Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

PRAKTIKUM V
JARINGAN PENGNUAT ATAU PENYOKONG

Disusun Oleh:
Addy Zekarian Alfarizi (19482011001)
Adhi Wahyu Hidayat (19482011002)
Andi Wahyutullah Putra Arwana (19482011004)
Andika Permana Putra (19482011005)
Anis Marliana (19482011006)
Ardhi Ridhwaan Sori (19482011007)

Kelompok :1
Pembimbing : Risa Supriningrum, S.Si., M.M.

LABORATORIUM TERPADU V
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluss ilmu tentang ‘JARINGAN
PENGUAT ATAU PENYOKONG’ yang penyusun sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. laporan ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu dari faktor luar
maupun dari diri sendiri. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Walaupun laporan ini kurang
sempurna, dan memerlukan berbagai perbaikan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas
namun ringkas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing laboratorium
yang telah membimbing penyusun agar dapat memahami tentang cara menyusun
laporan yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Samarinda, Oktober 2019

Penyusun
PRAKTIKUM V
JARINGAN PENGUAT ATAU PENYOKONG
I. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian jaringan kollenkhim dan sklerenkhim.
2. Mengetahui dan memahami ciri-ciri jaringan kollenkhim dan sklerenkhim.
3. Mengetahui dan memahami letak jaringan kollenkhim dan sklerenkhim.
4. Mengetahui dan memahami macam-macam bentuk jaringan kollenkhim dan
sklerenkhim.

II. Dasar Teori


Jaringan adalah kumpulan sel yang berhubungan erat satu sama lain dan
mempunyai struktur serta fungsi yang sama. (Supriyanto,1992:17)
Adapun jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat digolong-golongkan
berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan
umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bisa
membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam-macam jaringan. Karena
sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem.Selain jaringan meristem, pada
tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang
bermacam-macam sesuai letak dan fungsinya.(Tim Pengampu,2015:7)
Sel-sel yang terdapat di dalam meristem-meristem cukup sering membelah,
sehingga menghasilkan sel-sel tambahan. Beberapa dari sel-sel baru tersebut tetap
derivaative), terus membelah hingga sel-sel yang dihasilkan menjadi terspesialisasi
di dalam jaringan-jaringan yang sedang berkembang. (Campbell, 2012:324).
sederhana.(Yodi,2014)
Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi
jaringan sederhana yang terdiri atas saru macam sel(misalnya jaringan parenkim dan
jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel
(misalnya jaringan pelindung dan jaringan pengangkut).(Tim pengampu,2015: 7)
Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan digolongkan menjadi jaringan
penguat yaitu :
1. Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim terutama ditemukan di bawah epidermis pada batang muda di
pembuluh besar dari daun. Sel-sel terdiri dari sel-sel hidup yang memanjang sejajar
dengan panjang organ yang ditemukan dalam sel-sel kolenkim. Memiliki dinding
sel selulosa tebal yang menebal di bagian sudut-sudut. Ruang udara antar bagian
tidak ada atau sangat kecil. Sel-sel mengandung protoplasma hidup dan mereka
kadang-kadang mengandung kloroplas. Jaringan kolenkim adalah jenis jaringan
permanen sederhana, yang terutama dimaksudkan untuk memberikan dukungan
mekanik untuk sistem tunas tanaman. Kolenkim sama sekali tidak ada pada akar.
Ciri-ciri jaringan Kolenkim :
Jaringan kolenkim terdiri dari sel-sel memanjang yang tersusun kompak. Kadang-
kadang, sel-sel dapat mengapit rongga yang kecil. Pada bagian, sel-sel kolenkim
muncul baik poligonal atau bulat atau oval. Sel-sel yang ditandai dengan adanya
dinding sel, yang tidak tebal merata. Dinding sel terdiri dari dinding primer terdiri
dari selulosa dan pada tempat-tempat tertentu, itu disimpan dengan dinding
sekunder terdiri dari hemiselulosa atau pektin. Setiap sel memiliki vakuola besar,
yang menonjol diisi dengan produk sekretori tertentu. Sekitar vakuola, ada
sitoplasma granular. Sebuah nukleus biasanya ditemukan terletak tepat di atas
vakuola. Organel sel biasanya ditemukan dalam keadaan fungsional. Kolenkim
umumnya digambarkan sebagai, jaringan mekanik hidup sederhana.(Yodi,2014)
2. Jaringan sklerenkim
Jaringan yang mengalami penebalan sekunder merupakan jaringan yang
terdiri dari sel-sel mati dan mengalami lignifikasi. Salah satu jaringan yang
mengalami lignifikasi adalah sklereid. (Sa’diyah,2015: 768).

