Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BAYI PREMATUR DENGAN


HIPOTHERMI
PENYAJI :
ENY TRISNAYANTI
GINA JEANITA
SYAFRINI AGUSTINE
5.
KONSEP
KOMPLI
KASI DASAR
4. 6.
KLASIFI
KASI
PENANG
ANAN
HIPOTERMI

3.
GEJALA
HIPOT
DAN TANDA ERMIA

2.
PENYEBA
B
1.
PENGER
TIAN
1 2.
PENGERTIAN PENYEBAB
Hipotermia adalah suatu kondisi suhu tubuh yang Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
berada di bawah rentang normal tubuh. (Tim 2016b) penyebab hipotermia yaitu:
Pokja SDKI DPP PPNI, 2016b). Menurut Saifuddin
1. Kerusakan Hipotalamus
dalam((Dwienda, Maita, Saputri, & Yulviana,
2. Berat Badan Ekstrem
2014)) Hipotermia adalah suatu kondisi turunnya

suhu sampai di bawah 300 C, sedangkan


3. Kekurangan lemak subkutan

Hipotermia pada bayi baru Lahir merupakan 4. Terpapar suhu lingkungan rendah

kondisi bayi dengan suhu dibawah 36,50C, terbagi 5. Malnutrisi


ke dalam tiga jenis hipotermi, yaitu Hipotermi
6. Pemakaian pakaian tipis
ringan atau Cold Stress dengan rentangan suhu
7. Penurunan laju metabolisme
antara 36-36,50C, selanjutnya hipotermi sedang,
8. Transfer panas ( mis. Konduksi,
yaitu suhu bayi antara 32-36,50C dan terakhir yaitu
konveksi, evavorasi, radiasi)
hipotermi berat dengan suhu <320C.
9. Efek agen farmakologis
3. 4.
GEJALA DAN TANDA KLASIFIKASI
Menurut (Tim a. Hipoglikemia 1. Hipotermia Sedang
Pokja SDKI DPP Merupakan hipotermi akibat bayi terpapar suhu
b. Hipoksia lingkungan yang rendah, waktu timbulnya
PPNI, 2016) hipotermi sedang adalah kurang dari 2 hari
gejala dan tanda c. Pengisian dengan ditandai suhu 320C-360C, bayi mengalami
hipotermia yaitu kapiler > 3 gangguan pernapasan, denyut jantung kurang
: detik dari 100x/menit, malas minum dan mengalami
d. Konsumsi letargi selain itu kulit bayi akan berwarna tidak
merata atau disebut cutis marmorata,
oksigen kemampuan menghisap yang dimiliki bayi lemah
1. Mayor meningkat serta kaki akan teraba dingin.
e. Ventilasi 2. Hipotermi Berat
a. Kulit teraba
menurun Hipotermi ini terjadi karena bayi terpapar suhu
dingin lingkungan yang rendah cukup lama akan timbul
b. Menggigil f. Piloereksi selama kurang dari 2 hari dengan tanda suhu
tubuh bayi mencapai 320C atau kurang, tanda
c. Suhu tubuh di g. Takikardi lain seperti hipotermi sedang, kulit bayi
bawah nilai h. Vasokontriksi terabakeras, napas bayi tampak pelan dan
normal perifer dalam , bibir dan kuku bayi akan berwarna
(Normal kebiruan, pernapasan bayi melambat, pola
i. Kutis pernapasan tidak teratur dan bunyi jantung
36,50C 37,50C) memorata melambat.
2. Minor ( pada 3. Hipotermi dengan Suhu tidak stabil
a. Akrosianosis neonatus) Merupakan gejala yang timbul tanpa terpapar
dengan suhu dingin atau panas yang berlebihan
b. Bradikardi dengan gejala suhu bisa berada pada rentang 36-
( Normal 120- 390C meskipun dengan suhu ruangan yang stabil
160 x/menit) (Dwienda et al., 2014).

