Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

SEMESTER GENAP

Dosen Pengampu: 1. Dr. Hj. Ria Yulia Gloria, M.Pd

2. Novianti Muspiroh, M.P

Asisten Praktikum: 1. Dinah Fauziyyah

2. Srie Dwi Rahayu

Disusun Oleh:

Nama : Muhamad Syahrulloh

NIM : 2108106043

Kelas : Tadris Biologi B

UNIT LABORATORIUM MIPA

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2022
ACARA PRAKTIKUM KE-3

JARINGAN PARENKIM DAN JARINGAN STEREOM PADA BERBAGAI ORGAN


TANAMAN

A. Tujuan
Untuk mengamati struktur dan bentuk jaringan parenkim, jaringan kolenkim,
jaringan sklerenkim pada berbagai organ tanaman

B. Dasar Teori
Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
Jaringan penyusun tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa adalah jaringan yang telah
mengalami diferensiasi. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu jaringan epidermis, parenkim, kolenkim,
sklerenkim, pengangkut, dan gabus. (Herawadi, 2020)
Jaringan parenkim sering disebut jaringan dasar karena terbentuk dari meristem
dasar. Jaringan ini terletak di sebelah dalam jaringan epidermis. Fungsinya yaitu untuk
menyimpan air dan cadangan makanan. Sel-sel parenkim ada yang memiliki klorofil
yang disebut kolenkim. Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi
5 macam antara lain adalah: (1) parenkim asimilasi, Parenkim asimilasi terdiri dari
sel-sel yang mengandung banyak plastida kloroplas sehingga disebut juga klorenkim,
misalnya pada daun. Parenkim ini bermanfaat bagi berlangsungnya fotosintesis
(sintesis karbohidrat). (2) parenkim makanan, Parenkim makanan mengandung
plastida amiloplas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan,
misalnya pada akar, umbi, umbi lapis, dan akar rimpang. (3) parenkim air, Parenkim
air digunakan sebagai jaringan penyimpan air, di mana air ini terikat dalam vakuola
dari selselnya secara aktif, misalnya pada batang yang bersifat succulent (mampu
menyimpan air dalam jaringan sehingga tampak berdaging) seperti pada tumbuhan
kaktus. (4) parenkim udara, Parenkim udara mempunyai ruang-ruang antarsel yang
cukup besar dan di dalamnya terdapat udara, misalnya pada alat pengapung tumbuhan
dan tangkai daun Canna sp. (5) parenkim pengangkut, Parenkim pengangkut terdiri
atas sel-sel memanjang dengan letak menurut arah pengangkutan, misalnya pada
xilem dan floem. (Herawadi, 2020)
Sel parenkim ditemukan pada seluruh sistem jaringan. Sel-sel parenkim adalah sel-
sel hidup. Secara umum memiliki kemampuan untuk membelah kembali dan memiliki
dinding sel primer yang tipis. Sel-sel parenkim memiliki fungsi yang bervariasi. Pada
sel-sel meristematik apikal dan lateral dari tunas dan akar menyediakan sel-sel baru
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Pada batang dan daun (pada bagian mesofil) sel-
sel ini berperan dalam memproduksi dan menyimpan makanan selama fotosintesis.
Sel-sel parenkim dapat pula sebagai tempat peyimpanan cadangan makanan di bagian
tertentu pada tubuh tumbuhan, misalnya: akar, batang, biji dan sebagainya. Karena
kemampuannya untuk berproliferatif, sel sel perenkim juga berperan sebagai sel-sel
dasar (stem cells) untuk penyembuhan luka dan regenerasi. Sel transfer, suatu bentuk
khusus dari sel parenkim, dengan mudah diidentifikasi dengan memperhatikan
pertumbuhan yang meluas dari dinding sel primernya. Peningkatan luas dari membran
plasma memfasilitasi transpor larutan yang cepat ke dan dari sel-sel sistem pembuluh.
(Pro, 1989)
Jaringan kolenkim adalah jaringan homogen yang tersusun atas sel-sel kolenkim.
Fungsi jaringan kolenkim adalah untuk penguat utama organ-organ tumbuhan yang
masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Letak jaringan kolenkim
pada umumnya berada di bawah epidermis batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan
ibu tulang daun. Kolenkim jarang terdapat pada akar. (Herawadi, 2020)
Kolenkim adalah sel-sel hidup serupa dengan sel-sel parenkim, dengan
kekecualian, sel-sel kolenkim memiliki dinding sel yang lebih tebal dan biasanya
memanjang dan berkumpul membentuk serabut seperti tali. Kolenkim mampu untuk
meregang dan memberikan sokongan secara mekanik pada sistem jaringan dasar pada
tumbuhan yang mengalami pemanjangan. Sel-sel kollenkim biasanya secara khusus
terdapat pada daerah subepidermal dari batang. (Pro, 1989)
Ciri ciri jaringan kolenkim adalah sel kolenkim biasanya memanjang sejajar
dengan pusat organ tempat kolenkim itu terdapat. Dinding sel kolenkim tidak
mengandung lignin, tetapi mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa.
Adakalanya dalam sel kolenkim terdapat kloroplas sehingga juga berfungsi dalam
fotosintesis. Sel-sel kolenkim biasanya mengalami penebalan setempat pada dinding
selnya. (Herawadi, 2020)
Berdasarkan letak dan bentuk penebalan, kolenkim dibedakan menjadi 4 macam
yaitu: (1) Kolenkim angular, Kolenkim angular (sudut) mengalami penebalan pada
bagian-bagian sudutnya. Contoh jaringan kolenkim ini sering ditemukan pada
dedaunan, memberi mereka tekstur bergelombang. Anda bisa mempelajari secara
khusus dalam daun tanaman seledri. (2) Kolenkim lamellar atau tangensial, Kolenkim
lamellar (papan) mengalami penebalan pada dinding-dinding sel yang tangensial saja.
Kolenkim ini memiliki dinding sel yang tebal hanya ketika mereka sejajar dengan
permukaan struktur di mana mereka ditemukan. Penebalan ini memungkinkan untuk
kekuatan yang lebih besar dan dukungan untuk lapisan luar struktur tanaman, apakah
itu sebuah batang atau daun. (3) Kolenkim annular, Contoh jaringan kolenkim bisa
diamati pada daun tanaman wortel. Hal ini ditandai dengan dinding sel merata
menebal dan diyakini murni untuk dukungan dan struktur di segala arah, dengan tidak
ada satu sisi dinding yang lebih tebal. (4) Kolenkim lacunate atau lakunar, Kolenkim
Lacunate (lakuna) mengalami penebalan pada permukaan ruang antarsel. Jaringan
kolenkim Lakunar dikenal karena memiliki banyak ruang antar antara sel-sel. Ini
cocok bersama-sama seperti matriks dan mengisi ruang dalam bagian tanaman yang
lain akan kosong dan rentan runtuh. Anda dapat menganggap itu sebagai kerangka
bangunan atau perancah yang untuk dukungan tambahan di tempat-tempat yang akan
lemah. (Herawadi, 2020)
Jaringan Sklerenkim adalah jaringan penguat, tetapi hanya terdapat pada jaringan
tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Ciri ciri
jaringan sklerenkim adalah jaringan ini terdiri atas sel-sel mati. Dinding selnya sangat
tebal dan kuat karena mengandung lignin (komponen utama kayu). Dinding selnya
mengalami penebalan primer dan penebalan sekunder oleh zat lignin. Berdasarkan
bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi dua macam, yaitu serabut dan sklereid (sel
batu). (1) Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem, umumnya terdiri atas sel-
sel yang panjang dan bergerombol membentuk anyaman atau pita. Contohnya, pelepah
daun pisang. (2) Sklereid merupakan jaringan sklerenkim yang bentuk selnya
membulat dengan dinding sel yang mengalami penebalan. Contohnya, tempurung
kelapa atau kulit biji keras. (Herawadi, 2020)
Sklerenkim, seperti kolenkim, kuat dan berfungsi sebagai peyokong. Walaupun
demikian, sel-sel sklerenkim adalah sel-sel yang mati, dinding sekundernya tebal dan
mengandung lignin. Sklerenkim dengan dinding yang kaku itu berfungsi sebagai
penopang untuk menyokong tumbuhan. Ada dua tipe sel sklerenkim yaitu serat (fiber)
dan sklereid. Dalam bentuk serat sklerenkim dapat dijumpai berupa bundel yang
panjang. Beberapa serat tumbuhan digunakan secara komersial, seperti serat rami
untuk membuat tali dan serat rami yang halus untuk dipintal menjadi linen. Sklereid
lebih pendek dari pada serat dan bentuknya tidak beraturan. Kulit kacang dan lapisan
biji menjadi keras karena adanya sklereid. Sklereid juga menyebar di antara jaringan
parenkim yang lembut sehingga teksturnya menjadi renyah seperti pada buah pir. (Pro,
1989)

