Anda di halaman 1dari 17

GANGGUAN KEBUTUHAN KESEIMBANGAN SUHU HIPOTERMI AKIBAT

PATOLOGIS

(KMB 2)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

1. MAHARANY FERYNDA B. 1814401063


2. MELLY OKTARI 1814401064
3. GUSTI AYU LARASATI 1814401065

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang
“GANGGUAN KEBUTUHAN KESEIMBANGAN SUHU HIPOTERMI AKIBAT
PATOLOGIS” dengan tepat waktu. Makalah ini merupakan tugas yang di berikan kepada
penulis dalam rangka memenuhi tugas KMB 2. Penulis menyadari dalam penulisan makalah
ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini memberi manfaat
bagi yang membacanya.

Bandar Lampung, Februari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi.........................................................................................................................2

B. Klasifikasi.....................................................................................................................2

C. Etiologi..........................................................................................................................3

D. Patosologi.....................................................................................................................4

E. Faktor pencetus.............................................................................................................4

F. Faktor Risiko.................................................................................................................5

G. Manifestasi Klinis.........................................................................................................5

H. Tanda dan Gelaja..........................................................................................................6

I. Komplikasi.....................................................................................................................6

J. Penatalaksanaan.............................................................................................................7

K. Asuhan Keperawatan....................................................................................................9

3
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................12

B. Saran...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Suhu normal pada neonatus berkisar antara 360C - 37,50C pada suhu ketiak. Gejala awal
hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua kaki  dan tangan teraba dingin. Bila seluruh
tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32 0C -
<360C). Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk mengukur suhu tubuh
pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading termometer) sampai
250C.

Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang
berakhir dengan kematian yang menjadi prinsip kesulitan sebagai akibat hipotermia
adalah meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi hipoksia), terjadinya metabolik asidosis
sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik, dan menurunnya simpanan glikogen dengan
akibat hipoglikemia. Hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan yang dapat
ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori.

B. Rumusan masalah
1. Apakah definisi dari hipotermi?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat menyebabkan terjadinya hipotermi?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan hipotermi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari hipotermi.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya hipotermi.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan hipotermi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hipotermia adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau beresiko mengalami
penurunan suhu tubuh terus menerus di bawah 35,500C per rektal karena peningkatan
kerentanan terhadap faktor eksternal (Lynda Jual,26).

Bayi hipotermia adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Adapun suhu normal
bayi dan neonatus adalah 36,5°C-37°C (suhu axila) Adapun gejala hipotermi, apabila
suhu <36°C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa
dingin maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32-36°C).disebut hipotermia
berat bila suhu <32°C

B. Klasifikasi
Berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas:
a) Hipotermia sepintas, yaitu penurunan suhu tubuh 1-2oC sesudah lahir. Suhu tubuh
akan menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu lingkungan
diatur sebaik- baiknya. Hipotermia sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR,
hipoksia, resusitasi yang lama, ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi tidak
segera dibungkus setelah lahir, terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4 jam sesudah
lahir), dan pemberian morfin pada ibu yang sedang bersalin.

b) Hipotermia akut terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6--12 jam.
Terdapat pada bayi dengan BBLR di ruang tempat bersalin yang dingin, inkubator
yang tidak cukup panas, kelalaian dari dokter, bidan, dan perawat terhadap bayi yang
akan lahir, yaitu diduga mati dalam kandungan tetapi ternyata hidup dan sebagainya.
Gejalanya ialah lemah, gelisah, pernapasan dan bunyi jantung lambat serta kedua
kaki dingin. Terapinya ialah dengan segera memasukkan bayi ke dalam inkubator
yang suhunya telah diatur menurut kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang
supaya dapat diawasi dengan teliti.

c) Hipoterroia sekunder. Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu
lingkungan yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan
2
pernapasan dengan hipoksia atau hipoglikemia, perdarahan intra-kranial tranfusi
tukar, penyakit jantung bawaan yang berat, dan bayi dengan BBLR serta
hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan mengobati penyebabnya, misalnya
dengan pemberian antibiotik, larutan glukosa, oksigen, dan sebagainya. Pemeriksaan
suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapattranfusi tukar harus dilakukan beberapa
kali karena hipotermia harus diketahui secepatnya. Bila suhu sekitar 32oC, tranfusi
tukar harus dihentikan untuk sementara waktu sampai suhu tubuh menjadi normal
kembali.

d) Cold injury, yaitu hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin
(lebih dari 12 jam). Gejalanya ialah lemah, tidak mau minum, badan dingin, oliguria,
suhu berkisar antara 29,5-35pC, tak banyak bergerak, edema, serta kemerahan pada
tangan, kaki, dan muka seolah-olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan jaringan
subkutis. Bayi seperti ini sering mengalami komplikasi infeksi, hipoglikemia, dan
perdarahan. Pengobatannya ialah dengan memanaskan secara perlahan-lahan,
antibiotik, pemberian larutan glukosa 10%, dan kortikosteroid.

C. Etiologi
Penyebab Utama hipotermia addalah paparan suhu dingin. Hipotermia dpat terjadi ketika
keseimbangan antara produksi panas tubuh terganggudan tubuh mengalami kehilangan
panas dalam waktu berkepanjangan. Hipotermia yang tidak disengaja biasanya terjaddi
setelah paparan subhu dingin tanpa cukup udara hangat atau pakaian kering untuk
perlindungan. Hipotermia biasanya dialami oleh orang yang mendaki gunung, karena
udara di pegunungan cenderung lebih dingin dibandingkan dataran rendah.
Kurang pengetahuan cara kehilangan panas dari tubuh bayi dan pentingnya mengeringkan
bayi secepat mungkin. Resiko untuk terjadinya hipotermia.
a) Perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir
b) Bayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir.
c) Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur
d) Tempat melahirkan yang dingin (putus rantai hangat).
e) Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis, sindrom dengan pernafasan,
hipoglikemia perdarahan intra kranial.

3
D. Patofisologi
Yang termasuk mekanisme kehilangan panas dari tubuh antara lain:
1) Panas radiasi. Sebagian besar kehilangan panas disebabkan oleh panas yang
terrpancar dari permukaan tubuh yang tidak terlindung.
2) Kontak langsung. Jika bersentuhan langsung dengan sesuatu yang sangat dingin,
seperti air dingin atau tanah yang dingin, tubuh dapat kehilangan pansa. Air adalah
mediator efektif untuk memindahkan panas dari tubuh, sehingga panas tubuh akan
hilang lebih cepat dalam air dingin dari pada di udara dingin. Demikian pula,
kehilangan panas dari tubuh akan jauh lebih cepat terjadi jika seseoranf memakai
pakaian basah, contohnya ketika dalam hujan.
3) Sngin. Angin menghilangkan panas tubuh dengan membawa lapisan tipis udara
hangat dipermukaan kulit. Factor angin dingin menjadi factor paling dominan
penyebab kehilangan panas.

E. Faktor Pencetus
Faktor pencetus terjadinya hipotermia :
a) Factor lingkungan.
Hiportermia dapat terjadi dengan agak cepat pada neonates, khusunnya mereka yang
dilahirkan dalam ruangan ber-AC atau mereka yang terpapar dengan suhu ruangan
sebelum cairan ketuban mongering. Bayi Imature atau sakit harus dipertahankan pada
suatu lingkungan termonetral, suatu factor kritis untuk kehidupannya. Bayi yang lebih
besar, anak – anak , dan dewasa semuanya dapat menjadi hipotermia jika terpapar
factor angin sejuk suhu rendah atau rendaman dengan kehilangan panas yang cepat.
b) Syok.
Suhu tubuh dapat menurun drastis selama keadaan syok.
c) Infeksi
Hipotermia lebih mungkin terjadi pada bayi dibandingkan anak-anak yang lebih tua.
d) Gangguan endokrin metabolic
Suhu tubuh subnormal atau gangguan pengaturan suhu kadang- kadang terjadi pada
gangguan ini contohnya aciduria pada kelainan bawaan ini mengalami hipotermia
sebagai bagian keadaan metaboliknya yang sedikit.
e) Kurang gizi, energi protein( KKP) .

4
Pada anak –anak dengan kwashiorkor, suhu tubuh dapat menurun dibawah 35 C
walaupun suhu lingkungan yang tinggi.Resiko ini tertinggi selama minggu pertama
perawatan di rumah sakit.
f) Obat-obatan.
Sedasi berat akibat obat- obataan dapat menimbulkan suhu tubuh sub normal seperti
alcohol, narkotik, barbiturate, fenotiazin, atropine, over dosis asetaminofen.

F. Faktor Risiko
1) Lanjut usia,bayi, dan anak-anak tanpa pemanasan, pakaian atau makanan yang
memadai
2) Orang dengan penyakit mental
3) Orang-orang yang berada di luar ruangan untuk waktu yang lama
4) Orang-orang dlam cuaca dingin yang terganggu oleh alcohol atau obat-obatan

G. Menifestasi Klinis
Hipotermia menyebabkan perubahan fisiologis di semua system organ. Terjadi penurunan
progresif dengan apati, penilaian buruk, ataksia distartria, kantuk, edema paru, kelainan
asam-basa, koagulopati,, dan koma. Selainn itu, detak jantung dna tekanan darah mungkin
sangat lemah sehingga denyt nadi perifer menjadi tidak terdeteksi . distrimia jantung,
jugab dpat terjadi. Abnormalitas fisiologis lainnya yang mungkin terrjadi adalah
hipoksema dan asidosis (Smeltzer dkk., 2010).

Pada bayi, yang termasuk gejala hipotermia adalah kulit yang terasa dingin ketika diraba,
kulit memerah, dan lemah. Sementara itu, gejala hipotermua untuk orang dewasa antara
lain.
1) Menggigil, yang dpat berhenti saat hipotermia berlangsung (menggigil sebenarnya
adalah pertanda baik bahwa system pengaturan panas seseorang masih aktif).
2) Nafas pendek dan melambat
3) Knfusi dan kehilangan kesadaran
4) Kelelahan atau keletihan
5) Kehilangan koordinasi, tanan meraba-raba, langkah-langkah terhuyung-huyung
6) Denyut nadi lemah dan lambat
7) Pada hipotermia berat, seseorang mungkin tidak sadar tanpa tanda-tanda pernapasan
atau denyut nadi yang jelas.
5
H. Tanda dan gejala hipotermia bayi baru lahir
Gejala hipotermia bayi baru lahir
a) Bayi tidak mau minum/ menetek.
b) Bayi tampak lesu atau mengantuk.
c) Tubuh bayi teraba dingin.
d) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi, menurun dan kulit tubuh bayi mengeras
(sklerema)

Tanda- tanda hipotermia sedang :


a) Aktifitas berkurang, letargis.
b) Tangisan lemah.
c) Kulit berwarna tidak rata.
d) Kemampuan menghisap lemah.
e) Kaki teraba dingin.
f) Jika hipotermia berlanjut akan timbulcidera dingin

Tanda- tanda hipotermia berat.


a) Aktifitas berkurang, letargis,
b) Bibir dan kuku kebiruan.
c) Pernafasan lambat.
d) Bunyi jantung lambat.
e) Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolic.
f) Resiko untuk kematian bayi

Tanda - tanda stadium lanjut hipotermia


a) Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang.
b) Bagian tubuh lainnya pucat
c) Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan.

I. Komplikasi
Orang yang terkena hipotermia karena paparan cuaca dingin atau air dingin juga rentan
terhadap cedera terkait dingin lainnya, termasuk pembekuan jaringan tubuh (rangsang
dingin) serta pembusukan dan kematian jaringan akibat gangguan aliran darah (gangrene).
6
Selain itu, ada pula hipotermia perioperatif yang terjadi di pascaoperasi. Komplikasi umum
dan serius ini akibat anestesi dan pembeahan dan berhubungan dengan banyak hasil
perioperatif yang negative. Ini memerrpanjang durasi kerja anestesi inhalasi dan intravena
serta dengan pemulihan pasca anestesu tertunda. Hipotermia ringan secara signifikan
meningkatkan kehilangan darah perrioperatif dan menambah kebutuhan transfuse alogenik.
Hanya 1,9°C hipotermia inti dapat meningkatkan tiga kalu lipat kejadian infeksi lukas
bedah setelah reseksi usus dan meningkatkan durasi rawat inap sebesar 20%.

Hipotermia dapat memperngaruhi pertahanan kekebalan antibodi dan sel-sel serta


ketersediaan oksigen di jaringan luka prifer. Selanjutnya hipotermia ringan tiga kali lipat
kejadian miokard yang merugikan pascaoperasi. Dengan demikian, bahwa hipotermia
ringan berkontribusi secara signifikan terhadap biaya perawatan pasien dan perlu
dihindari (Reynold dkk., 2008).
 
J. Penatalaksanaan Hipotermia.
Segera hangatkan bayi, apabila terdapat alat yang canggih seperti inkubaator dan Infant
warm yang gunakan sesuai ketentuan. Adapun prosedur pemakaian Inkubator adalah :
sebagai berikut.
a) Sebelum bayi dimasukan kedalam inkubator, bersihkan bayi dengan handuk dan
pakaikan kain pakaian bayi.
b) Hidupkan pemanas inkubator bayi dan biarkan sekitar 3 menit untuk
memastikan bahwa suhu didalamnya sesuai.
c) Masukan bayi ke dalam inkubator.
d) Jalankan software pada PC client kemudian masukan identitas bayi seperti nama,
nama Ibu, Jam/Tgl lahir.
e) 2-3 jam sekali ada peringatan untuk memberi susu bayi. Jika peringatan ini
muncul, maka perawat akan langsung menuju inkubator dan memberi susu.
f) Jika bayi menangis maka akan ada warning pada PC client lalu perawat akan
menghampiri inkubator kemudian memeriksanya apakah lapar, BAB, mengompol,
atau tidak nyaman.
g) Setelah diketahui penyebabnya, perawat kemudian memencet tombol opsi untuk
feedback ke PC clientnya. Sehingga kegiatan ini pun terekam.

7
h) Pada PC server, dokter/pihak manajemen hanya mengontrol data rekaman dari
semua aktifitas bayi dalam 1 hari kemudian dibandingkan dengan data eferensi
perawatan bayi normal. Sehingga hasil akhirnya bayi tersebut dapat
dikategorikan bayi sehat atau tidak.

1. Hipotermia Sedang
1) Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering,bersih, dapat hangat
2) Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru bila ibu dan bayi
beradadalam satu selimut atau kain hangat yang disertrika terlebih dahulu. B ila
selimut atau kain mulai mendingin, s e g e r a ganti dengan selimut/ kain yang
hangat.
3) Ulangi sampai panas tubuh ibu mendingin, segera ganti dengan selimut /kain yang
hangat.
Mencegah bayi kehilangan panas dengan cara :
1) Memberi tutup kepala/ topi bayi.
2) Mengganti kain/ popok bayi yang basah dengan yang kering dan hangat.

2. Hipotermi Berat
1) Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering,b ersih, dan hangat
2) Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru, bila perlu ibu dan
bayiberada dalamsatuselimut atau kain hangat.
3) Bila selimut atau kain mulai mendingin. Segera ganti dengan selimut atau lainnya
hangat ulangisampai panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi .
Mencegah bayi kehilangan panasde nga ncara :
1. Memberi tutup kepala/ topi kepala.
2. Mengganti kain/ pakaian/ popok yang basah dengan yang kering atau hangat
4) Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia. Karena itu ASI sedini
mungkindapat lebih sering selama bayi menginginkan. B ila terlalu lemah hingga
tidak dapat atau tidak kuat menghisap ASI. BeriASIdengan menggunakan NGT.
Bila tidak tersedia alat NGT. Beri infus dextrose 10% sebanyak 60 ±80
ml/kg/liter.
5) Segera rujuk di RS terdekat.

 
8
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian.
Pemeriksaan Fisik.
1) Daya tahan tubuh rendah.
2) Bentuk tubuh.
3) Fungsi organ tubuh.
A. Pengaturan Suhu Tubuh belum stabil
a. Hipotermi : karena lemak sub kutan tipis, permuukaan tubuh luas, produksi
panas berkurang.
b. Hipertermi : mekanisme produksi keringat belum stabil (jika terjadi karena
adanya infeksi).
B. System pencernaan.
C. System pernafasan.
D. System Hematopoetik.
E. Ginjal.
F. System saraf pusat.
4) Tanda – Tanda fisik premature dan neurologis : Dubowitz Score.

B. Masalah Keperawatan
1. Hipotermi
2. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Resti kejang
5. Kurang pengetahuan (ibu)

C. Diagnosa Keperawatan.
1) Hipotermi b.d terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder akibat usia
2) Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b.d gangguan aliran darah sekunder akibat
hipotermi
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan kebutuhan kalori sekunder akibat
cidera termal
4) Resti kejang b.d kekurangan cadangan glikogen

9
5) Kurang pengetahuan (ibu) b.d kondisi bayi baru lahir dan cara mempertahankan suhu
tubuh bayi

D. Intervensi
Diagnosa
1. Hipotermi b.d terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder akibat usia
1) Kaji factor penunjang
2) Kurangi atau hilangkan sumber penyebab kehilanngan panas
- Evaporasi
Dalam kamar bersalin, keringkan dengan cepat bagian kulit dan rambut
dengan handuk hangat dan tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat.
Pada saat memandikan berikan lingkungan yang hangat, Mandikan dan
keringkan bayi di dalam ruangan untuk mengurangi evaporasi
- Konveksi
Kurangi aliran udara di dalam ruangan kamar bersalin.
Hindari aliran udara pada bayi (pendingin ruangan, kipas, jendela)
- Konduksi
Hangatkan semua peralatan yang digunakan dalam perawatan ( stetoskop, alat
timbangan, tangan perawat, pakaian, linen tempat tidur, tempat tidur bayi)
- Radiasi
Tempatkan bayi disamping ibu di dalam ruang bersalin.
Kurangi benda di dalam ruangan yang dapat mengabsorbsi panas (logam).
Tempatkan tempat tidur bayi isollete sejauh mungkin dari dinding (luar) atau
jendela jika memungkinkan.
Hangatkan incubator.
3) Pantau suhu tubuh bayi baru lahir
Pengkajian suhu aksila
Lakukan pemeriksaan setiap 30 menit sampai kondisi bayi stabil, kemudian
lakukan setiap 4-8 jam
Jika suhu kurang dari 36,3 C
a. Bungkus bayi dengan menggunakan 2 selimut.
b. Pasang topi rajutan.
c. Kaji sumber lingkungan yang menyebabkan kehilangan panas.
d. Jika keadaan hipotermia tetap berlangsung 1 jam laporkan pada dokter.
10
e. Kaji adanya komplikasi stress dingin : hipoksia, asidosis respiratorik,
hipoglikemi, ketidakseimbanga cairan dan elektrolit, penurunan berat badan.

2. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b.d gangguan aliran darah sekunder akibat
hipotermi
Intervensi:
1) Anjurkan agar bayi diberi baju hangat
2) Berikanterpi O2 sesuai kebutuhan
3) Hindari factor pencetus hipotermi

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan kebutuhan kalori sekunder akibat
cidera termal
Intervensi:
1) Kaji tanda-tanda bayi kekurangan nutrisi
2) Berikan terapi cairan IV D 1O%
3) Kolaborasi dengan tim Gizi untuk pemberian diit
4) Anjurkan agar ibu sering memberikan asi

4. Resti kejang b.d kekurangan cadangan glikogen


Intervensi:
1) Tempat tidur harus empuk
2) Pantau selalu jika ada tanda-tanda kearah kejang

5. Kurang pengetahuan (ibu) b.d kondisi bayi baru lahir dan cara mempertahankan suhu
tubuh bayi
Intervensi :
1) Berikan health-edukation pada keluarga tentang hal-hal yang mencetuskan
hipotermi
2) Libatkan keluarga dalam tindakan keperawatan yang di berikan

11
 
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hipotermia adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau beresiko mengalami
penurunan suhu tubuh terus menerus di bawah 35,500C per rektal karena peningkatan
kerentanan terhadap faktor eksternal (Lynda Jual,26).

Bayi hipotermia adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Adapun suhu normal
bayi dan neonatus adalah 36,5°C-37°C (suhu axila) Adapun gejala hipotermi, apabila
suhu <36°C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa
dingin maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32-36°C).disebut hipotermia
berat bila suhu <32°C

B. SARAN
Penulis memberi saran kepada :
1. Para pembaca pada umumnya agar lebih menjaga suhu tubuh yang normal kita agar
tidak terjadi resiko mengalami penurunan suhu tubuh secara terus menerus, dengan
mengetahui cara menigkatkan suhu tubuh yang menurun seperti yang telah dibahas
dalam makalah ini.
2. Para mahasiswa/i khususnya supaya lebih memahami tentang hipotermia agar
mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien.

12
DAFTAR PUSTAKA

Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1991

Melson, Kathryn A & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Planning, Second
Edition, Springhouse Corporation, Springhouse Pennsylvania, 1994

Wong, Donna L., Wong & Whaley’s Clinical Manual of Pediatric Nursing, Fourth
Edition, Mosby-Year Book Inc., St. Louis Missouri, 1990

13

Anda mungkin juga menyukai