c. Dasar kuku
sianotik
5. 6.
KOMPLIKASI PENANGANAN
Hipotermia memberikan a. Bayi yang telah mengalami hipotermi memiliki
risiko besar untuk terjadi kematian, sehingga
berbagai akibat pada seluruh ketika terjadi hipotermi maka tindakan yang
sistem dalam tubuh seperti harus dilakukan pertama adalah hangatkan
bayi dengan penyinaran atau inkubator.
diantaranya peningkatan b. Selanjutnya cara yang mudah dan bisa
kebutuhan akan oksigen, dilakukan oleh setiap orang yaitu dengan
metode kanguru, yaitu metode dengan
meningkatnya produksi asam memanfaatkan panas tubuh dari ibu. Bayi
laktat, kondisi apneu, ditelungkupkan di dada ibu sehingga terjadi
kontak langsung dengan kulit ibu. Untuk
terjadinya penurunan menjaga kehangatan maka bayi dan ibu harus
kemampuan pembekuan berada dalam satu pakaian atau bahkan
selimut, sehingga suhu bayi tetap hangat di
darah dan kondisi yang paling dekapan ibu.
sering adalah hipoglikemia. c. Apabila setelah dilakukan tindakan tersebut,
bayi tetap masih dingin, maka selimuti bayi
Pada bayi yang lahir dengan dan ibu dengan pakaian atau selimut yang telah
prematur, kondisi dingin disetrika terlebih dahulu, dilakukan secara
berulang sampai suhu tubuh bayi kembali
dapat menyebabkan hangat.
terjadinya penurunan sekresi d. Bayi yang mengalami hipotermi biasanya akan
dan sintesis surfaktan, bahkan mengalami hipoglikemia, sehingga ibu harus
memberikan bayinya ASI sedikit-sedikit tetapi
membiarkan bayi dingin dapat sering. Bila bayi tidak mau menghisap atau
meningkatkan mortalitas dan reflek hisapnya lemah, maka diberikan infus
glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per
morbiditas (Anik, 2013). hari(Anik, 2013).
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
1.
BAYI PREMATURITAS
Pengkajian DENGAN HIPOTHERMI

2.
5.
Diagnosis
Evaluasi Keperawatan

3.
4.
Rencana
Implementasi
Keperawatan
1.
Pengkajian
Dalam pengkajian bayi baru lahir maka pengkajian yang dilakukan yaitu dengan menggali data dari data
subyektif dan obyektif yang membantu perawat dalam menentukan permasalahn yang dialami bayi dan
mampu menentukan tindakan yang akan diberikan kepada bayi dan keluarga(Anik, 2013).
a. Biodata
Pada pengkajian ini berisi data tentang identitas bayi, identitas orang tua, keluhan utama seperti PB<
45cm, LD < 30cm, LK < 33 cm, Hipotermi, kemudian riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga,
riwayat penyakit dahulu
b. Masalah yang berkaitan dengan ibu
Penyakit seperti hipertensi, toksemia, plasenta previa, abrupsio plasenta, inkompeten servikal, kehamilan
kembar, malnutrisi dan diabetes mellitus. Status sosial ekonomi yang rendah, dan tiadanya perawatan
sebelum kelahiran (prenatal care). Riwayat kelahiran prematur atau pernah aborsi, penggunaan obat-
obatan, alkohol, rokok dan kafein. Riwayat ibu: umur di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun dan latar
belakang pendidikan rendah, tiadanya perawatan sebelum kelahiran dan rendahnya gizi, konsultasi
genetik yang pernah dilakukan, kelahiran prematur sebelumnya dan jarak kehamilan yang berdekatan.
c. Bayi pada saat kelahiran
Umur kehamilan biasanya antara 24 sampai 37 minggu, rendahnya berat badan pada saat kelahiran, SGA,
atau terlalu besar dibandingkan umur kehamilan, berat biasanya kurang dari 2500 gram, kurus, lapisan
lemak subkutan sedikit atau tidak ada, kepala relative lebih besar dibandingkan badan, kelainan fisik yang
mungkin terlihat.
BAYI PADA SAAT KELAHIRAN

1) Kardiovaskular
Denyut jantung rata-rata 120 sampai 160 per menit pada bagian apekal dengan
ritme yang teratur pada saat kelahiran, kebisingan jantung terdengar pada setengah
bagian interkostal, yang menunjukkan aliran darah dari kanan ke kiri karena
hipertensi atau atelektasis paru.
2) Gastrointestinal
Penonjolan abdomen: pengeluaran mekonium biasanya terjadi dalam waktu 12
jam, reflek menelan dan menghisap yang lemah, ada atau tidak ada anus, ketidak
normalan congenital lain yang mungkin terjadi.
3) Integumen
Kulit yang berwarna merah muda atau merah, kekuning-kuningan, sianosis, atau
campuran bermacam warna, sedikit vernik kaseosa dengan rambut lanugo
disekujur tubuh, kurus, kulit tampak transparan, halus dan mengilap, edema yang
menyeluruh atau di bagian tertentu yang terjadi pada saat kelahiran, kuku pendek
belum melewati ujung jari, rambut jarang atau mungkin tidak ada sama sekali,
petekie atau ekimosis.
4) Muskuloskeletal
Tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak,
tulang tengkorak dan tulang rusuk lunak, gerakan lemah dan tidak aktif atau
5) Neurologis
Reflek dan gerakan pada tes neurologist tampak tidak resisten, gerak refleks hanya
berkembang sebagian, menelan, mengisap, dan batuk sangat lemah atau tidak efektif,
tidak ada atau menurunnya tanda neurologist, mata mungkin tertutup atau mengatup
apabila umur kehamilan belum mencapai 25 sampai 26 minggu, suhu tubuh tidak
stabil, biasanya hipotermia, gemetar, kejang dan mata berputar, biasanya bersifat
sementara, tetapi mungkin juga ini mengindikasikan adanya kelainan neurologist.
6) Paru
Jumlah pernapasan rata-rata antara 40-60 per menit diselingi dengan periode apnea,
pernapasan yang tidak terarur, dengan faring nasal (nasal melebar), dengkuran,
retraksi (interkostal, suprasternal, substernal), terdengar suara gemerisik.
7) Ginjal
Berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran, ketidakmampuan untuk melarutkan
ekskresi di dalam urine.
8) Reproduksi
Bayi perempuan, klitoris yang menonjol dengan labium mayora yang belum
berkembang, bayi laki-laki skrotum yang belum berkembang sempurna dengan ruga
yang kecil, testis tidak turun ke dalam skrotum.
9) Temuan sikap
Tangis yang lemah, tidak aktif, dan tremor
2.
Diagnosis Keperawatan
Hipothermia berhubungan dengan belum
terbentuknya lemak subkutan ditandai dengan :
kulit teraba dingin, • hipoksia, pengisian
menggigil, kapiler > 3 detik,
suhu tubuh dibawah • konsumsi oksigen
nilai normal, meningkat,
akrosianosis, • vensilasi menurun,
• piloereksi, takikardia,
bradikardi,
• vasokontriksi perifer,
dasar kuku sianotik,
• kutis memorata. (Tim
hipoglikemia, Pokja SDKI DPP PPNI,
2016)
3.
Rencana Keperawatan
Terapeutik
Kriteria Hasil :
1) Sediakan lingkungan yang hangat
1) Suhu tubuh dalam rentang normal
( misalnya atur suhu ruangan,
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
inkubator).
2. Intervensi (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2018): 2) Ganti pakaian atau linen yang basah
Manajemen Hipotermia 3) Lakukan penghangatan pasif
Observasi ( misalnya memberi selimut,
1) Monitor suhu pasien menggunakan alat penutup kepala, pakaian tebal)
pengukuran dan rute yang paling tepat. 4) Lakukan penghangatan aktif
2) Mengidentifikasi penyebab ( misalnya infus cairan hangat,
Hipotermia( misalnya terpapar suhu oksigen hangta, lavase peritoneal
lingkungan yang rendah, pakaian tipis, dengan cairan hangat )
kerusakan hipotalamus, penurunan laju
metabolisme, kekurangan lemak
Edukasi
subkutan ) 1) keperawatan Kanguru
3) Monitor tanda dan gejala akibat 2) Jelaskan ke luarga pasien di
hipotermia hangatkan di inkubator
Observasi 7) Biarkan bayi telanjang hanya
1) Monitor faktor orang tua yang menggunakan popok, kaus kaki
mempengaruhi keterlibatannya dan juga topi
dalam perawatan 8) Posisikan panggul dan lengan
Terapeutik bayi dalam posisi fleksi
1) Pastikan status fisiologi bayi 9) Posisikan bayi diamankan
terpenuhi dalam perawatan dengan kain panjang atau
2) Sediakan lingkungan yang pengikat lainnya
tenang, nyaman dan hangat 10) Buat ujung pengikat tepat
3) Berikan kursi pada orang tua jika berada di bawah kuping bayi
diperlukan Edukasi
4) Posisikan bayi telungkup tegak 1) Jelaskan tujuan dan prosedur
lurus di dada orang tua perawatan kanguru
5) Miringkan kepala bayi ke salah 2) Jelaskan keuntungan kontak
satu sisi kanan atau kiri dengan kulit ke kulit orang tua dan bayi
kepala sedikit tengadah
3) Anjurkan orang tua
6) Hindari mendorong kepala fleksi menggunakan pakaian nyaman,
dan hiperkstensi
bagian depan terbuka
4.
Implementasi

