Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH BIOLOGI SEL

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL EUKARIOTIK

OLEH KELOMPOK 1:
USNAL AINI (1920332048)
RAHMATUN FAUZIAH (1920332045)
SHAFIRA MAULANI PUTRI (1920332049)
LARA SYUKMA HARA (1920332044)

DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Arni Amir, MS

PROGRAM STUDI S2 ILMU KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
yang berjudul “Struktur dan Fungsi Sel Eukariota”. Makalah ini merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah Biologi Sel.
Makalah ini disusun sedemikian rupa agar mudah dibaca dan dipahami
oleh mahasiswa. Dalam penyelesaian makalah ini banyak pihak yang telah
membantu, dengan ini kami mengucapkan terima kasih .
Kami mengetahui adanya kekurangan baik dalam isi ataupun penjelasan
dalam makalah ini. Dengan demikian, kritik dan saran diharapkan agar
kesempurnaan makalah ini dapat terwujud.
Terima kasih kepada dosen dan mahasiswa yang telah membaca dan
mempelajari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat .

Padang, 21 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................
Daftar Isi………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………..
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Sel Eukariotik……………………………………………
2.2 Struktur dan Fungsi Sel Eukariotik…………………………………
2.2.1 Organel Sel Eukariotik……………………………………...
1. Sitoskeleton……………………………………………..
2. Nukleus………………………………………………….
2.2.2 Struktur Sel Eukkariotik …………………………………...
1. Membran Plasma………………………………………..
2. Sitoplasma……………………………………………….
3. Nukleus…………………………………………………..
4. Sentriol…………………………………………………...
5. Retikulm Endoplasma…………………………………..
6. Ribosom………………………………………………….
7. Komplek Golgi…………………………………………..
8. Lisosom………………………………………………….
9. Mitokondria……………………………………………...
10. Mikrotubulus Dan Mikrofilamen………………………
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel Eukariotik adalah setiap organisme yang sel mengandung inti dan
organel lainnya tertutup dalam membran. Eukariotik milik takson Eukarya
atau Eukariotik. Fitur mendefinisikan yang menetapkan sel eukariotik
terpisah dari sel prokariotik (Bakteri dan Archaea) adalah bahwa mereka
memiliki organel membran-terikat, terutama inti, yang berisi materi genetik
dan tertutup oleh membran nuklir. Kehadiran inti
memberikan nama Eukariotik yang berasal dari bahasa Yunani (eu, "baik"
atau "benar") dan kariotik (karyon, "kacang"). sel eukariotik juga
mengandung organel membran-terikat lain seperti mitokondria dan aparat
Golgi. Selain itu, tumbuhan dan alga mengandung kloroplas. organisme
eukariotik mungkin uniseluler atau multiseluler. Hanya Eukariotik
membentuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis jaringan
yang terdiri dari jenis sel yang berbeda.
Eukariotik dapat mereproduksi baik secara aseksual melalui mitosis
dan seksual melalui meiosis dan gamet fusion. Dalam mitosis, satu sel
membelah untuk menghasilkan dua sel yang identik secara genetik. Pada
meiosis, replikasi DNA diikuti oleh dua putaran pembelahan sel untuk
menghasilkan empat sel anak masing-masing dengan setengah jumlah
kromosom sebagai induk sel asli (sel haploid). Ini bertindak sebagai sel
kelamin (gamet - setiap gamet hanya memiliki satu pelengkap kromosom,
masing-masing campuran unik dari pasangan yang sesuai kromosom
orangtua) yang dihasilkan dari rekombinasi genetik selama meiosis.
Dari penjelasan di atas agar dapat memahami lebih mengenai sel
eukariotik. Maka karena itu, penulis membuat makalah ini dengan judul
struktur dan fungsi sel eukariotik.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah struktur dan fungsi sel eukariota?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui struktur dan fungsi sel eukariotik.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang sel eukariotik
b. Mengetahui tentang struktur dan fungsi sel eukariotik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sel Eukariotik


