Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“MATRIKS EKSTRASELULER DAN DINDING SEL”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah biologi sel


Disusun Oleh: Kelompok 13
Kelas: 20072
1. Arina Fenta Lestari (2030207087)
2. Carina Lusy Syahfitri (2030207083)
3. Lisa Lestari (2020207062)

Dosen Pengasuh: Ummi Hiras Habisukan, S.Pd, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Biologi Sel”. Kami
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang konsep
didalamnya. Selain itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Ummi Hiras Habusukan, S.Pd, M.Kes selaku dosen pengampu serta semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap semoga semua yang
telah berjasa dalam penyusunan makalah ini mendapat balasan yang sebaik-
baiknya dari ALLAH SWT.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang “Matriks Ekstraseluler dan
Dinding Sel” yang kami buat berdasarkan refrensi yang kami ambil dari berbagai
sumber, diantaranya buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa menambah
wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa
dimafaatkan semaksimal dan sebaik mungkin.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca, sehingga makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.

Palembang, 30 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Matriks Ekstraseluler..........................................................................................3
B. Matriks Ekstraseluler Hewan............................................................................3
C. Matriks Ekstraseluler Tumbuhan......................................................................7
D. Struktur Dinding Sel...........................................................................................9
E. Fungsi Dinding Sel...........................................................................................18

BAB III PENUTUP...............................................................................................21


A. Kesimpulan........................................................................................................21
B. Saran...................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matriks ekstraseluler adalah sekumpulan protein fibrosa yang
melekat pada gel polisakarida terhidrasi. Adapun matriks ekstraseluler ada
dua yaitu matriks ekstraseluler hewan dan matriks ekstraseluler tumbuhan.
Matriks ekstraseluler hewan, terdiri atas serabut-serabut dan substansi
dasar. Sedangkan substansi dasarnya terdiri atas proteoglikan dan
glikoprotein. Adapun matriks ekstraseluler sel hewan berfungsi dalam
penyanggah, perekatan, pergerakan, dan pengaturan.
Sedangkan matriks ekstraseluler tumbuhan terdiri atas serabut atau
serat yang dikelilingi oleh substansi dasar. Serabut penyusun tumbuhan
adalah selulosa, sedangkan substansi dasar yang mengelilingi terdiri atas
kelompok karbohidrat dan glikoprotein. Dinding sel memiliki struktur
sangat kaku dan berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan
melindungi dari lisis osmotik. Dinding sel tidak dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya langsung. Adapun fungsi dinding sel Menentukan
bentuk, kekuatan, serta dukungan pada tumbuhan, melakukan
pengontrolan terhadap tekanan turgor, sebagai lalu lintas zat-zat penting
bagi tumbuhan, melindungi dari ancaman bahaya, tempat menyimpan
karbohidrat, dan sebagai sumber signal.
Untuk itu pada bagian ini, kami akan mencoba membahas
mengenai pengertian matriks ekstraseluler, macam-macam matriks
ekstraseluler, struktur dinding sel, dan fungsi dinding sel.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari matriks ekstraseluler ?
2. Apa saja macam-macam matriks ekstraseluler ?
3. Bagaimana struktur dari dinding sel ?

1
4. Apa fungsi dari dinding sel ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari matriks ekstraseluler.
2. Untuk mengetahui macam-macam matriks ekstraseluler.
3. Untuk mengetahui struktur dari dinding sel.
4. Untuk mengetahui fungsi dari dinding sel.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Matriks Ekstraseluler
Matriks ekstraseluler adalah sekumpulan protein fibrosa yang
melekat pada gel polisakarida terhidrasi. Molekul makro yang membentuk
matriks ekstraseluler disekresi oleh sel-sel, terutama fibroblas. Untuk
matriks yang lebih khusus, misalnya kartilago atau tulang, maka matriks
ekstraseluler disekresi oleh sel-sel yang berdeferensiasi lebih tinggi,
misalnya osteoblas, yang membentuk tulang, atau kondrosit, yang
membentuk kartilago.1
Sebagian besar sel hewan, tumbuhan maupun organisme unisel,
mengeluarkan senyawa ke daerah diluar membran plasma. Secara umum,
senyawa tersebut di beri nama Matriks ekstraseluler (MES). Senyawa ini
memiliki beraneka peran. MES yang dihasilkan sel hewan mempunyai
struktur sangat bervariasi, contoh kerangka elastin dan tendon, tulang
rawan, dan unsur penyongkong lapisan epitelium. Pada tumbuhan, MES
membentuk dinding yang mengelilingi dan mempertautkan sel-sel jaringan
tumbuhan. MES sel prokariota membentuk dinding sel.
Meskipun memiliki fungsi yang bermacam-macam, namun fungsi
utama MES adalah sebagai penyonkong. Komponen penyusun MES
terdiri atas substansi dasar dan serabut-serabut. Perbedaan sifat antara
MES ditentukan oleh perbandingan dan jenis komponen penyusunnya.