Pelaksanaan atau implementasi merupakan bagian


aktif dalam asuhan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat sesuai dengan rencana tindakan untuk
memuhi kebutuhan dasar manusia. Tindakan
keperawatan meliputi, tindakan keperawatan,
observasi keperawatan, pendidikan
kesehatan/keperawatan, tindakan medis yang
dilakukan oleh perawat atau tugas limpahan
(Suprajitno, 2004).
5.
Evaluasi
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan
perbandingan yang sistematik pada status kesehatan
klien. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien mencapai tujuan. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan melaksanakan hubungan
dengan klien berdasarkan respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang diberikan
PATHOFISOLOGI
ASUHAN KEPERAWATAN

Identitas Pasien
Nama : By Ny . M
Tanggal lhr/Usia : 17/4/2021 /0 hari
Jenis kelamin: Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : belum sekolah
Pekerjaan : belum bekerja
Alamat : surabaya
Suku/ bangsa : jawa/indonesia
Tanggal mrs : 17-4-2021
Tanggal pengkajian : 17-4-2021 jam 08.00
Diagnosa medis : BBLR + Prematur + Susp RDS
Riwayat penyakit
Keluhan utama Bidan mengatakan bayi kecil dan
lemah bbl 1600 gram

Riwayat penyakit sekarang : : bidan mengatakan bahwa,sejak pagi


ibunya mengeluh mengalami keluar
lendir dan nyeri perut usia kehamilan
35-36 mgg kemudian dibawa ke rs
husada utama surabaya ,setelah
diperiksa karena ibu m,emiliki
riwayat pre eklamsi ringan lalu
dianjurkan operasi sc karena usia
kehamilan masih 35-36mgg jadi bayi
lahir dengan umur yang kurang
/prematur, G1p2,

Riwayat penyakit dahulu : tidak ada

Riwayat keluarga : keluarga pasien tidak ada yang


mederita seperti klien saat ini
Riwayat kehamilan dan persalinan

ANC (prenatal) ibu px priksa kehamilan


tiap kurang lebih 1 bln

Penyakit ibu saat hamil preklamsi +


oligohidramnion
SC
Natal/ cara persalinan
AS 7-8 ktuban jernih,
Post Natal : G2P1 , usia kehamilan 35-
36 mgg, disertai
hipothermi suhu 35.6’C,
icterus (-)

1600 gram
Berat badan Lahir
Riwayat imunisasi : px belum diimunisasi
perubahan pola kesehatan
1. Nutrisi dan cairan Pasien minum asi 8x1
cc/24 jam
2. Istirahat tidur : tiap waktu
3. Eliminasi : bak dan bab 2x dalam 24
jam meco(+) anus (+)
4. Personal hygiene : mandi seka 2x pagi dan
sore hari ,mengganti
pakaian 2x pada pagi dan
sore hari
5. Aktivitas : minum ,tidur

Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Gerak (+) Tangis lemah (+)
3. Tanda-tanda vital : - Suhu: 35.6
- Nadi: 120x/mnt
- Rr : 44x/mnt
Pemeriksaan fisik
• Kepala : rambut tebal dan halus tidak ada , benjolan
atau lesi pada kepala , wajah

• Mata : pupil isokor dan reflek cahaya kanan kiri


positif simetris

• Hidung : hidung simetris ,tidak terpasang alat bantu


nafas ,

• Mulut& faring mukosa bibir lembab, terdapat reflek rooting

bentuk dada simetris ,tidak terdapat terdapat


• Thoraks dan paru : suara nafas ronchi irama nafas teratur
frekuensi 44x/mnt , retraksi ringan(+)

,tidak ada tambahan jantung tambahan


• Jantung
Soepel(+) BU (+) Tidak dapat pembesaran
• Abdomen : hepar

• Ektremitas dan pergerakan sendi bebas,tidak kelainan


persendian : ektremitas .turgor kulit normal ,akral
dingin,kulit agak tipis,lemak kulit sedikit,
tidak ada oedem
Hasil pemerikasaan penunjang
- Lab GDA 6 jam post lahir= 91 g/dl
- babygram
Terapi
- infus d10% 170cc/24jam
 injeksi Vit K 1 mg
 genta tetes mata
Penialaian resiko jatuh -> skore skala humpty
dumpty 17 (resiko tinggi jatuh)
Penilaian skla nyeri -> skore comfort scale 17
Analisa data
DS : tidak dikaji
DO :
 keadaan umum lemah  Turgor kulit sedang
 suara nafas vesikuler  bb 1600 gram
 Tidak terdapat pernafasan  LD 30cm, PB 43cm, LD 27cm
cuping hidung
 Ibu memiliki riwayat
 kulit agak tipis ,lemak kulit
preeklamsi ringan dan
sedikit
oligohidramnion
 bayi sering tidur  CRT >3 dtk
 spo2 97% rr 44x/mnt
 pernafasan ada retraksi ringan
 nadi 120x/mnt
 Suhu 35.6 ‘ c
 Kulit teraba dingin
Diagnosis keperawatan Tujuan dan kriteria intervensi
hasil
Hipothermia Tujuan: Intervensi mandiri:
berhubungan dengan Dengan dilakukan 1. Observasi suhu pasien
belum terbentuknya asuhan keperawatan 2. mengidentifikasi
lemak subkutan ditandai 2x60 menit diharapapkan penyebab hipotermi
dengan : hipothrmi teratasi 3. Memasukkan bayi
1. Kulit teraba dingin pada inkubator atau
2. Suhu 35.6 ‘ c Dengan kiteria hasil infant warmer
3. kulit agak tipis , 1 suhu dalam batas 4. Monitor tanda-tanda
lemak kulit sedikit normal dan stabil (36,5- vital tiap 30 mnt
4. CRT lebih dari 3 detik 37,5’C) 5. Beri pakaian ,selimut
5. bayi sering tidur 2. Bayi tidak gelisah penutup kepala
3. Tidak terjadi Kolaborasi dengan dokter
perubahan warna kulit 6. Beri oksigen
4. Glukosa darah DBN 7. pasang iv line
8. Beri tx vit k dan genta
tts mata
9. Cek GDA
Edukasi
10. meminta pertindik ke
keluarga
11. penjelasan ke klg
tindakan yd sudah
dilakukan
Implementasi
tanggal jam Implementasi
17/4/2021 08.00 -Hand hygine
08.15 -Serah terima pasien dengan bidan
08.16 -Timbang BB bayi
08.20 -Observasi ttv
08.30 -Pasang monitor
08.35 -pindahkan px ke inkubator
08.40 -Pakaikan popok
08.50 -Pakaikan penutup kepala
08.55 -Pakaikan selimut
09.00 -Mengecek anus
09.20 -Melaporkan kondisi px ke dokter
09.30 -Pasang oksigen nasal
09.40 -Memberi tx genta tts mata dan vit k
10.00 -Pasang infus perifer
11.00 -meminta pertindik ke keluarga
11.20 - mengobservasi k/u dan ttv
Evaluasi keperawatan
Tanggal Diagnosa Evaluasi keperawatan paraf
Tgl 17/5/2021 hipothermi S:- Tim
Jam 15.00 O: pernafasan dengan nasal 0,5 NICU
lpm rr: 44-50x/mnt retraksi
ringan (+) sianosis- pch- gerak
dada dada dan suara nafas ka/ki
sama SD: 1
Perfusi hangat CRT < 2dtk HR
156x/mnt suhu 36,7 anemis – cutis
icterus – gerak aktif tangis kuat(+)
Bak spontan prod kuning jernih
(+) kembung (-) BAB(+) meco
muntah (+) px dipuasakan
Ektrimitas hangat tidak oedem
A: masalah keperwatan teratasi
sebagian
P: intervensi tetap dilakukan
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai