Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

SEL TUMBUHAN, JARINGAN TUMBUHAN, FUNGSI MERISTEM DAN


JARINGAN DEWASA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Tumbuhan
Dosen Pengampu :
Dr. Tri Wahyu Agustina, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Akni Jinatun Nurutami 1222060007
Aulia Hasna Rashifa 1222060014
Dinda Aiska Refa 1222060021
Ferra Yunita 1222060118
Ifan Nuraulia Muis Amrullah 1222060036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah ini. Shalawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada junjunan kita, Nabi Muhammad SAW, serta
keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang senantiasa ta’at hingga
akhir zaman.

Makalah ini kami susun guna sebagai tugas mata kuliah Pengembangan
Tumbuhan. Dalam makalah ini dipaparkan materi tentang Sel Tumbuhan, Jaringan
Tumbuhan, Fungsi Meristem Dan Jaringan Dewasa. Dengan demikian, diharapkan
kami mampu mengetahui, memahami, dan menyimpulkan materi-materi tersebut.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan atau
kekeliruan, oleh karna itu kami menerima kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan dalam penyusunan makalah di waktu yang akan datang.

Bandung, 28 Maret 2024

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Landasan Teori .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Pengertian sel tumbuhan ............................................................................ 2
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ................................................ 7
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Tanaman ......................................................................................................... 16
D. Hubungan sel tumbuhan dengan jaringan tumbuhan berkaitan dengan
perkembangan tumbuhan ................................................................................ 29
E. Hubungan Fungsi Meristem dan Jaringan Dewasa dengan Perkembangan
Tumbuhan ...................................................................................................... 32
BAB III.............................................................................................................. 36
PENUTUP ......................................................................................................... 36
A. Kesimpulan ............................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 37

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
Tanaman merupakan salah satu makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri
kehidupan yaitu mampu memperoleh zat makanan, mampu merespon
rangsangan dari luar (lingkungan), mampu mengedarkan zat-zat di dalam
tubuhnya, mampu mencerna makanan, melakukan respirasi, melaksanakan
sintesis, mampu tumbuh dan berkembangbiak. Pertumbuhan (growth) dan
perkembangan (development) merupakan satu perubahan yang terjadi dalam
tubuh tanaman dalam satu siklus hidupnya. Pertumbuhan dan perkembangan
tanaman bukan peristiwa yang identik, tetapi merupakan dua proses yang saling
berhubungan erat.(Restuati, 2021)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik sel tumbuhan?
2. Bagaimana karakteristik jaringan tumbuhan?
3. Apa fungsi meristem dan jaringan dewasa?
4. Bagaimana hubungan fungsi meristem dengan perkembangan tumbuhan?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan mengidentifikasi karakteristik sel tumbuhan
2. Mengetahui dan mengidentifikasi jaringan tumbuhan
3. Mengetahui fungsi meristem dan jaringan dewasa
4. Mengetahui hubungan fungsi meristem dengan perkembangan tumbuhan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian sel tumbuhan


Sel tumbuhan merupakan kelompok sel eukariotik, sel eukariotik
yaitukelompok sel yang mempunyai materi genetik (DNA) yang dibaluti
ataudibungkus oleh membran. Sel tumbuhan mempunyai struktur yang
khasdibandingkan dengan sel eukariotik lain. Perbedaan yang paling mendasar
yaitu bentuk sel tumbuhan yang kaku.bentuk ini didapatkan dari dinding sel
yang berada paling luar di seltumbuhan. Dinding sel tersusun atas senyawa
selulosa, pektin, hemis (Restuati, 2021)elulosa,dan lignin yang akan
menguatkan struktur tumbuhan. Ciri khas sel tumbuhan yaitu terdiri dari organel
dan sitoplasma, dimana semua organel (kecuali inti sel atau neukleus) dan
struktur sub selular yang ada di dalam sitoplasma akan tertutup oleh membran
sel atau dinding sel sebagai lapisan pelindung.(Bunga & Bunga, n.d.)
a. Jenis sel tumbuhan
1. Sel parenkim
Sel parenkim adalah sel yang memiliki beberapa fungsi mulai
dari penyimpanan, dukungan terhadap fotosintesis, tempat berikatnya
floem, selain xilem dan floem yang terikat dengan sel parenkim, daun
juga terdiri dari sel-sel parenkim. Beberapa sel parenkim, seperti pada
epidermis,berfungsi untuk penetrasi cahaya dan mengatur pertukaran
gas. Sel parenkim memiliki dinding sel yang tipis dan permeabel yang
memungkinkan pengangkutan molekul kecil di dalamnya.sel parenkim
juga dapat tumbuh menjadi duri yang mencegah hewan herbivora
memakannya. Sel parenkim yang mengandung banyak kloroplas dan
berperan penting dalam proses fotosintesis disebut sel klorenkim.
Sebagian besar sel parenkim di umbi kentang dan kotiledon dari biji
kacang-kacangan memiliki fungsi penyimpanan. (Nugroho, 2016)
2. Sel kolenkim

2
Sel kolenkim hidup saat sudah dewasa dan hanya memiliki
sebuah dinding primer. Sel-sel ini sudah matang dan berasal dari
meristem yang awalnyamenyerupai sel parenkim. Plastidanya tidak
berkembang dan organelsekretorik (retikulum endoplasma dan badan
golgi) berproliferasi untukmengeluarkan dinding primer tambahan.
Dinding ini tebal di bagian sudutnya di mana tiga atau lebih sel saling
bersentuhan dan tipis di bagian di mana hanya terdapat dua sel yang
bersentuhan. Pektin dan hemiselulosa adalah kandungan utama dinding
sel kolenkim daritumbuhan berbiji terbuka (angiosperma). Sel kolenkim
biasanya cukup memanjang dan melintang. Tujuannya adalah untuk
memberikan fleksibilitas dinding selnya tidak mengandung lignin
sehingga menjadi kaku.(Nugroho, 2016)
3. Sel sklerenkim
Sel sklerenkim adalah sel yang keras dan tangguh yang
memberikan kekuatan pada tumbuhan. Sel ini terdiri dari sklereid dan
serat. Terdapat dinding sekunder yang mengandung lignin sehingga
kedap air. Dengan demikian, sel-sel ini tidak dapat bertahan lama karena
tidak dapat melakukan pertukaran zat untuk melakukan metabolisme.
Sel sklerenkim biasanya akan mati pada waktu tertentu, sitoplasma akan
hilang, dan meninggalkan rongga kosong. (Nugroho, 2016)
4. Sel xilem
Sel xilem adalah sel yang mengalami lignifikasi dinding sel. Sel
ini berfungsi untuk mengangkut air dan zat hara dari tanah (akar) menuju
daun untuk melakukan fotosintesis. Sel xilem pertama kali muncul pada
tanaman sejak 425 juta tahun yang lalu(Nugroho, 2016).
5. Sel floem
Sel floem adalah sel yang menyusun jaringan khusus untuk
transportasi zat-zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi. Yang di
transportasikan terutama sukrosa. Sel floem terdiri dari dua jenis sel
yaitu tabung saringandan sel pendamping. Pada tabung saringan tidak
terdapat inti sel dan ribosom dan metabolismenya diatur oleh sel

3
pendamping. Sedangkan sel pendamping terhubung ke tabung saringan
melalui plasmodesmata. Lumut tidak memiliki floem. (Nugroho, 2016)
6. Sel epidermis
Sel epidermis tanaman adalah sel parenkim khusus yang terdapat
di seluruh permukaan daun, batang, dan akar. (Nugroho, 2016)
b. Karakteristik sel tumbuhan
Sel tumbuhan memiliki bagian-bagian khusus yang
membedakannya dengan sel hewan atau sel eukariot yang lain. Berikut
adalah organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan:
1. Sebuah vakuola berukuran besar yang volumenya dipenuhi oleh air dan
dilapisi oleh membran yang disebut tonoplas. Fungsi tonoplast adalah
untuk mempertahankan sel turgor, mengontrol pergerakan molekul
antara sitosol dan getah tumbuhan, menyimpan zat-zat berguna, dan
mencerna limbah protein dan organel.(Liunokas & Billik, 2021)
2. Sebuah dinding sel yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, pektin,
danbeberapa mengandung lignin. Dihasilkan oleh protoplas di
luarmembran sel. Hal ini berkebalikan dengan dinding sel jamur
yangterbuat dari kitin dan bakteri yang terbuat dari
peptidoglikan.(Liunokas & Billik, 2021)
3. Jalur komunikasi khusus antar sel yang dikenal sebagai plasmodesmata
yang berupa pori-pori di dinding sel yang menghubungkan plasmalema
di sel satu ke retikulum endoplasma di sel lain.(Liunokas & Billik, 2021)
4. Plastida yang terdiri dari kloroplas, kromoplas, dan leukoplas. Kloroplas
mengandung klorofil yang berguna untuk menyerap sinarmatahari dan
memungkinkan tanaman untuk membuat makanansendiri dalam proses
yang dikenal sebagai fotosintesis. Kromoplasuntuk melakukan sintesis
dan menyimpan pigmen. Leukoplas adalahbagian plastida yang tidak
berwarna dan berguna untuk menyimpancadangan makanan. (Liunokas
& Billik, 2021).
5. Pembelahan sel yang dilakukan dengan pembentukan phragmoplast
sebagai dasarnya. Sel kelamin jantan lumut dan pteridophyta, sikas, dan