III. Alat dan Bahan


a.Mikroskop
b. Objek dan cover glass
c. Cutter/silet
d. Pipet
e. Preparat ( batang seledri ,daun rhoeo discolor ,daun waru,daun teratai ,batang
teratai, daun karamunting).

IV. Cara Kerja


a. Siapkan batang seledri,daun rhoeo discolor,daun waru, daun teratai,batang
teratai, daun karamunting, ambillah sedikit dan larutkan dengan aquadest
kemudian homogenkan
b. Ambillah dengan pipet dan teteskan pada objek glass kemudian tutup
dengan cover glass
c. Amati di bawah mikroskop dan gambar serta beri keterangan.
V. Tabel Hasil Percobaan

Nama Tanaman Gambar Secara Keterangan Gambar


Mikroskopik (Berilah
penomeran pada setiap sel)
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jaringan Kolenkim dan Jaringan Sklerenkim
1. Jaringan Kollenkhim ( Collenchym)
Jaringan ini dalam melaksanakan fungsinya sebagai jaringan
mekanik atau penguat tumbuhan memegang peranan yang utama, terutama
sekali pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan.
Kollenkim itu merupakan jaringan yang homogen, yang tersusun
dari satu macam sel yaitu sel kollenkhim. Sel selnya ternyata berbanding sel
yang tidak ber-lignin dan jelas sel-selnya ini masih aktif atau hidup. Sedang
bentuknya dapat lebih panjang dan ataupun dapat lebih kecil dari sel-sel
parenkhim.
Sebuah jaringan kollnkhim ini berasal dari kata Yunani colla yang
artinya jernih. Nama ini memang sangat berkaitan dengan sifat-sifat dari
sel-selnya yang mempunyai dinding-dinding sel yang jernih, tampak putih
mengkilat, apabila kita lihat dibawah mikroskop.
Menurut beberapa ahli menjelaskan tentang jaringan kollenkhim :
a. DE BARY dan HAYWORD menjelaskan bahwa jaringan
kollenkhim tidak jauh berbeda dengan parenkhim, hanya dalam
hal ini memiliki dinding-dinding sel yang agak tebal serta
memiliki susunan yang khusus yaitu sebagai jaringan penguat
bagi tumbuhan.
b. GUTTENBERG dan VAN FLEET mengemukakan hasil
penelitiannya, bahwa memang benar jaringan kollnkhim ini
jarang terdapat dalam akar tumbuhan. Akan tetapi sekiranya akar-
akar tumbuhan itu menjulang di atas tanah ada kalanya jaringan
kollekhim ini terdapat pula dalamk akar akar tumbuhan. Lain pula
pendapat FALKENBEG (1970), menurut hasil penelitisnnys
jaringan kollenhkhim tidak terdapat pada batang dan daun dari
kebanyakan tumbuhan yang tergolong Monocotyledonaea, karena
pada organ –organ tumbuhan tersebut ternyata telah berkembang
lebih dahulu jaringan mekanik dari macam jaringan sklerenkhim.

