Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIK BIOLOGI MEDIK

“PENGAMATAN SEL EUKARIOTIK “

Disusun oleh :

Pitri Khoirunnisa 51123024

Dosen Pengampu :

Nurhidayanti,M.Kes

PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI

IKEST MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2023/2024
I. Hari/Tanggal :

Jumat / 28 Oktober 2023

II. TUJUAN

Untuk menambah wawasan, mengetahui dan memahami bentuk dan bagian-bagian dari
sel eukariotik pada sel epitel dan sel tumbuhan serta mengetahui perbedaannya.

III. DASAR TEORI


Eukariotik berasal dari kata Yunani (eu: sejati, karyon: inti/nukleus) yaitu sel
yang memiliki inti atau nukleus (karion) yang dikelilingi oleh membran, sehingga
sel ini Memiliki dua membran yaitu membran sitoplasma dan membran inti
(membran Nukleus). Sel eukariotik mempunyai ukuran dan bentuk yang berbeda
tergantung dari Jenis dan fungsinya. Sel eukariotik ada yang mempunyai bentuk
tetap seperti sel saraf Dan sel tumbuhan, ada pula yang bentuknya dapat berubah-
ubah seperti sel lekosit, Dan lain-lain. Bentuk dari sel pada umumnya tergantung
terutama dari fungsi sel dan Juga tergantung dari tegangan permukaan membran
sel, viskositas sitoplasma, rigiditas Membran plasma, pengaruh mekanis dari
sekitarnya. Ukuran sel eukariotik sangat Bervariasi, sel hewan yang terkecil
mempunyai diameter 4 mikron dan yang terbesar Sampai beberapa sentimeter
((Jawetz, et al., 2013).

Sel eukariotik memiliki nukleus yang terbungkus di dalam membran, sehingga


DNA yang terdapat di dalam nukleus dapat tersimpan dalam kompartmen khusus
yang Terpisah dari bagian lain dari sel yang disebut sitoplasma. Disamping itu,
terdapat juga Jenis organel lain yaitu mitokondria dan kloroplas, yang terbungkus
dalam dua lapis Membran yaitu membran dalam dan membran luar yang secara
kimiawi memiliki Perbedaan dengan membran yang membungkus nukleus. Sel
eukariotik ini terdapat Pada organisme yang lebih kompleks seperti pada sel
hewan dan sel tumbuhan.

Tumbuhan dan tanaman mempunyai makna yang berbeda tetapi mempunyai komponen
penyusun yang sama. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tidak sengaja tumbuh
sedangkan tanaman adalah makhluk hidup yang sengaja ditanam. Tumbuhan merupakan
makhluk hidup yang tersusun oleh unit terkecil yaitu sel. Sel-sel akan membentuk
jaringan. Jaringan akan bekerjasama untuk membentuk organ. Secara umum jaringan di
bagi menjadi dua bagian yaitu jaringan meristem/jaringan muda dan jaringan
permanen/jaringan dewasa. Jaringan dewasa terdiri dari jaringan epidermis,
penyokong/penguat, jaringan dasar/parenkim, jaringan pengangkut, dan jaringan gabus.
Semua jaringan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dan tidak
terpisahkan.

Jaringan Epitel adalah jaringan yang tersusun atas sel-sel yang sejenis yang Melapisi atau
membalut permukaan luar tubuh atau membatasi permukaan suatu Rongga tubuh dan
juga permukaan dalam organ tubuh yang berbentuk tubulus (saluran) Maupun cavum
(rongga). Epitel permukaan organ tubuh terdiri dari kumpulan atau Deretan sel-sel yang
sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran Atau lapisan yang
substansi interselulernya sangat sedikit dan tipis atau tidak punya, Dan cairannya sangat
sedikit. Jaringan epitelium yang melapisi permukaan luar tubuh Disebut epitelium,
sedangkan jaringan epitelium yang membatasi permukaan suatu Rongga tubuh disebut
mesotelium. Sementara itu, jaringan epitelium yang membatasi Organ dalam disebut
endotelium.i

IV. ALAT DAN BAHAN

Alat:

 Mikroskop
 Objek glass / kaca preparat
 Deck glass / kaca penutup
 Swab Kapas Medis
 APD lengkap
 Handscoon
 Pipet

Bahan:

1. Sel Epitel Rongga Mulut


2. Umbi bawang
3. Larutan Metilen Blue
V. Prosedur kerja
Sel Tumbuhan
a) Kupas dan sayatlah bawang merah menggunakan pisau.ambilah bagian
tipis yang trasfaran dari permukaan luar bawang dengan menggunakan
jarum bertangkai.
b) Berilah satu tetes air pada objek glass. Letakkan potongan bawang tadi
pada tetesan air dan tutuplah dengan cover glass. Air yang merembes
pada objek glass diisap dengan menggunakan tisu.
c) Amatilah dibawah miskroskop dengan pembesran kecil sampai ke
pembesaran besar.
d) Ambillah objek glass (cairan ini berfungsi untuk memperjelas bagian-
bagian sel). Cairan yang merembes pada objek glass di isap dengan
menggunakan kertas tisu.
e) Amatilah kembali preparat dibawah miskroskop dengan pembesaran
kecil dan besar.
f) Konsultasikan pengamatan anda .

Sel Hewan
a) Menoreh bagian mulut dan pipi bagian dalam dengan ujung tumpul dari
swab kapas sehingga diperoleh lapisan lendirnya.
b) Meneteskan setitik air aquadest diatas object glass kemudian meratakan
lendir dengan air aquadest
c) kemudian menutup gelas ebjek gelas Dengan deck glass tersebut.
d) Mewarnai dengan metylin blue dengan meneteskan pada bagian tepi kaca
penutup agar metylin blue merata.
e) Mengamati dibawah mikroskop dan mencatat hasil
f) Merapikan kembali peralatan yang digunakan selama kegiatan
praktikum.
1. Mengambil Sel epitel dengan cara Menggoreskan Lapisan bagian dalam pipi dengan
menggunakan swab kapas medis.
2. Meletakkan hasil goresan di atas kaca preparat.
3. Menetesi kaca preparat dengan mhylen blue.
4. Melakukan pengamatan dengan perbesaran menggunakan mikroskop.
VI. HASIL
1) Sel Tumbuhan ( Bawang merah/Allium cepa L)

2) Sel Hewan (Epitel/Mukosa Basal)

VII. PEMBAHASAN

Secara garis besar struktur dan fungsi dari masing-masing komponen sel pada sel

Tumbuhan dan sel hewan adalah sebagai berikut

a. Inti Sel (Nukleus)