C. Metodologi
1. Alat
1) Gelas kimia 50 ml
2) Cover glass
3) Silet
4) Glass objek
5) Pipet tetes
6) Cawan petri
7) Mikroskop
2. Bahan
1) Batang Rosella (Hibiscus sabdariffa)
2) Eceng gondok (Eichhornia crassipes)
3) Lidah buaya (Aloe vera)
4) Batang dan daun begonia (Begonia sp)
5) Buah pir (Pyrus sp)
6) Batok kelapa (Cocos nucifera)
7) Tangkai lobak (Raphanus sativus)
3. Prosedur Kerja
Hasil preparat jaringan parenkim
Eceng gondok
1) Disayat secara melintang pada eceng gondok, dan diletakkan pada glass objek
yang berisi air kemudian ditutup dengan cover glass, serta diamati dengan
mikroskop.
2) Preparat sayatan melintang batang eceng gondok perbesaran 400x.
Lidah buaya
1) Disayat secara melintang pada lidah buaya, dan diletakkan pada glass objek
yang berisi air kemudian ditutup dengan cover glass, serta diamati dengan
mikroskop.
2) Preparat lidah buaya dengan perbesaran 100x.
Hasil preparat jaringan kolenkim
Tangkai lobak
1) Disayat secara melintang pada tangkai lobak, dan diletakkan pada glass objek
yang berisi air kemudian ditutup dengan cover glass, serta diamati dengan
mikroskop.
2) Preparat sayatan melintang tangkai lobak perbesaran 400x.
Batang begonia
1) Disayat secara melintang pada batang begonia, dan diletakkan pada glass objek
yang berisi air kemudian ditutup dengan cover glass, serta diamati dengan
mikroskop.
2) Preparat sayatan melintang bayang begonia perbesaran 400x.
Batang rosella
1) Disayat secara melintang pada batang rosella, dan diletakkan pada glass objek
yang berisi air kemudian ditutup dengan cover glass, serta diamati dengan
mikroskop.
2) Preparat sayatan melintang bayang rosella perbesaran 400x.

