Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI

Disusun oleh :

Nama : Reza Alghifari


NPM : E1G022100
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 1 (Satu)
Hari/tanggal : Selasa/26 Oktober 2022

Dosen : 1. Ir. Hasanuddin, M.Sc


2. Dr. Ir. Damres Uker, M.Sc
Ko-Ass : Faulina Maissy (E1G020070)

Objek praktikum : JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Bekalang


Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungi yang sama. Ilmu
yang mempelajari tentang struktur jaringan disebut histologi. Seringkali dijumpai adanya
sekelompok sel yang secara kesatuan (unit) tampak seperti jaringan, tetapi sebenarnya bukan
jaringan melainkan koloni sel. Misalkan yang terdapat pada ganggang Spirogyra sp. Dan
Volvox spesies.

JARINGAN TUMBUHAN
Secara garis besar jaringan tumbuhan dapat dibedakan atas jaringan muda (jaringan
meristem) dan jaringan dewasa.
Jaringan Meristem
Meristem menurut asalnya terbagi menjadi meristem primer (titik tumbuh primer) dan
meristem sekunder (titik tumbuh sekunder) jaringan meristem biasanya tersusun oleh sel-sel
yang masih embrional, yaitu sel-sel yang masih aktif membelah. Pada ujung akar dan ujung
batang yang telah dewasa terdapat jaringan yang tetap bersifat meristematik dan disebut titik
tumbuh apikal atau titik vegetatif. Titik tumbuh apikal ini yang menyebabkan tumbuhan
mampu mengadakan pertumbuhan memanjang sedangkan meristem sekunder merupakan
jaringan yang sel-selnya tidak mengalami deferensiasi dan berfungsi sebagai jaringan dewasa
, kemudian dapat melakukan aktivitas meristematis lagi, misalnya kambium dan felogen
(kambium gabus). Pada tumbuhan sekunder. Kambium dapat membentuk floem sekunder,
xilem sekunder dan kadang-kadang membentuk jari-jari empulur (parenkim sekunder).
Kambium terdapat pada semua tumbuhan dikotil dan sebagian monokotil serta
Gymnospermae.
Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa terdiri atas:
1. Epidermis yang berfungsi sebagai jaringan pelindung.

2. Parenkim sebagai jaringan dasar.

3. Sklerenkim dan kolenkim, sebagai jaringan penguat.

4. Folem dan xilem, sebagai jaringan pengangkut .


JARINGAN HEWAN
Jaringan hewan pada hewan sangat banyak jenisnya dan bermacam-macam. Antara
lain jaringan darah dan jaringan otot untuk jaringan otot untuk jaringan darah khususnya pada
manusia terlihat adanya berbagai struktur (lihat lampiran sel otot yang menyusun komponen
jaringan otot, yang merupakan alat gerak untuk mempelajari sistem otot, kita harus mengenal
adanya origo dan insersio. Origo adalah tempat perleketan otot yang realtif diam, sedangkan
inserio merupakan tempat perlekatan otot yang relatif bergerak.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengenal jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan
2. Mahasiswa mengenal jaringan-jaringan penyusun tubuh hewan khususnya jaringan
darah dan jaringan otot.
3. Memahami ciri-ciri histologis sel-sel penyusun jaringan hewan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti melaukan totipotensi, jaringan
ini hanya membelah tetapi tidak melakukan deferensiasi membentuk jaringan lain. Jaringan
dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu epidermis yang berfungsi sebagai
jaringan pelindung, parenkim sebagai jaringan dasar, sklerenkim dan kolenkim, sebagai
jaringan penguat, dan floem serta xilem, sebagai jaringan pengangkut. (Cindy, 2012)

Jaringan epidermis merupakan jaringan yang letaknya paling luar. Jaringan epidermis
tersusun atas sel-sel hidup berbentuk pipih selapis yang berderet rapat tanpa ruang antar sel.
Tidak mengandung khlorofil kecuali pada epidermis tumbuhan Bryophita dan Pterydophyta
serta sekitar epidermis pada sel penutup stomata. Bentuk sel jaringan epidermis seperti balok.
Jaringan epidermis mengalami modifikasi membentuk aneka ragam sel yang sesuai dengan
fungsinya misalnya stomata, trachoma, dan bulu-bulu akar. Pada tumbuhan yang sudah
mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan
epidermis. Jaringan ini memiliki fungsi sebagai pelindung jaringan lain yang ada didalamnya.
(Mahfuzah, dkk., 2015).

Jaringan parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum
berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada
jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik)
dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang
interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim. Nama lainnya adalah jaringan dasar.
Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan
endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil
disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan
cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
(Mahfuzah, dkk., 2015).

Jaringan sklerenkim tersusun atas sel sel dengan dinding sekunder yang tebal. Fungsi
jaringan sklerenkim adalah sebagai penyokong atau penguat dan biasanya juga sebagai
pelindung. Sel sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu serabut sklerenkim dan sklereid.
(Waluyo, 2006).
Jaringan pengangkut terdiri atas pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh tapis (floem).
Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat-
zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari
berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi
unsur tapis, sel pengiring, sel albumin (pada gimnospermae), serat-serat floem, dan parenkim
floem. (Nugroho, 2012)

Jaringan saraf terdiri atas neuron (sel-sel saraf), beberapa diantaranya dapat mencapai
semester panjangnya. Impuls saraf bergerak dari badan sel neuron melalui akson-nya dan
menuju badan sel neuron melalui salah satu dendrit-nya. Neuron sensoris seringkali sangat
terspesialisasi untuk memberikan respon terhadap rangsangan yang spesifik (sentuhan, suara,
baud an lain-lain). Neuron motoris berperan dalam mengaktifkan respon otot dan biasanya
berkoordinasi dengan neutron sensorin melalui neuron asosiasi. Jaringan saraf ditemukan
diseluruh tubuh, terutama di otak dan urat saraf tulang belakang. (Fried, 2006)
BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


1. Metilen biru
2. Kristal CuSO4
3. Aquades
4. Kentang
5. Gliserin
6. Larutan gula 10% dan 50%
7. Daun dan batang tumbuhan dikotil
8. Daun dan batang tumbuhan monokotil
9. Sediaan segar sel darah katak
10. Sedian awetan sel-sel otot mamalia B. Alat :
11. Pipet tetes
12. Erlenmeyer
13. Gelas objek & penutup gelas
14. Gelas piala
15. Mikroskop

3.2 Prosedur Kerja


A. Jaringan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil 1. Penampang melintang batang
a. Dengan perbesaran lemah, gambar 1 sektor dari penampang itu dan sebutkan
bagianbagiannya.
b. Perhatikan struktur jaringan epidermis, hipodermis (berupa sklerenkim). Berkas
pengangkut dengan selubung skelerenkim yang terbesar diantara parenkim
jaringan dasar.
c. Amati juga dengan perbesaran kuat.

d. Gambar dan beri keterangan.

2. Penampang melintang daun


a. Amatilah dan gambar dengan perbesaran kuat. Berikan katerangan bagian-
bagian yang terlihat
b. Perhatikanlah epidermis dengan sel kipas dan stroma, mesofil terdiri atas
jaringan bunga karang, epidermis bawah dengan stroma, berkas pengangkut
terdiri atas xilem dan floem

B. Jaringan Hewan 1. Pengamatan sel darah katak


a. Taruhlah setetes darah katak pada gelas objek.

b. Tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,6 % tutuplah dengan gelas penutup

c. Amatilah di bawah mikroskop.

d. Amatilah semu a bentuk dan struktur sel-sel darah yang saudara sediakan lalu
gambar dan sebutkan bagian-bagiannya dengan jelas