Nukleus adalah organel terbesar yang mengandung genom sel. Nukleus
mengandung Molekul-molekul deoxyribo nucleic acid (DNA) linier yang
tersusun sebagai heliks Ganda. Materi genetik berada di dalam inti berbentuk
kromatin dan protein dasar yang Disebut histon yang berikatan dengan DNA
melalui interaksi ionik. Suatu struktur yang Sering tampak di dalam nukleus
adalah nukleolus (anak inti), suatu area yang kaya RNA Sebagai tempat sintesis
ribosom. Fungsi inti sel adalah untuk mengontrol struktur dan Fungsi sel atau
mengontrol seluruh aktivitas sel.
b. Dinding Sel
Dinding sel merupakan struktur penting yang membedakan sel hewan dengan sel
Tumbuhan. Dinding sel dimiliki oleh sel tumbuhan namun berbeda dengan
dinding sel Pada bakteri. Pada umumnya, dinding sel tumbuhan tidak mempunyai
pigmen sehingga Terlihat transparan. Hal ini memungkinkan cahaya dapat masuk
ke dalam sel sehingga Terjadi fotosintesis. Dinding sel dapat berfungsi dalam
absorpsi, transport, dan sekresi Substansi dalam tumbuhan. Selain itu, dinding sel
juga menjadi barier awal terhadap Serangan patogen. Struktur dinding sel
tumbuhan memiliki tiga lapis yaitu dinding sel Primer, dinding sel sekunder dan
lamela tengah. Selulosa, merupakan penyusun utama Dinding sel primer. Dinding
sel primer memiliki dinding yang relatif tipis dan lentur. Dinding sel sekunder
berada di antara membran plasma dan dinding primer. Lamela Tengah
merupakan lapisan terluar dari dinding sel yang berlapis tipis dan banyak
Mengandung polisakarida.
c. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) adalah kumpulan kantong dan tubulus bermembran
yang Berhubungan dengan membran inti. Terdapat dua tipe retikulum
endoplasma Berdasarkan ada tidaknya ribosom yaitu RE kasar dan RE halus. RE
kasar dilekati oleh Banyak ribosom dan berperan dalam sintesis glikoprotein dan
juga memproduksi bahan Membran baru yang diangkut ke seluruh bagian sel.
Sedangkan RE halus, tidak meniliki Ribosom dan berperan dalam sintesis lipid
serta beberapa bagian metabolisme Karbohidrat.
d. Badan golgi
Aparatus golgi terdiri atas tumpukan kantung-kantung pipih yang biasanya
berada di Dekat nukleus. Pada umumnya salah satu ujung dari kompleks golgi
berdekatan dengan Retikulum endoplasma kasar. Aparatus Golgi bersama-sama
dengan RE berfungsi untuk Memodifikasi secara kimiawi dan menyeleksi produk
RE yang akan disekresikan ke Bagian sel yang membutuhkan dan produk RE
yang berfungsi pada struktur sel Bermembran lainnya. Pada ujung tersebut,
kompleks golgi menampung produksi Sintesis retikulum endoplasma melalui
kantung-kantung kecil. Kompleks golgi juga Berfungsi menambah karbohidrat
pada protein ketika berada dalam kompleks golgi
e. Mitokondria
Mitokondria berasal dari kata “mitos” yang berarti benang dan “chondrion” yang
Berarti butir. Karena ukurannya yang sangat kecil strukturnya baru dapat dilihat
Dengan menggunakan mikroskop elektron (Alberts, et al., 2014). Mitokondria
berfungsi Dalam metabolisme untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP
(Adenosin tri fosfat). Mitokondria sering disebut sebagai sumber energi sel. Pada
umumnya mitokondria Tersebar merata di dalam sitoplasma dan ada juga yang
bertempat di sekitar nukleus. Mitokondria mengandung sejumlah kecil DNA,
RNA dan ribosom Mitokondria memiliki 2 membran, yaitu membran luar dan
membran dalam yang Membentuk lipatan sebagai krista. Struktur krista pada
mitokondria berperan untuk Meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk
produksi energi.
f. Kloroplas
Kloroplas adalah organel sel fotosintetik yang mampu mengubah energi sinar
matahari Menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Organel ini dapat
ditemukan pada selsel mesofil pada daun tanaman. Kloroplas mengandung
banyak pigmen yang bersamasama dengan enzim dan molekul lain berfungsi
dalam fotosintesis. Ukuran, bentuk, dan Jumlah kloroplas bervariasi tergantung
jenis selnya. Dalam kloroplas terdapat sistem Membran yang tersusun menjadi
kantung pipih yang disebut tilakoid. Kumpulan tilakoid Membentuk grana, dan
cairan diluar tilakoid disebut stroma.
g. Lisosom
Lisosom merupakan suatu kantung terikat membran yang berbentuk bulat dan
berisi Enzim-enzim hidrolitik (pencerna). Lisosom berfungsi sebagai sistem
pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Terdapat enzim lisosom yang
dapat menghidrolisis kelas utama makromolekul diantaranya protein,
polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Bagian dalam lisosom bekerja dengan
sangat baik dalam lingkungan asam sekitar pH 5 dan merupakan lingkungan yang
optimal bagi enzim hidrolitik. Lisosom bekerja sama dengan fagosom dalam
mencerna.
a. Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan sistem filamen yang berperan dalam pengorganisasian
struktur dan aktivitas sel. Sitoskeleton berfungsi untuk memberi tumpuan pada
sel, motilitas dan pengaturan sel. Fungsi utama dari sitoskeleton ialah untuk
memberikan dukungan mekanis pada sel dan mempertahankan bentuknya.
Sitoskeleton membuat sel memiliki bentuk, hal ini sangat penting untuk sel
hewan yang tidak memiliki dinding. Variasi dari fungsi skeleton tergantung pada
jenis molekul protein, yang mana membentuk tiga jenis filamen. Filamen tersebut
diantaranya mikrofilamen (filamen aktin), mikrotubulus dan filamen intermediat.
Peranan filamen aktin yaitu membantu perlekatan sel pada substansi antar sel.
Filamen intermediat memberi kekuatan mekanis pada sel. Filamen intermediat
merupakan pengukuh sel yang lebih permanen daripada mikrofilamen dan
mikrotubulus ntara.

Epitel merupakan salah satu jaringan dengan luas permukaan yang cukup
besar dengan sel-sel yang sangat rapat.Sel yang menyusunnya memiliki bentuk
yang berbeda-beda, tergantung fungsi dan tempatnya berada.Secara umum, epitel
berfungsi untuk melapisi permukaan terluar tubuh (kulit), melindungi bagian
terluar dari organ, dan melapisi rongga dalam tubuh.

pitel mukosa mulut merupakan penghalang yang memisahkan jaringan di bawahnya


dari lingkungannya. Terdiri dari dua lapisan, epitel skuamosa berlapis permukaan dan
lamina propria yang lebih dalam. Pada mukosa mulut yang mengalami keratinisasi,
epitelnya terdiri dari empat lapisan stratum basale, stratum spinosum, stratum
granulosum, dan stratum korneum. Pada epitel tidak berkeratin, stratum basale diikuti
oleh stratum filamentosum dan stratum distendum. Dalam mukosa mulut, fenotip yang
berbeda dibedakan, mukosa lapisan, mukosa pengunyahan, dan mukosa khusus. Lapisan
mukosa terlokalisasi pada struktur bergerak seperti langit-langit lunak, pipi, bibir, mukosa
alveolar, forniks vestibular dan dasar mulut dan dapat diperluas dan terikat secara longgar
ke struktur yang berdekatan oleh ringan ikat kaya elastin dan memiliki epitel skuamosa
non-keratinisasi. Mukosa pengunyahan adalah lapisan pelindung gingiva dan langit-langit
keras yang kaku dan kuat, terikat erat oleh jaringan ikat padat ke tulang di bawahnya.
Epitel ini mengalami keratinisasi. Mukosa khusus terletak di dorsum lidah, menunjukkan
epitel berkeratin dan mencakup papila lingual dan kuncup pengecap sebagai struktur
khusus. Epitel Junctional (JE) mempertahankan perlekatan langsung pada permukaan
gigi. Sel basal JE melekat pada jaringan ikat melalui lamina basal eksternal, sedangkan
sel suprabasal melekat pada permukaan gigi melalui lamina basal internal yang
diproduksi oleh JE. JE mengandung lebih sedikit sambungan sel dibandingkan epitel
gingiva mulut, namun sambungan celah yang berkembang dengan baik dan beberapa
sambungan kecil yang melekat dapat dideteksi. JE memiliki ruang antar sel yang luas,
sangat permeabel terhadap zat yang larut dalam air dan berfungsi sebagai jalur utama
transmigrasi leukosit inti polimorf. JE tidak menunjukkan stratifikasi fenotipik, tetapi sel
terluar tampak memanjang dan sejajar dengan sumbu panjangnya sejajar dengan
permukaan gigi. Penghalang epitel mulut adalah hasil dari berbagai interaksi protein
struktural dan fungsional yang menghasilkan kemampuan untuk merespons berbagai
pengaruh eksogen, yang mungkin bersifat toksik. Epitel skuamosa memiliki sifat
struktural seperti stratifikasi dan kornifikasi keratinosit serta interaksi sel-ke-sel yang
spesifik untuk mempertahankan fungsi penghalangnya. Sekarang diketahui bahwa sel-sel
epitel bukanlah pengamat yang pasif, melainkan aktif secara metabolik dan mampu
bereaksi terhadap rangsangan eksternal dengan mensintesis sejumlah sitokin, molekul
adhesi, faktor pertumbuhan, kemokin, dan matriks-metaloprotease. Jaringan gingiva
memberikan pertahanan untuk melawan gaya gesekan pengunyahan serta untuk
mempertahankan jaringan lunak terhadap tantangan kimia atau mikroba. Epitel berlapis
mukosa mulut, bersama dengan epitel kulit, termasuk dalam epitel yang paling protektif
dan tahan. Ini terdiri dari dua lapisan, pertama sel epitel dengan membran basal dan
kedua jaringan ikat di bawahnya, lamina propria. Gingiva merupakan gabungan jaringan
epitel dan ikat yang membentuk kerah mukosa pengunyahan yang melekat pada gigi dan
tulang alveolar. Epitel gingiva terdiri dari epitel skuamosa berkeratin berlapis sedangkan
epitel sulkus mulut tampak berlapis dan tidak berkeratin. JE non-keratin tidak
menunjukkan stratifikasi fenotipik yang sebenarnya. Berbeda dengan epidermis kulit
yang mengalami orto-keratin, epitel mulut biasanya mengekspresikan ketiga pola
diferensiasi utama keratinosit. Sebagai suatu unit anatomi dan fungsional, pola
keratinisasi gingiva menunjukkan variasi yang sebagian berasal dari proses adaptif
jaringan ke tempat khusus di sekitar gigi yang erupsi sempurna. Epitel berkeratin yang
mirip dengan epidermis terlihat di daerah yang mengalami tekanan pengunyahan dan
tekanan mekanis lainnya. Persimpangan muko-gingiva menunjukkan batas gingiva dari
mukosa alveolar yang dapat digerakkan dan mukosa dasar mulut. Dasar mulut dan bagian
bukal harus fleksibel untuk berbicara, menelan atau mengunyah dan ditutupi dengan
lapisan mukosa yang tidak mengalami keratinisasi. Mukosa khusus pada dorsum lidah
mencakup sejumlah papila dan ditutupi oleh epitel, yang dapat berkeratin atau tidak
berkeratin. Dalam kondisi fisiologis, penghalang epitel terpolarisasi memungkinkan
pengaturan fluks paraseluler zat terlarut dan nutrisi serta pengumpulan antigen dan
pengawasan oleh sel imun mukosa. Selama peradangan, mekanisme perlindungan ini
mungkin terganggu oleh rangsangan berbeda yang berasal dari kedua sisi
penghalang epitel.

VIII. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum ini, kita dapat melihat,mengetahui,dan memahami


bentuk serta bagian-bagian yang terdapat dari sel eukariotik ini. Hasil pengamatan
sel tumbuhan pada umbi bawang sel epitel rongga mulut itu mempunyai bentuk
tidak teratur dan terlihat pipih. Pada sel epitel rongga mulut tampak inti berwarna
biru tua, itu dikarenakan menggunakan methylene blue.

DAFTAR PUSTAKA

Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed, MODUL Biologi Molekuler(FBM 111). Sel

Prokariotik dan Sel Eukariotik, UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2018.

Sabine Groeger dan Joerg Meyle Sel Epitel Mukosa Mulut, (2019 14 feb).

PMCID: PMC6383680, PMID: 30837987.

Anna Rakhmawati, Mikrobiologi struktur fungsi sek prokariotik 1 (2014).


Fajar Adinugraha, M.Pd. dan Adisti Ratnaputri, M.Pd. Penuntun Praktikum Biologi Sel

(maret 2021)

Michael W. Davidson, Sel Epitel pipi manusia (nov 2015)

Anda mungkin juga menyukai