Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
1.4 Manfaat..................................................................................................................................1
BAB II....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................................3
2.1 Pengertian dan Sejarah Baby Care..........................................................................................3
2.2 Penyakit yang sering di alami oleh bayi.................................................................................3
2.3 Struktur Kulit Bayi.................................................................................................................5
2.4 Produk Baby Care...................................................................................................................7
2.4.1 Baby Oil.........................................................................................................................7
2.4.2 Baby Cream and Lotion................................................................................................11
2.4.3 Baby Powder................................................................................................................11
2.4.4 Baby Soap.....................................................................................................................13
BAB III................................................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................17

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Miliaria atau biang keringan......................................................................................3


Gambar 2 Seborrhea pada bayi...................................................................................................4
Gambar 3 intertrigo atau ruam merah pada leher bayi...............................................................4
Gambar 4 cradle cap pada bayi...................................................................................................5
Gambar 5 Bintil putih kecil atau Milia pada daerah sekitar hidung...........................................5
Gambar 6 Struktur kulit bayi (Visscher, Marty, dkk, 2015).......................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produk baby care sangatlah banyak beredar di pasaran. Dengan formulasi yang
sesuai produk baby care dapat disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Hal ini dikarenakan
kulit bayi sangat sensitif terhadap bahan-bahan kimia. Kulit bayi membutuhkan
perlakuan khusus agar tidak terjadi iritasi dan beberapa gangguan penyakit kulit pada
bayi. Oleh karena itu formulasi yang sesuai sangat dibutuhkan dalam produksi macam-
macam produk baby care.
Dilihat dari perkembangannya produk-produk baby care merupakan produk yang
mulai banyak ditemui di pasara. Beberapa produk dapat berupa baby oil, baby cream
and lotion, baby powder dan baby soap. Dengan adanya produk- produk tersebut dapat
memudahkan konsumen dalam pemilihan produk yang sesuai dengan struktur kulit bayi
tanpa dikhawatirkan terjadi iritasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan baby care dan bagaimana sejarahnya?
2. Apa saja penyakit yang biasa diderita oleh bayi akibat salah perawatan?
3. Bagaimana struktur dari kulit bayi?
4. Apa saja produk baby care dan sebutkan contohnya?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah baby care.
2. Untuk mengetahui penyakit yang biasa diderita oleh bayi akibat salah perawatan.
3. Untuk mengetahui struktur kulit bayi.
4. Untuk mengetahui macam-macam produk baby care dan contoh-contohnya.

1.4 Manfaat
1. Pembaca dapat memahami pengertian dan sejarah baby care
2. Pembaca dapat mengetahui formulasi dari produk baby care
1
3. Pembaca dapat mengetahui macam-macam produk baby care di pasaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Baby Care

Baby care adalah produk yang di tujukan untuk bayi dan anak di bawah usia 3 tahun.
Produk produk bayi secara khusus diformulasikan menjadi ringan dan tidak menyebabkan
iritasi serta menggunakan bahan-bahan yang terpilih sesuai dengan kulit bayi. Selama 1 abad
yang lalu, produk-produk kebersihan bayi telah banyak ditemui oleh para ahli obat Amerika.
Bedak bayi dipasarkan oleh Johnson & Johnson pada tahun 1894 dan Mennen pada tahun
1898. Kemudian produk bayi berkembang menjadi beberapa produk yaitu sampo bayi,
minyak, lotion, dan krim. Tujuan dari pemasaran produk baby care antara lain untuk
mengatasi kebutuhan bayi tertentu, terutama kebutuhan untuk membersihkan kulit yang
lembut tanpa menyebabkan iritasi, untuk mencegah iritasi kulit yang disebabkan oleh
kelembaban, dan untuk mengobati ruam popok.

2.2 Penyakit yang sering di alami oleh bayi

1. Miliaria (biang keringat)

Miliaria atau biang keringat di sebabkan oleh pakaian yang ketat, udara yang panas, cuaca
lembab serta aktifitas yang dapat memicu ruam kemerahan biang keringat. Miliaria biasanya
terjadi pada pantat, wajah, leher serta punggung bayi. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa
rasa gatal pada bagian tertentu dengan gelembung-gelembung kecil berisi air.

Gambar 1 Miliaria atau biang keringan


3
2. Seborrhea
Seborrhea merupakan peradangan kulit bagian atas yang dapat menyebabkan muncul
sisik pada kulit. Penyakit ini paling sering menyerang bayi yang berusia 6 bulan
kebawah. Gejala penyakit ini dapat berupa munculnya ketombe, bersisik kuning.

Gambar 2 Seborrhea pada bayi

3. Intertrigo
Intertrigo merupakan sebuah ruam merah yang paling sering terjadi pada bagian lipatan
tubuh seperti leher. Penyebab penyakit ini biasanya di sebabkan oleh suhu, gesekan
pada kulit bayi dan kulit bayi yang terlalu lembab.

Gambar 3 intertrigo atau ruam merah pada leher bayi

4. Cradle cap
Cradle cap merupakan sebuah kondisi penyakit kulit yang terjadi pada bagian kulit
kepala bayi. Penyakit ini paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir dan beberapa
juga bisa terjadi pada bayi yang sudah berumur beberapa bulan. Kondisi ini disebabkan
karena kelenjar minyak pada bagian kulit kepala memproduksi minyak berlebihan
sehingga menyebabkan kerak putih atau sebum.

4
Gambar 4 cradle cap pada bayi

5. Milia
Milia merupakan bintik putih kecil yang sering terjadi pada bayi. Bintik putih dan kecil
ini terlihat seperti menghambat saluran pori-pori kulit bayi sehingga bayi menjadi tidak
nyaman. Milia merupakan kista kecil yang berisi keratin, yaitu sebuah protein yang
dihasilkan oleh kulit. Milia paling seringterjadipadabagian kelopak mata, pipi dan
bagiantubuh yang mudah terlihat.

Gambar 5 Bintil putih kecil atau Milia pada daerah sekitar hidung

2.3 Struktur Kulit Bayi

Bayi (dari kata Latin infans, yang berarti "tidak dapat berbicara" atau "tidak bisa
bicara") biasanya didefinisikan sebagai periode menyusui yang meliputi tahun pertama setelah
kelahiran dan dianggap identik dengan bayi. Namun istilah ini dapat diterapkan pada anak-
anak hingga usia 2 tahun (John Wiley,dkk, 2010). Kulit bayi terus matang selama tahun-tahun
5
pertama kehidupan, penting bahwa produk perawatan kulit (misalnya, pembersih dan
emolien) diformulasikan dengan tepat. Idealnya, produk yang digunakan pada bayi tidak
boleh mengganggu pH permukaan kulit atau mengganggu sawar kulit.

Kulit bayi terdiri dari tiga lapisan utama,yaitu subkutan, viable epidermis, dermis, dan
sel-sel khusus di dalamnya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Subkutan adalah bagian
kulit yang kontak langsung dengan lingkungan dan merupakan barier utama untuk
penghilangan air dan penetrasi oleh agen asing. Sel Langerhans (antigen menghadirkan
selimun) berfungsi sebagai garis pertahanan pertama jika subkutan ditembusoleh antigen.
Melanosit (sel pigmen) ada di bagian bawah epidermis yang menghasilkan melanin,dimana
bertanggung jawab untuk warna pada bagian kulit yang melekat. Ketika kulit terkena sinar
matahari (radiasi ultraviolet), melanosit diaktifkan dan mengangkut melanin untuk
melindungi sel epidermis yang hidup, melindungi DNA. Kulit gelap (tanning) adalah hasil
dari proses ini. Sistem pigmen juga dipengaruhi oleh iritasi dan peradangan dengan
menghasilkan lebih banyak pigmen (hiperpigmentasi) atau dengan penonaktifan
(mengakibatkan hipopigmentasi). Subkutan terluar sulit ditembus dan memberikan
penghalang untuk kehilangan air cair sementara memungkinkan uap air (transepidermal air)
hilang.Subkutan memiliki sekitar 16 lapisan sel pipih (korneosit), bergabung dengan
molekuler “rivets” yang disebut desmosom di bawah.13,14 Lipid (kolesterol, asam lemak,
ceramida) disekresikan dari tubuh pipih ke dalam ruang di antara korneosit untuk membentuk
struktur "bata (sel) dan mortir (lipid)" reguler. Lipid membentuk struktur bilayer dan
bergantian dengan air di antara selsecarateratur. Epidermis terus membentuk dan mengisi
ulang subkutan sebagai sel terluar yang dilepaskan dari permukaan melalui deskuamasi.
(Visscher, Marty, dkk, 2015)

6
Gambar 6 Struktur kulit bayi (Visscher, Marty, dkk, 2015)

Tabel 1: Perbedaan kulit bayi dan kulit dewasa (Telofski, Lorena, dkk, 2012)

7
2.4 Produk Baby Care
2.4.1 Baby Oil
A. Manfaat Baby Oil
Baby Oil merupakan minyak mineral yang pada umumnya mengandung
lanolin. Baby Oil tidak hanya memberikan manfaat kepada kulit bayi saja, orang
dewasa pun menggunakannya sebagai bahan untuk treatment tertentu. Berikut
manfaat Baby Oil bagi Bayi :
1. Menjaga Kelembapan Kulit Bayi
Baby Oil diteteskan secukupnya ke dalam air mandi bayi untuk mengurangi
efek kering pada kulit bayi saat penggunaan sabun yang berlebihan.
2. Membersihkan Lipatan Kulit Bayi
Baby Oil baik untuk membersihkan bagian tubuh bayi mulai dari telinga,
pusar, lipatan siku, leher dan paha untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit
bayi.
3. Untuk Mengatasi Masalah Kulit Kepala Bayi

8
Beberapa bayi ada yang mengalami permasalahan kulit kering seperti kerak
pada bagian kepala hingga leher, untuk membersihkannya yaitu dengan cara
mengusap dengan air hangat dan dioleskan baby oil dan didiamkan sebentar.
Kemudian dipijat secara perlahan lalu dibersihkan dengan air hangat kembali.
4. Untuk Memijat Bayi
Karena kulit bayi yang sensitif terhadap iritasi, maka untuk treatment ini
digunakan baby oil sebelum dilakukan pemijatan dengan dioleskan lembut
pada kulit bayi secukupnya.
Sedangkan manfaat Baby Oil terhadap orang dewasa adalah sebagai berikut :
1. Dapat Menghapus Riasan Wajah
2. Masker Bibir
3. Sebagai Krim Cukur
4. Sebagai Campuran Saat Berendam
5. Perawatan Kuku
6. Menghaluskan Kulit yang Kasar dan Pecah-Pecah
7. Mengatasi Ujung Rambut yang Kering
8. Melebatkan Alis
9. Memudarkan Strecth Mark
10. Sebagai Bahan Untuk Pemijatan.

B. Formula yang Terkandung Dalam Baby Oil


1. Mineral Oil
Kandungan utama dalam baby oil adalah mineral oil. Minyak jenis ini
berasal dari petroleum yang sebenarnya sangat aman bagi kulit. Wujud dari
minyak jenis ini cerah, tidak memiliki warna dan tidak berbau.
2. Ekstrak Lidah Buaya
Gel lidah buaya yang telah melewati berbagai proses untuk
menghilangkan bahan kimia yang kemungkinan berbahaya dan tidak cocok
untuk kulit bayi menghasilkan ekstrak lidah buaya. Ketika proses tersebut telah
usai, maka yang tersisa adalah kandungan alami dari gel lidah buaya yang
dapat menghaluskan dan melembutkan kulit.
3. Vitamin A

9
Untuk kesehatan kulit pastinya dibutuhkan vitamin A dalam menjaga
kelembaban dari kulit itu sendiri. Maka vitamin A yang terkandung dalam baby
oil dimasukkan dalam bentuk retinol yang banyak digunakan pada krim kulit
yang juga diperuntukkan bagi kulit kering dan bibir pecah-pecah. Ternyata,
bagi orang dewasa sendiri dalam pemberian vitamin A berbentuk retinol
mampu mengatasi jerawat pada kulit dan mempercepat proses pengeringan
jerawat jika dilakukan pemakaian secara teratur. Pada bayi, jika digunakan
secara teratur akan membuat kulit bayi tetap lembab dan lembut.
4. Madu
Dari berbagai baby oil yang dijual di pasaran, baby oil yang bagus
mengandung madu yang sudah di proses. Walaupun jumlahnya tidak terlalu
banyak dan digunakan hanya pada kulit bayi menjadikan kandungan madu
tidak berbahaya bagi kulit bayi. Sebalikanya, kandungan madu dapat menjadi
antiseptic bagi kulit bayi.
5. Minyak Tambahan
Setelah membahas beberapa kandungan umum yang terdapat dalam baby
oil, terdapat beberapa baby oil yang memiliki beberapa kandungan tambahan.
Contohnya adalah tambahan kandungan minyak kelapa, minyak zaitun atau
minyak jojoba.
6. Tocopheryl Asetat
Beberapa jenis produk Baby Oil mengandung bahan Tocopheryl
Asetat. Bahan ini sejenis vitamin E yang digunakansebagai moisturizer dan
anti oksidan yang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dari paparan
sinar UV, memberikan kelembaban pada kulit secara terus menerus dan
mengurangi kehilangan air.
7. Parfum

Parfum yang sering digunakan pada produk Baby Oil merupakan soft
baby fragrance untuk memberikan wangi khas bayi yang lembut. Kadar
parfum pada Baby Oil juga dibatasi mengingat kulit bayi merupakan kulit yang
paling sensitif.

C. Contoh Produk Baby Oil dan Gambar

10
Johnson’s Baby Oil homebrand Baby Oil

Cussons Baby Oil Pigeon Baby Oil

Himalaya Baby Oil

Mitu Baby Oil

11
2.4.2 Baby Cream and Lotion
Baby cream cenderung lebih kental dibanding Baby Lotion, dan tidak
mengandung minyak. Berfungsi sebagai menghambat terjadinya kekeringan pada kulit
(terutama kulit kering pada bayi). Membantu mencegah kekeringan kulit lebih lanjut.
Mengurangi gesekan dan pengelupasan kulit. Melembutkan dan melembabkan kulit.
Pada umumnya, Baby cream digunakan untuk area kulit yang kering.
Baby cream mengandung Zinc Oxide, zat pelindung yang lembut, Allantoin
yang melindungi kulit dan anti iritasi dan Witch Hazel Extract untuk mengurangi gatal
dan iritasi. Contoh produk Baby Cream.

Baby Lotion cenderung lebih encer dibandingkan dengan Baby Cream,


sehingga dapat dengan cepat menyerap ke kulit bayi. Baby Lotion lebih encer karena
mengandung jumlah air yang lebih banyak dibanding kandungan minyaknya.
Berfungsi sebagai melebutkan dan melembabkan kulit, membantu mencegah
kekeringan kulit.
Pada Baby Lotion, kombinasi Milk untuk menyehatkan kulit bayi dan
Chamomile untuk menjaga kenyamanan kulit bayi.

2.4.3 Baby Powder


1. Kegunaan

12
Untuk bayi, baby powder atau bedak bayi bermanfaat untuk menjaga kulit bayi
dari kelembapan. Bahan tambahan berupa pewangi dalam bedak bayi bisa
membuat kulit bayi terasa harum. Saat udara terasa panas, bedak dapat membuat
bayi merasa sejuk dan nyaman karena pada dasarnya, bedak bayi berfungsi sebagai
pencegah timbulnya biang keringat pada kulit bayi.
Selain sebagai penyerap keringat, bedak bayi juga dapat bekerja sebagai
pelicin pada kulit ketika bayi aktif bergerak sehingga bisa mengurangi risiko
terjadinya lecet akibat gesekan.
Bedak bayi sangat disarankan digunakan pada bagian-bagian tubuh dari bayi
yang mudah berkeringat seperti lipatan lengan, leher, ketiak, atau pangkal paha.
Namun, hindari pemakaian bedak bayi untuk daerah vital seperti kelamin.
Khususnya untuk bayi perempuan agar tidak terjadi infeksi akibat partikel-partikel
dari bedak yang masuk ke kelamin tersebut.
Penggunaan bedak bayi sebagai penyerap keringat memang bertujuan untuk
menghindari iritasi pada kulit. Namun, perlu diperhatikan juga jumlah yang
dipakaikan. Pemakaian bedak bayi tidak perlu berlebihan. Bedak bayi cukup
digunakan tipis dan tidak terlihat tebal di kulitnya agar bedak tersebut nantinya
tidak menggumpal akibat keringat yang dihasilkan oleh tubuh bayi. Kulit bayi
masih sangat sensitif, sehingga memberikan bedak terlalu berlebihan hanya akan
membuat sirkulasi udara di area tersebut menjadi tertutup. Penggunaan bedak bayi
juga tidak disarankan untuk kulit bayi yang terluka karena dapat menimbulkan
reaksi granuloma atau peradangan.
Sebagian besar bedak bayi yang beredar di pasaran adalah bedak tabur. Bedak
tabur sebenarnya sangat beresiko masuk ke paru-paru bayi dan menimbulkan
permasalahan bagi pernafasannya. Hal ini dikarenakan wujud bedak tabur yang tak
lain adalah serbuk super halus, serbuk yang sangat mungkin terhirup oleh bayi.
Selain itu, bedak bayi yang baik adalah bedak bayi yang tidak mengandung talc.
Salah satu jenis mineral ini telah melalui proses penggilingan hingga menjadi
butiran halus. Hal yang membuat talc dianggap berbahaya adalah bahan
pembuatnya, seperti magnesium, silikon, dan juga oksigen yang jika dihirup dan
menumpuk pada saluran paru-paru bayi, dapat berisiko menimbulkan gangguan
pernapasan seperti pneumonia. Bedak bayi yang baik adalah bedak bayi yang
terbuat dari cornstarch (bahan organik seperti jagung, beras, atau gandum).

13
Pada beberapa produk bedak bayi terdapat istilah hipoalergenik. Produk
hipoalergenik merupakan produk-produk yang dibuat menggunakan bahan baku
yang seminimal mungkin dapat menimbulkan alergi. Walaupun dibuat dari bahan
baku dengan resiko kecil dari alergi tetapi bukan berarti produk hipoalergenik
bebas 100% dari alergi.
2. Contoh Produk

3. Komposisi
- Produk My Baby
Talc, chamomilla recutita (chamomile) oil, parfum (fragrance).
- Produk Cussons Baby
Talc, parfume, hydrolyzed milk protein, olea europea (olive) oil, anthemis nobilis
(chamomile) flower oil.
- Produk Mitu Baby
Talcum Powder, Zinc Oxide, Fragrance, Chamomilla Recutita Flower Extract.
- Produk Zwitsal
Talc, Zea mays (corn) starch, glycerrin, citric acid, ethylparaben, water, zinc
oxide, hydrated silica, liquid paraffin, perfume.
- Produk Pigeon
Talc, Zinc Oxide, Fragrance, Macadamia Ternifolia Seed Oil, Glycine Soja Oil,
Persea Gratissima Oil, Simmondsis Chinesis Seed Oil, Bisabolol,
Phenoxyenthanol,Isobornyl Acetate, Triticum Vulgare Bran Extract, Calendula
Officianalis Flower Extract, Chamomile Recutita Flower Extract, Fucus
Vesiculosus Extract, BHT, Linoleic Acid, Tocopherol.
2.4.4 Baby Soap
Sabun, dalam istilah umum, didefinisikan sebagai garam alkali dari asam
lemak rantai panjang. Ketika lemak atau minyak disaponifikasi, garam natrium atau

14
kalium yang terbentuk dari asam lemak rantai panjang disebut sabun. Istilah 'sabun'
mengacu pada sekelompok asam karboksilat rantai panjang yang dinetralisasi yang
dihasilkan dari dua bahan utama: alkali dan trigliserida (lemak atau minyak). Panjang
rantai kelompok alifatik biasanya antara 7 dan 21 karbon dengan satu karbon
karboksilat, menghasilkan molekul yang mengandung 8 hingga 22 karbon. Kation
yang terkait dengan kelompok kepala karboksilat umumnya terdiri dari natrium,
kalium, atau magnesium. (Barel, AO. 2006)
Kedua ujung sabun memiliki polaritas yang berbeda di mana ujung rantai
karbon panjang bersifat nonpolar dan hidrofobik sedangkan ujung karboksilat garam
bersifat ionik dan hidrofilik. Ketika sabun digunakan untuk membersihkan lemak atau
kotoran, ujung nonpolar dari molekul sabun melarutkan lemak dan minyak nonpolar
yang menyertai kotoran. Ujung garam yang mengandung air (hidrofilik) dari molekul-
molekul sabun membentang di luar di mana mereka dapat dilarutkan dalam air.
Molekul-molekul sabun yang melapisi minyak atau lemak, membentuk gugusan yang
disebut misel. Ujung-ujung hidrofilik dari molekul-molekul sabun memberikan
polaritas pada misel, dan dengan demikian dapat mengemulsikannya dalam air.
Akibatnya, gumpalan kecil minyak dan lemak yang dilapisi dengan molekul sabun
ditarik ke lapisan air dan dapat dibilas. (Barel, AO. 2006)
Kulit bayi lebih tipis, halus, dan sensitif dibandingkan dengan kulit orang
dewasa. Oleh karena itu, kulit bayi perlu dirawat secara khusus, terutama pada setahun
pertama perlu mendapatkan perawatan dan perhatian ekstra. Kulit bayi cenderung
mudah kering karena kulit bayi belum menghasilkan cukup minyak, sehingga produk
perawatan yang tepat adalah yang menjaga kelembapan kulit bayi. Saat ini banyak
tersedia sabun bayi dalam bentuk cair maupun padat dengan keharuman yang lembut
dan bahan-bahan yang alami. Sabun bayi banyak mengandung lemak, baunya lembut,
dan tidak berwarna. Sabun bayi terasa lebih lunak karena alkalinya lemah (zat kimia
yang bersifat basa dan berfungsi menetralkan tingkat keasaman kulit). Pilih sabun
dengan pH atau kadar keasaman yang sama dengan pH kulit bayi (4,5-5). Jika pH
sabun melebihi dari batas tersebut, kulit bayi akan menjadi kasar dan bersisik.
(Galenia MCC 2014)
Sabun bayi dibuat dengan formulasi khusus untuk kulitnya yang masih sensitif.
Sabun bayi dalam bentuk cair biasanya mengandung moisturizer yang lebih banyak
dibandingkan dengan sabun padat. Selain itu, penggunaannya juga lebih praktis.

15
Namun, pada sebagian bayi, kandungan pewangi dan pewarnanya dapat menimbulkan
alergi. Untuk menghindari alergi, pilihlah sabun bayi yang telah teruji klinis (tested
hypo-allergenic) sehingga aman untuk kulit bayi yang sensitif. Selain itu dapat dipilih
sabun cair yang mengandung protein susu atau madu untuk menjaga kulit bayi tetap
halus dan tampak segar. Minyak zaitun (olive oil), coconut, dan palm oil dapat
menjaga kelembutan kulit bayi. Sabun yang mengandung lidah buaya (Aloe vera)
dapat membuat kulit halus. Ada pula sabun bayi yang telah ditambah ekstrak vitamin
E, C, dan B untuk menutrisi kulit atau untuk mengurangi iritasi pada kulit. Pastikan
juga bahwa sabun bayi yang akan digunakan tidak mengandung SLS (sodium laurel
sulfate). Bahan kimia ini dapat menyebabkan radang pada kulit bayi. (Galenia MCC
2014)
Contoh sabun bayi yang ada di pasaran:

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kulit bayi terdiri dari tiga lapisan utama,yaitu subkutan, viable epidermis,
dermis, dan sel-sel khusus di dalamnya. Subkutan adalah bagian kulit yang kontak
langsung dengan lingkungan dan merupakan barier utama untuk penghilangan air dan
penetrasi oleh agen asing. Sel Langerhans (antigen menghadirkan selimun) berfungsi
sebagai garis pertahanan pertama jika subkutan ditembusoleh antigen. Melanosit (sel
pigmen) ada di bagian bawah epidermis yang menghasilkan melanin,dimana
bertanggung jawab untuk warna pada bagian kulit yang melekat. Ketika kulit terkena
sinar matahari (radiasi ultraviolet), melanosit diaktifkan dan mengangkut melanin
untuk melindungi sel epidermis yang hidup, melindungi DNA.
Baby care adalah produk yang di tujukan untuk bayi dan anak di bawah usia 3
tahun. Produk produk bayi secara khusus diformulasikan menjadi ringan dan tidak
menyebabkan iritasi serta menggunakan bahan-bahan yang terpilih sesuai dengan kulit
bayi. Beberapa produk baby care berupa baby oil, baby cream and lotion, baby powder
dan baby soap.
3.2 Saran
Dengan adanya produk-produk baby care yang mudah ditemui di pasaran
diharapkan dapat mempemudah masyarakat dalam memilih produk yang sesuai
dengan bayi sehingga tidak menimbulkan iritasi pada kulit bayi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Miliaria. Diakses dari https://www.go-dok.com/miliaria-penyabab-gejala-


dan-penanganan/ diakses pada hari senin tanggal 02 April 2018 pukul 19.00 WIB
(Online)

Anonim. 2015. Baby Products. Diakses dari http://americanhistory.si.edu/collections/object-


groups/health-hygiene-and-beauty/baby-products pada hari senin tanggal 02 April
2018 pukul 19.20 WIB (Online)

Anonim. 2016. Baby Products. Diakses dari http://www.cosmeticsinfo.org/product/baby-


products pada hari senin tanggal 02 April 2018 pukul 19.30WIB (Online)

Barel, AO., M. Paye dan H.I Maibach., (2006). Handbook of Cosmetic Science and
Technology, Second Edition. New York: CRC Press.

Galenia MCC. 2014. Home Baby Spa. Jakarta: Penerbit Plus.

John, Wiley, dkk. 2010. Functional skin adaptation in infancy – almost complete but not fully
competent. Experimental Dermatology. 19, 483-492.

Telofski, Lorena, dkk. 2012. Review Article The Infant Skin Barrier: Can We Preserve,

Protect,and Enhance the Barrier?.Dermatology Research and PracticeVol2012, Article


ID 198789, 18 pages.

Visscher, Marty, dkk. 2015.Newborn infant skin: Physiology, development,and care.Clinics in


Dermatology 33, 271–280

18

Anda mungkin juga menyukai