Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH TERAPY AKUPRESURE TITK SAN-YIN-JAO (SP6)

TERHADAP PENGURANGAN NYERI HAID PADA


MAHASISWA JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES PALU

Proposal Penelitian

OLEH
VONI
PO7124319008

POLITEHNIK KEMENTRIAN KESEHATAN PALU JURUSAN


KEBIDANAN PROGRAM STUDY SARJANA TERAPAN
KEBIDANAN PALU 2022

1
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh tim penguji politehnik
kementrian kesehatan palu

NAMA : Voni
NIM : PO7124319008

Palu, 3 Januari 2023


Pembimbing I

Mercy Joice Kaparang, SKM., M.Kes


NIP.

Palu, 3 Januari 2023


Pembimbing II

Sumiaty, SST., MPH


NIP. 198005112001122001

Mengetahui

Ketua Prodi S.Tr Kebidanan Palu

Muliani, S.Kep., Ns., M,Sc


NIP. 19650324141988032001

i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Proposal ini telah diperiksakan disetujui untuk diuji oleh tim penguji Poltekkes
kemenkes palu

NAMA : Voni
NIM : PO7124319008

Palu,
Penguji I

Dr. Anna V. Pont, SKM., SH., MM., MH.


NIP.

Palu,
Penguji II

U’din M, SKM., M.Si


NIP.

Palu,
Penguji I

Widya Pani, SKM., SST., M. Kes


NIP.

Mengetahui

Ketua Prodi S.Tr Kebidanan Palu

Muliani, S.Kep., Ns., M,Sc


NIP. 19650324141988032001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan anugerah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal yang

berjudul “Pengaruh terapy akupresure titin san-yin-jao (Sp6) terhadap

pengurangan nyeri haid pada mahasiswa jurusan kebidanan di poltekkes

kemenkes palu”.

Proposal ini dapat terselesaikan tentunya dengan bantuan dan

motivasi serta partisipasi dari semua pihak. Pada kesempatan ini pula,

secara khusus penulis menghaturkan segala hormat dan terima kasih

kepada kedua orang tua atas segala kasih sayang, pengorbanan dan doanya

yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas untuk keberhasilan penulis

dalam menempuh pendidikan, tidak lupa pula penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT Tuhan yang maha Esa yang selalu memberikan kekuatan, kesabaran

serta kemudahan dalam proses penyelesaian pendidikan dan penyusunan Tugas

Akhir ini.

2. Nasrul, SKM., M.Kes Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu

3. Sumiaty, SST., MPH Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Palu serta selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu ,

memberikan saran, masukan, arahan, bimbingan, serta koreksi untuk perbaikan

proposal ini.

iii
4. Muliani, S.Kep., Ns., M.Sc Selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu.

5. Mercy Joice Kaparang, SKM., M.Kes selaku dosen pembimbing utama yang

telah meluangkan waktu, memberikan saran, masukan, arahan, bimbingan, serta

koreksi untuk perbaikan proposal ini.

7. Dr. Anna V. Pont, SKM., SH., MM., MH. selaku penguji I dalam pengujian

proposal ini.

8. U’din M, SKM., M.Si selaku penguji II dalam pengujian proposal ini.

9. Widya Pani, SKM., SST., M. Kes selaku penguji III dalam pengujian proposal

ini.

10. Bapak Dan Ibu Dosen Serta Staf Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Palu yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis,

bimbingan serta dorongan moril selama mengikuti pendidikan.

11. Teristimewa kedua orang tua saya Riswan S. Ambo dan Asmawati Sulaeman

serta kakak saya Moh. Zeen dan adik saya Wanda yang menjadi motivasi saya

agar tidak pernah putus asa demi kesuksesan saya selama menjalani pendidikan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Kebidanan.

12. Moh. Akbar Muchtar kekasih hati saya yang selalu menyayangi, memberikan

support, dan selalu menyemati dalam penyusunan proposal ini.

iv
13. Sahabat my comford squad (ara, ega, widya, cimey, putri, ilma, ame, nadira)

seperjuangan saya teman suka duka yang saling menyanyangi dan menyemangati

satu sama lain.

14. Teman-teman mahasiswa jurusan sarjana terapan kebidanan angkatan 2019,

yang selalu memberikan dukungan dimulai dari awal mengikuti pendidikan

sampai dalam penyusunan proposal.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu dan memberikan motivasi dalam penyelesaian proposal ini.

16. seluruh responden yang telah siap dan memberikan informasi

Dalam penulisan proposal ini penulis menyadari sepenuhnya

bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan proposal ini.

Akhir kata penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Palu, 3 Januari 2023

Voni

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................i


LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI............................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................5
C. TUJUAN PENELITIAN..............................................................................6
D. MANFAAT..................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
A. Konsep Dasar Dismenore (Nyeri Haid).......................................................8
B. Konsep Nyeri..............................................................................................17
C. Akupresure Titik San-Yin-Jao (SP6).........................................................21
D. Kerangka Konsep.......................................................................................26
E. Hipotesis.....................................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................28
A. Jenis Penelitian...........................................................................................28
B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................29
C. Populasi dan Sampel..................................................................................29
D. Pengumpulan Data.....................................................................................30
E. Pengelolaan data.........................................................................................31
F. Analisis Data..............................................................................................32
G. Penyajian Data............................................................................................33
H. Etika Penelitian...........................................................................................34

vi
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Numerik Rating Scale.......................................................................19


Gambar 2.2 Visual Analog Scale..........................................................................20
Gambar 2.3 The Face Pain Scale..........................................................................20
Gambar 2.4 SP6 Sanyinjiao..................................................................................24
Gambar 2.5 Kerangka Konsep..............................................................................26

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam

perkembangan seseorang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari

masa pubertas ke masa dewasa. Seseorang dikatakan sudah memasuki

masa remaja terletak pada usia 13 sampai 20 tahun. Selama periode ini

mereka akan banyak mengalami perubahan baik secara biologis,

psikologis, dan sosial budaya. Seiring dengan perkembangan biologis,

pada masa ini akan terjadi kematangan organ-organ seksual, yang

ditandai dengan datangnya menstruasi pada perempuan (Mazidah et al.,

2022).

Menstruasi yang terjadi pada saat pertama kali merupakan

pertanda seorang remaja sedang mengalami pubertas. Peningkatan hormon

menyebabkan beberapa perubahan fisik pada remaja putri, yaitu

pematangan payudara, ovarium, rahim dan vagina. Salah satu masalah

dalam kesehatan reproduksi remaja adalah dismenore yang sering terjadi

pada remaja ketika menstruasi (Masruroh, 2019).

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim bagian

bawah yang terjadi selama menstruasi dan akan menimbulkan rasa nyeri

tersebut meluas hingga ke bagian pinggang, punggung bagian bawah serta

paha. Kram perut saat menstruasi pertama dialami sangat mengganggu


2

aktivitasnya. Berdasarkan angka kejadian dismenore di Indonesia terdapat

54,89% wanita yang merasakan nyeri saat menstruasi, setengah dari wanita

di Indonesia mengalami nyeri saat menstruasi dan sering kali mengganggu

aktivitas sehari-hari. Kemudian di sisi lain mereka harus tetap beraktivitas

sama seperti wanita lain yang sedang tidak mengalami dismenore

(Widiastuti et al., 2021).

Menurut World Health Organization (WHO) dalam penelitian

Sulistyorini (2017), angka kejadian dismenore cukup tinggi di seluruh

dunia. Rata-rata insidensi terjadinya dismenore pada wanita muda antara

16,8 – 81%. Data dari WHO didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa

(90%) wanita yang mengalami dismenore, 10-15% diantaranya mengalami

dismenore berat. Hal ini didukung dengan penelitian yang telah dilakukan

di berbagai negara dengan hasil yang mencengangkan, dimana kejadian

dismenore disetiap negara dilaporkan lebih dari 50% (Indrayani & Antiza,

2021).

Dismenorea yang dialami oleh remaja putri juga menjadi salah satu

penyebab utama ketidakhadiran di sekolah. Selain menurunkan angka

kehadiran (69,7%) remaja putri yang mengalami dismenorea juga

mengaku mengalami penurunan dalam prestasi akademik, penurunan

konsentrasi (72,7%) dan ketidakmapuan untuk menjawab pertanyaan

dalam ujian (54,3%). Lebih dari (60%) responden mengaku hubungan

sosialisasinya terganggu karena dismenorea (Tiana, 2022).


3

Dismenore bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang timbul

akibat adanya kelainan dalam rongga panggul dan mengganggu aktivitas

perempuan, bahkan sering kali berdampak pada remaja usia sekolah

karena menyebabkan terganggunya aktivitas sehari- hari. Seorang siswi

yang mengalami dismenore tidak dapat berkonsentrasi belajar dan

motivasi belajar akan menurun karena dismenore yang dirasakan pada saat

proses belajar mengajar. Dismenore pada remaja harus dapat ditangani

dengan tindakan yang tepat untuk menghindari dampak negatif yang akan

timbul (Permana et al., 2022).

Secara umum penangganan dismenore dapat ditangani dengan

pemberian terapi farmakologi dan non farmakologi. Pada terapi

farmakologi dapat diberikan obat-obatan anti inflamasi non-steroid

(NSAID). Secara nonfarmakologi yang dapat dilakukan dengan teknik

akupresur. Akupresur dikenal sebagai salah satu metode terapi tradisional

china untuk penyembuhan dismenore dengan menggunakan teknik

memijat pada titik meridian bagian tubuh tertentu (Indrayani & Antiza,

2021).

Akupresure merupakan ilmu penyembuhan dengan cara melakukan

pijat pada titik-titik tertentu, ilmu penyembuhan dengan cara melakukan

pijat pada titik-titik tertentu, ilmu ini berasal dari Tionghoa yang suda ada

sejak lebih dari 500 tahun yang lalu. Teknik akupresure dapat mengurangi

sensansi-sensasi nyeri melalui peningkatan hormon endorphin, yaitu


4

hormon yang mampu menghadirkan rasa rileks pada tubuh secara alami,

memblok reseptor nyeri ke otak (Alfatihah et al., 2022).

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri

secara non farmakologis antara lain terapi akupresur titik Sanyinjiao yaitu

salah satu akupoin atau titik pertemuan limpa, hati dan saluran ginjal yang

terletak di limpa meridian, yaitu empat jari di atas dalam pergelangan kaki

belakang tepi posterior tibia (Marbun & Sari, 2022).

Titik sanyinjiao atau spleen 6 merupakan titik limpa dimana salah

satu fungsi limpa adalah mengurangi nyeri saat haid. Pencegahan nyeri

haid bisa dilakukan melalui pemijatan yang dilakukan searah jarum jam

sebanyak 30 putaran selama tiga sampai dengan lima menit. Dalam

pemijatan yang perlu diperhatikan jangan terlalu keras dan membuat

pasien kesakitan. Pemijatan yang benar harus dapat menciptakan sensasi

rasa (nyaman, pegal, panas, gatal, perih, kesemutan, dan lain sebagainya),

apabila sensasi rasa dapat tercapai maka di samping sirkulasi chi (energi)

dan xue (darah) lancar, juga dapat merangsang keluarnya hormon

endomorfin. Hormon endomorfin adalah sejenis morfin yang dihasilkan

dari dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang (Indrayani & Antiza,

2021).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah

(2021) dalam Proyeksi Penduduk menurut kelompok umur dan jenis

kelamin terdapat di daerah perkotaan sebanyak 807.770 jiwa dan 77.974


5

diantaranya adalah remaja perempun, sedangkan untuk wilayah Kota Palu

terdapat 379.782 jiwa, 38.527 diantaranya adalah remaja perempuan.

Hasil wawancara awal yang dialakukan oleh peneliti pada tanggal 5

Januari 2023 terhadap 136 remaja putri Mahasiswi Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Palu yang telah mengalami menstruasi. Melalui

wawancara didapatkan hasil dari 136 remaja putri terdapat 41 remaja yang

mengalami dysmenorrhoe, menurut mahasiswi tersebut dysmenorrhoe

mengakibatkan konsentrasi mereka terganggu, dan aktivitas sehari-hari

seperti belajar dan membantu orangtua dirumah.

Oleh karena itu, berdasarkan data dan beberapa penelitian diatas,

maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Terapy Akupresure Titik

San-Yin-Jao (SP6) Terhadap Pengurangan Nyeri Haid Pada Mahasiswa

Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu".

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan bahwa apakah

ada Pengaruh Terapy Akupresure Titik San-Yin-Jao (SP6) Terhadap

Pengurangan Nyeri Haid Pada Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Palu ?
6

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Terapy Akupresure Titik San-Yin-Jao (SP6)

Terhadap Pengurangan Nyeri Haid Pada Mahasiswa Jurusan

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu.

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengaruh terapy akupresure titik san-yin-jao (sp6)

pada mahasiswa jurusan kebidanan poltekkes kemenkes palu

2. Mengetahui pengaruh terapy akupresure titik san-yin-jao (sp6)

terhadap pengurangan nyeri haid pada mahasiswa jurusan

kebidanan poltekkes kemenkes palu

3. Menganalisis pengaruh terapy akupresure titik san-yin-jao (sp6)

pada mahasiswa jurusan kebidanan poltekkes kemenkes palu

4. Menganalisis pengaruh terapy akupresure titik san-yin-jao (sp6)

terhadap pengurangan nyeri haid pada mahasiswa jurusan

kebidanan poltekkes kemenkes palu

D. MANFAAT

1. Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk

melakukan penelitian lanjutan, sebagai bahan yang dapat menambah

informasi serta dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa Poltekkes

Kemenkes Palu, khususnya mahasiswa kebidanan tentang pengaruh

terapy akupresure titik san-yin-jao terhadap pengurangan nyeri haid.


7

2. Praktis

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber rujukan,

memberikan manfaat serta menambah informasi mengenai tehnik

akupresure san-yin-jao terhadap pengurangan nyeri haid.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Dismenore (Nyeri Haid)

1. Definisi Dismenore

Dismenore adalah rasa sakit atau nyeri hebat pada bagian bawah perut

yang terjadi saat wanita mengalami siklus menstruasi. Nyeri biasanya

berlangsung sesaat sebelum haid, selama haid, hingga berakhirnya siklus

menstruasi. Nyeri yang terus menerus membuat penderitanya tidak bisa

beraktivitas (Ratnawati 2018).

Secara etimologi, dismenore berasal dari kata dalam bahasa yunani

kuno (greek). Kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri,

abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran atau arus.

Dengan demikian, secara singkat dismenore dapat didefinisikan sebgai

aliran menstruasi yang sulit atau menstruasi yang mengalami

nyeri.Penanganan dismenore secara optimal sangat tergantung dari

pemahaman terhadap faktor yang mendasarinya. Nyeri yang dirasakan

pada saat menstruasi muncul akibat kontraksi disritmik

miometrium yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari

nyeri yang ringan sampai berat diperut bagian bawah, bokong, dan nyeri

spasmodic di sisi medial paha (Anurogo dan Wulandari, 2011).

Dengan demikian, istilah dismenore digunakan jika nyeri haid

demikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat


9

dan meninggalkan pekerjaan atau aktivitas rutinnya sehari-hari selama

bebrapa jam atau beberapa hari.Istilah ini juga daapt digunakan jika

nyeri haid yang terjadi membuat perempuan tersebut tidak bisa

beraktivitas secara normal dan memerlukan obat atau penanganan khusus

(Anurogo dan Wulandari, 2011). Dismenore adalah keluhan ginekologis

akibat ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga

mengakibatkan timbul rasa nyeri yang paling sering terjadi pada wanita.

1. Klasifikasi Dismenorhe

Ada dua tipe nyeri haid yaitu dismenore primer yang terjadi begitu

siklus ovulasi mapan dan dismenore sekunder yang terjadi pada wanita

yang sebelumnya tidak pernah megalami nyeri haid. Dismenore primer

berkaitan dengan mulainya proses kimiawi alamiahdi dalam tubuh pada

saat ovulasi, sedangkan dismenore sekunder biasanya merupakan tanda

dari gangguan lainnya.

Rasa nyeri haid yang berat disebut dismenore. Nyeri haid dibagi menjadi

dua, yaitu:

a. Nyeri haid primer

Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan

berjalannya waktu, dengan lebih stabilnya hormone tubuh atau

perubahan posisi rahim setelah menikah atau melahirkan. Nyeri

haid ini adalah normal, namun dapat berlebihan apabila

dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis seperti stress, shock,

penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang


10

darah, kondisi tubuh yang menurun atau pengaruh hormon

prostagladin. Gejala ini tidak membahayakan kesehatan (Pratiwi,

2016).

Yang khas pada dismenore primer adalah bahwa penyakit ini

mulaitimbul sejak haid pertama kali (menarch), dan kelihatannya

keluhan sakitnya menjadi agak berkurang setelah wanita yang

bersangkutan menikah dan begitu hamil langsung hilang (Yatim,

2017).

a. Nyeri haid sekunder

Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit

yang datang kemudian.Penyebabnya adalah kelainan atau penyakit

seperti infeksi rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan, atau

kelainan kedudukan rahim yang menetap. Ada juga yang disebut

dengan endrometriosis, yaitu kelainan letak laisan dinding rahim

yang menyebar keluar rahim, sehingga apabila menjelang

menstruasi, pada saat lapisan dinding menebal, akan dirasakan

sakit yang luar biasa. Endometriosis ini bisa mengganggu

kesuburan (Pratiwi, 2016).

Rasa sakit akibat dismenore sekunder ini berkaitan dengan hormone

prostagladine.Karena kenyataannya prostagladin banyak

dihasilkan rahim bila ada benda asing di dalam rahim seperti

alat KB, atau tumor. Prostagladin berpengaruh dalam

meningkatkan kontraksi otot rahim yang bertujuan mendorng


11

benda asing itu keluar. Kelihatannya, kontraksi otot rahim

meningkat selama haid, dan paling reda kontraksi pada masa

lutheal (masa pembentukan corpus leteum dari jaringan ikat bekar

telur yang dilepaskan) (Yatim, 2017).

2. Etiologi

Penyebab adanya dismenore meliputi banyak hal, dari mulai faktor

endokrin sampai psikologis. Penyebab munculnya dismenore, antara lain :

1. Merokok.

2. Haid pada usia dini, kurang dari 12 tahun.

3. Mengalami perdarahan hebat saat siklus menstruasi terjadi.

4. Riwayat keluarga memiliki dismenore.

5. Memiliki adenomiosis.

6. Kista ovarium

7. Penderita darah rendah atau anemia.

8. Wanita dengan gangguan endometriosis.

9. PID (Pelvic Infalmmation Diasese).

10. Leiomioma submukosa.

11. Sektum vagina transverse.

12. Malformasi kongenital.

13. Obstruksi kanalis servikalis.

14. Uterine fibroid.

15. Uterine polip ( Ratnawati, 2018).


12

Penyebab timbulnya dismenorhe ada 2, yaitu:

a. Penyebab dismenore primer

Penyebabnya tidak jelas, tetapi yang pasti selalu berkaitan

dengan pelepasan sel-sel telur (ovulasi) dari kelenjar indung telur

(ovarium), sehingga dianggap berhubungan dengan gangguan

keseimbangan hormone.

