A. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada
bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine
growth restriction).
B. Klasifikasi BBLR
Secara umum gambaran klinis pada bayi berat badan lahir rendah
sebagai berikut:
1. Berat badan lahir 2500 gram, panjang badan 45 Cm, lingkar dada
30 Cm, lingkar kepala 33 Cm.
4. Lebih banyak tidur dari pada bangun, tangis lemah, pernafasan belum
teratur dan sering terjadi apnea, refleks menghisap, menelan, dan batuk
belum sempurna
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan skor ballard
2. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau
didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
G. Penatalaksanaan BBLR
Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang
menyebabkan bayi BBLR cenderung mengalami masalah yang bervariasi.
Hal ini harus diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal. Penatalaksanaan
yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi stress fisik maupun psikologis.
h. Penghematan energy
Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi adalah
menghemat ibrop, Oleh karena itu BBLR ditangani seminimal
mungkin. Bayi yang dirawat di dalam ibroplas tidak membutuhkan
pakaian , tetapi hanya membutuhkan popok atau alas. Dengan
demikian kegiatan melepas dan memakaikan pakaian tidak perlu
dilakukan. Selain itu, observasi dapat dilakukan tanpa harus
membuka pakaian.
Bayi yang tidak menggunakan ibrop tambahan untuk
aktivitas bernafas, minum, dan pengaturan suhu tubuh, ibrop tersebut
dapat digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Mengurangi tingkat kebisingan lingkungan dan cahaya yang tidak
terlalu terang meningkatkan kenyamanan dan ketenangan sehingga
bayi dapat beristirahat lebih banyak.
Posisi telungkup merupakan posisi terbaik bagi bayi
pretermdan menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, lebih
menoleransi makanan, pola tidur-istirahatnya lebih teratur. Bayi
memperlihatkan aktivitas fisik dan penggunaan ibrop lebih sedikit
bila diposisikan telungkup.
PMK akan memberikan rasa nyaman pada bayi sehingga
waktu tidur bayi akan lebih lama dan mengurangi stress pada bayi
sehingga mengurangi penggunaan ibrop oleh bayi.
i. Stimulasi Sensori
Bayi baru lahir memiliki kebutuhan stimulasi sensori yang
khusus. Mainan gantung yang dapat bergerak dan mainan- mainan
yang diletakkan dalam unit perawatan dapat memberikan stimulasi
visual. Suara radio dengan volume rendah, suara kaset, atau mainan
yang bersuara dapat memberikan stimulasi pendengaran.
Rangsangan suara yang paling baik adalah suara dari orang tua atau
keluarga, suara dokter, perawat yang berbicara atau bernyanyi.
Memandikan, menggendong, atau membelai memberikan rangsang
sentuhan.Rangsangan suara dan sentuhan juga dapat diberikan
selama PMK karena selama pelaksanaan PMK ibu dianjurkan untuk
mengusap dengan lembut punggung bayi dan mengajak bayi
berbicara atau dengan memperdengarkan suara ibro untuk
memberikan stimulasi sensori motorik, pendengaran, dan mencegah
ibropla apnea.
j. Dukungan dan Keterlibatan Keluarga
Kelahiran bayi preterm merupakan kejadian yang tidak
diharapkan dan membuat stress bila keluarga tidak siap secara
emosi. Orang tua biasanya memiliki kecemasan terhadap kondisi
bayinya, apalagi perawatan bayi di unit perawatan khusus
mengharuskan bayi dirawat terpisah dari ibunya. Selain cemas,
orang tua mungkin juga merasa bersalah terhadap kondisi bayinya,
takut, depresi, dan bahkan marah. Perasaan tersebut wajar, tetapi
memerlukan dukungan dari perawat.Perawat dapat membantu
keluarga dengan bayi BBLR dalam menghadapi krisis emosional,
antara lain dengan ibrop kesempatan pada orang tua untuk melihat,
menyentuh, dan terlibat dalam perawatan bayi. Hal ini dapat
dilakukan melalui metode kanguru karena melalui kontak kulit
antara bayi dengan ibu akan membuat ibu merasa lebih nyaman dan
percaya diri dalam merawat bayinya.
Dukungan lain yang dapat diberikan perawat adalah dengan
menginformasikan kepada orang tua mengenai kondisi bayi secara
rutin untuk meyakinkan orang tua bahwa bayinya memperoleh
perawatan yang terbaik dan orang tua selalu mendapat informasi
yang tepat mengenai kondisi bayinya.
H. Komplikasi
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distress
respirasi, penyakit ibropla hialin
2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan
pembekuan darah.
5. Infeksi, retrolental ibroplasias, necrotizing enterocolitis (NEC)
6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
I. Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan
neuromuskular, penurunan energi dan keletihan.
2. Tidak efektifnya termoregulasi b/d imaturitas fungsi termoregulasi
atau perubahan suhu lingkungan
3. Perubahan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang kurang adekuat.
4. Resiko tinggi infeksi b/d imaturitas fungsi imunologik
5. Resiko tinggi gangguan integritas kulit b/d imaturitas struktur kulit
6. Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan kondisi
krisis
J. Intervensi
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan
1. Pola nafas tidak Pola nafas efektif Kaji frekuensi dan pola
efektif b/d tidak Kriteria : pernapasan
adekuatnya Kebutuhan Berikan oksigen dengan
ekspansi paru oksigen metode yang sesuai
menurun Observasi irama, kedalaman
Nafas spontan, dan frekuensi pernafasan
adekuat Lakukan isap lendir (suction)
Tidak sesak. kalau perlu
Analisa gas darah Berikan oksigen dengan
normal metode yang sesuai
Saturasi oksigen Observasi warna kulit
normal. Ukur saturasi oksigen
Tidak ada retraksi Observasi tanda-tanda
perburukan pernafasan
Kolaborasi dalam
pemeriksaan analisa gas darah
5. Resiko tinggi Integritas kulit baik Kaji kulit bayi dari tanda-
gangguan Kriteria : tanda kemerahan, iritasi, rash,
integritas kulit b/d Tidak ada rash lesi dan lecet pada daerah
imaturitas struktur Tidak ada iritasi yang tertekan
kulit Tidak plebitis Ubah posisi bayi dan
pemasangan elektrode atau
sensor
Jaga kebersihan (badan /
pakaian dan lingkungan) bayi
Anjurkan menjaga personal
hyegiene setiap melakukan
tindakan