DAFTAR CEKLIST PRAKTIKUM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
FORMAT PENILAIAN PEMASANGAN ORO PHARINGEAL AIRWAY (OPA)
Nama Mahasiswa :............................................................
No Aspek yang Dinilai Dilakukan
Ya Tidak 1. Kaji tingkat kesadaran pasien, suara tambahan, dan gag reflex (kalau pasien tidak sadar, terdengar suara snoring dan tidak ada gag reflek maka lanjut pemasangan OPA) 2. Pilih ukuran OPA 3. Mengukur OPA pada pasien dari sudut bibir sampai kanalis auditivus eksterna 4. Buka mulut pasien dengan manuver chin lift atau teknik cross finger 5. Bersihkan jalan napas jika perlu 6. Masukkan OPA secara terbalik atau dibantu dengan sudip lidah kemudian putar 180 derajat 7. Cek setelah terpasang apakah masih terdengar suara snoring atau tidak TOTAL
Skore : Jumlah yang dilakukan X 100%
Jumlah aspek yg dinilai FORMAT PENILAIAN PEMASANGAN NASO PHARINGEAL AIRWAY (NPA)
Nama Mahasiswa :............................................................
No Aspek yang Dinilai Dilakukan
Ya Tidak 1. Kaji tingkat kesadaran pasien, suara tambahan, dan gag reflex (kalau pasien sadar atau pasien tidak sadar tapi ada gag refleks, terdengar suara snoring maka lanjut pemasangan NPA) 2. Kaji lubang hidung untuk melihat adanya penyumbatan (polip, fraktur, perdarahan) 3. Pilih ukuran NPA 4. Mengukur Panjang NPA pada pasien dari cuping hidung ke cuping telinga. Diameter NPA bias diukur dengan menggunakan jari kelingking pasien 5. Berikan jelly pada NPA 6. Masukkan perlahan dengan berpatokan pada suara napas 7. Cek setelah terpasang apakah masih terdengar suara snoring atau tidak TOTAL
Skore : Jumlah yang dilakukan X 100%
Jumlah aspek yg dinilai FORMAT PENILAIAN PEMASANGAN ENDOTRAKHEAL TUBE (ETT)
Nama Mahasiswa :............................................................
No Aspek yang Dinilai Dilakukan
Ya Tidak 1. Persiapkan alat intubasi (STATICS) 2. Siapkan alat suction didekat pemasangan intubasi sebagai kesiapsiagaan apabila pasien muntah 3 Hiperventilasi pasien 4. Pilih ukuran ETT 5. Cek cuff ETT. Kembangkan balonnya untuk memastikan bahwa balon tidak bocor, kemudian kempiskan balonnya menggunakan spuit 10 CC 6. Siapkan laringoskop dan periksa terangnya lampunya 7. Masukkan stylet dan berikan pelumas pada ETT 8. Posisikan kepala pasien in line/ sniffing. Minta bantuan rekan untuk mempertahankan kepala dan leher dengan menggunakan tangan. Tidak boleh hiperekstensi atau hiperfleksi 9. Bersihkan jalan napas bila perlu dengan di suction 10. Pegang laringoskop dengan tangan kiri 11. Masukkan laringoskop pada bagian kanan mulut pasien dan menggeser lidah ke sebelah kiri 12. Dorong laringoskop ke depan sampai terlihat epiglottis dan pita suara. Jangan menjadikan gigi dan mulut sebagai tumpuan laringoskop 13. Masukkan dengan hati-hati ETT yang sudah dikasih jelly, menyusuri pinggir laringoskop ke dalam trachea 14. Periksa penempatan ETT dengan memberikan ventilasi menggunakan bag valve mask. Auskultasi 5 lokasi : abdomen, anterior midklavikula kanan dan kiri, mid aksila kanan dan kiri. Dengan cara mengecek apakah sudah masuk ke paru-paru atau belum dengan cara mendengarkan suara napas di paru-paru pasien menggunakan stestoskop sambil memijit BVM (paru-paru kanan dan kiri harus sama) 15. Perhatikan pengembangan dada pasien sambal melakukan ventilasi (pergerakan dada harus simetris) 16. Kembangkan cuff ETT dengan benar dan tepat 17. Pasang OPA 18 Fiksasi ETT dengan plester 19. Hubungkan dengan selang oksigen atau ventilator 20. Bereskan alat TOTAL
Skore : Jumlah yang dilakukan X 100%
Jumlah aspek yg dinilai FORMAT PENILAIAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) PADA DEWASA
Nama Mahasiswa :............................................................
No Aspek yang Dinilai Dilakukan
Ya Tidak 1. Amankan lokasi kejadian : Memakai alat pelindung diri dan memastikan keamanan penolong, korban dan lingkungan 2. Menilai respon korban dengan cara: a. Memanggil korban, seperti “bangun, pak” atau “buka mata, pak” b. Menepuk bahu korban c. Memberikan rangsangan nyeri (ditekan kuku jari tangan atau sternumnya) 3. Meminta pertolongan (call for help) atau mengaktifkan EMS CIRCULATION 4. Memeriksa apakah napas terhenti atau tersengal dengan melihat pergerakan dada korban dan memeriksa nadi secara bersamaan dengan mempalpasi arteri karotis (5-10 detik) 5. Apabila bernapas normal dan ada denyut maka pantau hingga tenaga medis terlatih tiba Apabila bernapas tidak normal, ada denyut nadi maka berikan napas buatan (1 napas buatan setiap 5-6 detik atau sekitar 10-12 napas buatan per menit, lakukan selama 2 menit Apabila napas terhenti dan tidak ada denyut nadi maka lakukan RJP (30 kompresi dan 2 ventilasi) 6. Memberikan kompresi 30 kali a. Meletakkan tumit telapak tangan menumpuk di atas telapak tangan yang lain, 2 tangan berada di separuh bagian bawah tulang dada. b. Kedalaman tekanan 5-6 cm dengan kecepatan 100-120x/menit AIRWAY 7. Membuka jalan napas dengan head tilt – chin lift atau jaw thrust (jika curiga cedera servikal), apabila ada sumbatan jalan napas, bersihkan. BREATHING 8. Memberikan bantuan napas sebanyak 2 kali 9. Melakukan kompresi dan ventilasi dengan kombinasi 30:2 selama 2 menit 10. Melakukan evaluasi setelah sekitar 2 menit : a. Jika nadi dan napas belum ada, teknik kombinasi diulangi kembali dimulai dengan kompresi b. Jika nadi ada tapi napas belum ada, berikan bantuan napas (1 napas buatan setiap 5-6 detik atau sekitar 10-12 napas buatan per menit, lakukan selama 2 menit kemudian lakukan evaluasi kembali c. Jika nadi dan napas ada tapi belum sadar, posisikan korban pada recovery position (posisi miring mantap) TOTAL
Skore : Jumlah yang dilakukan X 100%
Jumlah aspek yg dinilai FORMAT PENILAIAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) PADA PEDIATRIK UNTUK SATU PENOLONG Nama Mahasiswa :............................................................
No Aspek yang Dinilai Dilakukan
Ya Tidak 1. Amankan lokasi kejadian : Memakai alat pelindung diri dan memastikan keamanan penolong, korban dan lingkungan 2. Menilai respon korban pada anak dengan cara: a. Memanggil korban, seperti “bangun, de” atau “buka mata, de” b. Menepuk bahu korban c. Memberikan rangsangan nyeri (ditekan kuku jari tangan atau sternumnya) Menilai respon korban pada bayi dengan cara: Menyentil telapak kaki bayi 3. Teriak meminta pertolongan (call for help) atau mengaktifkan EMS CIRCULATION 4. Memeriksa apakah napas terhenti atau tersengal dengan melihat pergerakan dada korban dan memeriksa nadi secara bersamaan dengan mempalpasi arteri karotis pada anak, arteri brachialis pada bayi (5-10 detik) 5. Apabila bernapas normal dan ada denyut maka pantau hingga tenaga medis terlatih tiba Apabila bernapas tidak normal, ada denyut nadi maka berikan napas buatan (1 napas buatan setiap 3-5 detik atau sekitar 12-20 napas buatan per menit, lakukan selama 2 menit) Apabila napas terhenti dan tidak ada denyut nadi maka lakukan RJP (30 kompresi dan 2 ventilasi) 6. Memberikan kompresi 30 kali a. Meletakkan satu tumit telapak tangan tegak lurus pada mid sternum, menghindari jari-jari menyentuh dinding dada korban b. Meletakkan 2 jari atau kedua ibu jari pada mid sternum, menghindari jari-jari menyentuh dinding dada korban c. Menekan dada minimal dari sepertiga diameter anteroposterior dada atau sekitar 5 cm (anak), pada bayi sekitar 4 cm dengan kecepatan 100-120 kali per menit AIRWAY 7. Membuka jalan napas dengan head tilt – chin lift atau jaw thrust (jika curiga cedera servikal), apabila ada sumbatan jalan napas, bersihkan. BREATHING 8. Memberikan bantuan napas sebanyak 2 kali 9. Melakukan kompresi dan ventilasi dengan kombinasi 30:2 10. Melakukan evaluasi setelah sekitar 2 menit : a. Jika nadi dan napas belum ada, teknik kombinasi diulangi kembali dimulai dengan kompresi b. Jika nadi ada tapi napas belum ada, berikan bantuan napas (1 napas buatan setiap 3-5 detik atau sekitar 12-20 napas buatan per menit, lakukan selama 2 menit kemudian lakukan evaluasi kembali c. Jika nadi dan napas ada tapi belum sadar, posisikan korban pada recovery position (posisi miring mantap) TOTAL
Skore : Jumlah yang dilakukan X 100%
Jumlah aspek yg dinilai FORMAT PENILAIAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) PADA PEDIATRIK UNTUK DUA PENOLONG
Nama Mahasiswa :............................................................
No Aspek yang Dinilai Dilakukan
Ya Tidak 1. Amankan lokasi kejadian : Memakai alat pelindung diri dan memastikan keamanan penolong, korban dan lingkungan 2. Menilai respon korban dengan cara: a. Memanggil korban, seperti “bangun, de” atau “buka mata, de” b. Menepuk bahu korban c. Memberikan rangsangan nyeri (ditekan kuku jari tangan atau sternumnya) 3. Penolong pertama tetap mendampingi korban Penolong kedua Teriak meminta pertolongan (call for help) atau mengaktifkan EMS CIRCULATION 4. Memeriksa apakah napas terhenti atau tersengal dengan melihat pergerakan dada korban dan memeriksa nadi secara bersamaan dengan mempalpasi arteri karotis pada anak, arteri brachialis pada bayi (5-10 detik) 5. Apabila bernapas normal dan ada denyut maka pantau hingga tenaga medis terlatih tiba Apabila bernapas tidak normal, ada denyut nadi maka berikan napas buatan (1 napas buatan setiap 3-5 detik atau sekitar 12-20 napas buatan per menit, lakukan selama 2 menit) Apabila napas terhenti dan tidak ada denyut nadi maka lakukan RJP (15 kompresi dan 2 ventilasi) 6. Memberikan kompresi 30 kali a. Meletakkan dua jari tangan tegak lurus/ kedua ibu jari tangan pada mid sternum, menghindari jari-jari menyentuh dinding dada korban b. Menekan dada minimal dari sepertiga diameter anteroposterior dada atau sekitar 5 cm (anak), pada bayi sekiatr 4 cm dengan kecepatan 100-120 kali per menit AIRWAY 7. Membuka jalan napas dengan head tilt – chin lift atau jaw thrust (jika curiga cedera servikal), apabila ada sumbatan jalan napas, bersihkan. BREATHING 8. Memberikan bantuan napas sebanyak 2 kali 9. Melakukan kompresi dan ventilasi dengan kombinasi 15:2 10. Melakukan evaluasi setelah sekitar 2 menit : a. Jika nadi dan napas belum ada, teknik kombinasi diulangi kembali dimulai dengan kompresi d. Jika nadi ada tapi napas belum ada, berikan bantuan napas (1 napas buatan setiap 3-5 detik atau sekitar 12-20 napas buatan per menit, lakukan selama 2 menit kemudian lakukan evaluasi kembali b. Jika nadi dan napas ada tapi belum sadar, posisikan korban pada recovery position (posisi miring mantap) TOTAL
Skore : Jumlah yang dilakukan X 100%
Jumlah aspek yg dinilai FORMAT PENILAIAN INITIAL ASESSMENT PADA PASIEN TRAUMA
Nama Mahasiswa :............................................................
Aspek yang Dinilai Dilakukan
No Ya Tidak 1. D Danger, 3 A (aman penolong dengan menggunakan APD, aman lingkungan dan aman korban) 2. R Cek respon korban dengan teknik AVPU (Alert, Verbal, Pain dan un respon) 3. C Aktifkan EMS atau call for help (minta pertolongan) Survey Primer 4. A Airway (jalan napas) + control servikal Jika ditemukan tanda-tanda fraktur servikal maka segera pasang neck collar Jika korban non trauma maka lakukan head tilt chin lift untuk penanganan jalan napasnya Jika korban trauma maka lakukan chin lift – jaw thrust untuk penanganan jalan napasnya Jika terdapat sumbatan jalan napas karena cairan (gurgling), maka lakukan suction/sedot/hisap/log roll Jika terdapat sumbatan jalan napas karena pangkal lidah jatuh ke belakang (snoring). Maka cek kesadaran korban. Jika korban tidak sadar dan tidak ada gag reflex maka pasang OPA. Jika pasien sadar pasang NPA Jika terdengar suara stridor/ crowing (edema laring), maka lakukan needle cricotiroidotomi Jika korban koma (GCS <8) maka lakukan intubasi/ pemasangan ETT 5. B Breathing (pernapasan) + control ventilasi Kaji status oksigenasi korban dengan pasien sesak atau saturasi oksigen. Jika saturasi oksigennya 95-100 maka berikan oksigen melalui nasal kanul (1-6 liter); jika saturasi oksigen 90-94 maka berikan oksigen melalui simple mask (6-8 liter); jika saturasi oksigen 85-89 maka berikan oksigen melalui non rebreathing mask (8-12 liter maksimal sampai 15 liter). Jika korban henti napas : berikan napas buatan dengan mouth to mouth, mouth to mask atau bag valve mask Lakukan pemeriksaan daerah thoraks dengan teknik inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi Inspeksi : adakah sesak, jejas pada dada korban, luka terbuka, JVP meningkat, trakea terdorong kearah yang sehat (deviasi trakea), pernapasan paradoksal Asukultasi : vesikuler kanan dan kiri (terdengar jelas atau tidak) Perkusi : sonor (normal), hipersonor (berisi udara yang berlebihan) contoh pada tension pneumotoraks, dull/redup (berisi cairan atau darah) contoh pada hemothoraks Palpasi : adakah rasa nyeri tekan, terdengar suara krepitasi (identifikasi adanya fraktur iga) Jika terdapat tanda yang menunjukkan tension pneumothoraks maka lakukan needle torakosintesis yang selanjutnya dilakukan chest tube oleh dokter Jika terdapat tanda yang menunjukkan open pneumothoraks maka lakukan pemasangan kassa 3 sisi yang selanjutnya dilakukan chest tube oleh dokter Jika terdapat tanda yang menunjukkan hemothoraks dilakukan chest tube, pembedahan oleh dokter Jika terdapat tanda yang menunjukkan tamponade jantung dilakukan perikardiosintesis oleh dokter Jika terdapat tanda yang menunjukkan flail chest berikan posisi nyaman dan kolaborasi pemberian analgetik oleh dokter 6. C Circulation + control perdarahan Stop bleeding : direct pressure (balut tekan), elevation (tinggikan posisi), dan point pressure (titik tekan) atau disingkat 3T Berikan cairan melalui IV line. Untuk korban trauma dan perdarahan berikan cairan RL hangat 2 jalur diguyur dengan hokum 3 for 1. Ambil darah untuk crossmatch. Jika korbannya perempuan dewasa lakukan pemeriksaan HCG/kehamilan Jika terjadi fraktur maka lakukan pembidaian 7. D Disability Cek kesadaran korban dengan GCS Cek lateralisasi pupil (isokor/anisokor, reflek terhadap cahaya miosis atau midriasis, ukuran pupil) Cek lateralisasi motoric, kekuatan tonus otot 8. E Eksposure (cek semua bagain tubuh) Identifikasi perlukaan di tempat yang belum terlihat oleh mata (missal dibagian belakang) dengan membuka pakaian korban, beri selimut korban untuk mencegah hipotermia, lakukan log roll untuk pemeriksaan belakang 9. F Foley Catheter Sebelum pemasangan lakukan pemeriksaan kontraindikasinya, seperti adanya perdarahan di orifisium uretra eksterna, adanya hematom di scrotum dan pada saat rektal touche prostat melayang. Kalau tidak ada seperti itu maka dipasang foley kateter nya Evaluasi urin : urin pertama keluar dibuang selanjutnya baru dihitung. Urin normal dewasa 0,5 cc/kgBB/jam; anak-anak 1 cc/kgBB/jam; bayi 2 cc/KgBB.jam 10. G Gastric Tube Indikasi pemasangan gastric tube : pemberian obat dan makanan, jika ada rupture atau distensi abdomen, untuk mencegah aspirasi Kontraindikasi pemasangan NGT adalah jika ada tanda fraktur basis cranii. Maka diganti dengan OGT 11. H Heart Monitor Jika ada dan diindikasikan riwayat jantung, usia diatas 40 tahun, riwayat tersengat listrik atau tersambar petir 12 RE EVALUASI dari A sampai H 13 Survey Sekunder A Pemeriksaan tanda-tanda vital B Pemeriksaan Head to toe dengan mengecek BTLS (bentuk, tumor, luka, sakit) C Colok semua lubang (finger in every orifice) D Anamnesa ; KOMPAK (Keluhan, Obat terakhir, Makanan (jenis dan waktu makan terakhir), penyakit yang diderita, alergi obat atau makanan dan kejadian E Pemeriksaan penunjang : X-ray, USG dll F Persiapan rujuk: ke ruangan lain atau rumahsakit lain. Pastikan ada tempat terlebih dahulu Re-Evaluasi selama dalam perjalanan TOTAL