Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEGAWATDARURATAN NEONATUS PADA


KASUS HIPOTERMIA

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :
1. Nur Megayanti / PO7124319019
2. Munifa Amalia / PO7124319022
3. Nadira / PO7124319010
4. Ni Made Wilianingsih / PO71243190
5. Ni Komang Widastri / PO71243190
6. Ni Luh Rani M / PO71243190

POLTEKKES KEMENKES PALU

JURUSAN DIV KEBIDANAN TINGKAT 2A

TAHUN AJARAN 2020/20


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada hambanya, khususnya bagi
kami yang telah mampu menyelesaikan Makalah ‘ASUHAN
KEGAWATDARURATAN NEONATUS PADA KASUS HIPOTERMIA’
Dalam menulis Makalah ini, alhamdulillah kami tidak mendapatkan kendala
– kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain
itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hastuti Usman,
SST.,M.Kes. Selaku dosen yang membimbing mata kuliah Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatus yang telah memberikan
dorongan dan motivasi dalam menyusun makalah ini. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat untuk para pembaca serta memperluas wawasan. Dan tidak
lupa pula kami mohon maaf atas kekurangan dari makalah yang kami buat
ini. Mohon kritik serta sarannya demi kemajuan kedepannya.

Terimakasih

Palu, Jumat 18 Juni 2021

Penulis

Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………..…………………………………….....i


KATA PENGANTAR ……………..…………………………………….....ii
DAFTAR ISI … ……………………...…………………………...…...……iii
BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………...........................4
1.1 Latar Belakang …………………………………………………..4
1.2 Rumusan masalah………….………………………………… ….5
1.3 Tujuan masalah … ………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
A. Pengertian Hiptermia……………………………………………...6
B. Penyebab / etiologi Hipotermia.…………………………………..7
C. Penanganan Hipotermi……………………………………………8
D. Kasus Hipotermi………………………..……………………….. 9
BAB III PENUTUP.......................................................................................10
A. Kesimpulan ……………………………………………………...15
B. Saran…………………………………………………………..…15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2013 Angka


Kematian Bayi (AKB) di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di negara
berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di negara maju 5 per 1.000
kelahiran hidup. AKB di Asia Timur 11 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43
per 1.000 kelahiran hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Asia Barat
21 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2013 AKB di Indonesia mencapai 25 per
1.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Singapura,
angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan angka dari negara-negara tersebut
dimana AKB Malaysia 7 per 1.000 kelahiran hidup, Filipina 24 per 1.000 kelahiran
hidup dan Singapura 2 per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).

Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Adapun suhu
tubuh bayi dan neonatus adalah 36,5-37,5ºC (suhu aksilla). Termoregulasi adalah
kemampuan untuk menyeimbangkan antara produksi panas dan hilangnya panas
dalam rangka menjaga suhu tubuh dalam keadaan normal, kemampuan ini sangatlah
terbatas pada BBL. Bayi baru lahir sering mengalami hipotermi karena
ketidakmampuannya mempertahankan suhu tubuh, lemak subkutan yang belum
sempurna, permukaan tubuh yang luas dibandingkan massa tubuh, dan suhu
lingkungan yang dingin.

Hipotermi dapat terjadi pada bayi baru lahir (neonatus), yaitu pada bayi
dengan asfiksia, bayi BBLR, bayi dengan sepsis, distress pernafasan, pada bayi
prematur atau bayi kecil yang memiliki cadangan glukosa yang sedikit (Rukiyah dan
Yulianti, 2013:287).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hipotermi ?
2. Apa saja penyebab Hipotermi ?
3. Apa saja penanganan Hipotermia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hipotermi
2. Untuk mengetahui apa saja penyebab Hipotermi
3. Untuk mengaetahui apa sja penanganan Hiptermia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipotermia

Hipotermia atau suhu tubuh yang rendah adalah dapat di sebabkan oleh
terpapar lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah,permukaan dingin, atau
aliran udara) atau bayi mungkin basah atau diberi baju yang tidak sesuai dengan usia
dan ukurannya.
Hipotermi adalah suhu dibawah 36,5ºC, yang terbagi atas : hipotermi ringan
(cold stress) yaitu suhu antara 36-36,5ºC, hipotermi sedang yaitu suhu antara 32-
36ºC, dan Hipotermi adalah suhu badan dibawah normal. Adapun suhu normal bayi
adalah 36,5-37,5ºC (suhu ketiak). Suhu normal pada neonatus 36,5-37,5ºC (suhu
ketiak) (Rukiyah & Yulianti, 2013:283). Hipotermi adalah bayi baru lahir dengan
suhu tubuh sampai di bawah 36,5- 37,5ºC (Sudarti & Fauziah, 2013:117). Hipotermi
didefinisikan sebagai keadaan termal yang tidak normal dimana suhu tubuh bayi turun
dibawah 36,5ºC. Penurunan suhu tubuh secara progresif menyebabkan efek yang
dapat merugikan mulai dari gangguan metabolik hingga kematian (Khalifa, 2015:6).
Hipotermi adalah bayi yang kaki dan tangannya terasa dingin dan sering
menangis, karena produksi panas yang kurang akibat sirkulasi masih belum sempurna,
respirasi masih lemah dan konsumsi oksigen rendah, inaktivitas otot serta asupan
makanan rendah. Faktor lain dikarenakan kehilangan panas yang tinggi.
Hipotermi umum terjadi pada bayi baru lahir terutama yang prematur, yang
belum mampu beradaptasi terhadap lingkungan baru dengan suhu yang lebih rendah
dari suhu di dalam perut ibunya.

1. Beberapa mekanisme kehilangan panas tubuh pada BBL


a. Evaporasi
Evaporasi adalah cara kehilangan panas utama pada tubuh bayi. Kehilangan
panas terjadi karena menguapnya cairan pada perbukaan tubuh bayi.
Kehilangan panas tubuh melalui penguapan dari kulit tubuh yang basa
keudara,karena bayi baru lahir diselimuti oleh air/ cairan ketuban/ amnion.
Proses ini terjadi apabila BBL tidak segera dikeringkan setelah lahir.
b. Konduksi
Konduksi adalah kehilanagan panas melalui kontak langsung antara tuuh bayi
dan benda atau permukaan yang temperaturnya lebih rendah. Misalnya, bayi
ditempatkan langsung pada meja, perlak, timbangan, atau bahkan di tempat
dengan permukaan yang terbuat dari logam.
c. Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat tubuh bayi terpapar
udara atau lingkungan bertemperatur dingin. Kehilangan panas tubuh bayi
melalui aliran udara sekitar bayi yang lebih dingin. Misalnya, bayi dilahirkan
dikamar yang pintu dan jendela terbuka, ada kipas/ acc yang dihidupkan.
d. Radiasi
Radiasi adalah pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin di
dekat tubuh bayi. Kehilangan panas badan bayi melalui pemancaran garis
miring radiasi dari tubuh bayi ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin.
Misalnya, suhu kamar bayi/ kamar bersalin di bawah 25˚C, terutama jika
dinding kamarnya lebih dingin karena bahannya dari keramik /marmer.

B. Penyebab / etiologi Hipotermia


Adapun penyebabnya adalah :
1. Infeksi
2. Dehidrasi
3. Trauma lahir (perubahan mekanisme pengaturan panas sentral)
4. Malformasi
5. Obat-obatan
Tanda Hiperthermia
1. Suhu tubuh lebih dari >37,5 ̊c
2. Tanda dehidrasi ( Elastisitas kulit turut, mata dan ubun-ubun besar cekung, lidah
dan membrane mukosa kering )
3. Malas minum
4. Frekuensi nafas > 60x per menit
5. Denyut jantung >160x per menit
6. Letargi dan iritabel
Sedangkan Etiologinya adalah kurangnya kesadaran diri dan pemahaman
tentang hipotermi pada BBL baik penyebab atau komplikasinya waktu bayi lahir
serta perawatan sesudahnya dan perawatan BBL tidak maksimal

