Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia Nya
sehingga makalah yang berjudul “Gizi dalam Kehamilan” dapat diselesaikan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan
mengikuti kepaniteraan klinik senior di SMF Obgyn RSU dr. Pirngadi Medan.

Penulisan laporan kasus ini tentunya tidak lepas dari kekurangan serta
kesulitan, akan tetapi berkat bantuan, dorongan, dan dukungan dari berbagai pihak
akhirnya penulisan laporan kasus ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,


disebabkan berbagai keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan
perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga laporan kasus
ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Medan, Desember
2019
Hormat Saya,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .. ............................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ibu Hamil............................................................................................ 4

2.1.1 Trimester 1 ............................................................................................. 4

2.1.2 Trimester 2 ............................................................................................. 5

2.1.3 Trimester 3 ............................................................................................. 5

2.2 Definisi Gizi ..................................................................................................... 5

2.2.1 Manfaat Gizi .......................................................................................... 6

2.2.2 Gizi Yang Diperlukan Ibu Hamil ........................................................... 6

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil ................................................. 12

2.4 Pedoman Makan Bagi Ibu Hamil. ................................................................... 17

2.5 Akibat Kekurangan Gizi Pada Ibu Hamil . ..................................................... 18

2.6 Tanda-Tanda Kecukupan Gizi Pada Ibu. ........................................................ 20

2.7 Status Gizi Bagi Ibu Hamil ............................................................................. 21

BAB III KESIMPULAN. ................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA. ......................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu

kebutuhan energi dan zat gizi lainya meningkat selama kehamilan. Peningkatan

energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,

pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme

tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat

menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang

cukup berat. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat

kurang baik bagi ibu dan janin.

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa

sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat,

cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain bayi yang dilahirkan

sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.

Jika ibu hamil tidak mendapat gizi yang cukup selama hamil, maka bayi

yang dikandungnya akan kekurangan gizi. Meski sudah cukup bulan, bayi tersebut

lahirnya BBLR (berat bayi lahir rendah). Saat menyusui juga akan kekurangan ASI.

Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi protein sekitar 2-2,5 gram/kg. Untuk

pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang disalurkan

1
melalui plasenta, untuk ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk diri dan

janinnya.

Seorang wanita yang saat mulai hamil berat badannya tergolong normal,

memasuki trimester kedua ia akan membutuhkan tambahan kalori 350 kkal per hari.

Jumlah energi yang dibutuhkan memasuki trimester ketiga akan semakin

meningkat, yaitu sekitar 450 kkal per hari.

Menurut Pudjiadi (2005) selama kehamilan, ibu akan mengalami

penambahan berat badan sekitar 10-12 kg, dimana pada trimester I kurang dari 1

kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Ibu hamil yang memiliki

berat badan normal kemungkinan tidak memiliki masalah dalam konsumsi makan

setiap hari, namun penambahan berat badannya harus tetap dipantau agar selama

hamil tidak memiliki komplikasi.

Selain melihat penambahan berat badan selama hamil, status gizi ibu

hamil dapat juga dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan kadar

Hemaglobin (Hb) dalam darah. Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, ibu

hamil dengan ukuran LILA dibawah ini menunjukan adanya kekurangan energi

yang kronis.

Janin yang terganggu pertumbuhannya tidak saja dapat menyebabkan

kerusakan permanen pada pertumbuhan setelah bayi lahir, tetapi juga hingga ia

dewasa. Selain itu juga berpengaruh pada kemampuan anak untuk belajar. Lebih

jauh lagi studi ini menemukan bahwa janin yang terganggu pertumbuhannya bisa

membawa pengaruh pada kualitas keturunan selanjutnya, terutama risiko berat

badan lahir rendah.

2
Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam

tekanan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan

perkembangan, selain itu juga akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian

bayi karena rentan terhadap infeksi saluran pernapasan bagian bawah, pertumbuhan

yang terhambat, cacat bawaan, bayi lahir mati, anemia pada bayi, asfiksian intra

partum, dan kematian neonatal.

Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak

menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat

hamil, ibu akan melahirkan bayi besar yang sehat dari pada dengan kondisi

kehamilan yang sebaliknya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi dewasa ini walaupun

berkembang sanagat pesat masalah gizi yang timbul sangat kompleks, sehingga

masalah ini sangat memprihatikan dimana tingkat kematian ibu maternal masih

sangat tinggi. Pada umumnya ibu hamil di lingkungan masyarakat kita masih

banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan sehingga tidak dapat memenuhi

nutrisi yang baik ditunjang lagi oleh pendidikan yang rendah, umur, pekerjaan,

pengalaman, paritas, budaya, status sosial ekonomi yang berdampak pada ibu hamil

terhadap kebutuhan gizi masa kehamilan masih sangat rendah.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Ibu Hamil

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau

fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya,

dalam kasus kembar, atau triplet/kembar tiga).

Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi

terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita

hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (awal

kehamilan) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil

untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida . Seorang wanita yang

belum pernah hamil dikenal sebagai gravida .

Kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang dikenal sebagai trimester, yaitu:

1. Trimester I : berlangsung hingga minggu kehamilan ke-13. Pada masa ini

terjadi perkembangan janin yang cepat. Pada masa ini risiko keguguran juga

termasuk tinggi.

2. Trimester II : berlangsung dari minggu ke-14 hingga minggu kehamilan ke-

27

3. Trimester III : berlangsung dari minggu ke-28 hingga masa kelahiran

2.1.1 Trimester I

Idealnya calon ibu berada dalam kondisi sehat optimal. Kebiasaan seperti

merokok, minum beralkohol dan obat-obatan yang tidak perlu sudah seharusnya

4
dihentikan pada masa ini. Tanda utama kehamilan adalah tidak menstruasi sekitar

2-3 minggu setelah konsepsi. Namun ketiadaan menstruasi (amenore) ini bisa juga

disebabkan oleh hal-hal lain. Untuk memastikan perlu dilakukan tes urin sehingga

dokter dapat menaksir perkiraan hari persalinan dihitung semenjak hari pertama

siklus menstruasi terakhir.

Selain tidak menstruasi (amenore) terdapat tanda-tanda awal lainnya yang

juga perlu diperhatikan, misalnya mual muntah atau biasa disebut morning sickness,

perubahan selera makan, perubahan pada payudara, dan kelelahan.

2.1.2 Trimester II

Trimester II (14-27 minggu) pada masa ini energi dibutuhkan untuk

penambahan darah, perkembangan uterus, pertumbuhan massa mamae / payudara

(memproduksi air susu ibu / ASI), dan penimbunan lemak.

2.1.3 Trimester III

Pada masa ini dibutuhkan energi untuk pertumbuhan janin, plasenta serta

cairan amnion. Dan penambahan berat badan ibu juga harus dipantau agar tidak

mengalami obesitas, untuk menghindari penyulit yang mungkin terjadi pada masa

persalinan, dengan mengkonsumsi gizi yang seimbang.

2.2 Definisi Gizi

Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara

normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,

serta menghasilkan energi.

5
Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan

fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta

mengatur proses-proses kehidupan.

Gizi adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang

beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur

sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

2.2.1 Manfaat Gizi

1. Sebagai zat tenaga

Gizi menghasilkan tenaga atau energi, sumber : karbohidrat, lemak dan protein

2. Sebagai zat pembangun

Untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ serta menggantikan

jaringan yang rusak, sumber protein.

3. Sebagai zat pengatur

Untuk mengatur metabolisme tubuh, sumber vitamin, mineral dan air (Djaeni,

2006).

2.2.2 Gizi Yang Diperlukan Ibu Hamil

Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan oprimal janin dan

persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk:

kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan

tumbuh kembang bayi. Pada dasarnya menu makanan ibu hamil, tidak banyak

berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan

dalam pengaturan menu selama hamil. Selama hamil calon ibu memerlukan lebih

banyak zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil

6
dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas

janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus,

lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan lain-lain.

Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%

dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan

untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta,

air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan

digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk

pertumbuhan ibunya.

Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13

kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring

dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu

hamil berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel

tubuh yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan

makanan.

Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung

karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat

pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien

akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat

secara proporsional.

7
Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang

adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan

tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir

kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar

30 g dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu 32-38.

Sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada stadium akhir kehamilan

tersebut.

a. Karbohidrat
Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan

pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati dan otot-

otot skelet meningkat pada akhir kehamilan.

Metabolisme karbohidrat ibu hamil sangat kompleks, karena terdapat

kecenderungan peningkatan ekskresi dextrone dalam urine. Hal ini ditunjukkan

oleh frekuensi glukosuria ibu hamil yang relatif tinggi dan adanya glukosuria pada

kebanyak wanita hamil setelah mendapat 100 gram dextrose per oral. Normalnya,

pada wanita hamil tidak terdapat glukosa. Kebutuhan karbohidrat lebih kurang 65%

dari total kalori sehingga perlu penambahan.

b. Protein

Transport protein melalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian

disintesis oleh fetus menjadi protein jaringan. Protein dibutuhkan untuk

pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu, dan

persiapan laktasi. Kebutuhan protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak 1/3 dari protein

8
hewani mempunyai nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus adalah 925

gram selama 9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein loss di urine

+30%. WHO menganjurkan intake protein untuk ibu hamil sekitar 1,01 g/kg.

BB/hari dan kalori sekitar 46 kkal/kg.BB/hari untuk rata-rata wanita dengan berat

badan 55 kg.

Oleh karena itu tiap-tiap negara dapat membuat rekomendasi yang khusus yang

sesuai dengan pola makanan di negara tersebut dan keadaan masyarakatnya. Jumlah

protein yang dianjurkan dalam diet harus disesuaikan dengan nilai hayati protein

yang dimakan. Makin rendah nilai hayati protein, makin besar jumlah protein dalam

diet yang diperlukan. Nilai hayati protein, makin besar jumlah protein dalam diet

yang diperlukan. Nilai hayati protein nabati lebih rendah dari protein hewani.

c. Lemak

Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi mulai

bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui, namun kemungkinan

dibutuhkan untuk proses laktasi yang akan datang. Sebagian besar dari 500 g lemak

tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40 kehamilan. Pada stadium awal

kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid esensial dan fosfolipid

untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan dinding sel saraf. Sampai

pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam tubuh janin, setelah itu

jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34 dan 16% sebelum lahir.

Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g emak per hari ditimbun. Transport

asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh

9
janin. Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada tiga bulan terakhir

kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin. Sebagian besar lemak

ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi atern 80% jaringan lemak

tubuh terdapat pada jaringan subkutan.

d. Zat Besi (Fe)

Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan harus

adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.wanta hamil memerlukan 800 mg

atau 30-50 gram/hari. Anjuran maksimal: penambahan mulai awal kehamilan,

karena pemberian yang hanya pada trisemester III tidak dapat mengejar kebutuhan

ibu/fetus dan juga untuk cadangan fetus. Kebutuhan zat besi meningkat sehingga

dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg perhari yang didapat dari

suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh sum-sum tulang, fetus, dan

plasenta. Ibu hamil yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan

berdampak meningkatnya aborsi spontan, kelahiran dini, rendahnya berat badan

bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi

sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur,

daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna hijau tua.

e. Kalsium (Ca)

Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatankarena terjadinya

peningkatan pergantian tulang (turn over), penurunan penyerapan kalsium, dan

retensi kalsium karena adanya perubahan hormonal. Kalsium diperlukan untuk

pertumbuhan tulang dan gigi, vitamin D membantu penyerapan kalsium, kebutuhan

10
30-40 g/hari untuk janin, wanita hamil perlu tambahan 600 mg/hari dan total

kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah 1200 mg/hari. Kalsium dapat

diperoleh dengan mengonsumsi susu, keju, ikan teri, rebon kering, kacang kedelai

kering atau basah, dan brokoli segar.

f. Asam Folat

Asam folat digunakan untuk pertumbuhan janin dan erythropoiesis ibu

sehingga kebutuhan asam folat pada ibu hamil akan menigkat. Anemia akibat

kekurangan asam folat disebut anemia megaloblastik yang akan menyebabkan

kekurangan oksigen. Bila hal ini berlangsung lama akan berdampak pada kerusakan

oragna-organ tubuh. Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil menyebabkan

kelahiran cacat, gangguan saraf, atau gangguan perkembangan kecerdasan

(retardasi mental). Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak 280 µg per

hari selama kehamilan trisemester I, 660 ug pada trisemester II, dan 470 ug per hari

pada trisemester III bisa didapat dari sayuran hijau, hati, dan ayam.

g. Kolin

Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh ibu

hamil, terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat

meningkatkan kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang

sedang tumbuh pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak, ragi,

kedelai, hati, otak, ginjal, dan jantung.

h. Vitamin E

11
Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh dari

radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan sel bayi,

terutama paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan. Vitamin E dapat

ditemukan pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, minyak biji kapas, dan

minyak jagung.

i. Vitamin A

Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.

Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan

perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.

Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati,

susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.

j. Vitamin B1

Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum

waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa dipenuhi

kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, padi-padian, dan

daging. k. Iodine Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil.

Penambahan kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan

iodine pada masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang

ditunjukkan dengan adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik

anak yang mengalami down syndrome. Bahan makanan sumber iodine adalah

garam dapur yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang

berasal dari laut, serta tumbuhan yang hidup dekat pantai.

12
l. Zinc (Seng)

Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc yang

rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc berperan

untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa

(penglihatan, penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari daging,

hati, telur, ayam, seafood, susu, dan kacang-kacangan.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi gizi Ibu Hamil

1. Umur

Lebih muda umur ibu hamil, maka energi yang dibutuhkan akan lebih banyak

2. Berat badan

Berat badan lebih atau kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu,

merupakan faktor yang dapat menentukan jumlah zat makanan yang harus di

cukupi selama hamil.

3. Suhu lingkungan

Suhu tubuh di pertahankan pada 36,5-37°c yang digunakan untuk

metabolisme optimum. Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan

berarti lebih besar pula masukan energi yang di perlukan.

4. Pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat Gizi dalam makanan

Perencanaan dan penyusunan makanan kaum ibu atau wanita dewasa

mempunyai peranan yang penting. Faktor yang mempengaruhi perencanan

dan penyusunan makanan yang sehat dan seimbang bagi ibu hamil yaitu

kemampuan keluarga dalam membeli makanan serta pengetahuan tentang

13
gizi. Dengan demikain, tubuh ibu akan menjadi lebih efisien dalam menyerap

zat gizi dari makanan sehari-hari.

5. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan

Pada umumnya, kaum ibu atau wanita lebih memperhatikan keeluarga dari

pada saat ibu hamil. ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamiannya

minimal empat kali selama kehamilan.

6. Aktivitas

Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakain banyak energi yang

di butuhkan oleh tubuh.

7. Status kessehatan

Pada saat kondisi tidak sehat maka asupan energi tetap harus diperhatiakn.

8. Status ekonomi

Status ekonomi maupuun sosial mempengaruhi terhadap pemilihan makanan

Saat hamil seorang calon ibu membutuhkan gizi untuk dirinya sendiri dan

janin dalam kandungannya. Oleh karena itu tentu perlu makan yang lebih banyak

dan makan makanan yang bergizi. Tidak ada pantangan bagi ibu hamil. Makanlah

makanan yang bervariasi agar terpenuhi segala kebutuhan akan zat gizi dari

karbohidrat, lemak, protein, berbagai vitamin dan mineral.

Oleh sebab itu wanita hamil menunjukkan kenaikan berat badan yang cukup

banyak, baik bagi komponen janin maupun bagi dirinya sendiri, maka sangat

dianjurkan untuk dapat mengkonsumsi makanan tambahan seperti energi, protein,

dan berbagai vitamin dan mineral.

a. Energi

14
Umumnya seorang ibu hamil akan bertambah berat badannya sampai 12,5 kg,

tergantung dari berat badan sebelum hamil. Rata-rata ibu hamil memerlukan

tambahan 300 kkal/hari.

b. Protein

Protein diperlukan sebagai zat pembangun alias yang membangun jaringan

tubuh janin ibu hamil memerlukan asupan protein 60 gr per hari, yang berasal

dari daging, ikan, susu, telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

c. Vitamin dan mineral

Berfungsi sebagai membantu pertumbuhan kulit, tulang, gigi, dan

pembentukan jaringan tubuh janin, sumbernya berasal dari sayuran, buah-

buahan dan susu.

d. Asam folat

Asam folat termasuk kelompok vitamin B yang bermanfaat untuk mengurangi

NTD (Nueral Tubes Defects) atau kelainan susunan saraf pusat. Sangat

disarankan untuk dikonsumsi ibu hamil karena pembentukan susunan saraf

pusat akan dimulai di awal kehamilan. Sumbernya antara lain brokoli, gandum,

kacang-kacangan, jeruk, strowberi, dan bayam.

e. Zat besi

Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat mengganggu metabolisme energi

sehingga dapat menurunkan kemampuan kerja organ tubuh. Yang pada

akhirnya akan mempengaruhi perkembangan janin. Sumber makanan yang

mengandung zat besi antara lain daging, hati, telur, kacang-kacangan dan

sayuran hijau.

15
f. Kalsium

Kalsium semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester kedua dan

ketiga kehamilan. Pada masa ini lah proses pembentukan tulang dan giginya.

Kebutuhannya sekitar 1.200 mg per hari. Ada banyak sumber kalsium

diantaranya telur, susu, ikan teri, ikan salmon, sarden, sayuran bewarna hijau,

kacang-kacangan, dan wijen.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil Status gizi adalah

ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil. Status gizi juga

didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara

kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan

seimbang yag harus dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya, dengan porsi dua

kali makan orang yang tidak hamil. Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan

berperilaku hidup sehat selama kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik

melalui asupan gizi yang baik, memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil,

perawatan jalan lahir, menghindari merokok dan makan obat tanpa resep.

Melakukan kunjungan minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas

kesehatan tentang perawatan yang harus dilakukan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah

A. Faktor Langsung

Nutrisi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit,

khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi:

16
(1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan

yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.

(2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau daerah

tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu yang

panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.

(3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan

sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi

tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.

(4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih

dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa ayah

adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk pembagian

makanan keluarga.

(5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,

salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat mempengaruhi

status gizi seseorang.

(6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat

pemenuhan gizi menurun atau berlebih.

(7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang

dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang beragam

didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada sebagian

masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.

17
(8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi.

Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun dipicu

oleh pengolahan serta penyajian makanan.

(9) Suplemen Makanan.

Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya diberikan untuk ibu

hamil, antara lain:

a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat

membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut

oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD mengandung 200 mg

ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.

Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap hari di malam hari selama 90

hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu yang hamil merasakan mual,

muntah, nyeri pada lambung, diare, dan susah buang air besar. Usaha lain untuk

menambah asupan zat besi adalah daging segar, ikan, telur, kacangkacangan,

dan sayuran segar yang berwarna hijau tua.

b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan gigi

bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil dari tulang

ibu. Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap harinya.

Asupan Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang, rumput laut, keju,

yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan, biji-bijian, dan sayur

yang berwarna hijau gelap.

c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil. Beberapa

vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg) yang berfungsi

18
untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000 IU), vitamin D (4 mcg).

Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah, mangga, pepaya, wortel, ubi,

aprikot, dan tomat.

B. Faktor Tidak Langsung

(1) Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan

menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai informasi.

(2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan

tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu hamil.

(3) Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong

status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat masyarakat memperoleh

informasi tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya, bukan hanya dari segi

kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif.

2.4 Pedoman Makan Bagi Ibu Hamil

Agar ibu hamil dan janin tetap mendapat asupan gizi, berikut beberapa saran yang

biasa dilakukan :

a. Jangan biarkan perut kosong, usahakan makan dalam porsi kecil tapi

sering.

b. Pilih makanan yang hangat-hangat karena bisa membuat lambung yang

terasa pedih seperti terelaksasi.

c. Saat bangun pagi, jika belum nafsu makan, makanlah biscuit dengan teh

hangat, tapi tetap coba untuk sarapan.

d. Bila ibu merasa sering kembung, hindari makanan yang dapat memicu

kembung.

19
e. Batasi mengkonsumsi masakan bersantan, ketan, nangka, sayur asem,

buah-buahan yang asam atau yang dapat mengiritasi lambung.

f. Perbanyak minum, sedikitnya 10-12 gelas per hari.

g. Hindari kafein, alkohol, dan ikan mentah.

h. Umumnya ibu hamil butuh darah lebih banyak, untuk itu makanlah

makanan yang mengandung zat besi, seperti sayuran hijau, tahu, tempe,

kacang-kacangan, telur, ikan dan daging.

i. Penting pula bagi ibu hamil untuk makan buah-buahan segar, bagus untuk

menyuplai vitamin (Syaifudin, 2009).

2.5 Akibat Kekurangan Gizi Pada Ibu Hamil

Kecukupan gizi bagi ibu hamil sangat penting. Bila gizi ibu kurang, tumbuh

kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum

hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, Bayi lahir

prematur, atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan

persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang mungkin memerlukan

pembedahan. Berikut berbagai contoh akibat defisiensi gizi pada janin :

a. Kekurangan energi dan protein (KEP)

Meskipun kenaikan berat badan ibu kecil selama trisemester I kehamilan,

namun sangat penting artinya karena pada waktu inilah janin dan plasenta dibentuk.

Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester I dan II akan meningkatkan

bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEP akan mengakibatkan ukuran plasenta

kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai

resiko kematian lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu

20
lebih cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat umum daripada

menyebabkan kelainan anatomik yang spesifik. Kekurangan gizi pada ibu yang

lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat lebih buruk pada

janin daripada malnutrisi akut.

Pada saat ini dikembangkan penelitian tentang mekanisme selular

pertumbuhan organ-organ tubuh, yaitu dengan cara mengukur banyaknya DNA dari

organ berbagai indeks dari banyaknya sel dan kandungan protein untuk indeks dari

besarnya sel. Pertumbuhan organ tubuh pada awalnya dimulai dengan pembelahan

sel, kemudian diikuti dengan pembesaran sel. Kalau terdapat gangguan gizi pada

saat pembelahan sel, maka secara bermakna akan mempengaruhi besarnya organ,

dimana perubahan ini tidak bisa normal kembali.

Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap

pertama pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan.

Dikaitkan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah trisemester III

kehamilan sampai sekitar dua tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini

dari perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya

adalah berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang

berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktr dan fungsi otak pada masa

kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak. Pemberian

suplementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi kematian perinatal dan

menaikkan berat badan bayi.

b. Anemia Gizi

21
Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu

hamil, terutama dinegara berkembang. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan Fe,

asam folat dan vitamin B12. Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain,

kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption

plasenta, cadangan zat besi yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah dalam

keadaan anemia. Sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan kehamilan perinatal

secara bermakna lebih tinggi.

c. Defisiensi Yodium

Defisiensi yodium pada ibu hamil dalam trisemester pertama kehamilan

merupakan faktor utama terjadinya kretin endemik. Pemberian yodium pada wanita

didaerah endemik dapat mengurangi angka kejadian kretin endemik. Akibat lain

dari defisiensi yodium bisa mengakibatkan janin diresorpsi, abortus, lahir mati, atau

bayi lahir lemah, masa hamil yang lebih lama atau partus lama.

d. Defisiensi Seng (Zn)

Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada

pertumbuhan janin, kehamilan serotinus atau partus lama. Bayi yang dilahirkan

dengan defisiensi Zn, gejalanya mungkin baru akan nampak setelah anak berada

dalam masa pertumbuha cepat,

e. Defisiensi Vitamin A

Defisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan

meningkatnya prevalensi prematuritas dan reterdasi janin.

f. Defisiensi Thiamin

22
Defisiensi thiamin yang berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri

congenital.

g. Defisiensi Kalsium

Defisiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelainan struktur

tulang secara menyeluruh pada bayi.

2.6 Tanda-Tanda Kecukupan Gizi Pada Ibu hamil

 Berat badan normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh

 Postur tegak, tungkai dan lengan lurus

 Pencernaan nafsu makan baik

 Jantung detak dan irama normal, tekanan darah normal sesuai dengan

usia

 Otot kenyal, kuat, sedikit lemak dibawah kulit

 Syaraf perhatian baik, tidak mudah tersinggung, refleks normal serta

mental stabil

 Vitalitas umum, ketahanan baik, energik, cukup tidur dan penuh

semangat

 Tungkai kaki tidak bengkak, normal.

 Keadaan umum Responsive dan gesit

 Rambut menkilat, kuat, tidak mudah rontook, kulit kepala normal

 Kulit liciin, lembab dan seegar

 Muka dan leher warna sama, licin, tampak sehat, segar

 Bibir licin, lembab, tidak pucat, tidak bengkak

 Mulut tidak ada luka, selaput merah

23
 Gusi merah normal, tidak ada pendarahan

 Lidah merah norrmal. Licin tidak ada luka

 Gigi tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat, bersih, tidak ada

pendarahan, lurus dagu normal

 Mata bersinar, bersih, konjungttiva tidak pucat, tidak ada pendarahan

 Kelenjar tidak ada pendarahan dan pembesaran

 Kuku keras dan kemerahan

2.7 Status Gizi Bagi Ibu Hamil

Status gizi pada ibu hamil pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Berat badan ibu hamil harus

memadai, bertambah sesuai umur kehamilan. Hal ini di karenakan berat badan yang

bertambah normal akan menghasilkan bayi yang normal juga.

Kekurangan asupan pada trimester 1 dapat menyebabkan Hiperemisis

garvidarum, kelahiran prematur, kematian janin, kegugurandan kelainan pada

sistem saraf pusat. Sedangkan pada trismeter II dan III dapat mengakibatkan

pertumbuhan dan perkembangan

Janin terganggu, berat badan bayi lahir rendah. Selain itu, juga akan berakibat

terjadi gangguan kekuatan rahim saat persalinan dan pendarahan post partum.

24
Penambahan berat badan status gizi ibu sebelum hamil

Penambahan berat
Katagori berat (BMI) Total kenaikan BB (kg)
TM 1 (kg) TM 11 (kg)

Normal (BMI 19,8-26) 12,5-3 2,3 0,49

Kurus (BMI <19,8) 11,5-16 1,6 0,44

Lebih 7-11,6 0,9 0,3

Obesitas(BMI >19,8) 6 - -

25
BAB III

KESIMPULAN

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau

fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya,

dalam kasus kembar, atau triplet/kembar tiga). Kehamilan manusia terjadi selama

40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari

pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia

di dalamnya disebut embrio (awal kehamilan) dan kemudian janin (sampai

kelahiran).

Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan oprimal janin dan

persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk:

kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan

tumbuh kembang bayi. Pada dasarnya menu makanan ibu hamil, tidak banyak

berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan

dalam pengaturan menu selama hamil. Selama hamil calon ibu memerlukan lebih

banyak zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil

dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas

janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus,

lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan lain-lain

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama
2. Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
3. Lestari, Rina. 2013. Pemenuhan Gizi Ibu Hamil. (Online).
http://rinayarina.pun.bz/files/pemenuhan-gizi-ibu-hamil.pdf, diakses 8
februari 2019
4. Mulyani, Sri., Haryanto, Adi. & S, Mamat. 2013. Hubungan Antara Status Gizi
dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II di Puskesmas
Bandarharjo Semarang Utara: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan,
(Online), 1(3),
(http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/ejournal/index.php/ilmukeperawatan/article/
), diakses 8 februari 2019.
5. Nugroho Sp.OG, dr. 2015. Perkembangan Janin Bayi dalam Kandungan Usia
140 Minggu. (Online), (http://dr-kandungan.com/gambar-proses-bayi-janindi-
dalam-kandungan-perkembangan-pertumbuhan/) diakses 8 februari 2019

6. Rini Hastuti, Saktya. 2014. Bayi Lahir Prematur dan Dampaknya terhadap
Kedisabilitasan. (Online), (http://solider.or.id/2014/10/24/bayi-lahirprematur-
dan- diakses 8 februari 2019dampaknya-terhadap-kedisabilitasan)

7. Rochmawati, Lusa. 2015. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin dalam


Kandungan. (Online), (http://www.kebidanan.org/pertumbuhan-
danperkembangan-janin-dalam-kandungan) diakses 8 februari 2019

8. Rusilanti, 2006. Menu Bergizi Untuk Ibu Hamil. Jakarta: Kawan Pustaka

9. Sitanggang, Berliana dan Siti Saidah Nasution. 2013. Faktor-faktor Status


Kesehatan pada Ibu Hamil. (Online).
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=58694&val=4130,
diakses 8 februari 2019

27
10. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: ECG

11. Yulaikhah, Lily. 2006. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: ECG

28

Anda mungkin juga menyukai