Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Dalam beberapa dewasa ini perhatian terhadap janin yang mengalami


gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan
masih tingginya angka kematian perinatal dan neonatal karena masih banyak bayi
yang dilahirkan dengan berat badan lahir yang rendah. Kalaupun bayi menjadi
dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental.

Bertahun-tahun lamanya bayi baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan
2.500 gram disebut bayi premature. Pembagian menurut berat badan ini sangat
mudah tetapi tidak memuaskan. Lama-kelamaan mortalitas neonates tidak hanya
bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu.

Gruenwald mengatakan bahwa bila digunakan defisini yang lama, 30% -


40% dari bayi perempuan mempunyai masa gestasi 37-38 minggu. Selain itu di
negeri yang masih berkembang batas 2.500 gram sebagai bayi premature mungkin
terlalu tinggi, karena berat badan lahir rata-rata yang rendah.

Pada sebagian masyarakat, mereka tidak terlalu mengetahui mengenai


BBLR yang merupakan masalah serius pada bayi. Sebaiknya bagi para tenaga
kesehatan agar mengupayakan pemberitahuan mengenai tanda bahaya pada bayi
agar masyarakat tahu dan segera membawa kepada tenaga kesehatan bila
mendapati bayi baru lahir dengan BBLR.

1.2    Tujuan Penulisan

Setelah membaca asuhan kebidanan ini semua pembaca diharapkan memahami


mengenai apa itu bayi BBLR dan mengetahui tanda-tandanya agar dapat bertindak
secara tepat dan diharapkan kepada mahasiswa mampu memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori


1. Definisi
Berikut ini adalah beberapa definisi bayi berat badan lahir rendah
(BBLR), yang dikemukakan oleh beberapa lembaga atau penulis
antara lain:
a) Sarwono prawirohardjo, dalam buku pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal (2004) bayi berat lahir rendah (BBLR)
ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2.500 gram.
b) Dalam pelatihan PONED komponen neonatal (2004)
mengungkapkan bahwa bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah
bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500gr tanpa
memandang masa gestasi (berat lahir adalah yang ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir).
c) Neonatus atau bayi baru lahir dengan berat badan lahir (BBLR)
adalah bayi dengan berat lahirnya kurang dari 2.500gr (Adelle
Piliteri, 1986)
d) Istilah prematuritas telah diganti dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi
dengan berat badan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih
rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup atau karena
kombinasi. (Manuaba, 1998)

2. Etiologi
Penyebab bayi dengan berat bayi lahir rendah yang lahir kurang bulan
(NKB-KMK) antara lain disebabkan oleh:

2
a) Berat badan ibu yang rendah
b) Ibu hamil yang masih remaja
c) Kehamilan kembar
d) Ibu pernah melahirkan bayi premature / berat badan rendah
sebelumnya
e) Ibu dengan inkompeten serviks (mulut rahim yang lemah
sehingga tidak mampu menahan berat bayi dalam rahim)
f) Ibu hamil yang sedang sakit
g) Tidak diketahui penyebabnya
Sedang bayi yang lahir cukup bulan tetapi memiliki berat badan
kurang (NCB-KMK) antara lain disebabkan oleh:
a) Ibu hamil dengan gizi buruk/kekurangan nutrisi
b) Ibu dengan penyakit hipertensi, pre-eklampsia, anemia
c) Ibu menderita penyakit kronis (penyakit jantung sianosis),
Infeksi (infeksi saluran kemih), malaria kronik.
d) Ibu hamil yang merokok dan penyalahgunaan obat.

3. Faktor predisposisi
Beberapa factor predisposisi dilihati dari factor ibu, factor plasenta dan
factor janin :
a. Faktor Ibu, seperti :
1) Umur
2) Jumlah Paritas
3) Penyakit kehamilan
4) Gizi kurang atau malnutrisi
5) Trauma
6) Kelelahan
7) Merokok
8) Kehamilanyang tidak diinginkan
9) Peminum alcohol
10) Obat – obatan

3
b. Faktor Plasenta, seperti :
1) Insufisiensi atau disfungsi plasenta
2) Penyakit Vaskuler
3) Kehamilan ganda
4) Plasenta previa
5) Solusio plasenta
c. Faktor Janin, seperti :
1) Kelainan bawaan
2) Infeksi
3) Factor genetic atau kromosom
4) Radiasi
5) Bahan toksik

Penyebab dismatur disebabkan oleh factor berikut ini:


a. Factor janin:
1) Kelainan kromosom
2) Infeksi janin kronis
3) Distonia kamilial
4) Reterdasi kehamilan ganda
5) Aplasia pancreas
b. Faktor plasenta
1) Berat plasenta kurang
2) Luas permukaan plasenta kurang
3) Plasenta tis pirus
4) Infark pada plasenta
5) Tumor
6) Plasenta lepas atau solution plasenta
c. Factor ibu
1) Toksemia gravidarum
2) Hipertensi
3) Penyakit ginjal

4
4) Hipotermi
5) Mal nutrisi

4. Patofisiologi

Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang
pada ibu hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan
kurangnya asupan gizi untuk janin sehingga menyebabkan berat badan
lahir rendah.
Apabila dilihat dari faktor kehamilan, salah satu etiologinya yaitu
hamil ganda yang mana pada dasarnya janin berkembang dan tumbuh
lebih dari satu, maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh pun dalam
rahim tidak sama dengan janin tunggal. Pada hamil ganda gizi dan
nutrisi yang didapat dari ibu harus dibagi sehingga kadang salah satu
dari janin pada hamil ganda juga mengalami BBLR.
Kemudian jika dikaji dari faktor janin, salah satu etiologinya yaitu
infeksi dalam rahim yang dapat mengganggu atau menghambat
pertumbuhan janin dalam rahim yang bisa mengakibatkan BBLR pada
bayi.

5
5. Manifestasi Klinik
Adapun tanda dan gejala yang terdapat pada bayi dengan berat badan
lahir rendah ( BBLR) :
a. Berat Badan < 2500 gram
b. Letak kuping menurun
c. Pembesaran dari satu atau dua ginjal
d. Ukuran kepala kecil
e. Masalah dalam pemberian makan ( reflex menelan dan mengisap
berkurang )
f. Suhu Tidak stabil ( kulit tipis dan transparan )

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine
serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan
pemeriksaan ultra sonografi.
b. Memeriksa kadar gula darah (True Glukose) dengan dextrosix atau
laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi
c. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
d. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi
SMK.
e. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan
menderita aspirasi mekonium.
f. Sebaiknya setiap jam di hitung frekuensi pernafasan dan bila
frekuensi lebih dari 60x/menit di buat foto thorax.

7. Komplikasi

Menurut Surasmi (2003), komplikasi yang terjadi pada bayi berat


badan lahir rendah adalah :
a.Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi prematuritas murni adalah:

6
1) Sindrom distress pernapasan disebut juga penyakit membran hialin
karena pada stadium akhir akan terbentuk membran hialin yang
membungkus alveolus paru.
2) Aspirasi pneumonia, keadaan ini disebabkan karena refleks menelan
dan batuk pada bayi premaur belum sempurna.
3) Perdarahan intraventricular adalah perdarahan spontan pada
ventrikel otak lateral, biasanya terjadi bersamaan dengan
pembentukan membran hialin di paru-paru.
4) Fibroplasia retrolental, keadaan ini disebabkan oleh gangguan
oksigen yang berlebihan.
5) Hiperbilirubinemia, keadaan ini disebabkan karena hepar pada bayi
prematur belum matang.

b. Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dismaturitas adalah :


1) Aspirasi mekonium yang dapat menyebabkan kolaps paru-paru dan
pneumotoraks.
2) Jumlah Hb tinggi sehingga sering diikuti ikterus dan kernikterus.
3) Hipoglisemia janin.
4) Asfiksia sedang sampai berat.
5) Perdarahan
6) panas badan tinggi.

8. Penatalaksanaan
Beberapa tatalaksana yang perlu dipersiapkan dan di antisipasi dalam
merawat bayi yang lahir dengan berat rendah (BBLR) secara umum,
antara lain berikut ini:
a. Tatalaksana bayi BBLR yang disebabkan oleh prematuritas di
ruang bersalin:
1) Persalinan harus dilakukan di rumah sakit yang memiliki
peralatan yang lengkap dan staf/petugas yang baik / terlatih

7
2) Resusitasi dan stabilisasi memerlukan ketersediaan
staf/petugas dan peralatan yang memadai secara cepat.
3) Oksigenasi yang memadai dan pemeliharaan tamperatur sangat
penting.
4) Asuhan ibu
5) Bayi memakai topi

b. Tatalaksana umum neonatus BBLR:


1) Pengaturan suhu tubuh bayi:
 Pengaturan temperature tubuh di tujukan untuk mencapai
lingkungan temperature netral sesuai dengan protocol.
 Pengaturan suhu tubuh bayi dengan menggunakan
incubator:
 Bayi < 2 kg adalah 35C
 Bayi 2-2,49 kg 34C
 Suhu incubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan
dengan membungkus bayi dan melatkkan botol-botol
hangat disekitarnya.
2) Terapi oksigen dan bantuan ventilasi (jika perlu)
3) Mempertahankan kseimbangan cairan dan elektrolit: terapi
cairan dan elektrolit harus menggantikan IWL (Insensible
Water Loss) serta mempertahankan hidrasi yang baik serta
konsentrasi glukosa dan elektrolit plasma normal.
4) Pemberian nutrisi yang cukup:
 Nutrisi bayi premature dengan BBLR mungkin
memerlukan pemberian asupan yang seksama, dan bahkan
ada BBLR yang memerlukan asupan dengan sonde atau
nutriparenteral.
 Cara pemberian nutrisi pada bayi BBLR:
 Jumlah cairan yang diberikan pertama kali adalah 1-5
ml/jam.

8
 Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60
ml/kg/jam
 Setiap hari dinaikkan sampai 200 ml/kg/hari pada
akhir minggu kedua
 Hal yang perlu diperhatikan selama pemberian minum
untuk mencegah pneumonia aspirasi:
 Bayi diletakkan disisi kanan untuk membantu
mengosongkan lambung, atau dalam posisi
setengah duduk dipangkuan.
 Perawat atau dengan meninggikan kepala dan bahu
30o di tempat tidur bayi.
 Pada waktu munum harus diperhatikan apakah
bayi menjadi biru, ada ganggu pernafasan atau
perut gembung.
 Untuk mencegah perut gembung, bayi diberi
minum sedikit-sedikit, perlahan dan hati-hati.
 Penambahan susu tidak boleh lebih dari 5ml tiap
kali pemberian
 Sesudah minum bayi didudukkan atau diletakkan
di atas pundak selama 10-15 menit untuk
mengeluarkan udara di lambung.
 Pengelolaan hiperbilirubinemia:
 Hiperbilirubinemia biasanya dapat ditangani
secara efektif dengan pantauan seksama kadar
bilirubin dan pelaksanaan sinar
 Tranfusi tukar mungkin diperlukan dalam berbagai
kasus berat.
 Pencegahan dan penanganan infeksi
Beberapa pencegahan infeksi pada BBLR yang dpaat
dilakukan antara lain :

9
 Dipisahkan antara bayi yang kena infeksi dan bayi
yang tidak infeksi
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah bayi
 Membersihkan tempat tidur bayi
 Mebersihkan ruangan
 Memandikan bayi, bersihkan tali pusat
 Petugas memakai pakaia yang telah disediakan
 Pengunjung hanya boleh melihat dari kaca
 Penanganan infeksi
 Penanganan infeksi dengan antibiotic yang tepat
 Antibiotic spectrum lua dapat diberikan jika ada
kecurigaan kuat adanya infeksi
 Pertimbangan antibiotika antistaphilokokus harus
yang telah mengalami sejumlah besar prosedur
atau yang sudah dirawat dalam waktu yang lama di
rumah sakit
c. Dalam memberikan asuhan BBLR yang sehat, maka tindakan –
tindakan yang harus diberikan, antara lain:
1. Pemberian ASI dini dan eksklusif
2. Pencegahan infeksi
3. Pemberian imunisasi
4. Pemantauan tanda bahaya dan persiapan pra rujukan bila perlu.
5. Penghangatan bayi, yaitu dengan metode PMK (perawatan
metode kangguru).
Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang
sederhana, murah dan sangat dianjurkan untuk perawatan BBLR
sangat terbatas. Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara
yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling
mendasar yaitu kehangatan, ASI, perlindungan dari infeksi,
stimulasi, keselamatan dan kasih saying. PMK merupakan
teknologi tepat guna sebagai pengganti inkibator, tetapi harus tetap

10
dilakukan pemantauan oleh tenaga kesehatan sampai BBLR
mencapai berat >2500gr. Langkah – langkah / caranya sebagai
berikut:
 Cara pertama:
 Letakkan bayi diantara payudara ibu dengan kaki bayi di
bawah payudara ibu dan tangan bayi di atasnya.
 Kulit bayi harus melekat pada dada ibu (kontak kulit –
kulit) dengan kepala bayi menoleh pada satu sisi
(kiri/kanan).
 Gunakan baju kanguru / selendang / kain panjang untuk
membungkus bayi dan ibu dengan nyaman, caranya
sebagai berikut:
 Letakkan bagian tengah kain menutupi bayi di dada
ibu.
 Bungkus dengan kedua ujung kain mengelilingi ibu di
bawah lengannya ke punggung ibu.
 Silangkan ujung kain di belakang ibu, bawa kembali
ujung kain ke depan.
 Ikat ujung kain untuk mengunci di bawah bayi.
 Topang kepala bayi dengan menarik pembungkus ke
atas hanya sampai telinga bayi.
 Cara kedua:
 Cara kedua ini merupakan penjelasan singkat / ringkasan
dari yang diuraikan pada cara pertama, antara lain:
 Posisi bayi diantara payudara, tegak, dada bayi
menempel ke dada ibu, kemudian amankan posisi
bayi tersebut dengan menggunakan kain panjang atau
baju kanguru.
 Palingkan kepala bayi ke sisi kanan atau kiri, dengan
sedikit tengadah (ekstensi). [Perhatian: jangan

11
menunduk ke depan atau sangat tengadah]. Ujung
pengikat di bawah telinga bayi.
 Posisi pangkal paha bayi harus fleksi dan ekstensi
seperti kodok , tangan dalam posisi fleksi (posisi
fetus/janin).
 Ikatan harus kuat dan menutupi dada bayi
 Perut bayi jangan tertekan dan terletak di epigastrium
ibu.
 Cara ketiga:
 Persiapan sebelum menggunakan metode kanguru:
 Persiapan ibu
1. Bersihkan tubuh ibu, terutama pada bagian dada
dengan cara mandi 2 – 3 kali sehari
2. Kuku dan tangan ibu harus dalam keadaan bersih
3. Ibu memakai baju yang hangat, bersih, dan
longgar.
4. Ibu tidak memakai BH selama pemakaian metode
kangguru
 Persiapan Bayi
1. Sebaiknya bayi tidak dimandikan sebelum
menggunakan metode kangguru
2. Bayi dipakaikan topi dan popok
 Cara memakai baju kangguru
1. Menyiapkan bayinya, dengan memakaikan topi dan
popok bayi.
2. Memasukkan bayi ke dalam baju kangguru
3. Menggendong bayinya kedada ibu secara vertical,
dengan tangan bayi seperti memeluk ibu dan kaki
mendekap ke ibu
4. Mengikat kain baju kangguru untuk menggendong
bayi

12
5. Mengatur kembali posisi bayi sampai bayi merasa
nyaman.
6. Periksa ulang keamanan baju kangguru.
7. Memakaikan ibu baju yang yang longgar dengan
kancing didepan
 Cara keempat, alternative jika tidak ada baju khusus ( baju
kangguru) :
 Mengikuti langkah sama dengan baju inu kangguru
 Memakai baju biasaatau kaos yang sudah disetrika
atau dijemur panas pada matahari
 Menggendong bayi dengan posisi vertical terhadap
ibu
 Memasang ikat pinggang atau sabuk agar bayi tidak
terjatuh
 Memasang kain panjang atau selendang agar bayi
tidak terjatuh
 Cara memasukkan dan mengeluarkan dari baju kangguru :
 Pertama pegang bayi dengan satu tangan diletakkan
dibelakang leher sampai punggung bayi
 Kemudian topang bagian dada, rahang bayi dengan
ibu jari dan jari – jari lainnya. Tujuan menopang ini
antara lain
 Agar kepala bayi tidak tertekuk
 Saluran nafas bayi tidak tertutupi pada saat bayi
berada pada posisi tegak.
 Terakhir , tempatkan tangan lainnya dibawah
bokong bayi.

13
B.  Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada BBLR

I.  PENGKAJIAN
Hari / Tanggal  :
Jam                  :
No. RMK        :

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas
a. Identitas klien
Nama                              :
Umur/Tanggal lahir :
Jenis kelamin                   :
Tanggal MRS :
Diagnosa medis :

b. Identitas orang tua


Nama Ayah :
Nama Ibu :
Usia Ayah / Ibu : <20 tahun atau <35 tahun (Suradi, 2000)
Pendidikan Ayah / Ibu :
Pekerjaan Ayah / Ibu : Pekerjaan fisik banyak dihubungkan dengan
peranan seorang ibu yang mempunyai
pekerjaan tambahan diluar pekerjaan
rumah tangga dalam upaya meningkatkan
pendapatan keluarga. Beratnya pekerjaan
ibu selama kehamilan dapat menimbulkan
terjadinya prematuritas karena ibu tidak
dapat beristirahat dan hal terssebut dapat
mempengaruhi janinnya yang sedang
kandungannya. (Manuaba, 2010)

14
            
Agama :
Suku/ bangsa : Negara bagian yang mempunyai
populasi penduduk kota besar, atau
banyak terdapat kemiskinan, mempunyai
insiden paling tinggi (obsetri
William,2006)
Alamat :

2. Alasan masuk rumah sakit / keluhan utama


a. Alasan masuk rumah sakit / MRS :

b. Keluhan utama :
Keluhan utama adalah keluhan yang harus dinyatakan dengan singkat
dan menggunakan bahasa yang dipakai si pemberi keterangan
(Varney, 2007). Keluhan utama pada kasus ini yaitu ibu mengatakan
bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram (Proverawati dan
Ismawati, 2010)

3. Riwayat kesehatan klien


a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Riwayat perjalanan penyakit dan upaya untuk mengatasi BBLR

b. Riwayat kesehatan yang lalu


 Riwayat kehamilan dan kelahiran
- Riwayat antenatal :
1) Factor Ibu :
1. Factor Umur ( Faktor ibu yang lain dikaitkan adalah
umur ibu yang muda). (obs.william,2006)

15
2. Ibu multigravida jarak kelahiran yang terlalu dekat
lebih beresiko melahirkan anak dengan BBLR.
Surasmi (2003)
3. Penyakit kehamilan ( sekitar 28 % kelahiran preterm
diindikasikan disebabkan oleh pre eklamsi (43%),
gawat janin (27%), pertumbuhan janin terhambat
(10%), abrupsio plasenta (7%) (terlepasnya sebagian
plasenta dari dinding uterus), dan kematian janin
(7%). (obsetri William,2006)
4. Gizi kurang atau malnutrisi
5. Trauma
6. Kelelahan
7. Merokok
8. Kehamilan yang tak diinginkan
2) Faktor plasenta :
1. Penyakit vaskuler
2. Kehamilan ganda
3) Faktor janin :
1. kelainan bawaan
2. infeksi :
Riwayat ibu dapat menunjukkan factor-faktor yang
memperberat kelahiran preterm, seperti adanya
infeksi. (doengoes, 2005).
3. Infeksi koriomnion yang disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme telah muncul sebagai kemungkinan
penjelasan berbagai kasus pecah ketuban dan
persalinan preterm. (Bobbitt dan ledder,1995 dalam
obs.william,2005) mencurigai infeksi cairan amnion
subklinis sebagai penyebab persalinan preterm.
- Riwayat intranatal :

16
Berisi tentang jenis persalinan, penolong, lama persalinan
dari kala I sampai kala IV, keadaan anak, jumlah air ketuban
dan adakah komplikasi dalam peersalinan. Pada kasus bayi
dengan berat badan lahir rendah kurang dari 2500 gr tanpa
memandang usia kehamilan (Proverawati dan Ismawati,
2010).
- Riwayat postnatal :
- Riwayat imunisasi : Pada bayi muda ( BBLR)
harus diberikan vit.K segera setelah lahir, setelah proses
Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) ( Anik Maryunani , 2013)
 Riwayat alergi :
 Riwayat penyakit yang pernah diderita :
 Riwayat operasi :
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah melakukan operasi
(Nursalam, 2012)
 Riwayat tumbuh kembang :

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Riwayat penyakit menular
b. Riwayat penyakit keturunan:
 Faktor genetic : Hoffman dan Ward dalam obst.
William 2006 telah membuat tinjauan akan kemungkinan
factor-faktor genetic yang dicurigai pada kelahiran
preterm.
 Gaya hidup : Perilaku seperti merokok, mengonsumsi
alkohol, serta gizi buruk, dan penambah berat badan
yang kurang baik selama kehamilan telah dilaporkan
memainkan peranan penting pada kejadian dan hasil
akhir dengan berat lahir rendah. (obstri William, 2006)
c. Riwayat penyakit menahun

17
5. Pola Fungsional Kesehatan
Kebutuhan Dasar Keterangan

Pola Nutrisi Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah


lahir, Permulaan cairan diberikan sekitar 50-
60 cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan
sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/
hari. (Mochtar, Rustam.1998).

Pola Eliminasi Pada bayi dengan berat badan lahir rendah


(BBLR) penting mengkaji pola eliminasi,
sebab pada bayi BBLR kebutuhan nutrisi
yang diberikan berbeda dengan bayi yang
berat badannya normal, oleh sebab itu akan
berpengaruh juga pada frekuensi BAB dan
BAK nya setiap harinya. (Soepardan,
Suryani. 2009)

Pola Istirahat Bayi yang mengalami berat badan lahir


rendah (BBLR) memiliki pola tidur yang
lebih banyak dari bayi normal, sebab nutrisi
yang dikonsumsi sangat cukup dan memiliki
frekuensi yang ditetapkan setiap jam,
sehingga bayi lebih sering tertidur nyenyak
dengan nutrisi yang cukup.
( Soepardan, Suryani.2009)

Pola Personal Hygiene Pada bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) personal hygine juga perlu dikaji
sebab kebersihan pada bayi sangat
diutamakan untuk pencegahan infeksi.
(Soepardan, Suryani.2009)
Pola Aktivitas Bayi lebih banyak tidur.
(Soepardan,Suryani. 2009)

18
6. Riwayat Psikososiokultural Spiritual
(Depkes, 2005) dan Najman 1991 dalam salmah (2006) menyatakan
bahwa kehamilan yang tak diinginkan bisa berdampak kepada kesehatan
mental, baik ibu maupun bapaknya.

a. Komposisi fungsi dan hubungan keluarga (genogram)


b. Keadaan lingkungan rumah dan sekitar
c. Kultur dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

B.  DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran   : Compos mentis sampai samnolen
Tanda Vital :
- Tekanan darah :-
- Nadi : Dinilai untuk penilaian frekuensi
denyut jantung secara normal pada bayi baru lahir antara 120-160
x/menit. Pada bayi BBLR denyut jantung berkisar 100-140 x/menit
(Hidayat, 2011)
- Pernafasan : Untuk mengetahui system pernafasan.
Pada bayi dengan BBLR frekuensi pernafasan pada hari pertama 40-
50 x/menit sedangkan hari-hari berikutnya 35-45 x/menit
(Wiknjosastro, 2005).
- Suhu : Dinilai untuk mengetahui suhu tubuh
bayi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui rectal, axilla dan oral
yang digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh yang dapat
digunakan untuk membantu menentukkan diagnosis dini suatu
penyakit (Hidayat, 2011). Suhu tubuh normal bayi baru lahir berkisar
36,5ᴼC - 37,5ᴼC. Pada bayi dengan BBLR suhu tubuh berkisar 34ᴼC
- 37ᴼC. (Wiknjosastro, 2005)
Antropometri
- Panjang badan : Pada kasus BBLR panjang badan < 47cm. (Dewi,
2010)

19
- Berat badan : Pada kasus BBLR biasanya berat badan bayi kurang
dari 2500 gram. (Proverawati dan Ismawati, 2010)
- LILA :-
- Lingkar kepala : Pada kasus BBLR biasanya lingkar kepala relative
lebih kecil dari badannya yaitu sekitar 33 cm. (Wiknjosastro, 2005)
- Lingkar dada : Pada kasus BBLR biasanya lingkar dada bayi
kurang dari 33cm. (Dewi, 2010)
- Lingkar perut :-

2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe mulai dari inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi.
Inspeksi :
Kulit : - Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna
mungkin merah muda/kebiruan, akrosinosis/
sianosis/ pucat) (doengoes,2001)
- Lanugo terdistribusi secara luas di seluruh tubuh
(doengoes,2001)
- Pada kasus BBLR umur kehamilan <37 minggu
kulit keriput, lanugo banyak, lemak kulit kurang
atau tipis (Arief, 2009).
Kepala : - keadaan kepala tidak mampu tegak, rambut tipis,
halus, Ukuran kepala agak besar dalam
hubungannya dengan tubuh. fontanel mungkin besar
atau terbuka (dongoes, 2001)

- Pada kasus BBLR dengan umur kehamilan <37


minggu ubun-ubun dan sutura lebar (Pantiawati,
2010).

Wajah : Wajah mungkin memar, mungkin ada kaput


sucedaneum (doengoes, 2001)

20
Mata : - Edema kelopak mata mungkin terjadi, mata mungkin
merapat (tergantung usia gestasi). Bayi dengan BBLR
dapat mengalami retinopathy of prematurity (RoP)
yang disebabkan karena ketidakmatangan retina
(doengoes,2001)
Telinga :

- Tulang rawan telinga belum terbentuk (Depkes,


2005)
- Pada kasus bayi lahir dengan BBLR telinga sangat
lunak (Proverawati dan Ismawati, 2010).

Hidung : Batang hidung cekung, hidung pendek mencuat,


adanya tanda-tanda distress pernapasan khususnya
pada sindrom aspirasi mekonium, terdapat pernapasan
cuping hidung dan terdapat penumpukan lender
(sarwono, 2002)

Mulut : Pada BBLR bibir atas tipis, dagu maju, reflek


menelan dan menghisap lemah. (Sarwono, 2002)

Leher : Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar


thyroid.

Dada : Pada kasus bayi dengan BBLR dinding thorax elastis,


putting susu belum terbentuk (Sukarni dan Sudarti,
2014)

Abdomen : - Abdomen agak gendut (doegoes,2001)

-Tali pusat tebal dan segar (synopsis obsetri)

Genetalia eksterna : - Perempuan : Labia minora wanita lebih besar


dari labia mayora, dan klitoris menonjol.
(sarwono, 2002)

21
- Laki-Laki : testis pria mungkin tidak turun,
rugae mungkin banyak atau tidak ada pada
scrotum. (sarwono, 2002)

Anus :Apakah anus berlubang atau tidak.

Ekstermitas : Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari,
Tampak edema. Garis telapak kaki tidak ada pada
semua atau sebagian telapak. (doengoes, 2001)

Palpasi :

Kulit :

Kepala : Sutura mudah digerakkan (doengoes, 2001)

Wajah :

Mata :

Telinga :

Hidung :

Mulut :

Leher :

Dada :

Abdomen :

Genetalia :

Anus :

Ekstermitas :

22
Auskultasi :

Dada : Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan


diafragmatik intermiten atau periodic (40-60x/mnt)
(doengoes, 2001)

Perkusi :

3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks
 Reflek refleks masih lemah dan belum sempurna. Refleks tergantung
pada usia gestasi (Doengoes,2001) ,yaitu :
- Rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32
- Kooerdinasi reflex untuk menghisap, menelan, dan bernafas
biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke-32
- Komponen pertama dari reflex moro (ekstensi lateral dari
ekstermitas atas dengan membuka tangan) tampak pada gestasi
minggu ke 28
- Komponen kedua (fleksi anterior dan menangis yang dapat didengar)
tampak pada gestasi minggu ke-32.
 Menurut Wiknjosastro, 2005:
- Reflek Morro : Pada BBLR reflek moro tangan bayi dapat
menggenggam lemah.
- Reflek Rooting : Tidak ada respon pada bayi BBLR untuk
memalingkan muka bila pipi atau bibirnya disentuh.
- Reflek Sucking : Pada BBLR <37 minggu respon menghisap
yang lemah pada BBLR, muntah, batuk, karena premature.
- Reflek Grasping : Respon menggenggam ini berkurang pada
bayi premature karena ada kelainan syaraf di otak.
- Reflek Tonick Neck : Bayi melakukan perubahan posisi bila
kepala di putar ke satu sisi.

23
- Reflek Walking : Kaki akan bergerak keatas dan kebawah
bila sedikit disentuhkan ke permukaan keras.

4. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus BBLR dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan
Hb, golongan darah dan darah secara rutin (Varney, 2007).

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa : NCB/NKB/NLB – KMK/SMK/BMK usia...


(jam/hari) dengan BBLR
Masalah : Masalah yang umumnya muncul pada bayi baru
lahir dengan berat badan lahir rendah adalah
pergerakan kurang dan lemah, sering mengalami
serangan apnoe, reflek hisap lemah (Arief, 2009).
Diagnosa Potensial : Pada kasus bayi BBLR, kemungkinan yang dapat
terjadi adalah asfiksia, gangguan nafas, hipotermia,
hipoglikemia dan masalah pemberian ASI
(Wiknjosastro, 2005)
Masalah Potensial :-
Kebutuhan Segera : Kebutuhan yang diberikan pada bayi dengan
BBLR yaitu dengan menjaga lingkungan nyaman
dan hangat serta pemenuhan nutrisi. (Varney,
2007)

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS / MASALAH POTENSIAL


Langkah ini diambil berdasarkan diagnosis dan masalah aktual yang telah
didefinisikan. Pada langkah ini juga dituntut untuk merumuskan tindakan
antisipasi agar diagnosis/massalah potensial tersebut tidak terjadi.
- Hipotermi

24
- Infeksi
- Ikterus
- Hipoglikemi
- Hiperbilirubinemia
- Sindrom gawat nafas
(Maryunani, 2013)
.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


 Menurut Maryunani, 2013. Kebutuhan tindakan segera bayi dengan
BBLR ialah :
—         Perawatan dalam incubator
—         Perawatan bayi dengan metode kanguru, diselimuti dan diberi topi
kepalanya
—         Pemberian ASI eksklusif
—         Pencegahan infeksi dan personal hygiene
—         Kolaborasi dengan dr. SpA dan tim medis lain
 Menurut Wiknjosastro, 2005
Bila ada kegawatdaruratan maka bidan harus bertindak seera dan
menentukan bentuk kolaborasi dengan Dr. Sp.A yang paling tepat untuk
keselamatan pasien. Antisipasi yang dilakukan adalah hindari kehilangan
panas dengan metode kanguru, periksa bayi dan hitung nafas dalam
semenit, ukur suhu axilla, menganjurkan ibu mulai menyusui bayinya.
Bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gram dirawat dalam incubator
dengan suhu 35ᴼC dan untuk berat badan 2000-2500 gram dengan suhu
34ᴼC dapat diturunkan 1ᴼC per minggu.

V. INTERVENSI

Yang perlu diperhatikan pada perawatan bayi berat badan lahir rendah adalah
pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan, dan siap sedia dengan

25
tabung oksigen. Pada bayi premature makin pendek masa kehamilan, makin
sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi, dan makin tinggi angka
kematian perinatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan,
infeksi, cacat bawaan, dan trauma pada otak.( synopsis obsetri,2004)

1. Tempatkan bayi pada incubator.


Rasional : mempertahankan lingkungan termonetral, membantu mencegah
stress dingin (Hipotermia). ( Doengoes,2001)
2. Pantau system pengaturan suhu dan penyebaran hangat. (ambil
teori dlm bntuk celcius)
Rasional : Hipertermia dapat terjadi akibat peningkatan pada laju metabolisme
sehingga kebutuhan oksigen dan glukosa meningkat, kehilangan air
juga dapat terjadi bila suhu lingkungan yang terlalu tinggi.
(dongoes,2001)
3. Kolaborasi dengan dr.SpA dalam pemberian oksigen.
Rasional : Perbaikan kadar oksigen dan karbon dioksida dapat meningkatkan
fungsi pernafasan. (doengoes,2001)
4. Kolaborasi dengan dr. SpA dalam pemberian nutrisi
Rasional : menentukan metode pemberian makanan yang tepat untuk bayi
(dengoes,2001)
5. Kolaborasi dengan dr.SpA dalam pemberian makanan dengan
selang nasogastik atau orogastrik sebagai pengganti pemberian
makan dengan ASI.
Rasional : menurunkan resiko aspirasi karena perkembangan reflek yang
buruk.(dongoes,2001)
6. Pantau pertumbuhan dengan membuat pengukuran berat badan
setiap hari dan setiap minggu mengukur panjang badan dan lingkar
kepala.
Rasional : pertumbuhan dan peningkatan berat badan adalah kriteria untuk
penentu kebutuhan kalori, untuk menentukan frekuensi pemberian

26
makanan. Pertumbuhan mendorong peningkatan kebutuhan kalori
dan kebutuhan protein. (dongoes,2001)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efesien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.

27
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DI RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANIE

I.  PENGKAJIAN
Hari / Tanggal  : Selasa, 29 Mei 2018
Jam                  : 18.30
No. RMK        : 000529

7. Identitas
a. Identitas klien
Nama : By. Ny. E
Umur/Tanggal lahir : 4 jam / 29 Mei 2018 (14.00)
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal MRS : 29 Mei 2018
Diagnosa medis : BBLR

b. Identitas orang tua


Nama Ayah : Tn. I
Nama Ibu : Ny. A
Usia Ayah / Ibu : 33 tahun / 31 tahun
Pendidikan Ayah / Ibu : SMA / SMA
Pekerjaan Ayah / Ibu :  IRT / Swasta
Agama : Islam / Islam
Suku/ bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Jl. Pangeran Hidayatullah Gang. Buntu
No.13 Rt. 29

28
8. Alasan masuk rumah sakit / keluhan utama
a. Alasan masuk rumah sakit / MRS :
Ibu datang sendiri dengan keluarga berniat melahirkan di rumah sakit.
b. Keluhan utama :
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke 2 pada tanggal 29
Mei 2018, Pukul 14.00 dengan berat badan 2200 gram dan panjang
badan 44 cm.

9. Riwayat kesehatan klien


a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa saat ini ibu tidak mempunyai penyakit
menurun seperti jantung, hipertensi dan diabetes mellitus, serta tidak
mempunyai penyakit menular seperti asma atau TBC, hepatitis dan
HIV/AIDS.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
 Riwayat kehamilan dan kelahiran
- Riwayat antenatal :
Trimester I : Ibu mengatakan saat hamil ibu mengeluh mual
dan muntah
Trimester II : Ibu mengatakan ibu kurang nafsu makan
Trimester III : Ibu mengatakan mengeluh nyeri perut bagian
bawah.
- Riwayat intranatal :
Ibu melahirkan di RSUD. A.W. Sjahranie ditolong oleh
bidan, jenis persalinan spontan, jumlah perdarahan ±400cc
tidak ada komplikasi dalam persalinan
- Riwayat postnatal :
Perdarahan setelah persalinan ±100cc
- Riwayat imunisasi :
Bayi telah mendapatkan Vit.K .
 Riwayat alergi :

29
Ibu mengatakan ibu tidak memiliki riwayat alergi apapun obat
atau makanan.
 Riwayat penyakit yang pernah diderita :
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit seperti asma,
TBC, hepatitis, hipertensi, diabetes mellitus, epilepsy, HIV/AIDS,
penyakit jantung ataupun penyakit ginjal.
 Riwayat operasi :
Ibu tidak pernah menjalani operasi apapun
 Riwayat tumbuh kembang : -

10. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan baik dari pihak dirinya maupun dari pihak suaminya tidak
ada yang mempunyai riwayat penyakit menurun seperti jantung, hipertensi
dan diabetes mellitus, serta tidak mempunyai riwayat penyakit menular
seperti asma atau TBC, hepatitis dan HIV/AIDS.

11. Pola Fungsional Kesehatan


Kebutuhan Dasar Keterangan

Pola Nutrisi Bayi diberi ASI sekitar 3 jam setelah lahir


sebanyak 50-60 cc/kg BB/ hari

Pola Eliminasi Bayi BAB 1x dan BAK 2x

Pola Istirahat Setiap waktu bayi tidur, bangun saat BAB


dan BAK atau saat lapar

Pola Personal Hygiene Bayi dibersihkan dengan menggunakan


waslap, tali pusat masih basah, pakaian bayi
diganti tiap kali basah dan sudah mengganti
popok 1x
Pola Aktivitas Bayi selalu tidur dan menangis lemah saat
lapar, BAB dan BAK

12. Riwayat Psikososiokultural Spiritual

30
a. Komposisi fungsi dan hubungan keluarga (genogram)
Anak diasuh oleh ibu dan ayah, ibu mengatakan bahwa hubungan ibu
dan keluarga terjalin dengan baik.
b. Keadaan lingkungan rumah dan sekitar
keluarga bayi tinggal di lingkungan yang bersih dan aman
c. Kultur dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
Tidak ada pantangan terhadap makanan dan jika ada keluarga yang
sakit selalu dibawa ke petugas kesehatan.

O
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Tanda Vital :
- Tekanan darah :-
- Nadi : 144 x/menit
- Pernafasan : 46 x/menit
- Suhu : 36,4C
Antropometri
- Tinggi badan : 44 cm
- Berat badan : 2200 gram
- LILA : 10 cm
 Lingkar kepala : 30 cm
 Lingkar dada : 28 cm.

5. Pemeriksaan Fisik
Kulit : keriput, warna merah muda, terdapat rambut halus
pada seluruh tubuh.
Kepala : Normal, rambut tipis halus, bentuk mesocephal, tidak
ada cephal hematoma atau caput succedaneum, Sutura
mudah digerakkan

Wajah : Bersih, warna merah dan simetris

31
Mata : Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada kotoran,
konjungtiva warna merah muda, sclera putih, terdapat
edema pada palpebra.
Telinga : Simetris, tulang rawan telinga belum terbentuk
sempurna, konsentrasi telinga lunak.

Hidung : Simetris, hidung pendek mencuat, batang hidung


cekung.

Mulut : bibir atas tipis warna merah muda, mukosa basah,


tidak ada kelainan labioskisis atau labiopalatoskisis,
dagu maju.

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Dada : Simetris, tidak ada retraksi saat nafas, pernafasan


dangkal, tidak teratur, putting susu belum terbentuk,
jantung tidak bising, tidak ada suara tambahan.

Abdomen : Abdomen agak gendut, Tali pusat tebal dan segar

Genetalia : Labia mayora belum menutupi labia minora, klitoris


menonjol.

Anus : Berlubang (+)

Ekstermitas : Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari,
Tampak edema. Garis telapak kaki ada pada sebagian
telapak.

6. Pemeriksaan Neurologis/Refleks
7. Reflek Morro : Tangan bayi dapat menggenggam lemah.
8. Reflek Rooting : Tidak ada respon untuk memalingkan muka bila
pipi atau bibirnya disentuh.

32
9. Reflek Sucking : Respon menghisap yang lemah
10. Reflek Grasping : jari jari kaki bayi melekuk ke bawah bila jari
diletakkan di dasar jari jari kakinya.
11. Reflek Tonick Neck : Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala di
putar ke satu sisi.
12. Reflek Walking : Kaki akan bergerak keatas dan kebawah bila
sedikit disentuhkan ke permukaan keras.

13. Pemeriksaan Penunjang


Hb : 11,7 gr%

Diagnosa : NKB-KMK usia 4 jam dengan BBLR


Masalah : Pergerakan lemah, reflek hisap lemah
Diagnosa Potensial : Asfiksia, gangguan nafas, hipotermia dan hipoglikemia
Masalah Potensial :-
Kebutuhan Segera : Hindari kehilangan panas dengan metode kanguru,
menganjurkan ibu mulai menyusui bayiny, masukkan bayi
kedalam incubator dengan suhu 34ᴼC.

Tanggal Penatalaksanaan Paraf

29 Mei 2018 1. Mencegah infeksi dengan mencuci


tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
E: Sudah dilakukan pencegahan infeksi dengan
mencuci tangan sebelum dan sesudah
memegang bayi.

2. Menjaga kehangatan bayi dengan


cara mengganti baju yang basah dengan
pakaian yang bersih dan kering lalu
membedong bayi dan tetap memasukkan dalam
incubator dengan suhu 34C.
E: Sudah dilakukan menjaga kehangatan bayi

33
dengan cara mengganti baju yang basah
dengan pakaian yang bersih dan kering lalu
membedong bayi dan tetap memasukkan dalam
incubator dengan suhu 34C.

3. Mengobservasi KU dan TTV tiap 6


jam.
E: Keadaan umum lemah, N: 144x/menit, R:
46x/menit, T: 36,4C

4. Mengobservasi BAB dan BAK tiap


2 jam.
E: Bayi sudah BAB 1x dengan konsistensi
hijau kehitaman dan BAK 2x dengan
konsistensi kuning jernih

5. Memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu


ASI 5-10 cc tiap 3 jam sekali dengan
menggunakan dot.
E: Bayi sudah diberikan ASI 5 cc dengan
menggunakan dot.

6. Melakukan kolaborasi dengan dokter


spesialis anak untuk mendapatkan terapi.
E: Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter,
didapatkan terapi O2 3 liter per menit.

7. Memberikan KIE kepada ibu tentang


betapa pentingnya ASI dan menganjurkan
untuk tetap memberikan ASI secara terus-
menerus dengan memompa ASInya serta
mengajarkan kepada ibu untuk makan-
makanan yang bergizi.
E: Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.

8. Memberikan KIE kepada ibu tentang


Kangoroo Mother Care (KMC) tujuannya agar
bayi lebih hangat, berat badan lebih cepat naik,
daya tahan tubuh bayi meningkat, dll
E: Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.

9. Melakukan dokumentasi
E: Dokumentasi teah dilakukan

34
35
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Bertahun-tahun lamanya bayi baru lahir berat badannya kurang
atau sama dengan 2.500 gram disebut bayi premature. Pembagian menurut
berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Lama-kelamaan
mortalitas neonates tidak hanya bergantung pada berat badannya, tetapi
juga pada maturitas bayi itu.

Setelah membaca asuhan kebidanan ini semua pembaca diharapkan


memahami mengenai apa itu bayi BBLR dan mengetahui tanda-tandanya
agar dapat bertindak secara tepat dan diharapkan kepada mahasiswa
mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.

1.2 Saran 
Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
bagi para pembaca.

36

Anda mungkin juga menyukai