2. Pengamatan sel
a. Taruhlah setetes darah katak pada gelas objek.
b. Tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,8 % tutuplah dengan gelas penutup
c. Amatilah di bawah mikroskop.
d. Amatilah semua bentuk dan struktur sel-sel darah yang saudara sediakan lalu
gambar dan sebutkan bagian-bagiannya dengan jelas.
C. Jaringan Otot
1. Amatilah sediaan awetan otot polos dari muskulus ekstrenus doudonum, sediaan
awetan otot lurik dari lidah mamalia dan otot jantung.
2. Perhatikan letak nukleus, bagian-bagian gelap dan terang. Juga sarkolemanya
gambar dan sebutkan bagian-bagian.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Gambar penampang melintang batang dikotil

4.1.2 Gambar penampang melintang daun dikotil

4.1.3 Gambar penampang melintang batang monokotil

4.1.4 Gambar penampang melintang daun monokotil


4.1.5 Gambar penampang sel darah katak

4.1.6 Gambar jaringan otot


4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengamatan penampang melintang batang monokotil
Dari hasil pengamatan yang telah lakukan, didapat gambar dengan bagian bagian yang
begitu tampak jelas. Bagian bagian teramati diantaranya: epidermis, berkas pengangkut dan
jaringan dasar. Epidermis batang sel-sel penyusunnya tersusun rapat, berdinding tipis dan
tidak terdapat ruang antar sel. Pada dinding terluar lapisan epidermis terdapat kutikula yang
memiliki fungsi untuk mencegah batang kehilangan kadar air dalam jumlah yang besar.
Jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian di dalamnya. Pada bagian dalam dari
epidermis terdapat korteks. Korteks tersusun dari beberapa lapisan sel parenkim yang tidak
teratur dan memiliki dinding yang tipis dan terdapat banyak ruang antar sel. Pada bagian
korteks dapat ditemukan sklerenkim dan kolenkim. Pada tumbuhan monokotil sklerenkim dan
kolenkim ini lah yang menjadi penyokong dan penguat batang. Akan tetapi korteks dari
pengamatan tidak tampak dalam pengamatan. Hal ini mungkin disebabkan karena perbesaran
yang digunakan masih kurang. Sehingga yang tampak adalah berkas pengangkut.
Tanaman monokotil berkas pengangkutnya juga terdiri atas xilem dan floem. Pembedanya
hanyalah susunannya dan tidak adanya kambium pada tanaman monokotil. Pada tanaman
monokotil, xilem dan floem memiliki kedudukan berdampingan. Xilem merupakan bagian
yang tampak cerah atau terlihat ruang (celah). Sedangkan pada floem, tersusun atas sel sel
yang cenderung merapat. Sehingga dalam pengamatan, floem tampak seperti sel yang
menyelubunginya.
Jaringan dasar pada tumbuhan adalah jaringan yang mengisi sebagian besar tumbuh
tumbuhan. Fungsi utamanya adalah mengisi biomassa, menjalankan berbagai fungsi fisiologi,
dan menopang serta memberi bentuk tubuh tumbuhan.
4.2.2 Pengamatan penampang melintang daun monokotil
Tumbuhan memerlukan bahan penunjang untuk pertumbuhan dan perkembangannya
sehingga dapat tetap hidup. Oleh karena itu, tumbuhan melakukan perlu suatu proses yang
disebut dengan fotosintesis untuk memperoleh makanan dan nutrisi.Setiap tumbuhan pasti
memiliki bentuk daun yang berbeda-beda, dengan struktur penyusun yang berbeda-beda pula.
Berdasarkan hasil pengamatan, ada 3 jaringan yang ditemukan yaitu : jaringan parenkim,
jaringan mesofil dan jaringan pengangkut.
Jaringan epidermis pada daun monokotil merupakan jaringan terluar dari daun. Pada
lapisan epidermis, tidak terdapat ruang antar sel. Terdapat jaringan epidermis atas (adaksial)
dan jaringan epidermis bawah (abaksial). Sel-sel yang membentuk jaringan epidermis atas
daun berbeda dengan jaringan epidermis bawah. Jaringan epidermis atas terdiri dari kutikula
yang tersusun dari zat kutin yang berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan stomata yang
diapit oleh sel penjaga atau sel penutup. Sedangkan jaringan epidermis bawah memiliki
dinding sel yang lebih tipis dan lapisan kutikula yang lebih sedikit. Pada daun monokotil,
lapisan epidermis terdiri dari satu lapisan sel yang mengalami penebalan oleh zat kutin. Sel
yang terdapat pada jaringan epidermis daun monokotil biasanya berbentuk memanjang.