Sel –sel kollenkhim itu mempunyai bentuk yang macam- macam


sama halnya seperti sel-sel parenkhim. Sel-sel yang pendek dapat
dikatakan tidak berbeda dengan sel- sel parenkhim, sedang sel-sel
yang panjang bentuknya adalah mirip dengan serat-serat. Sel–sel
yang panjang itu dapat mencapai dua mm, sedangkan sel-sel yang
pendek berbentuk seperti prisma.
Seorang ahli yang telah mempelajari secara mendalam tentang
pertumbuhan dan perkembangan jaringan mekanik kollenkhim ialah
PRESTON dengan obyeknya tumbuhannya suatu sel kollenkhim akan
cepat melangsungkan pembelahan ke arah longitudal.
Adapun tentang struktur dan bentuk bentuk perubahan pada
dinding sel, bagi tiap jenis tumbuh-tumbuhan adalah berbeda-beda
namun demikian pada umumnya penebalan-penabalan yang
berlangsung pada dinding sel kollenkhim, merupakan penebalan-
penebalan setempat, yang berarti bahwa penenbalan-penebalan itu
tidak meliputi seluruh dinding selnya atau tidak menjadikan
keseluruhan dinding selnya ikut menebal.
Berdasarkan letak dan bentuk penebalan- penebalan ini para ahli
membedakan kollenkhim menjadi tiga macam, yaitu:
1). “ Angular collenchym” atau kollenkhim sudut, penenbalan –
penebalan berlangsung pada bagian-bagian sudutnya, tampak
masif,lumen sel agak sempit;
2). “Lamellar collenchym” atau kollenkhim papan,di sini penebalan-
penabalam akan terjadi pada dinding-dinding sel yang tangential saja;
3). “Lacunate collenchym” atau kollenkhim lakuna, dalam hal ini
jaringan kollenkhimnya mempunyai intercellular spaces atau ruang
antar sel, penebalan- penebalannya karena hanya berlangsung pada
permukaan ruang antar sel tersebut.
Mengenai macam –macam kollenkhim ini dapat ditambahkan
bahwa seorang ahli botani lainnya yaitu MULLER sesungguhnya telah
memberikan nama khusus terhadap ketiga macam kollenkhim tersebut
,jelasnya untuk :
a) Kollenkhim sudut( angular) yaitu “Ecken collenchym;”
b) Kollenkhim papan (lamellar) yaitu “ Platten collenchym;”
c) Kollenkhim lakuna (lacunate) yaitu “Lucken collenchym;”

Bentuk kollenkhim sudut antara lain terdapat pada tumbuhan jenis


Umbeliferae. Bentuk kollenkhim papan antara lian pada tumbuhan
Sambucus ,Eupatorium. Sedangkan bnetuk kollenkhim lakuna antara lain
pada tumbuhan Compositae, Silvia dan lain-lain. tentang dinding sel-sel
kollenkhim pada umumnya terdiri dari lanella selulosa yang berselang-
selang atau bergantian dengan persenyawaan pektin.

Demikianlah pendapat beberapa ahli tersebut mengenai jaringan


kollenkhim.
Dari keseluruhan uraian diatas kita dapat mengetahui bahwa
jaringan mekanik kollenkhim adalah jaringan yang tersusun dari sel-sel
yang aktif (hidup). Dalam hal ini dapat ditambahkan :

a) Sel-sel kollenkhim dapat berisi khloplas dan dapat pula tidak


b) Kemungkinan sel-sel berisi pula zat tanin,
c) Pada beberapa tumbuh-tumbuhan, kollenkhim itu dapat
mewujudkan suatu jaringan yang dapat tanpa adanya ruang-ruang
antar sel. Sekiranya terdapat maka ruang-ruang tersebut selain
jumlahnya sangat kecil, juga keadaannya sangat sempit;
d) Umumnya jaringan kollenkhim itu terjadi dari prokambium, sama
halnya dengan terjadinya jaringan pengabgkut (dalam hal ini ada
pula sementara ahli yang berpendapat bahwa jaeibfab kollenkhim
berasal dari ground meristem atau meristem dasar).

2. Jaringan Sklerenkhim (SCLERENCHYM)


Jaringan sklerenkhim merupakan jaringan yang fungsi utamanya
adalah juga sebagai jaringan penguat tumbuhan (jaringan mekanik ).
Jaringan sklerenkhim hanya terdapat hanya terdapat pada organ
tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan, jadi pada organ tumbuhan yang telah tetap. Dengan
terdapatnya jaringan ini pada tumbuhan, akan memungkin alat-alat
tumbuhannya bertahan menghadapi segala macam tekanan dan
desakan tanpa menimbulkan akibat atau berpengaruh pada sel –sel/
jaringan yang keadaannya lebih lemah ( tekanam, desakan, lentingan,
pembentangan, pukulan,berat dan gaya mekanik lainnya).
Perlu diketahui bahwa sebutan sklerenkhim diambil dari kata kata
Yunani yang merupakan kombinasi dari kata sclerous yang artinya
keras dan kata enchyma yang berarti “infusion”, yang arti
keseluruhannya dimaksudkan pada kerasnya dinding sel. Adapun sel-
sel yang menyusun jaringan sklerenkhim adalah sel-sel sklerenkim.
Pada umumnya sel-sel sklerenkhim itu tidak mengandung lagi
protoplas, sel –selnya itu telah mat, dengan dinding sel-selnya yang
tebal karena memiliki penebalan-penebalan sekunder n, yang terdiri
dari zat-zat lignin(zat kayu). Walaupun terjadi penebalan-penebalan
demikian pada dinding –dinding selnya, sel-sel sklerenkhim dapat
mudah dibedakan dari( sel-sel parenkhim yang telah mengalami
pengayun(sel-sel parenkrim yang telah mengayu disebut” Sclerified
parenchyma cells”).
Sklerenkhim yang merupakan bagian dari jaringan mekanik itu
pada umumnya terdiri atas (a) fiber atau serat serat sklerenkhim, dan
(b) sclereid atau sel-sel batu .
a) “Fiber” atau serat-serat sklerenkhim pada umumnya
terdapat dalam bentuk untaian (“strands”) yang terpisah-
pisah atau dalam bentuk lingkaran. Dalam kulit kayu dan
pembuluh tapis (cortex and phloem), merupakan suatu
seludang yang berhubungan dengan berkas-berkas
pengangkut, atau dalam kelompok-kelompok dan tersebar
di dalam pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh tapis
(phloem). Tetapi sering pula terjadi serat-serat sklrenkhim
ini tersusun dalam bentuk- bentuk yang khas seperti halnya
yang terdapat pada batang –batang tumbuhan
Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae. Lebih jalas lagi
seperti pada kebanyakan. Gramineae dimana serat-serat
sklrenkhim ini menyusun suatu sistem berbentuk slinder
yang berlekuk-lekuk dan dihubungkan dengan epidermis.
Pada Dictyledoneae, di dalam batangnya, serat serat
seringkali terdapat pada bagian sebelah luar dari phloem
primer, akan tetapi pada tumbuhan-tumbuhan tertentu serat
serat tersebut seringkali terdapat meluas dan berkembang
dalam phloem sekunder. Pada phloem primer serat serat
membentuk untaian (strands), meluaskan mengadakan
anastomose.
Beberapa ciri yang terdapat pada serat-serat sklerenkhim
perinciannya dapat dikemukan sebagai berikut;
a). serat-serat sklerenkhim itu terdiri dari sel-sel serat
dengan ukuran yang cukup panjang.
b). Sel-sel serat tersebut merupakan sel-sel yang telah mati;
c). dinding sel-sel tersebut cukup tebal, sebagian besar dari
dinding sel-sel inti terdiri dari zat kayu dan sering pula
mengandung lamella-lamella selulosa;
d). lumen selnya demikian sempit karena memiliki
penebalan- penebalan pada dinding sel tersebut;
e). pada irisannya yang melintang serat-serat berbentuk segi
banyak,yang sering terdapat segi lima atau segi enam;
f).noktah-noktah sempit dan panjang yang berbentuk
saluran-saluran sempit yang miring;
g). pada irisannnya yang mmebujur tampak serat-serat
sklerenkhim ini berbentuk kumparan kumparan panjang
yang ujung –ujungnya meruncing;
h). meskipun dinding sel-selnya itu mengandung lignin,
ternyata daya elastitasnya masih demikian besar, sehingga
serat-serat tersebut dapat dilengkungkan.

Serat-serat sklerenkhim sebagai telah dikemukan, pada umumnya


adalah panjang-panjang , rata-rata sekitar 2 mm. pada tumbuhan
tetentu ukuran panjangnya ini ada yang mencaoai beberapa cm
bahkan ada yang lebih. Dalam hal ini dapatdijelaskan bahwa
terbentuknya serat-serat sklerenkhim itu adalah bersamaan saat-saat
terhentinya pertumbuhan organ-organ bersangkutan pada
betumbuhan. Sel –sel sklerenkhim pada umumnya bersifat
sekunder yaitu bentuk oleh kambium, walaupun kenyataannya adea
pula yang bersifat primer. Susunan dan terletaknya di dalam
tumbuh-tumbuhan adalah bermacam-macam,yaitu :

a). ada yang tersebar.

b). ada yang berkumpul beruntaian satu sama lain yang tampak
seperti suatu lapisan.

c). terdapat pula yang merupakan slauran dalam batang.

Dengan susunan dan letaknya yang demikian, sel-sel sklerenkhim


yang merupakan bagian dari jaringan mekanik , mempunyai daya tahan
untuk menghadapi segala gangguan yang datang dari luar (seperti misalnya
goyangan atau lentingan oleh angin). Dengan daya tahannya itu maka
tumbuhan tidak mudah patah atau tumbang.

b) Sklereid

Sklereid ternyata mempunyai bentuk, penebalan dinding sel,


ukuran dan jumlah noktah yang bermacam- macam pula. Jadi
bentuk dan besar diameternya berbeda-beda. Beberapa sel
sklereid berbentuk agak memanjang dan beberapa lainnya
berbentuk seperti sel-sel parenkhim, misalnya sel-sel skelereid
pada dinding buah dan biji-biji.

Dimuka telah dikemukan bahwa sklereid itu merupakan sel-sel


batu. Hal ini perlu dijelaskan lebih lanjt karena ada pula yang
disebut sclerotic cells atau sel-sel sklerotik:
(a) Disebut sel-sel batu (“stone cells”) yaitu apabila sklereid itu
tidak bercabang-cabang, tidak mempunyai bentuk yang
ekstrim, bersifat soliter ataupun berkumpul merupakan suatu
jaringan atau organ.

(b) Disebut sel-sel sklerotik, yaitu apabila sel-selnya terjadi


dalam jaringan-jaringan yang lunak.

Mengenai sel-sel batu ini sering disebut sebagai “grit cells”


atau sel-sel pasir yaitu yang terdapat dalam buah-buah yang
berdaging karena berukuran kecil-kecil dan tidak jarang pula
disebut sebagai brachysclereid, yaitu sel batu yang bentuknya
seperti insang ikan, Macrosclereid atau “rodcell” adalah
sebutan lagi sklereid yang mempunyai bentuk ekstrim seperti
bentuk tongkat, osteosclereid atau “ bone cells” bagi sklereid
yang berbentuk mtilang astrossclereid atau “ stelate cells “
adalah sebutan bagi sklereid yang berbentuk bintang, dan
trichosclereid atau “ internal hairs “ yaitu sebutan bagi sklereid
yang berbentuk rambut dalam suatu alat/jaringan.

Sklereid terdapat dalam semua bagaian dari tumbuhan,


terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau
biji. Mengenai hal ini rupanya sama halnya dengan serat-serat
sklerenkhim yaitu sel-selnya ada yang terdapat secara soliter,
dalam kumpulan beberapa sel atau yang terdapat dalam suatu
jumlah yang besar. Sklereid ini disebut sebagai sel-sel batu,
sebutan ini berkaitan dengan sifat bagian-bagian yang keras
seperti tempurung, biji-biji atau bagian –bagian yang keras
pada buah. Gambaran-gambaran selanjutnya tentang sel-sel
sklereid ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

(a) Dalam daun buah yang berdaging banyak terdapat sel-sel


batu yang letaknya tersebar.
(b) Dinding sel-sel sklereid tersusun dari selulosa dan banyak
mengandung zat lignin yang tebal dan keras, dan zat inilah
yang menjadikan jaringannya kuat dan kaku;
(c) Kadang-kadang sel sklereid mengandung pula zat suberin
dan kutin
(d) Mempunyai noktah-noktah yang sempit yang celah-
celahnya bundar sehingga merupakan saluran ,disebut “pit
canal” atau saluran noktah, noktah-noktah ini dapat
bercabang-cabang.
(e) Lumen selnya sangat sempit sehubungan dengan
terbentuknya penebalan-penebalan dinding selnya
3. Perbedaan antara Jaringan Kollenkim dan Jaringan Skelerenkhim.
a) Jaringan Kollenkhim
1. Terdiri dari sel-sel yang hidup olastis dinding sel terdiri dari
selulosa dan pektin.
2. Mengandung kadar air yang tinggi.
3. Dinding sel bersifat primer.
b) Jaringan Sklerenkhim
1. Terdiri dari sel-sel yang mati, berdinding sel yang keras dan
tebal(lignin).
2. Dinding sel yang elestis, bersifat primer,sekunder, dan bahkan
tertier.
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Jaringan kollenkhim merupakan jaringan penyokong pada
tumbuhan. Sercara ontogeni, perkembangan kollenkhim
mirip prokambium dan tampak pada tahap yang sangat awal
dari dideferensiasi meristem atau dari sel isodiametris
merestem dasar. Dan jaringan sklerenkim merupakan
jaringan penyokong dengan dinding sekunder yang menebal
dan terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa.
2. Ciri –ciri jaringan sklerenkim yaitu dindingnya keras
berlignin, dan mengandung selulosa. Sedangkan jaringan
kolenkim dinding tebal dan berlignin.
3. Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber)
dan sel-sel batu (sklereid). Sklerenkim berfungsi untuk
menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi
tubuh tumbuhan dari kerusakan mekanik, melindungi
tumbuhan dari serangan hewan, dan sebagai alat penyokong
dan perlindung tumbuhan. Sedangkan jaringan kolenkhim
mampu beradaptasi, terutama untuk menyokong batang serta
daun yang sedang tumbuh.
4. Jaringan kollenkhim dapat ditemukan pada batang, daun,
serta pada bagian bunga dan buah. Sedangkan jaringan
sklerenkim letaknya adalah di bagian korteks, perisikel,serta
di antara xilem dan floem.
5. Macam-macam bentuk jaringan kolenkim adalah Kolenkim
sudut (angular collenchym), kolenkim lamela (lamellar
collenchym ) atau kolenkim papan, Kolenkim lakuna
(lacunate collenchym), Kolenkim cincin. Dan macam –
macam bentuk jaringan sklerenkim adalah Serat dan
Sklereid.
Saran

Sebaiknya kepada para pembaca memahami isi laporan untuk


menambah pengetahuan tentang jaringan kolenkhim dan jaringan sklerenkhim
baik ciri-ciri, bentuk letak dan fungsi jaringan kollenkhim dan sklerenkhim.
Sehingga para pembaca dapat mengerti apa isi laporan tersebut, tapi tidak hanya
mengerti akan isi laporan ini tetapi pembaca juga akan mendapatkan suatu ilmu
yang sangat bermanfaat yang nantinya dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar.
DAFTAR PUSTAKA

Sutrian, Drs.Yayan.2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (Tentang Sel


dan Jaringan). Rineka Cipta:Jakarta
Kimball, J. W. 1983. Biologi. Erlangga: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai