Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

MODUL II
PENGAMATAN SEL

DISUSUN OLEH :
NAMA : UMMUL NABILAH
NIM : P 211 21 030
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : DEVAN PRIMA

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

OKTOBER, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sel merupakan unit kehidupan terkecil yang berarti sel dapat menjalani
metabolisme, homeostatis, pertumbuhan dan reproduksinya sendiri. Bagian
dalam sel eukariot terbagi menjadi berbagai kompartemen fungsional
termasuk nukleus. Sel prokariotik biasanya lebih kecil, lebih sederhana. Sel
prokariot dan eukariot memiliki beberapa perbedaan seperti ukuran, bentuk
dan aktivitasnya. Tetapi ada beberapa aspek yang sama dari sel prokariotik
dan eukariotik yaitu sama-sama memiliki ribosom (tempat berlangsungnya
sintesis protein), membran sel, sitoplasma,dan inti sel yang berisi DNA dan
RNA. Perbandingan antara permukaan dan volume mempengaruhi ukuran dan
bentuk sel (Prasaja dan Yenny, 2009).

Pengamatan sel pertama kali ditemukan karena adanya bantuan mikroskop


sederhana yang dibuat oleh pembuat kacamata dari Belanda Hans dan
Zacharias Janssen menemukan objek tampak lebih besar saat bdilihat dengan
kumpulan lensa. Ayah dan anak ini menciptakan komponen pertama
mikroskop yaitu kombinasi dari beberapa jenis lensa. Tahun 1590 mereka
mencoba menempatkan dua lensa dalam tabun. Dengan begitu terciptalah
sebuah mikroskop sederhana dan mulailah melakukan pengamatan pada benda
kecil (Starr, et al. 2012).

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat, menggambarkan bentuk
dan menjelaskan struktur sel tumbuhan, hewan, protozoa dan mikroorganisme,
dan mendemonstrasikan sifat semipermeabilitas dari membran sel.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop merupakan alat yangdigunakan untuk melihat benda yang memiliki


ukuran yang sangat kecil. Mikroskop mempunyai kemampuan untuk
memperbesar gambar pada sel. Sel tumbuhan memiliki dinding sel. Nucleus,
sitoplasma, serta membran sel. Sel tumbuhan memiliki bentuk yang rapid dan
beraturan karena sel tumbuhan memiliki dinding sel. Dinding sel merupakan
struktur diluar membrane plasma yang dapat memberikan bentuk sel. Sel hewan
mempunyai bentuk yang abstrak dan tidak beraturan. Hal ini disebabkan karena
sel hewan tidak memiliki dinding sel (Attamimi, 2015).

Berdasarkan jumlah sel, makhluk hidup digolongkan menjadi makhluk hidup


uniseluler (bersel tunggal) dan makhluk hidup multiseluler (bersel banyak).
Berdasarkan keadaan inti sel, sel dibedakan menjadi sel prokariotik (inti sel tidak
mempunyai membran) dan sel eukariotik (inti sel dibatasi oleh membran). Sel
prokariotik tidak memiliki membran inti. Pada sel eukariotik, bagian sel dapat
dibedakan menjadi dinding sel (pada tumbuhan); membran sel (tumbuhan dan
hewan); nukleus yang terdiri atas membran inti, nukleoplasma, nukleolus, dan
benang kromatin; sitoplasma yang terdiri atas matriks sitoplasma, organel
sitoplasma, dan inklusio sitoplasma (Karmana, 2008).

Dua jenis utama sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel-sel dari
mikroorganisme yang biasa disebut bakteri adalah sel prokariotik. Semua bentuk
kehidupan lainnya tersusun dari sel-sel eukariotik. Sel eukariotik jauh lebih
kompleks daripada sel prokariotik, karena dibagi-bagi oleh membran-membran
internal menjadi ruangan-ruangan funsional, atau organel, yang berbeda-beda.
Pada sel eukariotik, DNA tersusun bersama-sama denagnbeberapa jenis protein
tertentu menjadi struktur yang disebut kromosom yang terdapat di dalam sebuah
nukleus, organel terbesar pada sebagian besar sel eukariotik. Cairan kental yang
mengelilingi nukleus tersebut adalah sitoplasma, tempat tersuspensinya berbagai
jenis organel yang menjalankan sebagian besar fungsi sel tersebut. Beberapa sel
eukariotik, termasuk sel eukariotik tumbuhan, memiliki dinding kokoh yang
terletak di luar membran sel. Sel hewan tidak memiliki dinding. Pada sel
prokariotik yang jauh lebih sederhana, DNA tidak terpisah dari bagian-bagian lain
sel tersebut yang ada di dalam nukelus. Sel prokariotik juga idak memiliki organel
sitoplasmik seperti yang dimiliki oleh sel eukariotik. Hampir semua sel
prokariotik (bakteri) memliliki dinding sel eksternal yang kuat (Campbell, et al.
2002).

Suatu organisme tersusun atas sel sebagai struktur dasar makhluk hidup, membran
tipis yang mengelilingi ruangan berisi cairan kimia. Bentuk makhluk hidup paling
sedrhana adalah sel-sel soliter yang memperbanyak diri dengan pembelahan biner.
Organisme yang lebih tinggi seperti manusia, tampak seperti kota sel yang
setiapkelompok kecil mempunyai fungsi dan spesialisasi masing-masing dan
dihubungkan dengan system komunikasi yang rumit (Pulungan, 2014).

Komponen utama sel tumbuhan adalah dinding sel, sitoplasma, dan inti.
Berdasarkan keberadaan membran (selaput) inti, sel dibedakan menjadi sel
prokariot dan eukariot. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai organel, dan setiap
organel mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda (Mulyani, 2006).

Sel dalam tubuh hewan atau tumbuhan terorganisasi menjadi jaringan, organ, dan
sistem organ. Sel seringkali melekat, berinteraksi, dan berkomunikasi melalui
kontak fisik langsung. Dinding sel ditembus saluran-saluran yang disebut
plasmodesma (jamak plasmodesmata, dari kata Yunani desmos, mengikat).
Sitosol melintasi plasmodesma dan menghubungkan lingkungan kimiawi pada
sel-sel yang bersebelahan. Hubungan – hubungan ini menyatukan sebagian besar
tumbuhan menjadi satu kesinambungan yang hidup. Membran plasma sel-sel yang
bersebelahan melapisi saluran setiap plasmodesma dan karenanya tersambung.
Air dan zat terlarut kecil dapat berpindah bebas dari satu sel ke sel berikutnya.
Makromolekul yang ditranspor ke sel-sel yang bertetangga tampaknya mencapai
plasmodesma dengan cara bergerak di sepanjang serat sitoskeleton (Campbell dan
Jane, 2010).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin 18 Oktober 2021, pukul 13:00
WITA sampai selesai. Bertempat di via Zoom Meeting.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, skalpel,
silet/cutter, jarum, gelas pengaduk, gelas arloji, pinset, gelas objek, gelas
penutup, mikroskop, cawan petri, tusuk gigi, botol erlenmeyer, toples dengan
penutup, dan pita ukuran yang lentur

Bahan yang digunakan berupa ephitelium rongga mulut, Hydrilz verticilata,


kapas, darah katak, alium cepa,kapas, kertas isap, manihot esculenta dan
pewarna (Metilen Blue).

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Ubi Kayu
Dibuat potongan melintang empulur batang ubi kayu setipis mungkin.
Diletakkan potongan kecil tersebut pada gelas objek dan dijaga jangan
sampai terjadi lipatan atau kerutan. Ditambahkan satu atau dua tetes air,
kemudian ditutup dengan gelas penutup. Kemudian diamati dibawah
mikroskop dengan pembesaran paling lemah (10x).