B. Matriks Ekstraseluler Hewan


Komponen matriks ekstrasel (MES) hewan, seperti halnya MES
organisme lainnya, terdiri atas serabut-serabut dan substansi dasar.
1
Gendron R, dkk., Inhibition of the activities of MMP 2, 8 and 9 by chlorhexidine, (Clin
Diag Lab Immuno: 1999) hlm. 431

3
Serabut-serabut MES hewan terdiri atas kolagen, elastin, dan retikulin.
Sedangkan substansi dasarnya terdiri atas proteoglikan dan glikoprotein.
Matriks ekstraseluler sel hewan berfungsi dalam penyanggah,
perekatan, pergerakan, dan pengaturan.2

1. Serabut Matriks Ekstrasel Hewan


Serabut terbanyak yang berada di MES adalah kolagen. Selain
kolagen terdapat pula serabut elastin dan retikulin. Kolagen
merupakan serabut semi kristal yang mengikat sel-sel pada tempatnya,
memberi daya tahan, dan kekenyalan MES. Selain itu juga,
berpengaruh pada kelincahan sel. Kolagen dijumpai pada semua
hewan, dari sponge sampai chordat. Pada vertebrata, kolagen
merupakan protein terbanyak dalam tubuh. Pada avertebrata, serabut
kolagen terutama dijumpai di MES sponge dan lapisan kutikula
integumentum nematoda.
Kolagen terdiri atas tropokolagen. Setiap tropokolagen terdiri atas
tiga rantai polipeptida yang disebut rantai a. Masing-masing rantai
mengulir kekiri, namun ketiganya mengitari sumbu pusat dalam uliran
kekanan. Struktur molekul tropokolagen ditentukan oleh komposisi
asam amino terutama glycine, proline, dan hydroxyproline, yang
membantu memantapkan rangkaian tiga ulir dengan jalan
menggunakan ikatan hidrogen sebagai ikatan antar rantai.
Sampai saat ini diketahui bahwa terdapat empat jenis kolagen.
Komponen penyusun keempat jenis kolagen ini tidak banyak berbeda.
Perbedaan terletak pada kandungan glycine dan asam-asam aminonya.
Sebagian besar kolagen disintesis oleh sel-sel turunan mesenkim.
Seperti halnya protein yang akan disekresikan, kolagen disintesis pada
polisom yang terkait pada retikulum endoplasma (RE) dengan
polipeptida awal menembus membran RE. Hydroxypoline dan
hydroxylisine ditambahkan kerantai prokolagen dengan bantuan

2
Neil A. Campbell, dkk., Biologi Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 136

4
enzim hydroxyprolyl dan hydroxylisyl hidroxykilase. Kedua enzim
tersebut dijumpai didalam sisterna RE.
Galaktosil dan glukosil transferese yang berada pula didalam
sisterna RE berperan untuk menambahkan galaktosa dan glukosa pada
rantai awal prokolagen. Perakitan prokolagen diawali di RE,
kemudian dengan jalan penuntasan diangkut ke aparatus golgi,
selanjutnya mendapat tambahan karbohidrat. Dari golgi, dibawa oleh
granula sekretoris kearah membran sel, untuk disekresikan.
Setelah berada diruang antarsel, prokolagen segera dirakit menjadi
serabut kolagen dengan bantuan enzim prokolagen peptidase. Enzim-
enzim ini memotong bagian peptida yang tidak mengulir dari
prokolagen-prokolagen. Tiga buah prokolagen dirakit menjadi sebuah
tropokolagen. Segera tropokolagen-tropokolagen terakit, mereka
saling berikatan membentuk serabut kolagen.

2. Substansi Dasar Matriks Ekstrasel Hewan


Substansi dasar yang mengelilingi kolagen terdiri atas
proteoglikan. Senyawa ini berbeda dari glikoprotein karena
kandungan karbohidrat molekul-molekul kelompok tinggi. Beberapa
proteoglikan memiliki karbohidrat 95% dari berat kering keseluruhan.
Proteoglikan terdiri atas rantai polipeptida sebagai sumbu, padanya
terkait molekul-molekul karbohidrat. Molekul tersebut terikat dengan
ikatan kovalen pada sumbu. Pada umumnya, rantai karbohidrat terikat
pada protein sumbu dengan ikatan serin, kadang-kadang dijumpai pula
ikatan ke treonin. Tipe karbohidrat primer yang terikat pada
proteoglikan adalah glikosaminoglikan (GAG) yang terdiri atas rantai
tidak bercabang dan tersusun dari untaian sepasang monosakarida.
Glikosaminoglikan berasal dari glukosamin atau galaktosamin yang
merupakan monosakarida dengan gugus amin dan glikan yang berarti
polisakarida. Banyak gula beramin pada GAG yang membentuk
proteoglikan, gula beramin diubah dengan penambahan gugus sulfat.

