Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BIOLOGI MOLEKULER

MEMBRAN SEL

Dosen Pengampu : Suhariyadi, S.Pd.M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 10

1. JUWITA PUSPITA SARI. L.R NIM: P27834118070


2. IKA SULISTIYOWATI NIM: P27834118072
3. MARLINA SETYA DEWI NIM: P27834118079
4. SOELISTIJOWATI NIM: P27834118087
5. MUHAMMAD RAFLI AFANDI NIM: P27834118101

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM DIPLOMA IV ALIH JENJANG ANALIS KESEHATAN

2018
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok dari Dosen Pengampu Bapak
Suharyadi, Spd.Mkes untuk mata kuliah Biologi Medik ( Biologi Molekular)
dengan judul : ʻʻ Membran Sel ʼʼ.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Surabaya, September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………...

1.1 Latar Belakang…………………………………………...


1.2 Rumusan Masalah………………………………………..
1.3 Tujuan……………………………………………………

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Sel Biologis………………………………………………

2.1.1 Definisi……………………………………………

2.1.2 Sruktur Sel…………………………………………

2.1.2.1 Membran Sel………………………………

2.1.2.2 Inti Sel…………………………………….

2.1.2.3 Sitoplasma…………………………………

2.1.2.4 Organel Sel…………………………………

BAB 3 PEMBAHASAN……………………………………………...

3.1 Membran Sel……………………………………………...


3.1.1 Definisi……………………………………………….....

3.1.2 Struktur Membran Sel……………………………..

3.1.2.1 Lipid Membran Plasma…………………..

3.1.2.2 Protein Membran Plasma………………….

3.1.2.3 Karbohidrat Membran Plasma…………….

3.1.3 Pori – Pori Membran Sel……………………………

3.1.4 Sifat Membran Sel…………………………………


3.1.5 Fungsi Membra Sel…………………………………..

3.1.5.1 Kompartemenisasi…………………………...

3.1.5.2 Interaksi Antar Sel…………………………..

3.1.5.3 Pengubahan Energi………………………….

3.1.5.4 Transfer Informasi…………………………..

3.1.5.5 Penyedia Enzim……………………………..

3.1.5.6 Tempat Transport Zat dari dan ke dalam sel

( Trans Membran )………………………….

3.1.6 Sistem Transport Membran Sel……………………..

3.1.6.1 Transport Pasif………………………………

3.1.6.2 Transport Aktif………………………………

BAB 4 PENUTUP……………………………………………………...

4.1 Kesimpulan…………………………………………………

BAB 5 DAFTAR PUSTAKA………………………………………….


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel merupakan unit dasar kehidupan karena di dalamnya terdapat struktur dan
fungsi-fungsi fisiologis yang mendasar bagi kehidupan, seperti respirasi, ekskresi,
dan metabolisme. Salah satu teori sel mengungkapkan bahwa sel merupakan unit
struktural dan fungsional dari makhluk hidup. Sel makhluk hidup, khususnya
hewan tingkat tinggi mempunyai berbagai bentuk dan fungsi yang khas, seperti
sel otot, saraf, darah, telur, sperma, sel batang, dan sel rambut.
Secara struktur umum terbagi menjadi 2, yaitu struktur sel prokariotik dan
struktur sel eukariotik. Setiap organisme tersusun dari salah satu tipe struktur sel
tersebut, yaitu prokariotik atau eukariotik. Sel prokariotik hanya terdapat pada
kingdom Monera, Archaebacteria (Archae), dan Eubacteria (Bacteria). Sedangkan
sel eukariotik merupakan struktur sel dari kongdom Animalia, Plantae, Fungi, dan
Protista.
Struktur Sel prokariotik hanya memiliki membram plasma,sedangkan intisel
dan organel tidak dibatasi oleh membran sehingga materi inti tersebar dalam
sitoplasma. Struktursel prokaritik meliputi dinding sel, membran plasma,
sitoplasma, mesosom, ribosom, DNA, dan RNA. Sedangkan struktur sel
Eukariotik memiliki membran inti, endomembran dan sentriol serta memiliki
ukuran yang lebih besar dari struktur sel prokariotik. Struktur sel Eukariotik
meliputi membran sel, sitoplasma, sitoskeleton, nukleus (inti), retikulum
endoplasma, kompleks golgi, lisosom, badan mikro, mitokondria, kloroplas
(hanya pada tumbuhan) dan sentriol. Walaupun mempunyai bentuk, tipe dan
fungsi yang berbeda, namun pada dasarnya sel hewan memiliki bagian-bagian
yang sama, yaitu terdiri atas membran sel, sitoplasma beserta organel sel, dan inti
sel.

Membran sel merupakan salah satu struktur yang krusial dalam kehidupan
suatu sel. Membran sel juga di kenal sebagai membran plasma atau bio membran
yang merupakan selaput tipis, halus dan elastis yang menyelubungi permukaan sel
hidup. Secara umum membran sel berfungsi untuk memisahkan sel dari sel lain
atau dari benda disekelilingnya. Tetapi pengertian membran sel tidak hanya
sebatas sebagai struktur yang membatasi atau memisahkan satu sel dengan sel
yang lainnya. Membran sel juga membentuk ruang kompartemen khusus di dalam
sel itu sendiri yang terdapat pada membran intrasel sel eukariotik.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui struktur, sifat, dan fungsi membran sel serta protein membran
pada sel biologis
2. Mengetahui sistem dan mekanisme transport pada membran sel biologis

1.3 Rumusan Masalah


Bagaimana gambaran struktur, sifat, fungsi, dan sistem transport pada membran
sel biologis?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sel Biologis

2.1.1 Definisi
Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua
aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan
kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas
sel tunggal atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba.
Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan
organisme multi seluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan
fungsinya masing - masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun dari triliyunan
sel. Namun, seluruh organ tubuh organisme berasal dari hasil pembelahan satu
sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya,
sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah
dibuahi.

Sel-sel pada organisme multi seluler tidak akan bertahan lama jika masing-
masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang
membangun organ dan kemudian sis tem organ yang membentuk tubuh
organisme tersebut. Contohnya,sel otot jantung membentuk jaringan otot
jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran
darah pada tubuh manusia.Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-
komponen yang disebut organel.

2.1.2 Struktur Sel


2.1.2.1 Membran Sel
Membran sel secara umum dibangun oleh dua komponen utama, yaitu
protein (60%) dan lemak atau lipida (40%).Membran sel, antara lain berfungsi
sebagai :

a. Barrier selektif yang memisahkan sel dengan lingkungannya


b. Transportasi
c. Komunikasi lewat reseptor yang ada di permukaan membran sel

2.1.2.2 Inti sel


Inti sel terbentuk dari membran inti dan materi inti (kromatin dan
nukleolus). Membran inti bersifat ganda dan mengandung pori-pori inti.

2.1.2.3 Sitoplasma
Sitoplasma terdiri atas plasma sel yang mengandung mikrotubul dan
mikrofilamen (sebagai sitoskelet) dan organel sel. Sitoskelet, antara lain
berfungsi untuk memberi bentuk khas pada sel dan berperan dalam proses
pembelahan sel, yaitu membentuk benang-benang gelendong yang menarik
kromatid menuju kutub-kutub yang berlawanan dan dalam proses kontriksi sel
sehingga sel dapat membelah menjadi 2 sel anak. Tanpa adanya sitoskelet maka
bentuk sel yang bervariasi dan proses pembelahan sel tak mungkin dapat terjadi
dengan sempurna.

2.1.2.4 Organel sel


Organel sel hewan terdiri atas retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom,
mitokondria, ribosom, flagella dan silia, badan mikro, dan vakuola. Untuk lebih
jelasnya mari kita bahas bersama.Penjelasananya sbb :

a. Retikulum Endoplasma (RE)


Retikulum endoplasma terdiri atas 2 jenis, yaitu RE-kasar (REK) yang
permukaannya banyak mengandung ribosom dan RE-halus (REH) yang
permukaannya tidak mengandung ribosom. Karena banyak mengandung
ribosom, REK berperan penting dalam sintesis protein serta mengumpulkan dan
mengangkut protein yang dihasilkan oleh ribosom. Berbeda dengan REK, REH
berperan dalam sintesis lipida, glikogen, dan senyawa steroid.

b. Badan Golgi
Badan Golgi ini terbentuk dari sekumpulan kantong-kantong pipih
(sisterna), tubulus, dan vesikula. Sisterna dari badan Golgi membentuk
pembuluh-pembuluh halus (tubulus) dan dari tubulus-tubulus tersebut dilepaskan
kantung-kantung kecil (vesikula) yang berisi bahan yang diperlukan sel, seperti
enzim dan pembentuk membran sel. Fungsi badan Golgi, antara lain dalam
sintesis fosfolipid, membungkus zat-zat yang akan di transfer (dalam vesikula),
membentuk lisosom, dan membentuk akrosom pada spermatozoa.

c. Lisosom

Lisosom merupakan organel berbentuk bulat yang berisi enzim-enzim yang


dapat mencerna protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Oleh karena
itulah lisosom berperan dalam proses pencernaan intra sel, yaitu mencerna zat-
zat yang terfagosit, seperti bakteri oleh sel-sel makrofag. Dengan adanya organel
tersebut maka sel-sel yang rusak dapat hancur dengan sendirinya, karena itulah
organel ini sering disebut kantong bunuh diri (suicide bags).

d. Mitokondria

Mitokondria (tunggal mitokondrion) berbentuk batang pendek atau bundar.


Organel ini bermembran ganda, yaitu membran luar dan membran dalam.
Membran dalam memperluas permukaannya dengan cara melipat-lipat
membentuk krista. Pada krista ini terdapat enzim-enzim yang berperan dalam
sintesis ATP. Fungsi utama mitokondria adalah tempat terjadinya proses respirasi
sel yang berguna dalam menghasilkan energi (ATP).
e. Ribosom
Ribosom tersusun atas r-RNA dan protein. Organel ini dapat tersebar dalam
sitoplasma secara acak atau terikat pada permukaan REK. Pada bakteri, organel
ini tersebar bebas di dalam sitoplasma, sedangkan pada sel eukariotik umumnya
terdapat pada REK.

f. Sentriol

Sentriol merupakan pasangan struktur yang berbentuk silindris dan berlokasi


di dekat inti sel. Organel ini terdapat pada sel hewan. Fungsi sentriol adalah
untuk pembelahan sel. Sentriol akan membentuk benang-benang gelendong yang
berfungsi dalam menggerakkan kromatid menuju kutub-kutub yang berlawanan
sehingga materi inti akan terbagi secara merata kepada sel-sel anak hasil
pembelahan.

g. Silia dan Flagella


Silia merupakan kumpulan-kumpulan sitoplasma sel yang berbentuk
rambut. Karena umumnya silia dapat bergerak maka silia sering disebut rambut
getar. Flagella merupakan bangunan yang keluar dari membran sel dengan
ukuran yang relatif panjang dan biasanya hanya satu buah.

Flagella umumnya dijumpai pada hewan dari kelas Flagellata yang berfungsi
sebagai alat gerak. Pada hewan tinggi, termasuk pada manusia, flagella dijumpai
pada sperma. Jadi, ekor sperma merupakan salah satu jenis flagella.

h. Villi

Villi merupakan tonjolan membran sel yang berfungsi meningkatkan luas


permukaan sel yang bersangkutan. Keadaan ini sangat penting, misalnya dalam
usus halus yang dapat memperbanyak kontak dengan zat-zat yang akan diserap
ke dalam sel.

i. Badan Mikro

Badan mikro berbentuk oval, dibatasi oleh membran dan berdiameter lebih
kurang 0,3-1,5 mikrometer. Terdapat 2 jenis badan mikro yang telah kita ketahui,
yaitu glioksisom (pada tumbuhan) dan peroksisom (pada hewan dan tumbuhan).
Pada sel-sel hewan oksidasi asam amino dan asam urat menghasilkan hidrogen
peroksida (H2O2) yang sangat beracun bagi sel, oleh karena itu peroksisom
menghasilkan enzim katalasa yang dapat menguraikan hidrogen peroksida
menjadi air dan oksigen.

j. Vakuola

Vakuola merupakan rongga yang terdapat di dalam sel. Pada sel hewan
vakuola ini jauh lebih kecil dibandingkan vakuola yang terdapat pada sel
tumbuhan. Pada Protozoa dikenal berbagai jenis vakuola, antara lain pinosom,
fagosom, dan vakuola kontraktil. Pinosom merupakan vakuola yang terbentuk
dari invaginasi membran sel sehingga cairan yang ada di sekitarnya tertelan
masuk ke dalam sel tersebut. Fagosom terbentuk dari invaginasi membran sel
yang cukup besar sehingga dapat menelan zat-zat makanan atau organisme yang
ada di lingkungannya. Vakuola kontraktil pada Protozoa berfungsi mengatur
cairan yang ada di dalam sel sehingga hewan tersebut tidak binasa karena
masuknya air dari lingkungan tempat hidupnya.

Struktur Sel Hewan (Anonim, 2005)


Struktur Sel Hewan (Anonim, 2005)
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Membran Sel

3.1.1 Definisi
Membran sel juga di kenal sebagai membran plasma atau bio membrane
merupakan selaput tipis, halus, dan elastis yang menyelubungi permukaan sel
hidup dengan ketebalan 75 – 100 Ȧ. Molekul yang memiliki ukuran lebih besar
dari pori membrane akan bertahan dan molekul yang memiliki ukuran lebih kecil
dari pori membrane dapat melawatinya. Pada umum nya bersifat permeable
terhadap zat-zat yang molekulnya kecil atau berbentuk ion, tetapi bersifat
impermeable terhadap zat yang molekulnya besar. Jadi membrane sel ini bersifat
permeabel atau semipermeable atau bersifat transport selektif, yang mampu
melewatkan molekul tertentu dan menahan molekul yang lain (Sumardjo, 2009).
3.1.2 Strutur Membaran Sel
Membran sel berperan sebagai barrier terhadap kebanyakan molekul yang
ada di sekitar sel yang bersangkutan. Membran sel merupakan selaput yang semi
permeabel yang memisahkan lingkungan sel bagian dalam dan bagian luar.
Membran sel tersusun atas dua komponen utama, yaitu protein dan lemak (lipida
bilayer) (Farabee, 2001).

Struktur membran sel (Farabee, 2001).


Hasil penelitian membuktikan bahwa membrane sel di bentuk oleh dua
lapisan lipida amfilatik dan protein dengan persentase sekitar 35% Lipid, 62 %
protein dan 3 % polisakarida. Lipid diperkirakan terdiri atas 60% fosfolipid, 25
% kolesterol dan 15 % lipid lain.dimana lapisan yang satu dengan lapisan yang
lain di hubungkan oleh gaya-gaya nonkovalen yang saling menunjang
(Sumardjo, 2009).
Semua membran sel merupakan susunan cair sehingga mampu berperan
sebagai pelarut protein membran.Selain itu membrane bersifat asimetris, yaitu
lapisan luar dan lapisan dalam mengandung komponen yang berbeda. Membran
sel bukan hanya sekedar pembungkus sel atau pembatas sel dalam
lingkungannnya, tetapi ikut berperan dalam pengaturan isi sel. Banyak proses
esensial dalam sistem makhluk hidup berlangsung di dalam struktur membran.
Beberapa peranan membran yang penting adalah mengatur keluar masuknya zat
dari dalam dan luar sel, tempat berlangsungnya beberapa reaksi kimia,
penghubung transfer energi antara bagian dalam dan bagian luar sel (Sumardjo,
2009).

3.1.2.1 Lipid Membran Plasma


Lipid membran plasma tersusun atas fosfolipid, glikolipid, dan terdapat
kolesterol. Kolesterol terdapat dalam sel eukariota, tetapi tidak dalam prokariot.
Membran plasma sel eukariota, biasanya kaya akan kolesterol. Gugus karboksil
yang terikat dalam atom C3 merupakan unit hidrofil, sedangakn yang lain atau
sisanya merupakan unit hidrofob. Dalam membrane plasma lipid-lipid
membentuk lembaran dua lapis (lipid bilayer) dengan kepala polar yang
hidrolifik berada memanjang diluar, bersinggungan dengan medium air, dan ekor
rantai hidrokarbon non polar yang hidrofobik bersembunyi memanjang
menghadap ke dalam.

Lipid bilayer terutama dibentuk oleh fosfolipid yang tersusun atas 2 bagian
utama, yaitu bagian kepala (bersifat hidrofilik) dan ekor (hidrofobik). Karena
ada 2 sifat yang berbeda pada molekul fosfolipid tersebut maka membran sel
tersusun bilayer, dimana bagian ekor yang bersifat hidrofobik akan berada di
bagian tengah membran, sedangkan bagian kepala fosfolipid akan berada di
bagian luar membran.

Susunan fosfolipid pada membran (Farabee, 2001)


3.1.2.2 Protein Membran Plasma
Protein merupakan komponen penting pada membran sel. Protein membrane
plasma tersebar secara tidak merata (asimetris) diantara permukaan luar dan
permukaan dalam membran plasma. Protein membran plasma ini dapat
dibedakan atas protein integral ( integral protein ) dan protein periferal
(peripheral protein ).

Protein integral atau protein intrinsik adalah protein yang seluruhnya atau
sebagiannya terbenam dalam dua lapis lipid, bersifat amfipatik, dan berbentuk
globular. Bagian molekul protein yang terbenam dalam dua lapis lipid, bersifat
amfipatik dan berbentuk globular. Bagian molekul protein yang terbenam,
bersifat hidrofobik karena kandungan asam aminohidrofobik penyususnnya
jyang tinggi, sedangkan yang mencuat kepermukaan, cenderung bersifat
hidrofilik karena kandungan asam amino hidrofilik penyusunnya yang tinggi.

Protein peripheral, protein perifer atau protein ekstinsik terdapat pada


permukaan membrane plasma Protein ini tidak mengadakan interaksi secara
langsung dengan fosfolipid dalam membran plasma, tetapi terikat lemah pada
bagian hidrofilik protein integral spesifik. Protein ini mudah dipisahkan dari
membran plasma Protein peripheral bersifat hidrofilik. Karena kandungan residu
asam amino hidrofilik penyusunnya dari gugusan hidaroksil polisakarida pendek
glikoprotein penyusunnya.

Peranan protein membrane plasma yang penting adalah memberikan kekuatan


struktural pada membran plasma, berperan sebagai enzim untuk mengkatalisis
reaksi-reaksi kimia dalam membran plasma, sebagai protein pembawa untuk
transport zat-zat tertentu melalui membran plasma, dan menguraikan atau
mendesak zat-zat lipid dan memberi pori-pori pada membran plasma.

3.1.2.3 Karbohidrat Membran Plasma


Membran sel eukariota biasanya mengandung 2-10% karbohidrat.Karbohidrat
atau gula pada membrane sel ini merupakan residu penyusun glikoprotein dan
glikolipid. Pada glikoprotein membran, karbohidrat berikatan dengan ataom N
amida pada rantai samping asparagin atau dengan atom O pada rantai cabang
serin atau rantai cabang treonin.Karbohidrat yang langsung berikatan dengan
salah satu rantai samping biasanya adalah N- asetilglukosamin atau N-asetil
galaktosamin.

3.1.3 Pori-Pori Membran Sel


Membran plasma bersifat seperti mempunyai pori-pori ultramikroskopik yang
dapat di lalui oleh zat-zat tertentu. Pori-pori membran plasma ini tampaknya
disebabkan oleh adanya molekul protein besar yang mendesak atau merusak
struktur fosfolipid membrane plasma dan membentuk jalan zat-zat tertentu dari
satu sisi kesisi lain. Zat yang tidak larut dalamlipid dan berukuran sangat kecil,
seperti air, dan urea dapat berdifusi bebas melalui pori-pori.
3.1.4 Sifat Membran Sel
Berdasarkan kemampuannya dalam mengatur transportasi suatu zat ke dalam
atau keluar sel, sifat membran sel terbagi menjadi tiga jenis yaitu,

1. Impermeabel
Merupakan sifat membran yang tidak mengizinkan zat apapun di luar sel
untuk masuk ke dalam sel.

2. Semipermeabel
Suatu keadaan dimana hanya zat–zat tertentu yang dibutuhkan oleh sel yang
dapat masuk ke dalam sel .Biasanya membran sel normal memiliki sifat
semipermeabel.

3. Permeabel
Merupakan sifat dimana semua zat dapat melewati membran sel untuk
masuk ke dalam sel. Biasanya sifat ini dimiliki oleh membran sel yang rusak
atau hamp irmati sehingga sel tidak dapat bertahan hidup.

3.1.5 Fungsi Membran Sel


Fungsi membran sel secara umum yaitu sebagai kompartemenisasi,
interaksi antarsel, pengubahan ernergi, transfer informasi, penyedia emzin,
dan transport zat dari dan ke dalam sel (trnas membran).

3.1.5.1 Kompartemenisasi
Membran sel atau sering disebut membran plasma merupakan suatu selaput
yang membatasi suatu ruangan (kompartemen), dengan kata lain membran
tersebut menyelubungi seluruh isi sel. Selain membran sel, terdapat pula
membran yang membatasi nukleus dan ruang-ruang (organel) di dalam
sitoplasma. Ibarat ruang-ruang yang ada di dalam gedung maka ruang-ruang
tersebut perlu dibatasi oleh partisi atau tembok sehingga kegiatan di masing-
masing ruangan dapat berlangsung sendiri-sendiri, tanpa saling mengganggu
antara kegiatan di satu ruangan dengan ruangan yang lain. Di dalam sel,
kompartemenisasi mutlak diperlukan karena ruang-ruang di dalam sel berisi
cairan dan adanya percampuran cairan dari ruang-ruang tersebut dapat
menyebabkan kehancuran bagi sel yang bersangkutan.

3.1.5.2 Interaksi antarsel


Pada organisme multiseluler, membran sel berperan penting dalam proses
interaksi antara sel satu dengan yang lainnya. Organ tubuh manusia pada
umumnya tersusun atas berbagai jenis sel yang harus bekerja sama untuk
melaksanakan fungsi keseluruhan. Membran sel berperan dalam memfasilitasi
sel untuk saling mengenal, kemudian saling bertukar substansi dan informasi.

3.1.5.3 Pengubahan Energi


Perubahan satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain merupakan hal yang
sangat penting dalam proses hidup, dan membran sel sangat berperan dalam
proses ini. Hal yang sangat mendasar bagi semua kehidupan adalah kemampuan
sel tumbuhan untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia
yang terkandung dalam karbohidrat. Sel hewan maupun tumbuhan mampu
mengubah energi kimia dari karbohidrat tersebut menjadi ATP atau senyawa lain
berenergi tinggi. Proses pengikatan energi ini terjadi di dalam membran dari
mitokondria dan kloroplas. Energi cahaya, panas, dan energi mekanik dapat
diubah oleh reseptor pada sistem saraf menjadi impuls saraf yang merupakan
cara komunikasi efektif dalam sistem saraf tersebut. Meskipun mekanisme
pengubahan tersebut belum diketahui secara pasti, namun membran sel berperan
penting dalam proses tersebut.

3.1.5.4 Transfer Informasi


Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke sel lain.
Di dalam membran terdapat reseptor yang mampu berkombinasi dengan molekul
tertentu dengan bentuk yang sesuai, seperti yang selalu berkombinasi dengan
suatu substrat yang sesuai. Sel yang berbeda mempunyai membran yang
memiliki reseptor yang juga berbeda sehingga bermacam-macam reseptor akan
berkombinasi dengan bermacam-macam ligand.

Ligand adalah molekul atau ion yang dapat berkombinasi dengan reseptor
yang terdapat dalam membran. Ligand yang paling banyak dipelajari adalah
hormon, faktor tumbuh dan neurotransmiter; semuanya terikat pada membran sel
tanpa menembusnya. Interaksi antara reseptor yang terdapat di membran sel
dengan ligand yang terdapat di luar sel dapat menimbulkan stimulus baru yang
terlibat dalam pengaturan bermacam-macam kejadian dalam sel. Contohnya:
sinyal yang ditimbulkan oleh membran dapat bersifat pemberitahuan untuk
membelah atau melakukan diferensiasi atau pada bakteri pemberitahuan itu agar
bergerak mendekati makanan.

3.1.5.5 Penyedia Enzim


Banyak enzim yang merupakan bagian dari membran. Sebagai contoh, enzim
sitokrom yang terlibat dalam respirasi sel merupakan bagian dari membran
mitokondria. Enzim monoamin oksidase yang menyebabkan katekolamin tidak
aktif terdapat di bagian luar membran mitokondria. Sejumlah protein dan
glikoprotein banyak terdapat di dalam membran sel; bertindak sebagai reseptor
dari hormon dan benda penolak atau terlibat dalam pengangkutan substansi ke
dalam sel. Ditempatkannya enzim di dalam membran sel mempunyai beberapa
tujuan. Pada proses fosforilasi oksidatif yang terjadi di mitokondria, transpor
elektron yang paling efisien tercapai apabila enzim berada saling berdekatan.
Bagian dalam membran menyediakan bantuan fisik dan orientasi yang
diperlukan. Protein membran yang bertindak sebagai tempat pengikat bagi
bermacam-macam ion, asam amino dan gula dikenal sebagai carrier dalam
proses transpor aktif.

Sistem enzim dalam membran pada umumnya disebut adenilsiklase yang


terdapat pada hampir semua jaringan mamalia, kecuali sel darah merah. Aktivasi
adenilsiklase menimbulkan perubahan ATP menjadi adenosin monofosfat siklik
(cAMP) di dalam sel. Meningkatnya jumlah cAMP di dalam sel selanjutnya
membawa pengaruh terhadap respons fisiologik dari sel, misalnya: sistem enzim
menjadi aktif; terjadi pengubahan permeabilitas membran terhadap substansi
tertentu; terjadi sintesis atau sekresi hormon; dan sintesis protein.

3.1.5.6 Tempat Transport Zat dari dan ke dalam sel (trans membran)
Membran sel secara umum berfungsi sebagai barrier yang memisahkan sel
dengan lingkungannya. Tentu saja tidak harus mengisolasi sel dari
lingkungannya, melainkan dapat berfungsi mengatur keluar masuk zat yang
diperlukan ataupun yang tidak diperlukan oleh sel itu sendiri. Maka membran sel
berperan dalam transpor zat-zat keluar masuk sel.

3.1.6 Sistem Trnasport Membran Sel


Seperti yang sudah dijelaskan salah fungsi membran sel yang penting adalah
sebagai transport zat-zat keluar dan masuk ke dalam sel. Secara umum sistem
transport membran sel terbagi menjadi dau cara yaitu transport pasit dan
transport aktif.

3.1.6.1 Transport Pasif


Transpor pasif adalah proses perpindahan zat melalui suatu membran dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah tanpa memerlukan energi. Ada beberapa
jenis transpor pasif yaitu sebagai berikut:

1. Difusi

Difusi merupakan salah satu proses pergerakan molekul atau ion melalui
membran sel, dimana molekul atau ion tersebut bergerak dari daerah yang
mempunyai konsentrasi tinggi ke daerah yang mempunyai konsentrasi rendah
dan tidak memerlukan energi. Molekul seperti Air, karbondioksida, dan oksigen
dapat melalui membran sel dengan cara difusi. Seperti pada proses pernapasan
maka akan terjadi pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Karbondioksida
diproduksi di dalam sel melalui proses respirasi sel sehingga konsentrasinya di
dalam sel jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di luar sel. Dengan demikian
CO2 akan bergerak ke luar melalui membran sel secara difusi. Keadaan yang
sebaliknya terjadi pada pergerakan molekul O2, di mana O2 dibutuhkan dalam
proses pernapasan sel, dengan demikian konsentrasi O2 di dalam sel jauh lebih
rendah dibandingkan di lingkungannya sehingga O2 akan bergerak masuk
melalui membran sel juga secara difusi.
Arti difusi secara umum, tidak terbatas pada pergerakan molekul atau ion
melalui membran yang permeabel, melainkan setiap pergerakan molekul atau ion
dari daerah yang mempunyai konsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi
rendah.

2. Osmosis
Osmosis adalah difusi air melalui membran semipermeabel (selektif
permeabel). Dalam sebuah sel yang banyak mengandung organel dan molekul-
molekul besar, air dari lingkungan pasti akan bergerak masuk ke dalam sel.
Berbeda dengan difusi, pada proses osmosis yang bergerak adalah medium
pelarutnya yang biasanya adalah air. Berdasarkan konsentrasinya terdapat tiga
jenis larutan yaitu hipotonis (kadar zat terlarut lebih sedikit daripada pelarut),
hipertonis (kadar zat terlarut lebih banyak daripada pelarut), dan isotonis (zat
terlarut dan pelarut berkadar sama).

3. Difusi Dipermudah (facilitatd Difusion)


Pergerakan molekul dalam proses ini dibantu oleh suatu protein carrier yang
bertindak sebagai pengangkut. Meskipun molekul yang akan diangkut cukup
besar, dengan bantuan protein pengangkut maka molekul tersebut dapat
menembus membran sel. Contohnya adalah pengangkutan glukosa oleh protein
pengangkut melalui membran sel dengan berikatan pada protein tersebut maka
glukosa menjadi larut dalam lipida, dengan demikian molekul tersebut dengan
mudah dapat bergerak melewati molekul lipida bilayer. Kecepatan bergerak
molekul difusi dipermudah ini lebih cepat daripada difusi biasa, tetapi kecepatan
gerak tersebut tergantung pada beberapa faktor, antara lain gradien konsentrasi,
tersedianya protein pengangkut, dan kecepatan protein pengangkut dalam
mengikat zat yang akan diangkutnya.

Selain itu, difusi jenis ini dipercepat oleh hadirnya hormon insulin. Dengan
adanya insulin maka penyerapan gula darah oleh jaringan melalui proses difusi
dipermudah akan menjadi lebih cepat.
Difusi melalui membran sel (Farabee, 2001)

4. Filtrasi
Filtrasi merupakan jenis transpor pasif yang melibatkan pergerakan molekul
atau ion keluar masuk sel. Proses ini disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan
hidrostatik, di mana molekul atau ion akan bergerak dari daerah yang
mempunyai tekanan hidrostatik tinggi ke daerah yang tekanan hidrostatiknya
lebih rendah. Contohnya adalah proses fitrasi di dalam ginjal, di mana tekanan
hidrostatik pada glomerulus lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan
hidrostatik pada kapsula Bowman, dengan demikian cairan dan molekul atau ion
yang terdapat di dalamnya akan bergerak dari glomerulus menuju kapsula
Bowman. Proses sejenis terjadi pula pada kapiler, di mana cairan darah beserta
molekul dan ion yang terlarut di dalamnya akan keluar melintasi endotelium
kapiler tersebut menuju jaringan.

5. Dilusi
Istilah dialisis atau dialisa sering kita dengar dalam usaha penanganan pasien
yang menderita penyakit gagal ginjal. Dialisis merupakan salah satu jenis
transpor pasif, di mana molekul-molekul zat terlarut akan bergerak melalui
membran selektif permeabel yang memperlihatkan adanya pemisahan molekul-
molekul kecil dari molekul besar.

Dialisis. (A) keadaan mula - mula (B) keadaan setelah terjadi proses dialisis

Pada gambar mula-mula larutan di sebelah kiri membran mengandung 2 jenis


molekul yang berbeda ukurannya. Pada proses dialisis, molekul-molekul kecil
akan bergerak melalui membran yang bersifat selektif permeabel, sedangkan
molekul yang berukuran besar tidak dapat melintasi membran tersebut. Pada
akhir proses dialisis molekul-molekul kecil akan terpisah dari molekul yang
berukuran besar. Prinsip ini dipakai dalam proses hemodialisis, untuk membuang
zat-zat yang tak berguna dari dalam cairan darah, dan sering disebut dengan
istilah cuci darah.

3.1.6.2 Transport Aktif


Transpor aktif merupakan proses perpindahan zat melalui suatu membran dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi dengan memerlukan energi. Karena
melawan gradien konsentrasi, sehingga memerlukan energi.
Terdapat persamaan dan perbedaan mekanisme kerja antara difusi dipermudah
dan transport aktif. Persamannya adalah keduanya memakai jasa pembawa
(Carrier) dalam transport materi melewati membrane. Perbedaan antara difusi
dipermudah termasuk transport pasif karena mengikuti gradient kosentrasi,
sedangkan transport aktif bersifat melawan gradien kosentrasi.Pada transpor
aktif diperlukan energi untuk melawan gradien kosentrasi.Transpor aktif
memegang peran peran penting dalam menjaga kosentrasi molekul di dalam sel
yang berbeda dengan kosentrasi molekul lingkungannya.

Contoh dari transport aktif adalah pompa sodium-potassium dalam sel saraf.
Konsentrasi Na+ selalu dijaga agar konsentrasinya di bagian dalam sel saraf
lebih rendah dan K+ lebih tinggi, dibandingkan konsentrasinya di luar sel saraf.
Ketika sel saraf menerima sebuah impuls, ion-ion tersebut akan menyeberangi
membran sel, dengan cara seperti ini, impuls syaraf akan diantarkan. Setelah
melakukan pengiriman pesan, ion-ion tersebut harus dikembalikan ke kondisi
semula dengan cara transpor aktif.

Transport Aktif Membran Plasma (Sumber: Sumardjo, 2009)


Mekanisme transport aktif memerlukan energi dan protein pembawa yang
berperan sebagai pompa. Pada gambar menunjukkan langkah-langkah transport
aktif ion natrium dan ion kalium.

1) Langkah permulaan adalah pengikatan Na+yang berperan di sitoplasma yang


membawa protein pembawa. Pengikatan Na+ yang akan di pompa keluar sel
ini memicu fosforilasi protein pembawa ATP.

2) Fosforilasi oleh ATP ini akan mengakibatkan perubahan konformasi protein


pembawa. Tempat pengikatan ion Na+ yang sebelumnya menghadap kedalam
sel akan berubah menghadap keluar sel.
3) Dengan perubahan konformasi ini, afinitas Na+ terhadap protein pembawa
+
menjadi lebih rendah sehigga Na mudah dilepaskan atau keluar sel.
Sebaliknya, afinitas K+ terhadap protein pembawa menjadi tinggi sehingga K +
dari luar membrane sel diikat.

4) Pengikatan K+ oleh protein pembawa ini memicu defosforilasi sehingga


gugus fosfat dilepaskan. Pelepasan fosfat akan mengembalikan bentuk
konformasi protein pembawa kebentuk semula, yaitu menghadap kedalam
sel.

5) Pengembalian bentuk konformasi mengakibatkan afinitas K + terhadap protein


pembawa menjadi rendah, sehingga dapat dilepas (dipompa) kedalam sel.

6) Setelah sel K+ di lepas kedalam sel, Na+ yang ada dalam sel (sitoplasma)
segera diikat oleh protein pembawa untuk mengalami proses pemompaan
seperti semula. Siklus terus berlangsung ( diulang ) tanpa batas.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Membran sel tersusun atas dua komponen utama, yaitu lipida bilayer dan
protein. Lipida bilayer terutama tersusun atas fosfolipid, di mana bagian
kepala molekul ini bersifat hidrofilik, sedangkan bagian ekornya bersifat
hidrofobik. Protein membran tersuspensi di dalam lapisan hidrofobik. Fungsi
membran sel adalah untuk kompartemenisasi, interaksi antarsel, pengubahan
energi, transfer informasi, penyedia enzim, dan tempat terjadinya transpor
trans membran.

2. Transport antar membran (trans membran) terdiri atas transpor pasif yang
tidak memerlukan energi dan transport aktif yang memerlukan energi.
Transpor pasif terdiri atas difusi, osmosis, difusi dipermudah, filtrasi, dan
dialisis sedangkan proses aktif terdiri atas transpor aktif.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2005). Human Physiology. http:// www. Biology.


Eku.edu./RITCHISO/301 notes1.html. [12 September 2018].

Farabee, M.J. (2001). Transport in and out of Cells. http://www.emc.maricopa.


Edu/faculty/farabee/BIOBK/Biobooktransp.html. [12
September 2018].
Giese, A.C. (1979). Cell Physiology. 5th ed. Tokyo: W.B. Saunder Co.
Sumardjo, Damin, 2009. Buku Panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan
program Strata I,Fakultas Bioeksakta; Buku Panduan;
Jakarta ; hal 296 – 303.

Anda mungkin juga menyukai