Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SENYAWAN PENYUSUN SEL

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3


RASYIT RIDHO 220202022
AGUSWAN SINAGA 220202002
FERDIAN SAPUTRA 220202012

PROGRAM STUDI PROTEKSI


TANAMANINSTITUT TEKNOLOGI SAWIT
INDONESIA MEDAN
2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Perumusan masalah ................................................................................................. 2

C. Tujuan ...................................................................................................................... 3

BAB II ISI PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Macam”senyawa penyusun sel pada tumbuhan ...................................................... 3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan… .........................................................................................................16

Daftar pustaka . .......................................................................................................... 18

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Biologi sel salah satu dari cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang sel
merupakan kumpulan materi paling sederhana dan sebagai dasar kehidupan dan bagaimana
struktur dan fungsi sel bekerja dalam kehidupan (Alberts, 2004). Hal yang dipelajari dalam
biologi sel mencakup sifat-sifat sel seperti struktur sel dan organel yang terdapat di dalam
sel, fungsi sel, perkembangan dan evolusi sel, pembelahan sel, hingga kematian sel
(Alberts, 2014). Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopis yang diamati
menggunakan mikroskop, dan Biologi Sel mempelajari baik organisme bersel tunggal
seperti bakteri maupun organisme multiseluler seperti manusia (Alberts, 2014).
Pengetahuan akan komposisi dan cara kerja sel merupakan hal mendasar bagi semua
bidang ilmu biologi (Alberts, 2014). Pengetahuan akan persamaan dan perbedaan antara
struktur sel dan organel serta fungsi sel merupakan hal penting untuk dipelajari (Karp and
Paton, 2013). Kehidupan pada tingkat seluler muncul dari keteraturan struktural, yang
memperkuat struktur sel, organel sel dan fungsi sel (Alberts, 2004). Menurut Talhouk
(2011) pembelajaran Biologi Sel memberikan pemahaman dasar tentang struktur, fungsi
dan interaksi fungsional dari komponen sel dan organel dari lingkungan mikronya. Di
dalam pembelajaran Biologi Sel, mahasiswa diharapkan dapat menstimulasi dan
mengembangkan kemampuan representasi mikroskopis, penalaran ilmiah (scientific
reasoning), keterampilan menggambar, berpikir analitik, serta memperluas wawasan
mahasiswa tentang fenomena kehidupan yang berhubungan dengan struktur, fungsi, serta
keterkaitan antara struktur dan fungsi sel. Agar mampu mempelajari konsep Biologi Sel
tersebut mahasiswa harus memiliki kemampuan representasi dan penalaran yang logis,
berpikir analitik, serta imajinasi yang kuat (Saptono dkk. 2013). Pembahasan pada Biologi
Sel berkaitan dengan struktur sel dan fungsi organel sel, membran plasma sel, metabolisme,
pembelahan sel, dan transportasi zat pada membran serta kelainan sel merupakan beberapa
materi yang sulit untuk dijelaskan kepada mahasiswa. Oleh karena materi tersebut abstrak,
mahasiswa

iii
sulit memahami konsep tentang sel, keterkaitan, serta fungsi sel (Lukitasari &
Herawati, 2014). Saptono dkk. (2013) juga berpendapat bahwa masih banyak ditemukan
mahasiswa yang tidak mampu memahami materi yang terdapat dalam pembelajaran Biologi
Sel. Hal ini disebabkan karena mahasiswa tidak mampu mengembangkan kemampuan
berpikir untuk menjawab suatu permasalahan. Mahasiswa lebih banyak menghafalkan
konsep-konsep yang terjadi dalam sel daripada menemukan keterkaitan antara organel sel
dengan fungsi organel sel. Pendidik seharusnya membimbing mahasiswa secara aktif
membangun hubungan antara konsep-konsep Biologi Sel dan keterkaitannya dengan
kehidupan sehari- hari, misalnya untuk masalah kesehatan (contohnya kelainan sel pada
organel mitokondria, lisosom, dan Aparatus Golgi) (Shupnik, 1999). Dalam hal
pembahasan, pemahaman, penguasaan, mengapa dan bagaimana proses yang terjadi pada
Biologi Sel diperlukan kemampuan proses berpikir, di antaranya kemampuan representasi
mikroskopis dan penalaran ilmiah.
1.2 rumusan masalah
1.Apa saja sel sel penyusun pada tumbuhan
2.jelaskan fungsi setiap sel penyusun pada tumbuhan
1.3Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sel penyusun pada tumbuhan

iv
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Membran Sel
Membrane sel atau sering juga disebut membran plasma merupakan struktur yang hampir
dimiliki oleh semua makhluk hidup, mulai dari hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, arkaea, hingga
protista. Membran sel sendiri dapat dianalogikan sebagai kantong plastik yang digunakan untuk
membungkus semua barang belanja. Membran sel diketahui lapisan terluar yang membungkus dan
menjaga komponen sel di dalamnya. Membran sel ini memiliki lapisan yang disusun dari berbagai
senyawa kimia, mulai dari lipid (fosfolipid), protein, sampai karbohidrat.
2. Dinding Sel
Berbeda dengan membran sel yang dimiliki oleh makhluk hewan atau manusia, sel
tumbuhan dan jamur diketahui memiliki struktur penyusun yang unik yakni dinding sel. Dengan
adanya dinding sel, hal ini menjadikan tumbuhan memiliki struktur yang unik dibandingkan
dengan sel yang ada pada hewan.
Dinding sel yang dimiliki oleh tumbuhan ini memiliki fungsi sebagai pelindung dari sel
tumbuhan. Tidak hanya itu, dinding sel juga berperan untuk mempertahankan bentuk sel sekaligus
mencegah terjadinya absorbsi air secara berlebihan. Dinding sel juga disinyalir menjadi penyebab
tumbuhan tidak bisa bergerak bebas atau kaku. Meskipun begitu, tumbuhan tetap memiliki gerak
yang disebut gerak pasif atau tidak berpindah posisi. Sel tumbuhan sendiri memiliki dua tipe
dinding sel, yaitu sel primer dan sekunder. Dinding sel primer terletak di antara lamela tengah dan
dinding sel sekunder. Beberapa kandungan yang terdapat di dalam dinding sel primer adalah
hemiselulosa, selulosa (kadarnya rendah), lipid dan protein. Hal ini menjadi dinding sel primer
lebih fleksibel dan tipis dibandingkan sel dinding sel sekunder karena terbentuk pada saat sel
membelah.
Sementara itu, sel yang telah mengalami penebalan dengan zat lignin akan membentuk
dinding sel sekunder. Maka dari itu, dinding sel sekunder diketahui memiliki tekstur yang lebih
tebal, kaku, dan kuat dibandingkan dinding sel primer. Selain adanya kandungan zat lignin, dinding
sel sekunder juga memiliki kandungan seperti selulosa dan hemiselulosa.
3. Sitoplasma
Cairan dalam sel yang berada di antara nukleus dengan membran plasma biasa disebut
dengan istilah sitoplasma. Sitoplasma sendiri pada dasarnya memiliki dua komponen penyusunnya,
yaitu sitosol dan beberapa organel lainnya. Sitosol merupakan komponen penyusun yang memiliki
bagian cair dari sitoplasma dan mengelilingi organel. Maka dari itu, terdapat sekitar 70 hingga 90%
v
air yang di dalamnya dengan berbagai kandungan zat terlarutnya. Berbagai zat terlarut tersebut
terdiri dari protein, lipid, dan zat sisa lainnya seperti karbondioksida. Sitosol sendiri memiliki
fungsi sebagai tempat reaksi kimia. Misalnya saja, reaksi kimia pada glikolisis. Tidak hanya
sitosol, pada sitoplasma juga terdapat berbagai organel yan terpisah dari struktur sel. Nah, berikut
ini adalah beberapa fungsi dari sitoplasma yang perlu kamu ketahui, antara lain yaitu:
Sebagai tempat berlangsungnya reaksi kimia,Menyimpan berbagai jenis zat kimia yang digunakan
untuk proses metabolisme sel Pelarut untuk semua protein dan senyawa dalam sel Perantara
transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel
4. Nukleus
Nukleus sendiri bisa dikatakan sebagai inti dari sel yang dimiliki oleh tumbuhan. Nukleus
ini merupakan pusat dari administrasi sel yang dapat mengarahkan proses metabolisme, mulai dari
pertumbuhan, pembelahan, bahkan juga sintesis protein. Di dalam nukleus atau inti sel sering kali
tersimpan kromosom atau sebuah komponen genetik yang tersusun dari berbagai benang kromatin.
5. Ribosom
Ribosom menjadi salah satu bagian dari penyusun sel tumbuhan berikutnya. Ribosom ini
bisa dipahami sebagai partikel yang lebih kecil dari mitokondria. Meskipun kecil, ribosom
merupakan sel penyusun tumbuhan yang memiliki ukuran yang padat. Hingga saat ini, alat yang
bisa digunakan untuk melihat ribosom pada sel tumbuhan ini hanyalah mikroskop elektron.
Ribosom sendiri sangat mudah untuk dijumpai pada sel tumbuhan. Hal ini dikarenakan ribosom
tersebar dalam sitoplasma atau menempel pada bagian luar retikulum endoplasma (RE). Organel
ini biasanya terdiri dari RNA dan protein. Oleh karena itu, ribosom bisa dikatakan sangat berfungsi
untuk membuat protein pada sel tumbuhan.
6. Retikulum Endoplasma
Setelah membahas ribosom, pada bagian ini akan dibahas juga tentang retikulum
endoplasma atau biasa disingkat dengan RE. RE sendiri bisa dipahami sebagai organ sel yang
bertindak sebagai saluran dalam sitoplasma yang menghubungkan antara membran sel dengan
nukleus Retikulum endoplasma sendiri sering juga disebut sebagai sistem angkutan yang ada pada
sel tumbuhan untuk berbagai macam molekul di dalam sel. Namun, tidak hanya di dalam sel, RE
juga bisa menyalurkan berbagai molekul dari antar sel melalui plasmodesmata. Hal ini menjadikan
organ sel ini memiliki fungsi sebagai transportasi protein Selain itu, Retikulum endoplasma
diketahui memiliki struktur yang berbentuk seperti kantung berlapis-lapis. Kantung berlapis-lapis
tersebut sering juga disebut dengan istilah cisternae. Retikulum endoplasma pada struktur sel
vi
tumbuhan terdiri dari dua jenis, yaitu RE kasar dan RE halus. Retikulum endoplasma kasar bisa
ditandai dengan adanya ribosom yang menutupinya. Sedangkan, retikulum endoplasma halus yang
tidak ditutup oleh ribosom.
7. Badan Golgi
Badan golgi pada awalnya merupakan penemuan dari seorang ahli histologi dan patologi
yang berasal dari negara Italia, sosok tersebut bernama Camillo Golgi. Pada sel penyusun yang
dimiliki tumbuhan, badan Golgi biasa juga disebut sebagai diktiosom. Badan golgi bisa dipahami
sebagai tumpukan kantong yang dilapisi membran dan bertugas untuk mempersiapkan protein yang
akan diekspor dari sel.
8. Mitokondria
Mitokondria bisa dikatakan sebagai sebuah organel sel yang mempunyai struktur kompleks
untuk melakukan pembentuk energi terhadap tumbuhan. Pada makhluk hidup yang lain,
mitokondria dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan respirasi. Respirasi sendiri
merupakan sebuah proses perombakan atau katabolisme yang digunakan untuk menghasilkan
energi atau tenaga bagi berlangsung proses hidup
Mitokondria diketahui banyak ditemukan pada sel yang memiliki aktivitas metabolisme tinggi serta
memerlukan ATP dalam jumlah banyak. Tak heran, apabila struktur mitokondria dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron. Mitokondria dikelilingi oleh dua lapisan membran.
9. Lisosom
Sel yang menyusun tumbuhan berikutnya adalah lisosom. Lisosom ini sendiri bisa
dikatakan sebagai pusat pencernaan sel yang menghasilkan berbagai jenis enzim. Lisosom juga
diketahui mampu memecah partikel makanan dan mendaur ulang komponen sel yang sudah usang.
10. Vakuola
Vakuola merupakan sel tumbuhan dewasa yang berisi berisi cairan dan mengandung ion
anorganik terlarut, asam organik, gula, enzim, dan senyawa metabolit sekunder lainnya. Secara
sederhana, vakuola bisa dikatakan memiliki fungsi sebagai penyimpan limbah beracun serta produk
bermanfaat lain, seperti air. Vakuola dalam sel tumbuhan menempati kisaran antara 80 hingga 90%
dari total volume sel
11. Kloroplas
Organ sel terakhir yang hanya ada pada tumbuhan adalah kloroplas. Kloroplas sendiri bisa
dipahami sebagai organ sel yang memiliki kandungan pigmen hijau yang menangkap sinar

vii
BAB 3 KESIMPULAN

1.1Kesimpulan
Aspek dasar perkembangan tumbuhan terutama tumbuhan berbiji; struktur sel hidup
tumbuhan berbiji dan sel yang mati, komponen protoplasmik dan non protoplasmik, fungsi organel
sel; Peristilahan morfologi dan anatomi tumbuhan. Ciri, sifat, struktur dan fungsi organ vegetatif
secara morfologi dan anatomi, komponen jaringan penyusun organ vegetatif (akar, batang dan
daun) tumbuhan berbiji; Perkembangan tubuh tumbuhan tentang: asal tubuh tumbuhan,
pertumbuhan primer, pertumbuhan sekunder perkembangan organ vegetatif (akar, batang, dan
daun). Peristiwa anomali yang terjadi. Keterampilan mencandra tumbuhan berbiji berdasarkan
struktur vegetatif morfologi dan anatomi
1.3 daftar pustaka
• Bhojwani, SS and Bhatnagar, SP. 1981. The embryology of Angiosperms. New Delhi: Vikas
Publishing House PVT LTD
• Tjitrosopoemo, Gembong. 1985. Morphology Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
• Weler, TE et all. 1982. Botany-An Introduction to Plant Biology, 6th ed. New York: Jhon
Willey and Sons.
• Sunarmi, Sulasmi, S., Moertolo, A. 2005. Bahan Serahan Morfologi Tumbuhan. Malang:
FMIPA UM.
• Sunarmi, Sulasmi, S., Moertolo, A. 2005. Akar. Malang: FMIPA UM.
• Sunarmi, Sulasmi, S., Moertolo, A. 2005. Daun dan Alat Tambahan. Malang: FMIPA UM.
• Sunarmi, Sulasmi, S., Moertolo, A. 2005. Petunjuk Pengamatan Morfologi
Tumbuhan. Malang: FMIPA UM.
• Esau, K. 1977. Anatomy of Seed Plants. New York: Jhon Willey & Sons.
• Jamleson, BGM and Reynolds, JP. 1967. Tropical Plant Types. Oxford: Pergamon Press.
• Lawrence, GHM. 1969. Taxonomy of Vascular Plants. New York: The Macmillan
Company.
• Sumardi, I dan Pudjoarinto, A. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta:
Fakultas Biologi UGM.
• Bell, A. D. 1991. An Illustrated Guide to Flowering Plant Morphology. New York: Oxford
UP

viii

Anda mungkin juga menyukai