Hasil preparat jaringan sklerenkim

1) Disayat secara melintang pada buah pir, dan diletakkan pada glass objek yang
berisi air kemudian ditutup dengan cover glass, serta diamati dengan
mikroskop.
2) Preparat sayatan melintang buah pir perbesaran 400x.
Batok kelapa
1) Dikerik dengan menggunakan silet pada batok kelapa, dan diletakkan pada
glass objek yang berisi air kemudian ditutup dengan cover glass, serta diamati
dengan mikroskop.
2) Preparat batok kelapa perbesaran 100x.
D. Hasil Pengamatan
1. Jaringan Parenkim

Bentuk Sel Tipe


No. Nama Gambar Keterangan
Parenkim Parenkim

Didapati hasil
pada
perbesaran
400x dan
ditemukan sel
Parenkim yang rapat
1. Oval
udara dan berwarna
Eceng gondok cokelat pada
sisi luar juga
(Eichhornia crassipes)
warna hijau
disekeliling
bulatan sel

2. Didapati hasil
pada
perbesaran
100x dan
Lidah buaya ditemukan sel
yang
(Aloe vera) Memanjang Parenkim air berwarna
hijau
kehitaman
pada sisi luar
dan hijau
pada bagian
dalam
2. Jaringan Stereom

Tipe Tipe
No. Nama Gambar Keterangan
Kolenkim Skelereid

1. Didapati
hasil pada
perbesaran
400x dan
Buah pir ditemukan
Tipe
- bentuk sel
Braskislereid
(Pyrus sp) yang
menyerupai
bunga
berwarna
hitam

2. Didapati
hasil pada
perbesaran
100x dan
Batok kelapa ditemukan
Tipe
- bentuk sel
Osteosklereid
(Cocos nucifera) yang
berbentuk
oval
berwarna
cokelat

3. Didapati
hasil pada
perbesaran
400x dan
Tangkai lobak ditemukan
sel yang
(Raphanus sativus) berbentuk
Kolenkim
- segi banyak
angular
dengan
warna abu-
abu dan
beberapa
bagian
berwarna
hitam
4. Didapati
hasil pada
perbesaran
400x dan
Batang gonia ditemukan
sel yang
(Begonia sp) berbentuk
Kolenkim
- segi enam
angular
dengan
warna abu-
abu dan
beberapa
bagian yang
berwarna
hitam

5. Didapati
hasil pada
perbesaran
400x dan
Batang rosella ditemukan
sel yang
(Hibiscus sabdariffa) Kolenkim berbentuk
angular bulat
dan - menyebar
kolenkim dengan
lamelar warna
merah di
sisi luar sel
dan warna
hijau di
bagian
dalam sel

E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2022
mengenai Jaringan Parenkim dan Jaringan Stereom Pada Berbagai Organ Tanaman
yang bertujuan Untuk mengamati struktur dan bentuk jaringan parenkim, jaringan
kolenkim, jaringan sklerenkim pada berbagai organ tanaman. Dengan alat yang
digunakan adalah Gelas kimia 50 ml, Cover glass, Silet, Glass objek, Pipet tetes,
Cawan petri, dan Mikroskop. Lalu bahan yang digunakan adalah Batang Rosella
(Hibiscus sabdariffa), Eceng gondok (Eichhornia crassipes), Lidah buaya (Aloe vera),
Batang dan daun begonia (Begonia sp), Buah pir (Pyrus sp), Batok kelapa (Cocos
nucifera) dan Tangkai lobak (Raphanus sativus).
Jaringan merupakan sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi
yang sama. Ilmu yang mempelajari tentang jaringan disebut histologi. Apabila sel-sel
yang berkumpul tersebut adalah sel-sel tumbuhan maka disebut jaringan tumbuhan.
Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel-sel melakukan pembelahan diri.
Namun dengan adanya pertumbuhan dan perkembangaan lebih lanjut, pembelahan sel
menjadi terbatas dibagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik
dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut jaringan meristem. Sel-sel
meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara morfo-fisiologi (mengalami
diferensiasi) membentuk berbagai macam jaringan dan tidak mempunyai kemampuan
untuk membelah diri. Jaringan ini disebut jaringan dewasa.
Jaringan penyusun tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa adalah jaringan yang telah
mengalami diferensiasi. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu jaringan epidermis, parenkim, kolenkim,
sklerenkim, pengangkut, dan gabus. (Herawadi, 2020)
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit
batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim
bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang
mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan
dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim. (NURFADLILAH,
2010)
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya
berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk
membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.
(NURFADLILAH, 2010)
Jaringan parenkim sering disebut jaringan dasar karena terbentuk dari meristem
dasar. Jaringan ini terletak di sebelah dalam jaringan epidermis. Fungsinya yaitu untuk
menyimpan air dan cadangan makanan. Sel-sel parenkim ada yang memiliki klorofil
yang disebut kolenkim. Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi
5 macam antara lain adalah: (1) parenkim asimilasi, Parenkim asimilasi terdiri dari
sel-sel yang mengandung banyak plastida kloroplas sehingga disebut juga klorenkim,
misalnya pada daun. Parenkim ini bermanfaat bagi berlangsungnya fotosintesis
(sintesis karbohidrat). (2) parenkim makanan, Parenkim makanan mengandung
plastida amiloplas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan,
misalnya pada akar, umbi, umbi lapis, dan akar rimpang. (3) parenkim air, Parenkim
air digunakan sebagai jaringan penyimpan air, di mana air ini terikat dalam vakuola
dari selselnya secara aktif, misalnya pada batang yang bersifat succulent (mampu
menyimpan air dalam jaringan sehingga tampak berdaging) seperti pada tumbuhan
kaktus. (4) parenkim udara, Parenkim udara mempunyai ruang-ruang antarsel yang
cukup besar dan di dalamnya terdapat udara, misalnya pada alat pengapung tumbuhan
dan tangkai daun Canna sp. (5) parenkim pengangkut, Parenkim pengangkut terdiri
atas sel-sel memanjang dengan letak menurut arah pengangkutan, misalnya pada
xilem dan floem. (Herawadi, 2020)
Sel parenkim ditemukan pada seluruh sistem jaringan. Sel-sel parenkim adalah sel-
sel hidup. Secara umum memiliki kemampuan untuk membelah kembali dan memiliki
dinding sel primer yang tipis. Sel-sel parenkim memiliki fungsi yang bervariasi. Pada
sel-sel meristematik apikal dan lateral dari tunas dan akar menyediakan sel-sel baru
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Pada batang dan daun (pada bagian mesofil) sel-
sel ini berperan dalam memproduksi dan menyimpan makanan selama fotosintesis.
Sel-sel parenkim dapat pula sebagai tempat peyimpanan cadangan makanan di bagian
tertentu pada tubuh tumbuhan, misalnya: akar, batang, biji dan sebagainya. Karena
kemampuannya untuk berproliferatif, sel sel perenkim juga berperan sebagai sel-sel
dasar (stem cells) untuk penyembuhan luka dan regenerasi. Sel transfer, suatu bentuk
khusus dari sel parenkim, dengan mudah diidentifikasi dengan memperhatikan
pertumbuhan yang meluas dari dinding sel primernya. Peningkatan luas dari membran
plasma memfasilitasi transpor larutan yang cepat ke dan dari sel-sel sistem pembuluh.
(Pro, 1989)
Jaringan kolenkim adalah jaringan homogen yang tersusun atas sel-sel kolenkim.
Fungsi jaringan kolenkim adalah untuk penguat utama organ-organ tumbuhan yang
masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Letak jaringan kolenkim
pada umumnya berada di bawah epidermis batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan
ibu tulang daun. Kolenkim jarang terdapat pada akar. (Herawadi, 2020)
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa
merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan
yang lunak. Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan
penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu
membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh.
Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagianbagian bunga, buah, dan akar. Sel
kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel – sel
kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim bervariasi, ada yang pendek
membulat dan ada yang memanjang seperti serabut dengan ujung tumpul.
(Bhayangkari, 2017)

