BIOLOGI
Disusun oleh :
JARINGAN TUMBUHAN
Secara garis besar jaringan tumbuhan dapat dibedakan atas jaringan muda (jaringan
meristem) dan jaringan dewasa.
Jaringan Meristem
Meristem menurut asalnya terbagi menjadi meristem primer (titik tumbuh primer) dan
meristem sekunder (titik tumbuh sekunder) jaringan meristem biasanya tersusun oleh sel-sel
yang masih embrional, yaitu sel-sel yang masih aktif membelah. Pada ujung akar dan ujung
batang yang telah dewasa terdapat jaringan yang tetap bersifat meristematik dan disebut titik
tumbuh apikal atau titik vegetatif. Titik tumbuh apikal ini yang menyebabkan tumbuhan
mampu mengadakan pertumbuhan memanjang sedangkan meristem sekunder merupakan
jaringan yang sel-selnya tidak mengalami deferensiasi dan berfungsi sebagai jaringan dewasa
, kemudian dapat melakukan aktivitas meristematis lagi, misalnya kambium dan felogen
(kambium gabus). Pada tumbuhan sekunder. Kambium dapat membentuk floem sekunder,
xilem sekunder dan kadang-kadang membentuk jari-jari empulur (parenkim sekunder).
Kambium terdapat pada semua tumbuhan dikotil dan sebagian monokotil serta
Gymnospermae.
Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa terdiri atas:
1. Epidermis yang berfungsi sebagai jaringan pelindung.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengenal jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan
2. Mahasiswa mengenal jaringan-jaringan penyusun tubuh hewan khususnya jaringan
darah dan jaringan otot.
3. Memahami ciri-ciri histologis sel-sel penyusun jaringan hewan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti melaukan totipotensi, jaringan
ini hanya membelah tetapi tidak melakukan deferensiasi membentuk jaringan lain. Jaringan
dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu epidermis yang berfungsi sebagai
jaringan pelindung, parenkim sebagai jaringan dasar, sklerenkim dan kolenkim, sebagai
jaringan penguat, dan floem serta xilem, sebagai jaringan pengangkut. (Cindy, 2012)
Jaringan epidermis merupakan jaringan yang letaknya paling luar. Jaringan epidermis
tersusun atas sel-sel hidup berbentuk pipih selapis yang berderet rapat tanpa ruang antar sel.
Tidak mengandung khlorofil kecuali pada epidermis tumbuhan Bryophita dan Pterydophyta
serta sekitar epidermis pada sel penutup stomata. Bentuk sel jaringan epidermis seperti balok.
Jaringan epidermis mengalami modifikasi membentuk aneka ragam sel yang sesuai dengan
fungsinya misalnya stomata, trachoma, dan bulu-bulu akar. Pada tumbuhan yang sudah
mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan
epidermis. Jaringan ini memiliki fungsi sebagai pelindung jaringan lain yang ada didalamnya.
(Mahfuzah, dkk., 2015).
Jaringan parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum
berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada
jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik)
dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang
interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim. Nama lainnya adalah jaringan dasar.
Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan
endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil
disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan
cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
(Mahfuzah, dkk., 2015).
Jaringan sklerenkim tersusun atas sel sel dengan dinding sekunder yang tebal. Fungsi
jaringan sklerenkim adalah sebagai penyokong atau penguat dan biasanya juga sebagai
pelindung. Sel sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu serabut sklerenkim dan sklereid.
(Waluyo, 2006).
Jaringan pengangkut terdiri atas pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh tapis (floem).
Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat-
zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari
berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi
unsur tapis, sel pengiring, sel albumin (pada gimnospermae), serat-serat floem, dan parenkim
floem. (Nugroho, 2012)
Jaringan saraf terdiri atas neuron (sel-sel saraf), beberapa diantaranya dapat mencapai
semester panjangnya. Impuls saraf bergerak dari badan sel neuron melalui akson-nya dan
menuju badan sel neuron melalui salah satu dendrit-nya. Neuron sensoris seringkali sangat
terspesialisasi untuk memberikan respon terhadap rangsangan yang spesifik (sentuhan, suara,
baud an lain-lain). Neuron motoris berperan dalam mengaktifkan respon otot dan biasanya
berkoordinasi dengan neutron sensorin melalui neuron asosiasi. Jaringan saraf ditemukan
diseluruh tubuh, terutama di otak dan urat saraf tulang belakang. (Fried, 2006)
BAB III
METODELOGI
b. Tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,6 % tutuplah dengan gelas penutup
d. Amatilah semu a bentuk dan struktur sel-sel darah yang saudara sediakan lalu
gambar dan sebutkan bagian-bagiannya dengan jelas
2. Pengamatan sel
a. Taruhlah setetes darah katak pada gelas objek.
b. Tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,8 % tutuplah dengan gelas penutup
c. Amatilah di bawah mikroskop.
d. Amatilah semua bentuk dan struktur sel-sel darah yang saudara sediakan lalu
gambar dan sebutkan bagian-bagiannya dengan jelas.
C. Jaringan Otot
1. Amatilah sediaan awetan otot polos dari muskulus ekstrenus doudonum, sediaan
awetan otot lurik dari lidah mamalia dan otot jantung.
2. Perhatikan letak nukleus, bagian-bagian gelap dan terang. Juga sarkolemanya
gambar dan sebutkan bagian-bagian.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Dengan adanya praktikum jaringan tumbuhan dan hewan ini praktikan jadi lebih
mengenal jaringan penyusun pada tumbuhan dan hewan seperti jaringan penyusun pada
hewan seperti jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf dan jaringan pada
tumbuhan seperti jaringan meristem, jaringan parenkim, jaringan epidermis, jaringan
pengangkut dan jaringan penguat, dan masing masing dari ini memiliki fungsi yang berbeda-
beda sesuai gunaan pada jaringan penyusun tersebut. Kemudian praktikan menjadi paham
ciri-ciri histologis sel-sel jaringan hewan.
5.2 Saran
Dengan adanya praktikum jaringan tumbuhan dan hewan ini praktikan jadi lebih
mengenal jaringan penyusun pada tumbuhan dan hewan seperti jaringan penyusun pada
hewan seperti jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf dan jaringan pada
tumbuhan seperti jaringan meristem, jaringan parenkim, jaringan epidermis, jaringan
pengangkut dan jaringan penguat, dan masing masing dari ini memiliki fungsi yang berbeda-
beda sesuai gunaan pada jaringan penyusun tersebut. Kemudian praktikan menjadi paham
ciri-ciri histologis sel-sel jaringan hewan.
DAFTAR PUSTAKA
Mahfuzah, Aulia, dkk. 2015. Laporan Pengamatan Jaringan Hewan dan Tumbuhan
dengan Mikroskop Cahaya.https://auliamahfuzah.wordpress.com/2015/06/19/laporan-
pengelolaan-lab-laporan-pengamatan-jaringan-hewan-dan-tumbuhan-dengan-mikroskop-
cahaya/. Diakses pada 3 Desember 2020
Pertanyaan
1. Perbedaan apakah yang dapat anda lihat antara kedua sel tersebut? Buatlah
gambar dari masing-masing sel darah merah!
2. Jelaskan perbedaan struktur otot lurik dan otot jantung!
Jawaban
1. Perbedaan antara sel darah merah pada katak dan sel darah merah pada manusia :
SEL DARAH PADA KATAK SEL DARAH PADA MANUSIA
Berdasarkan gambar hasil pengamatan, struktur sel darah manusia sangat berbeda
dengan sel darah pada katak. Sel darah pada manusia berbentuk bulat dan pipih pada kedua
sisinya tanpa adanya inti sel. Eritrosit pada manusia berbentuk kepingan bikonkaf yang
diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga
dapat dengan mudah untuk memasuki pembuluh kapiler yang sangat kecil. Sedangkan sel
darah merah katak memiliki nukleus serta bentuk selnya oval dan pipih. Dengan adanya inti
pada eritrosit katak maka dapat memperkecil ruang bagi hemoglobin karena oksigen yag
dibutuhkan oleh katak tidak hanya diikat oleh sel darah merah di paru-paru, melainkan dari
oksigen yang berdifusi melewati kulit mereka.
2. Perbedaan struktur otot lurik dan otot polos :
Pembeda Otot Lurik Otot Polos
Letak Melekat pada tulang rangka Sistem pencernaan, pembuluh
darah, dan rahim
Bentuk serabut Beraturan Tidak berturan
Jumlah inti Satu Banyak
Letak inti Tengah Tepi
Kerja saraf Somatik Otonom
Kontraksi Sadar Tak sadar
Kemampuan Kontraksi Sebentar Lama