Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI TERHADAP


KEJADIAN DEPRESI POSTPARTUM DI PUSKESMAS
SUKOHARJO KABUPATEN WONOSOBO

Oleh :
PUJI ASTUTI
NIM : P1337424420138

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


DAN PROFESI BIDAN SEMARANG JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi Dengan Judul “Hubungan Kehamilan Usia Dini Terhadap


Kejadian Depresi Postpartum Di Puskesmas Sukoharjo Kabupaten
Wonosobo” telah disetujui dan memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Semarang, Maret 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Khafidhoh,S. SiT, M. Kes. Suparmi, S.Pd, S.SiT, M.Kes.


NIP. 198010262006042003 NIP. 196403231986032004
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan judul “Hubungan Kehamilan Usia Dini Terhadap

Kejadian Depresi Postpartum Di Puskesmas Sukoharjo Kabupaten

Wonosobo” telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Semarang, 2021
Ketua Penguji

Dhita Aulia Octaviani, SST, M.Keb (.....................................................)


NIP. 198610222009122002

Penguji I

Nur Khafidhoh,S. SiT, M. Kes. (.....................................................)


NIP.198010262006042003

Penguji II

Suparmi, S.Pd, S.SiT, M.Kes. (.....................................................)


NIP. 196403231986032004

Mengetahui:
Ketua Prodi Sarjana Terapan dan Profesi Kebidanan Semarang
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

Ida Ariyanti, S.SiT., M.Kes.


NIP. 19700514 199803 2 001

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya

kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan

judul “Hubungan Kehamilan Usia Dini Terhadap Kejadian Depresi

Postpartum Di Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Wonosobo”.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan

selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak lain. Karena itu, pada kesempatan ini

kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr.Marsum BE, S.Pd., MHP. selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Semarang.

2. Sri Rahayu, S.Kp.Ns., S.Tr.Keb., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

3. Ida Ariyanti, S.SiT., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan dan

Profesi Kebidanan Semarang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Semarang.

4. Dhita Aulia Octaviani, SST, M.Keb Selaku Ketua Penguji yang telah

memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan proposal skripsi ini.

5. Nur Khafidhoh,S. SiT, M. Kes. selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam penyusunan proposal skripsi ini.

6. Suparmi, S. TrKeb, S.Pd, M.Kes. selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan proposal skripsi ini.


7. Segenap Dosen dan Staff Karyawan Jurusan Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Semarang yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis.

8. Keluarga yang selalu mendukung dalam penulisan proposal skripsi tugas akhir.

9. Rekan - rekan seperjuangan Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Semarang angkatan tahun 2020/2021 atas semua dukungan, semangat, dan

kerjasamanya dalam penyusunan proposal skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini tidak luput dari

berbagai macam kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi

kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya laporan proposal skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan

serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Semarang, Maret 2021

             

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER………………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan
Penelitia……………………………………………………………………………
……………………5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................6
F. Keaslian Penelitian........................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................9
A. Tinjauan Teori...............................................................................................9
1. Definisi Stunting........................................................................................9
2. Definisi Balita............................................................................................9
3. Faktor yang berhubungan dengan stunting.............................................10
4. Indikator Stunting....................................................................................22
5. Dampak Stunting.....................................................................................22
6. Pengertian Gizi Balita.............................................................................23
7. Pemberian Makanan Tambahan..............................................................27
B.Kerangka Teori 31
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................31
A. Kerangka Konsep........................................................................................31
B. Hipotesa Penelitian.....................................................................................31
C. Jenis dan Desain Penelitian.........................................................................31
D. Variabel Penelitian......................................................................................32
E. Definisi Operasinal Variabel Penelitian......................................................33
F. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................34
G. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel..................................34
H. Teknik Pengumpulan dan Jenis Data..........................................................35
I. Instrumen/alat Penelitian.............................................................................37
J. Uji Validitas dan Reliabilitas......................................................................38
K. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data.................................................38
L. Etika Penelitian...........................................................................................40
M. Jadwal Penelitian.....................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan merupakan tahap perkembangan normal yang

harus dijalani oleh seorang perempuan secara memuaskan. Kelahiran anak

pertama kali merupakan peristiwa penting bagi wanita, hal ini dikarenakan

wanita dituntut menjalani peran baru sehingga membutuhkan tanggung jawab,

tanggagung jawab tersebut berbeda dari tanggung jawab sebelum memiliki

anak, perubahan juga terjadi pada pola makan yang menjadi tidak teratur, hal

ini membuat periode post partum menjadi penting (Norman et all, 2010). Pada

periode nifas merupakan transisi bagi ibu karena banyak terjadi perubahan,

baik dari segi fisik, psikologis, emosional dan sosial ( H Baston, 2013). Wanita

yang tidak berhasil menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiologis, biologis,

maupun fisiologis termasuk perubahan peran pada ibu hamil akan cenderung

mengalami masalah emosional pasca persalinan (Restarina, 2017). Pada ibu

post partum tak jarang terbesit kecemasan dan kerumitan, tanggung jawab,

dan segala kerepotan yang akan di hadapi saat mengurus bayi. Hal ini

terkadang menimbulkan kecemasan pada diri ibu. Selain jika lingkungan

kurang mendukung dan masalah ekonomi yang kurang membuat ibu berada

dalam kecemasan yang dapat berlanjut menjadi keadaan stres setelah

persalinan, apabila keadaan ini tidak segera berakhir, kondisi stres akan

meningkat dan menimbulkan depresi bahkan psychosis (Arfian, 2012).


Depresi Postpartum adalah gangguan perasaan atau mood yang dapat

mempengaruhi ibu setelah melahirkan. Ibu postpartum akan mengalami

persaan sedih, cemas yang berlebihan, dan kelelahan yang mungkin membuat

sulit bagi mereka untuk menyelesaikan kegiatan perawatan sehari-hari untuk

untuk diri mereka sendiri atau untuk orang lain (National Institute Of Mental

Health, 2019). Depresi postpartum merupakan sebuah permasalahan kesehatan

serius di dunia, sebuah review yang luas pada 59 studi didapat bahwa 13% dari

primipara mengalami depresi postpartum selama 12 minggu pasca melahirkan

(Esa Pradnyana, Wayan Westa, 2015). Depresi post partum merupakan suatu

kondisi kesehatan mental yang mempengaruhi 340 juta orang di seluruh dunia.

Depresi post partum adalah masalah besar kesehatan yang mempengaruhi

hingga 13% dari semua ibu – ibu baru di seluruh dunia dengan sebagian besar

kasus dimulai dalam 3 bulan pertama periode post partum (Demissie Z, 2011).

Depresi merupakan penyebab utama kecacatan, dan beban penyakit secara

global yang menyerang wanita (WHO, 2018). .Pervalensi depresi post partum

terjadi pada semua golongan di berbagai dunia termasuk juga Indonesia.

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) diperkirakan wanita

melahirkan yang mengalami depresi postpartum ringan berkisar 10 per 1000

kelahiran hidup dan depresi postpartum sedang atau berat berkisar 30 sampai

200 per 1000 kelahiran hidup (Ana et al., 2019). Prevalensi depresi post partum

di dunia bervariasi mulai dari 6,5% sampai 15% selama 1 tahun setelah

melahirkan (Misri et al, 2016). Prevalensi depresi post partum di negara

berkembang besarannya mulai dari 2% - 74% dengan prevalensi terbesar berada


di Turki (Norhayati et al ,2016). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

(Fan et al., 2020) di Sri Lanka prevalensi depresi post partum mencapai 7,8% -

15,5%. Penelitian yang dilakukan oleh (Cherif, 2017) menyatakan bahwa

prevalensi depresi post partum mencapai 50% -70% pada ibu nifas. Penelitian

yang dilakukan di negara Brazil menatakan bahwa prevalensi depresi post

partum meningkat setiap tahunnya dengan faktor prediktor adalah kurangnya

pemahaman ibu untuk memeriksakan kondisi dirinya dan bayinya agar dapat

dilakukan upaya skrining dan preventif (Correa, et al, 2016).

Di Asia Tenggara tingkat prevalensi depresi sebesar 27%, Indonesia

sendiri memiliki prevalensi depresi sebesar 3,7% atau berada dibawah India

yang menempati urutan pertama dengan tingkat prevalensi sebesar 4,5% (Ikada

Septi Arimurti, Rita Dwi, 2020). Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit

Umum Sembiring Deli Tua, bahwa prevalensi depresi post partum mencapai

63,5% (Manurung, 2019)Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Denpasar

Timur I diadaptkan pervalensi depresi post partum mencapai 30,2% (Kadek

Rudita Yasa, 2019). Hal ini menandakan bahwa depresi post partum perlu

mendapat perhatian khsusus, megingat depresi post partum terjadi diberbagai

daerah.

Depresi postpartum adalah suatu gangguan mood yang terjadi setelah

melahirkan dan merefleksikan disregulasi psikologikal yang merupakan tanda

dari gejala depresi mayor (Kusuma, 2017). Gejalanya adalah perasaan sedih,

menurunnya suasana hati, kehilangan minat dalam kegiatan sehari-hari,

peningkatan atau penurunan berat badan secara signifikan, merasa tidak berguna
atau bersalah, kelelahan, penurunan konsentrasi bahkan ide bunuh diri. Pada

kasus yang berat depresi dapat menjadi psikotik, dengan halusinasi, waham dan

pikiran untuk membunuh bayi (Nasri, Wibowo, & Ghozali, 2017). Sedangkan

gejala emosional : mudah tersinggung, perasaan sedih, hilang harapan, merasa

tidak berdaya, mood yang berubah-ubah (moodswings), perasaan tidak layak

sebagai ibu, hilang minat, pemikiran bunuh diri, ingin menyakiti orang lain

termasuk bayi, diri sendiri, dan suami, perasaan bersalah (Arfian,2012).

Dampak yang di akibatkan oleh depresi post partum adalah ibu tidak mau

menyusui bayinya, tidak mau merawat bayi, Ibu dengan depresi post partum

akan cenderung kurang perhatian terhadap perawatan bayi, menampilkan

kebiasaan yang negatif dalam pola asuh, dan mempunyai bonding attachment

yang kurang baik dengan bayi. Bayi dengan ibu yang mengalami depresi post

partum akan mempunyai pola tidur yang tidak teratur, kebiasaan yang tidak

teratur dan masalah dalam perkembangan (Manurung, 2019). Faktor- faktor

yang mempengaruhi kejadian depresi post partum adalah usia ibu (Dwi Natalia

Setiawati, Dewi Purnamawati, Nunung Cipta Dainy, Andriyani, 2020).

Usia 20-30 tahun bagi perempuan merupakan usia yang optimal untuk

merawat bayi, sedangkan usia < 20 tahun sering dikaitkan dengan kesiapan

mental menjadi seorang ibu (Munuaba, 2012). Ibu post partum dengan usia

remaja akan cenderung mengalami masalah psikososial, jika tidak ditangani

akan berdampak pada perkembangan bayi (Yozwiak, 2009). Penelitian yang

dilakukan oleh (Filaili, 2020) bahwa 94,4 % usia muda mengalami kejadian

depresi post partum sedang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Rusli,
2016) bahwa usia remaja tengah (15-18 tahun) lebih rentan terkena depresi

dibandingkan dengan usia dewasa madya(35-60 tahun). Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh (Dwi Natalia Setiawati, Dewi Purnamawati, Nunung Cipta

Dainy, Andriyani, 2020) salah stau yang menyebabkan teradinya depresi post

partum adalah usia dini, hal ini dikarenakan usia < 20 tahun akan menghadapi

kesiapan mental yang dapat mempengaruhi psikologis ibu.

Berdasarkan studi pendahuluan Di Puseksmas Sukaharjo 2 Kabupaten

Wonosobo memperoleh hasil bahwa angka kehamilan pada usia dini tergolong

banyak, yaitu pada tahun 2019 mencapai 67 orang, dan tahun 2020 mencapai

33 orang. Sedangkan kejadian depresi postpartum di Puskesmas Sukoharjo 2

pada tahun 2018 sejumlah 1 ibu nifas, pada tahun 2019 sejumlah 3 ibu nifas,

dan tahun 2020 sejumlah 2 ibu nifas. Belum adanya penelitian dan data terkait

kejadian depresi post partu di Kabupaten Wonosobo terutama di Puskesmas,

maka peneliti tertarik mengambil judul tentang “ Hubungan Kehamilan Usia

Dini Terhadap Kejadian Depresi Postpartum” mengingat bahwa depresi post

partum sangat berpengaruh pada kesehatan ibu dan bayinya.

B. Rumusan Masalah

Depresi Postpartum adalah gangguan perasaan atau mood yang dapat

mempengaruhi ibu setelah melahirkan. Ibu postpartum akan mengalami

persaan sedih, cemas yang berlebihan, dan kelelahan yang mungkin membuat

sulit bagi mereka untuk menyelesaikan kegiatan perawatan sehari-hari untuk

untuk diri mereka sendiri atau untuk orang lain. Ibu dengan depresi post

partum akan cenderung kurang perhatian terhadap perawatan bayi,


menampilkan kebiasaan yang negatif dalam pola asuh, dan mempunyai

bonding attachment yang kurang baik dengan bayi. Rumusan masalah yang

dapat diambil berdasarkan latar belakang di atas adalah “Bagaimana Hubungan

Kehamilan Usia Dini Terhadap Kejadian Depresi Post Partum?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kehamilan usia dini terhadap kejadian depresi post

partum.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karateristik responden berdasarkan paritas, pendidikan, dan

pekerjaan pada ibu nifas

b. Mengetahui gambaran usia kehamilan dini ibu post partum

c. Mengetahui gambaran depresi pada ibu post partum

d. Mengetahui hubungan karakteristik ibu (usia, paritas, pendidikan, dan

pekerjaan) dengan depresi post partum.

e. Mengetahui hubungan kehamilan dini dengan depresi post partum.

D. Manfaat Penilitian

a. Manfaat Teoritis

Bagi Prodi Sarjana terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang yaitu

hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan di

bidang kesehatan dan digunakan untuk mengembangkan keilmuan

khususnya sebagai bahan untuk memperluas hasil-hasil penelitian yang

telah dilakukan.
b. Manfaat Praktis

1. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

hubungan hubungan kehamila usia muda dengan depresi post partum dan

dapat digunakan sebagai bahan penunjang untuk mendeteksi depresi post

partum.

2. Bagi Ibu Post Partum dan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharpkan dapat memberikan informasi mengenai

hubungan usia kehamilan muda dengan depresi pos partum, sehingga

dapat dilakukan upaya pencegahan depresi post partum pada ibu nifas.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Keilmuan

Lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang kebidanan

khususnya di bidang nifas

2. Ruang Lingkup Variabel

Kehamilan Usia Dini dan Depresi Post Partum Pada Ibu Nifas

merupakan variabel dalam penelitian ini.

3. Ruang Lingkup Subyek

Penelitian ini ibu nifas berusia muda merupakan ruang lingkup subyek.

3. Ruang Lingkup Lokasi

Lokasi pengambilan kasus dalam penelitian ini yaitu Puskesmas

Sukoharjo 2 Kabupaten Wonosobo.

4. Ruang Lingkup Waktu


Waktu yang digunakan dalam penilitian ini adalah mulai bulan Junuari-

April 2021.

A. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

No Peneliti dan Metode Hasil


Judul
1. Herlina Tri desain cross Terdapat hubungan
Nugraheni, sectional dengan kehamilan usia dini dengan
Hubungan teknik purposive kejadian postpartum blues.
Kehamilan Usia sampling Kehamilan usia dini
Dini Dengan meningkatkan risiko sebesar
Kejadian Post 4 kali terjadinya postpartum
Partum Blues blues.
2. Ririn Ariyanti, metode deskriptif Hasil penelitian menunjukkan
Hubungan korelatif dengan ada hubungan antara
Dukungan pendekatan croos dukungan keluarga dengan
Keluarga sectional. risiko depresi postpartum.
Dengan Risiko
Depresi
Postpartum

Perbedaan penelitian saya dengan penelitian yang lain adalah :

Metode dalam penelitian ini adalah analitik berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ririn Ariyanti, yaitu dengan metode deskriptif. Variabel penelitian

: Variabel yang saya gunakan adalah variabel bebas yaitu Kehamilan Usia Dini,

berbeda dengan penelitian oleh Ririn Ariyanti (2020) yaitu Dukungan Keluarga,

sedangkan variabel terikatnya adalah depresi post partum, berbeda dengan

penelitian Herlina Tri Nugraheni (2017) yaitu depresi post partum blues.
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Masa Nifas

1. Pengertian

Periode nifas atau yang biasa disebut postpartum adalah suatukeadaan atau

peristiwa kembalinya organ-organ reproduksi perempuan pada kondisi tidak

hamil setelah menjalani masa kelahiran dengan membutuhkan waktu sekitar

enam minggu (Farrer, 2011).

2. Tahapan Post Partum (Padila, 2014)

a. Immediate PP : 24 jam pertama


b. Early PP : 1 minggu pertama
c. Laten PP : minggu ke 2 – 6
3. Adaptasi Masa Nifas
Periode post partum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, bahkan
lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor yang
memperngaruhi sukses nya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
post partum yaitu :
1. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
4. Pengaruh budaya. (Bahiyatun, 2009)

Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva – Rubin terbagi menjadi 3 tahap
yaitu :

a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan. Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat
dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal – hal yang
romantis, masing – masing saling memperhatikan bayi nya dan menciptakan
hubungan yang baru. (Padila, 2014).
Ciri – cirinya ( Bahiyatun, 2009)
- Ibu pada umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada
kekhawatiran akan tubuhnya.
- Ibu akan mengulang – ulang pengalamannya waktu bersalin dan
melahirkan
- Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur.
- Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu
biasanya bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses
pengembalian kondisi ibu tidak berlangsung normal.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke 3 sampai ke 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggungjawab terhadap bayi nya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada
pengontrolam fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air
besar.
Ciri – ciri (Bahiyatun, 2009)
- Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orangtua yang
sukses dan meningkatkan tanggungjawab terhadap janin.
- Perhatian terhadap fungsi – fungsi tubuh misalnya eliminasi
- Ibu berusaha keras menguasai ketrampilan untuk merawat bayi misalnya
menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitive dan merasa tidak mahir
dalam melakukan hal tersebut, sehingga cenderung menerima nasihat
dari bidan
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi nya. (Persis Mary H, 1995). Pada umumnya
terjadi depresi post partum.
4. Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Post Partum
Terjadi beberapa adaptasi psikologis, diantaranya terjadi perubahan tanda-
tanda vital, sistem kardiovaskuler, sistem endokrin, sistem perkemihan, sistem
pencernaan, hematologi dan pada organ reproduksi (Bobak, 2005). Perubahan
yag dialami oleh ibu nifas adalah
1) Sistem perkemihan
Selama proses persalinan trauma pada kandung kemih dapat terjadi
diakibatkan oleh bayi sewaktu melewati jalan lahir. Kombinasi trauma
akibat persalinan dapat meningkatkan kapasitas kandung kemih dan efek
konduksi anestesi dapat menyebabkan keinginan berkemih menurun.
2) Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital yang sering muncul biasanya penurunan denyut nadi
hingga 50-70 kali/menit. Peningkatan suhu 0,50˚C akibat dari banyaknya
pengeluaran cairan saat persalinan dan adanya fase deuresis. Penurunan
tekanan darah hingga 15-20 mmHg saat perubahan posisi disebut hipotensi
orthostatik.
3) Sistem pencernaan
Perubahan buang air besar dapat terjadi karena menurunnya tonus otot usus
pada waktu awal setelah persalinan. Pengaruh tersebut dapat menimbulkan
seorang ibu kesulitan buang air besar sehingga ibu postpartum perlu
mengkonsumsi banyak buah dan sayur.
4) Sistem kardiovaskuler
Terjadinya perpindahan normal cairan tubuh yang menyebabkan volume
darah menurun dengan lambat, volume darah biasanya menurun sampai
mencapai volume sebelum hamil pada minggu ketiga dan keempat setelah
bayi lahir.
5) He matologi
Volume plasma darah yang hilang selama 72 jam pertama pasca
melahirkan lebih besar dari pada sel darah yang hilang. Leukosit normal
saat kehamilan yakni 12.000/mm3. Namun, kenaikan leukosit selama 10-12
hari setelah melahirkan dapat terjadi sekitar 20.000 dan 25.000/mm3,
keadaan ini merupakan hal yang wajar.
6) Organ reproduksi
a) Uterus Kapiler pembuluh ekstra uterus dapat berkurang hingga hampir
mencapai keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Lubang serviks
berkontraksi secara perlahan, hingga beberapa hari lubang ini masih
bisa dimasuki oleh dua jari. Keadaan normal seperti sebelum hamil
akan kembali dalam kurun waktu sekitar empat minggu.
b) Vagina dan perineum, merupakan penurunan esterogen pascapartum
dapat mempengaruhi dalam penipisan mukosa vagina. Kembalinya
vagina secara bertahap dari keadaan sebelum hamil dapat terjadi 6-8
minggu postpartum.
7) Sistem endokrin
Perubahan hormon terjadi pada periode postpartum hingga satu minggu
setelah pengeluaran plasenta, kadar esterogen dan progesteron mengalami
penurunan.
5. Masalah kesehatan psikis yang sering dialami pada ibu post partum
a. Post partum blues
Murung pasca melahirkan (post partum blues) sering di manifestasikan pada
hari ke 3 – 4 dan memuncak pada hari ke 5 -14 post partum. Beberapa factor
yang berperan menyebabkan post partum blues diantara nya :
- Perubahan kadar hormone yang terjadi secara cepat
- Ketidaknyamanan yang tidak diharapkan ( payudara bengkak, nyeri
persalinan)
- Kecemasan setelah pulang dari rumah sakit atau tempat bersalin
- Menyusui
- Perubahan pola tidur.
b. Post partum depression
Sebanyak 25% dialami oleh ibu post partum, ditemui pada ibu 1 bulan post
partum sampai dengan 12 bulan pertama setelah kelahiran. Etiologi belum
jelas, namun ada hasil penelitian menunjukkan faktor biologis, perubahan
hormonal, faktor psikologis, faktor sosial seperti tidak mendapatkan
dukungan suami dan hubungan perkawinan yang tidak harmonis.
c. Post partum psychosis
Jarang terjadi pad ibu dengan abortus. Gejala terlihat dalam 3 – 4 minggu
setelah melahirkan berupa : delusi, halusinasi dan perilaku yang tidak wajar.
Penyebab mungkin berhubungan dengan perubahan tingkat hormonal, stress
psikologis dan fisik serta sifat dukungan yang tidak memadai.
B. Penyebab Depresi Post Partum
Penyebab depresi post partum sampai sekarang belum pasti disebabkan oleh
apa. Namun ada bebrapa yang mempengaruhi penyebab depresi post partum,
diantaranya adalah:
1) Faktor Internal
a. Kadar Hormon
Pada faktor interal yang berperan salah satunya adalah adanya
perubahan kadar hormon. Selama kehamilan kadar 16 hormon
(progesteron, esterogen, prolaktin, kortisol, dan endorphin) akan
mengalami kenaikan. Setelah melahirkan kadar hormon akan pengalami
penurunan sehingga dapat mempengaruhi pada perubahan fisik, psikis,
dan mental ibu.
b. Usia
Usia dalam persalinan dan melahirkan seringkali dikaitkan dengan
masalah ini. Usia yang terlalu muda untuk hamil akan memicu risiko
bagi ibu dan anak dari segi fisik dan psikis baik itu selama kehamilan
maupun persalinan (Rusli, 2011). Kehamilan pada usia dini akan
cenderung mengalami risiko seperti anemia, hipertensi kehamilan,
disproporsi sevalopelvis (CPD), dan BBLR (Bobak, 2005). Kehamilan
usia dini akan cenderung menutupi kehamilannya karena mereka tidak
ingin diketahui, sehingga remaja akan gagal mendapatkan perawatan
prenatal sebelum trimester tiga (Bobak, 2005). Diduga bahwa dengan
meningkatkan kematangan emosional, sehingga meningkatkan pula
keterlibatan dan kepuasan dalam peran sebagai orangtua dan
membentuk pola tingkah laku maternal yang optimal.
c. Faktor Fisik
Kelelahan fisik akibat proses persalinan yang baru dialaminya dapat
berperan sebagai munculnya postpartum blues. Faktor fisik yang lain
seperti dehidrasi, kehilangan banyak darah dan faktor yang dapat
memicu penurunan stamina ibu ikut menyebabkan munculnya emosi
ibu postpartum.
d. Kehamilan Yang Tidak Direncanakan
Merencanakan kehamilan harus terkait dengan kesiapan ibu, baik fisik,
mental maupun ekonominya. Bagi perempuan yang belum siap
terhadap kehamilannya, misalnya hamil diluar nikah dan pada ibu yang
tidak menginginkan anak lagi, risiko terhadap kejadian depresi
postpartum kemungkinan akan lebih tinggi. Selain itu 19 remaja tahap
awal yang dalam masa hamil juga berisiko BBLR, kematian bayi, dan
abortus (Bobak, 2005).
2) Fakor Eksternal
d. Status sosial ekonomi
Faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya postpartum blues salah
satunya status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi yang tidak
mendukung dapat mengakibatkan stress dalam keluarga, sehingga dapat
mempengaruhi depresi ibu postpartum seperti keadaan emosional
(Ibrahim, 2012). Hal ini dikarenakan berhubungan langsung dengan
kebutuhan dan perawatan pada bayi yang membutuhkan banyak
kebutuhan, sehingga keadaan yang seharusnya mendatangkan
kebahagiaan karena menerima kelahiran bayi, bisa menimbulkan
tekanan karena adanya perubahan baru dalam hidup seorang perempuan
(Ibrahim, 2012).
e. Pendidikan
Pendidikan ibu yang rendah dapat mempengaruhi adanya kejadian
postpartum. Ibu yang memiliki pendidikan rendah akan cenderung
mempunyai banyak anak dan teknik dalam perawatan bayi pun kurang
baik (Machmudah, 2010). Menurut Rusli, (2011) menyatakan bahwa
ibu yang mempunyai pendidikan tinggi akan menghadapi konflik peran
dan tekanan sosial antara tuntutan sebagai ibu yang bekerja dan sebagai
ibu rumah tangga.
f. Status pekerjaan ibu
Wanita yang bekerja dapat mengalami postpartum blues disebabkan
adanya konflik peran ganda yang menimbulkan masalah baru bagi
wanita tersebut. Ambarwati (2008) mengemukakan bahwa wanita
pekerja 24 lebih banyak akan kembali pada rutinitas bekerja setelah
melahirkan dan cenderung memiliki peran ganda yang menimbulkan
gangguan emosional, dan ibu yang bekerja dirumah mengurusi anak-
anak mereka dapat mengalami keadaan krisis situasi dan mencapai
gangguan perasaan/blues karena rasa lelah dan letih yang mereka
rasakan.
g. Dukungan sosial
Dukungan suami merupakam bentuk interaksi sosial yang nyata, yang
didalamnya terdapat hubungan saling memberi dan menerima bantuan
(Fatimah, 2009). Wanita yang merasa dihargai, diperhatikan dan
dicintai oleh keluarganya tentunya tidak akan merasa dirinya kurang
berharga. Berbeda dengan wanita yang kurang mendapatkan dukungan
sosial akan mudah merasa bahwa dirinya tidak berharga dan kurang
diperhatikan oleh keluarga (Urbayatun, 2010). Kurangnya dukungan
dari suami dan keluarga pada ibu postpartum dapat membuat ibu lebih
sensitif dan cenderung mengalami depresi (Machmudah dan Urbayatun,
2010).
C. Dampak Depresi Post Partum
Gangguan mood post partum berlanjut pada kondisi depresi post partum,
maka akan mengakibatkan atmosfer kesedihan penderita lebih intens,
gejala yang muncul dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi ibu,
bayi, dan anggota keluarga dan sulit berpartisipasi dalam aktivitas soisal.
Gejala dapat berdampak pada ibu berupa keinginan bunuh diri, atau
bahkan ingin membunuh bayinya, bagi keluarga ibu cenderung menarik
diri dan menolak merawat bayi, sehingga bayi mengalami kekurangan
kasih sayang (Yuni Purwati & Kustiningsih, 2017). Menurut Westaal &
Liamputtong (2011) gangguan mood masa nifas mempengaruhi interaksi
bayi dan ibu salaam tahun pertama, karena bayi tidak mendapatkan
rangsangan cukup. Ibu dapat mengalami gangguan aktivitas sehari- hari,
gangguan dalam berhubungan dengan orang lain (keluarga atau teman),
bayi juga akan lebih sering menangis dalam jangka waktu yang lama,
mengalami masalah tidur, gangguan makan, kemungkinan mengalami
infanticide.
D. Kehamilan Usia Dini
a. Pengertian
Kehamilan adalah waktu transisi, yaitu masa antara kehidupan
sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan
dan kehidupan nanti setelah anak itu lahir, perubahan siklus
radikal ini di pertimbangkan sebagai suatukrisis disertai periode
tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara
normal sudah ada selama kehamilan dan mengalamipuncaknya
pada saat bayi lahir, Sukarni dan wahyu,(Ratnawati, 2018).
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada remaja
yang merupakan akibat perilaku seksual, baik yang
disengaja/sudah menikah maupun tidak disengaja belum menikah
(Dainty Maternity, 2017). Kehamilan usia dini adalah kehamilan yang
terjadi pada remaja putri berusia < 20 tahun, Kehamilan tersebut dapat
disebabkan oleh karena hubungan seksual (hubungan intim) dengan
pacar, dengan suami, pemerkosaan, maupun faktor-faktor lain yang
menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan
tersebut (Masland, 2004). Masa kehamilan dimulai dari pembuahan
sampai lahirnya janin, lamanya 280 hari atau 40 minggu atau sembilan
bulan tujuh hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir. Menurut
WHO, usia remaja bila anak telah mencapai umur 10-19 tahun.
Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun,
jika terjadi kehamilan di bawah atau diatas usia tersebut maka dikatakan
berisiko akan menyebabkan terjadinya kematian 2-4x lebih tinggi dari
reproduksi sehat (Manuaba, 2010). Usia di bawah 20 tahun masuk ke
dalam masa reproduksi dimana diusia tersebut dianjurkan untuk
menunda perkawinan dan kehamilan. Proses pertumbuhan berakhir
pada usia 20 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan
menikah pada usia minimal 20 tahun (BKKBN, 2012).
b. Faktor- faktor penyebab kehamilan usia dini
1. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga, perhatian dan peran
orangtua amat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan
kejiwaan anak.
2. Kurangnya pendidikan seks dari orang tua dan keluarga terhadap
remaja
3. Perkembangan IPTEK yangtidak didasari dengan
perkembangan mental yang kuat
4. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini
5. Perilaku seksual remaja yang juga dapat dipengaruhi oleh alkohol
dan obat-obatan.
6. Tekanan teman untuk terlibat dalam aktivitas seksual
7. Kemiskinan
8. Rendahnya kemampuan untuk mewujudkan tidak punya ambisi dan
tujuan dalam hal pendidikan (Tuti, 2015).
c. Resiko Kehamilan Usia Dini
Menurut (Rohan dan Siyoto, 2013) Risiko atau bahaya yang
mengancam gadis saat hamil di usia kurang dari 20 tahun adalah:
1. Risiko bagi ibunya
1) Mengalami perdarahan, Perdarahan pada saat melahirkan
antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah
dalam proses involusi. Selain itu juga disebabkan selaput
ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal di dalam
Rahim). Kemudian proses pembekuan darah yang lambat
juga dipengaruhi olehadanya sobekan pada jalan lahir.
2) Kemungkinan keguguran / abortus, pada saat hamil seorang
ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. Hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang
disengaja, baik dengan menggunakan obat-obatan maupun
memakai alat.
3) Persalinan yang lama dan sulit adalah persalinan yang diserati
komplikasi ibu maupun janin. Penyebab dari persalinan lama
sendiri dipengaruhi olehkelainan 12letak janin, kelainan
panggul, kelainan kekuatan his danmengejanserta pimpinan
persalinan yang salah.
4) Kematian ibu, pada saat melahirkan yang disebabkan oleh
perdarahan dan infeksi.
2. Risiko bagi bayinya
1) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan (prematur)
adalah kelahiran yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal
ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang
diperlukan kurang.
2) Berat badan lahir rendah (BBLR)Yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram. Kebanyakan hal ini
dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat
hamil kurang dari 20 tahun dapat juga dipengaruhi penyakit
menahun yang diderita oleh ibu hamil.
3) Cacat bawaan merupakan kelainan pertumbuhan struktur
organ janin sejak saat pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan
kromosom, infeksi virus rubella serta faktor gizi dan kelainan
hormon.
4) Kematian bayi, kematian bayi yang masih berumur kurang
dari 7 hari atau kematian perinatal yang disebabkan oleh
berat badan kurang dari 132.500 gram, kehamilan kurang
dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir
dengan asfiksia.
d. Dampak yang mempengaruhi kehamilan usia dini
1. Faktor psikologis yang belum matang
Alat reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan
sehingga dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi, yaitu
remaja yang berusia muda yang sedang menuntut ilmu akan
mengalami putus sekolah sementara atau seterusnya, dan dapat
kehilangan pekerjaan baru yang dirintisnya, perasaan tertekan
karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau lingkungan
masyarakat, tersisih dari pergaulan karena dianggap belum
mampu membawa diri
2. Faktor Fisik
1) Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja
lebih tinggi dibandingkan dengan usia reproduksi sehat
(20-35 tahun).
2) Persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif.
3) Hasil janin mengalami kelainan kongenital atau berat badan
lahir rendah
4) Kehamilan dapat disertai penyakit hubungan seksual
sehingga memerlukan pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap
5) Tumbuh-kembang janin dalam rahim yang belum matur
dapat menimbulkan abortus, persalinan prematur, dapat
terjadi koplikasi penyakit yang telah lama diseritannya. Abortus
secara medik artinya keluarnya, dikeluarkannya embryo,
fetus sebelum waktunya, yaitu sebelum dapat hidup sendiri
diluar uterus.
E. Kerangka Teori

Faktor Internal :
a. Kadar Hormon
b. Usia - Serangan
c. Faktor Fisik Panik
d. Kehamilan Yang Tidak
Diinginkan - Khawatir Depresi Post
Cemas Partum
Faktor Eksternal : Yang
Berlebih
a. Status Sosial Ekonomi
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
d. Dukungan Sosial

Sumber : Padila, 2014


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Formulasi dari kerangka teori atau teori- teori yang mendukung penelitian,

sehingga terdiri dari variabel- variabel yang saling berhubungan merupakan

pengertian kerangka konsep (Notoatmodjo, 2018). Kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah :

Variabel Bebas
Variabel Terikat

Kehamilan Usia Dini Depresi Post Partum

(Paritas,
\ Pendidikan,

Jenis Pekerjaan

Gambar 3.1 Kerangka Kosep

B. Hipotesis

Patokan duga, jawaban sementara, dalil sementara yang kebenarannya akan

dibuktikan dalam penelitian yang akan dilakukan pengertian dari hipetesis

(Notoatmodjo, 2018). Menurut Riyanto (2017) hipotesis dibagi menjadi 2, yaitu

1. Hipotesis Nol (Ho)

Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan anatara

variabel yang satu dengan variabel yang lain, atau variabel yang menyatakan

tidak ada perbedaan antara kedua kelompok, yaitu tidak ada perbedaan
hubungan antara kehamilan usia dini dengan kejadian depresi post partum yang

meliputi karakteristik ibu (usia, paritas, pendidikan, dan pekerjaan).

2. Hipotesa Alternatif (Ha)

Yaitu hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara variabel satu dengan

yang lain, atau variabel yang menyatakan ada perbedaan antara kedua

kelompok. Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yang

menyatakan bahwa, ada perbedaan hubungan antara kehamilan usia dini

dengan kejadian depresi post partum yang meliputi karakteristik ibu (usia,

paritas, pendidikan, dan pekerjaan).

C. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat analitik dengan desain cross-

sectional. Menurut Notoatmojo, (2012) desain cross-sectional adalah suatu

penelitian dimana variabel-variabelnya diobservasi sekaligus pada waktu yang

sama. Penelitian inu ingin melihat hubungan kehamilan usia dini dengan kejadian

depresi post partum pada ibu postpartum di Puskesmas Wonosobo 2021.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu sifat yang akan di ukur maupun diamati sehingga

mempunyai nilai yang bervariasi antara satu objek ke objek lainnya (Riyanto,

2017). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel terikat (Dependent), merupakan variabel yang di pengaruhi oleh

variabel bebas atau independent Notoatmodjo (2018). Variabel dependent

dalam penelitian ini adalah depresi post partum.


2. Variabel bebas (Independent), merupakan variabel yang menjadi sebab

berubahnya variabel dependent atau disebut dengan variabel akibat atau efek

Notoatmodjo (2018). Variabel independent dalam penelitian ini adalah

kehamilan usia dini.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah definisi variabel- variabel yang akan diteliti

secara operasional di lapangan (Riyanto, 2017). Saat penyusunan harus mencakup

cara pengukuran, hasil ukur dan skala pengukuran (Notoatmodjo, 2018).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Alat Ukur Kategori Skala


Penelitian Operasional

1. Depresi Post kondisi emosional Kuesioner 1. Tidak ada Ordinal


Partum yang dapat muncul (EPDS) resiko = 1-8
mulai minggu ke 4 2. Kemungkinan
sampai dengan 12 resiko = 9-11
bulan pertama 3. Resiko sedang
kelahiran bayi. = 12-13
4. Resiko depresi
berat = 14-40
Kehamilan Usia responden di Kuesioner 1. Remaja Awal Nominal
Usia Muda hitung pada umur = 11-14 tahun
terakhir saat 2. Remaja
melakukan Pertengahan =
pengkajian data 14-17 tahun
dalam satuan tahun 3. Remaja Akhir
lebih bulan. Usia = 17- 20 tahun
dini, jika umur ibu
≤20 tahun
Pendidikan terakhir yang Kuesioner 1. Pendidikan Kategori
pernah ditempuh rendah
ibu. Dikategorikan 2. Pendidikan
pendidikan rendah, Menengah
jika jenjang 3. Pendidikan
pendidikan tamat Tinggi
SD/SMP, dan
dikategorikan
pendidikan tinggi
jika jenjang
pendidikan tamat
SMA atau
Perguruan Tinggi.
Paritas Jumlah persalinan Kuesioner 1. Primipara Nominal
yang pernah 2. Multipara
dialami oleh Grandemultipara
responden

5. Pekerjaan Pekerjaan tetap Kuesioner 1 = Ibu tidak Nominal


atau pokok yang bekerja 2 = Ibu
dilakukan oleh ibu bekerja
untuk mendapatkan
penghasilan.
Dikategorikan ibu
bekerja adalah
PNS, karyawan
swasta, dan
petani/buruh.
Sedangkan ibu
tidak bekerja
adalah ibu rumah
tangga.

F. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari- April 2021 di Puskesmas

Sukoharjo 2 Kabupaten Wonosobo.

G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Data

1. Populasi

Populasi meupakan keseluruhan elemen atau subjek riset, atau populasi

dapat diartikan sebagai segala sesuatau yang memiliki nilai yang semua ingin

diteliti sifatnya (Azwar and Prihartono, 2014). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu post partum di Puskesmas Sukoharjo 2 Kabupaten

Wonosobo sejumlah 87 ibu hamil.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2018). Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan

metode non probability sampling, sampel dalam penelitian ini adalah ibu post

partum di Puskemsas Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Dalam perbulan ibu

hamil sekitar 8 orang.

3. Teknik Sampling atau Metode Sampling

Teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan

diguankan dalam penelitian adalah pengertian dari teknik sampling (Sugiyono,

2017). Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu

teknik pengambilan sampel secara non probability sampling dengan beberapa

pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa

lebih representatif (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini peneliti memilih

sampel sesuai dengan kriteria inklusi

H. Teknik Pengumpulan dan Jenis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian ke Dinas Kesehatan

Kabupaten Wonosobo yang dikeluarkan oleh Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Semarang.
b. Peniliti melakukan perizinan ke pihak Kesbangpol, menggunakan surat izin

penelitian yang dikrluarkan dari Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Semarang.

c. Peniliti melakukan perizinan ke pihak kepala Puskesmas Wonosobo,

menggunakan surat izin penelitian yang dikrluarkan dari Ketua Jurusan

Kebidanan Poltekkes Semarang.

d. Setelah mendapatkan izin dari kepada Puskesmas Sukaharjo 2, peneliti

menghadap bagian KIA untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

serta meminta ijin pelaksanaan pengambilan dan penelitian

e. Peniliti melakuan penelitian sendiri tanpa dibanti enumerator

f. Melaksanalan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

g. Mengidentifikasi ibu post partum di Puskesmas Sukaharjo 2 Kabupaten

Wonosobo.

h. Memberikan kuesioner kepada responden dan menjelaskan cara mengisi

kuesiuoner.

2. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data

primer adalah data penelitian yang bentuk datanya dalam bentuk verbal atau

kata- kata yang diucapkan secara lisan, perilaku yang dilakukan oleh subjek

yang dapat dipercaya atau data yang diperoleh langsung dari subjek (H.

Syamsunie Carles HR, 2018;78). Menurut H. Syamsunie Carles HR (2018;78)

data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen- dokumen grafis, foto,

film, rekam medik, dll yang dapat memperkaya data primer, atau data yang
diperoleh dari orang ketiga. Data sekunder di dapatkan dari Puskesmas

Sukaharjo 2 Kabupaten Wonosobo. Sedangkan data primer di dapatkan dari

hasil pengisian kuesioner.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen berupa kuesioner serta ceklist untuk mengkaji identitas meliputi nama,

umur, pendidikan, pekerjaan, usia. Sedangkan untuk depresi post partum

menggunakan EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale), Skala EPDS di

kembangkan oleh Cox et al, yang digunakan sebagai deteksi dini kemungkinan

terjadi resiko depresi pada ibu post partum. EPDS (Edinburgh Postnatal

Depression Scale) dipilih sebagai instrumen pada penelitian ini karena EPDS

merupakan instrumen baku dan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya

dinyatakan bahwa instrumen tersebut telah teruji dan diakui validitas dan

reliabilitasnya. Skala ini mengukur kondisi emosional ibu selama satu minggu

yang lalu. EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale) terdiri dari 10 item

pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban dimana masing - masing jawaban

mempunyai skor 0 -3. Peneliti masukkan jawaban dengan memberi tanda silang

(X) pada item jawaban yang di sediakan. Total skor pada kuesioner ini adalah 30

dengan kategori sebagai berikut:

a. Skor 1 – 8 tidak ada resiko depresi


b. Skor 9 – 11 ada resiko depresi
c. Skor 12 -13 resiko depresi sedang
d. Skor 14 – 40 resiko depresi berat
e. Skor positif (1,2,3) pada pertanyaan no 10 resiko menyakiti diri sendiri
(Cox, JL, 1987) dan (BC Reproductive Mental Health Program and Perinatal
Services BC 2014) Revised March 2015.
Sedangkan untuk mengetahui karateristik peneliti menggunakan kuesioner berupa
usia, paritas, pendidikan, dan pekerjaan.
J. Uji Validitas

1. Uji Validitas

Menurut (Notoatmodjo, 2018) validitas adalah suatu indeks yang

menyatakan bahwa alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang diukur. Alat

ukur atau sebuah instrumen yang akan dilakukan penelitian untuk

menjadi alat ukur yang bisa diterima atau standar maka alat ukur tersebut

harus melalui uji validitas dan reliabilitas (Hidayat, 2010). Uji validitaspada

EPDS telah dilakukan pada berbagai budaya dan tersedia dalam berbagai

bahasa. Hasil uji coba tersebut didapatkan nilai sensivitasnya 86% dan

spesivitasnya 78% (Scott, 2008). Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

yang sudah di ujo validitas

2. Uji Reabilitas

Uji Reabilitas adalah suatu alat pengukuran yang dapat dipercaya atau

digunakan dengan ditunjukan melalui sebuah indeks (Notoatmodjo, 2018;168).

Menurut Riyanto (201; 147) alat dikatakan realible jika alat ukur digunakan

berulang-ulang maka nilanya sama.

K. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan data

a. Editing

Editing merupakan suatu kegiatan untuk melakukan pengecekan dan

perbaikan isi formulir atau sebuah kuesioner(Notoatmodjo, 2018;176).

Dalam penilitian ini proses editing yang dilakukan dengan cara mengecek
kembali kuesinoer, sehingga kuesioner dapat terkumpul dan lengkap

sehingga bisa diolah.

b. Coding

Coding merupakan mengubah data dari bentuk kalimat ke bentuk angka

setelah melalui pengeditan (Notoatmodjo, 2018;177).

c. Data Entry atau Processing

Data merupakan jawaban dari setiap responden dalam bentuk kode (angka

atau huruf) yang dimasukkan dalam program (Notoatmodjo, 2018;177).

Dalam memasukan data diperlukan ketelitian, karena apabila salah maka

akan berpengaruh pada kebenaran, analisis serta kesimpulan penelitian,

sehingga data entry adalah memasukan data yang telah dikoding kedalam

program computer (Sulistyaningsih, 2011).

d. Pembersihan data (cleaning)

Menurut Notoatmodjo (2018;177-178), pembersihan data adalah

pengecekan kembali ari data setiap sumber atau responden yang mungkin

ada kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagianya sehingga

membutuhkan pembetulan atau koreksi.

2. Analisa Data

Menganalisa data tidak hanya sekedar mendeskripsikan dan

menginterpretasikan data tetapi juga memperoleh makna atau arti dari hasil

penelitian. Sehingga Analisa data adalah mencari makna hasil dari penelitian
tidak hanya menjelaskan tetapi jug amelakukan inferensi atau generelesasi

yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Prosedur dan jenis Analisa data

dibagi menjadi :

a. Analisa Univariat (Analisa diskriptif)

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi

masing-masing variabel, baik variabel bebas, variabel terikat maupun

deskripsi karakteristik responden.( Sopiyudin D, 2014) Dalam analisis

univariat menghasilkan distribusi frekuensi yang terdiri dari mean, median,

modus, minimal maksimal.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga


berhubungan atau berkorelasi, apabila sudah dilakukan analisa univariat
maka hasilnya akan diketahui karateristik setiap variabel kemudian dapat
dilanjut dengan Analisa bivariat.(Notoatmodjo, 2018;183). Analisis
bivariat pada penelitian ini menggunakan chi square. Tujuan dari
digunakannya chi kuadrat adalah untuk menguji perbedaan prosentase
beberapa kelompok data. Dilihat dari datanya uji chi kuadrat dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel katagorik dengan
variabel kategorik.
L. Etika Penelitian

Menurut (Notoatmodjo, 2018;201-204) etika adalah ilmu atau pengetahuan yang

membahas manusia terkait dengan perilaku manusia dengan manusia lain. Prinsip

dasar yang harus dipegang dalam melakukan penelitian adalah


1. Menghormati harkat dan martabat manusia, karena penelitina ini

mempertimbangkan hak-hak subjek untuk mendapat informasi tentang tujuan

penelitian.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian, yaitu setiap orang

berhak untuk merahassiakan kepada orang lain.

3. Keadilan dan inklusivitas/ keterbukaan, yaitu penelitian memerlukan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian, karena prinsip dari penelitian adalah menjamin

bahwa setiap semua objememperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang di timbulkan, yaitu setiap

penelitian memiliki manfaat semaksimal mungkin, sehingga peneliti harus

meminimalisasikan dampak yang merugikan bagi subjek.

5. Etikal Clearence

Menurut (Hidayat, 2010) sebelum penelitian dilakukan maka dilakukan

kelayakan etik berupa keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik

penelitian untuk riset yang melibatkan makhluk hidup (manusia, hewan dan

tumbuhan) yang menyatakan bahwa penelitian layak dilaksanakan setelah

memenuhi persyaratan .

M. Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian
2020 2021
Kegiatan
Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
Pengajuan
Masalah

Studi
Pendahuluan
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Pengajuan Izin
Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Pengolahan
Data
Seminar Hasil

DAFTAR PUSTAKA

Arfian, Soffin. Babby blues mengenali penyebab, mengetahui gejala, dan


mengantisipasinya. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,2012.
Azwar, A. and Prihartono, J. (2014) Metodologi Penelitian Kedokteran &
Kesehatan Masyarakat. Edited by H. Hamalding. Tanggerang Selatan:
Binarupa Aksara.

Ana, F. et al. (2019) ‘Faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi postpartum


di praktik mandiri bidan misni herawati, husniyati dan soraya’, Jurnal
Kebidanan, 8(2), pp. 94–104. doi: 10.1177/1403494818809856.

Baston,Helen & Jennifer Hall. (2013). Antenatal volume 2. Jakarta : EGC

Bahiyatun, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal, EGC Jakarta 2009

Bobak, Lowdermik, Jense. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.


Jakarta: EGC

Demissie Z, Riz AMS, Evenson KR, Herring AH, Dole N, Gaynes BN.
Associations Between Physical Activity and Posr Partum Depressive
Symptoms. JWH.2011 ; 20 (7) : 1025-34.

Depkes R.I. (2013). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Dwi Natalia Setiawati, Dewi Purnamawati, Nunung Cipta Dainy, Andriyani, R. E.


(2020) ‘FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
DEPRESI POSTPARTUM DI KABUPATEN BOGOR TAHUN 2019’,
Muhammadiyah Public Health Journal, 1(1), pp. 1–77. Available at:
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ/.

Esa Pradnyana, Wayan Westa, N. R. (2015) ‘PRIMIPARA POST PARTUM


DEPRESSION DIAGNOSIS AND TREATMENT’, pp. 1–16. Available at:
http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf .

Fan, Q. et al. (2020) ‘Prevalence and risk factors for postpartum depression in Sri
Lanka: A population-based study’, Asian Journal of Psychiatry. Elsevier,
47(September 2019), p. 101855. doi: 10.1016/j.ajp.2019.101855.

Farrer, H. 2011. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta.: Balai Pustaka.

Filaili, N. E. (2020) ‘GAMBARAN RESIKO DEPRESI POSTPARTUM ADA


IBU USIA REMAJA UniversitasPadjadjaran seorang wanita setelah
melahirkan pada umumnya menjadi peristiwa yang paling membahagiakan ,
apalagi bila anak yang Penegakkan diagnosis depresi postpartum dapat
dilakukan melal’, Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, 20(2), pp. 269–
278.
H. Syamsunie Carles HR (2018) Metodologi Penelitian Kesehatan dan
Pendidikan. pertama. Edited by Andi Adriani. Yogyakarta: Media Pustaka.

Hidayat (2010) Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta:


Salmeba Medika.

Ikada Septi Arimurti, Rita Dwi, A. (2020) ‘Studi Literatur : Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Depresi Postpartum’, 4(2), pp. 29–37.

Kadek Rudita Yasa, C. B. J. :esmana (2019) ‘TINGKAT DEPRESI


POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR
TIMUR I’, Jurnka Medika Udayana, 8(12).

Manurung, E. (2019) ‘Hubungan Konsep Diri Dengan Depresi Postpartum Di


Rumah Sakit Umumsembiring Deli Tua Tahun 2018’, Jurnal Penelitian
Kebidanan & Kespro, 1(2), pp. 35–40. doi: 10.36656/jpk2r.v1i2.119.

Manuaba, I. B. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.


Jakarta: EGC.

Maternity, Dainty, dkk. (2018). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak
Pra Sekolah. Yogyakarta: ANDI

Norman E, Sherburn M, Osborne RH, Galea MP. An Exercise and Education


Program Improves Well Being of New Mothers : A Randomized Controlled
Trial.PTJ.2010.90(3) : 348-55.

Notoatmodjo, S. (2018) Metode Penelitian Kesehatan. Ketiga. Jakarta: Rineka


Cipta.

Padila. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Ratnawati, A. (2018). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Pustaka


Press

Restarina, D. W. I. (2017) ‘Gambaran Tingkat Depresi Ibu Postpartum Di


Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun
2017’, p. 10.

Riyanto, A. (2017) Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Kedua.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Rohan, H. H., & Siyoto, S. (2013). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi .


Yogyakarta: Nuha Medika.
Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. 26th edn.
Bandung: Alfabeta.

Sulistyaningsih (2011) Metoode Penelitian Kebidanan. pertama. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Pudiastuti, R. D. (2011). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:


Nuha Medika

Syafrudin & Hamidah. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Sani Ibrahim, Ayub. 2011. Anxietas (Takut Mati) Cemas, Was- was dan
Khawatir. Edisi pertama. Tangerang: Penerbit Jelajah Nusa
Lampiran 1
LEMBAR BIMBINGAN

NAMA : Puji Astuti


NIM : P1337424420138
KELAS : Kerjasama Wonosobo
Judul Proposal /Skripsi : Hubungan Kehamilan Usia Dini Terhdapa Kejadian Depresi Post
Partum di Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Demak

No Tanggal Materi Rekomendasi Tanda Tangan


-

29 Maret BAB 1 sd Pengetikan disesuaikan dg buku


2021 BAB III panduan
Rumusan masalah ada kalimat tanya
Hipotesa sesuai vaiabel bivariat
Teori kehamilan dini
Chek list sesuai Variabel blm dibuat
Lampiran 3. Surat Permohonan Persetujuan Responden

SURAT PERMOHONAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Hal : Permohonan

Kepada : Yth. Calon respoden

di tempat

Dengan Hormat,

Saya Puji Astuti mahasiswa Prodi S1 Terapan Kebidanan Semarang Kelas

Alih Jenjang Non Reguler Semarang Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Semarang yang akan mengadakan penelitia dengan judul “Hubungan

Kehamilan Usia Dini Terhadap Kejadian Depresi Post Partum”

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan kepada

responden.Sehubungan dengan hal tersebut dan dengan kerendahan hati saya

mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Semua data

maupun informasi yang dikumpulkan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan

digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika bersedia untuk menjadi responden

mohon untuk menandatangani perjanjian kesediaan menjadi responden.

Atas perhatian dan kesediaan ibu, saya mengucap kanterima kasih.

Semarang,

Pemohon
Puji Astuti

Lampiran 4. Surat persetujuan menjadi responden

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Tanggal Lahir/ Umur :

No. Identitas :

Alamat :

Telp :

Dengan ini menyatakan setuju/ tidak setuju* untuk menjadi responden

penelitian dengan ketentuan, hasil pengukuran akan dirahasiakan dan hanya untuk

ilmu pengetahuan pada penelitian.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa ada

paksaan dari pihak manapun.

Semarang,

Responden
KUESIONER PENELITIAN

JUDUL………

No Nesponden :

A. Karateristik Responden

1. Nama (inisial) :
2. Umur : tahun
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Tanggal Lahir/ Umur :
6. Kehamilan Ke :
7. Nifas Hari Ke :

B. Riwayat Melahirkan :

Berikan tanda v pada jawaban yang sesuai saat saudara bersalin/melahirkan.

1. Tanggal :

2. Jenis Persalinan : SC ( )

Spontan ( )

3. Tempat persalinan : Bidan ( )

Puskesmas ( )

RS ( )

4. Penunggu Persalinan : suami ( )

Keluarga ( )

Tetangga ( )

Tidak ada ( )
C. Pengukuran Depresi Post Partum Petunjuk Kuesioner

1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama dan jawab sesuai dengan


kondisi anda saat ini dengan member tanda silang (V)
2. Jumlah pernyataan ada 10 item dengan empat pilihan jawaban

No. Pertanyaan Skor


1. Setelah melahirkan ini saya bisa tertawa pada saat melihat
kejadian yang lucu
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
2. Saya dapat memandang kehidupan dimasa depan dengan
penuh harapan
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
3. Saat ini saya merasa tidak berguna karena sesuatu
kesalahan dimasa lalu
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
4. Saya merasa cemas atau merasa kuatir tanpa alasan yang
jelas ketika merawat anak saya
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
5. Dalam merawat anak saya dan diri sendiri, saya merasa
takut dan panik karena sesuatu alasan yang tidak jelas
a. Sering
b. Kadang kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
6. Saya merasa merawat anak adalah Saya sering merasa
segala sesuatu terasa sulit untuk di kerjakan
a. Sering
b. Kadang kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
7. Setelah melahirkan ini saya merasa tidak bahagia, yang
membuat saya sulit untuk tidur
a. Sering
b. Kadang kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
8. Saat ini saya merasa sedih
a. Sering
b. Kadang kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
9. Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga membuat saya
menangis
a. Sering
b. Kadang kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah
10. Saya merasakan sesuatu kegagalan atau kerugian dalam
merawat anak saya dan diri saya
a. Sering
b. Kadang kadang
c. Sangat Jarang
d. Tidak Pernah

Anda mungkin juga menyukai