C. Penanganan Hipothermia
1. Hypothermia Berat
a) Hangatkan bayi dengan segera menggunakan pemanas radian yang telah
dihangatkan. Gunakan metode lain penghangatan kembali, jika diperlukan.
b) Lepaskan baju yang dingin atau basah, jika ada. Beri bayi baju hangat dan
topi, dan tutupi dengan selimut hangat.
c) Atasi sepsis, dan pertahankan slang IV dibawah pemanas radian untuk
menghangatkan cairan.
d) Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6 mmol/l)
atasi glukosa darah yang rendah.
e) Kaji bayi :
 Periksa adanya tanda-tanda kedaruratan ( yaitu frekuensi pernafasan
kurang dari 20x per menit, bernafas terengah-engah, tidak bernafas, atau
syok) setiap jam.
 Ukur suhu tubuh bayi setiap jam :
- Jika suhu tubuh bayi meningkat minimal 0,5 c per jam selama tiga
jam terakhir, penghangatan kembali berhasil, lanjutkan mengukur
suhu tubuh bayi setiap dua jam.
- Jika suhu tubuh bayi tidak meningkat atau meningkat lebih lambat
dari 0,5 c per jam, pastikan bahwa suhu alat penghangat di atur
dengan benar.
f) Jika frekuensi penafasan bayi lebih dari 60 kali per menit atau bayi
mengalami tarikan dinding dada kedalam atau grunting pada saat ekspirasi,
atasi kesulitan bernafas.
g) Kaji kesiapan makan setelah empat jam sampai suhu tubuh bayi dalam
rentang normal.
h) Jika bayi menunjukan tanda-tanda kesiapan menyusu, izinkan bayi mulai
menyusu
 Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan perasan ASI dengan
menggunakan metode pemberian makan alternative
 Jika bayi tidak mampu menyusu sama sekali, baerikan perasan ASI
melalu selang lambung saat suhu tubuh bayi mencapai 35 c
i) Ketika suhu tubuh bayi normal, ukur suhu tubuh setiap tiga jam selama 12
jam
j) Jika suhu tubuh bayi tetap dalam rentang normal, hentikan pengukuran
k) Jika bayi makan dengan baik dan tidak terdapat masalah lain yang
membutuhkan hospitalisasi, pulangkan bayi. Berikan saran kepada ibu
tentang cara menjaga bayi tetap hangat dirumah.

2. Hipothermia Sedang
a) Lepaskan baju yang dingin atau basah, jika ada.
b) Jika ibu ada, minta ia menghangatkan kembali bayi melakukan kontak
langsung jika bayi tidak mengalami masalah lain.
c) Jika ibu tidak ada atau kontak langsung tidak dapat dilakukan :
 Beri bayi baju hangat dan topi, dan tutupi dengan selimut hangat.
 Hangatkan bayi dengan menggunakan pemanas radian. Gunakan metode
penghangatan kembali yang lain, jika diperlukan.
d) Dorong ibu menyusui lebih sering. Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan
perasan ASI dengan menggunakan metode pemberian makan alternative
e) Ukur glukosa darah. Jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl, atasi glukosa
darah yang rendah.
f) Jika frekuansi pernafasan bayi lebih dari 60 kali permenit atau bayi
mengalami tarikan dinding dada kedalam atau grunting pada saat ekspirasi,
atasi kesulitan bernafas.
g) Ukur suhu bayi setiap jam selama tiga jam :
 Jika suhu tubuh bayi meningkat minimal 0,5 c per jam selama tiga jam
terakhir, penghangatan kembali berhasil : lanjutkan mengukur suhu tubuh
bayi setiap dua jam.
 Jika suhu tubuh bayi tidak meningkat atau meningkat lebih lama dari 0,5
c perjam, periksa adanya tanda-tanda sepsis ( mis ; makan dengan buruk,
muntah, kesulitan bernafas ).
 Ketika suhu tubuh bayi normal, ukur suhu tubuh setiap tiga jam selama
12 jam
 Jika suhu tubuh bayi tetap dalam rentang normal, hentikan pengukuran.
h) Jika bayi makan dengan baik dan tidak terdapat masalah lain yang
membutuhkan hospitalisasi, pulangkan bayi. Berikan saran kepada ibu
tentang cara menjaga bayi tetap hangat dirumah.

D. Kasus Hipotermia

Asuhan Kebidanan Pada By. Ny B

Dengan hipotermi sedang

Tanggal : 12 Mei 2015

Jam : 15.30 Wib

Tempat : BPM Bidan X

S : Subjektif

1. Identitas Bayi
Nama Bayi : By. Ny B
Umur Bayi : 2 hari
Tanggal/jam lahir : 10-05-2015/ 18.30 WIB
Jenis kelamin : perempuan
Anak ke : Pertama
2. Identitas orang tua
Nama Ibu : Ny. B
Umur : 23 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Nama ayah : Tn.j
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Padang harapan
3. Riwayat persalinan sekarang
Jenis persalinan : spontan
Di tolong oleh : Bidan
Jenis kehamilan ; Primipara
Ketuban : jernih
Usia kehamilan : 31-32 minggu
4. Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti : penyakit jantung, DM, Hipertensi, Asma, penyakit
menular lainnya.
5. Riwayat pre natal, natal, dan post natal
a. Prenatal : ibu hamil anak pertama
ANC TM I : 2X di bidan, terapi fe
ANC TM I : 4X di bidan, terapi fe
ANC TM I : 3X di bidan, terapi fe
b. Natal
Ibu telah melahirkan anak pertama bayi perempuan secara
normal, ditolong oleh bidan.
c. Post natal
Saat ini keadaan bayi jelek, bayi mengalami hipotermi sedang
dengan suhu 34,2’c, BB : 2850 Gram, PB : 43
Cm, LD : 24 cm
6. Keluhan utama
Ibu mengatkan tubuh anaknya dingin dan mengigil serta terlihat
agak kebiruan

O : Objektif

1) Pemeriksaan umum
2) Keadaan Umum : Lemah
3) Kesadaran : Compos mentis
4) Reflek
- Rooting : Lemah
- Moro : lemah
- Walking : lemah
- Graph : Lemah
- Sucking : lemah
5) TTV

Suhu : 34,2’c

RR : 54x/Menit

Pols : 135x/menit

BB : 2850 Gram

PB : 43 cm

6) Apgar score

Appeance (Warna kulit)

Pulse ( NAdi)

Grimance (Rangsangan)

Activity ( Tonus otot)

Respiration (pernapsan)

7) Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1. Kepala

Bentuk : Simetris

Warna : Hitam

Kelainan : Tidak ada

2. Muka

Bentuk : Simetris

Warna : Kebiruan

Lanugo : Tidak ada

3. Mata

Bentuk : Simetris

Conjungtiva : Anemis
Sklera : Ikterik

4. Hidung

Bentuk : Simetris

Kelainan : Tidak ada

5. Mulut

Bentuk : Simetris

Mukosa : Kering

6. Leher
Pemb Kel tyroid : Tidak Ada

Pemb. Vena Jugularis : Tidak ada

7. Dada

Kelainan : Tidak ada

8. Mammae

Bentuk : Simetris

Putting susu : Menonjol

Areola : Kemerahan

9. Tali pusat

Kebersihan : Bersih

Perdarahan : Tidak ada

Tali pusat : Belum Lepas

10. Genetalia

Kebersihan : Bersih

Labia Mayora menutupi labia minora : (+)

11. Anus

Atresia Ani : Tidak ada

12. Ekstremitas
Warna : Kebiruan

Kelainan : Tidak ada

b. Palpasi
1. Kepala

Oedema : Tidak Ada

Kelainan: Tidak ada

2. Ubun ubun

Bentuk : datar

Aukultasi
1. Wheezing : Tidak ada
2. Ronchi : tidak ada

Antropometri

1. LK : 30 cm
2. LD : 24 cm

A : Analisa

Bayi Ny.B umur 2 hari dengan hipotermi sedang

P : Penatalaksanaan

1. Melakukan penghangatan pada tubuh bayi dengan cara meletakkan bayi pada
incubator dengan suhu 37,5’c, atau dengan cara metode kanguru dan sarang
burung, agar bayi hangat dan tidak terjadi hipotermi
2. Melakukan observasi TTV pada bayi dengan cara mengukur suhu tubuh bayi
menghitung frekuensi nafas bayi
3. Melakakukan pemasangan infuse RL DL 10% 100 cc, Pemasangan O2 nasal 2
Lpm, dan pemasangan OGT, agar kondisi lebih baik
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipotermia atau suhu tubuh yang rendah adalah dapat di sebabkan oleh
terpapar lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah,permukaan dingin, atau
aliran udara) atau bayi mungkin basah atau diberi baju yang tidak sesuai dengan usia
dan ukurannya.
Hipotermi adalah bayi yang kaki dan tangannya terasa dingin dan sering
menangis, karena produksi panas yang kurang akibat sirkulasi masih belum sempurna,
respirasi masih lemah dan konsumsi oksigen rendah, inaktivitas otot serta asupan
makanan rendah. Faktor lain dikarenakan kehilangan panas yang tinggi.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, sangat diperlukan kritik dan saran yang membangun  agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi. Selain itu, makalah ini disarankan
pula untuk dijadikan tolak ukur dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Data buku :
1. Judul : Buku saku manajemen masalah bayi baru lahir
Penulis : Melissa McCormick
Penerbit : Buku kedokteran EGC
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2008
2. Judul : Asuhsn neonatus, bayi & balita : penuntun belajar praktik klinik
Penulis : Sari Wahyuni, SST
Penerbit : Buku kedokteran EGC
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2012
3. Judul : Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
Penulis : Sarwono prawiroharjo
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2000

Anda mungkin juga menyukai