Anda di halaman 1dari 73

PENERAPAN KOMBINASI TERAPI AKUPRESUR DAN PEMBERIAN

JUS SIRSAK TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA


PENDERITA GOUT ARTHRITIS PADA ASUHAN KEPERAWATAN
LANSIA DI PUSKESMAS TAGOLU

PROPOSAL STUDI KASUS

DISUSUN OLEH :

MOH.FIRMAN
P00220217025

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
D III KEPERAWATAN POSO
TAHUN 2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal ini telah diperiksa dan disetujui oleh tim penguji Poltekkes Kementerian
Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso.

Nama : Moh.Firman
Nim : P00220217025

Poso,
Pembimbing I

Agusrianto, S.Kep.Ns.MM
NIP. 197307271997031002

Poso,
Pembimbing II

Dafrosia Darmi Manggasa,S.Kep.Ns.M.Biomed


NIP. 198106082005012003

Menyetujui
Ketua Program Studi

Agusrianto, S.Kep.Ns.MM
NIP. 197307271997031002

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat yang telah

diberikan-Nya, sehingga proposal studi kasus yang berjudul “penerapan

kombinasi terapi akupersur dan pemberian jus sirsak terhadap penurunan kadar

asam urat pada penderita Gout Arhritis pada asuhan keperawatan lansia dipanti

werda madago ” ini bisa terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Proposal studi

kasus ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih banyak kepada berbagai pihak yang telah membantu

penulis, diantaranya :

1. Bapak Nasrul, SKM,M.Kes. Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Palu

2. Ibu Selvi Alfrida Mangundap,S.Kp.M,Si Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu

3. Bapak Agusrianto,S.Kep.Ns.MM. Ketua Program Studi Keperawatan

Politekknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu Prodi D-III Keperawatan

Poso.

4. Pembimbing 1 Agusrianto,S.Kep.Ns.MM. yang selalu sabar dan tidak pernah

lelah memberikan masukan dan bimbingannya.

5. Pembimbing 2 Ibu Dafrosia Darmi Manggasa ,S.Kep,Ns.,M.Biomed yang

telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian penulisan proposal

studi kasus ini.

6. Bapak Agusrianto,S.Kep.Ns.MM.selaku Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis selama belajar di Poltekkes Kemenkes Palu Prodi Poso

iv
7. Bapak/Ibu dan Tenaga Kependidikan Program Studi Keperawatan Poso yang

selama ini telah banyak memberikan bantuan kepada penulis

8. Kepada kedua orang tua saya Amin Said dan ibu saya Maemunah Kelung

yang telah membesarkan dan mendidik saya sehingga menjadi seperti

sekarang. Selalu mendukung dan memberikan nasihat agar saya selalu sabar

dan ikhlas selama penyusunan Proposal ini.

9. Kepada ade tersayang Ulfiafebriani yang selalu memberikan semangat serta

dukungan untuk selalu sabar selama penyusunan Proposal ini.

10. Kepada teman satu tempat tinggal selama studi pembelajaran berjalan sampai

dengan selesai yang selalu menyemangati dan memberikan dukungan

sehingga saya dapat menyelesaikan Proposal Studi kasus ini.

Penulis menyadari dengan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang

dimiliki penulis maka Proposal Studi Kasus ini masih jauh dari kesempurnaan,

maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan

penulis untuk dijadikan sebagai perbaikan dalam penyusunan hasil penelitian.

Poso, Januari 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................ iii

KATA PENGANTAR ......................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Manfaat Studi Kasus ................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 8

A. Tinjauan Tentang Asam Urat (Gout Arthritis) ............................ 8

1. Pengertian .............................................................................. 8

2. Etiologi .................................................................................. 8

3. Manifestasi Klinis ............................................................... 10

4. Patofisiologi ........................................................................ 11

5. Pathway ............................................................................... 13

6. Komplikasi .......................................................................... 14

7. Pemeriksaan penunjang....................................................... 15

8. Penatalaksanaan ................................................................... 16

9. Tanda dan gejala .................................................................. 17

vi
10. Jenis Gout Arthritis .............................................................. 17

11. Perkembangan penyakit Gout Arthritis............................... 18

12. Kadar normal Asam Urat .................................................... 19

13. Pencegahan Asam Urat ....................................................... 19

B. Tinjauan Tentang Terapi Akupresur .......................................... 20

1. Pengertian ............................................................................ 20

2. Manfaat terapi akupresur...................................................... 21

3. Teori dasar akupresur ........................................................... 22

4. Cara pemijatan akupresur ..................................................... 22

5. Prosedur terapi akupresur ..................................................... 23

C. Tinjauan Tentang Lansia ............................................................ 28

1. Pengertian ............................................................................. 28

2. Sirkulasi hidup manusia ....................................................... 28

3. Permasalahan lansia dengan berbagai kemampuan ............. 29

D. Prosedur pemberian jus sirsak ................................................... 31

E. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik ...................... 32

BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 45

A. Jenis penelitian ........................................................................... 45

B. Lokasi dan waktu penelitian....................................................... 45

C. Subjek studi kasus ...................................................................... 45

D. Fokus studi ................................................................................. 45

E. Definisi operasional ................................................................... 45

F. Pengumpulan data ...................................................................... 46

vii
G. Etika penelitian........................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 49

Lampiran ............................................................................................. 51

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pengambilan Data Awal

Lampiran 2 : Informed Consent

Lampiran 3 : Penjelasan Sebelum Penelitian

Lampiran 4 : Persyaratan Keaslian Penulisan

Lampiran 5 : Format Pengkajian

Lampiran 6 : SOP Penerapan aktivitas bertahap

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gouth arthritis merupakan salah satu jenis radang sendi atau

inflamasi pada sendi yang disebabkan oleh pengendapan kristal

monosodium urat dalam jaringan sinovisial dan jaringan lainnya (Neogi,

2016). Gout arthritis akan menyebabkan kadar asam urat penderita

meningkat dan juga penderita akan merasa nyeri, bengkak, kemerahan,

dan hangat pada persendian. Apabila gejala yang timbul tidak diobati akan

menyebabkan kerusakan pada sendi (Mandel, 2018).

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukan prevalensi

penyakit sendi tanpa membedakan tipenya berada pada posisi kedua

penyakit terbanyak secara Nasional yaitu sebesar 24,7%. Prevalensi

penyakit sendi di Selawesi Tengah tahun 2009 sebesar 29,7% (posisi ke-

12 Nasional), mengalami penurunan menjadi 26,7% tahun 2013, tetapi

mengalami peningkatan posisi menjadi urutan ke-6. Hal tersebut

menunjukan Sulawesi Tengah belum maksimal dibandingkan dengan

provinsi lain dalam penanggulangan penyakit sendi secara Nasional.

Prevalensi gout di dunia menurut World Health Organization

(2018), mengalami kenaikan dengan jumlah 1370 (33,3 %). Prevalensi

gout juga meningkat pada kalangan orang dewasa di Inggris sebesar 3,2 %

dan Amerika Serikat sebesar 3,9 % (Kuo; Grainge; Zhang; Doherty,

2015). Di Korea prevalensi asam urat meningkat dari 3,49 % per 1000

orang pada Tahun 2007 menjadi 7,58 % per 1000 orang pada tahun 2015

1
(Kim; kwak; Lee; Choe; Park, 2017). Hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013, menyatakan bahwa prevalensi penyakit sendi di

Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (nakes) sebesar 11.9 %.

Berdasarkan data Worid Health Organization (WHO, 2018),

Prevalensi gout didunia mengalami kenaikan dengan jumlah 1370

(33,3%). Prevalensi gout juga meningkat pada kalangan orang dewasa di

Inggris sebesar 3,2% dan Amerika Serikat sebesar 3,9%. DI Korea

prevalensi asam urat meningkat dari 3,49% per 100 orang pada Tahun

2007 menjadi 7,58% per 100 orang pada Tahun 2015. Prevalensi gout di

Indonesia mengalami penurunan. Pada tahun 2013 kejadian Gout Artritis

di Indonesia sebesar 11,9% (Riskesda, 2013) sedangkan pada tahun 2018

prevalensi kejadian Gout Artritis di Indonesia sebesar 7,3% (Riskesda,

2018). Hasil data Riskesda tahun 2018 mengatakan bahwa prevalensi

penyakit sendi pada lansia di Sulawesi Tengah sebanyak 7,72%.

Penanganan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya

peningkatan kadar asam urat dalam darah, antara lain pengaturan diet,

menghindari makanan tinggi purin, konsumsi vitamin dan mineral yang

cukup, olahraga rutin, berhenti merokok, pengendalian stres dan dapat

diberikan obat-obatan untuk terapi farmakologi. Pengobatan lain yang

dapat digunakan untuk mengatasi peningkatan kadar asam urat yaitu

dengan pengobatan herbal (Sari & Syamsiyah, 2017).

Pengobatan penyakit gout arthritis bertujuan untuk mengurangi

rasa sakit dan pembengkakan sendi serta menurunkan kadar asam urat

2
darah. Penatalaksanaan penyakit gout arthritis terbagi menjadi dua yaitu

secara farmakologi dan non farmakologi. Penatalaksanaan secara

farmakologis dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan kimia

seperti allupurinol yang biasanya di dapat dengan resep dokter.

Penatalaksanaan secara non farmakologi yang biasanya sering disarankan

yaitu dengan terapi herbal dan terapi komplementer. Terapi herbal

merupakan bentuk penyembuhan atau pengurangan rasa sakit

menggunakan tanaman atau buah buahan yang berkhasiat sebagai obat.

Salah satu buah yang berkhasiat dalam penurunan kadar asam urat yaitu

buah sirsak. Terapi komplementer yang digunakan untuk penatalaksaan

gout arthritis adalah menggunakan terapi akupresur dengan pemberian

penekanan pada titik meredian ginjal yang bertujuan untuk memperbaiki

atau mengoptimalkan fungsi sekresi ginjal sehingga ginjal akan

mengekresi asam urat dengan baik dan terjadi penurunan kadar asam urat

darah. Salah satu titik pada meredian ginjal adalah titik Ki.3 (Taixi)

(Rakhman, 2015).

Kandungan vitamin C dalam jus sirsak berfungsi sebagai

antioksidan yang dapat mengurangi terbentuknya asam urat dengan

menghambat produksi Enzim Xantin Oksidase. Selain kandungan

antioksidan sirsak mengandung senyawa Alkaloid Isquinolin yang

berfungsi sebagai analgesic yang dapat meredakan rasa nyeri akibat asam

urat. Rasa asam pada sirsak berasal dari asam malat, asam sitrat, dan asam

isositrat.

3
Buah sirsak banyak mengandung air dan serat, kandungan zat gizi

terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat. Salah satu jenis karbohidrat

pada buah sirsak adalah gula preduksi (glukosa dan frutosa) dengan kadar

81,9-93,6% dari kandungan gula total. Buah sirsak mengandung sedikit

lemak yaitu 0,3 gram/100 gram sehingga sangat baik untuk kesehatan.

Vitamin paling dominan pada buah sirsak adalah vitamin C yaitu sekitar

20 mg/100 gram daging buah (Joe, 2014).

Gout Artritis banyak di derita oleh lansia berkaitan dengan proses

penuaan. Gejalah utama yang dirasakan oleh penderita Gout Artritis

adalah nyeri pada persendihan yang disebabkan oleh penumpukan Kristal.

Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh manusia yang dapat

merasakan bahwa tubuh seseorang mengalami masalah. Penurunan

kemampuan musculoskeletal karena nyeri sendi dapat berdampak pada

penurunan aktivitas pada lansia.

Menurut penelitian Heni Maryati, dkk pada tahun 2013 dengan

judul pengaruh konsumsi jus buah sirsak terhadap penurunan kadar asam

urat dalam darah pada penderita Gout Artritis pada lansia menyatakan

bahwa ada pengaruh konsumsi jus buah sirsak terhadap penurunan kadar

asam urat dalam darah dengan 6 Responden dan 15 diantaranya

mengalami penurunan. Keunggulan sirsak terdapat pada sodium (natrium)

yang rendah (14mg/100gr) tetapi tinggi potassium (kalium), yaitu

278mg/100gr. Konsumsi 100gr daging buah sirsak dapat memenuhi 13%

kebutuhan serat pangan sehari.

4
Penelitian yang dilakukan Indriani (2016), tentang Pengaruh

Pemberian Jus Sirsak Terhadap Kadar Asam Urat Pada Penderita Gout

Artritis di Dusun Semarang Sidokarto Godean Sleman Yogyakarta,

dengan melakukan penelitian pada 10 responden kelompok perlakuan dan

10 responden kelompok kontrol di dapatkan bahwa dengan pemberian jus

sirsak selama 7 hari rata – rata kadar asam urat kelompok perlakuan

pretest yaitu 8,4 mg/dl dan posttest yaitu 6,0 mg/dl sedangkan kelompok

kontrol di dapatkan pretest 8,56 mg/dl dan posttest 8,47 mg/dl.

Berdasarkan hasil uji statistik di dapatkan nilai sig. (2 tailed) sebesar 0,021

( p<0,05) berarti ada pengaruh pemberian jus sirsak terhadap penurunan

kadar asam urat.

Berdasarkan latar belakang ini, maka peneliti tertarik untuk melihat

“Penerapan Terapi Akupersur Dan Pemberian Jus Sirsak terhadap

Penurunan Kadar Asam Urat pada penderita Gout Arhritis pada asuhan

keperawatan gerontik di Puskesmas Tagolu”.

5
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah dalam kasus ini adalah “ Bagaimanakah

Penerapan Kombinasi Terapi Akupersur Dan Pemberian Jus Sirsak

Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Penderita Gout Arthritis Pada

Asuhan Keperawatan Lansia Di Puskesmas Tagolu ”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menggambarkan Penerapan Kombinasi Terapi Akupersur Dan

Pemberian Jus Sirsak Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada

Penderita Gout Arthritis

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian pada Askep Gout Arthritis

b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada asuhan

keperawatan pasien dengan Gout Arthritis

c. Dapat menyusun perencanaan ( pemberian jus sirsak ) keperawatan

pada kasus Gout Arthritis

d. Dapat melaksanakan impelementasi keperawatan dengan

Penerapan Kombinasi Terapi Akupersur Dan Pemberian Jus Sirsak

Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Penderita Gout

Arthritis Pada Asuhan Keperawatan Lansia Di Puskesmas Tagolu.

e. Dapat melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan

pada kasus gout arthritis di Puskesmas Tagolu.

6
D. Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Manfaat bagi Lansia

Dengan diterapkan kombinasi terapi akupersur dan pemberian jus

sirsak terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita gout arthritis

,diharapkan akan terjadi penurunan kadar asam urat dan klien dapat

mengendalikan.

2. Manfaat Bagi Insitusi

Institusi pendidik menjadikan penelitian sebagai bahan bacaan bagi

setiap mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu Prodi Poso.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman dan

pengetahuan tentang penyakit Gout Arthritis dan bagaimana cara

menerapkan terapi akupersur dan pemberian jus sirsak terhadap

penurunan kadar asam urat serta diharapkan dapat menjadi informasi

bagi peneliti selanjutnya.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Gout Arthritis

1. Pengertian

Gout athritis menurut Brunner & Suddarth [2015] adalah

sekumpulan kondisi inflamasi kronis yang berhubungan dengan efek

metabolisme purin secara ginetik dan menyebabkan hiperurisemia. Gout

arthritis adalah penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak,

berulang dan disertai dengan rasa nyeri karena adanya endapan kristal

monosodium urat atau asam urat yang terkumpul di dalam sendi sebagai

akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah

(hiperurisemia),(Iskandar Junaidi 2012).

2. Etiologi

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit

/penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat

sering terjadipada penyakit dengan metabolisme asam urat

abnormal dan Kelainan metabolikdalam pembentukan purin dan

ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.

Beberapa factor lain yang mendukung :

a. Pembentukan asam urat berlebihan (gout metabolik):

1) Gout arthritis primer metabolik: terjadi karena sintesa atau

pembentukan asam urat yang berlebihan.

2) Gout arthritis metabolik: terjadi karena pembentukan asam urat

berlebihan karena penyakit lain, seperti leukemia, terutama yang

8
diobati dengan sitostatika, psoriasis, polisitemia vera, dan

mielobrosis.

b. Pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang (gout renal):

1) Gout renal primer: terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di

tubulidistal ginjal yang sehat.

2) Gout renal sekunder: disebabkan oleh ginjal yang rusak,

misalnya pada glomerulonefritiskronik, kerusakan ginjal kronis

(chornic renal failure).

c. Perombakan dalam usus yang berkurang. Serangan gout (arthritis

gout akut) secara mendadak, dapat dipicu oleh:

1) Luka ringan

2) Pembedahan

3) Konsumsi alkohol dalam jumlah besar atau makanan yang kaya

akan protein purin

4) Kelelahan

5) Stres secara emosional

6) Penyakit dan sejumlah obat yang menghambat sekresi asam urat,

seperti salisilat dosis kecil, hidroklorotiazid (diuretik),

furosemid, asam-asam keton hasil pemecahan lemak sebagai

akibat dari terlalu banyak mengkonsumsi lemak.

7) Kedinginan [Iskandar Junaidi, 2012]

9
3. Manifestasi Klinis

Manisfestasi sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut

(serangan rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus

(endapan kristal yang menumpuk dalam jaringan aritukuler, jaringan

oseus,jaringan lunak, serta kartilago), nefropati gout (gangguan ginjal)

dan pembentukan asam urat dalam traktus urunarus. Ada empat

stadium penyakit gout yang di kenali :

a. Hiperutisemia asimtomatik

b. Artiritis gout yang kronis

c. Gout interkritikal

d. Gout tofaseus yang kronik

Biasanya, serangan gout pertama hanya menyerang satu sendi dan

berlangsung selama beberapa hari. Kemudian, gejalanya menghilang

secara bertahap, di mana sendi kembali berfungsi dan tidak muncul

gejala hingga terjadi serangan berikutnya. Namun, gout arthritis

cenderung akan semakin memburuk, dan serangan yang tidak diobati

akan berlangsung lebih lama, lebih sering, dan menyerang beberapa

sendi. Alhasil sendi yang terserang bisa mengalami kerusakan permanen.

Lazimnya, serangan gout arthritis terjadi di kaki (monoarthritis).

Namun. 3-14% serangan juga bisa terjadi di banyak sendi (poliarthritis).

Biasanya, urutan sendi yang terkena serangan gout arthritis (poliarthritis)

berulang adalah ibu jari kaki, sendi kaki belakang, pergelangan tanggan,

lutut, dan bursa olekranon pada siku.

10
Sendi yang terserang gout arthritis akan membengkak dan kulit di

atasnya akan berwarnah merah atau keunguan, kencang dan licin, serta

terasa hangat dan nyeri jika digerakan, dan muncul benjolan pada sendi

(yang disebut tofus). Jika sudah agak lama (hari kelima), kulit diatasnya

akan berwarnah merah kusam dan terkelupas (deskuamasi). Gejala

lainya adalah muncul tofus di helix telinga/pinggiran sendi/ tendon.

Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut

dan menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi.

Benjolan kristal dari kristal urat (tofi) diedapkan dibawah kulit disekitar

sendi. Tofi juga bisa berbentuk di dalam ginjal dan organ tubuh lainya,

di bawah kulit telinga atau di sekitar siku. Jika tidak di obati, tofi pada

tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang

menyerupai kapur (Iskandar Junaidi, 2012).

4. Patofisiologi

Penyakit Gout Arthitis merupakan gangguan metabolisme asam urat

yang memuncak dengan terjadinya endapan garam monosodium urat

dalam sendi dan akhirnya dalam jaringan subkutan. Biasanya Gout

Arthitis di tandai dengan inflamasi sendi yang sangat nyeri dan endapan

urat di sekitar sendi, sering di sertai dengan kadar asam urat yang sangat

tinggi di dalam darah. Senyawa urat berasal dari purin dalam makanan

dan hasil daur ulang penguraian atau perbaikan jaringan.

Pada hiperurisemia, peningkatan pada kadar urat ada dalam cairan

ekstraselular lain, termaksut cairan synovial, dan juga pada plasma.

11
Akan tetapi cairan synovial merupakan pelarut yang buruk untuk urat

dari pada plasma.Kristal monosodium urat dapat terbentuk dalam cairan

synovial atau dalam membran synovial, kartilago, atau jaringan ikat

sendi lainnya.Kristal cenderung terbentuk pada jaringan perifer tubuh,

sementara itu suhu yang lebih rendah mengurangi kelarutan asam

urat.Kristal juga terbentuk di jaringan ikat dan ginjal. Kristal ini

menstimulus dan melanjutkan proses inflamasi, selama neutrophil

berespon dengan ingesti kristal. Neutrophil melepaskan fagolisosom,

menyebabkan kerusakan jaringan yang menyebabkan terjadinya

inflamasi terus menerus dan pada akhirnya proses inflamasi merusak

kartilago sendi dan tulang yang menyertai.(Lemone Priscilla, Dkk. 2015)

12
5. Pathway

Diet tinggi purin Peningkatan pemecahan Asam urat dalam


sel serum
Metabolisme purin
Asam urat dlm sel keluar Tdk di sekresi melalui
urin

Penyakit ginjal
Asam uarat dalam Kemampuan sekresi (glomerulonetritis
serum meningkat asam urat dan gagal ginjal)
( hiperurisemia ) terganggu/menurun

Hipersaturasi Peningkatan asam


asam urat dlm laktat sebagai Konsumsi alcohol
plasma dan garam produk sampingan
urat di cairan metabolisme
tubuh

Terbentuk kristal Di bungkus oleh


monosodium urat berbagai protein Merangsang (
(MSU) (termaksud IgG) leukosit PMN)

Terjadi fagositosis
Di ginjal Di jaringan lunak dan kristal oleh leukosit
persendian

Penumpukan Terbentuk
Penumpukan dan
dan fagolisosom
pengendapan MSU
pengendapan
MSU

Pembentukan Merusak selaput


Pembentukan topus protein kristal
batu ginjal
asam urat

Proteinuria,hiperte Terjadi ikatan


Respon inflamasi
nsi ringan,urin hydrogen antara
meningkat
asam,pekat permukaan kristal dgn
memberan lisosom

13
Resiko
ketidakseimbanga Membran lisosom
n volume cairan robek, terjadi pelepasan
enzym dan oksida
radikal ke sitoplasma
(synovial)

hipetermia Pembesaran dan Peningkatan


penonjolan sendi kerusakan sendi

Nyeri akut Deformitas sendi

Kontraktur sendi Kekakuan sendi

Kerusakan
intergritas Fibrosis atau
Hambatan
jaringan akilosis
mobilisasi fisik
tulang

Sumber :Nurarif Huda Amin, & Kusuma Hardhi. 2015

6. Komplikasi

Asam urat dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit ginjal. Tiga

komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal

akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25%

pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada

suasana pH urin yang basa.

14
Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan

mengendap dan terbentuk batu.Gout dapat merusak ginjal sehingga

pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut

gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel

ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi

akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat

menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal

pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik (Kowalak

dkk,2012).

7. Pemeriksaan penunjang

Menurut Kowalak, dkk (2012), penegakan diagnosis gout arthritis

antara lain :

a. Kristal monosodium urat yang mirip jarum dalam cairan sinovial

(yang terlihat melalui aspirasi jarum suntik)

b. Hiperurisemia (kadar asam urat yang lebih dari 420 mmol kreatinin)

c. Kenaikan kadar asam urat dalam ureni 24 jam (biasanya lebih tinggi

pada gout sekunder dibandingkan pada gout primer)

d. Foto rontgen pada awalnya tampak normal, pada penyakit gou

arthritis yang kronis, foto rontgen memperlihatkan kerusakan pada

kartilago sendi dan tulang subkondrium. Pergeseran keluar bagian

tepi yang bergantung dari kontur tulang merupakan ciri khas

penyakit gout arthritis

15
8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan goutarthritis:

a. Penatalaksanaan medis

1) Kolkisin (oral parenteal), NSAID seperti indomerasin, atau

kortikosteroid diresepkan untuk meredakan serangan gout

arthritis akut.

2) Hiperurisemia, tofi, penghancuran sendi, dan masalah ginjal

diterapi setelah proses inflamasi akut redah.

3) Agnes urikosurik, seperti probenesid, memperbaiki hiperurisemia

dan melarutkan deposit urat.

4) Allopurinol efektif ketika beresiko terjadi insufisiensi ginjal atau

batu ginjal.

5) Kortikosteroid dapat digunakan pada pasien yang tidak berespon

terhadap terapi lain.

6) Terapi profilaksis dipertimbangkan jika pasien mengalami

beberapa episode akut atau terjadi pembentukan tofi.

b. Penatalaksanaan keperawatan

Dorong pasien untuk membatasi konsumsi makanan tinggi purin,

terutama daging organ (jeroan), dan membatasi asupan alkohol.

Dorong pasien untuk mempertahankan berat tubuh normal. Upaya ini

dapat membantu mencegah episode gout arthritis yang nyeri.

16
Pada episode gout arthritis akut, penatalaksanaan nyeri sangat

penting. Tinjaumedikasi bersama pasien dan keluarga. Tekankan

pentingnya men medikasi untuk mempertahankan efektivitas.

9. Tanda dan gejala

Pada gout biasanya serangan terjadi secara mendadak (kebanyakan

menyerang pada malam hari). Jika gout menyerang sendi-sendi yang

terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa

panas disertai rasa nyeri yang hebat, dan persendian sulit digerakan.

Gejala lain adalah suhu badan menjadi demam, kepala terasa sakit,

nafsu makan berkurang, dan jantung berdebar. Serangan pertama gout

pada umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari

kaki. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain

seperti tumit, lutut dan siku. Dalam kasus encok kronis, dapat timbul

tofus (tophus), yaitu endapan seperti kapur pada kulit yang membentuk

tonjolan yang menandai pengendapan kristal asam urat.

10. Jenis Gout Artritis

Menurut (Ahmad, 2016) jenis asam urat yaitu :

a. Gout primer

Pada gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui

(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan

faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang

dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa

17
juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari

tubuh.

b. Gout sekunder

Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena

meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi

makanan dengan kadar purin tinggi. Purin adalah salah satu senyawa

basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan

termasuk asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat

juga akan meningkat apabila adanya penyakit darah ( penyakit

sumsum tulang, polisetemia), mengonsumsi alkohol, dan penyebab

lainnya adalah faktor obesitas (kegemukan), penyakit kulit

(psoriasis), kadar trigiserin yang tinggi.

11. Tahap Perkembangan Penyakit Asam Urat

Menurut (Wijayakusuma, 2014) ada 4 tahap penyakit gout yaitu :

a. Asimptomatik Pada tahap ini, meskipun kadar asam urat dalam darah

meningkat, tetapi tidak menimbulkan gejala.

b. Akut Serangan pertama mendadak dan memuncak, menyebabkan

rasa nyeri yang hebat pada sendi yang terkena. Biasanya, disertai

tanda peradangan, seperti pembengkakan sendi, panas, dan tampak

kemerahan. Serangan dapat cepat berlalu dan kembali lagi dalam

waktu tertentu.

c. Interkritikal merupakan masa bebas dari gejala sakit diantara dua

serangan gout akut. Banyak penderita yang mengalami serangan

18
kedua dalam 6 bulan sampai 2 tahun. Serangan yang tertunda

tersebut dapat terjadi karena tidak diobati secara terus – menerus.

d. Kronis Jika gout tidak dirawat secara baik, akhirnya akan menjadi

kronis. Pada kondisi ini, rasa nyeri disendi berlangsung secara terus

– menerus serta terdapat timbunan kristal asam urat yang banyak

didalam jaringan lunak, tulang rawan, selaput diantara tulang dan

rendo, timbunan asam urat tersebut membentuk tofus. Adapun

radang kronik dan endapan asam urat, membuat persendian susah

digerakan.

12. Kadar Normal Asam Urat

Kadar asam urat normal menurut tes enzimatik maksimum 7 mg/dl.

Sedangkan pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila

hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar

normal itu, penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia. Kadar

asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat

normal pada pria berkisar 3 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,5–6 mg/dl.

Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia ( Suherman, 2016).

13. Pencegahan Asam Urat

Untuk pencegahan asam urat, dokter biasanya menyarankan diet

rendah purin dan memberikan obat – obatan seperti obat anti – inflamasi

dan allopurinol. Diet yang efektif sangat penting untuk menghindari

komplikasi dan mengurangi biaya pengobatan, pengaturan diet

sebaiknya dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl ( Ahmad,

19
2016). Selain itu untuk pencegahan asam urat juga bisa dilakukan

dengan jangan meminum aspirin (bila membutuhkan obat pengurang

sakit, pilih jenis ibuprofen dan lainnya), perbanyak minum air putih

terutama bagi penderita yang mengidap batu ginjal untuk mengeluarkan

kristal asam urat di tubuh, makan makanan yang mengandung postasium

tinggi seperti : sayuran dan buah – buahan, kentang, alpukat, susu dan

yogurt, pisang, makan buah – buahan kaya vitamin C, terutama jeruk

dan stawberry, aktif secara seksual (seks bisa memperlancar produksi

urin sehingga menurunkan kadar asam urat), konsumsi salah satu produk

alami seperti sidaguri, habbatussauda, brotowali, teh hijau (Ahmad,

2015).

B. Tinjauan Tentang Terapi Akupersur

1. Pengertian

Akupresur merupakan suatu metode tusuk jari yang didasarkan pada

pengetahuan bahwa semua organtubuh manusia dihubungkan satu sama

lain oleh suatu saluran (meridian) yang menjelajahi seluruh permukaan

tubuh untuk menghantarkan energi keseluruh tubuh (Sunetra,2016).

Akupresur adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan tradisional

jenis keterampilan dengan cara merangsang titik tertentu melalui

penekanan pada permukaan tubuh dengan menggunakan jarimaupun

benda tumpul untuk tujuan kebugaran atau membantu mengatasi

masalah kesehatan (Kemenkes,2015). Menurut Wong, (2017),

menjelaskan perbedaan akupresur dengan akupunktur, akupresur

20
dilakukan dengan menggunakan jari tangan sedangkan akupunktur

dengan menggunakan jarum, namun menggunakan titik tekan yang

samapada meridianorgannya.Meridian merupakan jalur-jalur aliran

energi vital yang ada pada tubuh manusia yang menghubungkan masing-

masing bagian tubuh membentuk sebuahkesatuan yang utuh dalam

tubuh(Kemenkes, 2015).

2. Manfaat Terapi Akupersur

a. Manajemen Stress dan keseimbangan tubuh energy

Akupresur membantu seseorang dalam pengelolaan stress Ini

menenangkan ketegangan syaraf dan meningkatkan ketahanan stress

individu karena langsung bekerja pada sistem saraf otonom.

Akupresur meningkatkan relaksasi tubuh dan menciptakan pikiran

positif. Akupresur ampuh dalam mengurangi ketidaknyamanan dan

bekerja dalam meningkatkan seseorang kesejahteraan mental serta

kesejahteraan emosional karena kunci untuk gangguan belajar dan

trauma emosional. Dengan membebaskan stress, meningkatkan

kekebalan akupresur seseorang untuk berbagai penyakit,

mempromosikan kesehatan dan mengembalikan aliran energi positif

dalam tubuh.

b. Meringankan Nyeri

Akupresur dikenal memiliki efek jangka panjang pada nyeri di

bagian tubuh yang berbeda. Akupresur dipraktekkan di seluruh dunia

untuk mengobati radang sendi, nyeri otot di lengan dan leher, nyeri

21
leher, nyeri sendi, spondilitis, osteoartritis, nyeri yang disebabkan

oleh olahraga dan atletik dan nyeri tubuh lainnya.

3. Teori Dasar Praktek Akupresur

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pijat akupresur :

a. Pertama kali yang harus diperhatikan adalah kondisi umum si

penderita. Pijat akupresur tidak boleh dilakukan terhadap orang yang

1) Dalam keadaan yang terlalu lapar.

2) Dalam keadaan terlalu kenyang.

3) Dalam keadaan terlalu emosional (marah, sedih, khawatir).

4) Dalam keadaan hamil muda.

b. Selain kondisi si penderita, ruangan untuk terapi akupresur pun harus

diperhatikan :

1) Suhu ruangan jangan terlalu panas atau terlalu dingin.

2) Sirkulasi udara baik, tidak terlalu pengap dan tidak melakukan

pemijatan di ruang berasap.

3) Terapi bisa dilakukan dalam posisi duduk atau berbaring dengan

tenang, tidak dalam keadaan tegang.

4. Cara Pemijatan Akupresur


a. pemijatan bisa dilakukan dengan :

1) Pijatan bisa kita lakukan setalah menemukan titik meridian yang

tepat, yaitu timbulnya reaksi pada titik pijat berupa rasa nyeri,

linu atau pegal.

22
2) Pijatan bisa dilakukan dengan menggunakan jari tangan, (Jempol

dan Jari telunjuk).

3) Semua titik berpasangan kecuali untuk jalur meridian Ren dan

Tu.

b. Lama dan banyaknya tekanan (pemijatan) :

1) Pijatan untuk menguatkan (Yang), untuk kasus penyakit dingin,

lemah, pucat/lesu, dapat dilakukan dengan maksimal 30 kali

tekanan, untuk masing-masing titik dan pemutaran pemijatannya

searah jarum jam.

2) Pemijatan yang berfungsi melemahkan (Yin) untuk kasus

penyakit panas, kuat, muka merah, berlebihan/hiper dapat

dilakukan dengan minimal 50 kali tekanan dan cara pemijatannya

berlawanan jarum jam.

5. Prosedur Terapi Akupersur

SOP Akupresur pasien dengan asam urat

Akupresur Untuk Asam Urat

Pengertian Akupresur adalah cara pengobatan yang berasal dari

cina, yang biasa disebut dengan pijat akupuntur

(acupoint) ditubuh manusia tanpa menggunakan

jarum

Tujuan 1. Menumbulkan relaksasi yang dalam

2. Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehinggah

mengurangi nyeri dan inflamasi

23
3. Memperbaiki secara langsung maupun secara

tidak langsung fungsi setiap organ internal

4. Membantu memperbaiki mobilitas

5. Menurunkan kadar asam urat

Indikasi Klien dengan asam urat

Kontraindikasi Klien yang menderita luka bakar hebat, fraktur.

Persiapan Pasien 1. Menyediakan alat

2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

3. Mengukur kadar asam urat sebelum melakukan

akupresure dan dicatat dalam lembaran observasi

Persiapan Alat 1. Spignomanometer

dan Bahan 2. Stetoskop

3. Alat ukur kadar asam urat

4. Alcohol swab

5. Minyak zaitun

6. Lembar observasi kadar asam urat

7. Tisue basah dan kering

8. Matras

Cara Kerja 1. Siapkan alat dan bahan seperti matras, minyak

zaitun, tissue basah & kering, alat ukur ttv, alat

24
ukur asam urat, dan alcohol swab.

2. Posisikan pasien dengan posisi duduk dengan

kedua kaki lurus ke depan

3. Kaji keluhan pasien dan ukur TTV pasien serta

kadar asam urat pasien

4. Bersihkan telapak kaki pasien dengan tissue

basah

5. Keringkan telapak kaki pasien dengan tissue

kering

6. Tuangkan minyak zaitun ke tangan secukupnya

7. Massage ringan kaki pasien untuk melemaskan

otot-otot kaki agar tidak kaku

8. Mulai melakukan akupresure pada titik – titik

yang bermasalah secara bergantian selama

masing-masing 2 menit

9. Mulai melalukan akupresure pada titik SP 3

lakukan tekanan selamat 2 menit

25
10. Mulai melalukan akupresure pada titik SP 6

lakukan tekanan selamat 2 menit

11. Mulai melalukan akupresure pada titik KI 3

lakukan tekanan selamat 2 menit.

12. Mulai melalukan akupresure pada titik KI 7

lakukan tekanan selamat 2 menit

26
13. Mulai melalukan akupresure pada titik ST 36

lakukan tekanan selamat 2 menit

14. Mulai melalukan akupresure pada titik LR 3

lakukan tekanan selamat 2 menit.

Evaluasi 1. Tanyakan pada klien bagaimana perasaannya

2. Kaji kadar asam urat klien

Hal-hal yang 1. Kondisi klien jika terlalu lapar, terlalu kenyang.

harus 2. Kondisi ruangan yang nyaman, suhu tidak terlau

diperhatikan panas, tidak terlalu dingin, pencahyaan yang

cukup tidak remang-remang.

3. Posisi klien dengan keadaan duduk pastikan

pasien merasa nyaman dalam posisi tersebut.

27
C. Tinjauan Tentang Lansia

1. Pengertian

Menurut setianto (2004), seorang dikatakan lanjut usia (lansia)

apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia menurut Pudjiastuti (2003),

lansia bukan penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses

kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk

beradaptasi dengan stres lingkungan.

Lansia menurut Hawari (2001), adalah kegagalan yang ditandai oleh

kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap

kondisi stres fisiologi.Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya

kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.

Lansia menurut Bailon G. sarvaclon (1987), adalah dua atau lebih

individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau

adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain

dalam perannya untuk menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.

2. Siklus hidup manusia

Menurut Wahyudi, Nugroho, 2000 Siklus hidup manusia merupakan

proses perjalanan hidup manusia sejak lahir sampai meninggal

dunia,antara lain:

a. Usia pertengahan (elderly Age), ialah kelompok usia 45 sampai

49tahun.

b. Lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun.

c. Lanjut usia Tua (old), antara 75 sampai 90 tahun.

28
d. Usia sangat tua (very ald), di antara 90 tahun.

Selain itu, dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat lain

mengalami siklus hidup manusia (Stanley, M, 2006).

a. Menurut Sumiati

1) 1 tahun: Masa Bayi

2) 1-6 tahun: Masa prasekolah

3) 6-10 tahun: Masa sekolah

4) 10-20 tahun: Masa pubertas

5) 40-65 tahun: Masa setengahumur (presenium)

6) 65 tahunkeatas: Masa lanjutusia (senium).

3. Permasalahan lansia dengan berbagai kemampuan

Proses menua dialami perjalanan hidup manusia merupakan suatu

hal yang wajar akan mengalami oleh semua orang yang dikarunia umur

panjang. Hanya cepat lambatnya proses tersebut bergantun pada masing-

masing individu yang bersangkutan. Adapunpermasalahan yang

berkaitan dengan lansia (Juniati dan sahar, 2001), sebagai berikut:

a. Secara individu, pengaruh prosesmenua dapat menimbulkan

beberapa masalah, baik secara fisik, biologis, mentalmaupun

sosialekonomi. Semakin lanjut usia seseorang, ia akan mengalami

kemunduran terutama dibidang kemampuan fisikyang dapat

mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini

juga mengakibatkan timbulnya gangguan didalam hal mencakupi

29
kebutuhan hidup sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang

memerlukan bantuan orang lain.

b. Lanjut usia tidak hanya ditandai dengan kemunduran fisik. Kondisi

lanjut usia dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin

lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang. Hal

itu akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan

lingkunganya, hal ini dapat memberikan dampak pada kebahagiaan

seseorang.

c. Pada usia mereka yang telah lanjut, sebagian dari pada lanjut usia

tersebut masih mempunyai kemampuan untuk berkerja.

Permasalahan yang mungkin timbul adalah bagian yang

memfungsikan tenaga dan kemampuan mereka tersebut di

dalamsituasi keterbatasan kesempatan kerja.

d. Masih ada sebagian lansia yang mengalami keadaan terlantar. Selain

tidak mengalami bekal hidup dan pekerjaan/penghasilan, mereka

juga tidak mempunyai keluarga/sebatang kara.

e. Dalam masyarakat tradisional, biasanya lansia dihargai dan

dihormati sehingga mereka masih dapat berperan yang berguna bagi

masnyarakat. Akan tetapi, dalammasnyarakat industri ada

kecenderungan merekakurang dihargai sehingga mereka terisolasi

dari kehidupan masyarakat.

f. Karena kondisinya, lansia memerlukan tempat tinggal atau fasilitas

perumahan yang kusus.

30
D. Prosedur Pemberian Jus Sirsak Terhadap Penurunan Kadar Asam

Urat

Herbal / obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa

bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau

campuran dan bahan-bahan tersebut. Buah sirsak mengandung banyak

senyawa bermanfaat seperti serat, karbohidrat, kalium, vitamin c, kalsium,

air, dan lemak. Nah, dari sinilah kita bisa mempersiapkan bagaimana

manfaat buah sirsak bagi tubuh.

Tujuan : Untuk menurunkan kadar asam urat

Kebijakan : Pasien yang menderita asam urat

NO Standar Operasional Prosedur (SOP)


1. Tahap Prainteraksi :
a. Menyiapkan alat dan bahan :
6. 100 gram daging buah sirsak yang matang dan
sudah dibuang bijinya
7. 1 sendok makan gula putih
8. 200 ml air putih matang
9. Es batu secukupnya
2. Tahap Orientasi :
a. Berikan salam
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Menjaga privasi klien
3. Tahap kerja :
1. Kupas buah sirsak dari kulitnya dan pisahkan daging
buah dari bijinya
2. Campur daging buah sirsak
3. Gula Putih
4. Air dan lalu haluskan menggunakan blender
5. Jika dirasa sudah lembut dan halus matikan blender
6. Beri es batu secukupnya
7. Sajikan untuk 2 porsi
Konsumsi 2x 1 Hari (Pagi dan Sore)

31
E. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik

1. Pengertian

Proses keperawatan adalah metode pemberian Asuhan Keperawatan

yang terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon individu atau

kelompok terhadap masalah kesehatan yang actual. Proses keperawatan

merupakan metode pemberian Asuhan Keperawatan yang logis,

sistematis, dinamis, dan teratur. Proses merupakan kerangka kerja saat

memberikan Asuhan Keperawatan pada klien. Berarti proses

Keperawatan adalah salah satu pendekatan yang digunakan perawat saat

merawat klien. Dengan demikian, penampilan kerja seorang perawat

yang memperlihatkan urutan urutan atau tahapan yang sesuai dengan

urutan dalam proses keperawatan.

a. Tahapan proses Keperawatan

Menurut (Somantri,2009) tahapan dalam proses keperawatan

meliputi,antara lain sebagai berikut:

1) Pengkajian

a) Identitas klien

Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua),

jenis kelamin,pendidikan alamat, pekerjaan, agama, suku

bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose

medis.

32
2) Riwayat kesehatan

a) Keluhan utama

Keluhan utama biasanya pasien datang ke Rumah Sakit

dengan keluaha nyeri pada persendian, kesemutan, kaku pada

persendian dan adanya keterbatasan gerak.

b) Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai

penyakit yang di derita oleh klien dari mulai timbulnya

keluhan yang dirasakan sampai klien dibawa ke Rumah Sakit,

dan apakah pernah memeriksakan dirinya ke tempat lain

sebelum ke Rumah Sakit umum serta pengobatan apa yang

pernah diberikan dan bagaimana perubahannya dan data yang

didapatkan saat pengkajian.

c) Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat pernah

mengalami nyeri sendi (Gout Arthritis) sebelumnya, riwayat

pekerjaan pada pekerja yang berhubungan dengan adanya

penyakit Gout Arthritis, penggunaan obat-obatan, riwayat

mengonsumsi alkohol dan merokok.

d) Riwayat kesehatan keluarga

Yang perlu dikaji apakah pada penderita Gout Arhtritis

menderita penyakit yang sama dengan salah satu anggota

33
keluarganya karena biasanya penyakit Gout Arthritis ini

adalah penyakit Genetik/keturunan.

3) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum penderita asam urat biasanya lemah.

b) Kesadaran Klien baisanya Composmentis dan Apatis.

c) Tanda-tanda vital terdiri dari pemeriksaan :

1. Suhu normalnya (37oC)

2. Nadi meningkat (N: 70-82x/menit)

3. Tekanan darah meningkat atau dalam batas normal

4. Pernapasan biasnya dalam rentang normal atau terjadi

peningkatan.

4) Pemeriksaan Review of System (ROS)

a) Sistem pernapsan

Dapat ditemukan peningkatan frekuensi pernapasan atau

masih dalam batas normal.

b) Sistem sirkulasi

Kaji adanya penyakit jantung, frekuensi nadi apical,

sirkulasi perifer, warna dan kehangatan.

c) Sistem persarafan

Kaji adanya hilangnya gerakan/sensasi, spasme otot,

terlihat kelemahan/hilang fungsi. Pergerakan mata/kejelasan

melihat, dilatasi pupil. Agitasi (mungkin berhubungan

dengan nyeri/ansietas).

34
d) Sistem perkemihan

Perubahan pola berkemih, seperti inkotenensia urine,

dysuria, distensi kandung kemih, warna dan bau urin, dan

kebersihannya.

e) Sistem pencernaan

Konstipasi, konsistensi feses, frekuensi eliminasi,

auskultasi bising usus, anoreksia, adanya distensi abdomen,

nyeri tekan abdomen.

f) Sistem Muskoloskeletal

Kaji adanya nyeri berat tiba-tiba atau mungkin

terlokalisasi pada area jaringan, dapat berkurang pada

imobilisasi, kekuatan otot, kontraktur atrofi, laserasi kulit dan

perubahan warna.

5) Pola Fungsi Kesehatan

Yang perlu dikaji adalah aktivitas apa saja yang biasa

dilakukan sehubungan dengan adanya nyeri pada persendian,

ketidakmampuan mobilisasi.

a) Pola persepsi dan tata laksana hidup

Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan

penanganan kesehatan

35
b) Pola nutrisi

Menggambarakan masukan nutrisi, balance cairan dan

elektrolit, nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan

menelan, mual dan muntah.

c) Pola eliminasi

Menjelaskan pola fungsi ekskresi, kandung kemih,

ada tidaknya masalah defekasi, masalah nutrisi, dan

penggunaan kateter.

d) Pola istirahat dan tidur

Menggambarkan pola istirahat, tidur, dan persepsi

terhadap energy, jumlah tidur pada siang dan malam hari,

masalah tidur, dan insomnia.

e) Pola aktivitas dan istirahat

Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi

pernafasan dan sirkulasi ; riwayat penyakit jantung,

frekuensi, irama, dan kedalaman pernafasan, serta

pengkajian Indeks KATZ.

f) Pola hubungan dan peran

Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran

klien dalam keluarga dan masyarakat tempat tinggal,

pekerjaan, tidak punya rumah, dan masalah keuangan.

Pengkajian APGAR Keluarga (Tabel APGAR Keluarga).

36
g) Pola sensori dan kognitif

Menjelaskan mengenai pola sensori kognitif. Pola

persepsi sensori meliputi : pengkajian penglihatan,

pendengaran, perasaan, dan pembau. Pada lansia

terkadang pada mata mengalami katarak, ditemukan

gejala gangguan penglihatan perifer, kesulitan

memfokuskan kerja dengan merasa ruangan gelap.

Sedangkan tandanya adalah nampak kecoklatan atau putih

susu pada pupil dan peningkatan air mata. Pengkajian

Statu Mental menggunakan tabel Short Portable Mental

Status Quesioner (SPMSQ).

h) Pola persepsi dan konsep diri

Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan

persepsi tentang kemampuan konsep diri. Konsep diri

menggambarkan gambaran diri.

2. Analisa data

Analisa data merupakan arahan pada identifikasi masalah yang

merupakan tahap perlu di lakukan asuhan keperawatan secara

komprehensif sehingga dapat diketahui masalah secara teratur dan benar

analisa ini juga merupakan langkah yang terakhir dalam suatu

pengkajian seperti DS : pasien mengatakan nyeri pada persendian, sulit

untuk digerakkan dan kaku, DO : pasien lebih banyak duduk, dan

aktivitas terbatas.

37
3. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan singkat, jelas dan

pasti tentang masalah klien yang nyata atau potensial serta penyebabnya

dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan. Maka

diagnosa keperawatan yang muncul pada penderita asam urat yaitu :

a. Nyeri akut

b. Hambatan mobilitas fisik

c. Defisiensi pengetahuan

Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Definisi Batasan Karakteristik

1. Nyeri Akut Pengalaman sensori dan 1. Rasa tidak nyaman

emosi yang tidak 2. Mual

menyenangkan akibat 3. Berkeringat dimalam

adanya kerusakan hari

jaringan yang aktual dan 4. Kram otot

potensial, atau 5. Gatal kulit

digambarkan dengan 6. Mati rasa

istilah seperti kerusakan 7. Kesemutan pada

(international ekstremitas

association for the study 1.

of pain): awitan yang

tiba-tiba atau perlahan

dengan intensitas ringan

38
sampai berat dengan

akhir yang dapat

diantisipasi atau

diramalkan dan durasinya

kurang dari enam bulan.

2. Hambatan Keterbatasan dalam Perilaku :

Mobilitas gerakan fisik atau satu 1. Gangguan sikap

Fisik atau lebih lebih berjalan

ekstermitas secara 2. Penurunan rentang

mandiri dan terarah gerak

3. Penurunan

keterampilan motorik

halus dan kasar

4. Ketidaknyamanan

Dyspnea setelah

beraktivitas

3. Defisiensi 1. Mengungkapkan

Pengetahuan masalah

2. Tidak mengikuti

instruksi yang

diberikan

3. Performa uji tidak

akurat

39
4. Intervensi Keperawatan

Proses keperawatan meliputi perumusan tujuan dan menentukan

intervensi-intervensi yang tepat (Wilkinson,2011).

Tabel 2. 1 Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa NOC NIC

1. Nyeri Akut Kontrol Nyeri: Manajemen Nyeri :

1. Klien mampu 1. Melakukan

mengontrol nyeri, pengkajian nyeri

mampu menggunakan secara komprehensif

tehknik yang meliputi

nonfarmakologi untuk lokasi, durasi,

mengurangi nyeri, frekuensi, kualitas,

mencari bantuan. intensitas/beratnya

2. Klien melaporkan nyeri, dan faktor-

bahwa nyeri berkurang faktor presipitasi.

dengan menggunakan 2. Gunakan

manajemen nyeri. komunikasi

terapeutik agar klien

dapat

mengekspresikan

nyeri yang

dirasakan.

3. Kurangi faktor

40
pencetus nyeri

4. Lakukan

penanganan nyeri

dengan terapi

nonfarmakologi

melalui terapi

kompres bawang

merah.

5. Evaluasi keefektifan

dari tindakan

mengontrol nyeri.

6. Anjurkan klien

untuk memonitor

secara mandiri

tentang nyeri yang

dirasakan.

7. Berikan informasi

tentang nyeri,

seperti : penyebab,

berapa lama terjadi,

dan pecegahannya.

41
2. Hambatan 1. Tidak terjadi Terapi Latihan

mobilitas kontrakttur Keseimbangan :

fisik 2. Dapat melakukan ROM 1. Tentukan

aktif dan pasif kemampuan pasien

3. Kekuatan otot tangan untuk berpartisipasi

dan kaki mengalami dalam kegiatan-

peningkatan kegiatan yang

membutuhkan

keseimbangan

2. Kolaborasi dengan

terapi fisik,

okupasional, dan

terapis rekreasi

dalam

mengembangkan dan

melaksanakan

program latihan,

yang selesai

3. Sediakan lingkungan

yang aman untuk

latihan

4. Instruksikan pasien

untuk melakukan

42
latihan

keseimbangan,

seperti berdiri,

membungkuk

kedepan,

peregarangan dan

resistensi, yang

sesuai.

3. Defisiensi Pengetahuan : 1. Kaji tingkat

Pengetahuan Tingkat pemahaman yang pengetahuan pasien

ditunjukan tentang (mis, tentang penyakit

program aktivitas) asam urat

2. Ajarkan klien sesuai

dengan tingkat

pemahaman klien

mengenai

penyakitnya dan

penyebabnya.

3. Beri motivasi klie

untuk mempelajari

informasi-informasi

yang khusus

misalnya status

43
psikologis, orientasi,

nyeri, keletihan,

tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar,

keadaan emosional,

dan adaptasi terhadap

sakit.

4. Berikan informasi

kepada keluarga dan

klien mengenai

tindakan diagnostik

yang dilakukan

5. Rencanakan

penyesuaian dalam

penanganan bersama

klien dan dokter

untuk memfasilitasi

kemampuan klien

mengikuti

penanganan yang

dianjurkan.

44
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode

pendekatan deskriptif desain penelitian studi kasus, yaitu metode penelitian

yang dilakukan dengan tujuan untuk mengekplorasi suatu masalah

keperawatan pasien dengan Gout Arthritis

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Tagolu pada bulan April

2020 dengan menerapkan Kombinasi Terapi Akupersur dan Pemberian Jus

Sirsak Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Penderita Gout Arthritis

Di Puskesmas Tagolu

C. Subjek Studi Kasus

Subyek penelitian pasien yang mengalami Gout Arthritis pada

penurunan kadar asam urat dan dilakukan Terapi Akupersur.

D. Fokus Studi

Fokus tindakan dan penelitian ini adalah Penerapan Kombinasi Terapi

Akupersur Dan Pemberian Jus Sirsak Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat

Pada Penderita Gout Arithritis Di Puskesmas Tagolu

E. Definisi Operasional

1. Asuhan keperawatan pada studi kasus ini adalah proses atau rangkaian

kegiatan pada praktik keperawatan yang di berikan secara langsung

kepada pasien dengan asam urat di mulai dari tahap pengkajian,

diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

45
2. Diketahu Gout Arthritis ini penyakit metabolik yang ditandai oleh

penumpukan asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi.

3. Proses penerapan Tekhnik terapi akupresur dalam penurunan kadar asam

urat dapat mengaktifkan neuron pada system saraf dimana hal ini

merangsang kelenjar-kelenjar endokrin serta mengaktifkan orga yang

bermasalah.

4. Jus sirsak merupakan metode terapi herbal terhadap penurunan kadar

asam urat

F. Pengumpulan Data

1. Wawancara

Tekhnik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara

terstruktur, yaitu wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa

pertanyaan secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

harus dikumpulkan dalam penelitian.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang dilakukan dengan melihat status pasien

untuk memperoleh data yang mendukung tentang penyakit pasien.

G. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memahami prinsip-prinsip

etika dalam penelitian karena penelitian yang digunakan adalah subjek

46
manusia, dimana setiap manusia memiliki hak masing-masing yang tidak

bisa dipaksakan. Adapun etika dalam penelitian, sebagai berikut:

1. Lembar Persetujuan (informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan, Informed

Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak

bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2008). Untuk menjaga

kerahasiaan pada lembar yang telah di isi oleh responden, penulis tidak

mencantumkan nama secara lengkap, responden cukup mencantumkan

nama inisial saja.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan

hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

47
Semua informasi yang telah dikampulkan di jamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan pada hasil

riset (Hidayat, 2008). Peneliti menjelaskan bahwa data yang diperoleh

dari responden akan di jaga kerahasiaannya oleh peneliti.

4. Azas Manfaat (Beneficience)

Beneficience adalah prinsip untuk memberi manfaat bagi orang lain,

bukan untuk membahayakan orang lain, melainkan bertanggung jawab

dalam memberikan perawatan serta berkewajiban untuk melindungi

(Winani, 2010).

48
DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, I. (2012). Rematik & Asam Urat. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Kim, J. W., Kwak, S. G., Lee, H., Kim, S. K., Choe, J. Y., & Park, S. H. 2017.

Prevalence and incidence of gout in Korea: data from the national health

claims database 2007-2015. Rheumatology international, 37(9), 1499-1506.

Oktober 04, 2018.

Kuo, C. F., Grainge, M. J., Zhang, W., Doherty, M. (2015). Global epidemiology

of gout: prevalence, incidence and risk factors. Nature Reviews

Rheumatology, 11 (11), 649. Oktober 02, 2018.

http://www.nature.com/articles/nrrhe um.2015.91

Riskesdas, 2013. Riset Kesetahan Dasar Tentang Penyakit Sendi. Oktober 02,

2018. www.litbang.depkes.go.id

Rakhman, A. (2015). Pengaruh Terapi Akupresure Terhadap Kadar Asam Urat

Darah Pada Lansia, Jurnal Skolasik Keperawatan. Vol. 1, No.2.ISSN: 2443-

0935

Joe, W. 2014. Dahsyatnya khasiat sirsak. Yogyakarta : Andi.

Maryati, H. 2013. Pengaruh Konsumsi Jus Sirsak Terhadap Penurunan Kadar

Asam Urat Dalam Darah Pada Penderita Gout Artritis Pada Usia 46-50

Tahun. STIKES Pemkab Jombang: Jurnal. Di akses pada 29 Oktober 2017

Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA Nic-Noc. Jilid 2. Yogyakarta:

Mediaction.

49
Kusumawati, I. 2016. Pengaruh Pemberian Jus Sirsak Terhadap Kadar Asam

Urat Pada Penderita Hiperurisemia Di Dusun Semarangan Sidokarto

Godean Sleman Yogyakarta. Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta: Jurnal

Skripsi Di Akses Pada 29 Oktober 2017.

Sari, Y. A & Syamsiyah, N. (2017). Berdamai Dengan Asam Urat. Tim Bumi

Medika: Jakarta

WHO Health Organization. (2018, Juni). WHO Methods and Data SourcesFor

Global Burden Of Disease Estimates 2000-2016.

50
Lampiran

51
Lampiran 5

FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK

Tanggal Pengkajian
……………

IDENTITAS KLIEN
Data biografi
Nama :
Tempat/tgl lahir : L/P
Pendidikan terakhir :
Gol darah :
Agama :
Status perkawinan :
TB/BB :
Penampilan :
Ciri-ciri tubuh :
No telp : …….

Org yg dekat dihubungi : ……………………. Telp :


…………………
Jenis kelamin : L/P
Hubungan dgn usila :
Alamat :
Tgl masuk panti :

52
RIWAYAT KELUARGA
Genogram (3 generasi)

ALASAN DATANG KE PANTI WERDHA

Keluhan Utama :

Pemahaman & penatalaksaan masalah kesehatan :

53
Obat-obatan :
No Nama Obat Dosis Keterangan

Status Imunisasi : (catat tgl terbaru)


Tetanus, Difteri : …………………………….. Influenza : …………
Lain2 : ………………..
Alergi : (catat agen & reaksi spesifik)
Obat2an :

Makanan :

Faktor lingkungan :

Penyakit yg diderita :

54
Riwayat pekerjaan :
Pekerjaan saat ini :
Alamat pekerjaan :
Jarak dari rumah :
Alat transportasi :
Pekerjaan sebelumnya :
Berapa jarak dari rumah : ………. Km
Alat transportasi : …………….
Sumber2 pendapatan & kecukupan thd kebutuhan : ………………
Riwayat Lingkungan Hidup
Type tempat tinggal ; ………….
Jumlah kamar :
Jumlah tongkat :
Kondisi tempat tinggal :
Jumlah org yg tgl dirumah : …………., laki2 : ……….. org/perempuan :
……………. Org
Derajat privasi : ………….
Tetangga terdekat : ………
Alamat/telp : ……..
Riwayat rekreasi
Hobi/minat : ……………
Keanggotaan organisasi : ……………
Liburan/perjalanan : ……………
Sistem pendukung
Perawat/bidan/dokter/fisioterapi : …………….
Jarak dari rumah : …………………… km
Rumah sakit : ……………. Jaraknya …………………. Km
Klinik : ……………. Jaraknya …………………. Km
Pelayanan kesehatan di rumah : …………………
Perawatan sehari2 yg dilakukan keluarga : ………………….
Lain2 : ………………..

55
Deskripsi kekhususan
Kebiasaan ritual :
Yang lainnya :
Status kesehatan
Status kesehatan umum selama setahun yg lalu : ………………
Status kesehatan umum selama 5 tahun yg lalu : ………………

Aktivitas Hidup Sehari2


Indeks Katz : A/B/C/D/E/F/G
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dlm hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi
B Kemandirian dlm semua aktifitas hidup sehari2, kecuali satu dari fungsi
tsb
C Kemandirian dlm semua akifitas hidup sehari2, kecuali mandi & satu
fungsi tambahan
Kemandirian dlm semua akifitas hidup sehari2, kecuali mandi, berpakaian
D
& satu fungsi tambahan
Kemandirian dlm semua akifitas hidup sehari2, kecuali mandi,
E
berpakaian, ke kamar kecil & satu fungsi tambahan
Kemandirian dlm semua akifitas hidup sehari2, kecuali mandi,
F
berpakaian, berpindah & satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain- Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tdk dpt diklasifikasikan
lain sbg C, D, E, F, dan G

Oksigenisasi : …………….
Cairan elektrolit : …………….
Nutrisi : …………….
Eliminasi : …………….

56
Aktivitas : ………………
Istrahat & tidur : ………………
Personal Hygiene : ……………..
Seksual : …………….
Rekreasi : ……………
Psikologis : …………..
- Persepsi klien : ………….
- Konsep diri : ………….
- Emosi : …………
- Adaptasi : ……………
- Mekanisme pertahanan : …………….

Tinjauan Sistem
Keadaan umum : …………….
Tingkat kesadaran : …………….
Glasgow Coma Skala : ……………

Tanda-tanda vital : ……………..


Pulse : …………….. Temp : ……………. Blood pressure : …………… RR :
……………

1. Kepala :

2. Mata, telinga, hidung :

3. Leher :

4. Dada & punggung :

57
5. Abdomen & pinggang :

6. Ekstremitas atas & bawah :

7. Siste imunne :

8. Genitalia :

9. Sistem reproduksi :

10. Sistem persyarafan :

11. Sistem pengecapan :

12. Sistem penciuman :

13. Tactil respon :

58
Status Kognitif/Afektif & social
1. Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Skore
No Pertanyaan Jawaban
+ -
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang ini? (hari, tgl, tahun)
3 Apa nama tempat ini?
4 Berapa no telp anda?
4a Dimana alamat anda? (tanyakan hanya bila klien tdk
empunyai telp)
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir?
7 Siapa presiden Indonesia sekarang?
8 Siapa presiden sebelumnya?
9 Siapa nama kecil ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 & tetap pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun
Jumlah kesalahan total
Penilaian SPMSQ
(1) Kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh
(2) Kesalahan 3-4 : fungsi intelektual ringan
(3) Kesalahan 5-7 : fungsi intelektual sedang
(4) Kesalahan 8-10 : fungsi intelektual berat
2. Mini Mental State Exam (MMSE)
Mini Mental State Exam (MMSE)
Nilai Max Pasien Pertanyaan
Orientasi
5 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) (bulan) apa
sekarang?

59
5 Dimana kita : (Negara bagian) (wilayah) (kota)
(RS) (lantai)
Registrasi
3 Nama 3 objek : 1 detik untuk mengatakan
masing2. Kemudian tanyakan klien ketiga objek
setelah anda telah mengatakannya. Beri 1 poin
untuk setiap jawaban yg benar. Kemudian ulangi
sampai ia mempelajari ketiganya. Jumlahkan
percobaan dan catat
Percobaan : ……………
Perhatian dan kalkulasi
5 Seri 7”s. 1 poin untuk setiap kebenaran
Berhenti setelah 5 jawaban. Bergantian eja “kata”
ke belakang
Mengingat
3 Minta untuk mengulang ketiga objek di atas
Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran
Bahasa
9 Nama pensil dan melihat (2 poin)
Mengulang hal berikut : “tak ada jika, dan tetapi”
(1 poin)
Nilai total
Ikuti perintah 3-langkah : ambil kertas di tangan kanan anda, lipat dua dan
taruh di lantai” (3 poin)
Baca dan turuti hal berikut : “tutup mata Anda” (1 poin)
Tulis satu kalimat (1 poin)
Menyalin gambar (1 poin)
Kaji tingkat kesadaran sepanjang kontinum :

composmentis apatis samnolen suporous


koma

60
3. Inventarsi Depresi Beck
Inventaris Depresi Beck
Skore Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahadia dimana saya tdk dpt menghadapinya
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tdk dpt keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia2 dan sesuatu tdk dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa2 untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati ttg masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa saya benar2 gagal sbg seseorang (org tua, suami, istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yg dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pd umumnya
0 Saya tdk merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tdk puas dgn segalanya
2 Saya tdk lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tdk menyukai cara yg saya gunakan
0 Saya tdk merasa tdk puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah2 saya sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yg baik
0 Saya tdk merasa benar2 bersalah

61
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dgn diri saya sendiri
1 Saya tdk suka dgn diri saya sendiri
0 Saya tdk merasa kecewa dgn diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti ttg tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tdk mempunyai pikiran2 mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik Diri dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pd org lain & tdk peduli pd mereka
semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada org lain & mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya krg berminat pd org lain daripada sebelumnya
0 Saya tdk kehilangan minat pd org lain
I. Keragu-raguan
3 Saya tdk dpt membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dlm membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya pembuat keputusan yg baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan2 permanent dlm penampilan saya ini &
membuat saya tdk menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tdk menarik
0 Saya tdk merasa bahwa saya tampak lebih burukdaripada sebelumnya

62
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tdk melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah menorong diri saya sendiri dgn keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira2 sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari biasanya
0 Saya tdk lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tdk lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tdk sebaik sebelumnya
0 Napsu makan saya tdk buruk dari biasanya
Penilaian :
0-4 : depresi tdk ada atau minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
> 16 : depresi berat

4. APGAR Keluarga
APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skore
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dpt kembali pada
keluarga (teman2) saya untuk membantu pada
waktu sesuatu menyusahkan saya
2 Hubungan Saya puas dgn cara keluarga (teman2) saya
membicarakan sesuatu dgn saya &
mengungkapkan masalah dgn saya

63
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman)
saya menerima & mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas atau arah baru
4 Afek Saya puas dgn cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek & berespons
terhadap emosi2 saya, seperti marah, sedih
atau mencintai
5 Pemecahan Saya puas dgn cara teman2 saya & saya
menyediakan waktu bersama2

Data Penunjang
1. Laboratorium :

2. Radiologi :

3. EKG :

4. USG :

5. CT Scan :

6. Obat2an :

64

Anda mungkin juga menyukai