Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

”MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK BABI


DI PT AC PICK FAMS DESA NOELBAKI
KECAMATAN KUPANG TENGAH
KABUPATEN KUPANG”

Disusun oleh:

Maria Margaretha Sea 1805030333


Sesilia Petronela Panca 1805030164
Elisa Herminingsi More 1805030273
Pasifikus Alfiano Nuwa 1805030326
Yanuarius Bisa 1805030266

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

            Yang bertanda tangan dibawah ini menyetujui rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana,
sebagaimana tersebut di bawah ini :
Nama kegiatan            : Praktek Kerja Lapangan
Tempat                        : Perusahaan AC Pick Fams
Alamat                        : RT 04, RW 02, Desa Noelbaki, Kec. Kupang Tengah, Kab.
Kupang.
Pelaksanaan    : 01 Agustus – 01 September 2021
Peserta                         :   1. Maria Margaretha Sea 1805030333
2. Sesilia Petronela Panca 1805030164
3. Elisa Herminingsi More 1805030273
4. Pasifikus Alfiano Nuwa 1805030326
5. Yanuarius Bisa 1805030266

Kupang, 28 Juni 2021

Mengetahui, Menyetujui,
a.n Dekan Fapet Undana Dosen pembimbing PKL
Ketua program studi peternakan

Dr. Ir. Edi Djoko Sulistijo,MP Prof. Dr. Ir. Wilmientje M. Nalley, MS
Nip :196504141989031002 Nip : 19600825 198503 2 001
2.4 Manajemen Kesehatan Ternak

2.4.1 Penyakit Babi

Penyakit pada ternak babi umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, dan
parasit. Selain dari organisme pembawa penyakit, manajemen pemeliharaan yang
kurang baik turut berpengaruh pada kesehatan ternak babi. Memiliki pengetahuan
tentang penyakit yang lazim atau penyakit yang sering muncul pada ternak babi akan
sangat membantu dalam mengambil tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit
(Sihombing, 2006).
Penyakit- penyakit yang menyerang ternak bisa disebabkan oleh berbagai hal , antara
lain berasal dari ternak ataupun dari luar seperti serangan virus dan bakteri. Untuk
dapat berhasil dalam berternak babi, perlu upaya mengendalikan penyakit yang sering
muncul dalam peternakan (Subronto dan Tjahajati, 2001).
Menurut Dharma dan Putra (1997), terjadinya suatu penyakit dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang sangat kompleks. Secara umum terdapat tiga faktor yang saling
berkaitan, yaitu agen penyakit, hospes dan lingkungan, yang sering disebut sebagai
segitiga epidemiologi

2.4.2 Jenis-jenis penyakit yang sering menyerang ternak babi

1. Anemia ( penyakit kekurangandarah)


Penyakit ini banyak dialami oleh babi kecil, sekitar 3 minggu.
Penyebab:
1. Biasanya kekurangan zat besi dan tembaga, dimana babi tak ada
kesempatan mendapatkan tambahan mineral dari dalam tanah;
2. Babi induk air susunya hanya sedikit mengandung zat besi.
Pencegahan dan Pengobatan:
1. Babi bunting diberi makanan tambahan mineral yang banyak
mengandung zat besi dan tembaga;
2. Anak babi bisa diberi zat besi dan tembaga dengan jalan injeksi:
misalnya pigdex, dengan dosis: untuk anak babi umur 2 - 4 hari
1cc / ekor (tindakan pencegahan), umur 5 - 28 hari 1-2 cc / ekor
dengan cara injeksi intramuscular dibagian pantat (untuk tindakan
penyembuhan).

2. Agalaktia
Penyakit ini adalah penyakit babi yang baru melahirkan dimana
mengalami kegagalan mengeluarkan air susu.
Penyebab:
1. Oleh Eshericho coli
2. Karena keracunan didalam usus akibat kontaminasi (tak biasa buang
kotoran), yang kemudian terus diikuti dengan hilangnya nabsu makan dan
kadang-kadang panas guna mengatasi konstipasi bisa diberi obat peluncur,
misalnya: garam inggris
3. Akibat peradangan pada uterus (metritis). Ternak yang bersangkutan sakit
kehilangan nabsu makan temperatur tubuh naik: 106° F yang normal 102°
F – 103°F. Dari vulva keluar cairan yang berwarna kemerahan atau
kekuningan. Peradangan uterus ini biasanya diikuti peradangan ambing
(mastitis) mengakibatkan kegagalan air susu (Agalactia), maka penyakit
ini juga disebut MMA Complek (Mastitis Metritis Agalactia Complek).
Pencegahan dan Pengobatan:
1. Makanan baik, dan kebersihan harus terjamin
2. Untuk menghindarkan konstipasi, babi bisa diberi obat peluncur, atau
cairan gula (gula tebu) 6-10%, pada ransum, garam inggris.
3. Pengobatan dengan injeksi antibiotik (penicilin, penstrep, terramycin,
sulmet)

3. Scours (mencret)
Scours adalah gejala penyakit enteritis yang ditandai adanya
peradangan usus, scours/ banyak menyerang anak babi atau babi-babi muda.
Penyebab:
Untuk mengetahui penyebab dan gejalanya secara khusus sangat sulit,
karena sebenarnya scour itu ada berbagai tipe yang masing - masing
penyebabnya tak sama. Akan tetapi perlu diketahui bahwa yang mempercepat
scours atau enteritis ini adalah karena sanitasi kurang diperhatikan,
kelembaban udara, kedinginan, alas kandang kurang, makanan yang tak
memenuhi syarat, kurang zat besi (anemia), stress.
Pencegahan dan pengobatan:
1. Menjaga kebersihan kandang dengan menggunakan desinfektan (lysol,
creolin) untuk menyemprot dan kandang selalu kering.
2. Terhadap anak babi, hendaknya selalu diberi alas lantai dari rumput,
brambut, serbuk gergaji, dsb, yang selalu diganti agar mereka tetap hangat
dan bersih.
3. Makanan diberi TM 10 dengan dosis 5-10 gram per 100 kg ransum, atau
Aureomycin
4. Pengobatan dengan:
a. Sulmet injeksi; Aureomycin Soluble Powder pada air minum.
b. Aureomycin selama 15 hari ( dosis biasanya ada petunjuk dari
perusahaan)
c. Antibiotic lainnya (Penstrep, Penisilin, Terramycin, Sul-Q-Nox,
Noxal)

4. Brucellosis (keguguran menular)


Pada babi penyakit ini kronis atau subkronis yang diserang alat
produksi (uterus,ambing,testes)
Penyebab:
Bakteri Brusella Suis
Pencegahan dan Pengobatan:
1. Sanitasi
2. Belilah bibit yang bebas dari penyakit Brucellosis
3. Vaksinasi
4. Obat belum diketemukan

5. Pnemunia (penyakit radang paru-paru)


Pneumonia adalah suatu penyakit yang menyerang semua ternak
termasuk ternak babi bila tanpa pengobatan 50-70% akanmati.
Penyebab:
Mikroorganisme, Virus, cacing paru-paru (lungworms
Pencegahan dan pengobatan:
1. Pemeliharaan yang baik terutama kebersihan didalam kandang dan
sekelilingnya.
2. Ternak babi yang sakit ditempatkan di tempat yang bersih, dan tak
berangin
3. Makanan yang mudah dicerna dan diberi Aureomycin atau TM 10,
guna mencegah infeksi pada saat stress
4. Pengobatan dengan terramycin atau sulmet injeksi; agribon
(mengandung sulfadimethoxine, vitamin A dan K)

6. Scabies (Kudis)
Penyakit ini mudah berjangkit atau menular pada babi muda ataupun babi
yang  kekurangan zat-zat makanan yang diperlukan.
Penyebab:
     Semacam kutu kecil, yang tak terlihat oleh mata.
Pencegahan dan Pengobatan:
1. Ternak yang sakit harus diisolasi, supaya tak menular kepada yang
lain.
2. Kandang harus dibersihkan, disemprot atau didesinfektan dengan
lysol, kreolin, dan lain - lain. Sebab walaupun babi yang sakit diobati,
apabila kandang masih kotor atau pada dinding masih banyak kutu-
kutunya, maka pengobatan tersebut kurang menguntungkan.
3. Pengobatan dengan Scabisix, dilumaskan pada kulit dan diulangi
sampai sembuh. Dosis 10cc Scabisix dicampur 1 liter air (30 hari
sebelum dipotong tak boleh dipakai).
4. Pengobatan dengan wormectin, diinjeksi/ disuntik secara subcutan
( dibawah kulit ) dengan dosis 0,5 cc per 10 kg berat badan.
 
.

7. Penyakit kuku atau mulut (apthaeepizooticcae=AE)


Penyakit ini mudah menyerang pada babi dan kambing.
Penyebab:
Virus (cepat menular)
Pencegahan dan pengobatan:
1. Semua kandang beserta peralatannya harus selalu bersih, didesinfektir
(cairan caustic soda 2%)
2. Ternak yang mati akibat AE harus ditanam
3. Vaksinasi setahun sekali
4. Obat antibiotic (penicilin powder); obat khusus belum diketahui.

2.4.3 Pencegahan Dan Penanggulangan


Melaksanakan upaya pencegahan penyakit adalah lebih baik daripada
membiarkan ternak sakit baru mengobatinya, karena apabila sampai babi yang
dipelihara mengalami sakit, peternak akan rugi tenaga, waktu dan biaya
(Atiyah, 2001).
Pengendalian penyakit pada ternak babi didasarkan pada pengujian dan
pemisahan serta pengafkiran ternak yang terinfeksi (Sihombing, 2006).
Menurut Tarmudji dkk (1988), upaya-upaya pencegahan penyakit secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Babi yang dipelihara hendaknya berasal dari kelompok babi yang sehat,
tidak pernah terjangkit suatu penyakit;
2. Kandang selalu dibersihkan setiap pagi, sebaiknya sebelum makan
diberikan;
3. Kandang tidak becek;
4. Jumlah ternak babi dalam kandang harus sesuai dengan luas kandang;
5. Ransum setiap hari diberikan dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan
kebutuhan ternak babi;
6. Berikan obat cacing dan pencegahan penyakit/vaksin secara teratur;
7. Bila ada kelainan segera hubungi petugas peternakan.

Anda mungkin juga menyukai