Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KECELAKAAN KERJA AKIBAT

KEBOCORAN ASAM SULFAT DI PABRIK SUNSHINE


BIOTECH INTERNATIONAL LTD

Dosen Pembimbing :
Suudi S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh: Kelompok 2

1. Rosida Pravita Sari (P27820518004)


2. Wulan Aprilliana (P27820518009)
3. Dwita Mayasari (P27820518014)
4. Intan Retno Kumala (P27820518021)
5. Indah Setyorini (P27820518026)
6. Nurul Haromaini (P27820518030)
7. Anies Noer Safitri (P27820518035)
8. Riski Fadlan Purnama (P27820518041)
9. Kelvin Anggita Putri (P27820518048)

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA


PRODI DIII KEPERAWATAN TUBAN
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak lupa
sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. Karena atas rahmat
dan karunia Allah tugas ini dapat kami selesaikan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing. Bapak Suudi S.Kep.,Ns.,M.Kep dan teman–teman semua yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas akademik Program Studi DIII Keperawatan
Tuban dan untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami susun. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, semua kritik dan saran senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini
agar menjadi lebih baik.

Tuban, 01 Oktober 2020

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3
2.1 Gambaran Umumu Perusahaan……………………………………………….3
2.2 Penyebab Dasar……………………………………………………………….3
2.3 Penyebab Tidak Langsung……………………………………………………3
2.4 Penyebab Langsung…………………………………………………………..4
2.5 Bentuk Kecelakaan Kerja…………………………………………………….4
2.6 Kerugian……………………………………………………………………...4
2.7 Upaya Pencegahan……………………………………………………………5

BAB III PENUTUP………………………………………………………………….6


A. Kesimpulan……………………………………………………………………6
B. Saran…………………………………………………………………………..6

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan teknologi merupakan salah satu upaya untuk melakukan perbaikan
atau modifikasi dari berbagai proses yang saat ini sedang berjalan. Indonesia sedang
membangun sektor industri dan juga sedang berbenah diri dalam menghadapi era
perdagangan bebas 2020 dengan semua dampaknya pada semua segi kehidupan kita.
Adanya berbagai resiko serta faktor bahaya ditempat kerja adalah keadaan yang tidak
mungkin dihindari. Artinya tidak ada kondisi tempat kerja yang tidak mempunyai resiko
(zero risk). Timbulnya kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja dapat merugikan
perusahaan baik kerugian material secara langsung maupun menurunnya moral daripada
pekerja secara tidak lansung. Selanjutnya kondisi seperti ini dapat menurunkan timbulnya
berbagai hal yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja maka
diperlukan penerapan praktek-praktek manajemen dengan penekanan berbagai resiko
yang dihadapi dalam tempat kerja. Namun dilain pihak, dengan meningkatnya
perkembangan di sektor industri yang ditandai dengan munculnya proses baru, bahan
baku, produk industri baru dan sebagainya telah membawa dampak meningkatnya risiko
bahaya kebakaran.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja
dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan
kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) dalam perusahaan merupakan
suatu hal yang penting, dimana upaya K3L bertujuan untuk mencegah kecelakaan yang
ditimbulkan karena adanya suatu bahaya terhadap pekerja di lingkungan kerja. Kecelakaan
adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan dimana dalam peristiwa tersebut
tidak terdapat unsur kesengajaan, terlebih lagi dalam bentuk perencanaan. Kecelakaan
dapat menghambat pembangunan proyek, kerugian materi, kehilangan waktu, kecacatan
yang dapat menurunkan kualitas hidup pekerja bahkan kematian. Kecelakaan kerja adalah

