangkan daun kelopak berbentuk panjang linear dengan panjang 6-10 mm.
Mahkota bunga berwarna ungu, kadang putih dan terdapat urat-urat yang berwarna hijau,
ukuran panjang mahkotanya 0,75-1,75 cm. Buah polong yang dihasilkan tebal, berambut dan
menghasilkan 2-5 biji. Batangnya berongga di tengah sedangkan daunnya sedikit berambut
kasar, gundul atau hampir gundul dengan panjang daun 5-30 cm dan pangkal akarnya tumbuh
tegak ke bawah. Di Jawa terdapat 3 jenis varietas lobak yaitu var. hortensis Back., var. niger
Willd. dan var. radicula Pers. Lobak varietas hortensis Back. merupakan lobak yang sering
ditanam, umbinya berwarna putih berbentuk silindris dan memanjang. Varietas niger Willd.
berbentuk bulat besar, berwarna hitam atau abu-abu sedangkan untuk varietas radicula Pers.
merupakan varietas yang jarang ditanam memiliki bentuk bulat, elips atau kadang silindris
berwarna merah, putih, merah dan putih atau ungu. . (Ii, 1994)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Capparales

Famili : Cruciferae https://images.app.goo.gl/dRATSqtWuT7KPfx49

Genus : Raphanus

Spesies : Raphanus sativus L.

Tanaman lobak memiliki kandungan gizi yang banyak seperti protein, vitamin,
mineral lemak dan lain-lain. Umbi lobak dan daun lobak dapat dimakan secara langsung,
umbi lobak juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan acar. Lobak memiliki rasa yang
sedikit pedas dan memiliki bau yang menyengat. Pada daun lobak memiliki kandungan
seperti vitamin A dan C, sedangkan pada bijinya memiliki kandungan lemak dan minyak
atsiri. Tanaman lobak secara keseluruhan memiliki kandungan antioksidan dan antibiotik
terhadap beberapa jenis bakteri. Komponen serat yang terkandung dalam lobak memiliki efek
yang baik dalam menekan senyawa kolesterol. (Ii, 1994)

Selanjutnya adalah pada Batang Euphorbia (Euphorbia milli). Euphorbia


milii merupakan salah satu spesies dari 2000 spesies lain dari genus Euphorbia. E. milii
memiliki sifat genetik yang tidak stabil karena memiliki beberapa kromosom pengendali sifat.
Dari induk yang sama akan dihasilkan banyak varietas keturunan baru.Pemurnian varietas
perlu dilakukan untuk mendapatkan sifat yang relatif stabil, baik dari segi morfologi,
produktivitas,maupun resistensi terhadap hama dan penyakitnya.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Malpighiales

Famili : Euphobiaceae

Genus : Euphorbia

Spesies : E. Milli https://images.app.goo.gl/seWuBjPKG6Lg7uNcA

Euphorbia milii (E. milii) adalah tanaman hias yang memiliki beragam manfaat.
Tanaman ini biasa digunakan oleh orang Cina dan Brasil sebagai obat tradisional. Studi
tentang aktivitas anti-mikroba E. milii dilakukan oleh peneliti India menggunakan metode cup
plate, menghasilkan zona perlambatan pertumbuhan yang cukup berpengaruh pada organisme
gram positif (Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus) dan organisme gram negatif
(Escherichia coli dan Proteus vulgaris). E. milii mengandung senyawa glikosida triterpen
aktif yang berfungsi sebagai imunomodulator. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan
menstimulasi aktivitas lisosom makrofag dan meningkatkan kadar IL-12, peningkatan
proliferasi sel B dan sel T limpa sebagai pertahanan tubuh terhadap patogen.9 Senyawa
glikosida triterpen diharapkan dapat meningkatkan eliminasi M. tuberculosis oleh makrofag.
Imunomodulator adalah zat yang dapat memodulasi fungsi dan aktivitas sistem kekebalan
tubuh. Imunomodulator memiliki 3 fungsi utama yaitu, mengatur sistem kekebalan tubuh
(imunoregulator), meningkatkan fungsi dan aktivitas sistem kekebalan tubuh
(immunostimulator), dan dapat menekan atau menghambat respon imun yang tidak diperlukan
(immunosuppressors).10 E. milii memiliki manfaat sebagai antimikroba dan imunomodulator,
memungkinkan untuk memberikan manfaat pada kasus pasien yang terinfeksi TB. Tubuh
yang terinfeksi M. tuberculosis akan merangsang makrofag terhadap bakteri M. tuberculosis
dengan membungkus bakteri, mengaktifkan sistem kekebalan seluler dan humoral.
(Ramadanti et al., 2019) Selain itu, Manfaat Euphorbiaceae diantaranya sebagai obat
tradisional, penghasil pangan, tumbuhan hias, penghasil minyak atsiri, bahan pewarna dan
tanin, penghasil kayu bakar, penghasil tali anyaman dan kerajinan, ritual adat serta keagamaan
dan bahan bangunan. Bagian tumbuhan Euphorbiaceae yang biasa digunakan adalah daun,
batang buah dan akar. (Farah Dea et al., 2016)

Selanjutnya adalah pada akar Jagung (Zea Mays). Tanaman jagung mempunyai
batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas.
Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas
berkembang menjadi tongkol yang produktif.
Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledonaeae

Ordo : Graminae

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays https://images.app.goo.gl/EfX5urkujfepjf7C7

Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia,
jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Di daerah
Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok Tanaman jagung banyak sekali
gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam
keperluan. Jagung memiliki banyak manfaat untuk kesehatan karena jagung merupakan
sumber serat dan kaya akan nutrisi penting bagi tubuh. Kandungan-kandungan yang terdapat
didalam jagung memiliki kemampuan untuk melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit.
Kandungan serat yang tinggi berperan dalam pencegahan penyakit yang menyerang
pencernaan seperti sembelit dan wasir serta kanker kolorektal. Antioksidan pada jagung juga
berperan sebagai agen anti-kanker. Limbah kulit jagung juga bermanfaat sebagai bahan pakan
ternak oleh masyarakat dan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kertas, sedangkan
batang jagung digunakan sebagai bahan kayu bakar. (Guthrie, 2018)
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan mengenai jaringan vaskular pada berbagai
organ tanaman, maka dapat disimpulkan bahwa, Jaringan pengangkut atau berkas
vaskuler merupakan jaringan yang berperan untuk mengangkut air dan unsur hara dari
akar sampai dan, serta mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tubuh
tumbuhan. Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xilem yang merupakan
jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut bahan organik (bahan
makanan). Tumbuhan yang mempunyai jaringan pengangkut di sebut tumbuhan
vaskular, termasuk di dalam pteridophyta dan spermatophyta. Dari kedua bagian
berkas pengangkut itu, xilem mempunyai struktur yang lebih tegar sehingga dapat
utuh sewaktu berubah menjadi fosil dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi bagi
tumbuhan jenis vaskular.
DAFTAR PUSTAKA

Ramdhini, R. N., Manalu, A. I., Ruwaida, I. P., Isrianto, P. L., Panggabean, N. H., Wilujeng,
S., & Surjaningsih, D. R. (2021). Anatomi Tumbuhan. Yayasan Kita Menulis.

Lingga, L. 2010. Cerdas memilih sayuran, Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Ii, B. A. B. (1994). Kajian Pustaka. 1991, 4–19.

Arifin, Z., & Husein, A. (2016). Struktur dan Fungsi Jaringan. In Modul Belajar Mandiri (pp.
37–58).

Budi Hartanto. (2021). Klasifikasi dan Morfologi dari Tanaman Srikaya (Annona squamosa
L.). Budaya Indonesia, c, 5–19. https://budaya-indonesia.org/cari?q=Srikaya&page=1

Farah Dea, E., Wiryani, E., & Laode Alhamd, dan. (2016). Keanekaragaman Jenis Dan
Pemanfaatan Euphorbiaceae Di Cagar Alam Dungus Iwul Bogor Jawa Barat. Jurnal
Biologi, 5(4), 18–23.

Gide, A. (2011). Jaringan pada Tumbuhan Vaskular. Angewandte Chemie International


Edition, 6(11), 951–952., 5–24.

Guthrie, J. P. (2018). Klasifikasi dan Morfologi pada Tumbuhan Jagung (Zea Mays). Jagung
(Zea Myas), 55, 3562–3574.

Ii, B. A. B. (1994). Kajian Pustaka. 1991, 4–19.

Kusumawardani, K. D. (2018). DAYA HAMBAT EKSTRAK RUMPUT TEKI (Cyperus


rotundus Linn) TERDAHAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus. July,
1–23. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/405/3/BAB II.pdf

Ningsih, I. Y. S. F. (2013). Anatomi Dn Morfologi Akar. Journal of Chemical Information


and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Rahmat, A., Manurung, J. S., Siregar, R. A., & Guci, W. A. (2016). Jaringan Pengangkut.
Universitas Negeri Medan. https://id.scribd.com/document/375354176/Makalah-
Jaringan-Pengangkut-Kel-6

Ramadanti, R., Soleha, T. U., Maulana, M., Kedokteran, F., Lampung, U., Mikrobiologi, B.,
Kedokteran, F., Lampung, U., Ilmu, B., Komunitas, K., Kedokteran, F., & Lampung, U.
(2019). Pengaruh Euphorbia milii Terhadap Respon Imunitas pada Infeksi Tuberkulosis
Effect of Euphorbia milii on Immunity Respond Towards Tuberculosis Infection.
Majority, 8(1), 226–231.
Rianto, D., & Ahmad, N. (2017). Optimalisasi kandungan serat pada saus bayam. Jurnal
Ilmiah Teknologi Pertanian AGROTECHNO, 2(2), 227.

Tjitrosomo. (2020). Anatomi batang pada Tumbuhan Mnokotil. Sturktur Dan Anatomi,
43(March), 1–9.
LAMPIRAN

Alat yang digunakan Alat yang digunakan Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan Hasil dari preparat pada akar Hasil preparat pada batang lobak
srikaya dengan perbesaran 400x dengan preparat 400x

Hasil dari preparat batang Euphoria Hasil dari preparat batang jagung Hasil dari preparat akar lobak
dengan perbesaran 100x dengan perbesaran 10x dengan perbesaran 400x

Hasil dari preparat pada akar teki Hasil dari preparat pada akar jagung Hasil dari preparat pada akar bayam
dengan perbesaran 400x dengan perbesaran 100x dengan perbesaran 100x
PASCA PRAKTIKUM

Sebutkan tipe-tipe posisi berkas pengangkut, beserta masing-masing contoh tanamannya!

Jawab

1. Kolateral Tertutup, Tipe kolateral tertutup terbentuk bila antara xilem dan floem
tidak terdapat kambium, melainkan terdapat parenkim. Berkas pengangkut tipe
kolateral tertutup ini kadang dikelilingi jaringan sklerenkim yang sering disebut
sebagai seludang berkas pengangkut. Berkas pengangkut tipe kolateral tertutup ini
dapat dijumpai pada tumbuhan golongan Monokotil. Contoh dari tanaman nya yaitu
Padi, jagung, dan kelapa.
2. Kolateral Terbuka, Pada tipe ini antara xilem dan floem terdapat kambium,
misalnya pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Pada tipe kolateral terbuka,
kambium merupakan penghubung antara xilem dan floem. Berdasarkan letaknya
pada tipe ini, kambium dibedakan menjadi dua yaitu kambium fasikuler, bila
kambiumnya terletak dalam berkas pengangkut dan kambium interfasikuler bila
kambiumnya terletak di luar berkas pengangkut. Kambium fasikuler berperan
dalam pembentukan floem ke arah luar dan xilem ke arah dalam. Contoh dari
tanaman nya yaitu Mangga, tomat, dan cabai.
3. Bikolateral, Bikolateral merupakan tipe ikatan pembuluh dimana xilem diapit
oleh floem luar dan floem dalam. Contohnya, pada tumbuhan Solanaceae (Suku
terung-terungan), Cucurbitaceae (labu-labuan), dan Convolvulaceae (tumbuhan
berbunga).
4. Konsentris amphikribal, Pada tipe ini letak xilem berada di tengah-tengah, dan
floem mengelilingi xilem tersebut. Umumnya dijumpai pada tumbuhan golongan
paku-pakuan (Pteridophyta).
5. Konsentris amphivasal, Pada tipe ini letak amphivasal floem berada di tengah-
tengah, sedangkan xilem mengelilingi floem tersebut. Contohnya pada Cirdyline
sp. dan rhizoma Jeringau (Acorus calamus).
6. Radial, Tipe radial terjadi bila xilem dan floem bergantian menurut arah jari-jari
lingkaran. Contoh terdapat pada akar primer dikotil dan akar tumbuhan monokotil.

Anda mungkin juga menyukai