3.3.2 Umbi Lapis Bawang Merah (Allium ascalonicum)


Perlakuan yang pertama yaitu, dipotong siung bawang merah yang segar
lalu diambil salah sau lapisan siung yang berdaging. Dipatahkan lapisan
tersebut sampai terlihat bagian yang tampak adanya epidermis tipis.
Dilepaskan epidermis tersebut memggunakan pinset dengan perlahan-
lahan lalu diletakkan pada gelas objek. Setelah itu ditambahkan satu atau
dua tetes air dan ditutup menggunakan gelas penutup. Diamati dibawah
mikroskop dengan pembesaran paling lemah (10x).
Perlakuan kedua yaitu, diteteskan satu tetes zat warna yodium disalah satu
tepi gelas penutup dan diisap menggunakan kertas isap pada sisi yang
berlawanan, kemudian diamati dengan perbesaran yang lebih besr (40x)
agar dapat terlihat dengan bagian sel selnya.

3.3.3 Hydrilla verticilata


Diambil selembar daun yang muda Hydrilla vertcilata yang telah
disiapkan, kemudia diletakkan diatas keca objek dalam posisi bentangan
membujur yang rata lalu ditetesi dengan air. Ditutup dun tersebut
menggunakan kaca penutup dengan hati-hati agar tidak terbentuk
gelembung udara lalu diamati sel tumbuhan dibawah mikroskop.

3.3.4 Sel Darah Katak dan Manusia


A. Sel darah katak
Disediakan kaca objek dengan kaca penutup yang telah dibersihkan.
Diteteskan darah katak yang telah dicampur dengan larutan fisiologis pada
gelas objek menggunakan pipet tetes. Diamati sedian tersebut dibawah
mikroskop mulai dari perbesaran yang lemah sampai ke yang kuat.
B. Sel darah manusia
Direndam lanset dengan alkohol 70% dalam kaca arloji. Dibersihkan jari
telunjuk dengan alkohol 70%. Kemudian ditusuk jari telunjuk dengan hati-
hati menggunakan lanset lalu dioles darah tersebut pada kaca objek dengan
membuang tetesan darah yang pertama. Diamati sedian tersebut dibawah
mikroskop mulai dari perbesaran yang lemah sampai ke yang kuat.

3.3.5 Sel Protozoa


Disiapkan kaca ojek dengan kaca penutup yang telah dibersihkan.
Diteteskan air kotor kolam ke atas kaca objek kemudian ditutup
menggunakan kaca penutup.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


No. Gambar Komponen
1. 1. Dinding sel
2. Ruang rongga
sel

Gambar 1. Sel ubi kayu

3. 1. Dinding sel
2. Membran sel
3. Nukleus
4. skolorid

Gambar 2. Sel umbi lpis bawang merah


4. 1. Inti sel
2. Organel sel

Gambar 3. Sel selaput rongga mulut

5. 1. leukosit
2. trombosit
3. eritrosit

Gambar 4. Sel darah

6. 1. Silia
2. Vakuola
3. Nukleus

Gambar 5. Sel protozoa

4.2 Pembahasan

Para ahli biologi menggunakan mikroskop dan peralatan biokimia untuk


mempelajari sel. Sel sendiri merupakan kumpulan materi paling sederhana
yang dapat hidup dan merupakan unit terkecil penyusun semua makhluk
hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar
reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.
Macam-macam sel yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik dan
sel eukariotik memiliki perbedaan yaitu, sel prokariotik tidak mempunyai
membran inti, dengan ukuran 1-10 mikrometer. Sebagian besar sel prokariotik
mempunyai dinding sel. Aktivitas sel terjadi pada membran plasma dan
didalam sitoplasma. Contohnya sel bakteri dan Cyanobacteria. Sedangkan sel
eukariotik memiliki membran inti, sehingga terjadi pemisahan antara inti sel
dan sitoplasma, memiliki ukuran 10 – 100 mikrometer. Contohnya sel ragi
(khamir), sel protozoa ( Amoeba, Flagellata, Ciliata ), sel hewan, dan sel
tumbuhan.

Tumbuhan dan hewan juga tersusun dari sel-sel. Namun terdapat perbedaan
antara sel hewan dengan sel tumbuhan, yaitu sel hewan mempunyai lisosom,
sentrosom, dan sentriol. Sel tumbuhan mempunyai kloroplas, vakuola sentral,
dinding sel, dan plasmodesma.

Pada praktikum kali ini kami juga mengamati bentuk-bentuk sel dengan
menggunakan mikroskop. Bahan-bahan yang digunakan yaitu ubi kayu, epitel
rongga mulut, sel bawang merah, sel darah merah, dan protozoa. Bagian yang
dapat diamati dari sel empulur Manihot esculenta yaitu dinding sel dan bentuk
selnya yang berbentuk heksagonal. Hal ini sesuai dengan pustaka yang
dikemukakan oleh Susanti et al., (2017) yang menyatakan bahwa sel empulur
parenchyma Manihot esculenta yang tumbuh dalam intensitas cahaya 363 x 10
Lux dengan perbesaran 400x adalah sel empulur parenkim berbentuk segi
enam atau heksagonal, dinding sel tipis, lunak dan ukuran sel tidak teratur.
Sedangkan pada sel batang empulur parenkim Manihot esculenta itu tumbuh
dalam cahaya Intensitas 1310 x 10 Lux adalah sel parenchyma empulur
berbentuk segi enam, dinding sel tebal, keras,dan ukuran sel regular.
Pada pengamatan sel epitel rongga mulut didapatkan bentuknya gepeng yaitu
menyerupai sisik ikan. Bagian tengahnya terdapat titik yang lebih tebal dari
lainnya yaitu inti dari sel itu sendiri. Untuk sel bawang merah bentuknya
seperti balok yang disusun miring, terdapat cairan dalam sel bawang merah
yang merupakan cairan inti (nukleoplasma), memiliki cairan di dalamnya dan
ada aktifitas yang terjadi di dalamnya seperti pertukaran zat dalam sel
berwarna merah muda pada bagian selnya karena mengandung plastid yang
menghasilkan kloroplas.

Sel darah merah pada katak berbentuk oval, memiliki inti dan ukurannya lebih
besar dibandingkan dengan sel darah merah pada manusia. Berbeda dengan
sel darah merah pada manusia yang bentuknya bikonkaf dan tidak berinti.
Bentuk bikonkaf pada sel darah manusia manusia bertujuan untuk
meningkatkan luas permukaan untuk difusi gas. Ukuran sel darah merah pada
katak tiga kali lebih besar dari pada sel darah merah manusia, namun
ukurannya dengan sel darah putih sama besar dan keduanya memiliki inti
sehingga pada darah katak sulit dibedakan antara sel darah merah dan sel
darah putihnya (Mediawati, 2009).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Bentuk sel tumbuhan bermacam-macam, antara lain kubus, peluru, prisma,
silindris, poliendris, dan memanjang.

2. Bagian-bagian sel yang hidup antara lain nukleus, sitoplasma, plastida,


mitokondria, diktiosom, retikulum endoplasma, ribosom, mikrobodi,
sferosom, dan lisosom.

5.2 Saran
Saran untuk asisten laboratorium yaitu agar bisa membimbing praktikan
dengan lebih baik lagi demi kelancaran berjalannya praktikum ini. Dan untuk
praktikan sebaiknya lebih memahami materi agar praktikum berjalan dengan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Attamini, Feby Irfanullah. 2015. Pengenalan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan.
Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah.

Campbell, N. A., & Reece, J. B. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece., dan Lawrence G. Mitchell. 2002. Biologi Edisi
kelima- Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Karmana, Oman. Biologi untuk Kelas XI Semester1 Sekolah Menengah Atas.


Bandung : Grafindo

Miller, Stephen A. 2001. Zoology, Fifth Edition. New York: McGraw-Hill


Companies.

Mulyani, Sri E. S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius

Prasaja, Yenny . 2009 . Biologi . Salemba Teknika : Jakarta.

Pulungan, Ahmad S.S. 2014. Perkembangan Organisme Ditinjau dari Evolusi Sel.
J.Biosains Unimed. 2 (3): 97-103.

Starr, C. ,Ralph Taggart, Christine Evers, dan Lisa Starr. 2009. Biologi: Kesatuan
dan Keragaman Makhluk Hidup. Jakarta: Salemba Teknika.

Susanti, Aziz, Astuti & Nuraeni. 2017. The Effect of Sunlight in Parenchyma Pith
Cells Diameter of Manihot esculenta. Series: Materials Science and
Engineering, 1(1), 15-30.

Anda mungkin juga menyukai