Oleh :
PUJI ASTUTI
NIM : P1337424420138
Pembimbing I Pembimbing II
Semarang, 2021
Ketua Penguji
Penguji I
Penguji II
Mengetahui:
Ketua Prodi Sarjana Terapan dan Profesi Kebidanan Semarang
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak lain. Karena itu, pada kesempatan ini
3. Ida Ariyanti, S.SiT., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan dan
Semarang.
4. Dhita Aulia Octaviani, SST, M.Keb Selaku Ketua Penguji yang telah
penulis.
8. Keluarga yang selalu mendukung dalam penulisan proposal skripsi tugas akhir.
Penulis menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini tidak luput dari
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER………………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan
Penelitia……………………………………………………………………………
……………………5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................6
F. Keaslian Penelitian........................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................9
A. Tinjauan Teori...............................................................................................9
1. Definisi Stunting........................................................................................9
2. Definisi Balita............................................................................................9
3. Faktor yang berhubungan dengan stunting.............................................10
4. Indikator Stunting....................................................................................22
5. Dampak Stunting.....................................................................................22
6. Pengertian Gizi Balita.............................................................................23
7. Pemberian Makanan Tambahan..............................................................27
B.Kerangka Teori 31
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................31
A. Kerangka Konsep........................................................................................31
B. Hipotesa Penelitian.....................................................................................31
C. Jenis dan Desain Penelitian.........................................................................31
D. Variabel Penelitian......................................................................................32
E. Definisi Operasinal Variabel Penelitian......................................................33
F. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................34
G. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel..................................34
H. Teknik Pengumpulan dan Jenis Data..........................................................35
I. Instrumen/alat Penelitian.............................................................................37
J. Uji Validitas dan Reliabilitas......................................................................38
K. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data.................................................38
L. Etika Penelitian...........................................................................................40
M. Jadwal Penelitian.....................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pertama kali merupakan peristiwa penting bagi wanita, hal ini dikarenakan
anak, perubahan juga terjadi pada pola makan yang menjadi tidak teratur, hal
ini membuat periode post partum menjadi penting (Norman et all, 2010). Pada
periode nifas merupakan transisi bagi ibu karena banyak terjadi perubahan,
baik dari segi fisik, psikologis, emosional dan sosial ( H Baston, 2013). Wanita
maupun fisiologis termasuk perubahan peran pada ibu hamil akan cenderung
post partum tak jarang terbesit kecemasan dan kerumitan, tanggung jawab,
dan segala kerepotan yang akan di hadapi saat mengurus bayi. Hal ini
kurang mendukung dan masalah ekonomi yang kurang membuat ibu berada
persalinan, apabila keadaan ini tidak segera berakhir, kondisi stres akan
persaan sedih, cemas yang berlebihan, dan kelelahan yang mungkin membuat
untuk diri mereka sendiri atau untuk orang lain (National Institute Of Mental
serius di dunia, sebuah review yang luas pada 59 studi didapat bahwa 13% dari
(Esa Pradnyana, Wayan Westa, 2015). Depresi post partum merupakan suatu
kondisi kesehatan mental yang mempengaruhi 340 juta orang di seluruh dunia.
hingga 13% dari semua ibu – ibu baru di seluruh dunia dengan sebagian besar
kasus dimulai dalam 3 bulan pertama periode post partum (Demissie Z, 2011).
global yang menyerang wanita (WHO, 2018). .Pervalensi depresi post partum
kelahiran hidup dan depresi postpartum sedang atau berat berkisar 30 sampai
200 per 1000 kelahiran hidup (Ana et al., 2019). Prevalensi depresi post partum
di dunia bervariasi mulai dari 6,5% sampai 15% selama 1 tahun setelah
(Fan et al., 2020) di Sri Lanka prevalensi depresi post partum mencapai 7,8% -
prevalensi depresi post partum mencapai 50% -70% pada ibu nifas. Penelitian
pemahaman ibu untuk memeriksakan kondisi dirinya dan bayinya agar dapat
sendiri memiliki prevalensi depresi sebesar 3,7% atau berada dibawah India
yang menempati urutan pertama dengan tingkat prevalensi sebesar 4,5% (Ikada
Septi Arimurti, Rita Dwi, 2020). Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit
Umum Sembiring Deli Tua, bahwa prevalensi depresi post partum mencapai
Rudita Yasa, 2019). Hal ini menandakan bahwa depresi post partum perlu
daerah.
dari gejala depresi mayor (Kusuma, 2017). Gejalanya adalah perasaan sedih,
peningkatan atau penurunan berat badan secara signifikan, merasa tidak berguna
atau bersalah, kelelahan, penurunan konsentrasi bahkan ide bunuh diri. Pada
kasus yang berat depresi dapat menjadi psikotik, dengan halusinasi, waham dan
pikiran untuk membunuh bayi (Nasri, Wibowo, & Ghozali, 2017). Sedangkan
sebagai ibu, hilang minat, pemikiran bunuh diri, ingin menyakiti orang lain
Dampak yang di akibatkan oleh depresi post partum adalah ibu tidak mau
menyusui bayinya, tidak mau merawat bayi, Ibu dengan depresi post partum
kebiasaan yang negatif dalam pola asuh, dan mempunyai bonding attachment
yang kurang baik dengan bayi. Bayi dengan ibu yang mengalami depresi post
partum akan mempunyai pola tidur yang tidak teratur, kebiasaan yang tidak
yang mempengaruhi kejadian depresi post partum adalah usia ibu (Dwi Natalia
Usia 20-30 tahun bagi perempuan merupakan usia yang optimal untuk
merawat bayi, sedangkan usia < 20 tahun sering dikaitkan dengan kesiapan
mental menjadi seorang ibu (Munuaba, 2012). Ibu post partum dengan usia
dilakukan oleh (Filaili, 2020) bahwa 94,4 % usia muda mengalami kejadian
depresi post partum sedang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Rusli,
2016) bahwa usia remaja tengah (15-18 tahun) lebih rentan terkena depresi
yang dilakukan oleh (Dwi Natalia Setiawati, Dewi Purnamawati, Nunung Cipta
Dainy, Andriyani, 2020) salah stau yang menyebabkan teradinya depresi post
partum adalah usia dini, hal ini dikarenakan usia < 20 tahun akan menghadapi
Wonosobo memperoleh hasil bahwa angka kehamilan pada usia dini tergolong
banyak, yaitu pada tahun 2019 mencapai 67 orang, dan tahun 2020 mencapai
pada tahun 2018 sejumlah 1 ibu nifas, pada tahun 2019 sejumlah 3 ibu nifas,
dan tahun 2020 sejumlah 2 ibu nifas. Belum adanya penelitian dan data terkait
B. Rumusan Masalah
persaan sedih, cemas yang berlebihan, dan kelelahan yang mungkin membuat
untuk diri mereka sendiri atau untuk orang lain. Ibu dengan depresi post
bonding attachment yang kurang baik dengan bayi. Rumusan masalah yang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
partum.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penilitian
a. Manfaat Teoritis
telah dilakukan.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Puskesmas
hubungan hubungan kehamila usia muda dengan depresi post partum dan
partum.
dapat dilakukan upaya pencegahan depresi post partum pada ibu nifas.
1. Lingkup Keilmuan
Kehamilan Usia Dini dan Depresi Post Partum Pada Ibu Nifas
Penelitian ini ibu nifas berusia muda merupakan ruang lingkup subyek.
April 2021.
A. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah analitik berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ririn Ariyanti, yaitu dengan metode deskriptif. Variabel penelitian
: Variabel yang saya gunakan adalah variabel bebas yaitu Kehamilan Usia Dini,
berbeda dengan penelitian oleh Ririn Ariyanti (2020) yaitu Dukungan Keluarga,
penelitian Herlina Tri Nugraheni (2017) yaitu depresi post partum blues.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Masa Nifas
1. Pengertian
Periode nifas atau yang biasa disebut postpartum adalah suatukeadaan atau
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva – Rubin terbagi menjadi 3 tahap
yaitu :
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan. Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat
dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal – hal yang
romantis, masing – masing saling memperhatikan bayi nya dan menciptakan
hubungan yang baru. (Padila, 2014).
Ciri – cirinya ( Bahiyatun, 2009)
- Ibu pada umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada
kekhawatiran akan tubuhnya.
- Ibu akan mengulang – ulang pengalamannya waktu bersalin dan
melahirkan
- Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur.
- Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu
biasanya bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses
pengembalian kondisi ibu tidak berlangsung normal.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke 3 sampai ke 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggungjawab terhadap bayi nya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada
pengontrolam fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air
besar.
Ciri – ciri (Bahiyatun, 2009)
- Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orangtua yang
sukses dan meningkatkan tanggungjawab terhadap janin.
- Perhatian terhadap fungsi – fungsi tubuh misalnya eliminasi
- Ibu berusaha keras menguasai ketrampilan untuk merawat bayi misalnya
menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitive dan merasa tidak mahir
dalam melakukan hal tersebut, sehingga cenderung menerima nasihat
dari bidan
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi nya. (Persis Mary H, 1995). Pada umumnya
terjadi depresi post partum.
4. Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Post Partum
Terjadi beberapa adaptasi psikologis, diantaranya terjadi perubahan tanda-
tanda vital, sistem kardiovaskuler, sistem endokrin, sistem perkemihan, sistem
pencernaan, hematologi dan pada organ reproduksi (Bobak, 2005). Perubahan
yag dialami oleh ibu nifas adalah
1) Sistem perkemihan
Selama proses persalinan trauma pada kandung kemih dapat terjadi
diakibatkan oleh bayi sewaktu melewati jalan lahir. Kombinasi trauma
akibat persalinan dapat meningkatkan kapasitas kandung kemih dan efek
konduksi anestesi dapat menyebabkan keinginan berkemih menurun.
2) Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital yang sering muncul biasanya penurunan denyut nadi
hingga 50-70 kali/menit. Peningkatan suhu 0,50˚C akibat dari banyaknya
pengeluaran cairan saat persalinan dan adanya fase deuresis. Penurunan
tekanan darah hingga 15-20 mmHg saat perubahan posisi disebut hipotensi
orthostatik.
3) Sistem pencernaan
Perubahan buang air besar dapat terjadi karena menurunnya tonus otot usus
pada waktu awal setelah persalinan. Pengaruh tersebut dapat menimbulkan
seorang ibu kesulitan buang air besar sehingga ibu postpartum perlu
mengkonsumsi banyak buah dan sayur.
4) Sistem kardiovaskuler
Terjadinya perpindahan normal cairan tubuh yang menyebabkan volume
darah menurun dengan lambat, volume darah biasanya menurun sampai
mencapai volume sebelum hamil pada minggu ketiga dan keempat setelah
bayi lahir.
5) He matologi
Volume plasma darah yang hilang selama 72 jam pertama pasca
melahirkan lebih besar dari pada sel darah yang hilang. Leukosit normal
saat kehamilan yakni 12.000/mm3. Namun, kenaikan leukosit selama 10-12
hari setelah melahirkan dapat terjadi sekitar 20.000 dan 25.000/mm3,
keadaan ini merupakan hal yang wajar.
6) Organ reproduksi
a) Uterus Kapiler pembuluh ekstra uterus dapat berkurang hingga hampir
mencapai keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Lubang serviks
berkontraksi secara perlahan, hingga beberapa hari lubang ini masih
bisa dimasuki oleh dua jari. Keadaan normal seperti sebelum hamil
akan kembali dalam kurun waktu sekitar empat minggu.
b) Vagina dan perineum, merupakan penurunan esterogen pascapartum
dapat mempengaruhi dalam penipisan mukosa vagina. Kembalinya
vagina secara bertahap dari keadaan sebelum hamil dapat terjadi 6-8
minggu postpartum.
7) Sistem endokrin
Perubahan hormon terjadi pada periode postpartum hingga satu minggu
setelah pengeluaran plasenta, kadar esterogen dan progesteron mengalami
penurunan.
5. Masalah kesehatan psikis yang sering dialami pada ibu post partum
a. Post partum blues
Murung pasca melahirkan (post partum blues) sering di manifestasikan pada
hari ke 3 – 4 dan memuncak pada hari ke 5 -14 post partum. Beberapa factor
yang berperan menyebabkan post partum blues diantara nya :
- Perubahan kadar hormone yang terjadi secara cepat
- Ketidaknyamanan yang tidak diharapkan ( payudara bengkak, nyeri
persalinan)
- Kecemasan setelah pulang dari rumah sakit atau tempat bersalin
- Menyusui
- Perubahan pola tidur.
b. Post partum depression
Sebanyak 25% dialami oleh ibu post partum, ditemui pada ibu 1 bulan post
partum sampai dengan 12 bulan pertama setelah kelahiran. Etiologi belum
jelas, namun ada hasil penelitian menunjukkan faktor biologis, perubahan
hormonal, faktor psikologis, faktor sosial seperti tidak mendapatkan
dukungan suami dan hubungan perkawinan yang tidak harmonis.
c. Post partum psychosis
Jarang terjadi pad ibu dengan abortus. Gejala terlihat dalam 3 – 4 minggu
setelah melahirkan berupa : delusi, halusinasi dan perilaku yang tidak wajar.
Penyebab mungkin berhubungan dengan perubahan tingkat hormonal, stress
psikologis dan fisik serta sifat dukungan yang tidak memadai.
B. Penyebab Depresi Post Partum
Penyebab depresi post partum sampai sekarang belum pasti disebabkan oleh
apa. Namun ada bebrapa yang mempengaruhi penyebab depresi post partum,
diantaranya adalah:
1) Faktor Internal
a. Kadar Hormon
Pada faktor interal yang berperan salah satunya adalah adanya
perubahan kadar hormon. Selama kehamilan kadar 16 hormon
(progesteron, esterogen, prolaktin, kortisol, dan endorphin) akan
mengalami kenaikan. Setelah melahirkan kadar hormon akan pengalami
penurunan sehingga dapat mempengaruhi pada perubahan fisik, psikis,
dan mental ibu.
b. Usia
Usia dalam persalinan dan melahirkan seringkali dikaitkan dengan
masalah ini. Usia yang terlalu muda untuk hamil akan memicu risiko
bagi ibu dan anak dari segi fisik dan psikis baik itu selama kehamilan
maupun persalinan (Rusli, 2011). Kehamilan pada usia dini akan
cenderung mengalami risiko seperti anemia, hipertensi kehamilan,
disproporsi sevalopelvis (CPD), dan BBLR (Bobak, 2005). Kehamilan
usia dini akan cenderung menutupi kehamilannya karena mereka tidak
ingin diketahui, sehingga remaja akan gagal mendapatkan perawatan
prenatal sebelum trimester tiga (Bobak, 2005). Diduga bahwa dengan
meningkatkan kematangan emosional, sehingga meningkatkan pula
keterlibatan dan kepuasan dalam peran sebagai orangtua dan
membentuk pola tingkah laku maternal yang optimal.
c. Faktor Fisik
Kelelahan fisik akibat proses persalinan yang baru dialaminya dapat
berperan sebagai munculnya postpartum blues. Faktor fisik yang lain
seperti dehidrasi, kehilangan banyak darah dan faktor yang dapat
memicu penurunan stamina ibu ikut menyebabkan munculnya emosi
ibu postpartum.
d. Kehamilan Yang Tidak Direncanakan
Merencanakan kehamilan harus terkait dengan kesiapan ibu, baik fisik,
mental maupun ekonominya. Bagi perempuan yang belum siap
terhadap kehamilannya, misalnya hamil diluar nikah dan pada ibu yang
tidak menginginkan anak lagi, risiko terhadap kejadian depresi
postpartum kemungkinan akan lebih tinggi. Selain itu 19 remaja tahap
awal yang dalam masa hamil juga berisiko BBLR, kematian bayi, dan
abortus (Bobak, 2005).
2) Fakor Eksternal
d. Status sosial ekonomi
Faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya postpartum blues salah
satunya status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi yang tidak
mendukung dapat mengakibatkan stress dalam keluarga, sehingga dapat
mempengaruhi depresi ibu postpartum seperti keadaan emosional
(Ibrahim, 2012). Hal ini dikarenakan berhubungan langsung dengan
kebutuhan dan perawatan pada bayi yang membutuhkan banyak
kebutuhan, sehingga keadaan yang seharusnya mendatangkan
kebahagiaan karena menerima kelahiran bayi, bisa menimbulkan
tekanan karena adanya perubahan baru dalam hidup seorang perempuan
(Ibrahim, 2012).
e. Pendidikan
Pendidikan ibu yang rendah dapat mempengaruhi adanya kejadian
postpartum. Ibu yang memiliki pendidikan rendah akan cenderung
mempunyai banyak anak dan teknik dalam perawatan bayi pun kurang
baik (Machmudah, 2010). Menurut Rusli, (2011) menyatakan bahwa
ibu yang mempunyai pendidikan tinggi akan menghadapi konflik peran
dan tekanan sosial antara tuntutan sebagai ibu yang bekerja dan sebagai
ibu rumah tangga.
f. Status pekerjaan ibu
Wanita yang bekerja dapat mengalami postpartum blues disebabkan
adanya konflik peran ganda yang menimbulkan masalah baru bagi
wanita tersebut. Ambarwati (2008) mengemukakan bahwa wanita
pekerja 24 lebih banyak akan kembali pada rutinitas bekerja setelah
melahirkan dan cenderung memiliki peran ganda yang menimbulkan
gangguan emosional, dan ibu yang bekerja dirumah mengurusi anak-
anak mereka dapat mengalami keadaan krisis situasi dan mencapai
gangguan perasaan/blues karena rasa lelah dan letih yang mereka
rasakan.
g. Dukungan sosial
Dukungan suami merupakam bentuk interaksi sosial yang nyata, yang
didalamnya terdapat hubungan saling memberi dan menerima bantuan
(Fatimah, 2009). Wanita yang merasa dihargai, diperhatikan dan
dicintai oleh keluarganya tentunya tidak akan merasa dirinya kurang
berharga. Berbeda dengan wanita yang kurang mendapatkan dukungan
sosial akan mudah merasa bahwa dirinya tidak berharga dan kurang
diperhatikan oleh keluarga (Urbayatun, 2010). Kurangnya dukungan
dari suami dan keluarga pada ibu postpartum dapat membuat ibu lebih
sensitif dan cenderung mengalami depresi (Machmudah dan Urbayatun,
2010).
C. Dampak Depresi Post Partum
Gangguan mood post partum berlanjut pada kondisi depresi post partum,
maka akan mengakibatkan atmosfer kesedihan penderita lebih intens,
gejala yang muncul dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi ibu,
bayi, dan anggota keluarga dan sulit berpartisipasi dalam aktivitas soisal.
Gejala dapat berdampak pada ibu berupa keinginan bunuh diri, atau
bahkan ingin membunuh bayinya, bagi keluarga ibu cenderung menarik
diri dan menolak merawat bayi, sehingga bayi mengalami kekurangan
kasih sayang (Yuni Purwati & Kustiningsih, 2017). Menurut Westaal &
Liamputtong (2011) gangguan mood masa nifas mempengaruhi interaksi
bayi dan ibu salaam tahun pertama, karena bayi tidak mendapatkan
rangsangan cukup. Ibu dapat mengalami gangguan aktivitas sehari- hari,
gangguan dalam berhubungan dengan orang lain (keluarga atau teman),
bayi juga akan lebih sering menangis dalam jangka waktu yang lama,
mengalami masalah tidur, gangguan makan, kemungkinan mengalami
infanticide.
D. Kehamilan Usia Dini
a. Pengertian
Kehamilan adalah waktu transisi, yaitu masa antara kehidupan
sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan
dan kehidupan nanti setelah anak itu lahir, perubahan siklus
radikal ini di pertimbangkan sebagai suatukrisis disertai periode
tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara
normal sudah ada selama kehamilan dan mengalamipuncaknya
pada saat bayi lahir, Sukarni dan wahyu,(Ratnawati, 2018).
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada remaja
yang merupakan akibat perilaku seksual, baik yang
disengaja/sudah menikah maupun tidak disengaja belum menikah
(Dainty Maternity, 2017). Kehamilan usia dini adalah kehamilan yang
terjadi pada remaja putri berusia < 20 tahun, Kehamilan tersebut dapat
disebabkan oleh karena hubungan seksual (hubungan intim) dengan
pacar, dengan suami, pemerkosaan, maupun faktor-faktor lain yang
menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan
tersebut (Masland, 2004). Masa kehamilan dimulai dari pembuahan
sampai lahirnya janin, lamanya 280 hari atau 40 minggu atau sembilan
bulan tujuh hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir. Menurut
WHO, usia remaja bila anak telah mencapai umur 10-19 tahun.
Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun,
jika terjadi kehamilan di bawah atau diatas usia tersebut maka dikatakan
berisiko akan menyebabkan terjadinya kematian 2-4x lebih tinggi dari
reproduksi sehat (Manuaba, 2010). Usia di bawah 20 tahun masuk ke
dalam masa reproduksi dimana diusia tersebut dianjurkan untuk
menunda perkawinan dan kehamilan. Proses pertumbuhan berakhir
pada usia 20 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan
menikah pada usia minimal 20 tahun (BKKBN, 2012).
b. Faktor- faktor penyebab kehamilan usia dini
1. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga, perhatian dan peran
orangtua amat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan
kejiwaan anak.
2. Kurangnya pendidikan seks dari orang tua dan keluarga terhadap
remaja
3. Perkembangan IPTEK yangtidak didasari dengan
perkembangan mental yang kuat
4. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini
5. Perilaku seksual remaja yang juga dapat dipengaruhi oleh alkohol
dan obat-obatan.
6. Tekanan teman untuk terlibat dalam aktivitas seksual
7. Kemiskinan
8. Rendahnya kemampuan untuk mewujudkan tidak punya ambisi dan
tujuan dalam hal pendidikan (Tuti, 2015).
c. Resiko Kehamilan Usia Dini
Menurut (Rohan dan Siyoto, 2013) Risiko atau bahaya yang
mengancam gadis saat hamil di usia kurang dari 20 tahun adalah:
1. Risiko bagi ibunya
1) Mengalami perdarahan, Perdarahan pada saat melahirkan
antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah
dalam proses involusi. Selain itu juga disebabkan selaput
ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal di dalam
Rahim). Kemudian proses pembekuan darah yang lambat
juga dipengaruhi olehadanya sobekan pada jalan lahir.
2) Kemungkinan keguguran / abortus, pada saat hamil seorang
ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. Hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang
disengaja, baik dengan menggunakan obat-obatan maupun
memakai alat.
3) Persalinan yang lama dan sulit adalah persalinan yang diserati
komplikasi ibu maupun janin. Penyebab dari persalinan lama
sendiri dipengaruhi olehkelainan 12letak janin, kelainan
panggul, kelainan kekuatan his danmengejanserta pimpinan
persalinan yang salah.
4) Kematian ibu, pada saat melahirkan yang disebabkan oleh
perdarahan dan infeksi.
2. Risiko bagi bayinya
1) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan (prematur)
adalah kelahiran yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal
ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang
diperlukan kurang.
2) Berat badan lahir rendah (BBLR)Yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2.500 gram. Kebanyakan hal ini
dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat
hamil kurang dari 20 tahun dapat juga dipengaruhi penyakit
menahun yang diderita oleh ibu hamil.
3) Cacat bawaan merupakan kelainan pertumbuhan struktur
organ janin sejak saat pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan
kromosom, infeksi virus rubella serta faktor gizi dan kelainan
hormon.
4) Kematian bayi, kematian bayi yang masih berumur kurang
dari 7 hari atau kematian perinatal yang disebabkan oleh
berat badan kurang dari 132.500 gram, kehamilan kurang
dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir
dengan asfiksia.
d. Dampak yang mempengaruhi kehamilan usia dini
1. Faktor psikologis yang belum matang
Alat reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan
sehingga dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi, yaitu
remaja yang berusia muda yang sedang menuntut ilmu akan
mengalami putus sekolah sementara atau seterusnya, dan dapat
kehilangan pekerjaan baru yang dirintisnya, perasaan tertekan
karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau lingkungan
masyarakat, tersisih dari pergaulan karena dianggap belum
mampu membawa diri
2. Faktor Fisik
1) Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja
lebih tinggi dibandingkan dengan usia reproduksi sehat
(20-35 tahun).
2) Persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif.
3) Hasil janin mengalami kelainan kongenital atau berat badan
lahir rendah
4) Kehamilan dapat disertai penyakit hubungan seksual
sehingga memerlukan pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap
5) Tumbuh-kembang janin dalam rahim yang belum matur
dapat menimbulkan abortus, persalinan prematur, dapat
terjadi koplikasi penyakit yang telah lama diseritannya. Abortus
secara medik artinya keluarnya, dikeluarkannya embryo,
fetus sebelum waktunya, yaitu sebelum dapat hidup sendiri
diluar uterus.
E. Kerangka Teori
Faktor Internal :
a. Kadar Hormon
b. Usia - Serangan
c. Faktor Fisik Panik
d. Kehamilan Yang Tidak
Diinginkan - Khawatir Depresi Post
Cemas Partum
Faktor Eksternal : Yang
Berlebih
a. Status Sosial Ekonomi
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
d. Dukungan Sosial
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Formulasi dari kerangka teori atau teori- teori yang mendukung penelitian,
Variabel Bebas
Variabel Terikat
(Paritas,
\ Pendidikan,
Jenis Pekerjaan
B. Hipotesis
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan anatara
variabel yang satu dengan variabel yang lain, atau variabel yang menyatakan
tidak ada perbedaan antara kedua kelompok, yaitu tidak ada perbedaan
hubungan antara kehamilan usia dini dengan kejadian depresi post partum yang
Yaitu hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara variabel satu dengan
yang lain, atau variabel yang menyatakan ada perbedaan antara kedua
kelompok. Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yang
dengan kejadian depresi post partum yang meliputi karakteristik ibu (usia,
Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat analitik dengan desain cross-
sama. Penelitian inu ingin melihat hubungan kehamilan usia dini dengan kejadian
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu sifat yang akan di ukur maupun diamati sehingga
mempunyai nilai yang bervariasi antara satu objek ke objek lainnya (Riyanto,
berubahnya variabel dependent atau disebut dengan variabel akibat atau efek
1. Populasi
dapat diartikan sebagai segala sesuatau yang memiliki nilai yang semua ingin
diteliti sifatnya (Azwar and Prihartono, 2014). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu post partum di Puskesmas Sukoharjo 2 Kabupaten
2. Sampel
metode non probability sampling, sampel dalam penelitian ini adalah ibu post
pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa
Poltekkes Semarang.
b. Peniliti melakukan perizinan ke pihak Kesbangpol, menggunakan surat izin
Semarang.
Wonosobo.
kuesiuoner.
2. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data penelitian yang bentuk datanya dalam bentuk verbal atau
kata- kata yang diucapkan secara lisan, perilaku yang dilakukan oleh subjek
yang dapat dipercaya atau data yang diperoleh langsung dari subjek (H.
data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen- dokumen grafis, foto,
film, rekam medik, dll yang dapat memperkaya data primer, atau data yang
diperoleh dari orang ketiga. Data sekunder di dapatkan dari Puskesmas
I. Instrumen Penelitian
Instrumen berupa kuesioner serta ceklist untuk mengkaji identitas meliputi nama,
kembangkan oleh Cox et al, yang digunakan sebagai deteksi dini kemungkinan
terjadi resiko depresi pada ibu post partum. EPDS (Edinburgh Postnatal
Depression Scale) dipilih sebagai instrumen pada penelitian ini karena EPDS
dinyatakan bahwa instrumen tersebut telah teruji dan diakui validitas dan
reliabilitasnya. Skala ini mengukur kondisi emosional ibu selama satu minggu
yang lalu. EPDS (Edinburgh Postnatal Depression Scale) terdiri dari 10 item
mempunyai skor 0 -3. Peneliti masukkan jawaban dengan memberi tanda silang
(X) pada item jawaban yang di sediakan. Total skor pada kuesioner ini adalah 30
1. Uji Validitas
menyatakan bahwa alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang diukur. Alat
menjadi alat ukur yang bisa diterima atau standar maka alat ukur tersebut
harus melalui uji validitas dan reliabilitas (Hidayat, 2010). Uji validitaspada
EPDS telah dilakukan pada berbagai budaya dan tersedia dalam berbagai
bahasa. Hasil uji coba tersebut didapatkan nilai sensivitasnya 86% dan
2. Uji Reabilitas
Uji Reabilitas adalah suatu alat pengukuran yang dapat dipercaya atau
Menurut Riyanto (201; 147) alat dikatakan realible jika alat ukur digunakan
1. Pengolahan data
a. Editing
Dalam penilitian ini proses editing yang dilakukan dengan cara mengecek
kembali kuesinoer, sehingga kuesioner dapat terkumpul dan lengkap
b. Coding
Data merupakan jawaban dari setiap responden dalam bentuk kode (angka
sehingga data entry adalah memasukan data yang telah dikoding kedalam
pengecekan kembali ari data setiap sumber atau responden yang mungkin
2. Analisa Data
menginterpretasikan data tetapi juga memperoleh makna atau arti dari hasil
penelitian. Sehingga Analisa data adalah mencari makna hasil dari penelitian
tidak hanya menjelaskan tetapi jug amelakukan inferensi atau generelesasi
yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Prosedur dan jenis Analisa data
dibagi menjadi :
b. Analisa Bivariat
membahas manusia terkait dengan perilaku manusia dengan manusia lain. Prinsip
penelitian.
5. Etikal Clearence
kelayakan etik berupa keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik
penelitian untuk riset yang melibatkan makhluk hidup (manusia, hewan dan
memenuhi persyaratan .
M. Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian
2020 2021
Kegiatan
Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
Pengajuan
Masalah
Studi
Pendahuluan
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Pengajuan Izin
Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Pengolahan
Data
Seminar Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal, EGC Jakarta 2009
Demissie Z, Riz AMS, Evenson KR, Herring AH, Dole N, Gaynes BN.
Associations Between Physical Activity and Posr Partum Depressive
Symptoms. JWH.2011 ; 20 (7) : 1025-34.
Fan, Q. et al. (2020) ‘Prevalence and risk factors for postpartum depression in Sri
Lanka: A population-based study’, Asian Journal of Psychiatry. Elsevier,
47(September 2019), p. 101855. doi: 10.1016/j.ajp.2019.101855.
Ikada Septi Arimurti, Rita Dwi, A. (2020) ‘Studi Literatur : Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Depresi Postpartum’, 4(2), pp. 29–37.
Maternity, Dainty, dkk. (2018). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak
Pra Sekolah. Yogyakarta: ANDI
Sani Ibrahim, Ayub. 2011. Anxietas (Takut Mati) Cemas, Was- was dan
Khawatir. Edisi pertama. Tangerang: Penerbit Jelajah Nusa
Lampiran 1
LEMBAR BIMBINGAN
Hal : Permohonan
di tempat
Dengan Hormat,
mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Semua data
maupun informasi yang dikumpulkan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan
Semarang,
Pemohon
Puji Astuti
Nama :
No. Identitas :
Alamat :
Telp :
penelitian dengan ketentuan, hasil pengukuran akan dirahasiakan dan hanya untuk
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa ada
Semarang,
Responden
KUESIONER PENELITIAN
JUDUL………
No Nesponden :
A. Karateristik Responden
1. Nama (inisial) :
2. Umur : tahun
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Tanggal Lahir/ Umur :
6. Kehamilan Ke :
7. Nifas Hari Ke :
B. Riwayat Melahirkan :
1. Tanggal :
2. Jenis Persalinan : SC ( )
Spontan ( )
Puskesmas ( )
RS ( )
Keluarga ( )
Tetangga ( )
Tidak ada ( )
C. Pengukuran Depresi Post Partum Petunjuk Kuesioner