Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Matriks Ekstraseluler..........................................................................................3
B. Matriks Ekstraseluler Hewan............................................................................3
C. Matriks Ekstraseluler Tumbuhan......................................................................7
D. Struktur Dinding Sel...........................................................................................9
E. Fungsi Dinding Sel...........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matriks ekstraseluler adalah sekumpulan protein fibrosa yang
melekat pada gel polisakarida terhidrasi. Adapun matriks ekstraseluler ada
dua yaitu matriks ekstraseluler hewan dan matriks ekstraseluler tumbuhan.
Matriks ekstraseluler hewan, terdiri atas serabut-serabut dan substansi
dasar. Sedangkan substansi dasarnya terdiri atas proteoglikan dan
glikoprotein. Adapun matriks ekstraseluler sel hewan berfungsi dalam
penyanggah, perekatan, pergerakan, dan pengaturan.
Sedangkan matriks ekstraseluler tumbuhan terdiri atas serabut atau
serat yang dikelilingi oleh substansi dasar. Serabut penyusun tumbuhan
adalah selulosa, sedangkan substansi dasar yang mengelilingi terdiri atas
kelompok karbohidrat dan glikoprotein. Dinding sel memiliki struktur
sangat kaku dan berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan
melindungi dari lisis osmotik. Dinding sel tidak dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya langsung. Adapun fungsi dinding sel Menentukan
bentuk, kekuatan, serta dukungan pada tumbuhan, melakukan
pengontrolan terhadap tekanan turgor, sebagai lalu lintas zat-zat penting
bagi tumbuhan, melindungi dari ancaman bahaya, tempat menyimpan
karbohidrat, dan sebagai sumber signal.
Untuk itu pada bagian ini, kami akan mencoba membahas
mengenai pengertian matriks ekstraseluler, macam-macam matriks
ekstraseluler, struktur dinding sel, dan fungsi dinding sel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari matriks ekstraseluler ?
2. Apa saja macam-macam matriks ekstraseluler ?
3. Bagaimana struktur dari dinding sel ?
1
4. Apa fungsi dari dinding sel ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari matriks ekstraseluler.
2. Untuk mengetahui macam-macam matriks ekstraseluler.
3. Untuk mengetahui struktur dari dinding sel.
4. Untuk mengetahui fungsi dari dinding sel.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Matriks Ekstraseluler
Matriks ekstraseluler adalah sekumpulan protein fibrosa yang
melekat pada gel polisakarida terhidrasi. Molekul makro yang membentuk
matriks ekstraseluler disekresi oleh sel-sel, terutama fibroblas. Untuk
matriks yang lebih khusus, misalnya kartilago atau tulang, maka matriks
ekstraseluler disekresi oleh sel-sel yang berdeferensiasi lebih tinggi,
misalnya osteoblas, yang membentuk tulang, atau kondrosit, yang
membentuk kartilago.1
Sebagian besar sel hewan, tumbuhan maupun organisme unisel,
mengeluarkan senyawa ke daerah diluar membran plasma. Secara umum,
senyawa tersebut di beri nama Matriks ekstraseluler (MES). Senyawa ini
memiliki beraneka peran. MES yang dihasilkan sel hewan mempunyai
struktur sangat bervariasi, contoh kerangka elastin dan tendon, tulang
rawan, dan unsur penyongkong lapisan epitelium. Pada tumbuhan, MES
membentuk dinding yang mengelilingi dan mempertautkan sel-sel jaringan
tumbuhan. MES sel prokariota membentuk dinding sel.
Meskipun memiliki fungsi yang bermacam-macam, namun fungsi
utama MES adalah sebagai penyonkong. Komponen penyusun MES
terdiri atas substansi dasar dan serabut-serabut. Perbedaan sifat antara
MES ditentukan oleh perbandingan dan jenis komponen penyusunnya.
3
Serabut-serabut MES hewan terdiri atas kolagen, elastin, dan retikulin.
Sedangkan substansi dasarnya terdiri atas proteoglikan dan glikoprotein.
Matriks ekstraseluler sel hewan berfungsi dalam penyanggah,
perekatan, pergerakan, dan pengaturan.2
2
Neil A. Campbell, dkk., Biologi Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 136
4
enzim hydroxyprolyl dan hydroxylisyl hidroxykilase. Kedua enzim
tersebut dijumpai didalam sisterna RE.
Galaktosil dan glukosil transferese yang berada pula didalam
sisterna RE berperan untuk menambahkan galaktosa dan glukosa pada
rantai awal prokolagen. Perakitan prokolagen diawali di RE,
kemudian dengan jalan penuntasan diangkut ke aparatus golgi,
selanjutnya mendapat tambahan karbohidrat. Dari golgi, dibawa oleh
granula sekretoris kearah membran sel, untuk disekresikan.
Setelah berada diruang antarsel, prokolagen segera dirakit menjadi
serabut kolagen dengan bantuan enzim prokolagen peptidase. Enzim-
enzim ini memotong bagian peptida yang tidak mengulir dari
prokolagen-prokolagen. Tiga buah prokolagen dirakit menjadi sebuah
tropokolagen. Segera tropokolagen-tropokolagen terakit, mereka
saling berikatan membentuk serabut kolagen.
5
Sejumlah kecil kelompok karbohidrat yang mirip glikoprotein dapat
pula terikata pada sumbu polipeptida. Proteoglikan merupakan salah
satu substansi dasar jaringan ikat, contohnya tulang, kornea, dan
tulang rawan.
Gabungan asam hialuronat-proteoglikan dan proteoglikan
berikatan langsung dengan kolagen membentuk MES. Perbandingan
antara substansi dasar dengan serabut kombinasi khusus antara
molekul kolagen dan proteoglikan menentukan kekuatan MES.
Contohnya tulang rawan yang bersifat lunak dan lembut MES-nya
memiliki proteoglikan dalam jumlah besar. Tendon yang bersifat liat
dan elastis, sebagian besar terdiri atas kolagen. Gabungan dan
perbandingan antara kolagen, proteoglikan, dan mineral menghasilkan
suatu struktur yang memiliki kepadatan dan kekerasan istimewa
maupun kekenyalan dan daya tahan tinggi terhadap tekanan. Kristal
mineral yang terendapkan dalam MES tersusun berlapis-lapis.
Proteoglikan dijumpai ditempat-tempat kolagen yang berada dalam
MES. Pada hewan vertebrata, proteoglikan dijumpai dalam jumlah
besar di tulang rawan, 50% merupakan gabungan proteoglikan-asam
hialuronat, misalnya pada zalir yang mengelilingi oosit mamalian,
zalir tersebut berperan untuk menambah kekentalan, dan menjaga
serta mempertahankan volume folikel.
Selain sebagai substansi dasar yang mengelilingi kolagen,
proteoglikan juga merupakan tempat melekatnya sel-sel jaringan ikat.
Sel-sel menggunakan proteoglikan sebagai landasan gerakan
amoebaid saat berpindah tempat. Penempelan sementara pada
proteoglikan sangat penting selama perkembangan embrio. Gerakan
dan perpindahan sel dapat terjadi apabila terdapat perubahan jenis
proteoglikan yang mengelilingi sel tersebut.
Kolagen dan proteoglikan membentuk anyamanan kuat dari
banyak serabut yang berhubungan dan berikatan dengan reseptor
permukaan sel, langsung atau perantaraan fibrinektin, laminin dan
6
protein penghunbung lainnya. Banyak reseptor permukaan sel yang
termasuk kelompok integrin mengikatkan MES ke rangka sel,
sehingga terbentuk suatu sistem berupa jaring-jaring yang terentang
dari dalam sel ke sekelilingnya.
7
Diantara mikrofibil selulosa terdapat pula polimer dari glukosa
dengan heksosa yang lain. Pada dinding sel fungi dan algae,
terdapat kalosa yang merupakan polimer dari glukosa dan heksosa
lain. Dinding sel algae berisi polimer murni dari xylosa, manosa,
atau glukosa.