Lapisan epidermis pada daun berfungsi untuk : mencegah kerusakan fisik, melindungi dari
penguapan air akibat perubahan suhu, mencegah hilangnya zat-zat makanan.
Jaringan epidermis juga memiliki bagian-bagian tambahan yang disebut dengan derivat
epidermis. Bagian-bagian tambahan tersebut terdiri dari : kutikula yang disusun oleh zat kutin
(lapisan lilin) yangg melapisi jaringan epidermias atas (adaksial) dan stomata atau mulut daun
yakni lubang atau pori-pori berwarna hijau pada daun yang dikelilingi oleh sel penjaga atau
penutup yang bentuknya berbeda dengan lapisan epidermis di sekitarnya. Sel penjaga pada
daun monokotil biasanya berbentuk halter.Biasanya, stomata yang terletak pada jaringan
epidermis bawah(abaksial) lebih banyak dan berjejer di antara tulang daun. Stomata berfungsi
sebagai salah satu media fotosintesis dan jalan masuk keluarnya udara dan air pada proses
transpirasi.
Di antara jaringan epidermis adaksial dan abaksial, terdapat jaringan mesofil. Di dalam
jaringan ini terdapat kloroplas yang mengandung klorofil. Kloroplas adalah bagian dari
jaringan mesofil yang berfungsi menangkap gelombang cahaya matahari sebagai energi untuk
berfotosintesis. Oleh karena itu, proses fotosintesis dapat dipastikan terjadi pada jaringan
mesofil. Semua sel pada mesofil daun monokotil berbentuk bulat. Jaringan mesofil berfungsi
menghasilkan zat makanan pada proses fotosintesis. Pada tumbuhan monokotil hanya
memiliki jaringan spons atau jaringan bunga karang. Sehingga proses fotosintesis pada
tumbuhan monokotil terjadi di sel penyusun jaringan spons. Jaringan spons atau jaringan
bunga karang berbentuk seperti labirin-labirin yang dapat menjadi jalur sirkulasi CO2 dan O2
dari epidermis melalui stomata. Jaringan ini ruang antar sel yang renggang yang berhubungan
langsung dengan stomata. Ruang-ruang tersebut berfungsi menyuplai dan menampung gas
CO2. Tidak hanya itu saja jaringan ini juga terdapat pembuluh pengangkut.
Jaringan pengangkut disebut juga sebagai tulang daun atau vena. Tulang daun menyebar
ke segala arah dan terletak pada helai daun di wilayah jaringan spons, sedangkan ibu tulang
daun atau costa terletak sepanjang jaringan spons. Tulang daun berfungsi sebagai media
transportasi zat hasil proses fotosintesis dan zat yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis.
Pada daun monokotil, tulang daun dapat memiliki tulang daun yang sejajar dan ketebalan
yang sama atau berbeda. Ketebalan yang berbeda tersusun secara selang-seling dan tulang
daun yang terletak di tengah adalah tulang daun yang paling tebal.
Tulang daun tersusun dari selaput sklerenkim dan berkas pengangkut. Selaput sklerenkim
yang berfungsi menutupi sebagian (atau seluruh) berkas pembuluh dan sebagai penguat daun.
Selaput sklerenkim biasanya hanya terdapat pada ibu tulang daun. Selaput sklerenkim yang
terdapat pada tulang daun atau vena biasanya terdiri dari sel-sel parenkim. erkas pengangkut
atau berkas vaskuler yaitu floem dan xilem. Floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis
daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Sedangkan xilem berfungsi mengangkut air dan mineral
dari akar ke daun ke arah jaringan lapisan atas daun.
4.2.3 Pengamatan penampang melintang batang dikotil
Pada pengamatan yang telah lakukan didapatkan gambar berupa lapisan yang tersusun tiga
lapis. Lapisan paling luar tampak seperti garis melingkar tak beraturan. Lapisan ini adalah
kulit pelindung dari batang. Lapisan tersebut tersusun atas sel sel yang berjarak rapat dan
tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan ini melindungi bagian dalam dari batang. Bagian dalam
dari lapisan ini adalah jaringan epidermis. Lapisan pada jaringan epidermis ini hampir sama
dengan lapisan sebelumnya. Dinding sel epidermis mengalami penebalan primer sehingga
bentuk selnya cenderung tetap dan sama di semua bagian. Jaringan epidermis berfungsi
sebagai pelindung bagian dalam dari batang tumbuhan. Korteks pada batang meliputi dua
macam jaringan, yakni jaringan korteks luar dan korteks dalam. Bagian korteks luar yang
tersusun atas sel parenkim dan kolenkim. Sel parenkim berdinding tipis, sedangkan sel
kolenkim mengalami penebalan pada ujung-ujungnya. Pada bagian korteks dalam tersusun
atas jaringan endodermis.
Setelah korteks, tubuh tumbuhan tersusun oleh jaringan pembuluh. Di dalam jaringan
pembuluh terdapat stele atau silinder pusat. Pada tumbuhan dikotil, stele terletak di sebelah
dalam korteks atau sebelah dalam endodermis. Sementara, lapisan terluarnya disebut perisikel
atau perikambium yang berfungsi untuk memberi kekuatan pada batang. Di sebelah dalam
korteks terdapat empulur dan jaringan pengangkut.
Jaringan pengangkut terdiri atas floem dan xilem yang menyusun jaringan pengangkut.
Floem dan xilem merupakan satu kesatuan yang dipisahkan oleh kambium. Kambium
berfungsi sebagai medium atau jalur lalu lintas zat hara bergerak dari tanah menuju ke daun
dan juga berperan sebagai penyalur makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Floem
terdapat di bagian luar dari kambium yang bentuknya tumpul. Floem ini berfungsi sebagai
pengangkut hasil fotosintesis tumbuhan dan mengedarkannya ke seluruh bagian tumbuhan.
Xilem terletak dibagian dalam dari kambium yang berbentuk runcing. Xilem berperan penting
dalam mengangkut zat zat dan unsur yang diperlukan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis
dari dalam tanah.
Sementara, di tengah stele terdapat empulur. Empulur berfungsi sebagai tempat
penyimpanan makanan, sumber karbohidrat, dan pengganti makanan pokok tumbuhan itu
sendiri. Bagian yang hanya terdapat pada batang dikotil adalah berkas jaringan dasar. Berkas
jaringan dasar berfungsi untuk yang menghubungkan empulur dan korteks.
4.2.4 Pengamatan penampang melintang daun dikotil
Pada gambar hasil pengamatan tersebut, terdapat beberapa bagian yang tampak. Bagian
bagian tersebut diantaranya: epidermis atas, jaringan palisade, jaringan bunga karang, berkas
pengangkut dan epidermis bawah.Jaringan epidermis memiliki bentuk sel yang tersusun rapat.
Fungsi sebenarnya dari jaringan epidermis ini adalah untuk melindungi komponen dari daun
yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Dalam perkembangannya, beberapa bagian
epidermis atas akan berdiverat menjadi stomata. Stomata tersebut berfungsi dalam melakukan
proses fotosintesis. Pertukaran gas antara CO2 dan O2 terjadi pada bagian ini. Selain itu,
terdapat jaringan epidermis bawah yang terletak di bagian bawah daun. Epidermis bawah ini
berfungsi melindungi bagian bawah daun tumbuhan atau bisa dikatakan sebagai alas dari
daging daun.
Jaringan palisade atau jaringan tiang merupakan jaringan yang berada di bawah jaringan
epidermis atas. Bentuk sel penyusun jaringan ini lonjong tak beraturan dan tersusun rapat.
Jaringan palisade ini terletak dan tersusun rapi di sepanjang bagian bawah epidermis. Jaringan
palisade ini berfungsi melindungi jaringan di bagian bawahnya.
Jaringan bunga karang atau jaringan spons merupakan jaringan yang berada di antara
jaringan palisade dan epidermis bawah. Jaringan ini melindungi berkas pengangkut yang ada
pada daun. Sel sel penyusun jaringan bunga karang berbentuk bulat tidak teratur. Di antara sel
selnya terdapat rongga. Rongga atau ruang antar sel tersebut berfungsi sebagai tempat
pertukaran gas saat proses fotosintesis.
Berkas pengangkut merupakan salah satu bagian terpenting dari jaringan penyusun pada
daun. Pada berkas pengangkut ini memiliki dua bagian penting, yaitu floem dan xilem. Xilem
berfungsi dalam mentransfer mineral dan unsur unsur dari dalam tanah yang dibutuhkan
dalam proses fotosintesis. Sedangkan floem berperan dalam mengangkut hasil fotosintesis.
Berkas pengangkut ini terletak di antara jaringan bunga karang. Bentuk dari berkas
pengangkut pada tumbuhan dikotil umumnya adalah bulat.
4.2.5 Pengamatan penampang sel darah katak
Katak termasuk ke dalam hewan vertebrata atau hewan yang memiliki tulang belakang.
Kebanyakan vertebrata memiliki sel darah merah yang berinti dan jumlahnya lebih sedikit dan
juga bentuknya sel lebih besar dibandingkan hewan invertebrata. Berdarkan gambar hasil
pengamatan sel katak memiliki nukleus serta bentuk selnya oval dan pipih. Eritrosit yang
dimiliki katak termasuk entrosit yang terbesar dibandingkan hewan vetebrata lainnya. Dengan
adanya inti pada eritrosit katak maka dapat memperkecil ruang bagi hemoglobin karena
oksigen yag dibutuhkan oleh katak tidak hanya diikat oleh sel darah merah di paru-paru,
melainkan dari oksigen yang berdifusi melewati kulit mereka.
4.2.6 Pengamatan penampang sel darah manusia
Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf. Cekungan (konkaf) pada
eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yang akan mengikat oksigen.
Erirosit pada manusia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di
bagian tengahnya, dengan bentuk seperti “barbell” jika dilihat secara melintang. Bentuk ini
(setelah nuklei dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses perukaran
oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika
masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil.
Eritrosit biasanya berbentuk bundar. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar
6-8 mikronmeter dan ketebalan 2 mikronmeter, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang
terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi
dibandingkan dengan partikel darah yang lain. Orang dewasa memiliki 2-3 x 1013 eritrosit
setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6
juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang
rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak).
4.2.7 Pengamatan jaringan otot lurik dan otot polos
Otot lurik adalah otot yang membentuk sebagian besar jaringan otot pada tubuh. Otot ini
juga disebut sebagai otot rangka karena melekat pada kerangka sehingga membentuk unit
fungsional dari otot rangka (sarkomer). Otot ini berbentuk seperti serabut-serabut halus
memanjang (miofibril) dengan bagian berwarna gelap dan terang sehingga tampak seperti
lurik dan memiliki banyak inti sel (nukleus). Otot lurik dikendalikan oleh sistem saraf
somatif. Hal ini dapat menimbulkan gerakan dengan kekuatan yang diberikan pada kerangka
seperti tuas dan katrol. Pada otot ini juga terdapat tendon. Otot dengan ujung atas dua tendon
disebut otot bisep dan mempunyai tiga tendon disebut otot trisep. Otot bekerja atas kesadaran
perintah otak dan bisa mengalami kelelahan.
Otot polos dinamakan seperti itu karena tidak memiliki garis-garis melintang seperti yang
terdapat pada otot lurik. Otot ini terletak di dinding organ internal manusia, seperti pembuluh
darah, saluran pencernaan, kandung kemih, atau rahim. Otot polos berjumlah satu dan terletak
di bagian tengah dengan warna yang juga polos. Otot ini dikendalikan oleh sistem
saraf.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan adanya praktikum jaringan tumbuhan dan hewan ini praktikan jadi lebih
mengenal jaringan penyusun pada tumbuhan dan hewan seperti jaringan penyusun pada
hewan seperti jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf dan jaringan pada
tumbuhan seperti jaringan meristem, jaringan parenkim, jaringan epidermis, jaringan
pengangkut dan jaringan penguat, dan masing masing dari ini memiliki fungsi yang berbeda-
beda sesuai gunaan pada jaringan penyusun tersebut. Kemudian praktikan menjadi paham
ciri-ciri histologis sel-sel jaringan hewan.
5.2 Saran
Dengan adanya praktikum jaringan tumbuhan dan hewan ini praktikan jadi lebih
mengenal jaringan penyusun pada tumbuhan dan hewan seperti jaringan penyusun pada
hewan seperti jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf dan jaringan pada
tumbuhan seperti jaringan meristem, jaringan parenkim, jaringan epidermis, jaringan
pengangkut dan jaringan penguat, dan masing masing dari ini memiliki fungsi yang berbeda-
beda sesuai gunaan pada jaringan penyusun tersebut. Kemudian praktikan menjadi paham
ciri-ciri histologis sel-sel jaringan hewan.
DAFTAR PUSTAKA

Cindy. 2012. Biologi-Dasar. http://justcindy2/wardpress.com. Diakses pada 3 Desember


2020 Diastuti, Renni. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta

Fried, Ph.D,George H., Hademenos, Ph.D.,George J. 2006. Schaum’s Outline of Theory


and Problems of BIOLOGY. PT Gelora Aksara Pratama : Erlangga.

Mahfuzah, Aulia, dkk. 2015. Laporan Pengamatan Jaringan Hewan dan Tumbuhan
dengan Mikroskop Cahaya.https://auliamahfuzah.wordpress.com/2015/06/19/laporan-
pengelolaan-lab-laporan-pengamatan-jaringan-hewan-dan-tumbuhan-dengan-mikroskop-
cahaya/. Diakses pada 3 Desember 2020

Nugroho, L. Hartanto. 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar


Swadaya

Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember


JAWABAN PERTANYAAN

Pertanyaan
1. Perbedaan apakah yang dapat anda lihat antara kedua sel tersebut? Buatlah
gambar dari masing-masing sel darah merah!
2. Jelaskan perbedaan struktur otot lurik dan otot jantung!
Jawaban
1. Perbedaan antara sel darah merah pada katak dan sel darah merah pada manusia :
SEL DARAH PADA KATAK SEL DARAH PADA MANUSIA

Berdasarkan gambar hasil pengamatan, struktur sel darah manusia sangat berbeda
dengan sel darah pada katak. Sel darah pada manusia berbentuk bulat dan pipih pada kedua
sisinya tanpa adanya inti sel. Eritrosit pada manusia berbentuk kepingan bikonkaf yang
diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga
dapat dengan mudah untuk memasuki pembuluh kapiler yang sangat kecil. Sedangkan sel
darah merah katak memiliki nukleus serta bentuk selnya oval dan pipih. Dengan adanya inti
pada eritrosit katak maka dapat memperkecil ruang bagi hemoglobin karena oksigen yag
dibutuhkan oleh katak tidak hanya diikat oleh sel darah merah di paru-paru, melainkan dari
oksigen yang berdifusi melewati kulit mereka.
2. Perbedaan struktur otot lurik dan otot polos :
Pembeda Otot Lurik Otot Polos
Letak Melekat pada tulang rangka Sistem pencernaan, pembuluh
darah, dan rahim
Bentuk serabut Beraturan Tidak berturan
Jumlah inti Satu Banyak
Letak inti Tengah Tepi
Kerja saraf Somatik Otonom
Kontraksi Sadar Tak sadar
Kemampuan Kontraksi Sebentar Lama

Anda mungkin juga menyukai