Menurut Anugoro dan Wulandari (2011) dismenore primer terjadi

akibat endometrium mengandung prostaglandin dalam jumlah tinggi.

1) Faktor endokrin

Rendahnya kadar progesterone pada akhir fase corpus

leteum. Hormone progesteron menghambat atau mencegah

kontraktilitas uterus, sedangkan hormon estrogen merangsang

kontraktilitas uterus. Di sisi lain. Endometrium dalam fase

sekresi memproduksi prostaglandin F2 sehinga menyebabkan

kontraksi otot-otot polos. Jika kadar prostaglandin yang berlebihan

memasuki peredaran daarh maka selain dismenore dapat juga

dijumpapi efek seperti nausea (mual), muntah, diare, flushing

(respon involunter yang tidak terkontrol dari system saraf yang

memicu pelebaran pembuluh darah kpiler kulit, dapat berubah

warna kemerahan atau sensasi panas). Jelaslah bahwa peningkatan

kadar prostaglandin memegang peranan penting pada timbulnya

dismenore primer.
13

2) Factor kejiwaan atau gangguan psikis

Umumnya wanita yang sedang menstruasi akan mengalami

perasaan seperti rasa bersalah, ketakutan seksual, stress, takut

hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik dengan masalah jenis

kelaminnya, dan imaturitas (belum mencapai kematangan).

b. Penyebab dismenore sekunder

Dismenore sekunder disebabkan adanya keluhan sakit sewaktu haid

akibat kelainan organic, misalnya :

1) Rahim kurang sempurna karena ukurannya terlalu kecil

2) Posisi rahim yang tidak normal.

3) Adanya tumor dalam rongga rahim, misalnya myoma uteri.

4) Adanya tumor dalam rongga panggul, terutama tumor fibroid, yang

letaknya dekat permukaan selaput lendir rahim, adanya selaput

lendir rahim di tempat lain (endometriosis), bisa ditemukan di

dalam selaput usus, di jarngan payudara, atau di tempat lain. Pada

waktu haid, jaringan selaput lendir yang diluar rahim juga seperti

ikut terlepas dan berdarah seperti jaringan aslinya di dalam

rahim.

5) Penyakit-penyakit tubuh lain seperti Tuberkulosa, kurang darah

(anemia), buang air besar kurang lancer (constipation), postur

tubuh yang terlalu kurus (Yatim, 2017).


14

3. Derajat Dismenore

Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal

menstruasi namun dengan kadar nyeri yag berbeda-beda. Dismenore

dibagi menjadi tiga tingkat keparahan (Yatim, 2017), yaitu :

a. Dismenore ringan

Seseorang akan mengalami nyeri atau nyeri masih dapat

ditolerir karena masih berada pada ambang rangsang, berlangsung

beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari-hari.

b. Dismenore sedang

Seseorang mulai merespon nyerinya dengan merintih dan

menekan- nekan bagian yang nyeri, diperlukan obat penghilan rasa

nyeri tanpa perlu meninggalkan pekerjaannya.

c. Dismenore berat

Seseorang mengeluh karena adanya rasa terbakar dan ada

kemungkinan seseorang tidak mampu lagi melakukan pekerjaan biasa

danperlu istirahat beberapa hari dapat disertai sakit kepala,

migraine, pingsan, diare, rasa tertekan dan mual.

5. Manifestasi Klinis

Gejala-gejala dismenore yang biasa terjadi adalah nyeri pada

bagian perut bawah, pusing, mual hingga muntah, dan nyeri di bagian paha

dalam serta pinggang. Gejala dismenore juda dibagi menjadi tiga

berdasarkan derajatnya:
15

a. Derajat I : Nyeri yang dialami berla ngsung hanya beberapa saat, dan

penderita masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya.

b. Derajar II : Rasa nyeri yang dialami cukup mengganggu, sehingga

penderita memerlukan obat penghilang rasa nyeri seperti paracetamol,

ibuprofen atau yang lainnya. Penderita akan merasa baikan jika sudah

meminum obat dan bisa kembali melakukan pekerjaannya.

c. Derajat III : penderita mengalami rasa nyeri yang luar biasa hingga

membuatnya butuh waktu untuk beristirahat beberapa hari. Biasanya

penderita juga mengalami sakit kepala hingga pingsan, gangguan

metabolisme hingga menyebabkan diare, sakit pinggang dan paha

bagian dalam (Ratnawati, 2018).

Banyak ahli berpendapat bahwa keluhan dismenore sebenarnya

merupakan keluhan individual. Keluhan dismenore juga bnayak terdapat

pada perempuan yang mengeluhkan dismenore adalah anak gadis dari ibu

yang dulunya juga mengeluhkan dismenore, serta sebnayak 7% saudara

perempuan yang mengalami dismenore juga mengeluhkan hal yang sama,

meskipun ibu mereka dulunya tidak mengeluhkan dismenore.

Keluhan dismenore yang menjelma menjadi keluhan di

seluruh tubuh, antara lain:

a. Mual dan muntah-muntah.

b. Rasa letih.

c. Sakit daerah bawah pinggang .


16

d. Perasaan cemas dan tegang.

e. Pusing kepala dan bingung.

f. Diare (Yatim, 2017).

Keluhan sakitnya bisa ringan sampai berat.Lokasi rasa sakit ini

dirasakan pada perut bagian bawah, sampai ke paha dan pinggul

belakang.Keluhan sakit bertambah berat bila ada pengaruh kejiwaan

dan stress. Rasa sakit segera berkurang dalam beberapa jam setelah

darah menstruasi keluar. Pada dismenore primer, pemeriksaan daerah

rongga panggul biasanya tidak ditemukan kelainan apa-apa. Sedangkan

pada dismenore sekunder, sering ditemukan berbagai jenis kelainan

patologi di daerah rongga panggul seperti yang sudah disebut

sebelumnya (misalnya, penyakit peradangan rongga panggul, tumor,

dan lain-lain) (Yatim, 2017)

6. Faktor Risiko

Terdapat banyak hal yang menjadi factor risiko terjadinya dismenore

primer dan sekunder. Factor-faktor tersebut natara lain (Anindita, 2018):

Berikut ini adalah beberapa factor risiko dismenore primer :

1) Usia kurang dari 20 tahun

2) Usaha mengurangi berat badan.

3) Depresi atau ansietas.

4) Kekecauan dalam menjalin hubungan social.

5) Menstruasi berat.

6) Nuliparitas.
17

7) Merokok.

8) Riwayat keluarga.

9) Lama periode menstruasi panjang.

B. Konsep Nyeri

1. Definisi Nyeri

Nyeri merupakan sensai yang rumit, unik, universal, dan

bersifat individual. Dikatakan bersifat individual karena respons

individu terhadap sensasi nyeri beraga, dan tidak bisa disamakan satu

dengan yang lainnya. Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu,

bergantung pada persepsinya. Walaupun demikian, ada satu kesamaan

mengenai persepsi nyeri. Secara sederhana nyeri diartikan sebagai

suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori maupun

emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan

atau faktor lain, sehingga individu merasa tersiksa, menderita yang

akhirnyaakanmengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan lain lain

(Asmadi, 2018).

Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman,

berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. Keadaan psikis

sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit

(kepala) atau memperhebatnya, tetapi dapat pula mneghindarkan

sensasi rangsangan nyeri. Nyeri merupakan suatu perasaan subjektif

pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang.

Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan mechanism kimiawi, atau fisis


18

(kalor, listrik) dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan.

Rangsangan memicu pelepasan zat tertentu yang disebut mediator

nyeri, antara lain histamine, bradikin, leukotrien dan prostaglandin

(Tjay, 2017).

1. Klasifikasi Nyeri

Ada lima klasifikasi dan jenis nyeri:

a. Nyeri Akut, yang dapat ringan, sedang atau berat. Nyeri akut

adalah nyeri yang terjadi mendadak dan memberikan respons

terhadap pengobatan.

b. Nyeri kronik, nyeri menetap selama lebih dari 6bulan dan sulit

untuk diobati atau dikendalikan.

c. Nyeri Seperfisial, nyeri dari daerah permukaan seperti kulit

dan selaput mukosa

d. Nyeri somatik nyeri dari otot polos dan organ. nyeri dari otot

rangka, ligament, dan sendi.

e. Nyeri visceral atau nyeri dalam, nyeri dari otot polos dan organ

(Tjay, 2017).

2. Pengukuran Skala Nyeri

Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang

seberapa parah nyeri dirasakan individu, pengukuran intensitas

yang sama dirasakan sangat berbeda oleh orang yang berbeda

(Asmadi, 2018:).

Berikut macam-macam penilaian nyeri (Riyadi dan Aryasa, 2017)


19

a. Numerical Rating Skale (NRS)

Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah

divalidasi.Berat ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi

terukur dnegan mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri.

Skala numeric dari 0 hingga 10, 0 merupakan kadaan tanpa atau

batas nyeri dan 10 suatu nyeri yang sangat hebat.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Nyeri berat


Nyeri ringan Nyeri berat
nyeri Nyeri sedang
terkontrol tidak
Terkontrol
Gambar 2.1
Numerik Rating Scale

b. Visual Analog Scale (VAS)

Paling sering digunkana untuk memgukur intensitas

nyeri.Metode ini menggnakakan garis sepanjang 10 cm yang

menggambarkan keadaan tidak nyeri sampai nyeri yang sangat

hebat.Pasien meanndai angka pada garis yang menggambarkan

intensitas nyeri yang dirasakan. Keuntungan menggunakan

metode ini adalah sensitive untuk mengetahui perubahan

intensitas nyeri, mudah dmengerti dan dikerjakan, dan

dapat digunakan dalam berbagai kondisi lain. Kerugiannya

adalah sukar diterapkan jika pasien berada pada nyeri yang


20

hebat. digunakan dalam berbagai kondisi lain. Kerugiannya

adalah sukar diterapkan jika pasien berada pada nyeri yang

hebat.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 2.2
Visual Analog Scale

c. The Face Pain Scale

Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda,

menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih, digunakan

untuk mengekspresikan rasa nyeri.

Gambar 2.3
The Face Pain Scale

0 = tidak sakit

2 = sedikit sakit

4 = agak terganggu

6 = mengganggu aktivitas

8 = sangat terganggu
21

10 = tidak tertahankan

C. Akupresure Titik San-Yin-Jao (SP6)

1. Definis akupresure

Akupresur disebut juga dengan terapi totok atau tusuk jari adalah

salah satu bentuk fisoterapi dengan memberikan pemijatan dan

stimulasi pada titik- titik tertentu atau akupoint pada tubuh. Akupresur

juga diartikan sebagai menekan titik-titik penyembuuhan menggunkan

jari secara bertahap yang merangsang kemampuan tubuh untuk

penyembuhan diri secara alami. (Heni Setyowati, dkk, 2018).

Terapi akupresur merupakan pengembangan dari ilmu akupuntur,

sehingga pada prinsipnya metode terapinya akupresur sama dengan

akupuntur, yang membedakanya terapi akupresur tidak menggunakan

jarum dalam proses pengobatannya. Akupresur berguna untuk

mengurangi atau pun mengobati berbagai jenis penyakit dan nyeri

serta mengurangi ketegangan dan kelelahan. Proses pengobatan

dengan teknik akupresur menitik beratkan pada titik – titik saraf tubuh.

Di kedua telapak tangan dan kaki kita terdapat titik akupresur untuk

jantung, paru – paru, ginjal, mata, hati, kelenjar tiroid, pankreas, sinus,

dan otak (hasanudin Kep, 2015).

2. Manfaat Akupresure

Akupresur memberikan rangsangan dengan menggunakan jari pada

titik-titik meridian tubuh yang bertujuan untuk mempengaruhi organ

tubuh tertentu dengan merangsang aliran energi tubuh. Manfaat


22

akupresur yaitu untuk membantu pengelolaan stress dan meningkatkan

relaksasi. Penekanan dilakukan secara perlahan - lahan sampai

ditemukan titik meridian yaitu kondisi dimana tubuh merasakan tidak

nyaman, nyeri, pegal, panas dan gatal. Memberikan penekanan pada

titik accupoint meridian kandung kemih dan meridian du di punggung

akan menstimulasi sel saraf sensorik disekitar titik akupresur kemudian

diteruskan ke medula spinalis, mesensefalon dan komplek pituitari

hipothalamus yang ketiganya dirangsang untuk melepaskan hormon

endorphin yang dapat memberikan rasa rileks. Dengan adanya hormon

endorpin tubuh akan merasa rileks (Maharani & Widodo, 2019).

Manfaat akupresur merupakan terapi dengan prinsip healing touch

yang lebih menunjukan prilaku caring pada responden, sehingga dapat

memberikan perasaan tenang, nyaman, perasaan yang lebih

diperhatikan yang dapat mendekatkan hubungan terapeutik antara

peneliti dan responden (Majid, 2017).

3. Teknik Pemijatan Akupresur

Teknik memijat terapi akupresur Teknik pijat akupresur adalah

turunan dari ilmu akupunktur. Titik-titik yang digunakan sama seperti

yang digunakan pada terapi akupunktur.

a. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pijat

akupresur menurut (Sobari, 2020).


23

1. Pertama kali yang harus diperhatikan adalah kondisi umum si

penderita. Pijat akupresur tidak boleh dilakukan terhadap orang

yang :

1) Dalam keadaan yang terlalu lapar.

2) Dalam keadaan terlalu kenyang.

3) Dalam keadaan terlalu emosional (marah, sedih,

khawatir).

4) Dalam keadaan hamil muda.

Selain kondisi penderita, ruangan untuk terapi akupresur

pun harus diperhatikan :

1) Suhu ruangan jangan terlalu panas atau terlalu dingin.

2) Sirkulasi udara baik, tidak terlalu pengap dan tidak

melakukan pemijatan di ruang berasap.

3) Terapi bisa dilakukan dalam posisi duduk atau berbaring

dengan tenang, tidak dalam keadaantegang.

b. Cara memijat akupresur menurut (Sobari 2020) yaitu :

1) Cara pemijatan bisa dilakukan dengan :

a) Pijatan bisa kita lakukan setelah menemukan titik meridian

yang tepat, yaitu timbulnya reaksi pada titik pijat berupa

rasa nyeri, linu atau pegal.

b) Pijatan bisa dilakukan dengan menggunakan jari tangan

(jempol dan jari telunjuk).

c) Lama dan banyaknya tekanan menurut (Sobari, 2020) yaitu:


24

1. Pijatan untuk menguatkan (Yang), untuk kasus penyakit

dingin, lemah, pucat/lesu, dapatdilakukan dengan

maksimal 30 kali tekanan, untuk masing- masing titik

dan pemutaran pemijatannya searah jarum jam.

2. Pemijatan yang berfungsi melemahkan (Yin) untuk

kasus penyakit panas, kuat, muka merah,

berlebihan/hiper dapat dilakukan dengan minimal 50

kali tekanan dan cara pemijatannya berlawanan jarum

jam.

4. Titik Sanyinjiao (SP6)

Sanyinjiao (SP6) adalah titik limpa nomer 6. Titik ini berada 4

jari diatas mata kaki (Hilda Sulistia Alam, 2020).

Gambar 2.4
SP6 Sanyinjiao

akupresur titik Sanyinjiao yaitu salah satu akupoin atau

merupakan akupresur terhadap titik SP6 dimana fungsinya yakni

menguatkan limpa, serta merestorasi keseimbangan Yin serta ginjal,

hati, serta darah, dimana bisa menguatkan peredaran darah, sehingga


25

akupresur terhadap titik SP6 bisa meminimalkan nyeri dismenorea

(Wong et al, 2010).

Efek menekan pada titik akupresur terkait pada pengaruhnya

pada pembentukan endorphin di tubuh. Endorphin yakni penghilang

nyeri yang tubuh sendiri hasilkan. Endorphin yakni molekul-molekul

protein ataupun peptid yang terbuat oleh zat dengan nama beta -

lipoptropin dimana ditemui dalam kelenjar pituitary. Kemudian

endorphin juga bisa berpengaruh ke area- area pengindra nyeri pada

otak melalui cara sama mempergunakan obat opiate dengan contoh

morfin. Lepasnya endorphin terkontrol dari sistem saraf, saraf sensitif

pada nyeri rangsangan eksternal serta ketika terpicu melalui

akupresur, mampu menstimulasi sistem endokrin supaya

melepaskan beberapa endorphin yang disesuaikan kebutuhannya

tubuh. Akupresur terhadap titik SP6 teruji efektif meminimalkan

intensitas nyeri haid, bisa dilaksanakan secara murah serta mudah.

Akupresur bisa dipergunakan selaku pengobatan alternatif selain obat

anti nyeri.

Lokasi titik SP6 berlokasi 3 cun di sisi atas mata kaki bagian

dalam. Indikasi penyakit yang tepat terhadap titik tersebut yakni

kelainan limpa serta lambung, diare, abdomen tegang, gangguan

ginekologi serta urologi, lambung nyeri, insomnia, serta nyeri perut.

Titik ini memiliki keistimewaan yakni lokasi bertemunya tiga

meridian yin kaki. Penekanan dilaksanakan mempergunakan ujung


26

jari, harus dilaksanakan dengan lembut saat pertama selanjutnya

dengan bertahap kekuatannya ditingkatkan hingga dirasakan sensasi

ringan namun tidaklah sakit. Penekanan bisa dilaksanakan tiap

penderita merasakan nyeri yakni 6 kali dalam 30 menit melalui

rentang pemberian terapi 30 detik hingga 120 detik, setelahnya

dilaksanakan evaluasi 30 menit kemudian (Hasanah, 2010).

D. Kerangka Konsep

Variable Variable
independent dependen

Akupresure Sanyinjao Pegurangan Nyeri Haid


Point (SP6) (Desminore)

Gambar 2.5
Kerangka Konsep

E. Hipotesis

Hipotesi dalam penelitian yaitu jawaban sementara penelitiaan,

Patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannnya akan dibuktikan

dalan penelitian tersebut. Hipotesis kerja (Ha) merupakan suatu hipotesis

dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi

apabila suatu gejala Muncel, sedangkan Hipotesis Nola tau Hipotesis

statistic (Ho) merupakan hipotesis yang dibuat untuk menyatakan sesuatu

kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua
27

kelompok atau lebih menenai suatu hal yang dipermasalahkan.

(Notoatmodjo, 2018).

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu "Terapy akupresure sanyinjao

(SP6) untuk mengurangi nyeri haid pada mahasiswa jurusan kebidanan

poltekkes palu"
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian analitik merupakan

penelitian yang tidak hanya mendiskripsikan tapi juga menganalisa hasil

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian

Quasi eksperiment dengan desain rancangan one group pre test and post

test. Perlakuan pada kelompok intervensi yaitu dilakukan teknik akupresur

titik san-yin-jao (SP6).

Desain penelitian adalah One group pre test and post test

merupakan pengembangan dari desain sebelumnya dimana terdapat pre

test sebelum dilakukan perlakuan. Desain penelitian dengan model one

group pre test- post test desingn dapat digambarkan sebagai berikut

(Ismail, 2018).

Pratest Perlakuan Posttest

O1 X O2

Gambar 1
Skema rancangan penelitian quasi eksperimen

O1 ; Dysmenore sebelum di lakukan Akupresure (SP6)

X : Pemberian perlakuan akupresure titik sanyinjao (SP6)

O2 : Dysmenore sesudah perlakuan Akupresure (SP6)

28
29

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan di lakukan di jurusan kebidanan poltekkes kemenkes palu

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan pada bulan Januari sampai April 2023

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang memiliki ciri

dan karakter tertentu yang ditentukan oleh seorang peneliti sebagai

sumber data dan kemudian akan diambil kesimpulannya berdasarkan

data yang telah dikumpulkan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi

juga objek dan benda-benda alam yang lain, meliputi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tertentu

(Febryani, 2021).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan kebidanan

poltekkes kemenkes palu sebanyak 60 mahasiswa yang mengalami

dysmennorhea.

2. Sampel

Sampel adalah Sebagian dari populasi yang diteliti oleh karena

tidak dimungkinkan mengambil populasi secara keseluruhan. Sampel

yang dipilih pada suatu penelitian hendaknya mampu

merepresentasikan populasi secara keseluruhan (Payadnya, 2018)


30

Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan kebidanan

poltekkes kemenkes palu yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi merupakan karakteristik pada subyek penelitian

dari suatu populasi yang telah ditargetkan dan akan diteliti

(Nursalam, 2013). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

1. Mahasiswa yang bersedia menjadi responden / menandatangani

persetujian

2. Mahasiswa yang mengalami disminore pada hari pertama

mentruasi

3. Mahasiswa yang mengalami disminore primer dengan tidak

disertai gangguan kesehatan, misal: myoma, radang panggul

dan lain sebagainya.

b. Kritera Ekslusi

Kriteria eksklusi merupakan menghilangkan subyek yang

tidak memenuhi kriteria inklusi (Nursalam, 2013).

1. Mahasiswa yang mengalami disminore yang tidak hadir saat

penelitian

2. Mahasiswa yang mengkonsumsi obat analgetik saat disminore

D. Pengumpulan Data

Tehnik pengumplan data dan instrumen yang di gunakan dalam

penelitian ini meliputi :


31

1. Data Primer

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

primer. Jenis data pada penelitian yang dikumpulkan merupakan data

primer. Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan

oleh peneliti secara langsung dari sumber data yang diteliti (Masturoh

& AnggitaT., 2018). Data dalam penelitian ini didapatkan dari

kuisioner pre and post test responden dan hasil pengukuran nyeri

menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) yang merupakan data

primer.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan yaitu data angka kejadian

dysmenorrhea baik secara nasiomal maupun internasional yang

diperoleh dari beberapa jurnal, data jumlah remaja di Sulawesi Tengah

yang diakses dari situs Badan Pusat Statistik Kota Palu, data dari

kampus Poltekkes Kemenkes Palu berupa jumlah dan nama remaja

putri dari Jurusan Kebidanan serta hasil studi pendahuluan oleh

beberapa remaja putri mengenai kejadian dysmenorrhoe di Jurusan

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu dan beberapa jurnal penelitian.

E. Pengelolaan data

Dalam penelitian ini menggunakan pengelola data dengan cara yaitu :

1. Editing data

Tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang

diperoleh melalui kuesioner telah lengkap, terisi semua dan dapat


32

dibaca dengan baik seperti identitas responden, karakteristik

responden dan tidak ada kuesioner yang dikeluarkan.

2. Coding data

Setiap data pada kuesioner diberi kode untuk memudahkan dan

memasukkan data. Pengkodean pada lembar keluhan responden,

ketika responden merasakan keluhan diberi kode (0), ketika

reponden tidak merasakan keluhan diberi kode (1).

3. Tabulating data

Membuat tabel data keluhan yang dirasakan ibu hamil,

kemudian dilakukan tabulasi sehingga dapat diketahui keluhan

yang paling banyak dan paling sedikit.

4. Cleaning data

Melakukan pengecekkan kembali untuk mencegah terjadinya.

kesalahan pada saat dilakukan tabulasi data dan dihilangkan data

yang tidak perlu.

5. Entry data

Memasukkan data yang telah di kumpulkan ke komputer

untuk selanjutnya dilakukan analisis menggunakan program

komputerisasi.

F. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah bertujuan untuk mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel dengan distribusi frekuensi dan presentase


33

(Notoatmodjo, 2014). Analisis data dilakukan dengan melihat

presentase data yang terkumpul, di sajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi, kemudian di cari jumlah presentase yang terbesar

dari jumlah masing-masing frekuensi. Selanjutnya dihubungkan

dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada. Setelah data

terkumpul, peneliti melakukan analisis data dengan melihat subjek

yang ada pada kategori tertentu lalu di bagi dengan jumlah

keseluruhan responden. Analisisa data distribusi frekuensi dengan

manual menggunakan rumus :

f
Rumus : P = x 100 %
n

Ket : P = Persentase

f : jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu

n : banyaknya responden yang menjawab

2. Analisis Bivariat

Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh terapy

akupresure titik sanyinjao (sp6) terhadap pengurangan nyeri haid pada

mahasiswa jurusan kebidanan poltekkes kemenkes palu dengan

menggunakan uji statistika yaitu uji wilcoxon dengan nilai kemaknaan

0,05% dengan tingkat kepercayaan 95%.

G. Penyajian Data

Data penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel, kemudian

dijelaskan dalam bentuk narasi.


34

H. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh

(Notoatmodjo, 2014) yaitu:

a. Menghormati harkat dan martabat manusia

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakuakan penelitian

tersebut. Peneliti juga memberikan kebebasan kepada subjek untuk

memberikan informasi atau tidak berpartisipasi.

b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi

dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang

berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang

lain. Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas

dan kerahasiaan subjek. Peneliti cukup menggunakan coding sebagai

pengganti identitas responden.

c. Keadilan dan keterbukaan

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan

penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,

yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini

menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan

keuntungan yang sama, tanpa membedakan jender, agama, etnis dan

sebagainya.
35

d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat bagi

masyarakat perlu umumnya dan subjek penelitian pada khususnya.

Peneliti hendaknya berusaha meminimalisir dampak yang merugikan

bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan peneliti harus dapat mencegah

atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres, maupun kematian

subjek penelitian.
36

DAFTAR PUSTAKA

Alfatihah, I. A., Widyaningsih, A., Utami, A. S., & Nurlaila, N. (2022). Kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat di SMP Islam At Tohari Tuntang Akupresur
untuk Mengurangi Nyeri Haid. 374–378.
Indrayani, T., & Antiza, V. (2021). Penyuluhan dan Pelatihan Akupresur Untuk
Mengurangi Nyeri Dismenorea Pada Remaja Putri di Babakan Ciparay
Bandung. Journal Of Community Engagement In Health, 4(1), 249–253.
Marbun, U., & Sari, L. P. (2022). Efektifitas Terapy Akupresur Terhadap
Pengurangan Dismenore Pada Mahasiswa DIII Kebidanan. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 64–69.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.703
Masruroh, H. S. (2019). Akupresur Terhadap Nyeri Haid Pada Remaja Putri
Kelas. Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, Vol 5, 173–180.
https://garuda.ristekbrin.go.id/author/view/1290624
Mazidah, A. N., Wulaningsih, I., & Rahayu, H. (2022). Efektivitas Terapi
Akupresur Terhadap Dismenore Pada Remaja Putri PENDAHULUAN Masa
remaja merupakan masa yang sangat penting dalam perkembangan
seseorang . Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa pubertas ke
masa dewasa . Seseorang dikatakan sudah . 1(September), 26–38.
Permana, A. I., Kristiningrum, W., & Setiawan, A. J. (2022). Peningkatan
Pengetahuan tentang Akupresure untuk Mengurangi Nyeri Haid pada Siswi
SD N Gogodalem 1. 346–352.
Rahmatiwi Walidaini, Oswati Hasanah, E. (2022). Jurnal Kesehatan Ilmiah
Indonesia Indonesian scientific health journal Pengaruh Akupresur
Terhadap Nyeri Haid Pada Remaja Di Sma 08 Pekanbaru Rahmatiwi
Walidaini , Oswati Hasanah , Erika Fakultas Keperawatan Universitas Riau
Email : rahmatiwi98@gmail.com. 7(1).
Tiana, H. (2022). Hubungan Dismenorea terhadap Aktivitas Belajar Mahasiswi di
Prodi DIII Kebidanan STIK Immanuel Bandung. Jurnal Sehat Masada,
16(1), 79–84. https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.266
Widiastuti, N., Rohmayanti, R., & Wijayanti, K. (2021). Aplikasi Kombinasi
Akupresur Titik Sanyinjiao Dan Rebusan Jahe Merah Pada Remaja Dengan
Dismenore: Studi Kasus. Indonesia Jurnal Perawat, 6(2), 13.
https://doi.org/10.26751/ijp.v6i2.1316
Alfatihah, I. A., Widyaningsih, A., Utami, A. S., & Nurlaila, N. (2022). Kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat di SMP Islam At Tohari Tuntang Akupresur
untuk Mengurangi Nyeri Haid. 374–378.
Indrayani, T., & Antiza, V. (2021). Penyuluhan dan Pelatihan Akupresur Untuk
37

Mengurangi Nyeri Dismenorea Pada Remaja Putri di Babakan Ciparay


Bandung. Journal Of Community Engagement In Health, 4(1), 249–253.
Marbun, U., & Sari, L. P. (2022). Efektifitas Terapy Akupresur Terhadap
Pengurangan Dismenore Pada Mahasiswa DIII Kebidanan. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 64–69.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.703
Masruroh, H. S. (2019). Akupresur Terhadap Nyeri Haid Pada Remaja Putri
Kelas. Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, Vol 5, 173–180.
https://garuda.ristekbrin.go.id/author/view/1290624
Mazidah, A. N., Wulaningsih, I., & Rahayu, H. (2022). Efektivitas Terapi
Akupresur Terhadap Dismenore Pada Remaja Putri PENDAHULUAN Masa
remaja merupakan masa yang sangat penting dalam perkembangan
seseorang . Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa pubertas ke
masa dewasa . Seseorang dikatakan sudah . 1(September), 26–38.
Permana, A. I., Kristiningrum, W., & Setiawan, A. J. (2022). Peningkatan
Pengetahuan tentang Akupresure untuk Mengurangi Nyeri Haid pada Siswi
SD N Gogodalem 1. 346–352.
Rahmatiwi Walidaini, Oswati Hasanah, E. (2022). Jurnal Kesehatan Ilmiah
Indonesia Indonesian scientific health journal Pengaruh Akupresur
Terhadap Nyeri Haid Pada Remaja Di Sma 08 Pekanbaru Rahmatiwi
Walidaini , Oswati Hasanah , Erika Fakultas Keperawatan Universitas Riau
Email : rahmatiwi98@gmail.com. 7(1).
Tiana, H. (2022). Hubungan Dismenorea terhadap Aktivitas Belajar Mahasiswi di
Prodi DIII Kebidanan STIK Immanuel Bandung. Jurnal Sehat Masada,
16(1), 79–84. https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.266
Widiastuti, N., Rohmayanti, R., & Wijayanti, K. (2021). Aplikasi Kombinasi
Akupresur Titik Sanyinjiao Dan Rebusan Jahe Merah Pada Remaja Dengan
Dismenore: Studi Kasus. Indonesia Jurnal Perawat, 6(2), 13.
https://doi.org/10.26751/ijp.v6i2.1316

Anda mungkin juga menyukai