8
bercabang. Lignin hanya terdapat pada kayu batang tumbuhan
yang termasuk Angiospermae dan Gymnospermae.
Susunan serabut selulosa dalam dinding primer berbeda dari
dinding sekunder. Pada dinding primer susunan serabut tidak
teratur, sedangkan pada dinding sekunder, serabut selulosanya
tersusun lebih teratur. Mereka hampir tersusun sejajar satu
dengan yang lain.
3
Tika Lestari, Dinamika Struktur Dinding Sel Bakteri, (Surabaya: CV. Jakad Media
Publishing), hlm. 8
9
archae dan alga terbuat dari glikoprotein (protein yang bersenyawa dengan
karbohidrat) dan polisakarida (polimer yang tersusun atas ratusan bahkan
ribuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik atau
ikatan kovalen yang terbentuk antara gabungan dua monoskarida). Dalam
jamur dinding sel terbuat dari glukosamin (yang dimana hal ini yang
menyebabkan karateristik jamur menajadi sangan fleksibelitas pada jamur)
dan kitin (yang memiliki karateristik tidak laurt dalam air). Sedangkan
dinding sel tumbuhan terutama terdiri dari selulosa, hemiselulosa,
glikoprotein, pektin dan lignin.
Pada pembentukan dinding sel diawali dengan pembelahan nukleus
(kariokinesis). Mikrotubula berikatan dengan Retikulum Endoplsma
membentuk fragmoplas, pada waktu yang sama dibidang ekuator dibentuk
fesikula-fesikula yang terbentuk dari badan golgi. Kemudian lamela
tengah terbentuk dari lenyapnya fesikula-fesikula dan terbentuk dari
fragmoplas yang melebur bersama fesikula-fesikula sehingga
menyebabkan kekentalan meningkat hal ini yang menyebabkan
terbentuknya lamela tengah. Setelah itu membran sel menisitesis selulosa
untuk pembentukan dinding primer baru. Sel mengalami pembesaran dan
mengakibatkan tekanan dalam sel meningkat yang dinamakan tekanan
turgor. Tekanan ini menyebabkan dinding sel lama hancur dan digantikan
dinding sel baru atau dinding sel primer. Tahap selanjutnya, sel berpisah
pada lamela tengah sehingga membentuk ruangan diantara kedua sel, pada
proses ini disebut masrasi. Pada beberapa bagian dinding sel terdapat
bagian yang tidak mengalami penebalan, pada bagian ini yang disebut
dengan noktah atau biasa cela ini disebut juga dengan plasmodesmata yang
berfungsi sebagai jalan penghubung diantara kedua sel yang
memungiinkan sel ini dapat berinteraksi
Dinding sel tumbuhan jauh lebih tebal daripada membran plasma,
berkisar dari 0,1 μm sampai beberapa mikrometer. Komposisi dinding sel
yang pasti bervariasi antara spesies yang satu dengan spesies yang lain dan
10
bahkan antar tipe sel yang satu dengan tipe sel yang lain pada tumbuhan
yang sama, namun rancangan dinding sel konsisten.
11
Gambar 2. Gambar Lamela Tengah
12
selulosa, hemiselulosa dan lignin. Dinding skunder ditandai oleh adanya
struktur yang khas berupa mikrofibril yang tersusun secara paralel dan rapi
untuk setiap lapisnya, kaku, dan non ekstensibel. Kandungan
hemiselulosanya lebih rendah dibandingkan dengan hemiselulosa yang
terdapat pada dinding primer. Penyusun utama dinding skunder adalah
selulosa.
13
Ketebalan Dinamis Statis
Arah mikrofibril Tak teratur Paralel rapi tiap lapis
Pertumbuhan Disisipkan Aposisi atau dilapiskan
1. Selulosa
Selulosa mempunyai tiga radikal hidoksil dari tiap satuan
glukosa yang menjadi penyusunnya. Oleh karena itu, selulosa dapat
membentuk ester.4 Selulosa terdapat baik pada dinding primer
maupun pada dinding skunder. Walaupun selulosa terdapat pada
dinding primer maupun dinding skunder, namun yang paling
banyak diperlajari dari dinding skunder. Hal ini terjadi karena
penyusun dinding skunder sebagian besar adalah selulosa. Kira-kira
48% dari berat kering kayu terdiri atas selulosa, dan serat kapas
kering mengandung kira-kira 98% selulosa. Berat molekulnya
sangat besar, strukturnya linier, polimer dari glukosa dengan ikatan
4
Damin Sumardjo, Pengantar Kimia: Buku Panduan Kulliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2009), hlm. 231
14
β -1,4-glikosidik, setiap molekul tersusun dari 8.000-15.000 unit
glukosa. Selulosa pada sel tanaman membentuk serat atau
mikrofibril. Tiap-tiap mikrofibril terdiri atas 40-70 rantai glukan.
Gambar 6. Selulosa
2. Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah heteropolimer dan sangat bercabang.5 Yang
termasuk hemiselulosa adalah xilan, arabinoxilan, galaktomannan,
dan xiloglukan. Hemiselulose mempunyai ciri-ciri diantaranya
struktur tulang punggung dengan ikatan β -1,4 rantai pendek, sering
hanya dengan satu macam gula saja, dan struktur tiga dimensinya
yang sukar membentuk Kristal. Walaupun material ini sukar
membentuk Kristal, tetapi dapat membentuk Kristal bila bertemu
dengan selulosa. Fungsi hemiselulosa adalah sebagai pelapis atau
pembungkus mikrofibril selulosa, yang bertindak sebagai substansi
perekat.
5
Poppy Diana Sari, dkk., Delignifisikasi Bahan Lignoselulosa, (Jawa Timur: CV. Penerbit
Qiara Media, 2019), hlm. 8
15
Gambar 7 Hemiselulosa
3. Pektin
Pektin adalah polisakarida komplek dengan struktur bervariasi.
Pektin mrupakan Salah satu keistimewaan dari pektin adalah
mempunyai gugus asam yang diberikan oleh asam glukoronat dan
asam galakturonat. Strukturnya sangat bercabang, bersifat asam,
mengandung gugusan karboksil, dan bermuatan negativ e pada pH
fisiologik.
Gambar 8 Pektin
16
dengan arabinose tetrasakarida glikosdik berikatan membentuk
hidroksiprolin. Di bagian lain hidroksiprolin berikatan dengan
dengan glukosa dan galaktosa. Struktur tiga dimensi protein ini
menjadi sangat kaku, panjang, dan tahan terhadap pemecahan
enzim proteolitik. Walapun fungsinya dalam dinding sel belum
diketahui diperkirankan bahwa makro- molekul ini memainkan
peran dalam pengorganisasian sel.
Komponen penysun dinding sel pada setiap spesies tentunya
berbeda. Tidak seperti tumbuhan yang tersusun atas polisakarida
jamur tersusun atas khitin dan glukan. Khitin adalah polimer
yang spesifik pada dinding sel jamur dan khitin inilah yang
membedakan dengan dengan dinding sel tumbuhan.
Khitin merupakan komponen utama penyusun dinding sel
fungi yang berbentuk filamen. Peranannya dalam dinding sel
fungi seperti selulosa pada dinding sel tumbuhan tinggi.
Strukturnya mirip dengan selulosa , yaitu homopolisakarida
linier dengan ikatan β- (1,4)Glc Nac. Polimer ini berbentuk
fibril dengan tebal antara 10-25 nm.
Biosintesis khitin dibantu oleh enzim khitin sintetase yang
terdapat pada suatu badan atau granula pada membran sel yang
disebut khitosom. Bila enzim di inkubasikan dengan UDP-
GlcNAc rangkaian khitin akan terbentuk berupa mikrofibril.
Mikrofibril tersusun dari rangkaian khitin sejenis.
Glukan adalah polimer D-glukose, polimer yang juga turut
membentuk dinding sel jamur. Polimer ini ditemukan pada
berbagai spesies atau jenis, tetapi terdapatnya pada dinding sel
fungi merupakan kekecualian. Terjadi perbedaan pendapat
tentang adanya glukan pada sel jamur ini, sehingga jamur
dianggap sebagai tumbuhan. Konfigurasi β lebih umum
diketahui dalam ikatan interunit, biasanya kombinasi antara
ikatan β-1,3 dengan ikatan β-1,6 glukan. Glukan sangat baik
17
untuk kerangka sel karena sukar larut dan merupakan material
kristal yang sangat keras.
Biosintesis dari β-glukan sampai sekarang belum dengan
jelas. Enzim untuk sintesis β-glukan mungkin terdapat
dipermukaan luar membran, dan menggunakan UDP-glukosa
sebagai substrat dalam polimerisasinya. Yang menarik dalam
sintesis khitin maupun glukan
karea enzim yang turut memacu sintesis ini ada dalam bentuk
aktif dan pasif. Mekanisme aksinya sedang dipelajari untuk
memperoleh kejelasan pada dinding fungi yang sedang tumbuh.
Pertumbuhan dinding sel hifa terbatas pada bagian ujung, dan
ini diasumsikan bahwa seluruh biosintesis yang terjadi di
seluruh permukaan hifa juga menggunakan enzim tersebut.
6
Rizki Nifsi Ramdhini, dkk., Anatomi Tumbuhan, (Lampung: Yayasan Kita Menulis,
2021), hlm. 35
18
memelihara bentuk sel.
19
dapat melindungi tumbuhan dari adanya stres mekanik sel, maka
dinding sel telah dianggap sebagai garis pertahanan pertama pada
tumbuhan dalam upaya perlindungan dari serangan patogen serta
mikroorganisme berbahaya.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matriks ekstraseluler adalah sekumpulan protein fibrosa yang
melekat pada gel polisakarida terhidrasi. Adapun matriks ekstraseluler ada
dua yaitu matriks ekstraseluler hewan dan matriks ekstraseluler tumbuhan.
Matriks ekstraseluler hewan, terdiri atas serabut-serabut dan substansi
dasar. Sedangkan substansi dasarnya terdiri atas proteoglikan dan
glikoprotein. Adapun matriks ekstraseluler sel hewan berfungsi dalam
penyanggah, perekatan, pergerakan, dan pengaturan.
Sedangkan matriks ekstraseluler tumbuhan terdiri atas serabut atau
serat yang dikelilingi oleh substansi dasar. Serabut penyusun tumbuhan
adalah selulosa, sedangkan substansi dasar yang mengelilingi terdiri atas
kelompok karbohidrat dan glikoprotein. Dinding sel memiliki struktur
sangat kaku dan berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan
melindungi dari lisis osmotik. Dinding sel tidak dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya langsung. Adapun fungsi dinding sel Menentukan
bentuk, kekuatan, serta dukungan pada tumbuhan, melakukan
pengontrolan terhadap tekanan turgor, sebagai lalu lintas zat-zat penting
bagi tumbuhan, melindungi dari ancaman bahaya, tempat menyimpan
karbohidrat, dan sebagai sumber signal.
B. Saran
Matriks Ekstraseluler dan dinding sel merupakan sel yang sangat
khusus baik dari segi struktur dan fungsinya. Oleh karena itu perlu
pengkajian yang mendalam mengenai materi ini. Semoga makalah
mengenai matriks ekstraseluler dan dinding sel ini dapat menjadi salah
satu bahan referensi untuk menambah pengetahuan mengenai matriks
ekstraseluler dan dinding sel.
21
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2010. Biologi Edisi ke-8 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Lestari, Tika. Dinamika Struktur Dinding Sel Bakteri. Surabaya: CV. Jakad Media
Publishing.
Nifsi, Rizki Ramdhini, dkk. 2021. Anatomi Tumbuhan. Lampung: Yayasan Kita
Menulis.
Sari, Poppy Diana, dkk. 2019. Delignifisikasi Bahan Lignoselulosa. Jawa Timur:
CV. Penerbit Qiara Media.