Sel eukariotik adalah jenis sel yang lebih kompleks daripada rekan-
rekan mereka, prokariota. Prokariota termasuk bakteri sederhana dan archaea,
sedangkan eukariota terdiri dari semua jamur, hewan, tumbuhan, dan protista
seperti amuba.Bersama dengan virus dan potongan lainnya dari bahan
genetik, prokariota dan eukariota membuat semua kehidupan di darat yang
Anda dikenal.Sel eukariotik ditandai dengan membran internal dan sebuah
sitoskeleton yang kuat. Sebuah sitoskeleton adalah kerangka protein, seperti
aktin dan keratin, yang membantu memegang sel bersama-sama dan menjadi
pembeda organel tersebut.
Eukariota berarti “inti sejati,” mengacu pada fakta bahwa sel-sel
eukariotik memiliki inti internal sedangkan prokariota (yang berarti “sebelum
inti”). Pada prokariota, materi genetik mengapung bebas pada sitoplasma
(darah seluler), sedangkan pada eukariota, itu dilindungi dalam inti khusus.
DNA eukariotik diatur dalam kromosom sedangkan DNA prokariotik
tidak.Eukariota yang lebih baru dalam sejarah kehidupan dari prokariota, dan
sel eukariotik khas lebih besar dari sel prokariotik yang khas. Sedangkan
kehidupan prokariotik muncul selama 3,8 miliar tahun yang lalu, eukariota
hanya berkembang antara 1,6 dan 2,1 miliar tahun yang lalu.Salah satu
organisme eukariotik pertama adalah ganggang merah, yang bentuknya
hampir tidak berubah pada 1,2 miliar tahun.Eukariota memiliki organel, atau
organ seluler, sedangkan prokariota pada dasarnya tidak. Sebuah organel khas
ditemukan di hampir semua eukariota adalah mitokondria, yang dikenal
sebagai pembangkit listrik sel. Diperkirakan bahwa mitokondria pernah
menjadi prokariota bebas bergerak yang bekerja sama erat dengan eukariota
awal sehingga mereka menjadi bagian dari organisme yang sama dalam
proses yang dikenal sebagai ikatan endosimbiotik.Organel lain termasuk
ribosom, vesikel, retikulum endoplasma, aparatus Golgi, sistoskeleton,
flagela, vakuola, lisosom, dan sentriol. Semua organel memiliki fungsi
khusus dan biasanya tertutup dalam membran lipid mereka sendiri.

2.2 Struktur Dan Fungsi Sel Eukariotik


2.2.1 Organel Sel Eukariotik

Struktur dan fungsi organel sel eukariotikyaitu organel sel sitoskeleton dan
nukleus.

1. Sitoskeleton

Pengertian Sitoskeleton adalah rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut
yang berbeda yaitu mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen intermediar.
Sitoskeleton termasuk bagian struktur dan fungsi sel eukariotik yang
berfungsi atau berperan dalam pergerakan sel dan sebagai rangka sel. Berikut
penjelasan tentang struktur dan fungsi sitoskeleton serta komponen serat
penyusunnya.

Gambar.1.Struktur Sitoskeleton

a. Mikrofilamen

Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang bertaut dan tipis.


Mikrofilamen tersusun atas dua macam protein, yaitu aktin dan miosin.
Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel otot dan membentuk rangka
dalam sel. Mikrofilamen mempunyai diameter 7 nm sehingga
pengamatannya harus menggunakan mikroskop elektron.

Contoh: menyebabkan kontraksi pada sel2 otot; tetapi apabila aktin dan
miosin saling menjauh maka akan terjadi relaksasi; Amoeba: berperan
dalam pembentukan pseudopoda, gerakan sel, gerakan sitoplasma,
pembelahan sel yaitu terbelahnya sel menjadi 2 sel anak karena ditarik
mikrofilamen yg menghubungkan membran.

b. Mikrotubulus

Mikrotubulus adalah rantai-rantai protein yang membentuk spiral.


Spiral ini membentuk tabung berlubang yang panjangnya mencapai 2,5 mm
dengan diameter 25 nm. Mikrotubulus tersusun atas protein yang dikenal
sebagai tubulin. Mikrotubulus merupakan penyusun sitoskeleton yang
terbesar.

Mikrotubulus terdapat pada gelendong sel, yaitu berupa benang-benang


spindel yang menghubungkan dua kutub sel pada waktu sel membelah.
Gerakan kromosom dari daerah ekuator ke kutub masing-masing pada
anafase dikendalikan oleh mikrotubulus. Dengan demikian, mikrotubulus
mempunyai fungsi mengarahkan gerakan komponen-komponen sel,
mempertahankan bentuk sel, serta membantu dalam pembelahan mitosis.

c. Filamen Intermediar

Filamen intermediar adalah rantai molekul protein yang membentuk


untaian yang saling melilit. Filamen ini berdiameter 8 – 10 nm. Disebut
serabut intermediar karena ukurannya di antara ukuran mikrofilamen dan
mikrotubulus. Serabut ini tersusun atas protein yang disebut fimentin, tetapi
tidak semua sel filamen intermediarnya tersusun atas fimentin. Misalnya sel
kulit filamennya tersusun atas protein keratin.
Fungsi Sitoskeleton secara umum adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kekuatan mekanik pada sel


2. Menjadi kerangka sel
3. Membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian yang alin.

2. Nukleus

Nukleus atau inti sel merupakan bagian penting sel yang berperan
sebagai pengendali kegiatan sel atau pusat pengaturan seluruh aktivitas sel.
Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam sel. Nukleus
berdiameter sekitar 10 mikrometer. Nukleus biasanya terletak di tengah sel
dan berbentuk bulat atau oval. Nukleus termasuk bagian struktur dan fungsi
sel eukariotik

Pada umumnya sel organisme berinti tunggal, tetapi ada juga yang
memiliki lebih dari satu inti. Berdasar jumlah nukleus, sel dapat dibedakan
sebagai berikut.

1. Sel mononukleat (berinti tunggal), misalnya sel hewan dan tumbuhan.


2. Binukleat (inti ganda), contohnya Paramaecium.
3. Multinukleat (inti banyak), misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan
beberapa jenis jamur.

Gambar.2.Struktur Nukleus

Di dalam nukleus terdapat matriks yang disebut nukleoplasma,


nukleolus, RNA, dan kromosom. Kromosom tersusun atas protein dan
DNA. Setiap nukleus tersusun atas beberapa bagian penting sebagai
berikut.

1.) Membran Nukleus (Selaput Inti)

Selaput inti merupakan bagian terluar inti yang memisahkan


nukleoplasma dengan sitoplasma. Selaput inti terdiri atas dua lapis
membran (bilaminair), setiap lapis merupakan lapisan bilayer. Ruang
antara membran disebut perinuklear atau sisterna.

Pada membran ini terdapat porus yang berfungsi untuk pertukaran


molekul dengan sitoplasma. Berdasarkan ada tidaknya selaput inti,
dibedakan dua tipe sel yaitu sel prokariotik (tidak memiliki selaput inti)
dan sel eukariotik (memiliki selaput inti).

2.) Nukleoplasma

Nukleoplasma adalah cairan inti (karyotin) yang bersifat transparan


dan semisolid (kental). Nukleoplasma mengandung kromatin, granula,
nukleoprotein, dan senyawa kimia kompleks. Pada saat pembelahan sel,
benang kromatin menebal dan memendek serta mudah menyerap zat
warna disebut kromosom.Benang kromatin tersusun atas protein dan
DNA. Di dalam benang DNA inilah tersimpan informasi kehidupan.
DNA akan mentranskripsi diri (mengopi diri) menjadi RNA yang
selanjutnya akan dikeluarkan ke sitoplasma.

3.) Nukleolus

Nukleolus atau anak inti tersusun atas fosfoprotein, orthosfat,


DNA, dan enzim. Nukleolus terbentuk pada saat terjadi proses
transkripsi (sintesis RNA) di dalam nukleus. Jika transkripsi berhenti,
nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi, nukleolus bukan merupakan
organel yang tetap.
Jadi, nukleus memiliki arti penting bagi sel. Fungsi nukleus antara lain:

a. Pengatur pembelahan sel.

b. Pengendali seluruh kegiatan sel, misalnya dengan memasukkan


RNA dan unit ribosom ke dalam sitoplasma.
c. Pembawa informasi genetik.

2.2.2 Struktur Sel Eukariotik


Struktur sel eukariotik meliputi membran plasma, sitoplasma,
nukleus, sentriol, retikulum endoplasma, ribosom, kompleks Golgi,
mitokondria, lisosom, badan mikro, dan mikrotubulus.

Gambar.3. Sel Eukariotik

1. Membran plasma

Membran plasma atau membran sel tersusun atas molekul lemak


dan protein. Molekul lemak tersusun atas dua lapis, terdapat di bagian
tengah membran. Di sebelah luarnya terdapat lapisan protein perifer,
yang menyusun tepi luar dan dalam membran. Selain protein perifer,
terdapat pula molekul-molekul protein tertentu yang masuk ke dalam
lapisan lemak. Bahkan ada yang masuk hingga menembus dua lapisan
lemak. Protein yang masuk ke lapisan lemak itu disebut protein
integral. Pada tempat-tempat tertentu, terbentuk pori yang dibatasi oleh
molekul protein. Tebal membran plasma antara 5-10 nm.

Gambar.4. Membran Plasma

Molekul protein dan lemak tidak bersifat diam, tetapi selalu


bergerak. Bayangkan molekul lemak sebagai “benda cair” yang di atasnya
dan di dalamnya terdapat molekul protein yang “berenang-renang”. Itulah
sebabnya struktur membran yang demikian disebut sebagai “membran
mosaik cair” (bahasa kerennya : fluid mosaic membrane).

Lemak membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa


dengan fosfat), glikolipid (lemak yang bersenyawa dengan karbohidrat),
dan sterol (lemak alkohol, misalnya kolesterol). Sedangkan protein
membran tersusun atas lipoprotein (protein yang bersenyawa dengan
karbohidrat).
Gambar.5. Ilustrasi membran mosaik cair
Fungsi membran plasma

1) Melindungi isi sel


Membran plasma berfungsi mempertahankan isi sel
2) Mengatur keluar masuknya molekul-molekul
Membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel), artinya ada
zat-zat tertentu yang dapat melewati membran dan ada pula yang tidak.
Molekul-molekul tersebut berguna untuk mempertahankan kehidupan sel.
Zat-zat yang tidak berguna dikeluarkan dari sel.
3) Menerima rangsangan dari luar (sebagai reseptor)
Rangsangan itu berupa zat-zat kimia, misalnya, hormon, racun,
rangsangan listrik, dan rangsangan mekanik, misalnya tusukan dan
tekanan. Bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah glikoprotein.
2. Sitoplasma

Sitoplasma atau plasma sel, meliputi isi sel, kecuali nukleus (inti sel).
Sitoplasma tersusun atas cairan dan padatan. Padatan sitoplasma terdiri atas
organel-organel. Organel adalah bagian sel yang memiliki fungsi khusus,
misalnya ribosom, mitokondria, dan kompleks Golgi. Cairan sitoplasma
disebut sitosol. Sitosol tersusun atas air, protein, asam amino, vitamin,
nukleotida, asam lemak, gula, dan ion-ion. Sitosol disebut juga sebagai matriks
sitoplasma.
Gambar 6. Ilustrasi letak sitoplasma dalam sel
Sitosol tidak homogen (serba sama), tetapi merupakan suatu larutan
heterogen (serbaneka) yang kompleks. Dilihat dari ukuran zat terlarutnya,
cairan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu larutan, koloid, dan suspensi.
Apabila zat terlarut berukuran < 0,01 mm disebut larutan, jika berukuran
antara 0,01 mm – 0,1 mm disebut koloid, dan jika berukuran > 0,1 mm
disebut suspensi. Sitosol bersifat koloid, terutama karena adanya protein dan
RNA.

Fungsi sitoplasma

1) Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia


yang penting bagi metabolisme sel, seperti enzim, ion, gula, lemak, dan
protein.
2) Di dalam sitoplasma itulah berlangsung kegiatan pembongkaran dan
penyusunan zat-zat melalui reaksi-reaksi kimia. Misalnya proses
pembentukan energi, sintesis asam lemak, asam amino, protein, dan
nukleotida.
3) Sitoplasma “mengalir” di dalam sel untuk menjamin berlangsungnya
pertukaran zat agar metabolisme berlangsung dengan baik. Gerakan
organel-organel tertentu sebagai akibat aliran sitoplasma tersebut dapat
diamati dengan mikroskop.
3. Nukleus

Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam sel,
memiliki diameter sekitar 10 mikrometer. Nukleus biasanya terletak di tengah
sel dan berbentuk bulat atau oval. Setiap sel memiliki satu inti, kecuali
beberapa organisme yang berinti dua (dikariotik), misalnya Paramecium. Ada
juga organisme berinti banyak (polikariotik), misalnya jamur. Di dalam inti sel
terdapat matriks yang disebut nukleoplasma, nukleus, RNA, dan kromosom.
Kromosom tersusun atas protein dan DNA. DNA berfungsi untuk
menyampaikan informasi genetik dan sintesis protein. RNA berfungsi untuk
sintesis protein.

Gambar 7. Nukleus

1.) Membran nukleus

Membran rangkap nukleus terdiri atas membran luar dan membran


dalam. Membran luar berhubungan langsung dengan retikulum endoplasma
dan akhirnya ke membran sel. Jadi, antara membran sel dengan membran
nukleus terdapat hubungan secara langsung melalui retikulum endoplasma.
2.) Nukleoplasma

Matriks nukleus disebut nukleoplasma. Nukleoplasma tersusun atas air,


protein, ion, enzim, dan asam inti. Nukleoplasma bersifat gel. Di dalamnya
terdapat benang-benangkromatin (benang penyerap warna). Pada proses
mitosis, benang kromatin itu tampak memendek dan disebut kromosom.
Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA.

3. Nukleolus

Nukleolus (anak inti) terbentuk saat terjadi proses transkripsi (sintesis


RNA) di dalam nukleus. Jika proses transkripsi berhenti, nukleolus menghilang
atau mengecil. Jadi nukleolus bukan merupakan organel yang tetap, melainkan
suatu tanda bahwa sel sedang melakukan transkripsi untuk menghilangkan
RNA.

Gambar 8. Ilustrasi letak struktur nukleus


Fungsi nukleus

1. Mengendalikan seluruh kegiatan sel, misalnya metabolisme


2. Mengeluarkan RNA dan unit ribosom dari inti ke sitoplasma
3. Mengatur pembelahan sel
4. Membawa informasi genetik. Di dalam nukleus terdapat DNA yang
mengandung informasi genetik atau sifat-sifat yang dapat diwariskan.

4. Sentriol
Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan
pembelahan. Pada fase tertentu dalam daur hidupnya sentriol memiliki silia
atau flagela. Sentriol hanya dijumpai pada sel hewan, sedangkan pada sel
tumbuhan tidak (baca selengkapnya mengenai perbedaan sel hewan dan sel
tumbuhan). Sentriol berjumlah sepasang, terletak saling tegak lurus antar
sesamanya di dekat nukleus. Pada saat pembelahan mitosis, sentriol terbagi
menjadi dua, masing-masing menuju ke kutub sel yang berbeda. Kemudian
terbentuklah benang-benang spindel yang menghubungkan kedua kutub
tersebut. Benang spindel berfungsi menarik kromosom menuju ke kutub
masing-masing.

Gambar 9. Struktur sentriol


5. Retikulum Endoplasma

Retikulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang atau


jala. Oleh karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma
(endoplasma) maka disebut sebagai retikulum endoplasma (disingkat RE). RE
hanya dijumpai di dalam sel eukariotik, baik sel hewan maupun sel tumbuhan.
Sel-sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan dengan sel bukan
kelenjar.
Gambar 10. Retikulum Endoplasma
RE dibedakan berdasarkan ada tidaknya ribosom pada membrannya,
menjadi RE kasar dan RE halus. RE kasar, yaitu jika membran RE yang
berhadapan dengan sitoplasma ditempeli ribosom, sehingga tampak berbintil-
bintil. RE halus, yaitu RE yang tidak ditempeli ribosom. Karena ribosom
merupakan tempat sintesis protein, ala RE kasar merupakan penampung
protein yang dihasilkan. Protein yang dihasilkan masuk ke lumen (terowongan)
RE.

Fungsi retikulum endoplasma

1) Sebagai penampung sintesis protein, untuk disalurkan ke kompleks Golgi


dan akhirnya dikeluarkan dari sel
2) Menyintesis lemak dan kolesterol
3) Menawarkan racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada dalam sel-sel
hati
4) Jalan transpor dalam memindahkan molekul-molekul dari bagian sel yang
satu ke bagian sel yang lain.

6. Ribosom

Ribosom tersusun atas RNA-ribosom (RNA-r) dan protein. Ribosom tidak


memiliki membran. Menurut bentuknya, ribosom terdiri dari unit besar dan
unit kecil yang masing-masing berbentuk bulat. Jika keduanya bergabung,
maka akan terbentuk ribosom yang berbentuk seperti angka delapan.

Gambar 11. Ribosom


Fungsi ribosom adalah untuk menyintesis protein. Ribosom sendiri disintesis oleh
nukleolus.

7. Kompleks Golgi

Kompleks Golgi sering disebut sebagai Golgi saja. Pada sel tumbuh,
kompleks Golgi disebut diktiosom. Organel ini terletak di antara RE dan
membran plasma. Jumlahnya beragam, dari satu sampai ratusan untuk tiap sel,
cenderung bersambung-sambungan pada sel hewan namun tidak pada sel
tumbuhan.
Gambar 12. Aparatus Golgi
Fungsi Golgi

1.) Menambahkan glioksilat pada protein sehingga terbentuk lipoprotein


2.) Sebagai organel sekretori
3.) Membentuk glikolipida
4.) Membentuk dinding sel tumbuhan
5.) Membentuk lisosom

Gambar 13. Hubungan kompleks golgi dengan organel lainnya

8. Lisosom
Lisosom (lyso = pencernaan, soma = tubuh) merupakan membran
berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozim.
Enzim ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu mencerna zat-zat yang
masuk ke dalam sel.

Gambar 14. Aktivitas lisosom

Gambar 15. Pembentukan lisosom

9. Badan Mikro

Disebut badan mikro karena ukurannya kecil, hanya bergaris tengah 0,3-
1,5 mikrometer. Badan mikro terdiri atas peroksisom dan glioksisom.
1.) Peroksisom

Peroksisom terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Sel yang
banyak mengandung peroksisom adalah sel yang banyak melakukan
oksidasi, misalnya sel hati, sel ginjal, dan sel otot. Peroksida
mengandung enzim katalase. Enzim katalase berfungsi untuk menguraikan
hidrogen peroksida (H2O2) menjadi oksigen dan air. Hidrogen peroksida
merupakan senyawa hasil sampingan dari proses pernapasan (oksidasi) sel
yang bersifat meracuni sel. Enzim katalase juga berperan dalam
metabolisme lemak dan fotorespirasi.

Gambar 16. Peroksisom

2.) Glioksisom

Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, terutama pada jaringan


yang mengandung lemak, seperti biji-bijian berlemak. Glioksisom
menghasilkan enzim katalase dan enzim oksidase yang keduanya berperan
dalam proses metabolisme lemak yaitu mengubah lemak menjadi gula. Proses
metabolisme lemak menghasilkan enzim yang diperlukan untuk
perkecambahan biji.

10. Mitokondria

Mitokondria merupakan penghasil energi (ATP) karena berfungsi untuk


respirasi. Bentuk mitokondria beraneka ragam. Ada yang bulat, oval, silindris,
seperti gada, seperti raket, pokoknya macam-macam deh. Namun secara umum
dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau benang.
Mitokondria  mempunyai sifat plastis, yakni bentuknya mudah berubah.

Gambar 17. Mitokondria


Mitokondria mempunyai dua membran, yaitu membran luar dan membran
dalam. Struktur membran luar mirip dengan membran dalam. Pada membran
dalam terjadi pelekukan ke arah dalam membentuk kista. Dengan adanya kista
ini, permukaan membran dalam menjadi semakin luas sehingga proses respirasi
sel menjadi efektif. Proses respirasi berlangsung pada membran dalam
mitokondria (pada kista) dan matriks. Matriks adalah cairan yang berada di
dalam mitokondria dan bersifat sebagai gel. Matriks tersusun atas air, protein,
enzim respirasi, garam, DNA, dan ion-ion. Enzim-enzim respirasi itu sangat
penting bagi proses pembentukan ATP. Reaksi respirasi yang berlangsung di
dalam mitokondria adalah reaksi dekarboksilasi oksidatif, daur Krebs, dan
transpor elektron.

11. Mikrotubulus dan Mikrofilamen

Mikrotubulus dan mikrofilamen menyusun struktur rangka sel yang


disebut sitoskeleton. Pada organisme multiseluler, sitoskeleton disusun oleh
mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet. Mikrotubulus
merupakan organel berbentuk tabung atau pipa, yang panjangnya mencapai 2,5
mikrometer dan diameter 25 nm. Tabung-tabung kecil itu tersusun atas protein
yang dikenal sebagi tubulin. Fungsi mikrotubulus adalah berperan dalam
pergerakan sel.

Gambar 18. Mikrotubulus


Mikrofilamen juga berperan dalam pergerakan sel. Organel ini berbentuk
benang-benang halus, tipis, dan memanjang. Mikrofilamen tersusun atas dua
macam protein, yaitu aktindan miosin. Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-
sel otot. Diameter mikrofilamen hanya 5 nm. Pada sel otot, mikrofilamen
mengakibatkan adanya kontraksi pada sel-sel otot. Apabila aktin dan miosin
saling menjauh, sel otot akan relaksasi.
Gambar 19. Mikrofilamen
Pada sel-sel Protozoa, misalnya Amoeba, mikrofilamen berperan dalam
pembentukan pseudopodium, gerakan sel, dan gerakan sitoplasma. Selain itu
mikrofilamen berperan dalam pembelahan sel, yakni terbelahnya sel menjadi
dua sel anak karena ditarik oleh mikrofilamen yang menghubungkan
membran.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sel eukariotik adalah jenis sel yang lebih kompleks daripada rekan-
rekan mereka, prokariota. Prokariota termasuk bakteri sederhana dan
archaea, sedangkan eukariota terdiri dari semua jamur, hewan, tumbuhan,
dan protista seperti amuba. Bersama dengan virus dan potongan lainnya dari
bahan genetik, prokariota dan eukariota membuat semua kehidupan di darat
yang Anda dikenal. Sel eukariotik ditandai dengan membran internal dan
sebuah sitoskeleton yang kuat. Sebuah sitoskeleton adalah kerangka protein,
seperti aktin dan keratin, yang membantu memegang sel bersama-sama dan
menjadi pembeda organel tersebut.

3.2 Saran
1. Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui
struktur dan fungsi organel sel pada mahluk hidup.
2. Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini
bisa membaca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang sel.
DAFTAR PUSTAKA

Albert, B., Johnson, A., Lewis, J. Raff, M., Roberts, K., Walter, P. Molecular
2002. Biology of the Cell. 4 th ed. Garland Science. New York Farabee, M.J
Cells.
Lukitasari Marheny. 2015. Biologi Sel. Malang : Universitas Negeri Malang
Thorpe, No. 1984. Cell Biology. John Wiley & Sons, Inc, NewYork

Anda mungkin juga menyukai