Tidak semua bunga mempunyai hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan tajuk bunganya. Berbagai jenis tumbuhan mempunyai hiasan bunga yang tidak dapat lagi dibedakan mana kelopak dan mana tajuknya, dengan lain perkataan kelopak dan tajuknya sama, baik bentuk maupun warnanya. Itulah yang disebut sebagai tenda bunga( perigonium ). Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga (tepala), yang menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan dalam 2 golongan : 1. Serupa kelopak(calycinus), jika warnanya hijau seperti daun-daun kelopak , biasanya tak begitu besar dan tidak begitu menarik, seperti terdapat pada bunga berbagai jenis palma (palmae). 2. Serupa tajuk(corollinus), warnanya bermacam-macam seperti warna tjuk bunga, juga biasanya lebih besar dan bentuknya seringkali amat menarik pula, bahkan sering kali lebih menarik daripada tajuk bunga sesungguhnya. Bunga yang termashyur sebagai bunga yang amat indah dan amat mahal harganya, yaitu bunga anggrek (orchidaceae), adalah bunga yang mempunyai tenda bunga yang menyerupai tajuk. Selain pada anggrek, bunga yang mempunyai tenda bungayang indah dapat kita temukan pula pada beberapa suku lainnya,a.l. lilia(liliaceae), amaril (amaryllidaceae), iris (iridaceae), dll. Pada daun tenda bunga (yang bersifat seperti tajuk) dapat pula dibedakan dua bagiannya, yaitu kuku (ungguis) dan helaiannya (lamina).Pada daun tenda bunnga dapat pula ditemukan alat-alat tambahan yang berupa sisik-sisik atau brambut-rambut seperti pada daun kelopak atau daun tajuk. Juga pada tenda bunga ternyata, bahwa bagian-bagiannya yang berupa daun-daun tenda bunga tadi ada yang : § Berlekatan (gamophyllus) (lilium longiflorum thumb.). Tenda bunga yang berlekatan memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa seperti pada tajuk yang berlekatan. § Lepas atau bebas(pleiophyllus) satu sama lain, seperti misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superb L.) Apa yang telah diuraikan mengenai tajuk bunga dalam hubungannya dengan bentuk serta simetrinya berlaku pula untuk tenda bunga, sehingga mengenai hal itu tidak perlu diulangi lagi, tetapi cukup untuk dibandingkan saja dengan sifat-sifat yang telah disebutkan mengenai tajuk bunga. Bentukan – bentukan seperti taji (calcar) dapat pula ditemukan pada tenda bunga, misalnya pada bunga larat ( Dendrobium phalaenopsis Fitzg). Sementara orang beranggapan, bahwa bunga yang mempunyai tenda bunga adalah bunga yang tidak lengkap, karena dipandang kekurangan satu bagian hiasan bunga.Untuk bunga dengan tenda bunga serupa kelopak dianggap kurang tajuk, sedang untuk bunga dengan tenda bunga yang menyerupai tajuk dianggap kurang kelopaknya. 3.7 Benang Sari (Stamen) Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan, yang merupakan metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Sebagai metamorfosis daun dapat dilihat pada bunga tasbih (Canna indica L.), tajuk bunganya justru tidak begitu menarik , tetapi yang berwarna indah dan menarik adalah benang sarinya yang bersifat seperti tajuk bunga. Benang sari dibedakan 3 bagian : 1. Tangkai sari (filamentum), bagian yang berbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat. 2. Kepala sari (anthera), bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari, didalamnya mempunyai 2 ruang sari (theca), masing-masing ruang sari semula terdiri atas 2 ruangan kecil (loculus atau loculumentum). Di dalam ruang sari terdapat serbuk sari atau tepung sari (pollen), yaitu sel-sel jantan yang berguna untuk penyerbukan atau persarian. 3. Penghubung ruang sari (connectivum), merupakan lanjutan tangkai sari yang menjadi penghubung kedua bagian kepala sari (ruang sari) yang terdapat di kanan kiri penghubung. Berdasarkan duduknya benang sari dibedakan 3 macam, yaitu : 1. Benang sari jelas duduk pada dasar bunga. Tumbuhan dengan bunga yang bersifat demikian dinamakan Thalamiflorae, misalnya jeruk (Citrus sp.) 2. Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak. Tumbuhan demikian dinamakan Calyciflorae, misalnya mawar (Rosa hybrida Hort.) 3. Benang sari tampak duduk di atas tajuk bunga. Tumbuhan demikian disebut Corolliflorae, misalnya pada suku Boraginaceae. Sifat bunga yang penting berhubungan dengan benang sari ialah jumlah benang sari pada bunga. Sifat ini dipandang demikian pentingnya sehingga di masa silam pernah dijadikan dasar dalam pengklasifikasian tumbuhan (Linnaeus dengan sistem klasifikasinya yang disebut Systema sexuale. Jumlah benang sari pada bunga umumnya dibedakan 3 golongan : a. Benang sari banyak, jika dalam satu bunga terdapat lebih dari 20 benang sari seperti terdapat pada jambu-jambuan, misalnya jambu biji (Psidium guajava L.) b. Jumlah benang sari dua kali lipat jumlah daun tajuknya. Benang sari biasanya tersusun dalam dua lingkaran, ada lingkaran luar dan lingkaran dalam. Duduknya benang sari terhadap daun-daun tajuk ada dua kemungkinan : 1. Diplostemon (diplostemonus), yaitu benang-benang sari dalam lingkaran luar duduk berseling dengan daun-daun tajuk, misalnya pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.) 2. Obdiplostemon (obdiplostemonus), jika benang-benang sari di lingkaran dalam duduknya berseling dengan daun-daun tajuk, misalnya bunga geranium (Pelargonium odoratissimum Hort.) c. Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang, duduknya benang sari dapat : 1. Episepal (episepalus), artinya berhadapan dengan daun-daun kelopak, berarti pula berseling dengan daun-daun tajuk. 2. Epipetal (epipetalus), artinya berhadapan dengan daun-daun tajuk, jadi berseling dengan daun-daun kelopak. Benang sari pada satu bunga dapat tidak sama panjang, jadi di dalam satu bunga sebagian benang sarinya amat pendek dan sebagian lainnya amat panjang. Bertalian dengan itu, benang sari dapat dibedakan a. Benang sari panjang dua (didynamus), jika dalam satu bunga terdapat misalnya 4benang sari dan dari 4 benang sari itu yang 2 panjang dan 2 lainnya pendek. Terdapat pada tumbuhan suku Labiatae, misalnya kemangi (Ocimum basilicum L.) b. Benang sari panjang empat (tetradynamus), jika misalnya dalam satu bunga terdapat 6 benang sari dan dari 6 benang sari itu ada 4 panjang dan 2 lainnya pendek, seperti terdapat pada bunga lobak (Raphanus sativus L.) Umumnya benang sari terpisah dari putik, tetapi ada kalanya benang sari berlekatan menjadi satu dengan putik membentuk suatu badan yang dinamakan Ginostemium (gynostemium), yang merupakan sifat yang karakteristik dari tumbuhan anggerek pada umumnya (Orchidaceae). Dapus Gembong Tjitrosoepomo. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press