3.
GEJALA
HIPOT
DAN TANDA ERMIA
2.
PENYEBA
B
1.
PENGER
TIAN
1 2.
PENGERTIAN PENYEBAB
Hipotermia adalah suatu kondisi suhu tubuh yang Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
berada di bawah rentang normal tubuh. (Tim 2016b) penyebab hipotermia yaitu:
Pokja SDKI DPP PPNI, 2016b). Menurut Saifuddin
1. Kerusakan Hipotalamus
dalam((Dwienda, Maita, Saputri, & Yulviana,
2. Berat Badan Ekstrem
2014)) Hipotermia adalah suatu kondisi turunnya
Hipotermia pada bayi baru Lahir merupakan 4. Terpapar suhu lingkungan rendah
c. Dasar kuku
sianotik
5. 6.
KOMPLIKASI PENANGANAN
Hipotermia memberikan a. Bayi yang telah mengalami hipotermi memiliki
risiko besar untuk terjadi kematian, sehingga
berbagai akibat pada seluruh ketika terjadi hipotermi maka tindakan yang
sistem dalam tubuh seperti harus dilakukan pertama adalah hangatkan
bayi dengan penyinaran atau inkubator.
diantaranya peningkatan b. Selanjutnya cara yang mudah dan bisa
kebutuhan akan oksigen, dilakukan oleh setiap orang yaitu dengan
metode kanguru, yaitu metode dengan
meningkatnya produksi asam memanfaatkan panas tubuh dari ibu. Bayi
laktat, kondisi apneu, ditelungkupkan di dada ibu sehingga terjadi
kontak langsung dengan kulit ibu. Untuk
terjadinya penurunan menjaga kehangatan maka bayi dan ibu harus
kemampuan pembekuan berada dalam satu pakaian atau bahkan
selimut, sehingga suhu bayi tetap hangat di
darah dan kondisi yang paling dekapan ibu.
sering adalah hipoglikemia. c. Apabila setelah dilakukan tindakan tersebut,
bayi tetap masih dingin, maka selimuti bayi
Pada bayi yang lahir dengan dan ibu dengan pakaian atau selimut yang telah
prematur, kondisi dingin disetrika terlebih dahulu, dilakukan secara
berulang sampai suhu tubuh bayi kembali
dapat menyebabkan hangat.
terjadinya penurunan sekresi d. Bayi yang mengalami hipotermi biasanya akan
dan sintesis surfaktan, bahkan mengalami hipoglikemia, sehingga ibu harus
memberikan bayinya ASI sedikit-sedikit tetapi
membiarkan bayi dingin dapat sering. Bila bayi tidak mau menghisap atau
meningkatkan mortalitas dan reflek hisapnya lemah, maka diberikan infus
glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per
morbiditas (Anik, 2013). hari(Anik, 2013).
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
1.
BAYI PREMATURITAS
Pengkajian DENGAN HIPOTHERMI
2.
5.
Diagnosis
Evaluasi Keperawatan
3.
4.
Rencana
Implementasi
Keperawatan
1.
Pengkajian
Dalam pengkajian bayi baru lahir maka pengkajian yang dilakukan yaitu dengan menggali data dari data
subyektif dan obyektif yang membantu perawat dalam menentukan permasalahn yang dialami bayi dan
mampu menentukan tindakan yang akan diberikan kepada bayi dan keluarga(Anik, 2013).
a. Biodata
Pada pengkajian ini berisi data tentang identitas bayi, identitas orang tua, keluhan utama seperti PB<
45cm, LD < 30cm, LK < 33 cm, Hipotermi, kemudian riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga,
riwayat penyakit dahulu
b. Masalah yang berkaitan dengan ibu
Penyakit seperti hipertensi, toksemia, plasenta previa, abrupsio plasenta, inkompeten servikal, kehamilan
kembar, malnutrisi dan diabetes mellitus. Status sosial ekonomi yang rendah, dan tiadanya perawatan
sebelum kelahiran (prenatal care). Riwayat kelahiran prematur atau pernah aborsi, penggunaan obat-
obatan, alkohol, rokok dan kafein. Riwayat ibu: umur di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun dan latar
belakang pendidikan rendah, tiadanya perawatan sebelum kelahiran dan rendahnya gizi, konsultasi
genetik yang pernah dilakukan, kelahiran prematur sebelumnya dan jarak kehamilan yang berdekatan.
c. Bayi pada saat kelahiran
Umur kehamilan biasanya antara 24 sampai 37 minggu, rendahnya berat badan pada saat kelahiran, SGA,
atau terlalu besar dibandingkan umur kehamilan, berat biasanya kurang dari 2500 gram, kurus, lapisan
lemak subkutan sedikit atau tidak ada, kepala relative lebih besar dibandingkan badan, kelainan fisik yang
mungkin terlihat.
BAYI PADA SAAT KELAHIRAN
1) Kardiovaskular
Denyut jantung rata-rata 120 sampai 160 per menit pada bagian apekal dengan
ritme yang teratur pada saat kelahiran, kebisingan jantung terdengar pada setengah
bagian interkostal, yang menunjukkan aliran darah dari kanan ke kiri karena
hipertensi atau atelektasis paru.
2) Gastrointestinal
Penonjolan abdomen: pengeluaran mekonium biasanya terjadi dalam waktu 12
jam, reflek menelan dan menghisap yang lemah, ada atau tidak ada anus, ketidak
normalan congenital lain yang mungkin terjadi.
3) Integumen
Kulit yang berwarna merah muda atau merah, kekuning-kuningan, sianosis, atau
campuran bermacam warna, sedikit vernik kaseosa dengan rambut lanugo
disekujur tubuh, kurus, kulit tampak transparan, halus dan mengilap, edema yang
menyeluruh atau di bagian tertentu yang terjadi pada saat kelahiran, kuku pendek
belum melewati ujung jari, rambut jarang atau mungkin tidak ada sama sekali,
petekie atau ekimosis.
4) Muskuloskeletal
Tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak,
tulang tengkorak dan tulang rusuk lunak, gerakan lemah dan tidak aktif atau
5) Neurologis
Reflek dan gerakan pada tes neurologist tampak tidak resisten, gerak refleks hanya
berkembang sebagian, menelan, mengisap, dan batuk sangat lemah atau tidak efektif,
tidak ada atau menurunnya tanda neurologist, mata mungkin tertutup atau mengatup
apabila umur kehamilan belum mencapai 25 sampai 26 minggu, suhu tubuh tidak
stabil, biasanya hipotermia, gemetar, kejang dan mata berputar, biasanya bersifat
sementara, tetapi mungkin juga ini mengindikasikan adanya kelainan neurologist.
6) Paru
Jumlah pernapasan rata-rata antara 40-60 per menit diselingi dengan periode apnea,
pernapasan yang tidak terarur, dengan faring nasal (nasal melebar), dengkuran,
retraksi (interkostal, suprasternal, substernal), terdengar suara gemerisik.
7) Ginjal
Berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran, ketidakmampuan untuk melarutkan
ekskresi di dalam urine.
8) Reproduksi
Bayi perempuan, klitoris yang menonjol dengan labium mayora yang belum
berkembang, bayi laki-laki skrotum yang belum berkembang sempurna dengan ruga
yang kecil, testis tidak turun ke dalam skrotum.
9) Temuan sikap
Tangis yang lemah, tidak aktif, dan tremor
2.
Diagnosis Keperawatan
Hipothermia berhubungan dengan belum
terbentuknya lemak subkutan ditandai dengan :
kulit teraba dingin, • hipoksia, pengisian
menggigil, kapiler > 3 detik,
suhu tubuh dibawah • konsumsi oksigen
nilai normal, meningkat,
akrosianosis, • vensilasi menurun,
• piloereksi, takikardia,
bradikardi,
• vasokontriksi perifer,
dasar kuku sianotik,
• kutis memorata. (Tim
hipoglikemia, Pokja SDKI DPP PPNI,
2016)
3.
Rencana Keperawatan
Terapeutik
Kriteria Hasil :
1) Sediakan lingkungan yang hangat
1) Suhu tubuh dalam rentang normal
( misalnya atur suhu ruangan,
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
inkubator).
2. Intervensi (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2018): 2) Ganti pakaian atau linen yang basah
Manajemen Hipotermia 3) Lakukan penghangatan pasif
Observasi ( misalnya memberi selimut,
1) Monitor suhu pasien menggunakan alat penutup kepala, pakaian tebal)
pengukuran dan rute yang paling tepat. 4) Lakukan penghangatan aktif
2) Mengidentifikasi penyebab ( misalnya infus cairan hangat,
Hipotermia( misalnya terpapar suhu oksigen hangta, lavase peritoneal
lingkungan yang rendah, pakaian tipis, dengan cairan hangat )
kerusakan hipotalamus, penurunan laju
metabolisme, kekurangan lemak
Edukasi
subkutan ) 1) keperawatan Kanguru
3) Monitor tanda dan gejala akibat 2) Jelaskan ke luarga pasien di
hipotermia hangatkan di inkubator
Observasi 7) Biarkan bayi telanjang hanya
1) Monitor faktor orang tua yang menggunakan popok, kaus kaki
mempengaruhi keterlibatannya dan juga topi
dalam perawatan 8) Posisikan panggul dan lengan
Terapeutik bayi dalam posisi fleksi
1) Pastikan status fisiologi bayi 9) Posisikan bayi diamankan
terpenuhi dalam perawatan dengan kain panjang atau
2) Sediakan lingkungan yang pengikat lainnya
tenang, nyaman dan hangat 10) Buat ujung pengikat tepat
3) Berikan kursi pada orang tua jika berada di bawah kuping bayi
diperlukan Edukasi
4) Posisikan bayi telungkup tegak 1) Jelaskan tujuan dan prosedur
lurus di dada orang tua perawatan kanguru
5) Miringkan kepala bayi ke salah 2) Jelaskan keuntungan kontak
satu sisi kanan atau kiri dengan kulit ke kulit orang tua dan bayi
kepala sedikit tengadah
3) Anjurkan orang tua
6) Hindari mendorong kepala fleksi menggunakan pakaian nyaman,
dan hiperkstensi
bagian depan terbuka
4.
Implementasi
Identitas Pasien
Nama : By Ny . M
Tanggal lhr/Usia : 17/4/2021 /0 hari
Jenis kelamin: Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : belum sekolah
Pekerjaan : belum bekerja
Alamat : surabaya
Suku/ bangsa : jawa/indonesia
Tanggal mrs : 17-4-2021
Tanggal pengkajian : 17-4-2021 jam 08.00
Diagnosa medis : BBLR + Prematur + Susp RDS
Riwayat penyakit
Keluhan utama Bidan mengatakan bayi kecil dan
lemah bbl 1600 gram
1600 gram
Berat badan Lahir
Riwayat imunisasi : px belum diimunisasi
perubahan pola kesehatan
1. Nutrisi dan cairan Pasien minum asi 8x1
cc/24 jam
2. Istirahat tidur : tiap waktu
3. Eliminasi : bak dan bab 2x dalam 24
jam meco(+) anus (+)
4. Personal hygiene : mandi seka 2x pagi dan
sore hari ,mengganti
pakaian 2x pada pagi dan
sore hari
5. Aktivitas : minum ,tidur
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Gerak (+) Tangis lemah (+)
3. Tanda-tanda vital : - Suhu: 35.6
- Nadi: 120x/mnt
- Rr : 44x/mnt
Pemeriksaan fisik
• Kepala : rambut tebal dan halus tidak ada , benjolan
atau lesi pada kepala , wajah