Anda di halaman 1dari 28

ORGANISASI SEL PADA MANUSIA

Makalah Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia


Dosen Pengampu :Mahmud Rudini,S.Pd.,M.Si.

DiSusun Oleh:
1.Tri lestari 1711060245
2.Sulistiana Anggraini 1711060113
3.Gadis Futihatul Rahma 1711060039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis telah
dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Organisasi Sel” yang diampu oleh Bpk Mahmud
Rudini,S.Pd.,M.Si yang telah membantu membimbing kami dalam menyelesaikan tugas-tugas
ini.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembacanya. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini, dan penulis menyadari makalah yang di tulis ini masih jauh dari kata
sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang positive akan kami terima dengan sebaik-
baiknya.

Bandar Lampung, 29 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian sel pada manusia................................................................................2
2.2 Struktur dan fungsi sel pada manusia...................................................................2
2.3 Organel sel pada manusia.....................................................................................5
2.4 Jenis-jenis sel pada manusia.................................................................................10
2.5 Pembelahan sel pada manusia..............................................................................14
2.6 mekanisme membran sel pada manusia...............................................................18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................23
3.2 Saran.....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup.Di dalam sel terdapat protoplasma yang
tersusun atas karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.Berdasarkan tipe sel dibedakn
menjadi prokaroriotik, yaitu sel yang tidak memiliki membran inti dan sel eukariotik, yaitu
sel yang memiiliki membran inti.
Dari penemuan tentang sel dan segala aktivitasnya, lahirlah teori sel, bahwa sel merupakan
kesatuan struktural, kesatuan fungsional, kesatuan pertumbuhan, kestuan hereditas, dan
kesatuan reproduksi makhluk hidup.
Secara struktural sel merupakan penyusun makhluk hidup bagian dari sel meliputi membran
plasma, nukleus, dan sitoplasma.Membran plasma tersusun dari lipoprotein, yaitu adanya
ikatan antara lemak dan protein.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa Pengertian sel pada manusia?
2. Bagaimana Struktur dan fungsi sel pada manusia?
3. Apasaja Organel sel pada manusia?
4. Apasaja Jenis-jenis sel pada manusia?
5. Bagaimana proses pembelahan sel pada manusia?
6. Bagaimana mekanisme membran sel pada manusia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian sel pada manusia.
2. Untuk mengetahui Bagaimana Struktur dan fungsi sel pada manusia.
3. Untuk mengetahui Apasaja Organel sel pada manusia.
4. Untuk mengetahui Apasaja Jenis-jenis sel pada manusia.
5. Bagaimana proses pembelahan sel pada manusia.
6. Untuk mengetahui mekanisme membran sel pada manusia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sel

Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di
dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan,
dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi
dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel.
Namun, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya,
tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari
pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri
sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan kemudian
sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot jantung
membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari sistem organ
peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-
komponen yang disebut organel.
2. Struktur sel dan fungsinya

Organisasi seluler akan menentukan ciri khas organisme hidup, baik dalam fisiologi
pertumbuhan dan perkembangannya maupun struktur fisik sel. Sel hewan dan manusia
mempunyai keragaman yang sangat luas dalam hal bentuk, ukuran, dan jumlahnya sesuai dengan
fungsi khusus masing-masing dan keberadaannya dalam jaringan titik perubahan morfologi sel
baik berupa perubahan bentuk, ukuran dan jumlah sel dapat disebabkan oleh adanya proses
pertumbuhan maupun perubahan fungsi saat terjadinya proses diferensiasi.1
Secara umum, bentuk sel pada organisme bebas dan bersel tunggal (uniseluler), misalnya
mikroba. Yaitu bulat . Pengaruh gerakan dan cara hidup dapat mengakibatkan bentuk sel tersebut

1
Yunita,Oeke.2016.Hal 3

2
berubah menjadi lonjong atau pipih. Bentuk sel pada organisme bersel banyak atau multiseluler
adalah kubus yang selanjutnya dapat mengalami perubahan menjadi polihedral,, columnar, pipi
seperti kumparan atau fusiform atau mempunyai tonjolan panjang seperti sel saraf. Perubahan
struktur sel dapat disebabkan oleh adanya perubahan letak, sifat dan fungsi sel, tegangan
permukaan membran, viskositas sitoplasma, rigiditas membran sel, serta pengaruh mekanis
disekitarnya.
Sistem yang menghubungkan organel bermembran dan seringkali terhubung satu dengan
yang lain dengan kantung atau gelembung atau vesikel disebut sebagai sistem endomembran.
Sistem ini meliputi nucleus, retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom ,vakuola dan membran
sel.organel tersebut bekerja sama untuk melakukan sintesis, penyimpanan dan ekspor molekul.
Nukleus dipisahkan dari sitoplasma oleh selaput yang lebih tebal dari membran sel. Inti sel
mengandung cairan yang lebih kental dari sitoplasma yaitu nukleoplasma. Gabungan sitoplasma
dan nukleoplasma disebut protoplasma. Selain nukleus dalam sitoplasma juga terdapat organel
sel yaitu mitokondria, badan golgi, plastik, vakuola, dan sentriol. Pemahaman yang lebih
integratif dan komprehensif terhadap sel dapat diperoleh dengan adanya pengetahuan tentang
organel sel beserta fungsinya serta susunan kimia dalam sel yang saling berhubungan dalam
proses kehidupan sel selama masa kehidupannya. Karakteristik organel dalam sel dapat diamati
secara lebih teliti dengan mikroskop elektron.2
Penggolongan organisme seluler berdasarkan organisasi dan struktur sel, organisme
seluler digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu organisme prokariotik Pro = sebelum,
karyon= inti dan organisme eukariotik (eu= sungguh atau benar dan karyon sama dengan inti.
a. Organisme prokariotik