5
Sejumlah kecil kelompok karbohidrat yang mirip glikoprotein dapat
pula terikata pada sumbu polipeptida. Proteoglikan merupakan salah
satu substansi dasar jaringan ikat, contohnya tulang, kornea, dan
tulang rawan.
Gabungan asam hialuronat-proteoglikan dan proteoglikan
berikatan langsung dengan kolagen membentuk MES. Perbandingan
antara substansi dasar dengan serabut kombinasi khusus antara
molekul kolagen dan proteoglikan menentukan kekuatan MES.
Contohnya tulang rawan yang bersifat lunak dan lembut MES-nya
memiliki proteoglikan dalam jumlah besar. Tendon yang bersifat liat
dan elastis, sebagian besar terdiri atas kolagen. Gabungan dan
perbandingan antara kolagen, proteoglikan, dan mineral menghasilkan
suatu struktur yang memiliki kepadatan dan kekerasan istimewa
maupun kekenyalan dan daya tahan tinggi terhadap tekanan. Kristal
mineral yang terendapkan dalam MES tersusun berlapis-lapis.
Proteoglikan dijumpai ditempat-tempat kolagen yang berada dalam
MES. Pada hewan vertebrata, proteoglikan dijumpai dalam jumlah
besar di tulang rawan, 50% merupakan gabungan proteoglikan-asam
hialuronat, misalnya pada zalir yang mengelilingi oosit mamalian,
zalir tersebut berperan untuk menambah kekentalan, dan menjaga
serta mempertahankan volume folikel.
Selain sebagai substansi dasar yang mengelilingi kolagen,
proteoglikan juga merupakan tempat melekatnya sel-sel jaringan ikat.
Sel-sel menggunakan proteoglikan sebagai landasan gerakan
amoebaid saat berpindah tempat. Penempelan sementara pada
proteoglikan sangat penting selama perkembangan embrio. Gerakan
dan perpindahan sel dapat terjadi apabila terdapat perubahan jenis
proteoglikan yang mengelilingi sel tersebut.
Kolagen dan proteoglikan membentuk anyamanan kuat dari
banyak serabut yang berhubungan dan berikatan dengan reseptor
permukaan sel, langsung atau perantaraan  fibrinektin, laminin dan

6
protein penghunbung lainnya. Banyak reseptor permukaan sel yang
termasuk kelompok integrin mengikatkan MES ke rangka sel,
sehingga terbentuk suatu sistem berupa jaring-jaring yang terentang
dari dalam sel ke sekelilingnya.

C. Matriks Ekstraseluler Tumbuhan


Seperti halnya MES hewan, MES tumbuhan atas serabut atau serat
yang dikelilingi oleh substansi dasar. Serabut penyusun tumbuhan adalah
selulosa, sedangkan substansi dasar yang mengelilingi terdiri atas
kelompok karbohidrat dan glikoprotein.
Dinding sel tumbuhan memberikan kekuatan kepada jaringan
tumbuhan, melindungi sel dari gangguan mekanik, dan sebagai
penghalang bagi masuknya bakteri patogen atau jamur. Hanya beberapa
sel, yang tidak memiliki dinding sel. Misalnya sel endosperm.
Pada awal perkembangannya, dinding sel sangat lunak, lentur, dan
mudah mulur. Dinding tersebut merupakan dinding primer yang
memanjang seiring dengan bertambah besar dan dewasanya jaringan
tumbuhan. Selama dan sesudah pemanjangan sel, bahan dinding sel
ditambahkan pada permukaan membran sel sehingga menghasilkan
ketebalan dan kekuatan pada dinding sel sekunder. Struktur dinding sel
primer yang sangat sederhana, terdiri atas satu lapisan bahan homogen.
Dinding sel sekunder memiliki struktur berupa lapisan rumit yang terdiri
atas beberapa lapisan dengan beragam bentuk tak hingga.

1. Serabut Matriks Ekstrasel Tumbuhan


MES tumbuhan didominasi oleh serabut selulosa. Selulosa
terdiri dari untaian lurus glukosa. Senyawa tersebut memiliki sifat
sukar larut. Pada dinding sel, untaian molekul selulosa tersusun
sejajar satu dengan yang lain membentuk serabut yang disebut
mikrofibil selulosa.

7
Diantara mikrofibil selulosa terdapat pula polimer dari glukosa
dengan heksosa yang lain. Pada dinding sel fungi dan algae,
terdapat kalosa yang merupakan polimer dari glukosa dan heksosa
lain.  Dinding sel algae berisi polimer murni dari xylosa, manosa,
atau glukosa.