1
suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia,
merusak harta benda atau kegiatan terhadap proses (Budiono dan Pusparini, 2003).
Terjadinya kecelakaan seringkali disertai luka, kelainan tubuh, cacat bahkan kematian.
Jika hal tersebut terjadi pada pekerja, tentu saja menjadi kerugian besar bagi pekerja,
keluarga, termasuk juga perusahaan tempat ia bekerja. Setiap kecelakaan tidak terjadi
secara kebetulan dan pasti terdapat penyebab dari kecelakaan tersebut. Oleh karenanya,
sebab-sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan agar kejadian serupa tidak terulang
dikemudian hari. Kecelakaan industri secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok, yaitu
perilaku kerja yang berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe
condistions).
Beberapa hasil penelitian menunjukkkan bahwa faktor manusia memegang peranan
penting timbulnya kecelakaan kerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa 80%-85%
kecelakaan kerja disebebkan oleh kelalaian atau kesalahan faktor manusia.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan(K3L) adalah salah satu hak dasar bagi
pekerja yang merupakan komponen dari hak asasi manusia. Hal ini bertujuan melindungi
pekerja atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan demi kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang
lain yang berada di tempat kerja, dan memelihara serta menggunakan sumber-sumber
produksi secara aman dan efisien. Indonesia mempunyai kerangka hukum yang ekstensif.
Undang-undang K3 yang terutama di Indonesia adalah Undang-Undang No. 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-undang ini meliputi semua tempat kerja, dan
menekankan pentingnya upaya atau tindakan pencegahan primer.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran umum perusahaan terhadap kasus kecelakaan dan keselamatan
kerja (K3)
2. Apa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan?
3. Apa penyebab tidak langsung yang terjadi pada kecelakaan kerja di perusahaan?
4. Apa penyebab tidak langsung yang terjadi pada kecelakaan kerja diperusahaan?
5. Apa dan bagaimana bentuk kecelakaan kerja di perusahaan?
6. Kerugian apa saja yang dialami jmika terjadi kecelakaan kerja di perusahaan?
7. Bagaimana upaya untuk mengurangi atau memperbaiki dampak yang terjadi dari
kecalakaan kerja di perusahaan?

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


Sunshine Biotech Internasional Ltd adalah sebuah perusahaan berorientasi impor dan
ekspor yang didirikan atas kerja-sama Thailand dan China. Perusahaan ini mengkhususkan
dalam memproduksi dan menjual asam sitrat dan produk garamnya. Perusaaan ini
merupakan produsen asam sitrat terbesar di Asia Tenggara, berdasarkan websitenya
(Sunshine).
Kebocoran asam sulfat di Pabrik Sunshine Biotech Int ltd bukan pertama kalinya
terjadi. Kecelakaan ini menghasilkan uap awan asam sulfat ketika kontak dengan udara
yang mengakibatkan 30 orang penduduk dan pekerja pabrik dirawat di rumah sakit
terdekat. Kecelakaan ini mengakibatkan lebih dari 100 orang penduduk sekitar melakukan
demonstrasi terhadap penutupan pabrik tersebut dan dilakukannya mediasi dengan pihak
pabrik oleh pemerintah.
Chemical Hazard atau Bahaya Kimiawi dapat didefinisikan sebagai energi potensial
yang dapat dilepaskan melalui gangguan ikatan molekul akibat reaksi kimia (biasanya
bahaya kimia reaktif) (Pisaniello dan Tepe, 2012). Bahaya bahan kimia biasanya didapati
pada bahan kimia industry, pestisida, bahan kimia pertanian, farmasi, kosmetik dan bahan
kimia yang berhubungan dengan makanan yang biasa ada di pasaran serta yang
mempunyai efek terhadap kesehatan perkerj asebagai hasil kontak langsung atau dengan
paparan bahan kimia.
2.2 Penyebab Dasar
Kecelakaan ini pada dasarnya disebabkan oleh masih diizinkannya pabrik tersebut
beroperasi meskipun lokasinya dekat dengan penduduk. Terhitung kejadian ini bukan kali
pertama terjadi di pabrik tersebut. Meskipun pabrik ini adalah bentuk kerja sama
pemerintah Thailand dengan pemerintah China
2.3 Penyebab Tidak Langsung
Lemahnya control menjadi salah satu penyebab tidak langsung terjadinya kecelakaan
ini. Manajemen kontrol pabrik pada tangki dan pipa untuk mengalirkan dan
menempatkan asam sulfat dalam memproduksi asam sitrun beserta produk garamnya
sangat lemah. Tidak optimumnya kerja pihak official-security pabrik terhadap para
3
pekerja dan pengawasan alat industri dapat menyebabkan kecelakaan kerja ini terjadi.
Kurangnya pengecekan rutin terhadap peralatan industri dapat menjadi pemicu awal
terjadinya kecelakaan ini.
2.4 Penyebab Langsung
1. Mengoperasikan mesin – mesin peroduksi yang sudah cukup tua
2. Terlalu sering mengoperasikan mesin – mesin kerja pada kapasitas kerja cukup tinggi
dalam periode operasi cukup panjang
3. Sistem perawatan dan perbaikan mesin – mesin produksi ala kadarnya. Misalnya
mesin diperbaiki hanya pada saat mesin mengalami kerusakan parah
4. Melakukan modifikasi/perubahan/pergantian secara parsial pada komponen –
komponen mesin produksi tanpa mengidahkan kaidah – kaidah ketekhnikan yang
benar, termasuk menggunakan komponen – komponen mesin tiruan.
5. Pemasangan dan peletakan komponen – komponen mesin secara tidak tepat (terbalik
atau tidak rapat/longgar), terutama pada bagian penghubung antara modul mesin (bad
connection)
6. Penggunaan alat – alat yang tidak sesuai dengan fungsinya.

2.5 Bentuk Kecelakaan Kerja


Pada pembahasan kali ini kami mengambil contoh bentuk kecelakaan kerja berupa
Kebocoran Gas. Terpaparnya uap awan asam sulfat ke daerah pemukiman penduduk.
Asam sulfat itu sendiri adalah asam yang sangat korosif, tidak berwarna, tidak berbau
yang terbentuk saat sulfur trioksida bereaksi dengan air di udara. Sulfur trioksida atau
asam sulfat digunakan dalam pelapisan kimia atau logam, atau produksi deterjen, sabun,
pupuk, baterai timbal-asam, percetakan, atau fotografi. Bahkan tetesan kecil kontak
trioksida sulfur dengan permukaan lembab dari saluran pernafasan atau kulit, kontak
dengan air dan membentuk asam sulfat yang dapat menyebabkan efek korosif pada area
kontak apapun (ProMed, 2016).
Dalam lingkungan, asam sulfat merupakan konstituen dari hujan asam, karena
dibentuk oleh oksidasi atmosfer sulfur dioksida di permukaan air. sulfur dioksida diudara
dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur seperti batubara
dan minyak bumi
2.6 Kerugian
Kondisi yang paling buruk adalah dapat menyebabkan karat, dicurigai penyebab
kanker, apabila terpapar dapat berakibat fatal, bersifat menghancurkan jaringan tubuh
4
(Korosif), menyebabkan penyakit yang akut (rasa terbakar hebat pada kulit, mata atau
saluran pernapasan, saluran pencernaan; kejang-kejang; edema saluran nafas dan paru-
paru) dan kronis ( infeksi kulit, kerusakan pada mata, saluran pencernaan dan saluran
pernafasan) (Science Stuff, 2009).
Kerugian akibat dampak kecelakaan ini adalah dilarikannya 30 orang penduduk
dan pekerja di rumah sakit terdekat. Penduduk lokal menuntut ganti rugi, penutupan
pabrik dan pemberian sanksi kepada pabrik.
2.7 Upaya pencegahan
Dalam mencegah dan menanggulangi kecelakaan kerja di pabrik dapat dilakukan hal
berikut :
1. Pengenalan bahaya Asam Sulfat
Asam sulfat dapat menyebabkan iritasi dan terbakar. Berbahaya jika teroles.
Hindari uap ataupun asapnya. Gunakan dalam ventilasi cukup. Hindari kontak dengan
mata, kulit atau baju. Cuci tangan dengan bersih setelah memegang dan simpan rapat-
rapat.
2. Tata cara pertolongan pertama terkena asam sulfat
Panggil dokter. KULIT :bila tejadi kontak, segera basuh kulit dengan air paling
sedikit 15 menit saat membersihkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Bersihkan secara menyeluruh pakaian dan sepatu sebelum digunakan lagi. MATA :
basuh mata dengan air selama paling sedikit 15 menit, buka tutup pelupuk mata
beberapa kali. Cari pertolongan medis. PERNAPASAN : segera cari udara segar.
Jika tidak bisa bernapas, berikan pernapasan buatan, jika masih sulit bernapas,
berikan oksigen. . TERTELAN : berikan beberapa gelas susu dan air. Akan terjadi
beberapa kali muntah, jangan masukkan apapun kedalam mulut orang yang tidak
sadar.
3. Tata cara penanggulangan Kebakaran akibat asam sulfat
Semua jenis pemadam dapat digunakan untuk memadamkan api. Bahaya
ledakan yang ditimbulkan yaitu dekomposisi pada kondisi panas menghasilkan
banyak uap beracun. Bereaksi dengan air, melepaskan panas dan oksigen; jadi bila
digunakan akan luber. Gunakan APD dan alat bantu pernafasan untuk prosedur
terhadap api.
4. Tata cara penanggulangan Tumpahan asam sulfat
Serap tumpahan dengan lap basa, kemudian letakkan dalam tempat sampah kimia
atau bisa juga dinetralkan dengan basa lemah.
5
5. Penanganan dan penyimpanan asam sulfat
Simpan di tempat yang dingin, kering, dan mempunyai ventilasi yang baik.
Letkakkan juah di material yang tidak cocok. Jangan lupa mencuci tangan setelah
memegang.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan(K3L) dalam perusahaan merupakan
suatu hal yang penting, dimana upaya K3L bertujuan untuk mencegah kecelakaan yang
ditimbulkan karena adanya suatu bahaya terhadap pekerja di lingkungan kerja.
Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan dimana dalam
peristiwa tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan, terlebih lagi dalam bentuk
perencanaan.
dengan mengetahui sebab dan akibatnya dapat dilakukan analisa untuk upaya pencegahan
dan penanggulangan kebocoran asam sulfat. Sehingga dapat dilakukan rekomendasi atau
tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam menghadapi resiko kebocoran asam sulfat.
3,2 Saran
Rekomendasi/ tindak lanjut upaya perbaikan sistem K3 (engineering control,
administrative control dan APD)
1. Engineering Control
Dilakukannya pengecekan rutin terhadap peralatan industri yang ada di pabrik dapat
mengurangi tingkat kecelakaaan kerja yang mungkin terjadi. Desain peralatan yang
sesuai dengan sifat kimia atau fisika zat agar lebih efektif dan efisien dalam
penyimpanan, pendistribusian dan pemrosesan. Mengetahui penanganan paparan
asam sulfat dan bahan berbahaya dan beracun lainnya. Membuat tempat penyimpanan
yang sesuai dengan sifat kimia dan fisika materi dan zat kimia.
2. Administrative control
Perusahaan menjamin K3L para pekerja dengan cara memberikan pemahaman
kepada para pekerja tentang Standard Operasional Prosedur (SOP) kerja dan peralatan

6
industri. Memberikan pemahaman tentang bahan-bahan kimia yang digunakan di
pabrik, baik itu sifat fisika dan kimianya, penanganan dan penanggulangannya
3. APD (Alat Pelindung Diri)
menyediakan seluruh atribut APD kepada para pekerja demi menjaga
keberlangsungan produksi. APD yang sangat dibutuhkan disini adalah Baju kimia,
sarung tangan PVC, safety shoes, goggle, masker filter, full face mask dan caninister
dan hal lainnya yang dirasa perlu.

Anda mungkin juga menyukai