2
Yunita,Oeke.2016.Hal 8

3
organisme prokariotik merupakan organisme dengan nukleus yang tidak utuh karena tidak
memiliki selaput atau membran titik ukuran sel bervariasi dengan diameter 1 sampai 10
nanometer dan bentuk yang sangat beragam, misalnya kokus, batang dan spiral. Ciri lain dari
organisme prokariotik yaitu belum terdapat pembagian ruang atau kompartemen yang jelas
antara komponen selnya serta belum terdapat organel yang spesifik. Bahan genetik yang terdapat
dalam sel mempunyai akses langsung dengan komponen lain yang digunakan dalam proses
ekspresi genetik. Contoh organisme prokariotik yaitu bakteri escherichia colli salmonella
typhimurium, streptomyces SP. Rhizobium SP. Bacillus subtilis, agrobacterium tumefaciens dan
ganggang biru.
Struktur dasar organisme prokariotik terdiri dari dinding sel membran plasma sel
,ribosom, dan bahan genetik. Dinding sel prokariotik mempunyai komposisi kimiawi yang
berbeda dari komposisi kimiawi dinding sel eukariotik, Di mana dinding sel prokariotik
mengandung protein, lemak, dan polisakarida. Bahan genetik pada prokariotik terdiri dari satu
molekul DNA untai ganda yang berbentuk lingkaran atau kromosom serta bahan genetik
tambahan yang disebut sebagai plasmid. Selain itu, terdapat komponen sel lainnya misalnya
flagela, vili dan endospora.3
b. Organisme Eukariotik

Organisme eukariotik merupakan organisme yang mempunyai nukleus yang utuh


dengan adanya selaput nukleus titik ukuran sel eukariotik pada umumnya relatif lebih besar
dibandingkan dengan ukuran sel pada organisme prokariotik 10 sampai 100 nanometer titik
bentuk selnya pun sangat bervariasi mulai dari polihedral koma-koma pipi seperti kumparan atau

3
Yunita,Oeke.2016.Hal 9

4
fosiform atau mempunyai tonjolan panjang seperti sel saraf. Organisme eukariotik mempunyai
ciri khusus karena memiliki organisasi komponen sel yang jauh lebih teratur dengan memiliki
pembagian ruang yang jelas antara komponen sel yang satu dengan yang lain komponen lainnya
telah dikemas dalam organel khusus. Beberapa organel utama didalam sel eukariotik yaitu
mitokondria RE kasar. R e halus badan golgi dan lain-lain.. kelompok organisme eukariotik
masih dibedakan menjadi eukariotik tingkat rendah dan eukariotik tingkat tinggi titik perbedaan
yang mendasar di antara keduanya adalah adanya proses diferensiasi pada eukariotik tingkat
tinggi. Contoh eukariotik tingkat tinggi yaitu tumbuhan, hewan, dan manusia. Pada organisme
eukariotik tingkat rendah terdapat bahan genetik ekstrakromosomal atau plasmid, sedangkan
pada organisme eukariotik tingkat tinggi, bahan genetik utama umumnya terdiri lebih dari satu
kromosom berbentuk linear yang dikemas sedemikian rupa dengan adanya protein yang disebut
histon.
3. Organel-Organel Sel
1) Nukleus

Struktur menonjol dalam nukleus yang tidak membelah adalah nukleolus yang dibawah
mikroskop elektron terlihat berwarna gelap dan serat serat yang bergabung dengan bagian
kromatin. Dalam nukleolus, sejenis RNA yang disebut RNA ribosom disintesis berdasarkan
intruksi di dalam DNA. Di dalam nukleolus protein protein yang di impor dari sitoplasma di
rakit dengan rRNA menjadi supyunit ribosom berukuran besar dan kecil. Subunit subunit ini
kemudian keluar dari nukleus memalui pori nukleus menuju sitoplama, tempat satu subunit besar
dan satu subunit kecil dapat merakit diri menjadi satu ribosom. Terkadang ada dua atau lebih
nukluolus, jumla itu tergantung pada spesies dan tahap dalam siklus reproduksi sel. Peenelitian

5
terbaru menunjukan bahwa tampaknya nukleolus juga berfungsi dalam regulasi beberapa proses
seluler, seperti pembelahan sel. 4
Nukleus mengarah kan sintesis protein dengan cara menyintesis RNA duta (messenger
RNA, mRNA) berdasarkan intruksi yang disediakan DNA. mRNA kemudian ditranspor
kesitoplasma memelalui pori nukleus begitu molekul mRNA mencapai sitoplasma, ribosom
menerjemahkan (mentranslasi) pesam genetik mRNA menjadi strukture primer polipeptida
spesifik.
2) Ribosom (pabrik protein)

Ribosom merupakan kompleks yang terbuat dari RNA ribosom dan protein, merupakan
komponen seluler yang melaksanakan sintesis protein. Sel yang meemiliki laju sintesis protein
yang tinggi memiliki ribosom dalam jumblah yang sangat banyak. Misalnya sel pangkreas
manusia memiliki beberapa juta sel ribosom. Ribosom membaangun protein di dua lokasi
sitoplasma. Setiap saat, ribosom bebas tersebar didalam sitosol, sedangkan ribosom terikat
melekat pada sisi luar retikulum endoplasma atau selaput nukleus. Ribosom terikat maupun
ribosom bebas indentik secara struktural, dan ribosom dapat berganti ganti antara kedua peran
tersebut. Sebagian besar protein yang dibuat di ribosom bebas berfungsi dalam sitosol,
contohnya enjim enjim yang mengkatalisislangkah pertama penguraian gula. 5
Ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditakdir kan untuk di sisipkan kedalam
membran, untuk di kemas dalam organel tertentu seperti lisosum, atau untuk diekspor dari sel
(sekresi). Sel sel yang terspesialisasi untuk sekresi protein misalnya, sel-sel pankreas yang
menyekresikan injim pencernaan sering memiliki persentase ribosom terikat yang tinggi.
3) Sistem endomembran
4
Campbell.Reece.2008.Hal 111
5
Campbell.Reece.2008.hal 112

6
Banyak membran yang berbeda pada sel eukariot merupakan bagian dari sistem
endomembran, yang melaksanakan berbagai tugas dalam sel. Tugas-tugas ini termasuk sintesis
protein dan transpor protein ke dalam membran dan organel atau keluar dari sel, metabolisme
dan pergerakan lipid, serta detoksifikasi racun. Membran-membran pada sistem ini dihubungkan
melalui ketersambungan fisik langsung maupun melalui transfer segmen-segmen membran
sebagai vesikel yang berukuran mungil. Terlepas dari hubungan ini, berbagai membran tersebut
tidak identik dalam hal struktur maupun fungsi. Sistem endomembran mencakup selaput
nukleus, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, berbagai jenis vakuola, dan membran
plasma.

