TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Pengertian Hipotermia
Hipotermia adalah bayi yang kaki dan tangannya teraba dingin dan
sering menangis karena produksi panas yang kurang akibat sirkulasi masih
suhu lebih rendah dari suhu di dalam perut ibunya (Wahyuni S, 2012: 28).
menghangatkan bayi dilakukan kontak kulit ke kulit antara bayi dan ibu
sambil disusui dan ukur ulang suhu bayi setiap jam sampai suhunya normal.
Bila suhunya tetap tidak naik atau malah turun maka segera bawa ke dokter.
Bayi dengan suhu kurang dari 35,5°C mengalami kondisi berat yang harus
ibu sebelum dan selama dalam perjalanan ke fasilitas kesehatan adalah terus
http://repository.unimus.ac.id
9
memberikan air susu ibu (ASI) dan menjaga kehangatan. Tetap memberikan
ASI penting untuk mencegah agar kadar gula darah tidak turun. Apabila
Namun, bila bayi tidak mampu menyusui tapi masih mampu menelan,
berikan ASI yang diperah dengan sendok. Menjaga bayi dalam keadaan
dada ibu sehingga kulit bayi menempel langsung pada kulit ibu, ibu dan
bayi berada dalam satu pakaian. Kepala bayi ditutup dengan topi. Hal-
yi dengan
menutup kepala ba topi, pakaian yang kering, diseli muti,
ngkan dengan
aikanhanduk dan dipak
baju (IDAI, 2016).
2. Etiologi
Pada bayi baru lahir jaringan lemak subkutannya masih sangat tipis
sehingga kemampuan untuk melindungi diri dari suhu udara yang dingin
mengatur suhu tubuh dan juga melindungi organ dalam dan tulang
http://repository.unimus.ac.id
10
Bayi baru lahir memiliki permukaan luas tubuh yang lebih besar jika
dibandingkan dengan berat tubuhnya. Jika suhu bayi menurun, akan lebih
Bayi b aru lahir belum dapat mengatur suhu tub uhnya sehingga
ibu ke ngan
lingkuluar yang lebih dingin. Pembetukan su hu tanpa
gil merupakan
mekanisme menggi usaha utama seorang bayi untuk
li panas
mendapatkan tubuhnya. Pembentukan suhu
kemba tanpa
coklat yang ada di dalam tubuh bayi. Timbunan lemak coklat ini
produksi ulang oleh bayi baru lahir. Cadangan lemak coklat ini akan
habis dalam waktu singkat dengan adanya suhu udara yang dingin di
http://repository.unimus.ac.id
11
reaksi kedinginan
e. Gangguan Termoregulasi
suhu t ubuh didalam batas normal. Pada bayi baru lahir belum memiliki
mekan isme pengaturan suhu tubuh yang efisie n dan masih lemah
http://repository.unimus.ac.id
12
4) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh
2) Tangisan lemah
6) Suhu 32-35,9℃
– tanda hipotermi berat
c. Tanda
a dengan hipotermi sedang
1) Sam
r dan kuku kebiruan
2) Bibi
nafasan lambat
3) Per
nafasan tidak teratur
4) Per
nyi jantung lambat
5) Bu
http://repository.unimus.ac.id
13
4. Patofisiologi
b itu,
panas. Oleh sebabayi harus bergantung pada kemamp uannya sendiri
Hipotermia cenderung terjadi pada masa tra nsisi pada bayi baru
lahir. Masa transisi bayi merupakan masa yang san gat kritis pada bayi
dengan ehidupan
k diluar uterus yang suhunya jau h lebih dingin
bahkan jika bayi lahir saat cukup bulan dan sehat sehingga sangat rentan
baru lahir yang salah, hilangnya panas tubuh disebabkan oleh 4 hal yaitu
Eduhealth, 2014).
http://repository.unimus.ac.id
14
a. Konduksi
langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek
b. Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak
(jumlah panas yang hilang tergantung kepada kecep atan dan suhu udara).
c. Radiasi
http://repository.unimus.ac.id
15
d. Evaporasi
BBL.
5. Akibat Hipotermi
metabolic ,anaerobic
meningkatkan kebutuhan oksigen, menga kibatkan
hipoksemiajutdan
dengan
berlankematian. (Saifuddin AB, 2014)
menghasilkan energi untuk organisme tanpa menggun akan oksigen. Hal ini
didasarkan pada reaksi kimia dalam tubuh dimana karb ohidrat akan di pecah
untuk melepaskan energi kimia. Proses ini terjadi terut ama ketika organisme
asam laktat dan piruvat dalam darah akan menimbulkan asidosis metabolic.
http://repository.unimus.ac.id
16
yang merupakan salah satu bentuk asidosis metabolic. Asidosis laktat terjadi
hipoksia atau iskemia jaringan. Kadar laktat darah telah banyak di pelajari
sakit gawat. Akumulasi laktat dalam darah disebabkan karena dua keadaan
yaitu penyediaan oksigen darah yang kurang dan atau penggunaan oksigen
ingkali
Kadar laktat di ser
darah gunakan untuk mendeteksi hipoperf usi atau
ompensasi
(pernafasan penurunan bikarbonat darah. Kele
kussmaul) 2 darah
makin berat akan terjadi depresi susunan saraf pusat yang menjurus ke arah
kontraksi jantung disertai hipotensi, gagal jantung, edema paru dan kadar
http://repository.unimus.ac.id
17
6. Hipoksemia
proses oksigenasi, seperti halnya proses fisiologis berjalan dinamis satu hal
yang akan mempengaruhi yang lain dan perubahan terjadi dengan sangat
cepat. Ok sigen merupakan elemen penting untuk hidu p dan kelalaian akan
Osman Sianipar,
uryono, 2009)
Bambang naan
a. Kontak
Kontak kulit dengan kulit adalah cara yang sangat efektif untuk
maupun preterm. Dada atau perut ibu, merupakan tempat yang sangat
ideal bagi BBL untuk mendapatkan lingkungan suhu yang tepat. Apabila
oleh karena sesuatu hal melekatkan BBL ke dada atau ke perut ibunya
tidak dimungkinkan, maka bayi yang telah dibungkus dengan kain hangat
http://repository.unimus.ac.id
18
368). Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan
segera setelah lahir sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu
satu jam pertama kelahiran. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar
terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap
hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada di dalam satu pakaian
(merupakan teknologi tepat guna baru) disebut seba gai metoda kangguru.
(SaifuddinAB, 2014).
PMK adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus
adalahagar bayi kecil tetap hangat. PMK dapat di mulai dengan segera
setelahlahir atau setelah bayi stabil. PMK dapat dil akukan dirumah sakit
atau di rumah setelah pulang. Bayi tetap dapat dirawat dengan PMK,
metode kanguru di defenisikan sebagai kontak kulit antara ibu dan bayi
panas yang efektif, hal ini terjadi bila ada kontak langsung antara kulit
ibu dan kulit bayi. Keuntungan yang didapat dari metode kanguru bagi
http://repository.unimus.ac.id
19
dan bayi, menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernafasan bayi
serta meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik.
dalam keberhasilan.
yaitu:
pelaksanaanya).
http://repository.unimus.ac.id
20
b) Siapkan ibu (Yaitu bersihkan daerah dada dan perut. Mandi atau
e) Siapkan bayi, pakaian popok, topi yang hangat, dan kaos kaki
tengadah. Pangkal paha bayi dan tangan dalam posisi “kodok” atau
Dengan cara ini bayi dapat melakukan pernapasan perut. Napas ibu
http://repository.unimus.ac.id
21
jatuh).
012).
setelah dilahirkan dengan air susu ibunya sendiri da lam satu jam pertama
kelahi ran. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu upaya menyusui satu jam
pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kuli t antara ibu dan
bayi. Upaya tersebut dilakukan oleh bayi segera setelah dipotong tali
http://repository.unimus.ac.id
22
antara ibu dan bayi, memberikan kekebalan pasif yang segera kepada
d. Inkubator
Pada ayi
b hipotermi bisa terjadi hipoglikemia, sehin gga bayi harus
diberidikit-sedikit
ASI se sesering mungkin. Bila bayi tid ak menghisap,
diberilukosa
infus g10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari (S aifuddin AB,
2014).
http://repository.unimus.ac.id
23
HIPOTERMI
http://repository.unimus.ac.id
24
HIPOTERMI
PENATALAKSANAAN DIPUSKESMAS
1. Kontak kulit dengan kulit
2. Perawatan Metode Kanguru
3. IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
4. Tetap Berikan ASI
5. Jaga kehangatan bayi
6. Observasi tanda vital
7. Observasi eliminasi bayi
TERATASI
1. Suhu 36,5-37,5℃ TIDAK TERATASI
1. Suhu < 3 6,5
2. Heart Rate 120-160x/menit 2. Heart Ra tenit
3. Pernafasan 40-60x/menit 3. Pernafasa n it<
4. Bayi menangis keras 4. Tangisan ba
5. Reflek menghisap kuat 5. Reflek m enghah
6. Bayi bergerak aktif 6. Gerak ba yi
7. Tangan dan 7. Tangan, kaki dan tubuh bayi
kaki teraba hangat
dingin
LANJUTKAN
RUJUK RS DENGAN TETAP
PENATALAKSANAAN DI
BERIKAN ASI DAN JAGA
PUSKESMAS
KEHANGATAN
1. Tetap jaga kehangatan bayi
2. Berikan ASI secara on demand
3. Observasi tanda vital
4. Observasi eliminasi bayi
PENATALAKSANAAN DI RS
1. Inkubator
2. Infus Glukosa 10 % 60-80
ml/kg/hari
http://repository.unimus.ac.id
25
masalah kesehatan ibu dan anak yang khususnya dilakukan oleh bidan didalam
(Sianturi, 2015).
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan w ewenang dan ruang
tanggungdan dalam
jawab bi memberikan pelayanan kebidana n sesuai
kewenangankebutuhan
bidan danklien dengan memandang kli en
kepada perempuan
an Surachmindari, 2014).
http://repository.unimus.ac.id
26
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan semua data yang
keadaandapat
tertentu
terjadi langkah pertama overlap den gan langkah
5 dan 6enjadi
(atau m
bagian dari langkah-langkah terseb ut), karena
data yang
ukan diperl
diambil dari hasil pemeriksaan laboratori um atau
pemeriksaan diagn
ostik yang lain.
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari
http://repository.unimus.ac.id
27
Tabel 2.1 Penilaian Apgar Score Pada Bayi Baru Lahir (Indrayani,
2013 )
TANDA 0 1 2
Appea Biru, pucat Badan pucat, muda Semuanya merah
rance Tungkai biru
Pulse Tidak teraba < 100 > 100
Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
Activity Lemas/lumpuh Gerakan Aktif/fleksi
sedikit/fleksi tungkai tungkai baik/
reaksi
melawan
Respirato Tidak ada Lambat, tidak teratur Baik, menangis
ry kuat
Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel dinilai dengan
dan m
embutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi .
a) Faktor genetik
c) Faktor antenatal
d) Faktor perinatal
Data objektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan antara lain :
a) Pemeriksaan umum
dalam keadaan normal berkisar 33-35 cm, LD: 30,5-33 cm, PB:
http://repository.unimus.ac.id
28
(2) Nadi
permenit.
(3) Pernafasan
Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk diukur
Pemeriksaan fisik secara sistematis pada bayi baru lahir dimulai dari:
a) Kepala
tengkorak.
http://repository.unimus.ac.id
29
b) Telinga
telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat
c) Mata
kebutaan.
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan
terhadap rangsangan.
e) Leher
http://repository.unimus.ac.id
30
f)Dada
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu
h) Perut
i) elamin
skrotum.
http://repository.unimus.ac.id
31
k) Punggung
kolumna vertebrata.
l) Kulit
m) Refleks
Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir
masalah atau diagnosis aktual terhadap bayi baru lahir yaitu APGAR
http://repository.unimus.ac.id
32
hipotermia yaitu suhu badan <36°C, Seluruh badan terasa dingin disertai
yang udah
s diidentifikasi. Langkah ini membutu hkan antisipasi,
enariniterjadi.
potensial benar-bPada langkah ini penting seka li
terasa dingin dan sering menangis karena produksi panas yang kurang
http://repository.unimus.ac.id
33
Segera
anggota tim yang lain yang sesuai dengan kondisi klien. Langkah
kebidanan dari data yang dikumpulkan dapat men unjukkan satu situasi
dan inkubator.
h 5: Merencanakan Asuhan Yang Menyeluru
yang menyeluruh
diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar
tidak hanya meliputi tentang hal yang sudah diidentifikasi dari kondisi
klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap bayi tersebut tentang hal yang akan terjadi
berikutnya.
http://repository.unimus.ac.id
34
bayi.
b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
Bayi yang di selimuti kain yang sudah basah da pat terjadi kehilangan
panas secara konduksi. Untuk itu setelah meng eringkan tubuh bayi,
ganti kain tersebut dengan selimut atau kain ya ng bersih, kering dan
hangat.
Bagian kepala bayi merupakan permukaan yang relatif luas dan cepat
kehilangan panas. Untuk itu tutupi bagian kepala bayi agar bayi tidak
kehilangan panas.
Selain untuk memperkuat jalinan kasih sayang ibu dan bayi, kontak
kulit antara ibu dan bayi akan menjaga kehangatan tubuh bayi. Untuk
http://repository.unimus.ac.id
35
baru lahir
Jangan tempatkan bayi di ruang ber-AC. Tempat kan bayi bersama ibu
(rooming in). Jika menggunakan AC, jaga suh u ruangan agar tetap
hangat.
Bayi baru lahir akan cepat dan mudah kehilanga n panas karena sistem
pen gaturan panas di dalam tubunya belum semp urna. Bayi sebaiknya
(Indrayani,
2013).
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh
http://repository.unimus.ac.id
36
g. Langkah 7: Evaluasi
sejauh mana kemajuan dan keberhasilan telah dicap ai dalam evaluasi dan
dapat teratasi.
http://repository.unimus.ac.id
37
tahun 2017 tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan yang disebutkan
pada:
1. Pasal 18
untuk memberikan:
a. an kesehatan ibu;
Pelayan
2. Pasal 20 kan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan
pada ay
dan
http://repository.unimus.ac.id
38
bayi baru lahir, pemantauan tanda bahaya, pemberian tanda identitas diri,
dan merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan
1) Pen anganan awal asfiksia bayi baru lahir melal ui pembersihan jalan
2) Pen anganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan BBLR
caraghangatkan
men tubuh bayi dengan metode ka nguru;
3) Pen anganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alkohol atau
povi don iodine serta menjaga luka tali pusat tet ap bersih dan
kering; dan
4) Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir dengan
http://repository.unimus.ac.id
39
Perkembangan (KPSP).
keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, tanda bahaya
Indonesia nomor 28 tahun 2017 tentang Ijin dan Pen yelenggaraan Praktik
kanguru.
http://repository.unimus.ac.id