Disusun oleh :
NIM P27820518035
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Sindrom Steven Johnson merupakan kelainan kulit yang bersifat fatal dan merupakan kondisi
paling ekstrim dari eritema multiformis. Kondisi ini dipicu oleh penggunaan medikasi.
Antibiotik, agens anti kejang NSAID, dan sulfonamida adalah obat – obatan yang paling sering
menimbulkan kejadian ini. Seluruh permukaan tubuh dapat dipenuhi oleh eritema dan lepuhan
(Brunner & Suddarth, 2013).
Sindrom steven johnson merupakan suatu kumpulan gejala yang mengenai pada kulit,selaput
lendir di orificium dan mata dengan keadaan umum yang bervariasi dari ringan sampai berat.
Penyakit ini sering kali juga disebut sebagai alergi obat, pada keadaan umum yang berat penyakit
ini dapat menyebabkan kematian. Sindrom Steven Johnson ditemukan oleh dua dokter anak
Amerika,yaitu A. M. Steven dan S.C Johnson, 1992 Sindrom Steven Johnson yang bisa disingkat
SSJ merupakan reaksi alergi yang hebat terhadap obat – obatan. Penyakit ini umumnya
menyerang anak – anak dan dewasa maupun muda, jarang dijumpai pada anak usia 3 tahun
kebawah. Perbandingan antara pria dan wanita tidak berbeda jauh, di rumah Sakit
Ciptomangunkusumo setiap tahun kira – kira ditemukan 10 kasus. Pada cuaca yang dingin,
penyakit ini sering ditemukan juga adanya faktor fisik pada lingkungan seperti sinar matahari
dan sinar X yang akan mempengaruhi timbulnya sindrom ini (https://www.academia.edu/).
Dari data yang dijelaskan diatas, penulis tertarik untuk membahas perihal sindrom steven
johnson karena sindrom steven johnson sangat berbahaya bahkan dapat menyebabkan kematian.
Sindrom ini tidak menyerang anak dibawah 3 tahun, dan penyebab sindrom steven johnson
sendiri sangat bervariasi ada yang dari obat – obatan dan dari alergi yang hebat.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan secara profesional dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari Sindrom Steven Johnson
b. Untuk mengetahui etiologi Sindrom Steven Johnson
c. Untuk mengetahui manifestasi dari Sindrom Steven Johnson
d. Untuk mengetahui Patofisiologi terjadinya Sindrom Steven Johnson
e. Untuk mengetahui Komplikasi Sindrom Steven Johnson
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan Sindrom Steven Johnson
g. Untuk menegakkan asuhan keperawatan Sindrom Steven Johnson
BAB II
TINJAUAN TEORI
Sindrom Steven Johnson adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh alergi atau
infeksi. Sindrom tersebut mengancam kondisi kulit yang mengakibatkan kematian sel-sel
kulit sehingga epidermis mengelupas/memisahkan diri dari dermis. Sindrom ini dianggap
sebagai hipersensitivitas kompleks yang memengaruhi kulit dan selaput lendir(wikipedia,
dilihat pada tgl 08 oktober 2013).
2.2 Etiologi
Penyebab dari syndrome ini belum diketahui dengan pasti, namun ada beberapa faktor
yang dapat dianggap sebagai penyebab, yaitu :
1. Penyebab utama ialah alergi obat, lebih dari 50%. Sebagian kecil karena infeksi,
vaksinasi, penyakit graft versus host, neoplasma, dan radiasi. Pada penelitian Adhi
Djuanda selama 5 tahun (1998-2002) SSJ yang diduga alergi obat tersering ialah
analgetik/antipiretik (45%), disusul karbamazepin (20%) dan jamu (13,3%).
Sebagian besar jamu dibubuhi obat. Kausa yang lain amoksisilin, kotrimoksazol,
dilantin, klorokuin, seftriakson dan adiktif.
2. Akibat penyakit infeksi
Mengaktifkan komplemen
& degranulasi sel mast
Akumulasi neutrofil
Lisozim terlepas
SINDROM STEVEN
JOHNSON
Kerusakan organ target
Intake inadekuat
Penglihatan Gangguan integritas
menurun kulit
Arwin, Akib AP,dkk. 2007. Buku Ajar Alergi Imunologi Anak. Edisi 2. Jakarta:
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Bechman, Richard. 2010. Nelson Esensi Pediatrik. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Hamzah, Mochtar. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 4. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3, jilid 2. Media
Aesculapius : Jakarta.
Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskular Dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.