4
ginkgo memiliki flagela yang serupa dengan sel pada hewan. Namun
pada tumbuhan yang lebih kompleks (seperti gymnospermae dan
tanaman berbunga) tidak terdapat flagela dan sentriol yang biasanya
terdapat di dalam sel hewan. (Liunokas & Billik, 2021)
c. Struktur dan fungsi sel tumbuhan
1. Nukleus (inti sel)
Nukleus (inti sel) yaitu organel sel yang sangat unik dan penting,
sebagaitempat utama sel untuk menyimpan kromosom (komponen
genetik) dari seltertentu. Nukleus mempunyai fungsi mengkoordinasi
proses metabolisme,contohnya pembelahan sel, pertumbuhan sel, serta
sintesis protein. Inti danisinya disebut dengan
nukleoplasma.(Hasnudiah, 2018)
2. Plastida (kloropas)
Plastida (kloropas) merupakan istilah kolektif untuk organel
yang berfungsi untuk membawa pigmen. Kloroplas mempunyai bentuk
yang sangat menonjol dari plastida yang memiliki kandungan pigmen
klorofil hijau. Karena terdapat plastida (kloropas) yang mengandung
klorofil hijau, maka tumbuhan mampu menjalani proses fotosintesis
dengan baik dengan adanya air, sinar matahari, dan karbon dioksida
untuk sintesis makanan sendiri.(Hasnudiah, 2018)
3. Ribosom
Ribosom merupakan organel sel yang bentuknya kecil yaitu
berupa butiran nukleo protein. Ribosom tersusun atas sub unit besar dan
sub unit kecil, berisi RNAribosom dan RNAR dan protein di dalamnya.
Ribosom dibedakan menjadi 2 jenis yang mana terdapat di
dalamsitoplasma, yaitu ribosom terikat dan ribosom bebas. Fungsi
utama ribosom yaitu memproduksi dan mensintesis zat protein yang ada
dalam sel.(Hasnudiah, 2018).
4. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel besar yang berbentuk bulat
batang yang ada di dalam sitoplasma sel tumbuhan. Mitokondria

5
bermanfaat dalam memecah karbohidrat kompleks dan gula yang
dimanfaatkan. Mitokondria mengandung enzim tertentu yang berguna
dan penting sebagai pasokanenergi ke sel tumbuhan. Mitokondria
mempunyai fungsi sebagai tempat respirasi aerop dalam pembentukan
ATP sebagai sumber energi. Mitokondria juga dikenal sebagai
pembangkit tenaga listrik sel.(Hasnudiah, 2018)
5. Badan golgi (aparatus golgi)
Badan golgi (aparatus golgi) terdiri dari kumpulan vesikel pipih
yangmemiliki bentuk sisternae (berkelok-kelok) atau berbentuk kantong
pipih. Badan golgi yang terletak di dalam sel tumbuhan disebut
diktiosom, keberadaannya kebanyakan ditemui di dekat membran sel.
Fungsi utama badan golgi yaitu untuk mengangkat zat kimia di dalam
dan keluar dari sel, setelah RE (retikulum endoplasma) mensisntesis
protein dan lemak. Badan golgi merubah dan mempersiakannya untuk
mengeksporkeluar sel. (Hasnudiah, 2018)
6. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan organel penghubung antara
inti (nukleus) dengan sitoplasma di dalam sel tumbuhan. Pada dasarnya
itu merupakan jaringan interkoneksi, RE mempunyai kantong yang
berbelit-belit. Ada 2 macam retikulum endoplasma yaitu RE kasar dan
RE halus. Struktur retikulum endoplasma hanya bisa dilihat dengan
mikroskop elektron. Fungsi retikulum endoplasma yaitu sebagai
pengangkut sintetis lemak dansteroit, tempat menyimpan fospolipid,
steroid, glikolipid, menjalankan detoksifikasi drug dan
racun.(Hasnudiah, 2018)
7. Vakuola
Vakuola merupakan membran, sebagai tempat penyimpanan
yang membantu dalam mengatur tekanan tugor dari sel tumbuhan. Di
dalam sel tumbuhan umumnya ditemui lebih dari satu vakuola. Tetapi
vakuola menghabiskan ruang lebih besar dari pada yang lain, yang
menyimpan berbagai macam senyawa kimia. Vakuola berfungsi juga

6
sebagai ekskreasi produk, produk-produk limbah dan pencernaan
instraselullar molekul kompleks.(Hasnudiah, 2018)
8. Peroksisom
Peroksisom merupakan organel sitoplasma dari sel tumbuhan
yang mempunyai kandungan enzim oksidatif tertentu. Enzim itu
digunakan dalam pemecahan metabolisme asam lemak menjadi gula
sederhana. Fungsi peroksisom ialah memecahkan asam lemak menjadi
gula dan membantu kloropas dalam proses fotorespirasi.(Hasnudiah,
2018)

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman


Pertumbuhan tanaman adalah pertambahan volume yang bersifat tak
terbalikan (irreversible) yang diikuti oleh pertambahan bobot kering (Paiman,
2022). Pertumbuhan adalah Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada
makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi).
Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur. Misalnya: biji jagung ditanam,
selanjutnya berkecambah, dan setelah 10 hari kemudian volumenya bertambah
dari kecil menjadi besar. Pada tanaman yang sedang tumbuh, terlihat adanya
pembentukan organ-organ baru. Misalnya daun semakin banyak, akar semakin
panjang dan bertambah banyak. Melihat arah pertumbuhan, tanaman tumbuh
kedua arah utama:

 Akar ke bawah (Menuju ke bumi)


 Daun (dan batang) ke atas

Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali


untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina
dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan
terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan
yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organyang
mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Peristiwa diferensiasi
menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing
organ, sehingga perubahan yangterjadi pada organisme tersebut semakin

7
kompleks. Auksanometer adalah Suatu alat untuk mengukur pertumbuhan
memanjang suatu tanaman, yang terdiri atas sistem kontrol yangdilengkapi
jarum penunjuk pada busur skala atau jarum yang dapat menggaris pada silinder
pemutar.(Asra et al., 2020)

Gambar 1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung

Peningkatan ukuran tanaman yang tak terbalikan sebagai akibat dari


pembelahan dan pembesaran sel, misalnya: penambahan ukuran sel, jaringan,
dan organ tanaman. Gambar 1.2 merupakan alat untuk mengukur pertumbuhan
tanaman dan dinamakan auksanometer.

Gambar 1.2 Alat Pengukur Pertumbuhan Tanaman

8
Perkembangan merupakan suatu proses perubahan secara kualitatif
atau mengikuti pertumbuhan tanaman atau bagian-bagiannya. Proses hidup
yang terjadi di dalam tubuh tanaman meliputi pertumbuhan, deferensiasi sel,
dan morfogenesis. Misalnya: perubahan dari fase vegetatif ke generatif.
Perkembangan adalah prosesmenuju kedewasaan pada organisme. Proses ini
berlangsung secara kualitatif bersifat irreversibel. Bila kita menanam biji
tanaman, dapat diamati bahwadari hari ke hari terjadi perubahan tinggi. Secara
kualitatif, terlihat bentuk awal (biji) yang demikian sederhana menjadi bentuk
tanaman yang lengkap. (Husamah et al., 2024)

Diferensiasi adalah suatu keadaan dimana sel-sel meristematik


berkembang menjadi dua macam atau lebih sel/jaringan/organ tanaman yang
secara kualitatif berbeda satu dengan lainnya. Diferensiasi merupakan proses
hidup yang menyangkut transformasi dari sel tertentu ke sel-sel yang lain
menurut spesialisasinya (dalam hal proses biokimia, fisiologis maupun
struktural). Misalnya: pembentukan jaringan xylem dan phloem pada tubuh
tanaman. Morfogenesis merupakan proses hidup yang menyangkut interaksi
antara pertumbuhan dan diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu
terbentuknya organ. Misalnya: pembentukan daun, batang, bunga, dan buah
serta akar. (Husamah et al., 2024)

Sel meristematic adalah sel muda yang masih aktif membelah,


sedangkan jaringan meristematik merupakan suatu jaringan yang sel-selnya
masih aktif membelah. Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh adanya
pertambahan ukuran dan bobot kering yang tak terbalikan. Pertambahan
ukuran sel mempunyai batas tertentu yang diakibatkan hubungan antara
volume dan luas permukaan tanaman. Pertambahan protoplasma berlangsung
melalui suatu rentetan peristiwa yang meliputi pembentukan karbohidrat (hasil
fotosintesis), absorbsi, translokasi, metabolisme, dan transpirasi.(Husamah et
al., 2024)

Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh adanya pertambahan ukuran


dan bobot kering yang tak terbalikan. Pertambahan ukuran sel mempunyai

9
batas tertentu yang diakibatkan hubungan antara volume dan luas permukaan
tanaman. Pertambahan protoplasma berlangsung melalui suatu rentetan
peristiwa yang meliputi pembentukan karbohidrat (hasil fotosintesis), absorbsi,
translokasi, metabolisme, dan transpirasi. Pertumbuhan tanaman terjadi pada
sel-sel atau jaringan meristem yang masih aktif membelah. Adapun tempat
pertumbuhan tanaman (jaringan meristem) terletak pada ujung suatu organ
(meristem apikal). Meristem apikal biasanya bersifat embrionik dan mampu
tumbuh dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga disebut juga indeterminate
meristem, misalnya pada ujung batang maupun akar.(Moh. Gade, 2014)

Meristem lateral adalah meristem yang berkaitan dengan pertumbuhan


membesar ke arah samping (arah lateral), misalnya: pada jaringan kambium
dan kambium gabus (fellogen). Meristem interkalar merupakan meristem yang
terletak antara daerah jaringan yang telah terdeferensiasi. Meristem ini
kebanyakan terdapat pada tanaman penghasil biji-bijian yaitu pada famili
Gramineae. Pada organ tumbuhan lain, misalnya pada bunga, akar, dan buah
memiliki pola pertumbuhan yang agak berbeda dibandingkan batang, dan
hanya bersifat embrionik dalam jangka waktu tertentu sehingga disebut
determinate meristem. (Moh. Gade, 2014)

Perkembangan tanaman merupakan suatu kombinasi dari sejumlah


proses yang kompleks, yaitu proses pertumbuhan dan diferensiasi yang
mengarah pada akumulasi bobot kering tanaman. Proses diferensiasi
menpunyai tiga syarat, yaitu:

1) Hasil asimilasi yang tersedia dalam keadaan berlebihan untuk dapat


dimanfaatkan pada kegiatan metabolisme,
2) Temperatur yang menguntungkan.
3) Terdapat sistem enzim yang tepat sebagai perantara proses diferensiasi.

10
a. Fase Pertumbuhan
Pertumbuhan tanaman bermula dari terjadinya zigot, selanjutnya
terbentuk embrio, diikuti pembelahan dan pengembangan sel, dan akhirnya
terjadi proses perkecambahan biji. Setelah biji berkecambah menjadi bibit,
maka seterusnya akan tumbuh menjadi tanaman dan terus berkembang.
Pertumbuhan bibit diikuti dengan pertumbuhan dan perkembangan organ-
organ tanaman. Akhir dari siklus hidup tanaman ditandai dengan penuaan
atau senescence dan akhirnya mati. Pertumbuhan tanaman pada dasarnya
sebagai akibat dari pembesaran dan pembelahan sel. Perkembangan
tanaman dapat dilihat dari proses pembentukan jaringan dan organ-organ
sehingga masing-masing individu tanaman mempunyai bentuk morfologi
yang khas atau spesifik. Selama pertumbuhan dan perkembangannya,
tanaman akan membentuk bermacam-macam organ, baik organ vegetatif
maupun generatif. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman meliputi
berbagai tahapan, yaitu mulai tahap embrionis, tahap muda dari
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dilanjutkan dengan tahap
pertumbuhan dan perkembangan organ-organ reproduktif (bunga, buah,
dan biji, atau ubi atau umbi), dan akan diakhiri dengan kematian tanaman.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat dibagi menjadi empat fase,
yaitu:
1. Fase embrionis,
2. Fase muda (juvenile atau vegetatif),
3. Fase dewasa (mature atau reproduktif atau generatif),
4. Fase menua dan aging (senile atau asenescence).(Syofyan, 2018)

11
b. Fase Embrionis

Gambar 1.3 Biji jagung dan bagian-bagiannya

Fase embrionis diawali dari pembentukan zigot sampai terjadinya


embrio, dan terjadi di dalam bakal biji (ovule). Pertumbuhan zigot diikuti
dengan pembelahan sel, sesudah itu terjadi pengembangan sel. Fase
embrionis ini tidak terlihat oleh panca indra secara nyata dalam
pertumbuhan tanaman, karena berlangsung di dalam biji.(Wibowo et al.,
2009)

c. Fase muda (juvenile atau vegetatif)

Fase muda dimulai dari sejak biji berkecambah, tumbuh menjadi


bibit, dan dicirikan oleh pembentukan daun-daun pertama, dan berlangsung
terus-menerus hingga masa berbunga atau berbuah pertama.
Perkecambahan merupakan satu rangkaian yang komplek dari
perubahanperubahan morfologis, fisiologis, dan biokimia. Fase
perkecambahan meliputi beberapa tahap, yaitu:

 Tahap 1: imbibisi adalah proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit
benih melunak dan terjadinya hidrasi dari protoplasma,
 Tahap 2: perombakan cadangan makanan terjadi di dalam endosperm,
 Tahap 3: perombakan bahan-bahan makanan yang dilakukan oleh
enzim, yaitu: amylase, protese, dan lipase. Karbohidrat dirombak jadi

12
glukosa. Protein dirombak menjadi asam amino, dan lemak dirombak
menjadi asam lemak dan gliserol.
 Tahap 4: translokasi makanan ke titik tumbuh. Setelah penguraian
bahan-bahan karbohidrat, protein dan lemak diubah menjadi bentuk-
bentuk yang terlarut, kemudian ditranslokasikan ke titik tumbuh.
 Tahap 5: pembelahan dan pembesaran sel. Asimilasi dari bahan-bahan
yang telah diuraikan di daerah meristematik menghasilkan energi untuk
kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru.
 Tahap 6: munculnya radikel dan plumula. Akhirnya radikel dan plumula
muncul dari kulit benih. Keluarnya calon akar (radikel) dari biji sampai
keluarnya ujung kecambah (plumula) ke permukaan tanah (yang disebut
perkecambahan) akan dilanjutkan dengan pertumbuhan bibit sampai
terjadinya penyempurnaan fungsi masing-masing organ tanaman.
Seterusnya radikel segera menyempurnakan diri menjadi akar, dan akar
siap melakukan berbagai fungsinya. Plumula berkembang menjadi
batang dan daun. Periode fase muda bervariasi tergantung dari jenis
tanaman, keadaan lingkungan luar, dan cara pemeliharaan tanaman.
Pada umumnya, pada fase ini terjadi laju pertumbuhan yang sangat cepat
(exponential). Fase muda merupakan fase yang peka terhadap
persaingan dengan kondisi di sekitarnya baik antar tanaman maupun
dengan tumbuhan lainnya. Pertumbuhan sangat cepat secara
eksponensial bertujuan untuk memenangkan persaingan dan menunjang
perkembangan tanaman berikutnya. Pertumbuhan fase vegetatif yang
baik akan berpengaruh baik pula terhadap produksi tanaman. Jika pada
fase muda ini tidak bisa tumbuh dengan baik, maka akan dihasilkan
produksi tanaman yang rendah terutama terjadi pada tanaman
semusim.(Wibowo et al., 2009)

13
Gambar 1.4 Perkecambahan biji dan Pertumbuhan Tanaman Jagung

d. Fase dewasa (maturity atau reproduktif atau generatif)

Fase dewasa yang ditunjukkan adanya pembungaan dan pembesaran


tongkol jagung. Terjadi penghambatan (penghentian) organ-organ vegetatif
karena asimilat (senyawa organik metabolik) terutama ditunjukkan bagi
perkembangan organ-organ reproduksi (buah). Dalam hal ini baik tunas
vegetatif maupun perakaran akan terhambat
pertumbuhannya.(Kusumaningrum, 2017)

Gambar 1.5 Morfogi Tanaman Jagung Pada Saat Pengisian Tongkol

14
e. Fase penuaan dan aging (senile atau senescence)

Pada fase penuaan ini terjadi perombakan secara alamiah dari bagian
atau keseluruhan tubuh tanaman sehingga kegiatan fungsionalnya hilang.
Selama proses penuaan berlangsung, akan terjadi penurunan aktivitas dan
fungsi organ-organ yang berperan dalam proses penyusunan senyawa
organik metabolik.

Bahan-bahan yang mengalami penurunan fungsi (deterioration)


adalah klorofil, protein, RNA, lemak, fotosintesis, respirasi, dinding sel,
serta organel. Karakteristik utama yang tampak pada proses penuaan daun
adalah perubahan warna daun atau berkurangnya klorofil daun (daun
menguning). Berkurangnya kandungan protein selama proses penuaan
dapat diamati dengan adanya akumulasi asam amino. Asam amino
ditranslokasikan dari daun lebih tua menuju ke daerah atau bagian yang aktif
tumbuh dan berkembang. Menurunnya kandungan protein pada daun tua
seiring dengan menurunnya kandungan RNA yang berhubungan dengan
menurunnya kapasitas sintesis RNA.

Selama proses penuaan berlangsung, terjadi penurunan produksi


adenosin trifosfat (ATP), akibatnya transport elektron dan fotofosforilasi
oksidatif berjalan lambat, sehingga penyediaan ATP yang mendukung
terjadinya sintesis di dalam sel tidak cukup. Selama proses penuaan tanaman
akan terjadi penurunan aktivitas respirasi secara bertahap. Senescence dapat
terjadi pada bagian atau keseluruhan dari tanaman.(Kusumaningrum, 2017)

Faktor luar yang dapat menghambat atau mempercepat terjadinya


penuaan, yaitu: a. Kenaikan suhu, keadaan gelap, dan kekurangan air dapat
mempercepat terjadinya penuaan daun, b. Penghapusan bunga atau buah
akan menghambat penuaan tanaman, dan c. Pengurangan unsur hara di
dalam tanah dapat menekan pertumbuhan tanaman yang berarti
mempercepat penuaan.

15
Bentuk penuaan pada tanaman dapat mengikuti beberapa pola berikut ini:

a. Penuaan yang terjadi keseluruhan dari tubuh tanaman (overall senescence).


Akar (root) dan bagian tanaman bagian di atas tanah (shoot) mati semua.
Tanaman mati setelah menyelesaikan satu siklus hidupnya.
b. Penuaan yang hanya terjadi pada bagian tanaman di atas tanah saja (top
senescence). Bagian tanaman yang berada di atas tanah (shoot) mati,
sedangkan bagian tanaman yang berada di dalam tanah (root) tetap hidup.
c. Penuaan yang hanya terjadi pada daun-daun saja (deciduous senescence).
Tanaman menggugurkan semua daun-daunnya, sementara organ tanaman
lainnya tetap hidup.
d. Penuaan yang hanya terjadi pada daun-daun yang terdapat di bagian bawah
saja (daun-daun yang sudah tua), sedangkan daun-daun yang terletak di
bagian atas dan organ yang lain tetap hidup.(Kusumaningrum, 2017)

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


pada Tanaman
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan diatur oleh kombinasi
faktor genetik dan pengaruh lingkungan. Hal ini berkenaan dengan karakteristik
tumbuhan yaitu: Memiliki kemampuan merespon sejumlah sinyal dari
lingkungan seperti fotoperiode, perubahan suhu, dan kelembaban;
Memproduksi zat kimia pengatur tumbuh tumbuhan (hormon) sebagai mediator
sinyal dari lingkungan; Memiliki kode gen enzim yang mengkatalis reaksi
kimia untuk pertumbuhan dan perkembangan (Wahyudin, 2009).

16
a. Faktor Dalam (Internal) Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan mencakup faktor genetik, epigenetik dan
zat pengatur tumbuh.
1. Faktor genetik Setiap tumbuhan terdiri dari miliaran sel.
Dalam setiap sel terdapat satu set lengkap semua gen yang
membentuk kode instruksi untuk suatu organisme. Kode gen tersebut
berperan dalam menentukan fungsi dan sifat dari tumbuhan. Sebagai
contoh, penemuan penting darai para ilmuwan tentang gen pada
tumbuhan adalah gen yang terlibat dalam pembungaan pada tanaman.
Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk
fisiknya adalah urutan DNA penyandi protein, polipeptida atau
seuntaian DNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya.
Gen merupakan faktor internal yang paling mendasar karena setiap
mahluk hidup tentu saja memiliki gen yang berbeda. Keanekaragaman
gen menghasilkan variasi seluruh sifat dari morfologi hingga seluruh
proses fisiologi. Perbedaan variasi pengendali dasar sifat tumbuhan ini
tentu mempengaruhi bagaimana pertumbuhan dan perkembangan suatu
organisme. (Wahyudin, 2009)
2. Epigenetik
Penelitian pada sel menunjukkan, tidak hanya gen yang
mempengaruhi ciri-ciri dan fungsi dari suatu organisme, tetapi juga
“Epigenetik” atau faktor non-gen. Faktor-faktor epigenetik adalah suatu
fitur dalam sel yang dapat diwariskan ketika sel membelah tetapi mereka
tidak merubah gen itu sendiri. Namun faktor epigenetik dapat
memodifikasi perilaku gen. Faktor epigenetik memiliki peran penting
dalam perkembangan tumbuhan. Epigenetik merupakan dasar untuk
mengungkap seluk-beluk tentang bagaimana gen dan organisme
bekerja. Faktor epigenetik yang dapat mempengaruhi perilaku gen
meliputi: 1) Struktur kromatin “bagaimana posisi atau susunan DNA
dalam kromatin”; 2) Metilasi DNA “mengubah gen off – on”; 3) Small

17
RNA - terbuat dari DNA dan bisa mempengaruhi perilaku gen me1alui
berbagai cara. (Wahyudin, 2009)
3. Zat Pengatur Tumbuh (Hormon)
Telah Anda ketahui bahwa hormon merupakan zat kimia yang
diproduksi oleh tumbuhan yang berperan dalam pola pertumbuhan dan
pemeliharaan tumbuhan. Zat pengatur pertumbuhan mengendalikan
kegiatan dengan mengirimkan sinyal kimia ke sel untuk melakukan
sesuatu atau untuk tidak melakukan sesuatu, termasuk mengaktifkan
gen yang mengkode enzim tertentu atau justru menghalangi transkripsi
gen. Pada kebanyakan kasus, hormon tumbuhan memiliki efek pada
tumbuhan tergantung pada lokasi dan konsentrasi relatif hormon
terhadap hormon lain dalam jaringan. Hormon tumbuhan bekerja dalam
hubungannya dengan satu sama lain, dan memiliki efek yang saling
mempengaruhi. Hormon juga bekerja karena ada pengaruh lingkungan.
Hormon tumbuhan, seperti halnya pada hewan, bekerja dalam
konsentrasi yang sangat kecil. Akan tetapi tidak seperti hormon hewan
yang bekerja sangat spesifik, satu jenis hormon tumbuhan dapat
mengasilkan efek yang berbeda. Hormon-hormon tumbuhan yang telah
dikenal pada saat ini meliputi auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat,
kalin, etilen, dan asam traumalin. (Wahyudin, 2009)
4. Auksin Hormon
Dapat ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun
pertama tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, serta
jaringan yang masih bersifat meristematis. Konsep sinyal kimia pada
tumbuhan dikemukakan pada tahun 1880 oleh Charles Darwin dan
putranya Francis yang melihat fenomena fototropisme pada rumput.
Tunas tumbuhan yang bersifat fototropis positif, ketika kecambah
diterangi dari samping, tunas akan membelok ke arah cahaya.
Menariknya, dalam penelitian mereka menemukan, jika koleoptil dari
kecambah. Gandum dihapus, tumbuhan tidak lagi melengkung menuju
cahaya. Mereka melakukan sejumlah eksperimen dan menemukan

18
bahwa suatu bahan kimia yang terletak di koleoptil berpindah ke daerah
elongasi dan terjadi perbedaan pemanjangan dengan sel yang jauh dari
sumber Cahaya Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan
tumbuhan diantaranya adalah:
 Auksin memicu pemanjangan dan pembesaran sel. Auksin berperan
dalam mengaktivasi enzim yang melonggarkan ikatan serabut
selulosa dinding sel sehingga sel dapat memanjang.
 Dominansi apikal Auksin diproduksi pada tunas apikal cenderung
menghambat aktivasi tunas pada batang yang lebih rendah. Hal ini
dikenal sebagai dominasi apikal. Auksin merangsang sintesis
strigolaktone, hormon yang menekan pertumbuhan tunas lateral.
Efek ini berkurang sesuai dengan jarak sel dari tunas pucuk.
 Auksin terlibat dalam respon tropisme. Fototropisme dan
geotropisme, mempengaruhi hasil dari perpanjangan yang tidak
sama yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi auksin dalam
pemanjangan sel.
 Auksin merangsang pertumbuhan sekunder. Auksin menstimulasi
sel kambium untuk membelah dan xilem sekunder agar
terdiferensiasi. Selain itu penutupan luka jaringan diketahui dipicu
oleh auksin ketika ada bagian ikatan pembuluh yang rusak.
 Pembentukan akar adventif dan lateral Auksin merangsang
pembentukan akar yang tumbuh dari batang atau daun pada banyak
spesies. (Wahyudin, 2009)

5. Giberelin
Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang pada 1930 dari kajian
terhadap tanaman padi yang sakit. Padi yang terserang jamur Gibberella
fujikuroi tersebut tumbuh terlalu tinggi. Para ilmuwan Jepang
mengisolasi zat dari biakan jamur tersebut. Zat ini dinamakan giberelin.
Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3, GA1, GA4, GA5,
GA19, GA20, GA37, dan GA38. Giberelin diproduksi oleh jamur dan

19
tumbuhan tinggi. Giberelin disintesis di hampir semua bagian tanaman,
seperti biji, daunmuda, dan akar. Giberelin seperti halnya auksin
memegang peranan penting dalam pertumbuhan batang menjadi terlalu
panjang. Sebaris jagung kerdil dapat dibuat supaya tumbuh seperti
jagung biasa dengan memberinya giberelin berkali-kali. Anehnya,
pertumbuhan jagung biasa tidak dapat ditingkatkan dengan giberelin.
Giberelin memiliki beberapa peranan, antara lain:
 Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.
 Perkecambahan biji dan mobilisasi cadangan makanan dari
endosperma untuk pertumbuhan embrio.
 Perkembangan bunga dan buah.
 Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan.
 Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel
6. Sitokinin
Sitokinin merupakan hormon tumbuh yang terdapat pada tubuh
tumbuhan. Sitokinin dibentuk pada sistem perakaran. Kinetin
merupakan sitokinin sintetik yang pertama ditemukan oleh Carlos
Miller pada ikan kering. Setelah itu ditemukan senyawa sitokinin yang
lain dalam endosperma cair jagung, yaitu zeatin. Sitokinin sintetik
lainnya adalah BAP (6-benzilaminopurin) dan 2-ip. Fungsi sitokinin
adalah sebagai berikut:
 Merangsang proses pembelahan sel.
 Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
 Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
 Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan,
seperti suhu yang rendah, infeksi virus, pembunuh gulma dan
radiasi.
 Menghambat menguningnya daun dengan jalan membuat
kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun
(senescens).

20
7. Gas etilen
Tumbuh-tumbuhan menghasilkan gas etilen untuk merespons
terhadap adanya stres (tekanan), seperti kekeringan, kebanjiran, tekanan
kimia, luka dan infeksi. Etilen juga dihasilkan pada saat pemasakan
buah atau untuk merespons terhadap peningkatan kadar auksin yang
terlalu tinggi. Secara komersial, etilen dimanfaatkan untuk
mempercepat pematangan buah. Gas etilen juga menyebabkan
pertumbuhan batang menjadi tebal dan kokoh. Di samping itu, bersama
hormon lain akan menimbulkan reaksi yang karakteristik. Bersama
auksin, gas etilen dapat memacu perbungaan mangga dan nanas.
Bersama giberelin, gas etilen dapat mengatur perbandingan bunga
jantan dan bunga betina pada tumbuhan berumah satu. (Wahyudin,
2009)
8. Asam absisat (ABA)
Hormon asam absisat (Abscisic acid) adalah hormon yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor) yaitu bekerja
berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin dengan jalan
mengurangi atau memperlambat kecepatan pembelahan dan
pembesaran sel.Hormon asam absisat pertama kali ditemukan pada
tahun 1960 dari sekelompok peneliti yaitu Davies dan kawan-kawan
yang mempelajari perubahan pada senyawa kimia yang menyebabkan
terjadinya dormansi pada kuncup, dan perubahan kimia saat daun-daun
gugur. Hormon ini berfungsi untuk:
 Mempertahankan masa dormansi, sehingga menghambat
perkecambahan biji.
 Mempertahankan diri jika tumbuhan berada pada lingkungan yang
tidak sesuai antara lain saat kekurangan air, tanahnya bergaram, dan
suhu dingin atau suhu panas.
 Merangsang penutupan mulut daun (stomata) sehingga mengurangi
penguapan.

21
 Berperan dalam pembentukan zona absisi, sehingga menyebabkan
pengguguran daun, bunga, dan buah.
9. Kalin

Kalin adalah hormon yang dapat merangsang pembentukan organ


tubuh. Berdasarkan organ tumbuhan yang dibentuk, kalin dibedakan
menjadi: (a) Kaulokalin, adalah hormon yang memiliki fungsi dalam
merangsang proses pembentukan batang. (b) Rizokalin, adalah hormon
yang berfungsi dalam merangsang pembentukan akar. (c) Filokalin,
adalah hormon yang berfungsi merangsang dalam pembentukan daun.
(d) Antokalin, adalah hormon yang merangsang pembentukan bunga.
(Wahyudin, 2009)

10. Asam traumalin Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka


yang terjadi pada tubuhnya. Kemampuan tersebut dinamakan regenerasi
(restitusi) yang dipengaruhi oleh hormon luka (asam traumalin).
Hormon asam traumalin pertama kali dipelajari oleh Haberland dimana
pada percobaan yang dilakukan dari jaringan tanaman yang dilukai lalu
dicuci bersih, ternyata bekas bidang luka tidak membentuk jaringan
baru, sedangkanpada jaringan luka yang dibiarkan terbentuk jaringan
baru di dekat luka. (Wahyudin, 2009)
b. Faktor Luar (Eksternal)
Tanaman itu dapat tumbuh dengan subur, sehingga dapat memberikan
hasil yang optimal. Perlu diketahui bahwa suatu tanaman dalam proses
pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Faktor
eksternal merupakan sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan dan
sumbernya berasal dari lingkungan. Faktor eksternal yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, antara lain sebagai berikut.
1. Nutrisi Ilmu
Nutrisi tanaman telah diterapkan sejak 160 tahun yang lalu berdasar
eksperimen klasik Liebig, Lauwes, dan Gilbert. Ada banyak unsur yang
diperlukan oleh tumbuhan. Seperti halnya makhluk hidup yang lain,

22
tumbuhan memerlukan nutrisi atau makanan untuk hidupnya.
Tumbuhan hijau mengambil nutrisi dari udara, air, dan dari dalam media
tumbuhnya. Misalnya dari dalam tanah, nutrisi diambil dalam bentuk
ion. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang
banyak disebut unsur makro (makronutrien) dan yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit disebut unsur mikro (mikronutrien). Sumber-sumber
nutrisi bagi tumbuhan berupa zat-zat organik dan zat-zat anorganik.
Perbaikan kesuburan tanah secara alami dengan pemupukan, baik
menggunakan pupuk alami maupun pupuk buatan banyak dilakukan
oleh para petani.
Disamping penambahan zat-zat organik dan zat-zat anorganik,
nutrisi yang ada dalam tanah berasal dari hasil pelapukan mineral
anorganik dan hasil biodegradasi bahan organik. Unsur-unsur yang telah
tersedia dalam media tanam (misalnya tanah) tidak segera dapat
dipergunakan oleh tumbuhan apabila faktor- faktor lain tidak terpenuhi,
misalnya adanya mikroba dalam tanah. Unsur makro terdiri dari: C
(karbon), H (hidrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (sulfur), P (fosfor),
K (kalium), Mg (magnesium), dan Ca (kalsium). Unsur mikro terdiri
dari: Cl (klor), Fe (besi), B (boron), Mn (mangan), Zn (seng), Co
(koper), dan Mo (molibdeum). Tumbuhan yang kekurangan nutrien
padamedia tanamnya akan mengalami defisiensi. Apabila hal ini terjadi,
maka pertumbuhan dan perkembangannya tidak sempurna. (Wahyudin,
2009)
2. Air
Air diperlukan tumbuhan dalam berbagai proses fisiologis. Tanpa air
yang cukup tumbuhan akan mengalami banyak gangguan. Fungsi air
bagi tumbuhan adalah sebagai berikut:
 Pelarut zat-zat yang diperlukan oleh tumbuhan.
 Bahan dasar untuk reaksi biokimia.
 Sebagai medium berlangsungnya reaksi metabolisme.
 Menjaga tekanan turgor dinding sel dan agar tidak kekeringan.

23
 Berperan dalam proses transportasi unsur hara dari tanah ke daun.
Mengedarkan hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan.
 Untuk proses transpirasi (penguapan) dan fotosintesis Jika
kekurangan air, tumbuhan akan layu karena terjadi penurunan
tekanan turgor pada sel-selnya. Air merupakan faktor eksternal
yang juga sangat diperlukan dalam perkecambahan biji. Air
digunakan saat masa perkecambahan untuk mengaktifkan enzim-
enzim dalam biji. Ketiadaan air dapat menyebabkan
perkecambahan biji tertunda (dormansi). Beberapa tumbuhan
seperti Kaktus, melakukan adaptasi untuk mengatasi keterbatasan
air. Kaktus yang ada di daerah gurun memiliki lapisan lilin utnuk
mencegah penguapan air terlalu cepat. Lapisan tersebut merupakan
modifikasi dari jaringan epidermis. (Wahyudin, 2009)
3. Cahaya
Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi
tumbuhan. Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis,
fototropisme, dan fotoperiodisme. Efek cahaya meningkatkan kerja
enzim untuk memproduksi zat metabolik untuk pembentukan klorofil.
Sedangkan, pada proses fotosintesis, intensitas cahaya mempengaruhi
laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang. Jadi cahaya secara tidak
langsung mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
karena hasil fotosintesis berupa karbohidrat digunakan untuk
pembentukan organ-organ tumbuhan. Cahaya matahari juga dapat
memicu pembentukan pigmen antosianin dan flavonoid yang
memberikan warna pada bunga dan buah. Cobalah perhatikan dan
bandingkan warna buah-buahan di pohon yang terkena cahaya matahari
langsung dengan buah-buahan yang tersembunyi di balik daun-daunnya.
Buahbuahan tersebut memiliki derajat warana yang berbeda.
Perkembangan struktur tumbuhan juga dipengaruhi oleh cahaya
(fotomorfogenesis). Efek fotomorfogenesis ini dapat dengan mudah

24
diketahui dengan cara membandingkan kecambah yang tumbuh di
tempat terang dengan kecambah dari tempat gelap. Kecambah yang
tumbuh di tempat gelap akan mengalami etiolasi(pertumbuhan
tumbuhan yang lebih cepat jika berada di tempat yang gelap), kecambah
tampak pucat dan lemah karena produksi klorofil terhambat oleh
kurangnya cahaya. Sedangkan, pada kecambah yang tumbuh di tempat
terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih pendek
karena aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya
cahaya. Bagaimana cara mengatur posisi tanaman yang tumbuh di
dalam rumah? Tanaman yang tumbuh di dalam rumah sebaiknya
diubah-ubah posisinya agar mendapatkan cahaya yang merata dan dapat
tumbuh lurus ke atas. (Wahyudin, 2009)
Fotoperiodisme
Interval penyinaran sehari-hari terhadap tumbuhan mempengaruhi
proses pembungaan. Lama siang hari di daerah tropis kira-kira 12 jam.
Sedangkan, di daerah yang memiliki empat musim dapat mencapai 16 -
20 jam. Respon tumbuhan yang diatur oleh panjangnya hari ini disebut
fotoperiodisme. Fotoperiodisme dipengaruhi oleh fitokrom (pigmen
penyerap cahaya). Fotoperiodisme menjelaskan mengapa pada spesies
tertentu biasanya berbunga serempak. Tumbuhan yang berbunga
bersamaan ini sangat menguntungkan, karena memberi kesempatan
terjadinya penyerbukan silang. Berdasarkan panjang hari, tumbuhan
dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a. Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena
penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek
contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga matahari.
b. Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena
penyinaran lebih dari 12 jam (14 - 16 jam) sehari. Tumbuhan hari
panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula, selada, dan
tembakau.

25
c. Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena
penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang
contohnya kacang dan tebu. d) Tumbuhan hari netral, tumbuhan
yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk pembungaannya.
Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan
kapas.

Tumbuhan memiliki zat yang berfungsi mengontrol respon


tumbuhan terhadap penyinaran yang disebut pigmen fitokrom.
Pigmen ini sebenarnya adalah suatu protein yang mampu menyerap
cahaya merah dan infra merah dari sinar matahari.

4. Suhu
Suhu yang kurang sesuai akan menyebabkan kerja enzim di dalam
sel-sel kurang optimal sehingga proses metabolisme (seperti
fotosintesis) akan terganggu. Suhu merupakan faktor eksternal dari
lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena suhu berhubungan
dengan kemampuan tumbuhan dalam melakukan proses fotosintesis,
translokasi, respirasi, dan transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu
optimum yang ideal untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu
optimum merupakan suhu yang terbaik untuk pertumbuhan suatu jenis
tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, suatu tanaman juga
memiliki batas suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima
olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu paling tinggi yang
memungkinkan tumbuhan masih dapat mempertahankan hidupnya.
Suhu minimum merupakan suhu paling rendah yang memungkinkan
tumbuhan masih dapat mempertahankan hidupnya. Sebagian besar
tumbuhan memerlukan temperatur sekitar 10°C – 38°C untuk
pertumbuhannya. Suhu optimum rata-rata tumbuhan adalah 400C.
Apabila suhu lingkungan suatu tumbuhan di bawah suhu minimum,
segala aktivitas fisiologi tubuhnya akan terhenti, dan ini disebut masa

26
tidur (dormansi), keadaan ini terjadi pada beberapa tumbuhan pada
musim dingin di negara-negara yang memiliki 4 musim.
5. Kelembapan
Tanah lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat
perkecambahan biji. Hal ini karena tanah lembap menyediakan cukup
air untuk mengaktifkan enzim dalam biji serta melarutkan makanan
dalam jaringan. Tingkat pengaruh kelembapan udara atau tanah pada
tumbuhan berbeda-beda. Ada tanaman yang membutuhkan kelembaban
udara dan kelembapan tanah yang tinggi, misalnya lumut hati.
Sebaliknya, ada juga tanaman yang tumbuh dengan baik pada dengan
kelembapan udara dan tanah kelembapan rendah, misalnya Aloe vera
(lidah buaya) dan beberapa jenis tanaman anggrek. Kelembaban tanah
dan kelembaban udara memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Tanah yang kaya humus mampu menyimpan air lebih
banyak, sehingga tanaman tumbuh lebih baik. Tanaman yang tumbuh
dengan baik menghasilkan seresah lebih banyak dan meningkatkan
bahan organik tanah. Udara mampu menyimpan air. Kadar air yang ada
di udara disebut kelembaban udara. Kadar air di udara yang tinggi,
berpeluang untuk menjadi awan dan hujan. Air hujan masuk ke dalam
tanah dan akan disimpan dalam tanah, menjamin ketersediaan air bagi
tumbuhan. (Wahyudin, 2009)
6. Ketersediaan oksigen
Oksigen diperlukan tumbuhan untuk bernapas. Tumbuhan dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik, jika kebutuhan terhadap oksigen
tercukupi. Kekurangan oksigen dapat merangsang produksi hormon
etilen yang menyebabkan beberapa sel dalam korteks akan mengalami
penuaaan dan mati. Tumbuhan yang terlalu banyak disiram air akan
kekurangan oksigen karena tanah kehabisan ruang udara penyedia
oksigen. Tanah yang padat dan liat mengandung sedikit oksigen
sehingga perlu dicampur dengan pencangkulan secara hati-hati agar
akar tumbuhan dapat bernapas. Tumbuhan yang hidup di daerah yang

27
kekurangan oksigen (misalnya di rawa-rawa), memiliki akar napas yang
banyak seperti pada tanaman bakau (Rhizophora sp). (Wahyudin, 2009)
7. Gravitasi
Bila cahaya akan mempengaruhi arah pertumbuhan tunas maka
pengaruh bumi akan mempengaruhipertumbuhan akar menuju pusat
bumi. Arah gerak akar yang menuju pusat bumi disebut gravitropisme.
Pertumbuhan pada tumbuhan memperlihatkan respons terhadap
gravitasi. Pertumbuhan akar menunjukkan respons gravitasi positif
sedangkan pertumbuhan tunas menunjukkan respon gravitasi negatif.
Jika tumbuhan diletakkan pada posisi miring, tunas akan tumbuh
membengkok ke atas dan akar akan tumbuh membengkok ke bawah.
Tumbuhan mampu mengindra gravitasi karena adanya pengendapan
statolit pada titik terendah sel tudung akar. Statolit adalah plastida
khusus yang mengandung butiran pati padat. Pengendapan statolit pada
titik terendah sel akan menyebabkan redistribusi auksin sel-sel yang
berada di atasnya dan menyebabkan pemanjangan akar sehingga akar
akan membengkok ke bawah. (Wahyudin, 2009)
8. PH (derajat keasaman)
Hujan asam dapat menambah keasaman tanah. Jika keadaan tanah
terlalu asam, klorofil akan rusak sehingga mengganggu proses
fotosintesis. Tanah bekas rawa-rawa dan tanah potsolik yang berwarna
merah kekuningan cenderung bersifat asam. Tanah jenis ini harus
dicampur dengan kapur sebelum ditanami agar keasamannya berkurang.
Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti bunga hortensia (Hydrangea sp),
keasaman tanah berpengaruh terhadap warna bunga. (Wahyudin, 2009)
9. Sentuhan
Pada tumbuhan yang merambat, misalnya anggur dan mentimun,
pada umumnya mempunyai organ pelilit berupa sulur. Sulur tersebut
pada awalnya tumbuh lurus, tetapi jika menyentuh sesuatu akan tumbuh
melilit benda tersebut. Sentuhan akan menghambat pertumbuhan sel-
sel, sehingga terjadi perbedaan laju pertumbuhan antara sel yang terkena

28
sentuhan dengan sel-sel yang tidak terkena sentuhan. Perbedaan laju
pertumbuhan sel-sel tersebut menyebabkan sulur melilit. Suatu
percobaan menunjukkan bahwa tumbuhan yang batangnya digosok
dengan tongkat akan lebih pendek daripada tumbuhan yang dibiarkan.
(Wahyudin, 2009)
10. Organisme parasit dan herbivora
Organisme parasit pada tumbuhan dapat berupa virus, bakteri, dan
jamur. Organisme parasit tersebut mengambil sari makanan dari
tumbuhan inang sehingga tumbuhan inang yang ditumpangi akan
terganggu pertumbuhan dan perkembangannya, bahkan dapat
mengalami kematian. Herbivora adalah hewan pemakan tumbuh-
tumbuhan, misalnya ulat, belalang, dan kumbang. Jika daun - daun
muda pada tumbuhan dimakan oleh ulat, akan mengganggu proses
pertumbuhannya. Namun, beberapa tumbuhan memiliki alat pertahanan
diri secara fisik seperti duri-duri dan pertahanan secara kimiawi,
misalnya menghasilkan zat kanavanin yang merupakan racun bagi
herbivora. (Wahyudin, 2009)

D. Hubungan sel tumbuhan dengan jaringan tumbuhan berkaitan dengan


perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan. Faktor internal dan eksternal mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Beberapa faktor dapat dikontrol oleh manusia, seperti
cahaya, temperatur, udara, dan unsur hara dalam tanah. Namun, ada juga faktor
yang tidak dapat dikontrol sepenuhnya. Jaringan kompleks dalam batang
tanaman terdiri dari xilem dan floem. Xilem mengangkut air dan zat terlarut,
sedangkan floem mengangkut zat makanan hasil fotosintesis. Cekaman
lingkungan, seperti kekeringan, dapat membatasi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanaman memberikan respon anatomi dan fisiologi
yang berbeda tergantung pada genotipe mereka. (Roswanti Pienyani, 2015)
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu
proses yang berlangsung secara bersinambungan. Dalam proses pertumbuhan
dihasilkan sel-sel, jaringan-jaringan, dan organ-organ, yang memberi struktur
dan bentuk organisme dewasa. Floem dan xilem bersama-sama membentuk
suatu sistem pembuluh yang kontinue sepanjang tumbuhan. Pada tumbuhan
muda jaringan pembuluh biasanya dihubungkan dengan berbagai variasi tipe

29
sel lainnya dalam ikatan pembuluh. Baik floem maupun xilem adalah jaringan
yang kompleks. Floem berperan dalam mentranspor larutan-larutan organik
(hasil fotosintesis) pada tumbuhan, sedangkan xilem berperan membawa air dan
ion-ion terlarut dalam tumbuhan. (Kusumaningrum, 2017)
1. Xilem
Xilem adalah jaringan pengangkut kompleks yang terdiri dari berbagai
bentuk sel. Sel-sel xilem umumnya mati dan memiliki dinding yang tebal
yang mengandung lignin, sehingga xilem juga berfungsi sebagai jaringan
penguat. Xilem terdiri dari trakeid dan unsur pembuluh. Trakeid ditemukan
di hampir semua tumbuhan vaskuler, sedangkan unsur pembuluh terdapat
pada sebagian besar angiosperma dan beberapa gimnosperma serta
tumbuhan vaskuler tak berbiji. Trakeid adalah sel-sel panjang dan tipis
dengan ujung meruncing, yang memungkinkan pergerakan air melalui ceruk
antar sel. Dinding sekunder trakeid mengeras karena lignin, memberikan
dukungan dan mencegah keruntuhan sel akibat tegangan transportasi air.
Unsur pembuluh lebih lebar, lebih pendek, dan berdinding tipis dengan
ujung yang bersentuhan, membentuk pipa mikro panjang yang disebut
pembuluh. Dinding ujung pembuluh memiliki lempeng berlubang yang
memfasilitasi aliran air melalui pembuluh. (Campbell, 2008)
2. Floem
Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan
mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian
tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel
yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi unsur tapis, sel
pengiring, sel albumin (pada gimnosperma), serat-serat floem, dan
parenkim floem. (Nugroho L. H., 2012)
Hubungan sel tumbuhan dengan jaringan tumbuhan sangat penting
dalam perkembangan tumbuhan. Sel-sel tumbuhan bekerja bersama-sama
untuk membentuk jaringan-jaringan yang berbeda, yang pada gilirannya
membentuk organ-organ dan sistem-sistem dalam tumbuhan. Proses ini
melibatkan berbagai interaksi antara sel-sel yang berbeda dalam jaringan, yang
terjadi melalui sinyal-sinyal seluler dan pertukaran zat kimia. Hubungan ini
memainkan peran penting dalam regulasi pertumbuhan, diferensiasi, dan
fungsi organ tumbuhan. Misalnya, dalam pertumbuhan akar tumbuhan, sel-sel
meristem akar bertanggung jawab untuk pertumbuhan dan pembelahan sel
yang berkelanjutan. Sel-sel anak yang dihasilkan dari meristem akar kemudian
mengalami diferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang membentuk jaringan
akar, seperti epidermis, korteks, dan silinder pusat. (Hasnunidah, 2011)
Sel-sel dalam jaringan akar ini saling berinteraksi untuk memastikan
penyerapan air dan nutrisi yang efisien, pertukaran gas, dan dukungan
struktural yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan akar yang

30
sehat. Selain itu, hubungan antara sel-sel dalam jaringan tumbuhan juga terlibat
dalam perkembangan organ-organ lain, seperti daun, batang, dan bunga. Sel-
sel dalam jaringan daun, misalnya, berperan dalam fotosintesis dan pertukaran
gas. Sel-sel dalam jaringan batang memainkan peran penting dalam
transportasi air dan nutrisi dari akar ke daun dan bagian-bagian tumbuhan
lainnya. Sel-sel dalam jaringan bunga berpartisipasi dalam proses reproduksi
tumbuhan, seperti pembentukan biji dan buah. (Nugroho L. H., 2017)
Hubungan antara sel tumbuhan dan jaringan tumbuhan sangat erat
karena sel-sel tumbuhan merupakan bangunan dasar pembentuk jaringan-
jaringan yang membentuk organ-organ pada tumbuhan. Jaringan tumbuhan
terbentuk oleh kumpulan sel-sel yang memiliki fungsi dan karakteristik yang
serupa. Terdapat beberapa jenis jaringan pada tumbuhan, yaitu:
1. Jaringan Meristem: Jaringan ini terdiri dari sel-sel yang belum
berdiferensiasi sepenuhnya. Meristem bertanggung jawab untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Meristem primer terletak di
ujung akar dan ujung tunas, yang disebut meristem ujung. Meristem
sekunder terletak di bagian dalam tumbuhan dan berperan dalam
pertumbuhan sekunder, seperti pembentukan kayu dan kulit batang.
2. Jaringan Epidermis: Jaringan ini terdiri dari sel-sel yang melapisi
permukaan luar organ tumbuhan, seperti daun, batang, dan akar. Sel-sel
epidermis biasanya tipis dan transparan, berfungsi melindungi organ dalam
tumbuhan serta mengendalikan pertukaran zat antara tumbuhan dan
lingkungannya.
3. Jaringan Parenkima: Jaringan ini terdiri dari sel-sel tumbuhan yang
memiliki dinding sel tipis dan berfungsi dalam fotosintesis, penyimpanan
zat cadangan, serta pertukaran gas dan udara. Jaringan parenkima tersebar
di seluruh tubuh tumbuhan dan merupakan jaringan yang paling umum.
4. Jaringan Pengangkut: Jaringan ini terdiri dari xilem dan floem. Xilem
berperan dalam transportasi udara dan mineral dari akar ke daun serta
memberikan dukungan struktural pada tumbuhan. Floem, di sisi lain,
mengangkut hasil fotosintesis dan zat-zat organik lainnya dari daun ke
bagian-bagian tumbuhan yang membutuhkannya.
5. Jaringan Penyukong: Jaringan ini berfungsi memberikan dukungan
struktural pada tumbuhan. Contohnya adalah jaringan sklerenkim yang
terdiri dari sel-sel yang mati dengan dinding sel yang kaku dan kuat.
Jaringan ini membentuk serat-serat pada kayu dan serat-serat pembuluh
darah pada kulit batang.

Dalam perkembangan tumbuhan, jaringan-jaringan ini bekerja secara


bersama-sama untuk memungkinkan tumbuhan tumbuh dan berkembang

31
dengan baik. Masing-masing jaringan memiliki peran penting dalam proses-
proses seperti fotosintesis, transportasi udara dan nutrisi, serta memberikan
dukungan struktural pada tumbuhan.
E. Hubungan Fungsi Meristem dan Jaringan Dewasa dengan
Perkembangan Tumbuhan
Jaringan meristem dan jaringan dewasa merupakan dua komponen penting
dalam perkembangan tumbuhan. Jaringan meristem bertanggung jawab atas
pertumbuhan primer dan sekunder, sedangkan jaringan dewasa berperan dalam fungsi
fisiologis dan struktural tumbuhan. Tumbuhan tersusun atas berbagai jenis jaringan,
yang diklasifikasikan berdasarkan struktur dan fungsinya. Dua jenis jaringan utama
pada tumbuhan adalah jaringan meristem dan jaringan dewasa. (Waluyo, 2006.)
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus-menerus membelah dan
menghasilkan sel-sel baru. Jaringan ini terletak di ujung batang dan akar (meristem
apikal), di antara jaringan dewasa (meristem interkalar), dan di kambium
(meristem lateral). Jaringan meristem terdiri atas jaringan embrional, yaitu jaringan
yang terdapat pada lembaga tetapi tidak mengalami diferensiasi atau mengadakan
pembagian tugas. Fungsi utama jaringan meristem adalah:
a. Meristem apikal (ujung): terletak di ujung batang dan ujung akar. Meristem ini
berperan dalam pertumbuhan primer tumbuhan, yakni pertambahan panjang
batang dan akar. Contohnya pada tunas muda dan ujung akar.
b. Meristem interkalar (celah): terletak di antara jaringan dewasa pada batang
atau daun. Jaringan ini berasal dari sisa meristem apikal yang tertinggal saat
pertumbuhan. Fungsinya untuk memperpanjang ruas-ruas batang dan
pembentukan bunga pada tumbuhan tertentu, seperti pada ruas-ruas bambu.
c. Meristem lateral (samping): terletak di bagian samping batang atau akar,
biasanya ke arah dalam. Aktivitas meristem lateral menyebabkan pertumbuhan
sekunder pada tumbuhan, yakni pertambahan diameter batang dan akar.
Jaringan ini nantinya akan membentuk jaringan sekunder seperti kambium dan
feloderm. (Waluyo, 2006.)
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang telah berhenti membelah dan
memiliki fungsi khusus. Ada beberapa jenis jaringan dewasa, di antaranya:

32
f. Jaringan epidermis: melindungi permukaan tumbuhan dari kerusakan mekanis dan
kehilangan air.
g. Jaringan parenkim: berfungsi dalam fotosintesis, penyimpanan makanan, dan
transportasi air.
h. Jaringan kolenkim: memberikan kekuatan dan kekakuan pada tumbuhan.
i. Jaringan sklerenkim: memberikan kekuatan dan dukungan pada tumbuhan.
j. Jaringan xilem: mengangkut air dan mineral dari akar ke daun.
k. Jaringan floem: mengangkut makanan dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
(Campbell, 2008).
Jaringan meristem dan jaringan dewasa saling terkait dalam perkembangan
tumbuhan. Jaringan meristem menghasilkan sel-sel baru yang kemudian berkembang
menjadi jaringan dewasa. Jaringan dewasa kemudian melakukan berbagai fungsi
fisiologis dan struktural yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Berikut
adalah hubungan fungsi meristem dan jaringan dewasa dengan perkembangan
tumbuhan:
1. Pertumbuhan Primer
Meristem apikal di ujung batang dan akar bertanggung jawab untuk
pertumbuhan primer, yaitu pertambahan panjang batang dan akar. Meristem apikal
pada ujung batang dan akar terus menerus membelah secara mitosis dan kemudian
berdiferensiasi menjadi jaringan dewasa seperti epidermis, korteks, xilem, dan
floem.
Pada batang, meristem apikal menghasilkan protoderm, prokambium, dan
meristem dasar. Protoderm berkembang menjadi epidermis, prokambium
berkembang menjadi xilem dan floem primer, dan meristem dasar berkembang
menjadi korteks dan empulur.
Pada akar, meristem apikal menghasilkan kaliptra, protoderm,
prokambium, dan meristem dasar. Kaliptra melindungi ujung akar, protoderm
berkembang menjadi epidermis, prokambium berkembang menjadi xilem dan
floem primer, dan meristem dasar berkembang menjadi korteks dan perisikel.
2. Pertumbuhan Sekunder
Meristem lateral seperti kambium dan feloderm bertanggung jawab untuk
pertumbuhan sekunder, yaitu pertambahan diameter batang dan akar. Kambium
adalah jaringan meristem lateral yang terletak di antara xilem dan floem primer.
Kambium menghasilkan xilem sekunder ke arah luar dan floem sekunder ke arah

33
dalam. Sedangkan feloderm adalah jaringan meristem lateral yang terletak di luar
kambium. Feloderm menghasilkan jaringan gabus yang melindungi batang dari
kerusakan mekanis dan infeksi patogen.
3. Perkembangan Organ Tumbuhan
Meristem interkalar pada ruas-ruas batang membantu dalam
perkembangan organ tumbuhan seperti daun dan bunga. Meristem ini
menghasilkan sel-sel baru yang memungkinkan ruas batang untuk memanjang dan
mendorong pertumbuhan organ tumbuhan.
4. Diferensiasi Sel
Sel-sel meristem yang belum terdiferensiasi memiliki kemampuan untuk
berubah menjadi berbagai jenis sel dewasa. Proses diferensiasi sel ini dikendalikan
oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik menentukan jenis sel yang
dapat dihasilkan oleh sel meristem, sedangkan faktor lingkungan seperti hormon
dan nutrisi dapat mempengaruhi arah diferensiasi sel.
5. Regenerasi
Jaringan meristem juga berperan dalam regenerasi tumbuhan, yaitu
kemampuan tumbuhan untuk membentuk kembali bagian tubuh yang hilang atau
rusak. Contohnya, meristem apikal pada tunas yang tumbuh dari batang yang
patah. Meristem apikal ini menghasilkan sel-sel baru yang kemudian berkembang
menjadi tunas baru. (Estiti, 1995).

Contoh dari hubungan fungsi meristem dan jaringan dewasa dengan perkembangan
tumbuhan adalah pada batang jagung. Meristem apikal di ujung batang jagung terus
menerus membelah dan menghasilkan sel-sel baru. Sel-sel baru ini kemudian
berdiferensiasi menjadi berbagai jenis jaringan dewasa, seperti epidermis, korteks, xilem,
dan floem. Xilem dan floem ini mengangkut air dan mineral dari akar ke daun, dan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Pertumbuhan batang jagung ini
menyebabkan jagung tumbuh semakin tinggi.
Contoh lainnya yaitu pada Pertumbuhan Sekunder pada Pohon Mangga. Kambium
di batang pohon mangga menghasilkan xilem sekunder ke arah luar dan floem sekunder ke
arah dalam. Xilem sekunder ini memperkuat batang pohon mangga dan membantunya
untuk tumbuh lebih besar. Floem sekunder mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh bagian pohon mangga.

34
Kemudian contoh pada perkembangan bunga mawar. Meristem apikal pada tunas
bunga menghasilkan sel-sel baru yang kemudian berkembang menjadi berbagai bagian
bunga, seperti kelopak, mahkota, benang sari, dan putik. Bunga mawar ini kemudian akan
melakukan penyerbukan dan menghasilkan biji.
Contoh terakhir yaitu regenerasi pada daun kersen. Jika daun kersen terluka,
meristem pada tepi daun akan menghasilkan sel-sel baru yang kemudian menutupi luka
tersebut. Hal ini memungkinkan daun kersen untuk terus berfungsi dan fotosintesis
meskipun terluka. (Tjitrosoepomo, 1989).

35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari topik ini adalah bahwa sel-sel tumbuhan merupakan
unit dasar dari struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan
terdiri dari beberapa jenis seperti jaringan meristem dan jaringan dewasa.
Fungsi utama jaringan meristem adalah pertumbuhan primer, sedangkan
jaringan dewasa berperan dalam fungsi-fungsi tertentu seperti transportasi air
dan nutrisi, penyokongan, dan penyimpanan. Jaringan dewasa dapat terdiri
dari jaringan epidermis, jaringan pembuluh, jaringan pengangkut makanan,
dan jaringan penyokong seperti jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.

36
DAFTAR PUSTAKA

Asra, R., Samarlina, R. A., & Silalahi, M. (2020). Hormon Tumbuhan. In Journal
of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).

Bunga, S., & Bunga, B. (n.d.). Struktur Bunga, Bagian-bagian Bunga, dan
Modifikasinya. 1–39.

Campbell, N. A., & Reece, J. B. (2008). Biology (8th ed.). Erlangga. Jakarta

Estiti, Chidayah. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.

Hasnudiah, N. (2018). Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Husamah, H., Akbar, W., Syah, A., Chamisijatin, L., & Luzyawati, L. (2024).
JANUARY 2024 Relationship of grade level and gender towards science
literacy abilities in islamic senior high students Jurnal Mangifera Edu. 8(2),
1–10.

Kusumaningrum, R. (2017). Peranan Xilem Dan Floem Dalam Pertumbuhan Dan


Perkembangan Tumbuhan. Jurnal Pendidikan Biologi, 123–130.

Liunokas, A. B., & Billik, A. H. S. (2021). Karakteristik morfologi tumbuhan.


Deepublish.

Moh. Gade. (2014). Struktur, Fungsi Organel dan Komunikasi Antar Sel. Al Ulum
Seri Sainstek, II(1), 1–9.

Nugroho. (2016). Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan Ii. 26 Mei 2016, July,
1–7.

Paiman. (2022). Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. In UPY Press (Vol.


2).

Restuati, M. (2021). Pembelajaran 6: Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk

37
Hidup. Modul Belajar Mandiri, 143–162.

Roswanti Pienyani, M. G. (2015). Respon Anatomi dan Fisiologi Akar Kedelai


terhadap Cekaman Kekeringan. Jurnal Argon, 43 (3), 186-192.

Syofyan, H. (2018). Modul Biologi Dasar (Psd 113) Modul 2 Struktur Sel Dan
Fungsinya. Modul Biologi Dasar, Psd 113, 1–17.

Tjitrosoepomo, Gembong. (1989). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

Wahyudin, G. S. dan T. N. dan A. W. I. dan A. (2009). Dasar-Dasar Agronomi.


192.

Waluyo, Joko. (2006). Biologi Dasar. Jember : Universitas Jember Press.

Wibowo, Y., Wijaya, A., Surastuti, E., Ridarwati, S., & Nunung. (2009). Struktur
Sel Tumbuhan dan Hewan. Program, 2015(2011), 1–130.

38

Anda mungkin juga menyukai