4) Retikulum endoplasma

Retikulum endoplasma atau RE merupakan jejaring membran yang sedemikian ekstensif


sehingga menyusun lebih dari separuh total membran dalam banyak sel eukariot. RE terdiri dari
jejaring tubulus dan kantung bermembran yang disebut sisterna (dari kata latin cisterna,
penampung cairan). Membran RE memisahkan kompartemen internal RE, disebut lumen
(rongga) RE atau ruang sisterna, dari sitosol. Karena membran RE tersambung dengan selaput
nukleus, ruang di antara kedua membran pada selaput nukleus tersambung dengan lumen RE.

7
Ada dua wilayah pada RE yang berbeda dalam hal struktur dan fungsi, walaupun saling
terhubung. Dua wilayah tersebut adalah RE halus dan RE kasar. Diberi nama RE halus karena
dipermukaan luarnya tidak terdapat ribosom. Ribosom terdapat di permukaan luar RE kasar yang
menyebabkan RE ini tampak kasar di bawah mikriskop elektron. 6
a. Fungsi RE halus

RE halus berfungsi dalam berbagai proses metobolik, yang bervariasi menurut tipe sel.
Proses-proses ini antara lain adalah sintesis lipid, metabolisme kabohidrat, serts detoksifikasi
obat-obatan dan racun. Enzim-enzim pada RE halus penting dalam sintesis lipid, termasuk
minyak, fosfolipid, dan steroid. Steroid yang dihasil kan oleh RE halus dalam sel hewan antara
lain adalah hormon seks fertebrata dan berbagai hormon steroid yang diskresikan oleh klenjar
andrenal. Enzim-enzim lain nya pada RE halus membaantu mendetoksifikasi obat-obataan daan
raacun, terutamaa paadaa sel hati. Obat penenang (sedatih) fenobbargital berbagai barbitirat lain
merupakan contoh obat-obatan yang dimetabolisme melalui cara ini oleh RE halus dalam sel
hati. Re halus juga menyimpan kalsium. Dalam sel-sel otot, misal nya membran RE halus yang
terpesialisasi memompa ion-ion kalsium dari sitosol kedalam lumen RE.

b.RE kasar
banyak jenis sel menyekresikan protein yang dihasilkan oleh ribosom yang melekat pada RE
kasar.misalnya, sel-sel pankreas tertentu menyintesis protein insuling di RE dan menyekresikan
hormon ini kedalam aliran darah. Sebagian besar protein sekresi adalah glikoprotein, protein
yang berikatan secara kofalen dengan karbohidrat. Karbohidrat ini dilekatkan ke protein dalam
RE oleh molekul terspesialisasi yang ada dalam membran RE. Meninggalkan RE dalam kondisi
terbungkus membran vesikel yang bertunas seperti gelumbung dari wilayah terspesialisasi yang
disebut RE transisional. Vesikel yang bergerak dari satu bagian sel menuju bagian lain disebut
vesikel traspor. RE kasar tumbuh dengan cara menambahkan protein membran dan fosfolipid
kedalam membrannya sendiri. Enzim-enzin yang ada dalam membran RE merakit fosfolipid dari
prekursor dalam sitosol.7

5) Aparatus golgi(pusat pengiriman dan peneriman)


6
Campbell.Reece.2008.hal 113
7
Campbell.Reece.2008.hal 114

8
Aparratus golgi terdiri dari kantong-kantong pipih bermembran sisternal yang terlihat seperti
tumpukan pita bread. Tumpukan golgi memiliki polaritas struktural tersendiri, dan membran
siternal pada sisi-sisi tumpukan yang berlawanan berbeda dalam hal ketebalan dan komposisi
molekulernya. Kedua kutub tumpukan golgi disebut sebagai sisi cis dan sisi trans,sisi cis bekerja
sebagai bagian penerimaan sedangkan sisi trans sebagai bagian pengiriman pada aparatus golgi.
Produk-produk RE biasa nya dimodifikasi ketika berpindah dari wilayah cis ke wilayah trans
golgi. Misalnya, berbagai enzim golgi memodifikasi bagian-bagian karbohidrat pada
glikoprotein. Golgi menyingkirkan beberapa monomer gula dan mengganti yang lain,
menghasilkan banyak sekali ragang karbohidrat.
Golgi membuat dan merapikan produknya secara bertahap, dengan berbagai sisternal
berbeda yang menganduk kumpulan enzim yang unik. Berdasarkan model yang disebut model
pematangan sisternal, sisternal golgi sebenar nya bergerak maju dari sisi cis ke trans,
mengangkut dan memodifikasi muatan nya sambil bergerak.sebelum melepaskan produknya
melalui pertunasan vesikel dan sisi trans, tumpukan golgi memilah produk dan menentukan
tujuanya atau targetnya pada berbagai bagian sel. Terakhir, vesikel transpor yang bertunas dari
golgi mungkin memiliki molekul exsternal pada membran nya yang mengenali tempat bongkar-
muat pada permukaan organel spesifik atau pada membran plasma, sehingga vesikel pun tiba di
target yang tepat.

6) Lisosom

Lisosom adalah kantong bermembran yang berisi enzim-enzim hedrolitik yang di gunakan
oleh sel hewan untuk mencerna makro molekul. Enzim risosom bekerja paling baik dalam

9
kondisi asam yang di temukan dalam lisosom. Jika lisosom pecah atau bocor, enzim yang di
lepas sangat tidak aktif sebab sitosol memiliki pH netrol. Lisosom melaksanakan percernaan
intrasiluler dalam berbagai situasi. Lisosom juga menggukan enzim hidrolitik nya untuk mendaur
ulang materi organik milik sel sendiri, proses yang di kenal sebagai auto fagi. Selama auto
fagi,organel yang rusak atau sejumblah kecil sitosol diselubungi oleh membran ganda yang asal
usul nya belom di ketahui,dan suatu lisosom berfungsi dengan membran luar vesikel ini. Enzim-
enzim lisosom menguraikan materi yang diselubungi, dan monomer-monomer dikembalikan
kesitosol untuk di gunakan kembli. Dengan bantuan lisosom, sel terus menerus memperbarui diri
nya sendiri.8

4. Jenis-Jenis Sel Pada Manusia


1. Sel Saraf
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk
bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam
kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara
reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang
berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh.
Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan.
Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel
saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Setiap
neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari
badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).9
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson
berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat
panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan
minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson
terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang
menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di
seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi
mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak
8
Campbell.Reece.2008.hal 115
9
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Fisiologi_Manusia/Fisiologi_sel

10
terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran
impuls. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok,
yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

a. Sel saraf sensori


Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b. Sel saraf motorik
Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf
motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson
saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c. Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung
dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion
atau simpul saraf.

2. Sel Otot
Otot adalah kontraktil jaringan hewan dan berasal dari lapisan mesodermal sel germinal
embrio. sel-sel otot mengandung filamen kontraktil yang bergerak melewati satu sama
lain dan mengubah ukuran sel. Mereka diklasifikasikan sebagai tulang, jantung, atau
halus otot. Fungsi mereka adalah untuk menghasilkan gaya dan menyebabkan gerak. Otot
dapat menyebabkan baik tenaga dari organisme itu sendiri atau gerakan dari organ
internal. Jantung dan halus kontraksi otot terjadi tanpa sadar pikiran dan diperlukan untuk
kelangsungan hidup. Contohnya adalah kontraksi jantung dan peristaltik yang mendorong

11
makanan melalui sistem pencernaan. Sukarela kontraksi otot rangka digunakan untuk
menggerakkan tubuh dan dapat dikendalikan halus.10
Contohnya adalah gerakan mata, atau gerakan kotor seperti otot paha depan dari
paha. Ada dua jenis yang luas dari serat otot sukarela: lambat berkedut dan cepat
berkedut. Slow berkedut serat kontrak untuk jangka waktu yang lama tetapi dengan
kekuatan sedikit sambil cepat berkedut kontrak serat cepat dan kuat tetapi sangat cepat
kelelahan. Otot yang mayoritas didukung oleh oksidasi dari lemak dan karbohidrat ,
tetapi anaerobik reaksi kimia juga digunakan, khususnya dengan cepat berkedut serat.
Reaksi-reaksi kimia menghasilkan adenosin trifosfat (ATP) molekul yang digunakan
untuk daya gerakan myosin kepala.

3. Sel Tulang Ada tiga jenis sel tulang yaitu :


1)Osteoblas
Osteoblast adalah mononucleate sel-sel yang bertanggung jawab untuk
pembentukan tulang, pada intinya, osteoblast adalah canggih fibroblas yang menyatakan
semua gen yang fibroblast mengungkapkan, dengan penambahan gen untuk tulang
sialoprotein dan osteocalcin. Osteoblast menghasilkan osteoid, yang terutama terdiri dari
Tipe I kolagen. Osteoblas juga bertanggung jawab untuk mineralisasi dari osteoid
matriks. Seng, tembaga dan natrium adalah beberapa dari banyak mineral yang
dihasilkan. Tulang adalah jaringan dinamis yang terus-menerus dibentuk kembali oleh
osteoblas, yang membangun tulang, dan osteoklas, tulang yang mengisap. sel osteoblas
cenderung menurun sebagai individu menjadi tua, sehingga menurunkan renovasi alami
dari jaringan tulang.

2)Osteocytes
Sebuah osteocyte, bintang berbentuk sel, adalah yang paling melimpah. sel ini ditemukan di
kompak tulang . Sel-sel mengandung inti dan sebuah cincin tipis sitoplasma. Ketika osteoblas
terperangkap dalam matriks mereka mengeluarkan, mereka menjadi osteocytes. Osteocytes
adalah jaringan satu sama lain melalui ekstensi sitoplasma panjang yang menempati kanal kecil
yang disebut canaliculi, yang digunakan untuk pertukaran nutrisi dan limbah. Ruang yang
osteocyte sebuah menempati disebut kekosongan ( Latin untuk pit a). Meskipun osteocytes telah
10
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Fisiologi_Manusia/Fisiologi_sel

12
mengurangi aktivitas sintetis seperti osteoblast tidak mampu pembelahan mitosis, mereka secara
aktif terlibat dalam perputaran rutin matriks tulang, melalui berbagai mekanisme
mechanosensory. Mereka menghancurkan tulang melalui, cepat sementara (relatif terhadap
osteoklas mekanisme) disebut osteolysis osteocytic dalam. osteoblas / osteocytes
mengembangkan mesenkim. Hydroxyapatite, kalsium karbonat dan kalsium fosfat disimpan di
sekitar sel.11
3)Osteoklas
Sebuah osteoklas adalah jenis sel tulang yang menghilangkan jaringan tulang dengan
menghapus yang mineralisasi matriks dan memecah tulang organik (bobot kering organik adalah
90% kolagen). Proses ini dikenal sebagai resorpsi tulang . Osteoklas ditemukan oleh Kolliker
pada tahun 1873. Osteoklas dan Osteoblas berperan dalam mengendalikan jumlah jaringan
tulang : osteoblast membentuk tulang, osteoklas tulang mengisap. Osteoklas dibentuk oleh fusi
dari sel-sel monosit - makrofag. lini sel osteoklas ditandai oleh tinggi ekspresi dari asam
fosfatase tahan tartrat (TRAP) dan cathepsin K.
4. Sel Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali
dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti
darah. Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam
peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa
saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah
serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
5. Pembelahan Sel Pada Manusia

1. Pembelahan Mitosis
Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang masing-
masing memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sam dengan sel induknya.

Pembelahan yang bertujuan untuk:

11
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Fisiologi_Manusia/Fisiologi_sel

13
a. Mengganti atau memperbaiki jaringan tubuh yang sudah rusak atau aus,Pertumbuhan
(perbanyakan sel sehingga baik kwantitas dan kwalitasnya bertambah).
b. Membentuk jaringan karena produk pembelahan ini kromosom /sifat induk sama dengan
sifat anakannya, artinya karena membentuk jaringan baik sel baru dan lama sama.

Pembelahan mitosis mempunyai karakter:


a.Berlangsung pada sel somatik
b.Menghasilkan 2 buah sel anakan yang identik dengan induknya.
c.Melakukan pembelahannya sekali.
d.Anatar pembelahan satu dengan yang kedua diselingi dengan fase interfase (istirahat
tidak membelah).
e. Anakan selnya mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan induk sifatnya sama
dengan induk mempunyai kemampuan membelah lagi, ini tidak terjadi pada anakan
hasil miosis.
f. Pada organisme bisa terjadi pada usia muda, dewasa, ataupun usia tua, yang pada
pembelahan miosis hanya bisa terjadi di usia dewasa tidak pada organisme yang
usianya muda.
g. Mitosis terjadi pada sel tubuh (sel somatik), bersifat diploid (2n) dan pembelahan
berlangsung secara bertahap melalui beberapa fase, yaitu: profase, metafase,
anaphase, telofase, dan interfase.
1. Profase

Pada fase ini, sel induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya dua
sentriol dari sentrosom, yang satu tetap berada di tempatnya, sedangkan yang satu bergerak
kearah kutub yang berlawanan. Masing-masing sentriol memancarkan serabut-serabut berupa
filamen yang disebut benang gelendong pembelahan (benang spindle), yang menghubungkan
sentriol satu dengan lain.12
Membran inti yang masih tampak pada profase awal kemudian segera terpecah-pecah.
Butiran kromatin memanjang menjadi benang kromatin. Benang kromatin kemudian memendek
dan menebal menjadi kromosom,dengan bagian yang menggenting disebut sentromer.
Sentromer adalah bagian kromosom yang tidak bisa menyerap zat warna. Masing-masing
sentromer mengandung kinetokor, yaitu tempat mikrotubulus terikat.
Selanjutnya kromosom berduplikasi membujur menjadi dua bagian yang masing-masing
disebut kromatid. Bersamaan dengan itu, anak inti (nukleolus) mengecil dan tidak tampak atau
menghilang. Dengan demikian, kromatid benang spindle meluas keluar ke segala arah, disebut
sebagai aster.
12
Yunita,Oeke.2016.Hal 137

14
Di akhir pofase, selubung inti sel pecah dan setiap kromatid melekat di beberapa benang
spindle di kinektor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah kutub dan berjajar di ekuator.
Pada sel tumbuhan yang tidak mempunyai sentriol, benang gelendong pembelahan ini terbentuk
di antara dua titik yang disebut titik kutub.
2. Metafase

Periode selama kromosom di ekuatorial disebut metafase. Membran inti sudah menghilang,
kromosom berada di bidang ekuator, dengan sentromernya seolah kromosom berpegang pada
benang gelendong pembelahan. Pada fase ini kromosom tampak paling jelas.13
3. Anafase

Selama anafase, kromatid bergerak menuju ke arah kutub-kutub yang berlawanan. Kinetokor
yang masih melekat pada benang spindel yang berfungsi menunjukkan jalan, sedangkan lengan
kromosom mengikuti di belakang.
4. Telofase

Pada tahap telofase, kromatid-kromatid mengumpul pada kutub-kutub yang berlawana.


Benang gelendong menghilang, kromatid memanjang kembali membentuk benang-benang
kromatin. Membran inti dan nukleolus terbentuk kembali.
Pada sel tumbuhan, di bidang ekuator terjadi pembentukan lempengan sel dari bagian tengah
menuju ke luar, sedangkan pada sel hewan terjadi lekukan dari sebelah luar yang makin lama
makin ke dalam hingga sel induk terbagi menjadi dua. Kedua sel anak, masing-masing
mempunyai sifat dan jumlah yang kromosom yang sama dengan induknya.
5. Interfase

Interfase disebut pula fase istirahat, tetapi sebutan ini kurang tepat karena justru pada saat ini
sel mempersiapkan diri untuk pembelahan lagi dengan mengumpulkan materi dan energi. Pada
fase ini kromosom tidak tampak.
Akhirnya pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang masing-masing sel
anakan memiliki jumlah dan sifat kromosom yang sama dengan sel induknya. Pada pembelahan
ini terjadi pembagian inti (kariokinesis) dan pembagian plasma/sitoplasma (sitokinesis).

13
Yunita,Oeke.2016.Hal 137

15
Mitosis merupakan mekanisme memperbanyak sel atau pertumbuhan. Mitosis terjadi pada
sel-sel tubuh, dan berlangsung mulai dari terbentuknya zigot yang bersifat diploid. Sel-sel
tertentu seperti otot dan saraf tidak lagi membelah pada batas-batas tertentu. Sel-sel yang telah
mengalami pembelahan diferensiasi tidak lagi membelah secara mitosis.

2. Pembelahan Meiosis

Meiosis adalah proses pembelahan sel dengan dua kali pembelahan yang menghasilkan

empat sel anak, yang masing-masing memiliki separuh dai jumlah kromosom sel induk.
Pembelahan sel ini berlangsung melalui dua tahap melalui interfase, dikenal dengan meiosis I
dan meiosis II.14
a. Profase I

Leptonema merupakan tahap pengumpulan kromosom.


b. Metafase I

Pada fase ini, tetrad berkumpul di bidang ekuator.


c. Anafase I

Benang gelendong pembelahan dari masing-masing kutub menarik kromosom homolog


sehingga setiap pasangan kromosom homolog berpisah bergerak ke arah kutub yang
berlawanan, sentromer belum membelah. Setiap kutub menerima campuran acak kromosom
dari ibu dan bapak.
d. Telofase I

Kromatid memadat, selubung inti terbentuk, dan nukleous muncul lagi, kemudian
sitokinesis berlangsung. Pada manusia terjadi duplikasi 2 kromosom dari jumlah sehingga

14
Yunita,Oeke.2016.Hal 139

16
terbentuk 4 kromatid sehingga terbentuk 23 kromosom yang diduplikasi di setiap kutub.
Benang gelendong lenyap, kromatid muncul kembali; sentriol berperan sebagai sentrosom
kembali.
e. Profase II

Sentrosom membentuk dua sentriol yang letaknya pada kutub yang berlawanan dan
dihubungkan oleh benang gelendong. Membran inti dan nukleolus lenyap, kromatin berubah
menjadi kromosom yang terjerat oleh benang gelendong.
f. Metafase II

Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid berkelompok dua-dua. Belum terjadi


pembelahan sentromer.

g. Anafase II

Kromosom melekat pada kinetokor benang gelendong, lalu ditarik olehbenang gelendong
ke arah kutub yang berlawanan yang menyebabkan sentormer terbelah. Sebagai akibatnya
tiap kromatid bergerak ke arah yang berlawanan pula.
h. Telofase II

Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan lalu berubah menjadi kromatin kembali.
Bersamaan dengan itu membran inti dan anak inti terbentuk lagi, dan sekat pemisah semakin
jelas sehingga akhirnya terjadilah dua sel anakan.

Pada meiosis terjadi dua kali pembelahan. Satu sel induk yang diploid (2n) menghasilkan
empat sel anakan yang bersifat haploid (n). meiosis disebut pula pembelahan reduksi yang berarti
terjadi pengurangan jumlah kromosom.

6. Mekanisme Transpor Pada Membran Sel


Pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya terjadi karena adanya mekanisme transpor
zat melalui membran sel yang berlangsung secara difusi, osmosis, transpor aktif. Terdapat juga
mekanisme transpor pada sel berupa endositosis dan eksitosis.
Membran sel bersifat semipermeabel sehingga hanya zat-zat terntentu yang dapat
menembusnya. Misalnya H2O, CO2, O2 molekul polar kecil (gliserol) dan molekul polar besar
(hidrokarbon) dapat dengan mudah menembus membran sel. Sedangkan glukosa dan ion-ion

17
tidak dapat dengan bebas keluar masuk sel karena ukurannya atau ditolak oleh permukaan
membran.

Macam-macam mekanisme transpor pada membran sel dan sel adalah sebagai berikut :
1. Difusi
Difusi adalah proses pergerakan partikel-partikel (molekul atau ion) suatu zat dari larutan
yang konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah.Molekul kecil yang tidak
bermuatan akan lebih mudah berdifusi dibanding dengan molekul bermuatan (ion-ion), seperti
Na+ dan Cl- karena membarn sel kurang permeabel terhadap ion-ion. Selain itu, zat yang dapat
larut dalam lipid (molekul hidrofobik) lebih mudah berdifusi melalui membran sel dibanding zat
yang tidak larut dalam lipid (molekul hidrofilik).15

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi adalah sebagai berikut :


a. Suhu --> makin tinggi suhu, makin besar terjadinya difusi
b. Konsentrasi --> makin besar perbedaan konsentrasi antara dua larutan yang berdifusi, makin
besar terjadinya difusi.
c. Ukuran molekul --> makin besar ukuran molekul, makin lambat terjadinya difusi
d. Media --> difusi ndi udara lebih mudah daripada difusi di dalam larutan
e. Luas Permukaan --> makin luas permukaan difusi, makin besar terjadinya difusi.

Selain difusi sederhana, terjadi juga difusi fasilitasi (facilitated diffusion). Molekul
hidrofilik yang berukuran lebih besar 7-8 A tidak dapat berlangsung secara didusi sederhana,
akan tetapi, ternyata molekul tersebut dapat masuk juga ke dalam sel. Hal ini berlangsung
melalui difusi fasilitasi. Misalnya laktosa tidak dapat menembus membran sel, tetapi setelah
terbentuk enzim permease di dalam membran sel maka laktosa dapat masuk ke dalam sel.
2. Osmosis
Osmosis merupakan difusi pelarut melalui membran semipermeael. Pelarut yang bersifat
universal adalah air, sedangkan membran semipermeabel atau selektif permeabel adalah
membran yang hanya dapat dilalui oleh molekul tertentu. Jadi, osmosis adalah difusi air dari
daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah berkonsentrasi tinggi (hipertonik)
melalui membran semipermeabel.
Peristiwa osmosis dapat diamati melalui satu percobaan dengan menggunakan air dan telur
ayam, di mana air bersifat hipotonik, sedangkan telur ayam bersifat hipertonik sehingga air
mausk ke dalam sel telur melalui selaputnya. Makin lama makin banyak air yang masuk ke
dalam sel telur. Karena selaput sel mempunyai daya elastisitas yang terbatas, maka terjadi saling
tekan antara selaput (membran sel) dengan isi sel. Tekanan ini disebut tekanan turgor.
Sebaliknya, jika sel telur tersebut dimasukkan ke dalam larutan hirpertonik, maka air akan
mengalir dari dalam sel telur keluar sel. Peristiwa ini menyebabkan sel menjadi kekuarangan air,

15
http://de-fairest.blogspot.com’2014/02/mekanisme-transpor-pada-membran-sel.html?=1

18
selain itu sitoplasma akan melepaskan diri dari membran sel. Lepasnya sitoplasma dari membran
sel disebut plasmolisis.

3. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah transpor ion melalui membran seipermeabel dengan bantuan energi.
Sampai saat ini, semua teori mengatakn bahwa transpor aktif membutuhkan energi dan enzim
yang terdapat di dalam membran sel. Enzim in berfungsi untuk memindahkan molekul dan ion
dari daerah yang berkonsentrasio rendah ke daerah berkonstrasi tinggi. Selain itu pada
pengangkutan secara transpor aktif, gerakan mmolekul-molekul dapat melawan gradien
konsentrasi karena adanya energi dari ATP dan pemompaan.
Contoh transpor aktig adalah pemompaan natrium (Na+) dan kalium (K+) pada sel-sel hewan
dengan pompanya berupa kelompok protein khas yang teradpat di dalam membran sel. Protein
khas tersebut dapat menukar natrium (Na+) ke dalam dan Kalium (K+) ke luar sle dengan
menggunakan energi dari ATP. Pertukaran ini bersifat relatif, seimbang sehingga biasanya ion
kalium yang dimasukkan ke dalam sel hanya 2 untuk menukar 3 ion natrium yang dikeluarkan.
Di samping itu juga terdapat sistem transpor yang terpadu, yaitu melalui transpor aktif dan difusi
fasilitas. Contoh sistem transpor terpadu adalah transpor glukos dan epitelium usus halus ke
darah. Adanaya sistem transpor penggandengan slukosa di epitelium usus halus memungkinkan
glukosa ditranspor dari usus halus ke darah melalui sel.16

4. Endositosis
Endositosis adalah suatu mekanisme sel berupa pembungkusan bahan dari cairan
ekstraseluler. Peristiwa ini dilakukan dengan cara pelekukan ke dalam sebagian dari membran
sel, membentuk speerti kantung yang akna memisagkan diri dari membran sel dan membentuk
vakuola di sitoplasma.
Endositosis merupakan fungsi penting sel darah putih dalam membungkus bakteri yang
masuk ke dalam tubuh hewan dan manusia. Endositosis partikel padat disebut fagositosis.

5. Eksositosis
Eksositosis merupakan suatu proses yang mirip dengan endositosis, akan tetapi berlainan
arah. Eksositosis adalah suatu proses disekresikannya molekul dari sel eukariot. Proses ini
dirangsang oleh kenaikan kadar Ca++ dalam sitosol.
Suatu zat yang diensositosis bisa langsung dieksositosis ke sisi lain dari membran sel tanpa
mengalami perubahan apa-apa. Proses endositosis akan mengambil sedikit bagian membran sel
menjadi membran vakuola, sehingga luas permukaan sel berkurang. Akan tetapi, hal ini
diimbangi oleh proses eksositosis yang mempunyai kecepatan yang sama. Oleh karena itu
membran sel yang hilang dapat diperbaharui.

16
http://de-fairest.blogspot.com’2014/02/mekanisme-transpor-pada-membran-sel.html?=1

19
1. Apoptosis Sebagai Proses Kematian Sel

Apoptosis merupakan program bunuh diri sel yang memiliki peran penting Dalam menjaga
homeostasis perkembangbiakan sel. Proses Ini menghasilkan perubahan morfologi dan biokimia
sel dengan adanya penyusutan sel, kondensasi, dan fragmentasi material nukleus. Apoptosis
sangat penting dalam organogenesis embrio, sistem imun, menghilangkan sel yang mengalami
kelainan secara genetik, dan memelihara homeostasis jaringan dewasa. Apoptosis telah
dipertimbangkan sebagai mekanisme dasar dalam kerusakan akut dan sindrom disfungsi multi
organ. Kematian sel memulai proses apoptosis menunjukkan perbedaan yang mendasar antara
fungsi homeostasis organ secara normal dengan berbagai proses patologis. Apa proses terlibat
dalam proses penuaan dan berbagai jenis penyakit, misalnya kanker, AIDS, alzheimer dan
Parkinson.17
Apoptosis dapat diaktivasi melalui jalur ekstrinsik maupun jalur intrinsik. Jalur ekstrinsik
atau jalur det reseptor melibatkan aktivasi reseptor kematian sel yang terdapat pada membran sel
yaitu fas dan tumor necrosis Factor atau tnf reseptor 1. Hubungan antara ligan(ligan fas/fasl dan
TNF-a) dengan reseptor kematian akan mengakibatkan aktivasi protein adaptor dan selanjutnya
dapat mengaktifkan procaspase-8 atau procaspase-10.caspase yang teraktivasi akan
menyebabkan terjadinya apoptosis. Jalur intrinsik terjadi dengan adanya peningkatan
permeabilitas mitokondria yang teraktivasi dengan adanya stres pada tingkat seluler misalnya
obat, radiasi, infeksi, dan reactive oxygen species.

17
Yunita,Oeke.2016.Hal 69

20
Keterlibatan mitokondria dalam jalur intrinsik apa proses dimulai dengan adanya rangsangan
yang dapat menimbulkan apa proses pada mitokondria sehingga menyebabkan terjadinya
pelepasan sitokrom C yang berada di dalam ruang intermembran mitokondria. Pelepasan
sitokrom C ke dalam sitoplasma menyebabkan apaf 1(protein aktifator untuk apoptosis)
teraktivasi sehingga membentuk apoptosome yang menyebabkan terjadinya aktivasi terhadap
procaspase-9 selanjutnya,caspase-9 mengaktivasi procaspase akhir yang menyebabkan terjadinya
apoptosis. Karakteristik morfologi yang menunjukkan terjadinya proses apoptosis yaitu integritas
membran sel yang masih dipertahankan, sel mengerut karena berkurangnya sitoplasma,
kondensasi nukleus dan fragmentasi sel, serta terbentuknya badan apoptotic. Badan apoptotic
mengandung ribosom mitokondria, dan bahan lain, baik dari nukleus maupun sitoplasma, yang
akan di vagositosis oleh makrofag sehingga tidak menimbulkan inflamasi. Tujuan pengujian
apoptosis secara umum antara lain untuk menguji potensi senyawa kimia atau bahan alam
sebagai anti kanker, serta untuk menguji tingkat toksisitas suatu senyawa kimia atau bahan alami
secara in Vitro.18
Selain untuk skrining antikanker, pengujian apa prestasi juga dilakukan secara in Vitro
untuk meneliti tingkat keamanan dari bahan herbal, misalnya uji sitotoksisitas tanaman katuk
pada kultur sel punca mesenkimal yang dilakukan oleh Yunita @all 2013. Metode yang
digunakan dalam pengujian toksisitas invitro untuk mempelajari mekanisme sitotoksisitas basal,
disusun menyerupai proses dalam sel, dengan cara memberikan paparan beberapa konsentrasi
senyawa uji pada kultur sel dengan waktu tertentu. Selanjutnya dilakukan pengukuran beberapa
parameter yang menunjukkan tingkat hambatan viabilitas dan fungsi dasar sel.

Kelainan Sel Pada Manusia


1. Penyakit albino merupakan jenis kelainan yang terjadi pada sel manusia,yakni dimana sel
tersebut tidak memiliki melanin
2. Polistemia vera merupakan kondisi ketika sel darah merah yang di produksi pada
sumsum tulang belakang terlalu banyak.kondisi ini dapat menghambat aliran darah
3. Anemia merupakan kurangnya sel darah merah dalam tubuh
4. Tumor merupakan kelainan pada sel yakni dimana sekumpulan sel yang tumbuh hanya
pada satu bagian tubuh,yang menyebabkan terbentuknya benjolan yang di sebut tumor.

18
Yunita,Oeke.2016.Hal 71

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

22
Penggolongan organisme secara umum meliputi organisme eukariotik dan prokariotik
yang dibedakan berdasarkan organisasi dan struktur sel pada organisme eukariotik terdapat
organel sebagai kompartemen di dalam sel yang memiliki karakteristik dan fungsi yang khusus.
Kombinasi tingkat organisasi dalam biologi yang terhimpun dan menghasilkan manifestasi
kehidupan organisme menunjukkan bahwa dalam alam semesta ini Baik makhluk hidup maupun
benda mati, terdapat dalam tingkat organisasi yang berbeda-beda.
Membran sel dengan struktur dwilapis mempunyai karakteristik permeabilitas yang
spesifik sehingga membran sel hanya dapat dilalui oleh molekul-molekul tertentu. Sebagai
molekul yang sulit menembus membran sel memerlukan bantuan protein membran sehingga
molekul tersebut dapat melintasi membran. Transpor membran pada umumnya terdiri dari
transpor aktif dan transpor pasif transpor pasif merupakan sistem transpor yang tidak
memerlukan bantuan energi, misalnya difusi, difusi terfasilitasi dan osmosis, sedangkan transpor
aktif merupakan sistem transpor yang memerlukan bantuan energi karena sistem ini seringkali
melawan gradien konsentrasi dan gradien listrik.
Nukleus merupakan organel yang menjadi pusat seluruh rancangan dan pengendalian atas
aktivitas dalam sel karena Di dalam nukleus terdapat kromosom yang tersusun dari material
genetik yaitu DNA sebagai blueprint bagi seluruh metabolisme dan perilaku sel. Retikulum
endoplasma merupakan organel berbentuk bangunan yang saling berhubungan membentuk
anyaman dapat dibedakan menjadi RE kasar. Yang pada dindingnya terdapat sel ribosom dan RE
halus.Selain sebagai tempat sintesis protein, fungsi RE kasar yaitu untuk melakukan glikosilasi
fungsi RE halus tidak berhubungan dengan sintesis protein melainkan berhubungan dengan
metabolisme atau pemisahan zat tertentu. Ribosom merupakan organel yang berupa benda halus
berbentuk globular yang tersusun dari molekul protein dan RNA. Badan golgi merupakan
organel dengan struktur berupa anyaman yang berwarna gelap. Seluruh sel eukariotik memiliki
badan golgi yang berperan dalam sekresi sintesis dan produksi.
Apoptosis merupakan program bunuh diri sel yang melibatkan mitokondria dalam jalur
intrinsik proses Ini menghasilkan perubahan morfologi dan biokimia sel dengan adanya
penyusutan sel, proses ini menghasilkan perubahan morfologi dan biokimia sel dengan adanya
penyusutan sel, kondensasi dan fragmentasi material nukleus. Tujuan pengujian Apa fungsi
secara umum yaitu untuk menguji potensi senyawa kimia atau bahan alami sebagai antikanker,
serta untuk menguji tingkat toksisitas suatu senyawa kimia atau bahan alam secara in Vitro.

23
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca,dan kami masih banyak
memiliki kesalahan sehingga kami masih membutuhkan saran dan masukan dari teman-teman.

24
DAFTAR PUSTAKA

Campbell.Reece.2008.BIOLOGI,Edisi Kedelapan Jilid 1.Jakarta:Penerbit Erlangga


Yunita,Oeke.2016.BIOLOGI SEL,Pendekatan Aplikatif untuk Profesi
Kesehatan.Jakarta:Penerbit Erlangga
http://de-fairest.blogspot.com’2014/02/mekanisme-transpor-pada-membran-sel.html?=1
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Fisiologi_Manusia/Fisiologi_sel

Anda mungkin juga menyukai