2. Substansi Dasar Matriks Ekstrasel Tumbuhan


Substansi dasar MES (dinding sel) tumbuhan adalah kelompok
karbohidrat dan glikoprotein. Kelompok karbohidrat terdiri atas
dua macam polisakarida yaitu pektin dan hemiselulosa.
a. Pektin merupakan polisakarida yang bercabang, terdiri atas
poros asam galakturonat atau campuran asam galakturonat dan
ramnosa. Akibatnya pektin memiliki PH rendah (asam). Hal ini
penting untuk pembuatan daya ikat elektrostatik antara dengan
glikoprotein yang terdapat di dinding sel. Struktur pektin yang
sangat bercabang-cabang, memungkinkan pektin mampu
menangkap molekul air dan membentuk gel. Gel inilah yang
mampu memberikan kekuatan pada dinding sel tumbuhan.

b. Hemiselulosa merupakan kelompok molekul yang sangat


bervariasi, terdiri atas untaian glukosa atau xylosa sebagai
poros. Senyawa glikoprotein yang menjadi substansi dasar
dinding sel  tumbuhan antara lain ekstensin, pektin dan lignin.
Ekstensin mirip dengan kolagen pada MES hewan. Kadar
ekstensin dalam dinding sel berkisar 1-10%. Pada dinding sel
yang sedang tumbuh kadar ekstensin sangat rendah.
Glikoprotein lain yang berada dalam dinding sel dikenal dengan
nama pektin, molekul yang mengikat karbohidrat dengan
berbagai derajat kekhususan. Lignin merupakan bahan tidak
larut yang dirakit dari kelompok alkohol menjadi struktur

8
bercabang. Lignin hanya terdapat pada kayu batang tumbuhan
yang termasuk Angiospermae dan Gymnospermae.
Susunan serabut selulosa dalam dinding primer berbeda dari
dinding sekunder. Pada dinding primer susunan serabut tidak
teratur, sedangkan pada dinding sekunder, serabut selulosanya
tersusun lebih teratur. Mereka hampir tersusun sejajar satu
dengan yang lain.

D. Struktur Dinding Sel


Berdasarkan organ internal sel dibedakan menjadi dua sel
eukariotik dan sel prokariotik disebut prokariot jika inti selnya tidak
dibatasi dengan selaput (tidak mempunyai membran inti) , misalnya
ganggang biru pada kelas chenophyta dan bakteri. Pada sel eukatriotik
berkebalikan dengan prokariotik dimana pada sel ini mempunyai membran
inti (selput inti) sel ini dapat ditemukan pada hewan maupun tumbuhan.
Pada sel mempunyai beberapa bagian salah satunya dinding sel. Adanya
dinding sel pada tumbuhan meruapakan ciri penting yang membedakan
dengan sel hewan. Dinding sel ditemukan pada abad ke 17 sebelum
ditemukannya protoplas sejak itu, ada banyak penelitian berbagai metode
baik secara ilmiah, fisika, maupun morflogi penelitian ini didukung
dengan kemajuan dalam bidang kimia, organik, sinar x, penggunaan
mikroskop cahaya dan mikroskop pemolaran bahkan pada saat ini dapat
menggunakan mikroskop elektron.
Dinding sel, lapisan ini berada di luar membran sel. Dinding sel
memiliki struktur sangat kaku dan berfungsi untuk mempertahankan
bentuk sel dan melindungi dari lisis osmotik. Dinding sel tidak dapat
dilihat dengan mikroskop cahaya langsung.3 Komposisi dinding sel
bervariasi pada setiap spesies. Dalam dinding sel bakteri terdiri dari
peptidoglikan (perpaduan antara protein dengan polisakarida). Dinding sel

3
Tika Lestari, Dinamika Struktur Dinding Sel Bakteri, (Surabaya: CV. Jakad Media
Publishing), hlm. 8

9
archae dan alga terbuat dari glikoprotein (protein yang bersenyawa dengan
karbohidrat) dan polisakarida (polimer yang tersusun atas ratusan bahkan
ribuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik atau
ikatan kovalen yang terbentuk antara gabungan dua monoskarida). Dalam
jamur dinding sel terbuat dari glukosamin (yang dimana hal ini yang
menyebabkan karateristik jamur menajadi sangan fleksibelitas pada jamur)
dan kitin (yang memiliki karateristik tidak laurt dalam air). Sedangkan
dinding sel tumbuhan terutama terdiri dari selulosa, hemiselulosa,
glikoprotein, pektin dan lignin.
Pada pembentukan dinding sel diawali dengan pembelahan nukleus
(kariokinesis). Mikrotubula berikatan dengan Retikulum Endoplsma
membentuk fragmoplas, pada waktu yang sama dibidang ekuator dibentuk
fesikula-fesikula yang terbentuk dari badan golgi. Kemudian lamela
tengah terbentuk dari lenyapnya fesikula-fesikula dan terbentuk dari
fragmoplas yang melebur bersama fesikula-fesikula sehingga
menyebabkan kekentalan meningkat hal ini yang menyebabkan
terbentuknya lamela tengah. Setelah itu membran sel menisitesis selulosa
untuk pembentukan dinding primer baru. Sel mengalami pembesaran dan
mengakibatkan tekanan dalam sel meningkat yang dinamakan tekanan
turgor. Tekanan ini menyebabkan dinding sel lama hancur dan digantikan
dinding sel baru atau dinding sel primer. Tahap selanjutnya, sel berpisah
pada lamela tengah sehingga membentuk ruangan diantara kedua sel, pada
proses ini disebut masrasi. Pada beberapa bagian dinding sel terdapat
bagian yang tidak mengalami penebalan, pada bagian ini yang disebut
dengan noktah atau biasa cela ini disebut juga dengan plasmodesmata yang
berfungsi sebagai jalan penghubung diantara kedua sel yang
memungiinkan sel ini dapat berinteraksi
Dinding sel tumbuhan jauh lebih tebal daripada membran plasma,
berkisar dari 0,1 μm sampai beberapa mikrometer. Komposisi dinding sel
yang pasti bervariasi antara spesies yang satu dengan spesies yang lain dan

10
bahkan antar tipe sel yang satu dengan tipe sel yang lain pada tumbuhan
yang sama, namun rancangan dinding sel konsisten.

Gambar 1. Struktur Dinding Sel

Dinding sel pada tumbuhan juga mengandung enzim seperti


hidrolase, esterase, peroksidase dan transglycolase dan juga mengandung
protein struktural dan kristal silika. Dinding sel pada tumbuhan terdiri
dari tiga lapisan yaitu lamella tengah, dinding sel primer dan dinding sel
sekunder.
Lamella tengah adalah lapisan yang pertama terbentuk selama
pembelahan sel. Lapisan ini kaya akan pektin, ini adalah lapisan terluar
bergabung dengan sel-sel tumbuhan yang berdekatan.

11
Gambar 2. Gambar Lamela Tengah

Dinding sel primer dibentuk setelah lamella tengah. Dinding sel


terdiri atas senyawa pektin, hemiselulosa dan glikoprotein. Lapisan ini
terdiri dari kerangka selulosa mikro-fibril dalam matriks gel. Dinding sel
primer adalah lapisan fleksibel tipis dan lapisan yang dapat diperluas.
Fungsi dinding sel primer berkenaan dengan fleksibilitas dan
ekstensibilitas protoplas. Dinding primer memiliki kandnga hemiselulosa
yang tinggi bila dibandingkan dengan selulosanya. Dalam dinding primer
terdapat juga substansi pekat.

Gambar 3. Gambar Dinding Sel Primer

Dinding sel sekunder adalah lapisan tebal yang terbentuk didalam


dinding sel primer. Dinding sel sekunder sangat kaku sehigga dapat
memeberikan kekuatan pada tumbuhan. Dinding sel sekunder terdiri atas

12
selulosa, hemiselulosa dan lignin. Dinding skunder ditandai oleh adanya
struktur yang khas berupa mikrofibril yang tersusun secara paralel dan rapi
untuk setiap lapisnya, kaku, dan non ekstensibel. Kandungan
hemiselulosanya lebih rendah dibandingkan dengan hemiselulosa yang
terdapat pada dinding primer. Penyusun utama dinding skunder adalah
selulosa.

Gambar 4. Gambar Dinding Sel Sekunder

Dinding skunder adalah struktur multilapis terdiri atas tiga lapisan


S1, S2, dan S3. Mikrofibril-mikrofibril ini tersusun paralel yang arahnya
berbeda-beda untuk setiap lapisnya. Tidak semua lapisan S 1, S2, dan S3
ini ada pada setiap dinding skunder tanaman. Sebagai contoh lapisan S2
paling banyak dijumpai pada sel-sel kayu, yang mendominasi semua
struktur dinding sel tumbuhan. Dinding skunder sering di dominasi oleh
lignin dan hemiselulosa. Baik dinding primer maupun dinding skunder,
keduanya berfungsi sebagai penguat. Dinding primer terdapat pada
jaringan yang masih muda saja atau jaringan pada titik tumbuh. Kalau
dinding skunder telah terbentuk maka dinding primer akan kehilangan
ekstensibelitasnya. Hasil studi terhadap dinding primer tanaman. “sy-
camore”, ditemukan adanya tiga bentuk polisakarida non selulosa, yaitu
Rhamnogakturoanan, xiloglukan dan arabinogalaktan.
Karakteristik Dinding primer Dinding skunder
Fleksibelitas dan
Tinggi Rendah
ekstensibelitas

13
Ketebalan Dinamis Statis
Arah mikrofibril Tak teratur Paralel rapi tiap lapis
Pertumbuhan Disisipkan Aposisi atau dilapiskan

Material kristal Mencapai 40% Mencapai 70%


Kandungan selulosa Rendah Tinggi
Kandungan
Mencapai 50% Mencapai 25%
hemiselulosa
Kandungan lemak 5-10% Sedikit atau tidak ada
Kandungan protein Mencapai 5% Rendah
Komponen utama penyusun dinding sel tumbuhan adalah polisakarida.
Dinding sel adalah struktur bifase. Dimana bagian luar membungkus bagian
yang ada disebelah dalam. Bagian dalam berupa matriks yang amorf.
Polisakarida penyusun dinding sel terdiri dari gula- gula (monosakarida)
melalui ikatan glikosidik.
Ada tiga macam polisakarida penyusun dinding sel tumbuhan tinggi,
yaitu selulosa, hemiselulosa, dan polisakarida pektat atau sering disebut
substansi pektat, terdapat pula protein structural pada dinding primer, dan plastik
biologik sebagai pengisis dan penutup permukaan luar dari dinding primer
maupun dinding sekunder.

1. Selulosa
Selulosa mempunyai tiga radikal hidoksil dari tiap satuan
glukosa yang menjadi penyusunnya. Oleh karena itu, selulosa dapat
membentuk ester.4 Selulosa terdapat baik pada dinding primer
maupun pada dinding skunder. Walaupun selulosa terdapat pada
dinding primer maupun dinding skunder, namun yang paling
banyak diperlajari dari dinding skunder. Hal ini terjadi karena
penyusun dinding skunder sebagian besar adalah selulosa. Kira-kira
48% dari berat kering kayu terdiri atas selulosa, dan serat kapas
kering mengandung kira-kira 98% selulosa. Berat molekulnya
sangat besar, strukturnya linier, polimer dari glukosa dengan ikatan
4
Damin Sumardjo, Pengantar Kimia: Buku Panduan Kulliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2009), hlm. 231

14
β -1,4-glikosidik, setiap molekul tersusun dari 8.000-15.000 unit
glukosa. Selulosa pada sel tanaman membentuk serat atau
mikrofibril. Tiap-tiap mikrofibril terdiri atas 40-70 rantai glukan.

Gambar 6. Selulosa

2. Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah heteropolimer dan sangat bercabang.5 Yang
termasuk hemiselulosa adalah xilan, arabinoxilan, galaktomannan,
dan xiloglukan. Hemiselulose mempunyai ciri-ciri diantaranya
struktur tulang punggung dengan ikatan β -1,4 rantai pendek, sering
hanya dengan satu macam gula saja, dan struktur tiga dimensinya
yang sukar membentuk Kristal. Walaupun material ini sukar
membentuk Kristal, tetapi dapat membentuk Kristal bila bertemu
dengan selulosa. Fungsi hemiselulosa adalah sebagai pelapis atau
pembungkus mikrofibril selulosa, yang bertindak sebagai substansi
perekat.

5
Poppy Diana Sari, dkk., Delignifisikasi Bahan Lignoselulosa, (Jawa Timur: CV. Penerbit
Qiara Media, 2019), hlm. 8

15
Gambar 7 Hemiselulosa

3. Pektin
Pektin adalah polisakarida komplek dengan struktur bervariasi.
Pektin mrupakan Salah satu keistimewaan dari pektin adalah
mempunyai gugus asam yang diberikan oleh asam glukoronat dan
asam galakturonat. Strukturnya sangat bercabang, bersifat asam,
mengandung gugusan karboksil, dan bermuatan negativ e pada pH
fisiologik.

Gambar 8 Pektin

a. Protein dan struktural dan plastic biologic


Dinding sel juga mengandung komponen nonpolisakarida.
Salah satu diantaranya adalah protein. Protein dapat diisolasi
dari dinding primer. Protein sangat kaya akan hidroksiprolin
yang dapat mencapai lebih dari 25%. Protein juga mengandung
peptida triptat terdiri atas Ser-Hyp4 (Serin-Hidroksiprolin) yang

16
dengan arabinose tetrasakarida glikosdik berikatan membentuk
hidroksiprolin. Di bagian lain hidroksiprolin berikatan dengan
dengan glukosa dan galaktosa. Struktur tiga dimensi protein ini
menjadi sangat kaku, panjang, dan tahan terhadap pemecahan
enzim proteolitik. Walapun fungsinya dalam dinding sel belum
diketahui diperkirankan bahwa makro- molekul ini memainkan
peran dalam pengorganisasian sel.
Komponen penysun dinding sel pada setiap spesies tentunya
berbeda. Tidak seperti tumbuhan yang tersusun atas polisakarida
jamur tersusun atas khitin dan glukan. Khitin adalah polimer
yang spesifik pada dinding sel jamur dan khitin inilah yang
membedakan dengan dengan dinding sel tumbuhan.
Khitin merupakan komponen utama penyusun dinding sel
fungi yang berbentuk filamen. Peranannya dalam dinding sel
fungi seperti selulosa pada dinding sel tumbuhan tinggi.
Strukturnya mirip dengan selulosa , yaitu homopolisakarida
linier dengan ikatan β- (1,4)Glc Nac. Polimer ini berbentuk
fibril dengan tebal antara 10-25 nm.
Biosintesis khitin dibantu oleh enzim khitin sintetase yang
terdapat pada suatu badan atau granula pada membran sel yang
disebut khitosom. Bila enzim di inkubasikan dengan UDP-
GlcNAc rangkaian khitin akan terbentuk berupa mikrofibril.
Mikrofibril tersusun dari rangkaian khitin sejenis.
Glukan adalah polimer D-glukose, polimer yang juga turut
membentuk dinding sel jamur. Polimer ini ditemukan pada
berbagai spesies atau jenis, tetapi terdapatnya pada dinding sel
fungi merupakan kekecualian. Terjadi perbedaan pendapat
tentang adanya glukan pada sel jamur ini, sehingga jamur
dianggap sebagai tumbuhan. Konfigurasi β lebih umum
diketahui dalam ikatan interunit, biasanya kombinasi antara
ikatan β-1,3 dengan ikatan β-1,6 glukan. Glukan sangat baik

17
untuk kerangka sel karena sukar larut dan merupakan material
kristal yang sangat keras.
Biosintesis dari β-glukan sampai sekarang belum dengan
jelas. Enzim untuk sintesis β-glukan mungkin terdapat
dipermukaan luar membran, dan menggunakan UDP-glukosa
sebagai substrat dalam polimerisasinya. Yang menarik dalam
sintesis khitin maupun glukan
karea enzim yang turut memacu sintesis ini ada dalam bentuk
aktif dan pasif. Mekanisme aksinya sedang dipelajari untuk
memperoleh kejelasan pada dinding fungi yang sedang tumbuh.
Pertumbuhan dinding sel hifa terbatas pada bagian ujung, dan
ini diasumsikan bahwa seluruh biosintesis yang terjadi di
seluruh permukaan hifa juga menggunakan enzim tersebut.

E. Fungsi Dinding Sel


Dinding sel merupakan salah satu komponen penting di dalam suatu
tumbuhan. Karena dinding sel merupakan sebuah fitur khusus dalam sel
yang memiliki berbagai macam fungsi. Berikut beberapa fungsi dari
dinding sel :6

a. Menentukan bentuk, kekuatan, serta dukungan pada tumbuhan


Sebagian besar dinding sel terdiri atas selulosa yang di dalamnya
terdapat ribuan molekul D-glukosa, dimana antara molekul yang satu
dan yang lainnya saling terikat melalui ikatan hidrogen yang sangat
kuat, sehingga menciptakan kekakuan serta tekstur sel yang kokoh.
Kondisi tersebut nantinya akan membantu tumbuhan untuk dapat
berdiri dengan tegak meskipun tumbuhan tidak memiliki kerangka
tulang. Oleh karena itulah maka dinding sel sering disebut sebagai
kerangka serta memiliki tanggung jawab dalam menentukan serta

6
Rizki Nifsi Ramdhini, dkk., Anatomi Tumbuhan, (Lampung: Yayasan Kita Menulis,
2021), hlm. 35

18
memelihara bentuk sel.

b. Melakukan pengontrolan terhadap tekanan turgor


Tekanan turgor merupakan tekanan yang dipakai oleh konstituen
sel pada dinding sel. Tekanan turgor dapat ditentukan dengan adanya
kuantitas air yang ada pada vakuola.yang sesuai dengan tekanan
osmofotik secara langsung. Gaya yang terjadi pada dinding sel
membuatnya menjadi tidak fleksibel dan gaya tersebut akan disalurkan
kembali ke sel. Kondisi tersebut menyebabkan tumbuhan menjadi kaku
serta dapat berdiri tegak. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah
adanya keseimbangan antara tekanan serta kekakuan pada dinding sel.
Karena jika terdapat tekanan yang berlebihan, hal tersebut akan
menyebabkan sel menjadi pecah. Sedangkan apabila tekanan yang
dihasilkan sangat kurang, hal tersebut akan membuat sel menjadi
lembek.

c. Sebagai lalu lintas zat-zat penting bagi tumbuhan


Karena memiliki sifat semi-permeabel, maka fungsi lain dari
dinding sel adalah membantu pengaturan difusi materi melalui apoplast
yang pada akhirnya kondisi tersebut memungkinkan terjadinya
pertukaran zat, misalnya saja peristiwa keluar masuknya protein serta
molekul kecil dari sel. Selain itu, juga akan terjadi pendistribusian zat
penting lain seperti karbondioksida dan air ke seluruh sel tumbuhan
dengan bantuan dinding sel ke kontak dinding sel. Dengan kata lain,
dinding sel dapat memelihara homeostasis di dalam sel.

d. Melindungi dari ancaman bahaya


Karena tumbuhan memiliki sifat yang tidak dapat bergerak atau
berpindah dari tempatnya, maka tumbuhan tersebut akan lebih
membutuhkan adanya perlindungan dari bahaya apapun. Dengan
kemampuannya yang dapat menjadikan tumbuhan kaku serta serta

19
dapat melindungi tumbuhan dari adanya stres mekanik sel, maka
dinding sel telah dianggap sebagai garis pertahanan pertama pada
tumbuhan dalam upaya perlindungan dari serangan patogen serta
mikroorganisme berbahaya.

e. Tempat menyimpan karbohidrat


Dinding sel pada tumbuhan juga mampu bertindak sebagai
cadangan karbohidrat yang nantinya dapat digunakan untuk
menghadapi berbagai keadaan yang mengerikan maupun dapat
digunakan oleh tumbuhan pada proses metabolik lainnya.

f. Sebagai sumber signal


Di dalam dinding sel terdapat senyawa oligosaccharins yang dapat
merangsang sintetis etilen, kitinase, serta enzim lainnya di dalam sel,
sehingga senyawa tersebut bertindak sebagai hormon bagi sel. Dalam
sebuah ledakan oksidatif, pelepasan enzim dapat menghasilkan oksigen
yang memiliki keterkaitan dengan peroksida, superoksida, maupun
senyawa lainnya yang dapat menyerang patogen atau mikroorganisme
berbahaya serta dapat membuat dinding sel menjadi lebih kaku dan
tidak mudah untuk ditembus. Dengan kata lain, dinding sel bertindak
sebagai sumber signal molekul biologis aktif.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Matriks ekstraseluler adalah sekumpulan protein fibrosa yang
melekat pada gel polisakarida terhidrasi. Adapun matriks ekstraseluler ada
dua yaitu matriks ekstraseluler hewan dan matriks ekstraseluler tumbuhan.
Matriks ekstraseluler hewan, terdiri atas serabut-serabut dan substansi
dasar. Sedangkan substansi dasarnya terdiri atas proteoglikan dan
glikoprotein. Adapun matriks ekstraseluler sel hewan berfungsi dalam
penyanggah, perekatan, pergerakan, dan pengaturan.
Sedangkan matriks ekstraseluler tumbuhan terdiri atas serabut atau
serat yang dikelilingi oleh substansi dasar. Serabut penyusun tumbuhan
adalah selulosa, sedangkan substansi dasar yang mengelilingi terdiri atas
kelompok karbohidrat dan glikoprotein. Dinding sel memiliki struktur
sangat kaku dan berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan
melindungi dari lisis osmotik. Dinding sel tidak dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya langsung. Adapun fungsi dinding sel Menentukan
bentuk, kekuatan, serta dukungan pada tumbuhan, melakukan
pengontrolan terhadap tekanan turgor, sebagai lalu lintas zat-zat penting
bagi tumbuhan, melindungi dari ancaman bahaya, tempat menyimpan
karbohidrat, dan sebagai sumber signal.

B. Saran
Matriks Ekstraseluler dan dinding sel merupakan sel yang sangat
khusus baik dari segi struktur dan fungsinya. Oleh karena itu perlu
pengkajian yang mendalam mengenai materi ini. Semoga makalah
mengenai matriks ekstraseluler dan dinding sel ini dapat menjadi salah
satu bahan referensi untuk menambah pengetahuan mengenai matriks
ekstraseluler dan dinding sel.

21
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2010. Biologi Edisi ke-8 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Gendron R, dkk. 1999. Inhibition of the activities of MMP 2, 8 and 9 by


chlorhexidine. Clin Diag Lab Immuno.

Lestari, Tika. Dinamika Struktur Dinding Sel Bakteri. Surabaya: CV. Jakad Media
Publishing.

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Yogyakarta: PT Kanisius.

Nifsi, Rizki Ramdhini, dkk. 2021. Anatomi Tumbuhan. Lampung: Yayasan Kita
Menulis.

Sari, Maya. 2015. 6 fungsi dinding sel pada tumbuhan. https://dosenbiologi.com/


tumbuhan/fungsi-dining-sel-pada-tumbuhan/amp. (Online) . diakses pada
tanggal 3 September 2021.

Sari, Poppy Diana, dkk. 2019. Delignifisikasi Bahan Lignoselulosa. Jawa Timur:
CV. Penerbit Qiara Media.

Sumadi, Marianti Aditya. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kulliah Mahasiswa


Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai