Disusun Oleh :
F. Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir
rendah menurut Proverawati (2010), dapat dilakukan tindakan sebagai
berikut :
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi premature akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi
dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif
luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila
belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan
kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau
menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti
bayi kangguru dalam kantung ibunya.
2. Pengawasan nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung
kecil, enzim pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3
– 5 gr/ kgBB dan kalori 110 gr/ kgBB, sehingga pertumbuhannya
dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir
dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap
masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi
sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan
makanan yang paling utama, sehingga ASI – lah yang paling dahulu
diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas
dan diminumkan dengan sendok perlahan – lahan atau dengan
memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan
sekitar 200 cc/ kgBB/ hari.
3. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan
pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya
preventif dapat dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak
terjadi persalinan prematuritas atau BBLR. Dengan demikian
perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan
terisolasi dengan baik.
4. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
5. Ikterus
Semua bayi premature menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya
belum mature dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan
secara efisien sampai 4 – 5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh
polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hiperbilirubinemia
dapat menyebabkan ikterus maka warna bayi harus sering dicatat dan
bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah
coklat.
6. Pernapasan
Bayi premature mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada
penyakit ini tanda – tanda gawat pernapasan selalu ada dalam 4 jam,
bayi harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam incubator, dada
dan abdomen harus dipaparkan untuk mengobservasi usaha
pernapasan.
7. Hipoglikemi
Mungkin timbul pada bayi premature yang sakit dengan berat badan
lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan
pemeriksaan gula darah secara teratur.
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Pantiawati (2010), pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan skor ballard, merupakan penilaian yang menggambarkan
reflek dan maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut untuk
mengetahui apakah bayi itu prematuritas atau maturitas.
2. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan
tes pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat kurang yang lupa
mens terakhirnya.
3. Pemeriksaan darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia
fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
4. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat
bayi lahir tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau dapat atau diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat nafas.
KONSEP KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1. Identitas pasien
Terjadi pada bayi premature yang dalam pertumbuhan di dalam
kandungan terganggu.
2. Keluhan utama
Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi menggigil atau suhu
tubuh rendah.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Lahir spontan, SC umur kehamilan antara 24 – 37 minnggu, berat
badan kurang atau sama dengan 2.500 gram, apgar pada 1 – 5
menit pertama, 0 – 3 menunjukkan kegawatan yang parah, 4 – 6
kegawatan sedang, dan 7 – 10 normal.
b. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran premature, kehamilan ganda,
hidramnion.
c. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,
TB Paru, tumor kandungan, kista, hipertensi.
4. ADL
a. Pola nutrisi : reflek hisap lemah, volume lambung kurang, daya
absorbsi kurang atau lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
b. Pola istirahat tidur : terganggu oleh karena hipotermia
c. Pola personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
d. Pola aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
e. Pola eliminasi : BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,
produksi urin rendah.
5. Pemeriksaan
a. Keadaan umum
b. Kesadaran compos entis
c. Tanda – tanda vital
1) Nadi : 180×/ menit pada menit pertama kelahiran, kemudian
menurun sampai 120 – 140×/ menit
2) RR : 80×/ menit pada menit pertama kelahiran, kemudian
menurun sampai 40 – 60×/ menit
3) Suhu : kurang dari 36,5° C.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem sirkulasi/ kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung
rata – rata 120 – 160×/ menit, bunyi jantung (murmur/gallop),
warna kulit bayi sianosis atau pucat, pengisian capillary refill
time (kurang dari 2 – 3 detik).
2) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, adanya
retraksi dada, pernapasan cuping hidung, interkostal; frekuensi
dan keteraturan pernapasan rata – rata antara 40 – 60×/ menit,
bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau ronkhi.
3) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut
bertambah, kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah,
warna, konsistensi dan bau), BAB (jumlah, warna,
karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan dan
mengisap yang lemah.
4) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin
(jumlah, warna, berat jenis, dan PH).
5) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks
morro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi
fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm,
respon pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan
sempurna, lembut dan lunak.
6) Sistem termoregulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu
lingkungan.
7) Sistem integumen : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda
lahir, lesi, pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering,
halus, terkelupas. (Pantiawati, 2010)
II. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Nutrisi (D.0019)
2. Hipotermia (D.0131)
3. Ikterik Neonatus (D.0024)
III. Rencana Tindakan