Kolenkim adalah sel-sel hidup serupa dengan sel-sel parenkim, dengan


kekecualian, sel-sel kolenkim memiliki dinding sel yang lebih tebal dan biasanya
memanjang dan berkumpul membentuk serabut seperti tali. Kolenkim mampu untuk
meregang dan memberikan sokongan secara mekanik pada sistem jaringan dasar pada
tumbuhan yang mengalami pemanjangan. Sel-sel kollenkim biasanya secara khusus
terdapat pada daerah subepidermal dari batang. (Pro, 1989) Berikut merupakan
struktur jaringan kolenkim

https://images.app.goo.gl/XRWKaW3q7rpRbZhRA

Ciri-ciri jaringan kolenkim adalah sel kolenkim biasanya memanjang sejajar


dengan pusat organ tempat kolenkim itu terdapat. Dinding sel kolenkim tidak
mengandung lignin, tetapi mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa.
Adakalanya dalam sel kolenkim terdapat kloroplas sehingga juga berfungsi dalam
fotosintesis. Sel-sel kolenkim biasanya mengalami penebalan setempat pada dinding
selnya. (Herawadi, 2020)
Berdasarkan letak dan bentuk penebalan, kolenkim dibedakan menjadi 4 macam
yaitu: (1) Kolenkim angular, Kolenkim angular (sudut) mengalami penebalan pada
bagian-bagian sudutnya. Contoh jaringan kolenkim ini sering ditemukan pada
dedaunan, memberi mereka tekstur bergelombang. Anda bisa mempelajari secara
khusus dalam daun tanaman seledri. (2) Kolenkim lamellar atau tangensial, Kolenkim
lamellar (papan) mengalami penebalan pada dinding-dinding sel yang tangensial saja.
Kolenkim ini memiliki dinding sel yang tebal hanya ketika mereka sejajar dengan
permukaan struktur di mana mereka ditemukan. Penebalan ini memungkinkan untuk
kekuatan yang lebih besar dan dukungan untuk lapisan luar struktur tanaman, apakah
itu sebuah batang atau daun. (3) Kolenkim annular, Contoh jaringan kolenkim bisa
diamati pada daun tanaman wortel. Hal ini ditandai dengan dinding sel merata
menebal dan diyakini murni untuk dukungan dan struktur di segala arah, dengan tidak
ada satu sisi dinding yang lebih tebal. (4) Kolenkim lacunate atau lakunar, Kolenkim
Lacunate (lakuna) mengalami penebalan pada permukaan ruang antarsel. Jaringan
kolenkim Lakunar dikenal karena memiliki banyak ruang antar antara sel-sel. Ini
cocok bersama-sama seperti matriks dan mengisi ruang dalam bagian tanaman yang
lain akan kosong dan rentan runtuh. Anda dapat menganggap itu sebagai kerangka
bangunan atau perancah yang untuk dukungan tambahan di tempat-tempat yang akan
lemah. (Herawadi, 2020)
Jaringan Sklerenkim adalah jaringan penguat, tetapi hanya terdapat pada jaringan
tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Ciri ciri
jaringan sklerenkim adalah jaringan ini terdiri atas sel-sel mati. Dinding selnya sangat
tebal dan kuat karena mengandung lignin (komponen utama kayu). Dinding selnya
mengalami penebalan primer dan penebalan sekunder oleh zat lignin. Berdasarkan
bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi dua macam, yaitu serabut dan sklereid (sel
batu). (1) Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem, umumnya terdiri atas sel-
sel yang panjang dan bergerombol membentuk anyaman atau pita. Contohnya, pelepah
daun pisang. (2) Sklereid merupakan jaringan sklerenkim yang bentuk selnya
membulat dengan dinding sel yang mengalami penebalan. Contohnya, tempurung
kelapa atau kulit biji keras. (Herawadi, 2020)
Sklerenkim, seperti kolenkim, kuat dan berfungsi sebagai peyokong. Walaupun
demikian, sel-sel sklerenkim adalah sel-sel yang mati, dinding sekundernya tebal dan
mengandung lignin. Sklerenkim dengan dinding yang kaku itu berfungsi sebagai
penopang untuk menyokong tumbuhan. Ada dua tipe sel sklerenkim yaitu serat (fiber)
dan sklereid. Dalam bentuk serat sklerenkim dapat dijumpai berupa bundel yang
panjang. Beberapa serat tumbuhan digunakan secara komersial, seperti serat rami
untuk membuat tali dan serat rami yang halus untuk dipintal menjadi linen. Sklereid
lebih pendek dari pada serat dan bentuknya tidak beraturan. Kulit kacang dan lapisan
biji menjadi keras karena adanya sklereid. Sklereid juga menyebar di antara jaringan
parenkim yang lembut sehingga teksturnya menjadi renyah seperti pada buah pir. (Pro,
1989) Berikut yaitu sruktur jaringan sklerenkim

https://images.app.goo.gl/iQvitthSoZerqLNf6

Berdasarkan hasil pengamatan pada jaringan parenkim dapat diidentifikasi


yaitu pada eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan bentuk sel yaitu oval dan
dengan tipe parenkim yaitu parenkim udara, dapat diidentifilkasi bawasannya didapati
hasil pada perbesaran 400x dan ditemukan sel yang rapat dan berwarna coklat pada
sisi luar juga warna hijau disekeliling bulatan sel. Selanjutnya yaitu pada lidah buaya
(Aloe vera) dengan bentuk sel yaitu memanjang dan dengan tipe parenkim yaitu
parenkim air, dapat diidentifikasikan bawasannya didapati hasil pada perbesaran 100x
dan ditemukan sel yang berwarna hijau kehitaman pada sisi luar dan hijau pada bagian
dalam. Selanjutnya adalah pada jaringan Stereom, yang pertama pada buah pir (Pyrus
sp) didapatkan tipe Skelereid dengan tipe Braskislereid, telah diidentifikasi bahwa
didapati hail pada perbesaran 400x dan ditemukan bentuk sel yang menyerupai bunga
berwarna hitam. Yang kedua pada batok kelapa dengan tipe Skeleroid yaitu Tipe
Osteosklereid dapat diidentifikasi bawasannya didapati hasil pada perbesaran 100x
dan ditemukan bentuk sel yang berbentuk oval berwarna coklat. Selanjutnya yaitu
pada tangkai lobak (Raphanus sativis). Didapati kolenkim angular dan telah
teridentifikasi bahwa didapati hasil pada perbesaran 400x dan ditemukan sel yang
berbentuk segi banyak dengan warna abu-abu dan beberapa bagian berwarna hitam.
Selanjutnya adalah pada batang gonia (Begonia sp). Didapati kolenkim angular dan
dapat diidentifikasi bawasannya didapati hasil pada perbesaran 400x dan ditemukan
sel yang berbentuk segi enam dengan warna abu-abu dan beberapa bagian hitam.
Selanjutnya adalah pada batang rosella (Hibiscus sabdariffa). Didapati kolenkim
angular dan kolenkim lamelar, dan dapat diidentifikasi bahwa didapati hasil pada
perbesaran 400x dan ditemukan sel yang berbentuk bulat menyebar dengan warna
merah disisi luar sel dan warna hijau dibagian dalam sel.
Berikut merupakan morfologi dari tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa).
Tanaman rosella merupakan tanaman semak tegak tinggi berakar tunggang yang
mampu tumbuh mencapai 3-5 m baik di daerah tropis maupun subtropis. Rosella
memiliki batang berkayu bulat dan tegak dengan percabangan simpodial dan berwarna
kemerahan. Daunnya tunggal berseling berbentuk bulat telur dengan ujung yang
runcing, tepi beringgit, pangkal berlekuk dengan pertulangan daun menjari. Daun
rosella memiliki lebar 5-8 cm, panjang 5-15 cm dengan tangkai berukuran 4-7 cm,
penampang bulat dan berwarna hijau. Bagian dari tanaman rosella yang paling sering
dimanfaatkan adalah bunganya. Tanaman rosella menghasilkan bunga sepanjang
tahun. Bunganya berwarna merah terletak di ketiak daun dan berbulu, dan pangkal
berlekatan. Mahkota bunga rosella berbentuk corong dengan 5 daun mahkota
berukuran 3-5 cm. Tangkai sari pendek dan tebal yang panjangnya ± 5 mm, sedangkan
putik berbentuk tabung dengan warna merah atau kuning (Npoa-sharks, 2009).

Berikut klasifikasi dari rosella:

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales https://images.app.goo.gl/SnhLTCLgeGhFMtsr7
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L (IAditya, 2009)

Berikut manfaat dari tanaman rosella. Bunga rosella dapat menyembuhkan berbagai
macam penyakit dan mencegah berbagai penularan penyakit serta dapat digunakan
sebagai pewarna dan pengawet alami pada makanan atau minuman. Warna merah
pada bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) disebabkan oleh kandungan antosianin.
Antosianin berfungsi sebagai antioksidan yang diyakini dapat menyembuhkan
penyakit degeneratif. Antosianin memiliki sistem ikatan rangkap terkonjugasi yang
menjadikan antosianin sebagai antioksidan dengan mekanisme penangkapan radikal.
(Suwadi et al., 2021)
Berikutnya adalah morfologi dari tanaman eceng gondok (Eichhornia
crassipes). Eceng gondok atau enceng gondok adalah salah satu jenis tumbuhan air
mengapung. Tingginya sekitar 0,4 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya
tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun
menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk
bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk
bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya
merupakan akar serabut. Secara fisiologis eceng gondok dapat berperan secara tidak
langsung dalam mengatasi bahan pencemar perairan karena dapat bertahan hidup
dengan cara membentuk rumpun. Akar tumbuh subur dan lebat serta berwarna hitam
dengan permukaan ungu. Oksigen hasil fotosintesis di daun dan tangkai daun
ditransfer ke akar yang permukaannya luas serta air di sekitarnya. Ini membuat
rizosfer menyediakan lingkungan mikro dengan kondisi yang kondusif bagi bakteri
nitrit. Oleh karena itu aktivitas dekomposisi oleh bakteri jenis ini yaitu perubahan
amoniak menjadi nitrat lebih meningkat. Tumbuhan eceng gondok terdiri atas helai
daun, pengapung, leher daun, ligula, akar, akar rambut, ujung akar, dan stolon yang
dijadikan sebagai tempat perkembangbiakan vegetatif (F, 1967). Berikut adalah
klasifikasi dari eceng gondok:

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Butomaceae https://images.app.goo.gl/q3MPaFL5yxpuisf56
Genus : Eichornia
Spesies : Eichornia crassipes solms (F, 1967)

Manfaat dari eceng gondok yaitu dimanfaatkan sebagai bahan baku mulsa, pupuk
organik, hingga pembersih kotoran. Eceng gondok juga cocok digunakan untuk
kompos guna menambah unsur hara bagi tanaman dan mengatasi masalah kesuburan
tanah yang kurang (Iuna, 2011)

Selanjutnya adalah pada tanaman lidah buaya (Aloe vera). Tanamana lidah buaya
termasuk semak rendah, tergolong tanaman yang bersifat (banyak mengandung air).
Tanaman lidah buaya dapat tumbuh yang berhawa kering. Pada batang tanaman lidah
buaya berbatang pendek. Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun
yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-
tunas yang selanjutnya menjadi anakan. Lidah buaya yang bertangkai panjang juga
muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Daun tanaman lidah buaya
berbentuk pita dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak
bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifat sukulen (banyak mengandung air),
dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku obat. Lendir ini
mendominasi isi daun. Apabila kita kupas kulit luarnya, akan kelihatan lendir yang
mengeras. Gel ini merupakan lapisan air yang tipis, seperti cairan yang tidak berwarna
(transparan). Jadi, daun tebal tersebut merupakan penimbunan cadangan makanan.
Akar tanaman lidah buaya berupa akar serabut yang pendek dan berada di sekitar
permukaan tanah. Panjang akar sekitar antara 50cm-100cm. Bunga lidah buaya
berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak
daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan
panjangnya bisa mencapai 1 meter. (Gratia Melin, 2018.) Berikut yaitu klasifikasi dari
lidah buaya:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spematiohyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliflorae
Suku : Liliaceae https://images.app.goo.gl/9KQhHNwopQdpoYMh9
Genus : Aloe
Spesies : Aloe barbadensis miller (Gratia Melin, 2018.)

Menurut Hartini (2005:19-20), lidah buaya sebagai tanaman hias diperkarangan dan
dimanfaatkan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka dan perawatan kulit. Di
Kongo, penggunaan lidah buaya sebagai bakan obat dan kosmetik telah dilakukan
secara praktis dengan meminum cairan lidah buaya untuk membersikan organ-organ
dalam tubuh, secara khusus oleh petani keturunan Kongo untuk dijual dalam bentuk
daun atau rebusan cendol berasal dari lender daun lidah buaya. Oleh kalangan
penduduk diyakini sebagai obat mengatasi panas dalam. (Gratia Melin, 2018.)

Selanjutnya adalah pada batang dan daun begonia (Begonia sp). Begonia merupakan
jenis tumbuhan herba baik herba tegak atau menjalar, berperawakan kecil, akar serabut
dan tunggang, batang sekulen kadang ditemukan berkayu terutama pada pangkal,
batang mengandung air, daunnya tunggal. Letak daun tersebar dan bentuk daunnya
asimetris (Begoniifolia). Bentuk daun begonia sangat beragam, antara lain oval,
menjari, berbentuk seperti terompet, berumbai-umbai. Ukuran daunnya ada yang
besar, sedang, dan kecil. Permukaan daun begonia ada yang datar, berkerut, berbulu,
licin, dll. Motif dari daunnya juga bermacam-macam, ada yang polos, bercak-bercak,
bergaris, bermotif lurik seperti batik, atau totol-totol. Begonia memiliki daun
bervariasi, hijau, perak, merah, abu-abu, ungu. Ketebalan daunnya juga beragam
seperti agak tebal hingga tebal. Begonia umumnya berbunga majemuk, namun ada
pula yang tidak memiliki bunga. Bunganya muncul di ketiak daun (axillaris) atau
diujung batang. Begonia ada yang memiliki bunga tak terbatas dan ada yang terbatas.
Warna bunga Begonia biasanya putih, pink, kuning, atau yang lainnya. (Ramadlani,
2021) Berikut adalah klasifikasi dari Begonia:

Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Begoniaceae https://images.app.goo.gl/E5YYg2jrB1QjEMgP9
Genus : Begonia (Ramadlani, 2021)

Manfaat dari begonia sendiri yaitu sebagai tanaman hias, namun ada juga beberapa
digunakan sebagai obat demam dan sifilis. Beberapa jenis begonia dapat berpotensi
sebagai tanaman obat dan tak jarang juga ada jenis begonia digunakan sebagai bahan
pangan untuk dikonsumsi contohnya sebagai lalapan, campuran bumbu masakan atau
penghilang dahaga. Senyawa flavonoid yang terkandung pada begonia memiliki
peranan dalam mengahambat sel kanker T47D dan sel HeLa.(Ramadlani, 2021)

Selanjutnya adalah pada tangkai lobak (Raphanus sativus). Lobak memiliki bunga
majemuk tak terbatas berbentuk tandan, bunga mekar berturut-turut dari bawah ke
atas. Panjang tangkai bunga 0,75-2 cm sedangkan daun kelopak berbentuk panjang
linear dengan panjang 6-10 mm. Mahkota bunga berwarna ungu, kadang putih dan
terdapat urat-urat yang berwarna hijau, ukuran panjang mahkotanya 0,75-1,75 cm.
Buah polong yang dihasilkan tebal, berambut dan menghasilkan 2-5 biji. Batangnya
berongga di tengah sedangkan daunnya sedikit berambut kasar, gundul atau hampir
gundul dengan panjang daun 5-30 cm dan pangkal akarnya tumbuh tegak ke bawah.
Di Jawa terdapat 3 jenis varietas lobak yaitu var. hortensis Back., var. niger Willd.
dan var. radicula Pers. Lobak varietas hortensis Back. merupakan lobak yang sering
ditanam, umbinya berwarna putih berbentuk silindris dan memanjang. Varietas niger
Willd. berbentuk bulat besar, berwarna hitam atau abu-abu sedangkan untuk varietas
radicula Pers. merupakan varietas yang jarang ditanam memiliki bentuk bulat, elips
atau kadang silindris berwarna merah, putih, merah dan putih atau ungu. . (Ii, 1994)
Berikut adalah klasifikasi dari lobak:

Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Dycotyledoneae
Ordo : Brassicales
Famili : Crucifera/Brassicaceae
Genus : Rhapanus https://images.app.goo.gl/dRATSqtWuT7KPfx49
Spesies : Rhapanus sativus . (Ii, 1994)

Tanaman lobak memiliki kandungan gizi yang banyak seperti protein, vitamin,
mineral lemak dan lain-lain. Umbi lobak dan daun lobak dapat dimakan secara
langsung, umbi lobak juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan acar. Lobak
memiliki rasa yang sedikit pedas dan memiliki bau yang menyengat. Pada daun lobak
memiliki kandungan seperti vitamin A dan C, sedangkan pada bijinya memiliki
kandungan lemak dan minyak atsiri. Tanaman lobak secara keseluruhan memiliki
kandungan antioksidan dan antibiotik terhadap beberapa jenis bakteri. Komponen
serat yang terkandung dalam lobak memiliki efek yang baik dalam menekan senyawa
kolesterol. (Ii, 1994)

Selanjutnya adalah pada batok kelapa (Cocos nucifera). Tanaman kelapa


(Cocos nuciferaL.) merupakan tanaman serbaguna yang seluruh bagian tanaman dapat
dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Buah kelapa yang terdiri atas
sabut, tempurung, daging buah dan air kelapa tidak ada yang terbuang dan dapat
dibuat untuk menghasilkan produk industri. Tanaman kelapa merupakan tanaman
monokotil dengan bentuk akar serabut dan daun yang menyirip. Sedangkan bunga
tanaman ini terletak diantara ketiak daunnya yang disebut mayang. Pohon kelapa
mempunyai tinggi ratarata 12,3 meter dan sejak ditanam sampai berbuah hingga siap
dipetik pohon kelapa membutuhkan waktu 12 bulan. Batangnya tinggi sampai
mencapai 35 m apabila tanaman rapat, pada umumnya tingginya 30 m. Buahnya
berukuran besar, yaitu rata-rata beratnya 2 kg dengan daging buah setengah kg dan air
setengah liter. Tanaman kelapa yang baru bertunas mempunyai akar tunggang.
(Nation, 2001) Berikut merupakan klasifikasi dari kelapa:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Arecales

Famili : Areceae

Genus : Cocos https://images.app.goo.gl/tJuf5kYcRk3MbK4p8

Spesies : Cocos Nucifera Linn (Nation, 2001)

Buah kelapa mempunyai manfaat yang amat banyak mulai dari batok nya hingga
dagingnya. Daging kelapa bermanfaat untuk menjaga kesehatan, meningkatkan daya
tahan tubuh, membantu menurunkan berat badan, mendukung fungsi otak, menjaga
kesehatan jantung, kaya akan meniral, dan mengontrol kadar gula darah. Pada batok
kelapa bisa dimanfaatkan sebagai bentuk benda seperti mainan, celengan, dan lain-
lain. Batang kelapa juga bermanfaat untu membuat jemabatan, gubuk, dan lain-lain.
Kelapa juga bermanfaat bagi masyarakat karena kalapa dapat dimanfaatkan untuk
membuatan minyak kelapa. (Sutara, 2013)

Selanjutnya adalah morfologi pada buah pir (Pyrus sp). Ukuran tanaman pir
termasuk pohon berukuran sedang. Pertumbuhannya dapat mencapai 10 meter hingga
17 meter. Daun tanaman pir berbentuk lonjong dan berukuran lebar, akan tetapi pada
beberapa jenis mempunyai daun membujur panjang dan langsing. Daunnya tumbuh
secara berselang-seling. Panjangnya antara 2cm hingga 12 cm. Warna daunnya hijau,
namun sebagian spesies pir memiliki warna daun agak keperakan dan sekit berbulu.
Pohon pir dikenal kuat terdapat cuaca dingin hingga suhu -25oC sekalipun, bahkan
beberapa jenis spesies pir tahan hingga -40oC. Namun ada pula spesies bedaun hijau
yang hanya tahan suhu -15oC. Pohon pir akan berbunga dan mekar pada bulan April.
Warna bungannya putih dengan aksen warna merah muda atau kuning. Diameter
bunga pir sekitar 2 cm sampai 4 cm. (Raw, 2015) Berikutnya adalah klasifikasi dari
buah pir:

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Subfamili : Maloideae
Tribe : Maleae https://images.app.goo.gl/Nn7KHLmcYKULpubd6
Genus : Pyrus
Spesies : Pyrus communis (Sendi Marsela, 2012)

Manfaat dari buah pir adalah (1) baik untuk tulang, tinggat tinggi boron dalam pir
membantu mempertahankan kalsium dalam tubuh. Hal ini membanru untuk
membangun tulanng yang kuat dan mengurangi resiko osteoporosis dikemudian hari.
(2) baik untuk sistem kekebalan tubuh, Pir mengandung sejumlah antoxidant yang
dikenal untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mereka tinggi vitamin C Pir
juga efektif dalam pendinginan demam. Jika Anda merasa pilek atau infeksi. Pir juga
memiliki hypoallergenic, sehingga orang-orang dengan alergi biasanya bisa makan pir
tanpa efek samping. (3) baik untuk paru-paru, pir dikenal memiliki untuk
meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi gejala sesak napas. Pir juga dapat
menengkan batuk dan kemudahan menghilangkan sakit tenggorokan. (Kardillah,
2017)
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan mengenai struktur dan bentuk jaringan
parenkim, jaringan kolenkim, dan jaringan sklerenkim pada berbagai organ tanaman,
maka dapat disimpulkan bahwa, Jaringan Parenkim merupakan jaringan dasar yang
ada pada tumbuhan, yang di temukan pada video yaitu Parenkim udara pada eceng
gondok dan Parenkim air pada lidah buaya. Jaringan Stereom ( penguat) terdapat
adanya kolenkim. Dengan tipe Kolenkim angular dan Kolenkim lamelar Dapat
ditemukan pada preparat batang begonia, batang Rosella dan tangkai lobak.
Sklerenkim dapat ditemukan pada preparat sayatan melintang pir yaitu tipe
osteosklereid dan pada batok kelapa tipe brakisklereid.
DAFTAR PUSTAKA

Bhayangkari, Y. (2017). Penerapan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Penguasaan


Konsep Dan Kemandirian Siswa Di Kelas Xi Ipa Ma Muslimat Nu Palangka Raya. 118.

F, K. Ge. (1967). Eceng Gondok (Eichornia srassipes) Sebagai Pakan Cacing Tanah
(Lumbricus rubellus). Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2010,
9–24.

Herawadi, D. (2020). Struktur Jaringan Tumbuhan.

Ii, B. A. B. (1994). Kajian Pustaka. 1991, 4–19.

Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (n.d.). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes) 2.1.1. Definisi Eceng Gondok. 4–23.

Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Rosella 2.1.1
Sejarah Tanaman Rosella. 5–25.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/4/4f/Rosela.jpg

Kardillah, Y. (2017). Potensi Jus Buah Pir Hijau (Pyrus Communis) Terhadap Perubahan
Warna Enamel Gigi Sebagai Alternatif Bahan Home Bleaching (Penelitian in Vitro).

Nation. (2001). Title. Journal of the American Chemical Society, 123(10), 2176–2181.
https://cursa.ihmc.us/rid=1R440PDZR-13G3T80-2W50/4. Pautas-para-evaluar-Estilos-
de-Aprendizajes.pdf

Npoa-sharks, P. (2009). Title. Journal of the American Chemical Society, 123(10), 2176–
2181.

NURFADLILAH. (2010). Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Melalui Penggunaan


Media Flashcard Pada Konsep Struktur Tubuh Tumbuhan Siswa Kelas Viii Mtsn
Tinambung Polman. Skripsi, universitas islam negeri alauddin:Makassar, 1–67.

Pro, F. (1989). Jaringan Penyusun pada Tumbuhan. 49–71.

Ramadlani, N. A. (2021). Studi Kekerabatan Fenetik Genus Begonia Dengan Metode


Taksimetri Sebagai Sumber Belajar Biologi. 6–19.

SKRIPSI2071-1804216104.pdf. (n.d.).

Sutara, F. M. P. dan P. K. (2013). Etnobotani Kelapa (Cocos Nucifera L.) Di Wilayah


Denpasar dan Badung. Jurnal Simbiosis, 1(2), 2.
Suwadi, P., Fauzan, R. D., Yulianto, A., Usman, A. N., & Fauzi, A. (2021). Diversivikasi
Tanaman Rosella (Hibiscus sadbariffa L.) sebagai Upaya dalam Meningkatkan
Kesejahteraan dan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberdem, Wonosari, Malang. SEMAR
(Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Seni Bagi Masyarakat), 10(1), 22.
https://doi.org/10.20961/semar.v10i1.42056
LAMPIRAN

Alat yang digunakan Bahan yang digunakan Preparat eceng gondok dengan
perbesaran 400x

Sayatan melintang pada lidah buaya Preparat lidah buaya dengan Preparat pada tangkai lobak dengan
perbesaran 100x perbesaran 400x

Sayatan melintang pada batang Preparat batang gonia pada Preparat pada batang rosella dengan
gonia perbesaran 400x perbesaran 400x

sayatan melintang pada buah pir Preparat buah pir pada perbesaran Preparat pada batok kelapa dengan
400x perbesaran 100x
PASCA PRAKTIKUM

1. Sebutkan tipe-tipe jaringan parenkim, bentuk selnya, strukturnya, dan


tanamannya! (Beri gambar)
2. Sebutkan macam-macam tipe kolenkim pada berbagai organ tanaman dan contoh
tanamannya!
3. Sebutkan macam-macam tipe Skelereid pada berbagai organ tanaman dan contoh
tanamannya!

Jawab
1. Parenkim asimilasi, Parenkim udara, Parenkim penimbun, dan Parenkim air.
Bentuk sel nya ada parenkim pagar (Palisade), parenkim bunga karang (jaringan
spons), parenkim batang, parenkim lipatan, dan parenkim pengangkut. Struktur
parenkim kebanyakan dinding sel parenkim memiliki dinding yang tipis, namun
ada pula yang berdinding tebal, dalam dinding yang tebal itu tersusun
hemiselulosa sebagai cadangan makanan, strukutr internal parenkim bervariasi
sesuai dengan fungsinya. Berikut merupakan contoh dari jaringan parenkim:

Eceng gondok Lidah buaya


(Eichhornia crassipes) (Aloe vera)

2. Tipe kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam yaitu kolenkim sudut


(angular), kolenkim papan (lamelar), kolenkim tubular (lakuna), dan kolenkim
tipe cincin. Contoh dari tanaman kolenkim yaitu lobak, rosella, dan gonia.

3. Tipe sklereid yaitu Brakhisdklereida (sel batu), Makrosklereida (sel tongkat),


Osteoklereida (sel tulang), Asterosklereida (sel bintang), dan Trikosklereida.
Contoh dari tanaman Skelereid yaitu buah pir dan kelapa

Anda mungkin juga menyukai