Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN BBLR

DISUSUN OLEH :

MELLY OKTARI

(1814401065)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
D.Ill KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMI 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari 2500 gram
(sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu
meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya
(Prawirohardjo, 2006).

B. Etiologi

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan
Ismawati, 2010), yaitu:
a. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum,
preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi,
HIV/AIDS, TORCH(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan
Herpes simplex virus), danpenyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Ibu
a) Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah.
b. Faktor janin Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik
(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
c. Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa,
solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban
pecah dini.
d. Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di
dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
C. Tanda dan gejala, klasifikasi

Tanda dan gejala bayi prematur menurut Surasmi ( 2005) adalah :


a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
b. Berat badan sama dengan atau kerang dari 2500 gr
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
d. Kuku panjangnya belum melewati ujung jarinya
e. Batas dahi dan ujung rambut kepala tidak jelas
f. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
g. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm

Menurut Jumiarni (2006), manifestasi klinis BBLR adalah sebagai berikut:


a. Preterm: sama dengan bayi prematuritas murni
b. Term dan posterm:
1) Kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada
2) Kulit pucat atau bernoda mekonium, kering keriput tipis
3) Jaringan lemak dibawah kulit tipis
4) Bayi tampak gesiy, kuat, dan aktif
5) Tali pusat berwarna kuning kehijauan
D. Patofisiologi

Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi resiko
gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.
a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium,
fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan
demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan hipoglikemia,
anemia dan lain-lain. Hipoglikemia menyebabkan bayi kejang terutama pada
bayi BBLR Prematur.
b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai
lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan
mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi antara
refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan
32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena
target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan
buruknya motilitas usus terjadi pada bayi preterm.
d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan kalori
yang meningkat.
e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak sebanding
dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit. Kehilangan panas
ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.
E. PATHWAY
F. Pemeriksaan penunjang
Menurut Pantiawati (2010) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang menggambarkan reflek dan
maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut untuk mengetahui apakah
bayi itu prematuritas atau maturitas
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan tes pada
ibu yang melahirkan bayi dengan berat kurang yang lupa mens terakhirnya.
c. Darah rutin, glokoa darah, kalau perlu dan tersedia faslitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
d. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat bayi lahir
tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan kurang bulan
dimulai pada umur 8 jam atau dapat atau diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat nafas.

G. Penatalaksanaan

Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut Proverawati
(2010), dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena
pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah,
dan permukaan badan relatif luas maka dari itu byi prematur harus dimasukkan
kedalam ingkubator.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB (Berat
Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat.
Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap
cairan lambung.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi belum
sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak pengawasan
antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas atau BBLR.

H. Masalah keperawatan dan data pendukung


1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan
Ds: -

Do:
- Pernafasan bayi menggunakan cuping hidung
- Terdapat sianosis pada tubuh bayi
- RR: 80x/menit
- Suhu: 36,50C

2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang tidak


adekuat,prematuritas,status imun menurun.
Ds. –

Do.
- Riwayat komplikasi persalinan : KPD 4 hari
- Leukosit 28.04 103 UL
- BB: 1580 gram
- Nadi: 122x/menit
- Suhu: 44x/menit
- Terpasang infuse
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
prematuritas,ketidakmampuan mengabsorsi nutrien
Ds. Ibu bayi mengatakan iya kesulitan dalm memberikan asi kepada anak nya
Do:
- Bayi terpasang OGT
- Reflek hisap lemah
- BB 1580 gram
- Bibir pucat dan kering
- Terpasang IVFD D5%
I. Diagnose keperawatan (minimal 3 diagnosa)

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan

2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang tidak


adekuat,prematuritas,status imun menurun.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


prematuritas,ketidakmampuan mengabsorsi nutrient
J. Tujuan rencana keperawatan dan kriteria hasil
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernapasan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3x24jam diharapkan pola
nafas kembali efektif dengan kriteria hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Suplai oksigen kejaringan terpenuhi
- Tidak ada sianosis
- Tidak ada retraksi dinding dada
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang tidak
adekuat,prematuritas,status imun menurun
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan bayi
terhindar dari infeksi dengan kriteria hasil;
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak ada gangguan fungsi tubuh
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
prematuritas,ketidakmampuan mengabsorsi nutrient
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan
kebutuhan nutrisi terpenihu dengan kriteria hasil:
- Bayi dapat minum asi ibunya dengan baik
- Berat badan bayi tidak turun
K. Intervensi dan rasional
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan
Intervensi dan rasional
- Letakkan bayi terlentang dengan alas yang datar,kepala lurus dan leher sedikit
tengadah,dengan meletakkan bantal atau selimut bayi sehingga bahu terangkat
2-3 cm
Rasional: Memberi rasa nyaman dan memperlancar pernafasan
- Bersihkan jalan nafas,mulut dan hidung bila perlu
Rasional: Jalan nafas harus tetap dipetahankan dan bebas dari lender
- Observasi tanda-tanda sianosis setiap 4 jam
Rasional: Deteksi dini adanya kelainan
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian O2
Rasional: Mencegah terjadinya hipoglikemia
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang tidak
adekuat,prematuritas,status imun menurun
Intervensi dan rasional
- Lakukan teknik aseptic dalam memberikn asuhan keperawatan
Rasional: Pada bayi baru lahir daya tahan tubuh kurang atau rendah
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Rasional: Mencegah penyebaran infeksi nosokomial
- Pakai baju khusu ketika memasuki ruangan bayi
Rasional: Mencegah masuk nya bakteri melalui baju petugas
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic
Rasional: mencegah infeksi dari pneumonia
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
prematuritas,ketidakmampuan mengabsorsi nutrient
Intervensi dan rasional
- Lakukan observasi BAB dan konsistensinya
Rasional: Deteksi adanya kelainan pada eliminasi bayi
- Monitor turgor dan mukosa mulut
Rasional: Menentukan derajat dehidrasi dari turgor dan mukosa mulut
- Beri ASI sesuai kebutuhan
Rasional: Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat
- Lakukan kontrol berat badan setiap hari
Rasional: Penambahan dan penurunan berat bayi dapat dimonitor
L. Daftar Pustaka
Jumiarni.2006. Asuhan Keperawatan Perinatal.Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono.2006.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta : YBP –
SP
Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika
Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. (2010). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan
Dokter Anak Indonesia.Jakarta: IDAI
Proverawati, A., Ismawati, C. 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

I. Pengkajian

A. Identitas
Nama : Bayi A
Umur : 1 Hari
Nama ayah : Tn S
Nama Ibu : Ny B
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kota Baru
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan :-

B. Keluhan utama
Pada saat pengkajian,Bayi lemah,reflek hisap lemah,suhu bayi 350C,bayi lahir prematur
200gram
C. Riwayat kehamilan dan kelahiran
1. Prenatal :
Ibu bayi mengatakan selama hamil tidak mengalami kelainan dan gizinya cukup,ibu
bayi mengatakan ini kelahiran anak kedua,ibu bayi tidak memiliki kebiasaan yang
buruk selama hamil.

2. Natal :
Ibu bayi mengatakan bayi lahir secara normal dibantu oleh bidan, lahir dengan
prematur 35 minggu dengan berat badan 2000 gram,bayi dirawat diingkubator.

3. Postnatal :
Ibu bayi mengatakan ,ia tidak mengalami pendarahan yang banyak setelah
melahirkan

D. Riwayat kesehatan masa lampau


1. Penyakit waktu kecil
-
2. Riwayat dirawat di rumah sakit
Ibu bayi mengatakan bayi A baru pertama kali dirawat di rumah sakit

3. Obat-obat yang digunakan


Bayi terpasang infuse paediatric 100 ml
4. Tindakan (operasi)
-
5. Alergi
Ibu bayi mengatakan bayi tidak memiliki alergi obat,debu atau makanan.

6. Kecelakaan
-
7. Imunisasi
Ibu bayi mengatakan bayi mendapat imunisasi hepatitis segera setelah lahir

E. Riwayat keluarga
Genogram

Ibu Klien Ayah Klien


28th 30th

Klien
1 hari

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

: bayi ny.B

: tinggal seruma
F. Riwayat social
1. Yang mengasuh
Saat ini bayi dirawat diruang perinatologi oleh perawat dan sesekali ibu bayi
menjenguknya

2. Hubungan dengan anggota keluarga


-
3. Hubungan dengan teman sebaya
-
4. Pembawaan secara umum
-
5. Lingkungan rumah
Ibu bayi mengatakan rumah nya bersih dan dibersihkan ketika pagi dan sore hari,pada
pagi hari jendela terbuka,lantai keramik, 1 ruang tamu,2 kamar tidur, 1 gudang ,1
kamar mandi dan 1 dapur.

G. Kebutuhan dasar
1. Makanan
a. Makanan yang disukai
-
b. Selera
-
c. Alat makan yang dipakai
Pipet, botol susu

d. Pola makan/ jam:


Reflek hisap lemah
Pukul 08.00 bayi malas minum dan ibu tidak berhasil menyusui
Pukul 12.00 bayi mulai mau minum Asi melalui pipet habis 5ml selama 4 jam
Pukul 14.00 bayi stabil, minum Asi melalui pipet habis 2ml

2. Pola tidur
a. Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang dibawa
tidur).Bayi

b. Tidur siang:
-

3. Kebersihan diri (mandi) :


Bayi dilap dengan air hangat ketika bayi baru lahir

4. Aktivitas bermain :
-
5. Eliminasi
Pukul 12.00 bayi sudah kencing 4 kali sebanyak (pukul 08-12.00)
Pukul 21.00 bayi kencing 4 kali

H. Keadaan kesehatan saat ini :

1. Diagnosa Medis : BBLR

2. Tindakan Operasi :-

3. Status Cairan : Terpasang infuse paediatric 100 ml dengan 5 Tpm

Pukul 12.00 Asi 5 ml habis dalam 4 jam


Pukul 14.00 Asi habis 2 ml
Pukul 21.00 bayi minum habis sebanyak 10 ml
Kebutuhan Cairan Bayi : 100 ml x 2 kg = 200 cc/hr
IWL Bayi : BBS x Konstanta=
3
: 2 x 20 = 13,3 / 8 jam
3

4. Status Nutrisi : Bayi hanya mengkonsumsi ASI ibunya

5. Obat-obatan :-

6. Aktivitas : Bayi ditempatkan diinkubator

7. Hasil Laboratorium : -

8. Foto rontgen :-

9. Hasil pemeriksaan penunjang lain: -

I. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : Baik


2. Tanda vital
a. RR :40 x/menit (regular/ irreguler)
b. HR : 120 x/menit (regular/ irreguler)
c. TD : -mmHg
d. Suhu : 35˚ C

3. TB / BB : 45cm/2000 gram

4. Lingkar kepala : 34 cm

5. Kepala : Bentuk kepala bulat, rambut tipis lurus, dengan warna rambut

Hitam ,tidak ada benjolan dan lesi.

6. Mata : Bentuk mata simetris, tidak terdapat kotoran pada mata.

7. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid,tidak ada lesi.

8. Telinga : Telinga simetris, terdapat serumen , tulang telinga lunak,

Tidak ada benjolan dan lesi

9. Hidung : Bentuk hidung normal

10. Mulut : Bentuk bibir simetris,mukosa bibir kering

11. Dada : Bentuk dada normal dan simetris tidak ada retraksi

12. Paru-paru : Getaran pernapasan kanan kiri simetris, RR 40x/m, rabaan


gerak napas simetris, suara napas ronchi
13. Jantung : Tampak ictus cordis, ictus cordis teraba dengan getaran,
BJ 1 & 2 reguler, tidak ada murmur & gallop

14. Perut : Bentuk abdomen datar, bising usus

15. Punggung : Punggung bayi bersih dan normal

16. Genitalia : genetalia bayi bersih bayi terpasang pempers

17. Ekstremitas atas : Tidak terdapat edema ,turgor kulit elastis, akral dingin, CRT
4 detik

18. Ekstremitas bawah: Tidak ada edema, turgor kulit elastis, akral dingin.

J. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

1. Kemandirian dan sosialisasi: -

2. Motorik halus: -

3. Motorik Kasar : -

4. Kemampuan bicara dan bahasa: -

II. Analisa data

Data objektif/ subjektif Masalah Penyebab


Defisit nutrisi Reflek hisap lemah
DS: ibu mengatakan bayi
malas minum asi
dan ibu tidak
berhasil menyusui
bayinya

DO: Refleks hisap bayi


lemah

DS: _ Hipotermi Control terhadap


temperature yang kurang
Do : Suhu bayi 35 0 C baik
Akral bayi teraba
dingin
Resiko infeksi Prematurita dan system
Ds : _ imun yang tidak adekuat

Do : keadaan umum lemah


Lahir premature 35
minggu
BB 2000 gram
Suhu bayi 35 0 C
Leukosit 24.7/uL

III. Diagnosa keperawatan (Prioritaskan)


1. Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Reflek hisap lemah
2. Hipotermi berhubungan dengan Control terhadap temperature yang kurang baik
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prematuritas dan system imun yang tidak adekuat

IV. Rencana keperawatan

Tanggal/ Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Rasional


waktu keperawatan
19-03- Defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. Kaji kekuatan 1. Mengetahui
2020/ bd Reflek asuhan keperawtan menghisap reflek hisap
07:00 hisap lemah selama 1x24 jam dan reflek bayi,dan
diharapkan nutrisi menelan bayi kemampuan
bayi terpenuhi bayi dalam
dengan kriteria 2. Observasi menelan.
hasil: BAB bayi
- Bayi dapat serta 2. Deteksi adanya
minum asi konsistensinya kelainan
dengan baik 3. Monitor turgor eliminasi pada
- Berat badan dan mukosa bayi.
tidak turun mulut
- Retensi
tidak ada 4. Monitor berat 3. Menentukan
badan bayi derajat
setiap hari dehidrasi dari
turgor dan
mukosa mulut
5. Beri asi sesuai 4. Penambahan
kebutuhan dan penurunan
berat badan
dapat di
monitor
5. Kebutuhan
nutrisi
terpenuhi
secara adekuat
Hipotermi bd Setelah dilakukan 1. Letakkan bayi 1. Mengurangi
19-03- control asuhan terlentang kehilangan
2020 terhadap keperawatan pada panas pada
11.00 temperature selama 1x24 jam Ingkubator suhu
yang kurang diharapkan tidak 2. Berikan lingkungan
baik terjadi hipotermi bedong bayi sehingga
dengan criteria 3. Ganti popok meletakkan
hasil: bayi jika basah bayi menjadi
- Suhu tubuh 4. Monitor suhu hangat
meningkat bayi setiap 6 2. Bedong
36,5- jam memberikan
37,50C 5. Kolaborasi rasa hangat
- Akral bayi dengan tim pada bayi
teraba medis dalam 3. Agar bayi
hangat pemberian terhindar dari
infus iritasi
4. Mengetahui
perubahan
suhu bayi
5. Mencegah
terjadinya
hipoglikemia
Resiko Setelah dilakukan 1. Pantau tanda 1. Sebagai acuan
infeksi b.d asuhan gejala infeksi, penatalaksanaa
19-03- prematuritas keperawatan suhu, leukosit, n tindakan
2020 dan system selama 1x24 jam penurunan BB 2. Memberi
19:00 imun yang diharapkan tidak 2. Batasi jumlah kenyamanan
tidak adekuat terjadi infeksi pengunjung pada bayi
dengan kriteria 3. Gunakan 3. Agar tidak
hasil: teknik aseptic terjadi infeksi
- Tidak ada selama pada bayi
tanda-tanda berinteraksi 4. Menjaga
infeksi dengan bayi kebersihan
- Jumlah 4. Bersihkan incubator
leukosit incubator 5. Mencegah
dalam secara berkala penyebaran
rentang 5. Kolaborasi infeksi
normal pemberian
antibiotik
V. Implementasi

Tgl/ waktu Diagnosa Implementasi Paraf


keperawatan
19-03-2020 Defisit nutrisi 1. Mengkaji kekuatan menghisap dan
07:00 bd reflek reflek menelan bayi
hisap lemah
2. mengobservasi BAB bayi serta
konsistensinya

3. Memonitor turgor dan mukosa


mulut

4. Memonitor berat badan bayi setiap


hari

5. Memberi asi sesuai kebutuhan

19-03-2020 Hipotermi bd 1. Meletakkan bayi terlentang


10:00 control pada Inkubator
terhadap
temperature 2. Memberikan bedong bayi
yang kurang
baik
3. Mengganti popok bayi jika
basah

4. Memonitor suhu bayi setiap 6


jam

5. Kolaborasi dengan tim medis


dalam pemberian infuse
Resiko 1. Memantau tanda gejala infeksi,
19-03-2020 infeksi b.d suhu, leukosit, penurunan BB
19:00 prematuritas 2. Membatasi jumlah pengunjung
dan system 3. Menggunakan teknik aseptic selama
imun tidak berinteraksi dengan bayi
adekuat 4. Membersihkan incubator secara
berkala
5. Kolaborasi pemberian antiseptic
VI. Evaluasi dan catatan perkembangan

Tgl/ waktu Diagnosa keperawatan Catatan perkembangan paraf


19-03- Defisit nutrisi bd Reflek S: - Ibu bayi mengatakan
2020 hisap lemah bayi sudah mau minum
08.00 asi nya
- Ibu bayi mengatakan
bayi minum melalui
pipet

O: - Bayi terlihat minum asi


menggunakan pipet
- Bayi menghabiskan
setengah botol susu
yang diberikan

A: Defisit nutrisi

P: Lanjutkan intervensi
1. Memonitor turgor
dan mukosa mulut

2. Memonitor berat
badan bayi setiap
hari

3. Memberi asi sesuai


kebutuhan
19-03- Hipotermi bd berat badan S: -
2020 ekstrem
12:00
O: Akral bayi teraba hangat

Suhu tubuh 36C


N : 120x/m
RR : 40x/m
Pernapasan bayi teratur

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan
20-03- Resiko infeksi b.d S:
2020 pertahanan tubuh tidak
21:00 adekuat

O: Tali pusat kering dan tidak


ada tanda-tanda infeksi
- Keluarga mencuci
tangan sebelum kontak
dengan bayi
- Bayi tidak demam, akral
teraba hangat
N : 110x/m
RR : 45x/m
S : 36o C
Leukosit : 9000/uL

A: Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai