Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS ARTHRITIS GOUT

DI GUNUNG SARI – BAURENO – BOJONEGORO

Periode Tanggal 30 November – 05 Desember 2020

Dosen Pembimbing : Hadi Purwanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun oleh :

ANIES NOER SAFITRI

NIM P27820518035

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

D3 KEPERAWATAN KAMPUS TUBAN

Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 2 Tuban

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arthritis gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di dalam plasma
(hiperusemia : >7 mg/dl). Adanya penurunan ekskresi asam urat. Kebanyakan arthritis gout
disebabkan oleh pembentukan asam urat yang berlebihan dan penurunan ekskresi. Arthritis
gout dapat mengenai laki-laki maupun wanita, hanya saja gout memang lebih sering mengenai
laki-laki. Dikatakan bahwa kemungkinan arthritis gout menyerang laki-laki adalah 1 sampai 3
per 1.000 laki-laki sedangkan pada wanita adalah 1 per 5.000 wanita. Arthritis gout dapat
menyebabkan sakit kepala dan nyeri khususnya pada sendi. Nyeri tersebut adalah keadaan
subjektif dimana seseorang memperlihatkan ketidak nyamanan secara verbal maupun non
verbal. Respon seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar
belakang budaya, pengalaman masa lalu tentang nyeri dan pengertian nyeri. Nyeri mengganggu
kemampuan seseorang untuk beristirahat, konsentrasi, dan kegiatan yang biasa dilakukan
(Suratun, 2008).
Bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek yang membahayakan yang akan mengganggu
proses penyembuhan dan dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas, untuk itu perlu
penanganan yang lebih efektif untuk meminimalkan nyeri yang dialami oleh pasien. Secara
garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan
manajemen non farmakologi. Salah satu cara untuk menurunkan nyeri pada pasien gout secara
non farmakologi adalah diberikan kompres hangat pada area nyeri. Sehingga Perawat harus
yakin bahwa tindakan mengatasi nyeri dengan kompres hangat dilakukan dengan cara yang
aman (Brunner, 2002).
Perawat komunitas sebagai salah satu tenaga kesehatan profesional yang berhubungan
langsung dengan klien dan keluarganya dalam hal ini penderita atau resiko tinggi gout,
memiliki peran penting terhadap prevalensi, morbiditas dan mortalitas gout. Perawat komunitas
memiliki tanggung jawab terhadap derajat kesehatan komunitas dan mengimplementasikan
peran dan fungsinya melalui aktifitas promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sehingga
seorang perwat harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan kontrahensif
yang meliputi pengkajian untuk menegagkan diagnosa masalah keperawatan, perencanaan dan
tindakan keperawatan, sampai mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada masalah utama
gout (Lukman dkk, 2009).
Berdasarkan World Health Organization WHO Prevelensi asam urat (gout) di Amerika
Serikat sekitar 13,6 kasus per 1000 laki-laki dan 6,4 kasus per 1000 perempuan.pervelensi ini
berbeda di tiap negara, berkisar antara 0,27% di Amerika hingga 10,3% selandia baru.
Peningkatan insidens gout dikaitkan dengan peruubahan pola diet dan gaya hidup, peningkatan
kasus obesitas dan sindrom metaboli. Kejadian hiperurisemia di indonesia banyak terjadi pada
suku Minahasa dan Tapanuli, karena mereka banyak yang mengonsumsi alkohol dan ikan.
sedangkan di JawaTengah Prevalensi penderita gout hiperurisemia kira-kira 2,6-47,2% yang
bervariasi pada berbagai populasi. Sedangkan prevalensi gout juga bervariasi antara 1-15,3%.
Pada suatu studi didapatkan insidensi gout 4,9% pada kadar asam urat darah
>9 mg/dL, 0,5% pada kadar 7-8,9%, dan 0,1% pada kadar <7 mg/dL. Insidensi kumulatif gout
mencapai angka 22% setelah 5 tahun, pada kadar asam urat >9 mg/dL (Hidayat, 2009).
Kasus kejadian gout di indonesia mencapai 65% dan di jawa tengah mencapai 35,7%,
khususnya di wilayah kerja Puskesmas Kartasura mencapai 23% pada bulan Maret-April 2015
mencapai 48 kasus. Yang di bagi dalam kasus lama sebanyak 3 kasus lama dan 45 kasus baru.
Penderita yang mengidap asam urat antara perempuan lebih banyak di bandingkan laki-laki
(Depkes, 2011).
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kperawatan pada lansia secara profesional dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari Keluarga
b. Untuk mengetahui bentuk/type keluarga
c. Untuk mengetahui tahap dan tugas perkembangan keluarga
d. Untuk mengetahui fungsi keluarga
e. Untuk mengetahui tugas keluarga dibidang kesehatan
f. Untuk mengetahui definisi Arthritis gout
g. Untuk mengetahui etiologi Arthritis gout
h. Untuk mengetahui klasifikasi Arthritis gout
i. Untuk mengetahui manifestasi klinis Arthritis gout
j. Untuk mengetahui patofisiologis Arthritis gout
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Keluarga
2.1.1 Pengertian

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang yang disatukan oleh kebersamaan dan
kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga
(Friedman, 2010).

2.1.2 Bentuk/ Type keluarga

Bentuk/type keluarga menurut Suprayitno (2004), yaitu :

a. Keluarga inti (Nuclear Family)

b. Keluarga besar (Extended Family)

c. Keluarga bentukan kembali (Dyadic Family)

d. Orang tua tunggal (Single Parent Family)

e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried Teenage Mother)

f. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama

(Gay And Lesbian Family).

2.1.3 Tahap dan tugas perkembangan keluarga

Menurut Friedman (dalam Suprajitno, 2004), tahap dan tugas perkembangan keluarga sebagai
berikut:
Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan
1. Keluarga dengan Anak Baru a. Mempersiapkan menjadi
Lahir orang tua.
b. Adaptasi dengan perubahan
adanya anggota keluarga.
2. Keluarga dengan Anak Remaja a. Memberikan kebebasan yang
seimbang dan
bertanggungjawab
b. Mempertahankan hubungan
intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dan
orang tua. Hindarkan
terjadinya perdebatan,
kecurigaan, dan permusuhan
2.1.4 Fungsi keluarga

Fungsi keluarga sebagai berikut :

a. Fungsi Afektif

b. Fungsi Sosialisasi

c. Fungsi Reproduksi

d. Fungsi Ekonomi

e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan

2.1.5 Tugas keluarga dibidang kesehatan

Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi
:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

c. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

d. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan keluarga

Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya

2.1 Definisi Arthritis Gout


2.1.1 Pengertian Arthritis Gout

Arthritis Gout adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar di seluruh dunia.
Gout (pirai) merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal
monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan
ekstraselular. Gangguan metabolisme yang mendasarkan gout adalah hiperurisemia
yang didefinisikan sebagai peninggian kadar asam urat lebih dari 7,0 ml/dl dan 6,0
mg/dl (Sudoyo, 2009).

2.1.2 Etiologi

Menurut Malya (2003), faktor – faktor yang berperan dalam perkembangan gout adalah

faktor yang menyebabkan terjadinya hiperurisemia diantaranya adalah :

1. Gangguan konsentrasi pembentukan asam urat yang berlebih :

1) Gout primer : akibat pembentukan langsung asam urat yang berlebih.

2) Gout sekunder : ekskresi asam urat berkurang akibat proses penyakit atau pemakaian obat-

obatan.

2. Menurut Carter (dalam Arina Malya, 2003) penyebab dari gout :

1) Diit tinggi purin


2) Konsumsi minumam beralkohol

3) Pengaruh obat-obatan terhadap kadar asam urat dengan efek yang ditimbulkanya dapat

menghambat ekskresi asam urat dalam ginjal (seperti : aspirin, diuretik)

2.1.3 Klasifikasi

Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :

a. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
b. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya produksi asam
urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.

2.1.4 Manifestasi Klinis

Pada gout biasanya serangan terjadi secara mendadak (kebanyakan menyerang pada
malam hari). Sendi – sendi yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit
diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang hebat, dan persendian sulit digerakan.
Gejala lain adalah suhu badan menjadi demam, kepala terasa sakit, nafsu makan
berkurang, dan jantung berdebar. Serangan pertama gout pada umumnya berupa
serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki. Namun, gejala-gejala tersebut
dapat juga terjadi pada sendi lain seperti tumit, lutut dan siku. Dalam kasus encok
kronis, dapat timbul tofus (tophus), yaitu endapan seperti kapur pada kulit yang
membentuk tonjolan yang menandai pengendapan kristal asam urat ( Wijayakusuma,
2006 ).

2.1.5 Patofisiologi

Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa kurang
dari 7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila konsentrasi asam urat
dalam serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan kristal
monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau
penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat
mengendap dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan diteruskan dengan
terjadinya serangan gout. Dengan adanya serangan yang berulang – ulang,
penumpukan kristal monosodium urat yang dinamakan thopi akan mengendap
dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Akibat penumpukan
Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit ginjal kronis.

Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan kristal monosodium urat dari
depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada beberapa pasien gout atau dengan
hiperurisemia asimptomatik kristal urat ditemukan pada sendi metatarsofalangeal dan
patella yang sebelumnya tidak pernah mendapat serangan akut. Dengan demikian,
gout dapat timbul pada keadaan asimptomatik. Terdapat peranan temperatur, pH, dan
kelarutan urat untuk timbul serangan gout. Menurunnya kelarutan sodium urat pada
temperatur lebih rendah pada sendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat
menjelaskan mengapa kristal monosodium urat diendapkan pada kedua tempat
tersebut. Predileksi untuk pengendapan kristalmonosodium urat pada
metatarsofalangeal-1 (MTP-1) berhubungan juga dengan trauma ringan yang
berulang-ulang pada daerah tersebut.

2.1.6 Pathway

Faktor genetik Konsumsi Penyakit dan obat


makanan  purin – obatan

Produksi asam Sekresi asam urat


urat  

Gangguan
Metabolisme
purin Respons  Suhu Tubuh
inflamasi

HIPERUREMIA Thopi / Tofas Hipertermi


( N : Pria ( 3.0 – 7 ) Wanita ( 2.4 -6 ) mengendap di
bagian perifer
Nefropati Gout Akumulasi pada Penimbunan kristal monoatrium di tubuh
ginjal sendi

GOUT
Perubahan pada bentuk
tubuh pada tulang dan
sendi Pembentukan
Pelepasan medioator Sirkulasi pd  Permeabilitas kapiler tukas pd sendi
kimia oleh sel Mast : daerah inflamasi
bradikinin, histamin, 
prostagladin deformitas Tofus – Tofus
mengering
Akumulasi cairan ke
Vasodilatasi dr jaringan intertisial 
kapiler Membatasi
Hipotalamus Gg. Konsep diri pergerakan sendi
Edema

Eritema, rasa Gg. Mobilisasi


panas
NYERI Menekan jaringan pada
sendi

Terjadi pd Malam Gg. Perfusi Jaringan


Penipisan pd
hari Kulit
Gangguan transportasi elektrolit

Gg Pola tidur Kerusakan


integritas kulit
Gangguan potensial aksi

Kesemutan / faal

Gangguan rasa nyaman


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, N. (2011) Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi. Jakarta: Rineka Cipta.

Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, & Praktik, Edisi 5.
Editor Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC

Malya, Arina. (2003). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Surakarta: Buku Ajar

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC

Wijayakusuma, H. (2006) Atasi Asam Urat dan Reumatik. Jakarta : Puspa Swara.
BAB III
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH
SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA ARTHRITIS GOUT

A. PENGKAJIAN KELUARGA
Pengkajian Keperawatan Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan, untuk itu diperlukan kecematan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien
sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan
sangat bergantung pada tahap ini.

a. Data Umum
Meliputi Kepala keluarga (KK), alamat dan telepon, pekerjaan KK, pendidikan KK, dan
komposisi keluarga, selanjutnya dibuat genogram

Nama Jenis Hubungan TTL/ Pendidikan Pekerjaan Status Keterangan


No anggota kelamin dengan Umur imunisasi
keluarga keluarga

1. Tipe keluarga:
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi
dengan tipe keluarga tersebut
2. Suku bangsa:
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
tersebut terkait dengan kesehatan
3. Agama:
Mengkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
4. Status sosial ekonomi:
Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan baik kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya.Selain itu status ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
5. Aktifitas rekreasi keluarga:
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengar radio
juga merupakan aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan perkembangan anggota keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala
3. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, pencegahan
penyakit, pelayanan kesehatan yang digunakan keluarga
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan riwayat kesehatan generasi di atas keluarga inti (orang tua dari suami dan istri)
meliputi riwayat penyakit keturunan, upaya generasi tersebut tentang upaya
penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang dipertahankan saat ini
c. Data lingkungan
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga,
sarana pembuangan limbah atau tempat sampah dan sarana MCK, jarak septic tank
dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah, privasi
anggota keluarga.
Denah rumah: gambar denah rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat meliputi
perkotaan, pedesaan, industri, agraris, kondisi dan keamanan jalan yang digunakan,
karakteristik etnik dan kelas sosial, kepadatan populasi, kebiasaan atau aturan/kesepakatan
penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan, pekerjaan masyarakat
umumnya, ketersediaan pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas rekreasi, fasilitas
transportasi umum, keamanan lingkungan
3. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan
masyarakat
5. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan (asuransi
kesehatan). Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari
anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat .
d. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga, siapa pengambil
keputusan utama, dan bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan
komunikasi. perlu dijelaskan pula hal-hal yang mempengaruhi komunikasi keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
merubah perilaku. Perlu dikaji siapa pengambil keputusan dalam keluarga, bagaimana
cara keluarga membuat keputusan
3. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun
informal
Peran formal mis. Ayah, ibu, suami, istri, anak, nenek, kakek, dll
Peran informal mis.: pendorong, penyelaras, inisiator, negosiator, penghalang, dll
4. Nilai dan norma keluarga
Meliputi data tentang nilai dan norma yang dianut keluarga. Perlu dikaji kesesuaian nilai
yg dianut keluarga dengan masyarakat, kesesuaian nilai anggota keluarga dengan nilai
yg dianut keluarga, nilai-nilai keluarga yang mempengaruhi kesehatan
e. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai
2. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga; bagaimana
membesarkan anak dalam hal belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku yang berlaku
di keluarga dan masyarakat; siapa yang bertanggungjawab untuk membesarkan anak;
adakah budaya-budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan ada masalah dalam memberikan
pola pengasuhan.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit.Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai
konsep sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga:
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji
adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan
yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya
serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah :
 Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.
 Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.
 Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.
 Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit.
 Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
 Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
 Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
 Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah.
c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, yang perlu dikaji adalah :
 Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi,
prognosa dan cara perawatannya).
 Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan.
 Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
 Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota
keluarga yang bertanggungjawab, sumber keuangan/finansial, fasilitas fisik,
psikososial).
 Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
d) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
sehat, hal yang perlu dikaji adalah :
 Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki.
 Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan.
 Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi.
 Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit.
 Sejauhmana sikap.pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi.
 Sejauhmana kekompakan antara anggota keluarga.
e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan
kesehatan di masyarajat, hal yang perlu dikaji adalah :
 Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan.
 Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari
fasilitas kesehatan.
 Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan.
 Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
 Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga, bila tidak apa
penyebabnya
4. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan
jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5. Fungsi ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, sejauh mana
keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan keluarga.
f. Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka panjang dan pendek
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6
bulan. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari 6 bulan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi/stressor
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan (strategi koping
keluarga internal dan eksternal)
4. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai perilaku keluarga yang tidak adaptif untuk menghadapi
permasalahan
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik
h. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
C. SKORING DAN PRIORITAS MASALAH
KRITERIA SKORING* PEMBENARAN
a) Sifat masalah :

b) Kemungkinan masalah untuk dirubah :

c) Potensi masalah untuk dicegah :

d) Menonjolnya masalah :

TOTAL SKOR

Bobo Skoring* Pembenaran


No Kriteria Skor**
t
1 Sifat masalah Diisi sesuai dengan
Skala: 1. Tidak/kurang sehat /aktual 3 kekuatan dan atau
2. Ancaman/resiko 2 1 kelemahan keluarga,
3. Keadaan sejahtera/krisis 1 misalnya sumber daya,
sumber dana , dll
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah 2
Skala: 1. Mudah 1 2
2. Sebagian 0
3. Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah
Skala: 1. Tinggi 3
1
2. Cukup 2
3. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala:
1. Masalah dirasakan dan harus 2
segera ditangani 1 1
2. Ada masalah tetapi tidak perlu 0
ditangani
3. Masalah tidak dirasakan
TOTAL SKOR
NB: Cara Skoring

Skor dari skala kriteria**


Skoring * = x Bobot
(tiap kriteria) Angka tertinggi tiap kriteria

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri persendian berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan pada


anggota keluarga yang sakit (gout arthritis)
E. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnos Tujuan EVALUASI
No Intervensi keperawatan
a Umum Khusus Kriteria Standar
1. Nyeri Setelah Nyeri Verbal 1. Mengenal faktor 1. Memberikan pendidikan
dilakukan teratasi nyeri
kesehatan tentang perawatan
kunjungan
2 kali Psikomotor 2. Nyeri berkurang penyakit arthritis gout, yang
nyeri dengan
meliputi pengertian, faktor
teratasi menggunakan
manajemen nyeri penyebab, tanda gejala,
Afektif
komplikasi makanan yang
3. Keluarga mampu
memenuhi perlu dihindari dan cara
kebutuhan keluarga
pencegahan pada penyakit
yang sakit
gout arthritis
Rasional: menambah
pengetahuan keluarga dank
lien tentang nyeri akibat
arthritis gout.
2. Mempertahankan tirah
baring selama fase akut
Rasional: meminimalkan
stimulasi/meningkatkan
relaksasi
3. Kompres air hangat pada
sendi yang sakit
Rasional: meredakan nyeri
4. Lakukan terapi relaksasi
nafas dalam
Rasional: mengajarkan
teknik relaksasi bersama
keluarga agar bisa
mencontohkan ketika nyeri
terjadi.
Rasional: menambah
pengetahuan keluarga dan
klien tentang nyeri akibat
arthritis gout.
F. IMPLEMENTASI
Tindakan keperawatan adalah perilaku atauaktivitasspesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan. (SIKI, 2018).

G. EVALUASI
Tahapan evaluasi dapat dilakukan pula secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah
evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah
evaluasi yang dilakukan pada akhir asuhan keperawatan (Mubarak, 2012).
BAB IV
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. C DENGAN
MASALAH ARTHRITIS GOUT

H. PENGKAJIAN KELUARGA
1. Nama mahasiswa : Anies Noer Safitri
2. Tempat : Di Gunung sari – Bareno - Bojonegoro
3. Tanggal : 04 Desember 2020
a. Data Umum
1. Nama KK : Ny. C
2. Umur KK : 37 Tahun
3. Alamat : Gunung Sari – Baureno – Bojonegoro
4. Pekerjaan KK : Ibu Rumah Tangga
5. Pendidikan KK : SMA
6. Komposisi Keluarga: Commuter Married

Nama Jenis Hubungan TTL/ Pendidik Pekerjaan Status Keterangan


No anggota kelamin dengan Umur an imunisasi
keluarga keluarga
1. Tn. “D” L Suami Bojonegoro, 03 SMA Pegawai - Sehat
Maret 1982/ 38 swasta
tahun
2. Ny. “C” P Istri Lamongan, 14 SMA Ibu - Sakit
Maret 1983/ Rumah Arthritis
37 tahun Tangga Gout
3. An. “I” L Anak Bojonegoro, 03 SMK Belum - Sehat
November bekerja
2002/ 18 tahun
4. An. “N” P Anak Bojonegoro, 20 SD Pelajar - Sehat
Desember
2011/ 9 tahun
5. An. L Anak Bojonegoro, 20 Belum - - Sehat
“M” Januari 2018/ 2 Sekolah
tahun
7. Genogram :

X X X
X

Ny. Tn.
C S

Sdr. Sdr
I Sdr. M
N
KETERANGAN :

: Laki-Laki

: Perempuan

X : MENINGGAL
X
: Klien

8. Tipe keluarga:
1) Jenis tipe keluarga: Commuter married
2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : memungkinkan pasangan suami istri merasakan
kesepian, dan sulit ketika istri dihadapkan pada masalah mengasuh anak sendiri terutama saat
anak memasuki usia sekolah.
9. Suku bangsa:
1) Asal suku bangsa: Jawa
2) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Ny. C masih menganggap penyakit arthritis
gout seperti penyakit nyeri pada umumnya
10. Agama:
Keluarga beragama islam.
11. Status sosial ekonomi
1. Anggota keluarga yang mencari nafkah : ayah
2. Penghasilan : kurang lebih 3.000.000-3.500.000
3. upaya lain : kuli bangunan
4. Harta Benda yang dimiliki (perabot,transportasi,dll) : rumah, perabot rumah tangga,
sepeda, televise
5. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : buat biaya listrik, biaya sehari-hari, dan sekolah
anak
12. Aktifitas rekreasi keluarga:
Terkadang melihat tv bersama.
b. Riwayat dan perkembangan anggota keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap V dengan anak remaja, anak pertama berusia 18 tahun, anak kedua berusia 9 tahun dan
yang terakhir berusia 2 tahun. Di keluarga Ny. C anak pertamanya usia 18 tahun.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga memberikan kebebasan pada anak-anaknya
3. Riwayat keluarga inti
I. Riwayat kesehatan
- Tn. D : ketika komunikasi dengan Ny. C lewat hp tidak pernah mengeluh sakit dan
keadaannya di luar kota sehat – sehat saja.
- Ny. C : Sebelumnya tidak pernah mengalami sakit hanya saja mengalami pegal-pegal. 1 tahun
yang lalu mengalami sakit typus karena kelelahan. Setelah sakit typus, dalam beberapa hari ini
Ny. C merasakan sakit didaerah tumit sebelah kiri terutama pada malam hari dan saat bangun
tidur. Ny. C membawa ke tukang pijit untuk melakukan pijitan yang disebabkan bengkaknya
itu. Karena saking nyeri yang dirasakan karena kaki nya, Ny C ketika berjalan sedikit pincang.
Tidak bisa berjalan dengan normal. Ketika melakukan pengkajian pada Ny. C timbul benjolan
pada sendi tampak kemerahan, dan bengkak. Ketika Ny, C ditanya apa yang dirasakan pada
kaki nya. Beliau menjawab rasanya panas dan nyeri.
- Sdr. I : sehat
- Sdr. N: sehat
- Sdr. M: sehat

4. Riwayat keluarga sebelumnya


Ny C mengatakan bahwa dulu ibunya pernah mengalami hal yang sama seperti yang dialami Ny
C. Ny. C mengatakan ibunya dulu sering mengeluh sakit di daerah sendi terutama pada malam
hari dan pada saat bangun tidur. Pernah sampai bengkak dan kemerahan persis seperti apa yang
dialami Ny. C sekarang ini. Dulu ibu Ny. C hanya menganggap penyakit nyeri biasa dan tidak
dibawa berobat. Setelah timbul bengkak dan kemerahan baru ibu Ny. C dibawa ke salah satu
puskesmas dan sekarang masih timbul nyeri tetapi tidak nyeri seperti dulu.
Data lingkungan
1. Karakteristik rumah
a) luas rumah: 7 mm x 15 mm
b) type rumah : permanen
c) kepemilikian : milik pribadi
d) jumlah dan rasio kamar atau ruangan :7 ruangan antara lain : 1 garansi rumah, 3 kamar
tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi dan 1 dapur
e) septic tank : dibelakang rumah
f) sumber air : sumur
g) kebersihan lingkungan : bersih
h) tranpotasi : sepeda 2
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Kebiasaan : mengikuti kegiatan kajian rutin setiap hari jumat
Aturan dan kesepakatan : kerja bakti desa
Budaya : tahlil setiap hari kamis malam
3. Mobilitas geografis keluarga
Tidak pernah pindah, milik rumah pribadi
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Adanya sedikit hambatan dari keluarga yaitu anak dari Ny. C tidak bisa merawat ibuknya.
Namun interaksi dengan tetangganya tampak baik-baik saja terlihat dari Ny. C dirawat olehnya.
5. Sistem pendukung keluarga
- jumlah anggota keluarga yang sehat ada 4 orang yaitu Tn. D dan anaknya (Sdr. I, Sdr. N dan
Sdr. M)
- keluarga Tn. D menggunakan kartu BPJS saat berobat ke puskesmas
- Ny.C dirawat oleh keluarganya saat sakit meskipun hanya sekedarnya saja
b. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Dalam keluarga Ny. C , meskipun suaminya sekarang diluar jawa tetapi yang berperan utama
dalam mengambil keputusan adalah suami Ny. C yaitu Tn. D
2. Struktur kekuatan keluarga
Untuk pengambilan keputusan, selalu dilakukan dengan cara bermusyawarah dengan seluruh
anggota keluarga.
3. Struktur peran
- Tn. D merupakan suami dari Ny.C dan ayah dari ketiga anaknya, Tn.D bekerja sebagai
pegawai swasta di luar kota dan kuli bangunan ketika ada waktu senggang didalam pekerjaan
utama nya (pencari nafkah)
- Ny.C menjadi ibu rumah tangga dan mengasuh anaknya
Peran Informal :
- Tn. D : pendorong/pendukung dalam kesehatan keluarga
- Ny. C : pengasuh keluarga
- Sdr. I, Sdr. N dan M : penonton karena tidak ikut merawat ibunya yang sedang sakit
4. Nilai dan norma keluarga
Awalnya keluarga tidak begitu khawatir dengan penyakit yang diderita Ny. C, karena keluarga
menganggap bahwa penyakit yang di derita Ny. C hanyalah suatu penyakit yang timbul
karena capek – capek saja, sehingga tidak perlu pengobatan medis hanya butuh dipijit saja.
Setelah melakukan pemeriksaan di puskesmas, ternyata Ny. C didiagnosa mengalami penyakit
Arthrtis Gout atau yang disebut asam urat. Dan penyakit tersebut tidak boleh untuk dipijit.
c. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Ny. C Mengatakan bahwa masih mengkonsumsi obat yang diberikan oleh pihak puskesmas
ketika beliau berobat disana. Ny. C berobat memakai kartu BPJS.
2. Fungsi sosialisasi
- Interaksi dan hubungan dengan dalam keluarga: baik
- Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: ayah/kepala keluarga.
- Sosialisasi dengan tetangga baik, bahkan tetangganya Ny. C juga ikut merawat dan sudah di
anggap sebagai keluarga.
- Ny. C mengikuti kegiatan di lingkungan sekitar seperti arisan dan pengajian.
Keluarga yang lain juga begitu jika ada waktu senggang mereka mengikuti acara yang di
adakan warga sekitar
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah
Keluarga masih kurang mengetahui gejala dan tanda penyakit Ny. C dan tidak paham
mengenai pencegahan yang dialamu Ny. C karena suami yang diluar kota dan anak – anak nya
yang masih usia remaja dan masa sekolah. Sebelum berobat ke tenaga kesehatan Ny. C hanya
melakukan pijit di tetagga nya untuk meredakan rasa nyeri yang dialami nya. Ny. C juga
sebelumnya tidak mengetahui makanan apa saja yang menyebabkan kaki nya bisa bengkak dan
kemerahan serta tersa panas dan nyeri. Ny. C mengatakan makan makanan apa saja tanpa ada
pantangan. Setelah dibawa ke puskesmas Ny. C di diagnosa mengalami sakit Arthritis Gout
atau yang disebut dengan asam urat. Ny. C saat ini juga sudah minum rutin obat yang telah
dianjurkan oleh tenaga kesehatan puskesmas dan tidak boleh memijit kaki yang bengkak lagi.
b. Mengambil Keputusan
Penyakit yang diderita Ny. C semakin bertambah parah atas anjuran keluarga Ny. C
memutuskan untuk berobat ke puskesmas dan diagnosa dokter bahwa ia menderita Arthritis
gout atau asam urat dan diberikan obat sesuai dengan program.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
keluarga mengatakan setelah Ny. C didiagnosa mengalami penyakit Arthritis gout, Ny. C
hanya dirawat oleh keluarga dan tetangganya yang sudah dianggap sebagai anggota keluarga.
Karena suami Ny. C tinggal diluar jawa dan Ny. C hanya satu rumah bersama anak – anaknya
yang masih remaja dan masih usia sekolah, jadi mereka belum tahu cara merawat ibu nya sakit
bagaimana.
d. Memelihara atau memodifikasi lingkungan
Keluarga mengatakan jika kondisi rumah selalu rapi dan bersih, setiap pagi dan sore selalu di
sapu.
e. Menggunakan failitas kesehatan di masyarakat
Keluarga mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit mereka jarang memeriksakan ke
puskesmas.
4. Fungsi reproduksi
Ny. C mengatakan jika dia sudah tidak berhubungan dengan suami nya karena dinas luar kota.
Tn. D dan Ny. C memiliki 3 orang anak, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Anak pertama
baru lulus SMA dan anak perempuan masih duduk di bangku SD. Dan yang satu nya masih usia
2 tahun.
5. Fungsi ekonomi
Ny. C mengatakan bahwa suaminya bekerja sebagai pegawai swasta dan kerja sampingannya
sebagai petani. Dan penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Oleh karena itu,
belum bisa membawa Ny. C periksa ke puskesmas karena belum dikirim uang tiap per bulannya
oleh Tn. D. Dan Ny. C hanya sebagai ibu rumah tangga. Ny. C juga tidak memiliki tabungan
yang dapat digunakan pada sewaktu-waktu dan biasanya keluarga menggunakan kartu BPJS
pada saat berobat ke puskesmas.
d. Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka panjang dan pendek
Pendek : Keluarga saat ini yaitu memikirkan agar penyakit Ny. C dapat sembuh
Panjang: Keluarga Tn.D tidak memiliki tabungan yang dapat digunakan pada sewaktu-waktu
untuk periksa.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stressor
Keluarga Ny. C apabila ada masalah keluarga diselesaikan dengam musyawarah akan tetapi
tetapi anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: ayah /kepala keluarga
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn.S apabila ada yang sakit dibawa ke tenaga kesehatan (mantri dan dokter).
4. Strategi adaptasi disfungsional
Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap anggota keluarga menyebabkan Ny.C merasa
kesepian karena suami yang tinggal di luar kota dan yang merawat ketika sakit hanya tetangga
atau anggota keluarga yang lain.
e. Pemeriksaan fisik
J. Pemeriksaan Ny. C Sdr. I
fisik
TTV - TD : 120/90 mmHg - TD : 120/80 mmHg
- RR : 22 x.menit - RR : 20 x/menit
- Nadi : 80 x/menit - Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,5 - Suhu : 36˚C

Kepala Simetris tidak terdapat simetris tidak terdapat


pembengkakan, rambut sedikit pembengkakan, rambut beruban,
beruban, bersih bersih
Mata konjungtiva tidak anemis, konjungtiva tidak anemis, sklera
sklera putih, mata simetris putih, mata simetris

Hidung hidung simetris, tidak ada hidung simetris, tidak terdapat


cuping hidung, dan tidak cuping gidung dan tidak terdapat
terdapat polip polip
Mulut lembab, gigi lengkap, tidak lembab, tidak terdapat stomatitis
terdapat stomatitis
Telinga tidak ada serumen, telinga tidak terdapat serumen, telinga
simetris simetris

Leher tidak ada pembesaran kelenjar tidak terdapat pembesaran


tiroid kelenjar tiroid
Dada bentuk simetris, tidak terdapat Bentuk dada simetris, tidak
suara tambahan pada paru-paru terdapat suara tambahan pada
(sonor) paru-paru (normal:sonor)

Abdomen tidak ada jejas, tidak ada nyeri tidak terdapat nyeri tekan, tidak
tekan, terdengar timpani ada jejas, terdengar timpani

Kulit Mulai keriput, tidak terdapat mulai keriput, tidak terdapat lesi,
lesi, turgor kulit baik turgor kulit baik
Ekstremitas jari-jari tidak sianosis, anggota jari-jari tidak sianosis, anggota
atas gerak masih bisa digerakkan gerak masih bisa digerakkan
dengan normal dengan normal
Ekstremitas terdapat bengkak dan anggota gerak dapat digerakkan
bawah kemerahan di punggung kaki, dengan normal
ketika dilakukan palpasi
mengeluh nyeri. Anggota gerak
tidak bisa digerakkan dengan
normal. Ketika kaki bengkak
tidak bisa digerakkan dengan
normal.

a. Harapan Keluarga
Harapan Ny. C ingin sembuh dari sakit yang dideritanya dan keluarganya ingin mampu merawat
Ny. C sampai sembuh dan akan menjalani hidup yang sehat.

K. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. DS: Ketidakmampuan keluarga Nyeri
 Ny. C mengatakan sakit melakukan perawatan pada
didaerah tumit kaki kiri pada
anggota keluarga yang
saat malam hari dan setelah
bangun tidur. sakit (gout arthritis)
 Ny. C mengatakan rasa nya
panas dan nyeri
 Ny. C mengatakan sebelum
dibawa ke puskesmas, ketika
sakit pada tumitnya beliau
melakukan pijat ke
tetangganya.
 Ny. C mengatakan makan
makanan apa saja yang telah
dimasak.
 Ny. C mengatakan ketika
periksa dipuskesmas ada
beberapa makanan yang
tidak diperbolehkan, tetapi
Ny. C lupa jenis makanan
apa saja yang tidak
diperbolehkan
 Keluarga Ny. C belum tahu
cara mengurangi rasa sakit
saat penyakitnya kambuh.
 Keluarga Ny. C mengatakan
periksa terakhir kali 2 bulan
yang lalu.
DO:
 Punggung kaki dan tumit Ny.
C sebelah kiri terlihat
bengkak dan kemerahan.
 Kaki Ny.C tampak kaku
 Ketika di mintai berjalan,
Ny. C tampak berjalan
dengan terhuyung – huyung
 Kadar Asam urat Ny. C 6
mg/Dl
 TTV:
- Nadi :80x/menit
- RR : 22x/menit
- Suhu : 36,5 ˚C
- Tensi: 120/90 mmHg

L. SKORING DAN PRIORITAS MASALAH


Diagnosa Keperawatan: Nyeri berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan
pada anggota keluarga yang sakit (gout arthritis)

KRITERIA SKORING* PEMBENARAN


e) Sifat masalah : 1 Dikarenakan suami Ny. C
Aktual: skor 3/3 *1 berada diluar kota.

Meskipun Ny. C sudah


f) Kemungkinan masalah untuk dirubah : 1 berobat di puskesmas
Sebagian: ½ x 2 akan tetapi Ny. C lupa
dan tidak mematuhi
pantangan makanan apa
saja yang dilarang karena
kondisi keuangan.

g) Potensi masalah untuk dicegah : 1 Dikatakan potensi


Rendah: 3/3 x 1 pencegahan masalah
rendah karena keluarga
belum mengerti cara
merawat Ny. C dengan
benar. Karena Ny. C di
rumah hanya bersama
dengan anak – anak nya.

h) Menonjolnya masalah : 1 Sebelum Ny.C


Masalah dirasakan dan harus mengetahui sakit arthritis
ditangani: 2/2 x 1 gout atau asam urat, Ny.
C dibawa ke tukang pijit.
Tetapi setelah dibawa ke
tukang pijit dan bengkak
baru di bawa ke
puskesmas
TOTAL SKOR 4

M. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan pada anggota keluarga
yang sakit (gout arthritis)
N. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan EVALUASI Intervensi
No Diagnosa
Umum Khusus Kriteria Standar keperawatan
1. Nyeri Setelah Setelah Verbal 1. Keluarga 1. Edukasi
dilakukan dilakukan
berhubungan mampu kesehatan tentang
tindakan asuhan
dengan keperawatan keperawatan menyebutkan penyakit Arthritis
2x selama 2x45
ketidakmampua faktor – faktor Gout
kunjungan menit
n keluarga diharapkan keluarga apa saja yang a. Memberikan
nyeri dapat
melakukan perlu dihindari pendidikan
teratasi merawat
perawatan pada rasa nyeri dan cara kesehatan tentang
klien yang
anggota keluarga pencegahan pada perawatan penyakit
mengalami
yang sakit (gout masalah penyakit arthritis arthritis gout, yang
dengan baik
arthritis) gout (asam urat) meliputi pengertian,
faktor penyebab,
tanda gejala,
komplikasi
b. makanan yang
perlu dihindari dan
cara pencegahan
pada penyakit gout
arthritis
Psikomotor 2. Keluarga 2. Latihan rentang
dapat gerak
menyebutkan a. Jelaskan tujuan
langkah – dan prosedur latihan
langkah latihan b. Anjurkan
gerak: latihan melakukan rentang
menggerakkan gerak pasif dan aktif
kaki dengan secara sistematis.
mudah dan
semampu pasien 3. anjurkan keluarga
untuk
Afektif 3. Keluarga mempraktekkan
mampu tentang kompres air
memenuhi hangat yang
kebutuhan bertujuan merileks
keluarga yang kan sendi yang
sakit dengan nyeri.
melakukan
kompres air
hangat pada
sendi pasien

O. IMPLEMENTASI
No Tanggal/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi formatif Ttd
1. 05-12-2020 Nyeri 1. Edukasi kesehatan S:
15.00-15.45 berhubungan tentang penyakit Arthritis - Keluarga Ny. C
dengan Gout (asam urat) dapat merawatnya
ketidakmampuan a. Memberikan pendidikan - Ny. C masih
keluarga kesehatan tentang mengalami nyeri
melakukan perawatan penyakit tetapi sudah
perawatan pada arthritis gout, yang cukup berkurang
anggota keluarga meliputi pengertian, faktor - Keluarga dapat
yang sakit (gout penyebab, tanda gejala, melakukan
arthritis) komplikasi kompres hangat
b. makanan yang perlu dan mengerti
dihindari dan cara faktor – faktor
pencegahan pada penyakit serta makanan
gout arthritis yang perlu
dihindari penyakit
Arthritis gout
(asam urat)
2. Latihan rentang gerak O: TTV
a. Jelaskan tujuan dan Ny. C
prosedur latihan TD: 120/90 mmHg
b. Anjurkan melakukan Suhu: 36,5˚C
rentang gerak pasif dan RR: 22x/menit
aktif secara sistematis. Nadi: 80x/menit
A: tujuan tercapai
3. Keluarga mampu P: Intervensi dihentikan
memenuhi kebutuhan
keluarga yang sakit dengan
melakukan kompres air
hangat pada sendi pasien

P. EVALUASI
No Tanggal/jam Diagnosa keperawatan Evaluasi sumatif Ttd
1. 06-12-2020 Nyeri berhubungan S:
dengan ketidakmampuan - Keluarga Ny. C dapat merawatnya
keluarga melakukan - Ny. C masih merasakan nyeri tetapi
perawatan pada anggota sudah cukup berkurang
keluarga yang sakit (gout - Keluarga dapat melakukan kompres
arthritis) air hangat dan bisa mengeryi faktor
serta makanan apa saja yang tidak
dianjurkan untuk dikonsumsi Ny. C
O: TTV
Ny. C
TD: 120/90 mmHg
Suhu: 36,5˚C
RR: 22x/menit
Nadi: 80x/menit
A: tujuan tercapai
P: intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai